PENGARUH POSISI KAKI DITINGGIKAN 30 DERAJAT DI
ATAS TEMPAT TIDUR
TERHADAP PENGURANGAN EDEMA KAKI
PASIEN JANTUNG KONGESTIF DI RUANGAN CVCU
RSUP. H. ADAM MALIK
MEDAN
2010
SKRIPSI
Oleh
Ricky Efendi Siregar 091121059
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul
“Pengaruh Peninggian Posisi Tungkai Kaki 30 Derajat di Atas Tempat Tidur
Terhadap Pengurangan Edema Kaki Pada Pasien Jantung Ruangan CVCU RSUP.
H. Adam Malik Medan”.
Penyelesaiana skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan pihak terkait.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih seperti
1. dr. Dedi Ardinata Sp.PDKGEH selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan,
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan satu Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan,
3. Ibu Evi Karota, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan dua Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan,
4. Bapak Ikhsannudin Harahap, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan tiga
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku dosen pembimbing satu
yang paling banyak membantu saya dalam membuat Skripsi ini,
6. Ibu Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing dua untuk yang
telah membimbing dan meluangkan waktu dalam pembuatan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tua saya yang mana beliau berdua sangat mendukung
saya dalam hal material maupun support mengenai hal-hal yang positif
dengan tujuan agar saya dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik dan dapat
selesai dengan tepat waktu.
8. Terimakasih juga kepada semua pihak dosen dan staf administrasi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang banyak memberi kontribusi
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan anugrah kepada pihak
yang telah membantu saya dalam mengerjakan pembuatan skripsi ini. Harapan
penulis semoga karya ilmiah penulis ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan dan pengetahuan keperawatan.
Medan, 10 Januari 2011
DAFTAR ISI
4. Pengaruh Posisi Tungkai Kaki Terhadap Pengurangan Edema ... 8
7. Alat dan Bahan ... 16
8. Prosedur Pengumpulan Data ... 16
9. Analisa Data ... 17
BAB 5. HASIL PENELITAN DAN PENGEMBANGAN ... 19
1. Hasil Penelitian ... 19
1.1 Hasil Penelitian ... 19
1.2 Karakteristik Responden ... 20
1.3 Kedalaman Edema Sebelum dan Sesudah Peninggian Posisi ... 22
1.4 Hasil Pengaruh Peninggian Posisi Tungkai Kaki... 23
2. Hasil Pembahasan ... 23
2.1 Karakteristik Demografi ... 23
2.2 Sebelum dilakukan Peninggian Posisi ... 24
2.3 Sesudah dilakukan Peninggian Posisi ... 25
BAB 6. KESIMPULAN ... 26
1. Kesimpulan ... 26
2. Rekomendasi ... 26
2.1 Rekomendasi Terhadap Penelitian ... 26
2.2 Rekomendasi Bagi Prektek Keperawatan ... 26
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Surat Penelitian dari Fakultas dan Rumah Sakit
2. Lembaran Persetujuan Responden
DAFTAR TABEL
1. Terdapat pada karakteristik responden yang terdiri dari: disteribusi
frekuensi, dan persentase karakteristik demografi responden N=18 ... 21
2. Data Pre dan Post melakukan peninggian tungkai kaki... 22
3. Hasil dari pengukuran sebelum dan sesudah peninggian posisi tungkai
Judul : Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas
tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien
jantung kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM.
Penulis : Ricky Efendi Siregar
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun Akademik : 2009-2010
Abstrak
Congestive Heart Failur (CHF) adalah berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan secara abnormal. Pada pasien jantung terjadi edema kaki yang disebabkan oleh dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung) dan bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan venterikel jantung memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada vena atau kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF. Instumen penelitian yang digunakan adalah lembaran observasi pre dan post dan demografi pasien terhadap peninggian posisi kaki. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan CVCU dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang dengan diagnosa CHF yang memiliki edema kaki. Desain penelitian One Group Pretest-Postest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 thn (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), tamatan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur. Saran penelitian adalah memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja diruangan CVCU agar dapat memberikan terapi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur kepada pasien jantung kongestif yang mengalami edema kaki.
