PERBANDINGAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL DI KLINIK NIAR MEDAN TAHUN 2012
OLEH:
YENNI RAHMADANI SARI NASUTION 115102115
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012
Nama : Yenni Rahmadani Sari Nasution
Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Metode suntik dan pil merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan, maka sangat disayangkan jika hal itu tidak disertai evaluasi penatalaksanaan dan informasi yang sangat jelas bagi calon akseptor.
Tujuan penelitian : untuk mendeskripsikan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik, efek samping kontrasepsi pil dan mengetahui perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012.
Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif komparatif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 56 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling untuk kontrasepsi pil dan consecutive sampling untuk kontrasepsi suntik yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana 28 responden sebagai akseptor kontrasepsi suntik dan 28 responden sebagai akseptor kontrasepsi pil. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner tentang efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil.
Hasil : hasil penelitian menunjukan pada penggunaan suntik mayoritas berumur 25-35 tahun sebanyak 20 orang (71,4%), dan mayoritas lama pemakaian <1 tahun sebanyak 11 orang (39,3%). Pada penggunaan pil mayoritas berumur 25-35 tahun sebanyak 17 orang (60,7%) dan mayoritas lama pemakaian <1 tahun sebanyak 12 orang (42,9%). Rata-rata efek samping dari masing-masing responden kontrasepsi suntik adalah 2,10 dengan standar deviasi 0,994, sedangkan rata-rata efek samping dari masing-masing responden kontrasepsi pil adalah 1,28 dengan standar deviasi 0,658. Hasil p levene test > dari α (0,05) yaitu p = 0,056, maka kedua varians kelompok sama. Selanjutnya hasil uji t independent sample test diperoleh p = 0,001 < 0,05 maka terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dengan kontrasepsi pil.
Kesimpulan : Jadi, penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi yang diberikan, termasuk efek samping yang terjadi, sehingga akseptor mengetahui efek samping kontrasepsi yang digunakan dan cara mengetasi keluhan yang timbul.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang berjudul “Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar MedanTahun 2012”.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk
menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak
mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan bayak terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG K-FER sebagai dosen pembimbing peneliti yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta
ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan Karta Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Juniarsih, selaku pimpinan Klinik Niar yang telah memberikan kesempatan
untuk meneliti.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Buat kedua Orangtua saya tercinta dan Adik-Adik saya yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat
7. Rekan-rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Proposal Penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.
Medan, Januari 2012 Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR SKEMA... vii
DAFTAR TABEL……….. . viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tinjauan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat Pelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi ... 5
B. Kontrasepsi Suntik ... 6
1. Suntikan Progestin……….. 6
a. Cara Kerja……….. 6
b.Keuntungan Kontrasepsi……… 6
c. Efek Samping... . 7
d.Waktu Pemberian dan Dosis………... 7
2. Suntikan Kombinasi………. 8
a. Cara Kerja……… 8
c. Efek Samping………... 9
C. Kontrasepsi Pil... ... 9
1. Pil Kombinasi……….. 9
a. Jenis Pil Kombinasi………. 10
b.Cara Kerja………... 10
c. Keuntungan………. 10
d.Kelemahan………... 11
e. Efek Samping………... 11
2. Mini Pil……… 12
a. Jenis Mini Pil……….. 12
b.Cara Kerja ……….. 12
c. Keuntungan ……….. 13
d.Efek Samping………... 13
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 14
B. Hipotesa ... 14
C. Definisi Oprasional ... 15
BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16
B. Populasi dan Sampel ... 16
C. Tempat Penelitian ... 17
D. Waktu Penelitian... ... 17
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 17
F. Instrumen Penelitian ... 18
H. Analisa Data ... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21
1. Analisa Univariat... 21
2. Analisa Bivariat... . 26
B. Pembahasan ... 27
1. Interpretasi dan diskusi hasil... 27
2. Keterbatasan Penelitian... 38
3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Bidan... 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Definisi
Oprasional... ... 15 Tabel 5.1. Distribusi dan Frekuensi berdasarkan data demografi
responden akseptor kontrasepsi suntik (n= 28) ... 22 Tabel 5.2. Distribusi dan Frekuensi berdasarkan data demografi
responden akseptor kontrasepsi pil (n= 28) ... 23 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan efek
samping kontrasepsi suntik (n = 28) ... 24 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan efek
samping kontrasepsi pil (n = 28) ... 26 Tabel 5.5. Perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar informed consent
Lampiran 3 : Lembar kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Judul : Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012
Nama : Yenni Rahmadani Sari Nasution
Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2012
ABSTRAK
Latar belakang : Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Metode suntik dan pil merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan, maka sangat disayangkan jika hal itu tidak disertai evaluasi penatalaksanaan dan informasi yang sangat jelas bagi calon akseptor.
Tujuan penelitian : untuk mendeskripsikan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik, efek samping kontrasepsi pil dan mengetahui perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012.
Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif komparatif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 56 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling untuk kontrasepsi pil dan consecutive sampling untuk kontrasepsi suntik yang terbagi menjadi 2 kelompok, dimana 28 responden sebagai akseptor kontrasepsi suntik dan 28 responden sebagai akseptor kontrasepsi pil. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner tentang efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil.
Hasil : hasil penelitian menunjukan pada penggunaan suntik mayoritas berumur 25-35 tahun sebanyak 20 orang (71,4%), dan mayoritas lama pemakaian <1 tahun sebanyak 11 orang (39,3%). Pada penggunaan pil mayoritas berumur 25-35 tahun sebanyak 17 orang (60,7%) dan mayoritas lama pemakaian <1 tahun sebanyak 12 orang (42,9%). Rata-rata efek samping dari masing-masing responden kontrasepsi suntik adalah 2,10 dengan standar deviasi 0,994, sedangkan rata-rata efek samping dari masing-masing responden kontrasepsi pil adalah 1,28 dengan standar deviasi 0,658. Hasil p levene test > dari α (0,05) yaitu p = 0,056, maka kedua varians kelompok sama. Selanjutnya hasil uji t independent sample test diperoleh p = 0,001 < 0,05 maka terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dengan kontrasepsi pil.
