Perolehan Kembali (Recovery) Amoniak dari Serum Pengolahan Lateks Pekat (Hamonangan Nainggolan)
21
PEROLEHAN KEMBALI (RECOVERY) AMONIAK DARI
SERUM PENGOLAHAN LATEKS PEKAT DENGAN
METODE STRIPPING
Hamonangan Nainggolan
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155
Abstrak
Telah dilakukan penelitian mengenai proses stripping untuk memperoleh kembali amoniak dari serum lateks. Stripping dilakukan dengan cara menambahkan NaOH 1 M kedalam serum lalu diaerasi pada suhu 100 – 1050C. Amoniak yang dibebaskan diserap ke dalam larutan asam klorida 0,1 M lama aerasi dah pH divariasikan untuk memperoleh kondisi optimum. Kadar amoniak sebelum dan sesudah proses stripping ditentukan dengan metode Nessler. Data yang diperoleh diolah dengan metode Least Square dan konsentrasi amoniak dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi yang diturunkan dari kurva kalibrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : waktu aerasi optimum adalah 30 menit dan pH optimum adalah 12,5. Kadar amoniak sebelum proses stripping adalah 3769 ± 2,753 mg/l. Persen perolehan kembali pada kondisi optimum ini adalah 94% (3769 ± 2,753 mg/l).
Kata kunci : Amoniak, Lateks Pekat
PENDAHULUAN
Amoniak adalah suatu senyawa nitrogen yang banyak digunakan untuk memproduksi berbagai hasil industri seperti pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Dalam industri, pembuatan amoniak dilakukan dengan proses Haber, yaitu reaksi langsung antara hidrogen dan nitrogen dengan bantuan suatu katalis pada kondisi yang optimum. Sementara di alam amoniak berasal dari air buangan industri dan biodegradasi senyawa organik secara mikrobiologis (Keenan, 1989).
Dalam industri karet khususnya memproduksi lateks pekat, amoniak merupakan suatu senyawa yang sangat penting. Amoniak biasanya digunakan sebagai antikoagulan dan mencegah pertumbuhan bakteri. (Solichin 1991 ; Setyamidjaja, 1993).
Stripping Amoniak
Jurnal Sains Kimia
Vol. 7, No.1, 2003: 21-22
22
BAHAN DAN METODA
Bahan
Lateks pekat PTP-III Nusantara ,Natrium Hidroksida, Asam Klorida, Asam Asetat Glasial, Kalium Iodida, Merkui Iodida, Amonium Klorida dan Aquadest bebas amoniak
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat-alat laboratorium yang umum digunakan. Untuk proses stripping diperlukan peralatan destilasi. Spektronic 20 Milton Roy Company , pH meter Fisher dan aerator pump un
METODE STRIPPING
Proses stripping dilakukan dengan cara menambahkan bahan basa NaOH 1M ke dalam serum lalu di aerasi pada suhu 1000 – 1050C. Gas amoniak yang terlepas dari serum diserap dalam larutan asam klorida 0,1 M. Waktu aerasi dan pH divariasikan untuk mengetahui kondisi optimum dari proses ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
Hasil pengujian pendahuluan terhadap serum lateks menunjukkan bahwa kadar amoniak adalah 3796 ± 2,752 mg/l. Dengan membandingkan hasil yang diperoleh sebelum dan sesudah stripping maka akan kita peroleh persentase perolehan kembali.
PEMBAHASAN
Pengaruh pH terhadap proses stripping
Salah satu faktor penentu kesetimbangan NH4+ dan NH3. Dalam suatu
larutan adalah pH. Semakin tinggi pH maka konsentrasi yang terbanyak ditemui adalah NH3. Pengaruh pH terhadap proses stripping
dapat dilihat pada kurva 2. Proses stripping pada pH = 10 dengan waktu aerasi selama 30
menit menghasilkan perolehan kembali 63%. Jumlah ini bertambah dengan naiknya pH dan mencapai optimum pada pH = 12,5 dengan perolehan kembali sebanyak 94%. Hal ini terjadi karena dengan naiknya pH maka semakin banyak ion NH4+ yang diubah
menjadi NH3 yang pada akhirnya dapat
dibebaskan dari serum.
KESIMPULAN
Metode stripping adalah suatu metode yang amat sederhana yang dapat digunakan untuk mengolah serum hasil pengolah lateks pekat sehingga amoniaknya dapat digunakan kembali. Kondisi yang optimum untuk proses ini dengan volume serum sebanyak 150 ml adalah pada pH = 12,5 dan waktu aerasi selama 30 menit. Dengan skala yang berbeda tentu bagi pihak indsutri pengolahan lateks pekat agar dapat memanfaatkan amoniak yang terdapat dalam serum yang selama ini dibuang begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
Alearets G., dan Sartika S.S., 1987, “Metode Penelitian Air”, Penerbut Usaha Nasioan, Surabaya.
Betty S. L. J., dan Winanti. P.R, 1995, “Penanganan Limbah Industri Pangan”, Penerbit Kanisius, Jogjakarta.
Keenan C. W., Kleinfelter D.C., and Wood J. H., 1986, “Kimia Dasar Untuk Universitas”, Terjemahan, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mahajan S.P., 1985. “Pollution Control in Process Industries”, Mc. Graw Hill, India. Miller J. C., and Miller J. N., 1991, “Statistik
Untuk Kimia Analitik”, Terjemahaan, Edisi kedua, ITB, Bandung.
Scroeder E. D., 1997, “Water Supply and Polution Control”, Mc Graw Hill, Kogahuska, Tokyo.
Setyamidjaja. D., 1993, “Karet Budidaya dan Pengolahan”, Penerbit Kanisius Yogjakarta.