Judul : Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas
tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien
jantung kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM.
Penulis : Ricky Efendi Siregar
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun Akademik : 2009-2010
Abstrak
Congestive Heart Failur (CHF) adalah berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan secara abnormal. Pada pasien jantung terjadi edema kaki yang disebabkan oleh dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung) dan bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan venterikel jantung memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada vena atau kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF. Instumen penelitian yang digunakan adalah lembaran observasi pre dan post dan demografi pasien terhadap peninggian posisi kaki. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan CVCU dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang dengan diagnosa CHF yang memiliki edema kaki. Desain penelitian One Group Pretest-Postest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 thn (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), tamatan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur. Saran penelitian adalah memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja diruangan CVCU agar dapat memberikan terapi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur kepada pasien jantung kongestif yang mengalami edema kaki.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut data yang diperoleh hingga sekarang penyakit jantung merupakan
pembunuh nomor satu (Sampurno, 1993). WHO menyebutkan rasio penderita
gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk.
Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta atau
sekitar 10% dari jumlah penduduk di Nusantara. Sementara itu, menurut Aulia
Sani, penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data di
RS Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus penyakit gagal jantung ini pada
tahun 1997 adalah 248 kasus, kemudian melaju dengan pesat hingga mencapai
puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus.
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung adalah kolesterol darah
tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi (diabetes mellitus),
kegemukan, dan stres. Akibat lebih lanjut, jika penyakit jantung tidak ditangani
dengan baik maka akan mengakibatkan kerusakan otot jantung hingga 40% dan
kematian.
Berdasarkan data dari rekamedik RSUP HAM tahun 2010 dari Januari sampai
Maret didapat 81 pasien yang menderita penyakit jantung. Diantara 81 pasien
didapat 18 pasien yang memiliki kriteria dari penelitian yang dilakuakan oleh
Congestive Heart Failur (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memopa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal. Pada penyakit jantung kongestif
terjadi edema kaki yang disebabkan terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus
payah jantung), bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh
kegagalan venterikel kanan jantung memopakan darah dengan baik sehingga
darah terkumpul pada vena atau kapiler, sehingga menyebabakan timbulnya
edema pada bagian eksterimitas bawah yang disebabkan adanya bendungan balik
dari vena ke jantung (H. Syarifuddin, 2001).
Untuk mengurangi edema pada pasien Penyakit Jantung harus dilakukan
pemakaian stoking elastis atau dengan meninggikan kaki klien dengan sudut 30
derajat selama 3 menit dan mengobservasi betis terhadap, nyeri tekan,
kemerahan, hangat, terjadi pengurangan edema. Tanda Homan (Homan`s sign)
atau nyeri betis pada kaki dorsofleksi, mengidentifikasi kemungkinan adanya
thrombus, tetapi tanda ini tidak selalu ada (Beare and Myers, 1994).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalah
dalam penelitian ini yaitu, bagaimana keefektifan pengaruh posisi kaki
ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada
3. Tujuan Penelitan Tujuan Umum
Mengidentifikasi apakah pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas
tempat tidur berpengaruh terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF di
ruangan CVCU RSUP HAM.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan memberikan pengetahuan yang berharga bagi
praktek keperawatan khususnya perawat yang bekerja di ruangan Cardiovaskuler
dalam rangka melakukan pemberian terapi untuk mengurangi derajat edema pada
kaki yang diderita oleh pasien jantung kongestif.
4.2 Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan khususnya mata ajaran Keperawatan
Medikal Bedah mampu memberikan informasai kepada mahasiswa/mahasiswi
keperawatan, bahwa pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat
tidur berpengaruh kepada pengurangan edema kaki pada pasien jantung kongestif,
dan ini merupakan salah satu tindakan intervensi yang akan diberikan kepada
pasien yang mengalami edema kaki dengan diagnosa CHF.