Kesimpulan : Jadi, penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi yang diberikan, termasuk efek samping yang terjadi, sehingga akseptor mengetahui efek samping kontrasepsi yang digunakan dan cara mengetasi keluhan yang timbul.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak masalah yang dihadapi sebagai dampak pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali. Manusia sadar akan bahaya pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga gagasan pelaksanaan keluarga berencana teleh ditetapkan.
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun (Manuaba, dkk , 2010. hal. 591).
Secara umum keluarga berencana (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kahamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri
kehamilan dangan aborsi (Suratun,dkk. 2008. hal 19).
Angka kesuburan total / Total Fertility Rate (TER) di Indonesia turun dari 5,6
pada tahun 1967/1970 menjadi 2,6 tahun 2002/2003 (BPS, BKKBN, Depkes, 2003). Meskipun terlihat penurunan tajam, berbagai aspek kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan banyak yang belum terpenuhi. Dukungan dan ketersediaan konseling dan
pelayanan KB yang memadai merupakan hal terpenting dalam menurunkan resiko ini. Pada tahun 1997, dua pertiga (66,67%) perempuan menikah di Indonesia
Meskipun banyak keuntungan yang diperoleh dari pil kontrasepsi, tetapi sebagian wanita justru kadang-kadang dapat menimbulkan masalah atau keluhan seperti mudah lelah, kurang tenaga, sakit kepala, disforia, nyeri perut, perasaan
tertekan, nyeri saat bernapas, dan nyeri payudara. Komponen estrogen dalam pil dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, edema, dan penambahan barat badan. Sedangkan komponen gestagen dapat menyebabkan peningkatan nafsu
makan, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, perasaan tertekan, dan kadang-kadang di jumpai pula penambahan berat badan (Baziad, 2002. hal. 29).
Sedangkan efek samping yang sering ditemukan pada penggunaan Depo gestagen adalah penambahan berat badan, mual, berkunang-kunang, sakit kepala, nervositas, akne, turunnya libido, vagina kering, dan perasaan tertekan. Karena
progesteron tidak mengandung unsur estagen, efek samping yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaaan pil yang mengandung estrogen (Baziad,
2002. hal. 41).
Menurut Data SDKI (Surfey Demografi Kesehatan Indonesia) 2007 juga menunjukkan bahwa 31 persen akseptor berhenti menggunakan alat kontrasepsi
karena ingin memiliki anak. Alasan berhenti menggunakan alat kontrasepsi karena khawatir akan efek samping (18,1 persen), masalah kesehatan (10,6 persen), dan
kegagalan alat/cara KB (6,9 persen). Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan jenis alat kontrasepsi, efek samping penggunaan suntikan (22,5 persen), IUD (17,1 persen), dan pil (14,7 persen) tergolonh masih cukup tinggi disbanding kontrasepsi lain.
(Depkes RI. 2008)
Sementara itu metode suntik dan pil merupakan kontrasepsi yang paling banyak
mengetahui sejauh mana efek samping yang dapat di timbulkan kontrasepsi hormonal suntik dan pil maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar
Medan tahun 2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah peneliti
adalah “Bagaimana Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012”?.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Efek Samping Kontrasepsi Suntik. b. Untuk mengidentifikasi Efek Samping Kontrasepsi Pil.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang perbandingan
efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil. 2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian-penelitian lain atau yang serupa, serta yang berkaitan dengan perbandingan efek samping
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
”melawan” atau ”mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun,dkk. 2008. hal.27).
Secara umum, menurut cara penatalaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Cara temporer (spacing), yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa
tahun sebelum menjadi hamil lagi.
2. Cara permanen (kontrasepsi mantap), yaitu mengakhiri kesuburan dangan cara mencegah kehamilan secara permanen.
Adapun syarat-syarat alat kontrasepsi yaitu: a. Aman pemakaiannya dan dipercaya
b. Tidak ada efek samping yang merugikan c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e. Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit g. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
B. Kontrasepsi Suntik
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB.
1. Suntikan progestin
Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung progestin dan banyak di pakai sekarang ini adalah:
a. DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo provera, diberikan
sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara intramuscular di daerah bokong.
b. NET-EN (Norethindrone enanthare) atau Noristerat: Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu
(Pinem, 2009. hal.269).
a. Cara Kerja:
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Speroff & Darney, 2005. Hal. 184).
b. Keuntungan Kontrasepsi ini adalah : 1. Efektifitasnya tinggi.
2. Sederhana pemakaiannya.
5. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anaknya (Prawirohardjo, 2008. hal.551).
c. Efek Samping :
1. Adanya gangguan haid, berupa:
a) Siklus haid memenjang atau memendek. b) Perdarahan bayak atau sedikit.
c) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak. d) Tidak haid sama sekali.
2. Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya resiko osteoporosis
(Meilani,dkk. 2010. hal.108).
3. Amenorea (tidak terjadi perdarahan), perdarahan/perdarahan bercak
(spotting), meningkat/menurunnya berat badan (Saifuddin, 2006). d. Waktu Pemberian dan Dosis
Depo provera sangat cocok untuk program post partum oleh karena tidak
mengganggu laktasi, dan terjadinya amenorea setelah suntikan. Suntikan Depo provera tidak akan mengganggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa
post partum, karena dalam masa ini terjadi amenorea laktasi. Untuk program post partum Depo proverawati disuntikkan sebelum ibu meninggalkan Rumah sakit; sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke-3 s/d hari ke-5.
2. Suntikan Kombinasi
Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran Indonesia adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan secara
injeksi intramuskular sebulan sekali (Cyclofem). Cara kerja kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan kerja pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung etinilestradiol maka
resiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi suntik ini lebih aman di pakai untuk
perempuan yang hipertensi. Demikian juga pada perempuan yang mempunyai migrain juga lebih aman menggunakan kontrasepsi ini (Meilani,dkk. 2010. hal.106).
a. Cara Kerja: 1. Menekan ovulasi.
2. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu. 4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2006).
b. Keuntungan Kontrasepsi:
1. Sangat efektif, (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama.
2. Resiko terhadap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil. 3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
4. Tidak perlu dilakukan periksa dalam. 5. Jangka panjang.
c. Efek Samping Yang Sering Terjadi:
1. Efek samping yang timbul sama dengan efek samping kontrasepsi oral kombinasi. Perdarahan tidak teratur, terjadi terutama selama tiga bulan
pertama, dan sebagian besar klien mengalami siklus menstruasi teratur setelah tiga bulan.
2. Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan payudara,
peningkatan tekanan darah, timbul jerawat, dan peningkatan berat badan (Varney,dkk. 2007. hal.484).
3. Amenorea, mual/pusing/muntah, perdarahan/perdarahan bercak (spotting), perubahan suasana hati, penurunan libido (Pinem, 2009. hal.280).
C. Kontrasepsi Pil
Pil KB memberikan keuntungan yaitu tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan juga dapat kembali pulih dengan cara menghentikan pemakaian pil ini. Cara kerja pil KB adalah dengan
mencegah pelepasan sel telur. Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur.
1. Pil Kombinasi
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pil adalah pil KB yang mengandung kombinasi derivate estrogen (contoh: etinil estradiol) dan derivate
a. Jenis Pil Kombinasi: 1. Monofasik
Monofasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2. Bifasik
Bifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progestin dengan dua dosis yang berbeda, dengan
7 teblet tanpa hormon aktif. 3. Trifasik
Trifasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen dan progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif (Glasier & Geiebb, 2006. hal.38-39 ).
b. Cara Kerja:
1. Menekan ovulasi 2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula (Saifuddin, 2006). c. Keuntungan:
1. Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis hampir 100%, daya
guna pemakaian 95-98%.
2. Frekuensi koitus tidak perlu di atur.
4. Keluhan-keluhan disminorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali (Prawirohardjo, 2008. hal.549).
d. Kelemahan:
1. Pil harus diminum setiap hari
2. Dapat mengurangi produksi ASI (karena terdapat hormone estrogen) 3. Kenaikan metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih
gemuk
4. Dapat meningkatkan tekanan darah (pada kontrasepsi yang menggunakan
turunan estrogen yang jenisnya etinilestradiol)
5. Tidak mencegah infeksi menular seksual (PMS) (Meilani,dkk. 2010. hal.93).
c. Efek Samping:
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini
antara lain :
1. Peningkatan resiko thrombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher rahim.
2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana
hati dan penurunan libido.
4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama). 5. Kembung.
6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi 3 bulan pertama). 7. Pusing.
10.Kenaikan berat badan (Proverawati,dkk. 2010. hal.44).
11.Perdarahan tidak teratur, mual, pusing, nyeri payudara, berat badan sedikit naik, berhenti haid, jerawat, dapat meningkatkan tekanan darah,
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubunagn seksual berkurang (Sulistiawati, 2011. hal.69).
2. Mini Pil
Mini pil hanya mengandung progestin saja (contoh: nerotindron, norgestrel, atau
linestrenol) dalam dosis rendah. Oleh karena itu, mini pil cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung derivat estrogen sehingga tidak mempengaruhi produksi ASI. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,03-0,05 mg per tablet. Contoh mini
pil yang beredar di pasaran adalah exluton dan mini pil (Proverawati,dkk. 2010. hal.48).
a. Ada 2 jenis mini pil, yaitu:
1. Kemasan dengan isi 35 pil. Pil ini mengandung 300 mg levonogestrel atau 350 mg noretindron.
2. Kemasan dengan isi 28 pil. Pil ini mengandung 75 mg desogestrel (Saifuddin, 2006).
b. Cara Kerja Mini Pil:
1. Mencegah terjadinya ovulasi pada beberapa siklus
2. Perubahan pada motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
3. Perubahan dalam fungsi korpus luteum
4. Mengentalkan lender serviks yang mengganggu penetrasi atau daya hidup
5. Endometrium berubah sehingga menghalangi implantasi ovum yang telah dibuahi (Pinem, 2009. hal.263).
c. Keuntungan:
1. Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang sedang menyusui. 2. Sangat efektif pada masa laktasi.
3. Dosis gestagen rendah.
4. Tidak menurunkan produksin ASI. 5. Tidak mengganggu hubungan seksual.
6. Kesuburan cepat kembali.
7. Tidak memberikan efek samping estrogen.
8. Tidak ada bukti peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, resiko
tromoemboli vena dan resiko hipertensi.
9. Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus dan migraine.
10.Cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi estrogen. 11.Dapat mengurangi disminorea (Meilani,dkk. 2010. hal.101)
d. Efek Samping:
1. Perdarahan tidak teratur/terganggunya pola haid (spotting, amenorhea). 2. Nyeri payudara.
3. Fluktuasi berat badan. 4. Mual.
5. Kembung.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu Perbandingan Efek Samping
Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil, dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah kontrasepsi suntik dan pil dan variabel dependen adalah efek
samping kontrasepsi.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 3.1 : Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil.
Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi Pil
Efek Samping
C. Defenisi Operasional
NO Variabel Defenisi
Operasional
Alat
Ukur
Cara
Ukur
Hasil Skala
1. Independen
kontresepsi suntik Pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan suntikan yang mengandung estrogen dan progesterone
Kuesioner Checklist - -
2. Independen
kontrasepsi pil Pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan meminum pil yang mengandung estrogen dan progesterone
Kuesioner Checlist - -
3. Dependen
efek samping kontrasepsi Pengaruh yang dapat ditimbulkan dari penggunaan kontrasepsi
suntik dan pil
Kuesioner Checklist -Ya
BAB IV
METODOLOGI PENILITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskiptif Komparatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi
perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di klinik Niar Medan tahun 2012.
B. Populasi dan Sample Penelitian a. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik dan pil yang datang ke klinik Niar Medan pada bulan April
tahun 2012. Dimana untuk akseptor suntik sebanyak 57 orang dan akseptor pil sebanyak 28 orang.
b. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampling pada akseptor pil dan consecutive sampling
pada akseptor suntik, karena akseptor yang menggunakan pil sebanyak 28 orang dan untuk kelompok perbandingan diambil sebanyak 28 orang dari 57 orang dengan kriteria yang sesuai yaitu ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik satu
bulan dan bersedia menjadi responden. Maka jumlah seluruh sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 56 orang. Dimana untuk akseptor suntik
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Niar Medan. Peneliti memilih Klinik tersebut karena di klinik tersebut mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat
penelitian, dan di klinik tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang menyangkut tentang perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil, dan mempunyai populasi yang sesuai dengan keinginan peneliti.