4.3 Bagi Pasien
Tujuannya adalah memberikan kenyamanan dan mengurangi keterbatasan
gerak pada pasien penyakit jantung kongestif akibat adanya edema kaki serta
mengurangi integeritas kulit yang mengakibatkan luka dekubitus pada kaki akibat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Gagal Jantung Kongestif
1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal
jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan
sisi kanan (Mansjoer, 2001).
Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan curah
jantung (Caridiac Output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Apabila tekanan pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru
dan bendungan di system vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif
(Kabo & Karim, 2002). Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2001), Waren & Stead dalam Sodeman,
1991), Renardi, 1992).
1.2 Etiologi Gagal Jantung Kongestif
Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi
gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung
masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume
sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi
tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload.
• Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot
jantung.
• Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi
pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut
jantung dan kadar kalsium
• Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah
jantung berkurang (Brunner and Suddarth 2002).
1.2.1 Gagal Jantung Kiri
Kongestif paru terjadi pada venterikel kiri, karena venterikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapat
terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (takikardi)
1.2.2 Gagal Jantung Kanan
Bila venterikel kanan gagal memompakan darah, maka yang menonjol adalah
kongestif visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung
tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema
dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan,
hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena jugularis (vena leher), asites
(penimbunan cairan di dalam rongga peritoneal), anoreksia dan mual, nokturia
dan lemah.
1.3 Patofisiologi Gagal Jantung
Penurunan kontraksi venterikel akan diikuti penurunan curah jantung yang
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah
arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi
neurohurmoral. Vasokonteriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan
meningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan
kontraksi jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera
diatasi, peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih
menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak
terkompensasi. Dengan demikian terapi gagal jantung adalah dengan vasodilator
untuk menurunkan afterload venodilator dan diuretik untuk menurunkan preload,
sedangkan motorik untuk meningkatkan kontraktilitas miokard (Kabo & Karsim,
2. Distensi Vena Jugularis
Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan terjadi dilatasi
venterikel dan peningkatan volume curah jantung pada akhir diastolik dan terjadi
peningkatan laju tekanan darah pada atrium kanan. Peningkatan ini sebaliknya
memantau aliran darah dari vena kava yang diketahui dengan peningkatan vena
jugularis, dengan kata lain apabila terjadi dekompensasi venterikel kanan maka
kondisi pasien dapat ditandai adanya edema tungkai kaki dan distensi vena
jugularis pada leher.
3. Edema
Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih
dari jumlah yang biasa atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan
gangguan sirkulasi pertukaran cairan elektrolit antara plasma dan jaringan
interstisial. Jika edema mengumpul di dalam rongga maka dinamakan efusi,
misalnya efusi pleura dan pericardium. Penimbunan cairan di dalam rongga
peritoneal dinamakan asites. Pada jantung terjadinya edema yang disebabkan
terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung), bendungan bersifat
menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh kegagalan venterikel jantung untuk
memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul di daerah vena atau
kapiler, dan jaringan akan melepaskan cairan ke intestisial (Syarifuddin, 2001).
Edema pada tungkai kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan dalam
mengosongkan darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi
semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Edema ini di mulai
tungkai dan paha dan akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah. Edema
sakral jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi
daerah yang dependen. Bila terjadinya edema maka kita harus melihat kedalaman
edema dengan pitting edema. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung
bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru jelas terlihat setelah terjadinya
retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari berat badan normal selama mengalami
edema (Brunner and Suddarth, 2002).
Grading edema
1+: pitting sedikit/ 2mm, menghilang dengan cepat
2+: pitting lebih dalam/ 4mm, menghilang dalam waktu 10-15 dtk
3+: lubang yang dalam/6mm, menghilang dalam waktu 1 mnt
4+: lubang yang sangat mendalam/ 8mm berlangsung 2-5 mnt, ekstremitas dep terlalu terdistruksi
http://wiki.answers.com
4. Pengaruh posisi elevasi kaki ditinggikan terhadap pengurangan edema Pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat terhadap pengurangan edema
adalah dapat membantu resusitasi jantung sehingga suplai darah keorgan-organ
penting seperti paru, hepar, ginjal dapat mengalir secara sempurna.
Tujuan utama dari peninggian posisi ini mencangkup peningkatan suplai darah
arteri ke eksteremitas bawah, pengurangan kongesti vena, mengusahakan
vasodilatasi pembuluh darah, pencegahan komperesi vaskuler (mencegah
Tindakan yang digunakan untuk pasien ini untuk mencapai salah satu sasaran
evalusasi dalam hal positif terhadap seberapa efektif nya pengaruh posisi terhadap
pengurangan edema.
4.1 Intervensi Keperawatan
Salah satu interverensi terhadap pengurangan edema adalah memperbaiki
sirkulasi perifer.
Latihan yang digunakan untuk keefektifan pengurangan edema terhadap
pengaruh posisi kaki dengan cara latihan postural aktif, seperti latihan
Buerger-Allen perlu dlakukan oleh pasien dengan insufisiensi suplai darah artei ke
eksteremitas bawah. Latihan ini meliputi 3 posis yakni: elevasi tungkai kaki,
mengantungkan kaki, kemudian tidur dengan posisi horizontal.
Pada pasien dengan insufisiensi vena, meletakkan eksteremitas bawah dalam
posisi tergantung hanya akan memperburuk bedungan vena. Tarikan grafitasi akan
menghambat aliran balik vena ke jantung dan menghambatkan statis vena
(pengumpulan darah dalam vena). Oleh sebab itu pasien dengan insufisiensi vena
harus meninggikan kedua tungkainya lebih tinggi dari jantung sebanyak mungkin.
Pasien harus menghindari berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
Berjalan-jalan dapat membantu aliran balik vena dengan cara mengaktifkan “pompa otot”.
Bila pasien dengan insufisiensi vena sedang berbaring, maka bagian kaki tempat
tidur harus sedikit ditenggikan.
Peninggian kaki dilakukan selama 5 menit pada pasien yang menglami
insufisiensi vena (gagal jantung kanan). Frekuensi latihan yang dilakukan dapat
perubahan warna yang dramatis menujukan latihan ini harus segera dihentikan
dan segera beristirahat. Tanda-tanda lain yang dapat dilihat setelah menjalani
latihan ini adalah nyeri, kemerahan, panas dan pengurangan edema. Kebiasaan ini
harus dilakukan sebanyak 4 kali/hari atau sebanyak yang bisa dilakukan.
Tidak semua pasien dengan penyakit vaskuler perifer harus melakukan
latihan, maka sebelum menganjurkan program latihan, penting untuk
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan primer. Pasien dengan ulkus tungkai,
selulitas, atau okulsi trombosis akut memerlukan tirah baring. Kondisi diatas
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh
posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema
kaki yang biasanya dapat terjadi pada pasien jantung. Edema merupakan
terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasanya
atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan gangguan sirkulasi
pertukaran cairan elektrolit antara plasma dan jaringan interstisial. Melihat
kedalaman edem dengan cara pitting edem. Pitting edem adalah edem yang akan
tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari. Penyebab
terjadinya edema dikarenakan gagalnya jantung kanan dalam memopakan atau
mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena
(Brunner and Suddarth, 2002).
2. Kerangka Penelitian
Skema 1. Kerangka Penelitian Posisi Kaki 30 derajat Terhadap Pengurangan Edem pada Pasien Jantung.
3. Devenisi Oprasional
3.1 CHF yang mengalami edema
Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih
dari jumlah yang biasa. Edema pada kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan
dalam mengosongkan darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi
semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena. Edema yang terjadi
pada pasien jantung dimulai dari tumit, dan bertahap bertambah ke atas tungkai
dan paha dan akhirnya ke genetalia eksterna dan tubuh bagian bawah (Brunner &
Suddarth, 2002).
3.2 Posisi kaki 30 derajat
Peninggian posisi kaki 30 derajat pada pasien jantung kongestif adalah salah
satu dari proses intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mengurangi edema
kaki. Dengan peninggian kaki maka melawan tarikan grafitasi, sehingga
meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan mencegah timbulnya statis vena
(Brunner & Suddarth, 2001).