D. Waktu Penelitian
Penelitian mulai dilakukan padan bulan Februari – Juni 2012 di Klinik Niar Medan Tahun 2012.
E. Etik Penelitian
Penelitian dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan rekomendasi
atau persetujuan dari Program DIV Bidan Pendidik dan pimpinan Klinik Niar Medan di mana peneliti sebelumnnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian. Setelah mendapat izin melakukan
penelitian di klinik Niar Medan, peneliti meminta persetujuan kepada responden untuk dijadikan sampel dalam penelitian, setelah mendapat
persetujuan dari responden, peneliti memberikan penjelasan kepada responden, tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan
untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden
nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Bagian pertama kuesioner adalah data demografi responden yaitu, umur,
pendidikan, pekerjaan, jenis kontrasepsi, lama penggunaan.
Bagian kedua adalah kuesioner yang berisi pertanyaan yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil. Kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari 10 pertanyaan berdasarkan variabel yang diukur pada kerangka konsep
penelitian yang dilaksanakan dengan penilaian yang menyediakan dua alternatif jawaban”ya” dan “tidak”.
G. Pengumpulan Data
Pengumpula data dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin
untuk melakukan penelitian pada program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian di
Klinik Niar Medan. Setelah mendapatksan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada responden yang menggunakan kontrasepsi suntik dan pil. Dalam penelitian, terlebih dahulu peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat
penelitian, prosedur penelitian. Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya responden diminta
berisi data demografi dan pertanyaan tentang efek samping kontrasepsi suntik dan pil. Dalam pengumpulan data ini, peneliti di bantu oleh asisten peneliti. Sebelumnya peneliti sudah menjelaskan kepada asisten peneliti tentang cara pengisian kuesioner
dan meninggalkan kuesioner kepada asisten peneliti untuk di isi apabila ada responden yang datang dan bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. Tetapi peneliti tetap melakukan pengawasan dengan menghubungi asiten peneliti. Data
yang sudah terkumpul dilakukan pengecekan, kemudian tahap selanjutnya dilakukan analisa data.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah seluruh data terkumpul melalui beberapa
tahap yaitu, editing untuk memeriksa kelengkapan data responden, kemudian diberi kode (coding) untuk menjaga kerahasiaan identitas responden dan memudahkan melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisis data
yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. selanjutnya memasukkan data (entry) ke computer dan dilakukan pengolahan data dengan tehnik komputerisasi guna
menghindari terjadinya kesalahan. a. Univariat
Data yang dianalisa univariat adalah data demografi untuk menentukan
frekuensi dan persentase umur, pendidikan, pekerjaan, lama pemakaian dan menentukan frekuensi dan persentase pertanyaan.
b. Bivariat
Bivariat digunakan untuk menguji adakah perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar Medan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian mengenai perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar
Medan Tahun 2012 melalui pengumpulan data terhadap 56 orang responden, yang terdiri dari 28 akseptor kontrasepsi suntik dan 28 akseptor kontrasepsi pil. Penyajian
data meliputi karakteristik responden, frekuensi efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan kontrasepsi pil, Medan Tahun 2012.
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan,
dan lama penggunaan kontrasepsi suntik dan pil. Data yang diperoleh menunjukkan rata-rata usia responden pengguna kontrasepsi suntik adalah 31 tahun. Dari hasil data demografi menunjukkan bahwa 2 responden (7,1%) berusia <25 tahun, 20 responden
(71,4%) berusia 25-35 tahun, dan 6 responden (21,4%) berusia > 35 tahun. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 1 responden (3,6%), pendidikan
SMP sebanyak 9 responden (32,1%), pendidikan SMA sebanyak 13 responden (17,9%) dan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (17,9%). Sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 18 responden (64,3%) dan yang bekerja
sebanyak 10 responden (35,7%), sedangkan berdasarkan lama penggunaan kontrasepsi suntik yaitu < 1 tahun sebanyak 11 responden (39,3%), 1-3 tahun
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan data demografi responden akseptor kontrasepsi suntik (n= 28)
Data Demografi Frekuensi Persentase (%) Usia
<25 tahun 25 – 35 tahun
>35 tahun 2 20 6 7,1 71,4 21,4 Pendidikan SD SMP SMA PT 1 9 13 5 3,6 32,1 46,4 17,9 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 10 18 35,7 64,3 Lama Pemakaian
< 1 tahun 1 – 3 tahun > 3 tahun
11 9 8 39,3 32,1 28,6
Sedangkan data yang diperoleh dari akseptor Pil KB menunjukkan rata-rata usia responden pengguna kontrasepsi suntik adalah 32 tahun. Dari hasil data demografi menunjukkan bahwa 4 responden (14,3%) berusia <25 tahun, 17
responden (60,7%) berusia 25-35 tahun, dan 7 responden (25%) berusia > 35 tahun. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 1 responden (3,6%), pendidikan
SMP sebanyak 12 responden (42,9%), pendidikan SMA sebanyak 12 responden (39,3%) dan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 responden (14,3%). Data responden yang tidak bekerja sebanyak 14 responden (50%) sama dengan yang
bekerja sebanyak 14 responden (50%), sedangkan berdasarkan lama penggunaan kontrasepsi suntik yaitu < 1 tahun sebanyak 12 responden (42,9%), 1-3 tahun
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi berdasarkan data demografi responden akseptor kontrasepsi pil (n= 28)
Data Demografi Frekuensi Persentase (%) Usia
<25 tahun 25 – 35 tahun
>35 tahun 4 17 7 14,3 60,7 25 Pendidikan SD SMP SMA PT 1 12 11 4 3,6 42,9 39,3 14,3 Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja 14 14 50 50 Lama Pemakaian <1 tahun 1 – 3 tahun > 3 tahun
12 10 6 42,9 35,7 21,4
b. Efek Samping Kontrasepsi Suntik
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 responden akseptor suntik,
diperoleh 7 responden (25%) yang mengalami efek sampling amenore dan 21 responden (75%) yang tidak mengalami efek samping amenore. Ada 11 responden (39,3%) yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur dan 17 responden
(60,7%) yang tidak mengalami efek perdarahan tidak teratur. Ada 6 responden (21,4%) yang mengalami perdarahan bercak (spotting) dan 22 responden (78,6%)
yang tidak mengalami perdarahan bercak (spotting). Ada 7 responden (25%) yang mengalami efek penurunan libido dan 21 responden (75%) tidak mengalami efek penurunan libido. Ada 6 responden (21,4%) yang mengalami efek pusing/sakit
responden (50%) yang tidak mengalami efek peningkatan berat badan. Ada 2 responden (7,1%) yang mengalami Peningkatan Tekanan Darah dan 26 responden (92,9%) yang tidak mengalami Peningkatan Tekanan Daerah. Ada 3 responden
(10,7%) yang mengalami efek mual/muntah dan 25 responden (89,3%) yang tidak mengalami efek mual/muntah. Ada 1 responden (3,6%) yang mengalami efek jerawatan dan 27 responden (96,4%) yang tidak mengalami efek jerawatan. Ada 2
[image:36.595.114.539.328.771.2]responden (7,1%) yang mengalami efek nyeri pada payudara dan 26 responden (92,9%) yang tidak mengalami efek nyeri pada payudara.