4. Hipotesa Penelitian
Ha : Ada pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test (pasien
CHF dengan edem sebelum dilakukan peninggian posisi kaki pada sudut 30
derajat) dan post-test (pasien jantung dengan edema setelah dilakukan peninggian
posisi kaki pada sudut 30 derajat) untuk mengidentifikasi efektivitas peninggian
posisi kaki terhadap penurunan edema. Penelitian ini tidak menggunakan
kelompok kontrol, dikarenakan bentuk desain penelitiannya adalah Rancangan
“One Group Pretest-Postest”. Desain penelitian ini menggunakan
Kuasieksperimen yang tidak menggunakan kelompok perbandingan (kontrol),
tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah
adanya eksperimen (program).
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien jantung yang mengalami
edema kaki yang dirawat inap Cardiovaskuler RSUP HAM. Jumlah posisi pasien
jantung pada tahun 2010 dari Januari sampai Maret adalah sebanyak 81 pasien.
3. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non
teknik penetapan yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri (Notoatmojo, 2005) .
Kriteria sampel dari penelitian ini adalah:
1. Penderita CHF
2. Mengalami edema kaki
3. Bersedia menjadi responden
Pengambilan populasi kurang dari 100, maka lebih baik di ambil semuanya
sehingga merupakan penelitian populasi, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat
diambil 10-15% atau 20-25% tergantung kemampuan peneliti mengambil sampel
yang akan diteliti (Arikunto, 2004).
Maka dari rumus diatas didapat jumlah sampel 20% x 90 jumlah populasi = 18
pasien. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 18 pasien yang memiliki
kriteria sampel sesuai dengan data yang telah ditetapkan.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruangan CVCU Cardiovaskuler Rumah Sakit
Haji Adamalik Medan pada tanggal 04 Oktober 2010 sampai dengan 30 Okober
2010. Alasan rumah sakit ini dipilih peneliti, karena rumah sakit ini adalah rumah
sakit pendidikan bagi mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
menjadi rumah sakit rujukan tertinggi tipe A diantara rumah sakit umum di
5. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Fakultas
Keperawatan USU dan direktur RSUP HAM. Peneliti mengakui hak-hak
responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan
subjek penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih dahulu harus
menandatangani lembar persetujuan (Informed Concent). Jika responden menolak
untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
Penelitian ini, juga memperhatikan etik yaitu sebagai berikut:
a. Informed Concent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian,
bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati
hak-hak subjek.
b. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
c. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti. Hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.
6. Instrumen Penelitian
Pada instrumen penelitian terdiri dari dua bentuk data demografi dan dan
lembaran observasi pre – post.
6.2 Lembar observasi terhadap pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat pre
dan post intervensi.
Hasil pengukuran posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur
selama 3 menit dapat mengurangi edema. Pre dan post intervensi disajikan
dalam bentuk lembar observasi dengan skala interval. Dengan tujuan untuk
melihat efektifitas posisi tungkai kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat
tidur terhadap pengurangan edem tungkai kaki.
7. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah centimeter,
bantal, kai lap bersih, air hangat.
8. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada calon
responden
1. Memberikan informed consent kepada responden
2. Menjelaskan jadwal kontrak kegiatan
3. Menegisi kuesioner dan data demografi responden dengan melakukan
wawancara pada responden.
Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat di atas tempat
tidur ada kalanya kita mengetahui persiapan bahan/alat yang akan digunakan yaitu
test yang dilakuakan yaitu lap kain dengan kain hangat, tekan daerah edema
sehingga membentuk cekungan kulit yang dalam, ukur dengan menggunakan
jangka kemudian catat dengan menggunakan penggaris mm, catat hasil
pengukuran. Post test yang dilakukan yakni tinggikan posisi kaki 30 derajat diatas
tempat tidur dengan bantal yang dapat membentuk kaki dengan sudut 30 derajat
agar posisi jantung lebih rendah dari kaki, selama 3 menit. Ukur derajat edema
dengan menekan daerah yang bengkak.
Bandingkan hasil yang sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki
yang edema dengan setelah melakuakan peninggian tungkai kaki.