Tabel 5.3
Distribusi responden berdasarkan efek samping kontrasepsi suntik (n = 28) No Keluhan yang Dirasakan Frekuensi Persentase
1. Amenorea Ya Tidak 7 21 25 75 2. Perdarahan tidak teratur
Ya Tidak 11 17 39,3 60,7 3. Perdarahan Bercak (Spotting)
Ya Tidak 6 22 21,4 78,6 4. Penurunan Libido
Ya Tidak 7 21 25 75 5. Pusing/sakit kepala
Ya Tidak 6 22 21,4 78,6 6. Peningkatan Berat Badan
Ya Tidak 14 14 50 50 7. Peningkatan tekanan darah
Ya Tidak 2 26 7,1 92,9 8. Mual/ Muntah
Ya Tidak 3 25 10,7 89,3 9. Jerawat
Ya Tidak 1 27 3,6 96,4 10. Nyeri Payudara
c. Efek Samping Kontrasepsi Pil
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 responden akseptor pil, diperoleh 1 responden (3,6%) yang mengalami efek samping amenore dan 27
responden (96,4%) yang tidak mengalami efek samping amenore. Ada 2 responden (7,1%) yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur dan 26 responden (92,9%) yang tidak mengalami efek perdarahan tidak teratur. Ada 2 responden
(7,1%) yang mengalami perdarahan bercak (spotting) dan 26 responden (92,9%) yang tidak mengalami perdarahan bercak (spotting). Ada 3 responden (10,7%) yang
mengalami efek penurunan libido dan 25 responden (89,3%) tidak mengalami efek penurunan libido. Ada 9 responden (32,1%) yang mengalami efek pusing/sakit kepala dan 19 responden (67,9%) yang tidak mengalami efek pusing/sakit kepala.
Ada 8 responden (28,6%) yang mengalami efek peningkatan Berat Badan dan 20 responden (71,4%) yang tidak mengalami efek peningkatan berat badan. Ada 3
responden (10,7%) yang mengalami Peningkatan Tekanan Darah dan 25 responden (89,3%) yang tidak mengalami Peningkatan Tekanan Daerah. Ada 6 responden (21,4%) yang mengalami efek mual/muntah dan 22 responden (78,6%) yang tidak
mengalami efek mual/muntah. Ada 1 responden (3,6%) yang mengalami efek jerawatan dan 27 responden (96,4%) yang tidak mengalami efek jerawata. Ada 1
Tabel 5.4
Distribusi responden berdasarkan efek samping kontrasepsi pil (n = 28) No Keluhan yang dirasakan Frekuensi Persentase
1. Amenorea Ya Tidak 1 27 3,6 96,4 2. Perdarahan tidak teratur
Ya Tidak 2 26 7,1 92,9 3. Perdarahan Bercak (Spotting)
Ya Tidak 2 26 7,1 92,9 4. Penurunan Libido
Ya Tidak 3 25 10,7 89,3 5. Pusing/sakit kepala
Ya Tidak 9 19 32,1 67,9 6. Peningkatan Berat Badan
Ya Tidak 8 20 28,6 71,4 7. Peningkatan tekanan darah
Ya Tidak 3 25 10,7 89,3 8. Mual/ Muntah
Ya Tidak 6 22 21,4 78,6 9. Jerawat
Ya Tidak 1 27 3,6 96,4 10. Nyeri Payudara
Ya Tidak 1 27 3,6 96,4
2. Analisa Bivariat
a. Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil Hasil penelitian diperoleh rata-rata efek samping dari masing-masing responden dari kontrasepsi suntik adalah 2,10 dengan standar deviasi 0,994,
adalah 1,28 dengan standar deviasi 0,686. Hasil p levene test > dari α (0,05) yaitu p
= 0,056, maka kedua varians kelompok sama. Selanjutnya hasil uji t independent sample test diperoleh p value = 0,001 < 0,05 maka terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kejadian efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dengan
kontrasepsi pil.
Tabel 5.5
Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan Pil di Klinik Niar Medan tahun 2012
Alat kontrasepsi Mean SD Mean
Defferent p value N Kontrasepsi suntik 2,10 0,994
0,821 0,001
28
Kontrasepsi pil 1,28 0,658 28
B. Pembahasan
Dalam pembahasan akan dijabarkan hasil penelitian tentang Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil di Klinik Niar Medan Tahun
2012.
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil
A. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik 1. Amenorea
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang
mengalami efek samping amenorea sabanyak 7 responden (25%) dan tidak mengalami efek samping amenorea sebanyak 21 responden (75%).