Frekuensi latihan yang dilakukan dapat berbeda, namun pasien harus dapat
melakukanya minimal 2 kali/hari dilanjutkan 4 kali/hari selam 3 minggu.
Normalnya setelah dilakukan peninggian posisi kaki tampak tanda-tanda inflamasi
yakni kemerahan, panas, nyeri, bengkak daerah tungkai berkurang maka
dilakuakan penghentian tindakan peninggian posisi tungkai kaki. (Brunner &
Suddarth, 2001).
Mengukur kembali tingkat penurunan derajat edem responden pada hari
pertama penelitian.
9. Analisa Data
Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilakukan analisa data. Data yang
diperoleh dari setiap responden berupa data demografi yang merupakan hasil
kuesioner dari peneliti kepada pasien CHF dengan edema dan lembar observasi
terhadap kepatuhan pasien melaksanakan peninggian posisi kaki di atas temapat
9.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data-data demografi dan
data derajat edema sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi
dan dituliskan dalam bentuk table dalam disteribusi frekuensi.
9.2 Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menganalisa pengaruh peninggian posisi
kaki pada sudut 30 derajat diatas tempat tidur antara pre dan post terhadap
penurunan edema pada responden. Uji statistic yang digunakan adalah uji Paired
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 minggu yaitu mulai 4 Oktober
2010 sampai dengan 30 Oktober 2010 di ruangan CVCU RSUP HAM. Tempat ini
dipilih sebagai tempat penelitian karena RSUP HAM adalah rumah sakit
pemerintah tipe A di Sumatera Utara sekaligus rumah sakit pemerintah
pendidikan. Kebanyakan mereka yang mengalami penyakit jantung koroner
apabila keadaannya sudah berat dirujuk ke RSUP HAM dan ditempatkan di
ruangan CVCU.
Jumlah responden pada penelitian saya adalah 18 orang yang di diagnosa
mengalami gagal jantung kongestif kanan (CHF) oleh dokter yang melakukan
penanganan pada, setiap pasien juga memiliki kriteria seperti edema pada
eksteremitas bawah terutama pada daerah telapak kaki. Maka dengan adanya
kriteria yang saya sebutkan diatas barulah saya dapat melakukan tindakan
intervensi bagaimana pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat
tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung. Pemberian intervensi
dilakuakan selama 2kali/hari dengan rentang waktu 7 menit. Menurut
Buerger-Allen dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 mengatakan bahwa pada
pasien yang mengalami insufisiensi vena (gagal jantung kanan) maka pasien akan
penggantungan posisi kaki pada pasien tersebut akan menghambat aliran darah
balik ke vena menuju jantung dan terjadinya statis vena (pengumpulan darah di
vena). Oleh sebab itu pasien dengan insufisiensi vena harus menghindari berdiri
dan duduk dalam waktu yang lama. Frekunsi latihan yang dilakukan minimal 6
kali dan dapat berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan pasien. Latihan ini
harus dilakukan sebanyak 4 kali/hari atau sebanyak yang bisa dilakukan.
Tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan
dengan waktu 3 sampai 5 menit tergantung kemampuan pasien, 2 menit dilakukan
istirahat lalu dilakukan peninggian posisi kaki lagi sebanyak 3 sampai 5 menit.
Jadi total pengkerjaan pada 1 pasien adalah 7 menit. Peneliti juga memberikan
informasi kepada pasien bahwasanya pengurangan edema kaki ini tidak bisa
dalam waktu minimal 1 hari tetap bagaimana pasien dapat melakukan peninggian
posisi tungkai kaki ini sebanyak minimal 4 kali/hari selama 3 minggu (Brunner
and Suddart, 2002).
1.2 Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin,
agama, suku, pendidikan dan pekerjaan. Responden pada penelitian ini adalah
pasien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif (CHF) dengan kriteria terjadinya
insufisiensi vena pada bagian eksteremitas sehingga terjadi edema pada kaki dan
dilakukan penelitian pada RSUP HAM sebagai tempat penelitian. Kedalaman
edema pada pasien yang diteliti adalah 1-4 mm. Berdasarkan hasil penelitian yang
(42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak
(72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).