Menurut teori penyebab gejala amenorea dikarenakan kontrasepsi menimbulkan perubahan histologi pada endometrium dan atrofi pada endometrium. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu efek samping dari
KB suntik dan bukan karena kehamilan, maka tidak perlu diberikan pengobatan. Apabila menimbulkan kegelisahan, dapat ditanggulangi dengan pemberian estrogen atau progestin atau pil kombinasi (Sulistyawati, 2011).
2. Perdarahan tidak teratur
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 11 responden (39,3%)
dan yang tidak mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 17 responden(60,7%).
Hal ini sesuai dengan dengan teori, dimana pada penggunaan kontrasepsi suntik perubahan menstruasi seperti perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan hebat, hanya akan terjadi pada beberapa bulan pertama dan semua kejadian ini secara
bertahap akan menjadi lebih jarang sampai klien mengalami amenorea (Varney, 2007).
3. Perdarahan Bercak (Spotting)
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping perdarahan bercak (spotting) sebanyak 6 responden
(21,4%) dan yang tidak mengalami efek samping perdarahan bercak (spotting) sebanyak 22 responden (78,6%).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Loli Dwi Novita (2008) di Desa Paya Bakung, yaitu dari 83 akseptor suntik di dapat 16 responden (19,3%) yang mengalami efek samping perdarahan bercak (spotting). Perdarahan ringan
sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan
4. Penurunan Libido
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping penurunan libido sebanyak 7 responden (25%) dan yang
tidak mengalami efek samping penurunan libido sebanyak 21 responden (75%). Menurut teori penyebabnya adalah progesteron terutama yang berisi 19-nosteroid menyebabkan keadaan vagina kering dan terjadi penurunan libido. Apabila
terjadi penurunan libido, dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi, sebenarnya untuk menentukan terjadinya perubahan libido sangat sulit, apakah telah terjadi
peningkatan, penurunan atau normal. Perubahan libido juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis akseptor (Sulistyawati, 2011).
5. Pusing/Sakit kepala
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping sakit kepala adalah sebanyak 6 responden (25%) dan yang
tidak mengalami efek samping sakit kepala sebanyak 22 responden (78,6%). Salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik adalah pusing/sakit kepala. Pusing dan nyeri kepala dapat terjadi karena adanya peningkatan
kadar estrogen dalam tubuh (Varney ,2007). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana didapat responden yang mengalami efek samping pusing/sakit kepala.
6. Peningkatan Berat Badan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping peningkatan berat badan adalah sebanyak 14 responden
(50%) dan yang tidak mengalami efek peningkatan berat badan sebanyak 14 responden (50%).
lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormone progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah (sulistiawati, 2011). Sebuah penelitian
melaporkan peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kg pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai 7,5 kg selama enam tahun (Varney, 2007). Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari kejadian efek
samping penggunaan kontrasepsi suntik.
7. Peningkatan Tekanan Darah
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping peningkatan tekanan darah adalah sebanyak 2 responden (7,1%) dan yang tidak mengalami efek peningkatan tekanan darah sebanyak 26
responden(92,9%).
Hal ini sesuai dengan teori, dimana dalam penelitian terdapat akseptor yang
mengalami kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah dapat berupa yang ringan sampai berat pada penggunaan kontrasepsi suntik. Perubahan ini reversible, tetapi kadang-kadang menetap meskipun obat telah dihentikan . Bila ada riwayat
tekanan darah tinggi, metode kontrasepsi nonhormonal mungkin pilihan yang lebih baik .
8. Jerawat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping Jerawatan adalah sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang
tidak mengalami efek samping jerawatan sebanyak 27 responden (96,4%).
Menurut teori penyebab timbulnya jerawat bagi pengguna kontrasepsi
kebersihan wajah, dan apabila tidak hilang dan makin sbertambah banyak dianjurkan ganti cara kontrasepsi dengan tindakan medis memberikan progestin yang tidak bersifat androgenic yaitu mengandung Norethinodreal dan mengganti cara
kontrasepsi nonhormonal (Sulistyawati, 2011). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa penggunaan kontrasepsi suntik dapat menimbulkan jerawat, dan dari hasil penelitian diperoleh akseptor yang mengalami efek samping jerawat.
9. Mual/Muntah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik
didapati 3 responden (10,7%) yang mengalami mual/muntah dan 25 responden (89,3%) tidak mengalami mual/muntah. Salah satu efek samping dari penggunaaan kontrasepsi suntik ini yaitu menimbulkan mual/muntah, hal ini terjadi karena reaksi
tubuh terhadap hormon, dan akan hilang dalam waktu dekat (Saifuddin,2003). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, dimana di dapat responden yang mengalami efek
samping mual/muntah. 10.Nyeri Payudara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang
mengalami efek nyeri payudara adalah sebanyak 2 responden (7,1%) yang tidak mengalami efek nyeri payudara adalah sebanyak 26 responden (92,9%).
B. Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Pil 1. Amenorea
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang
mengalami efek samping amenorea sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang tidak mengalami efek samping amenorea sebanyak 27 responden (96,4%).
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kadang-kadang
ditemukan pada sebagian wanita tidak terjadinya haid, hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi terhadap endometrium. Yaitu kurang adekuatnya pengaruh
estrogen terhadap endometrium sehingga proses proliferasi menjadi kurang sempurna (Meilani,dkk, 2010). Jumlah darah haid yang keluar selama menggunakan pil akan berkurang hingga 50-70%, terutama pada hari pertama dan kedua. Setelah
penggunaan jangka lama, jumlah darah yang keluar semakin sedikit bahkan kadang-kadang terjadi amenorea. Banyaknya darah yang keluar sangat tergantung pada dosis
kontrasepsi hormonal, makin kecil dosis esterogen dan progesteron makin sedikit pula darah yang keluar (Baziad, 2008).
2. Perdarahan tidak teratur
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 28 akseptor pil yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 2 responden (7,1%) dan
yang tidakmengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 26 responden (92,9%).
Menurut teori perdarahan tidak teratur disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan hormone, terutama pemakaian estrogen dosis rendah, sehingga endometrium mengalami degenerasi (Sulistyawati, 2011). Perdarahan tidak teratur
diperoleh dimana hanya 2 responden (7,1%) yang mengalami perdarahan tidak teratur.