Tabel 1.2 Disteribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N=18).
1.3 Kedalaman edema sebelum dan sesudah dilakukan intervensi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur pada pasien jantung kongestif.
Dari data dibahwa ini, pasien yang menjadi penelitian mempunyai kedalaman
edema yang paling banyak yaitu 1-2 mm. Data ini akan dilakukan pentabulasian
rata-rata dengan menggunakan SPSS dengan desain penelitian paired t test.
Hasilnya dapat dilhat pada pembahasan.
No Reasponden Edema
1.4 Hasil pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap penurunan derajat edema
Berdasarkan hasil uji analisis statistic pada table 1.4 dengan uji paired t test
didapatkan nilai p: 0.000 (<0.05) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat diatas tempat tidur.
Nilai t:9.6 (>1.96) yang artinya dalam tariff 95% perbedaan tersebut dapat
diterima dengan wilayah perbedaan antara 0.3-0.4 dengan nilai rata-rata mean pre
dan post adalah 0.3 dan standad defiasi (SD) 17.
Table 1.4 Pengaruh peninggian posisi tungkai kaki terhadap pengurangan edema sebelum dan sesudah intervensi.
DERAJAT EDEMA
Sebelum
Sesudah
Rata-rata SD Mean Diff T Sig.(2-tailed)
2,20 0,76 0,17 9,66 0,000
1,81 0,79
α = 0,05 <2-tailed, df = 17
2. Pembahasaan
2.1 Karakteristik remografi responden
.Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan data demografi responden
adalah sebagai berikut: rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin laki-laki
(83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%),
Usia: Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal jantung kongestif (CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup
tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah
tergantung umur atau age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang
pada usia dibawah 45 tahun, tetapi menanjak tajam pada 75-84 tahun. Ini
dikarenakan pada usia diatas 45 tahun sering tejadi penyakit hipertensi ini
memungkinkan terjadinya penyakit CHF.
http://www.smallcrab.com
2.2 Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat di atas tempat tidur
Untuk mengurangi edema kaki pada pasien jantung harus dilakukan
pemakaian stoking elastis atau dengan meninggikan kaki pasien dengan sudut 30
derajat selama 3 menit dengan mengobservasi betis tehadap nyeri tekan,
kemerahan, hangat akibat dari peninggian posisi dan terjadinya penurunan edema
pada kaki selama 4kali/hari. (Beare and Myers, 1994, dalam buku Brunner and
Suddarth, 2000).
Sebelum dilakukan peninggian posisi sebaiknya perawat mengukur seberapa
besar tingkat kedalaman edema pada pasien. Perawat juga harus melihat apakah
edema hanya terjadi pada daerah telapak kaki, paha atau sampai ke genetalia.
Pasien yang dilakukan pada penelitian ini semuanya edema yang terjadi pada
daerah telapak kaki dengan kedalaman edema yang terbanyak adalah sekitar 1-2
bagaimana tingkat pengurangan derajat edema tehadap peninggian posisi kaki
pada pasien jantung kongestif.
Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki terlebih dahulu dilakukan
pengukuran derajat edema hasilnya adalah sekitar 1-4 mm derajat seluruh pasien
dengan rata-rata 22%. Rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin
laki-laki(83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA
(26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).
2.3 Sesudah dilakukan peninggian kaki 30 derajat di atas tempat tidur
Peninggian posisi dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan dengan waktu 3
sampai 5 menit tergantung kemampuan pasien, 2 menit dilakukan istirahat lalu
dilakukan peninggian posis tungkai lagi sebanyak 3 sampai 5 menit. Jadi total
pengkerjaan pada 1 pasien adalah 7 menit. Peneliti juga memberikan informasi
kepada pasien bahwasanya pengurangan edema kaki ini tidak bisa dalam waktu
minimal 1 hari tetap bagaimana pasien dapat melakukan peninggian posisi tungkai
kaki ini sebanyak minimal 4 kali/hari selama 3 hari.