3. Perdarahan Bercak (Spotting)
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang ssmengalami efek samping perdarahan bercak (spotting) sebanyak 2 responden
(7,1%) dan yang tidak mengalami efek samping perdarahan bercak (spotting) sebanyak(92,9%).
Pada umumnya perdarahan Bercak (spotting) terjadi pada awal penggunaan pil kontrasepsi dengan kadar estrogen dan progesteron dosis rendah dan jarang terjadi pada penggunaan jangka panjang dan atau pada penggunaan pil kontrasepsi
estrogen dan progesteron dosisi tinggi. Komponen gestagen yang terbukti sebagai penyebab perdarahan bercak ini (Meilani,dkk., 2010). Perdarahan bercak (spotting)
yang terjadi selama penggunaan kontrasepsi hormonal tidak perlu ditakuti dan bukanlah masalah yang besar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana hanya 2 orang responden (7,1%) yang mengalami perdarahan bercak (spotting).
4. Penurunan Libido
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang
mengalami efek samping penurunan libido sebanyak 3 responden (10,7%) dan yang tidak mengalami efek samping penurunan libido sebanyak 25 responden (89,3%). Salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi pil yaitu terjadinya
penurunan libido yang sulit dinilai karena bersifat subjektif. Penyebab gejala penurunan libido ini terjadi karena efek dari progesterone terutama yang berisi 19
diperoleh responden yang mengalami efek samping penurunan libido sebanyak 3 orang (10,3%), dan perlu dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi nonhormonal (Suratun, dkk, 2008).
5. Pusing/Sakit Kepala
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang mengalami efek samping sakit kepala adalah sebanyak 9 responden (32,1%) dan yang tidak
mengalami sebanyak 19 responden (67,9%).
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan nyeri kepala/migren
merupakan alasan kedua (setelah depresi) bagi wanita untuk menghentikan kontrasepsi oral kombinasi. Maka setiap wanita yang melaporkan nyeri kepala sewaktu mengkomsumsi kontrasepsi oral kombinasi harus ditanggapi secara serius.
Sedangkan nyeri kepala non migren yang juga dipicu oleh kontrasepsi oral kombinasi, walaupun bukan merupakan resiko kesehatan namun nyeri kepala
semacam ini merupakan efek samping yang mengganggu. Oleh karena itu nyeri kepala yang dialami responden, harus dibandingkan dengan pola sebelum memulai kontrasepsi oral kombinasi (Glasier dan Gabbie, 2006).
6. Peningkatan Berat Badan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang
mengalami efek samping peningkatan berat badan adalah sebanyak 8 responden (28,6%) dan yang tidak mengalami efek samping peningkatan berat badan sebanyak 20 responden (71,4%).
Berdasarkan teori salah satu efek samping kontrasepsi pil adalah peningkatan berat badan. Penyebab gejala tersebut ditandai dengan tingginya hormone estrogen
menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian pil kombinasi dapat menyebabkan berat badan bertambah (Sulistyawati, 2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan dimana dari hasill penelitian didapatkan responden yang mengalami peningkatan
berat badan sebanyak 8 orang (28,6%). 7. Peningkatan Tekanan Darah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 responden pil yang
mengalami efek samping peningkatan tekanan darah adalah sebanyak 3 responden (10,7%) dan yang tidak mengalami efek samping peningkatan tekanan darah
sebanyak 25 responden (89,3%).
Saifuddin (2006), dalam bukunya menjelaskan bahwa selain mempunyai efek yang menguntungkan ternyata kontrasepsi pil juga mempunyai keterbatasan, dimana
kontrasepsi pil ini dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan sehingga beresiko sroke. Penyebab tekanan darah tinggi dikarenakan estrogen mempengaruhi
pembuluh darah, sehingga terjadi hipertrospi arteriol dan vasonkonstriksi dan Estrogen mempengaruhi system Renin-Aldosteron-Angiotensin, sehingga terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
8. Mual/Muntah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil didapati 6
responden (21,4%) yang mengalami mual/muntah dan 22 responden (78,6%) tidak mengalami mual/muntah. Mual dan Muntah yang dirasakan pada pengguna pil merupakan salah satu efek samping karena kelebihan kadar esterogen (Varney,
2007). Llewelly (2007) menyatakan biasanya rasa mual akan berkurang setelah satu sampai dua bulan pertama penggunaan pil. Tetapi bila hal ini menggangu, dapat
tidur. Namun jika rasa mual lebih dari tiga bulan pertama, maka ini bukan merupakan hal yang biasa.
9. Jerawat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang mengalami efek samping Jerawatan adalah sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang tidak mengalami efek samping jerawatan 27 responden (96,4%).
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa, dosis progestin yang rendah pada kontrasepsi hormonal (termasuk levonogestrel) yang akhir-akhir ini digunakan tidak
cukup memadai untuk menstimulasi respon androgenik (Speroff dan Darney, 2005). Maka efek samping seperti jerawat, dan kulit kepala berminyak, ruam, dapat timbul karena kelebihan hormone androgen di dalam tubuh (Varney, 2007).
10. Nyeri Payudara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor pil yang
mengalami efek samping nyeri payudara adalah sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang tidak mengalami efek samping nyeri payudara 27 responden (96,4%)
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada penggunaan
kontrasepsi pil bisa menyebabkan seperti perdarahan vagina tidak teratur, retensi cairan, perut kembung, peningkatan berat badan, nafsu makan meningkat, mual, sakit
kepala, nyeri payudara, dan depresi.
C. Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kxontrasepsi Suntik dengan Kontrasepsi Pil
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh menyatakan adanya perbedaan yang signifikan antara efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dengan kontrasepsi pil dengan hasil p value = 0,001 < 0,05 dan rata-rata efek samping dari
dengan perbedaan sebesar 0,821. Dari hasil perbandingan rata-rata efek samping suntik dan pil tersebut didapatkan bahwa kontrasepsi suntik lebih besar menimbulkan efek samping dari kontrasepsi pil. Hal ini disebabkan oleh hormone yang digunakan
dalam kontrasepsi suntik, memiliki waktu paruh yang lebih lama di dalam tubuh, sehingga tubuh akan mengalami ketidakseimbangan hormone steroid seks dan gonadotropin dalam jangka waktu yang lama dibanding dengan kontrasepsi pil.