Hasil rata yang didapat setelah peninggian posisi kaki adalah sebesar 1,8%
terjadi penurunan derajat edema dengan total waktu 7 menit dengan peninggian
posisi kaki ditinggikan sebanyak 2 kali. Pada saat dilakukan peninggian posisi
pasien mengalami nyeri pada daerah betis, terjadi kemerahan dan terasa hangat
pada ekstremitas bawah ini disebakan dari peninggian posisi. Ini sesuai dengan
tanda-tanda Homan`s sign menurut Bear and Myers 1994, dalam buku Brunner
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan terhadap 18 pasien yang mengalami CHF di
ruangan Cardiovaskuler di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adamalik Medan
yang memiliki kedalaman edema sebelum dilakukan peninggian posisi bekisar
10-40 mm. Hasil dari penghitungan statistika dengan uji paried t test didapat
rata-rata sebelum dilakuakan peninggian posisi adalah 2,2% dan sesudah
dilakukan peninggian posisi tungkai kaki didapat rata-rata 1,8% dengan t=9,66
dan p=0.000 < 0.005 menujukan adanya hubungan antara peninggian posisi kaki
30 derajat terhadap pengurangan edema tungkai pada pasin CHF.
Karakteristik data demografi yang dapat dilihat pada penelitian ini adalah
rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam
(68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).
2. Rekomendasi
2.1 Rekomendasi terhadap keterbatasan penelitian
Diharapkan bagi penelitian selanjutnya adalah bagaimanakah pengaruh
peninggian posisi kaki pada pasien jantung yang mengalami komplikasi terhadap
pengurangan edema kaki pada pasien jantung.
2.2 Rekomendasi bagi praktek keperawatan
Perawat sebagai tim kesehatan yang menangani masalah pasien hendaknya
keperawatan yang dapat dilakukan perawat di ruangan Cardiovaskuler RSUP
HAM pada pasien CHF yang mengalami edema kaki adalah dengan cara
meninggikan posis kaki 30 derajat di atas tempat tidur. Tujuan peninggian posisi
kaki adalah untuk mengurangi edema kaki dan mengurangi keterbatasan gerak
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Potter, Patricia A, Perry, Anne Grifin. 2006. buku ajaran Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Prektek. Edisi 8. Volume 2. Jakarta:
EGC
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis (Pendekatan Holistik). Edisi 4.
Volume 1. Jakarta : EGC
Kabo & Karim (2002). EKG dan Penanggulangan beberapa Penyakit Jantung
untuk Dokter Umum. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Masjoer, A. (2001). Capital Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika Aesculapant
Notoadmojo, Soekidjo. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineke Cipta
Renaldi, H. (1992). Pengantar Kardiologi. Jakarta: Widya Medika
Suhardjono, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit UI
Smeltzer, S.C. & Baree, B.G. (2001). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Tratiwi, Yuli. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Decompensatio Cordis.
Diambil pada 17 Februari 2010 dari http//www.depkes.co.id
Wahyuni, A. S. (2009). Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoe
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH POSISI KAKI DITINGGIKAN DIATAS TEMPAT TIDUR
TERHADAP PENGURANGAN EDEM PADA PASIEN JANTUNG DI RUANGAN CVCU RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK
MEDAN
Saya yang bernama Ricky Efendi Siregar/091121059 adalah mahasiswi Ilmu
Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Peninggian Tungakai Kaki Diatas Tempat Tidur Terhadap Pengurangan Edema
Pada Pasien Jatung Kongestif di Ruangan CVCU Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.
Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di
Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu
mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang
lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti
kesukarelaan Bapak/ibu.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan
semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
Medan, April 2010
Peneliti, Responden
Ricky Efendi Siregar ____________
Lampiran 3
A. Data Demografi
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia yang berhubungan
dengan Anda.
1. No. Responden:
2. Usia : tahun
3. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki
(2) Perempuan
4. Agama : (1) Islam (3) Katolik
(2) Protestan (4) Lain-lain……….
5. Suku Bangsa : (1) Jawa
(2) Batak
(3) Lain-lain……….
6. Pendidikan : (1) SD (3) SMA
(2) SMP (4) Diploma/Serjana
7. Pekerjaan : (1) Karyawan (3) Wiraswasta