Jumlah dosis yang digunakan pada kontrasepsi suntik sama dari awal pemberian, sehingga hormone estrogen dan progesterone telah sejak awal menekan sekresi
gonadotropin. Penekanan ini terjadi tidak hanya terhadap sekresi basal FSH dan LH, melainkan juga terhadap penekanan LH preovulasi. Akibatnya pengaruh progesterone sejak awal, proses implantasi akan terganggu, pembentukan lender
serviks tidak fisiologis dan motilitas tuba terganggu. Penggunaan kontrasepsi suntik jangka panjang dapat menyebabkan perubahan transformasi abortif sekretorik pada
endometrium, yang lambat laun akan menjadi atrofi. Hal ini berbeda dengan penggunaan kontrasepsi pil bifasik dan trifasik, penggunaan dosis yang bertingkat pada kontrasepsi tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan fisiologis tubuh.
Namun pengggunaan dosis yang sama dari awal penggunaan lebih efektif (Baziad, 2002).
Hal ini didukung oleh pernyataan Glasier dan Gabbie (2006) bahwa untuk gangguan menstruasi yang mencakup siklus yang singkat atau lama yang tidak dapat diduga, disertai dengan perdarahan dan bercak darah dengan durasi bervariasi,
terkadang terjadi aminorea, gangguan menstruasi pada penggunaan kontraksepsi pil cenderung lebih ringan dari sebagian besar metode pregesteron kerja lama lainnya,
Hal ini juga membenarkan pernyataan bahwa, setiap wanita memiliki mekanisme pembentukan dan keseimbangan hormonalnya masing-masing. Sehingga kontrasepsi suntik ataupun kontrasepsi pil dengan merek yang sama dapat
menyebabkan defesiensi hormone pada satu wanita dan dapat menyababkan defisiensi pada wanita lain. Kedua kelompok tersebut akan sama-sama mengalami efek samping, tetapi efek samping yang dialami berbeda karena pola hormone yang
mendasari juga berbeda (Varney, 2007).
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan
proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan
penelitian ini. Antara lain pada saat pengumpulan data, hal ini dikarenakan tempat penelitian yang jauh. Sehingga pada saat pengumpulan data, peneliti di bantu oleh asisten peneliti.
3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini menggambarkan adanya perbandingan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik dan pil di Klinik Niar Medan Tahun 2012. Oleh sebab itu, bidan harus memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang efek samping dari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata efek samping dari masing-masing akseptor kontrasepsi suntik adalah 2,10 dengan standar
deviasi 0,994, sedangkan rata-rata efek samping dari masing-masing responden kontrasepsi pil adalah 1,28 dengan standar deviasi 0,686. Ada perbandingan yang signifikan antara efek samping kontrasepsi suntik dengan kontrasepsi pil di Klinik
Niar Medan Tahun 2012 denagn hasil t independent sample test diperoleh p value = 0,001 < 0,05.
B. Saran
1. Praktek Kebidanan
Diharapkan Bidan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi yang diberikan, termasuk efek samping yang terjadi. Sehingga
akseptor telah mengetahui efek samping kontrasepsi yang digunakan dan cara mengetasi keluhan yang timbul. Anamnesa dan riwayat kesehatan ibu dan
keluarga sangat penting dilakukan sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi guna meminimalkan efek samping kontrasepsi yang terjadi.
2. Akseptor Kontrasepsi
Diharapkan akseptor KB suntik dan pil dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kontrasepsi suntik dan pil, sehingga aksepsor dapat mengetahui efek
3. Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbandingan efek antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan pil. Maka diharapkan perlu adanya pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Baziad, A. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Baziad, A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Glasier & Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Meilani, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Proverawati, dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha Medika Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : CV. Trans Info Media
Prawirohardjo, dkk. 2008. Ilmu Kandunagan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistiawati, Ari, 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medica
Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media
Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Speroff & Darney. 2005. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC
Suyanto & Salamah. 2009. Riset Kebidanan. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press Varney, dkk. 2007. Buku- Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr.Wb/ salam sejahtera Dengan Hormat’
Nama saya Yenni Rahmadani Sari Nasution. Sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi
Suntik dan Pil”.
Kontrasepsi merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya ini bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efek samping
penggunaan kontrasepsi suntik dan pil.
Saya akan memberikan lembar kuesioner yang akan diisi oleh akseptor KB
yaitu tentang :
a. Data demografi seperti: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kontrasepsi, lama pemakaian.
b. Setelah calon responden bersedia menjadi responden, maka responden akan menceklis pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner sesuai dengan yang
dialami responden.
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk
Nama : Yenni Rahmadani Sari Nasution Alamat : Jln. Dr. Mansyur Gg. Dame no. 4 No. HP : 081263487155
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.
Medan, 2012 peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Umur :
Alamat : Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Perbandingan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil”. Maka dengan ini saya secara
sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2012
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
PERBANDINGAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL DI KLINIK NIAR MEDAN TAHUN 2012
Petunjuk pengisian:
Responden diharapkan untuk memberikan tanda (√ ) pada kolom yang tersedia.
1. Data Demograf
Umur :
Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP
( ) SMA ( ) Perguruan Tinggi
Pekerjaan : ( ) Bekerja ( ) Tidak bekerja
Jenis kontrasepsi : ( ) Suntik ( ) Pil Lama pemakaian : ( ) < 1 tahun
2. Efek Samping Yang Pernah Dirasakan Oleh Penggunaan Kontrasepsi Suntik dan Pil.
No Keluhan yansg dirasakan Ya Tidak
1 Amenorea (tidak haid sama sekali selama 3 bulan berturut-turut)
2 Perdarahan tidak teratur
3 Perdarahan bercak (spotting)
4 Penurunan libido ( keinginan seksual berkurang)
5 Pusing/sakit kepala
6 Peningkatan berat badan
7 Peningkatan tekanan darah
8 Mual/muntah
9 Jerawat