Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
Malik Fadjar: Mahasiswa UMM, Student Today Leader Tomorrow
Tanggal: 2011-08-20
Malik Fadjar didampingi Muhadjir Effendy menemui salah satu peserta Pesmaba.
Lapangan depan kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) penuh sesak oleh ribuan mahasiswa baru yang mengikuti upacara pembukaan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba), Sabtu (20/08). Warna merah putih mendominasi halaman yang biasa disebut helipad UMM itu. Maklum saja, maba UMM mengenakan jas almamater berwarna merah dengan bawahan putih sehingga terkesan seperti bendera Merah Putih.
Secara khusus Walikota Malang, Peni Suparto, didapuk menjadi inspektur upacara pembukaan Pesmaba. Seolah memberi penghormatan kepada tamu-tamu barunya, Peni menyambut hangat 5.953 maba UMM yang terdiri dari 5.927 maba dari seluruh nusantara, 9 asal Australia dan 17 dari Thailand. “Selamat datang di kota Malang. Selamat menjadi calon cendekian berkualitas sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang,” ujar Peni.
Walikota berpesan agar mahasiswa UMM lebih mengenal karaktersitik masyarakat Malang. “Saudara-saudara diharapkan punya rasa memiliki kota ini,” kata Peni sambil memperkenalkan salam khas Aremania, Salam Satu Jiwa.
Peni sempat memuji UMM yang banyak meluluskan sarjana sukses. “Banyak lulusan UMM yang memperoleh berbagai posisi strategis. Mudah-mudahan akan terus berlanjut dan mahasiswa baru sekarang ini juga akan menjadi orang sukses di masa mendatang,” kata Peni.
Pesmaba berlangsung hingga Senin (22/08). Selain upacara pembukaan, maba juga digiring memasuki UMM Dome untuk memperoleh ceramah umum mantan rektor UMM, Prof. HA Malik Fadjar. Sontak area UMM Dome juga penuh. Semua kursi dan tribun penuh dengan maba. Ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah Sang Surya, suara maba begitu membuat bulu kuduk merinding.
Sementara itu, dalam kuliah umumnya, Malik Fadjar menekankan, menjadi mahasiswa adalah sebuah kebanggaan sekaligus masa yang sangat penting untuk memandang masa depan dengan harapan tersendiri. Tidak semua orang beruntung bisa melanjutkan pendidikan tinggi. “Mahasiswa adalah generasi pilihan, manusia pilihan. Student is the best human material,” tambah mantan Mendiknas RI ini.
Malik menilai, momentum Pesmaba kali ini sangat istimewa karena bertepatan dengan Ramadhan dan peringatan Proklamasi kemerdekaan. Dua momentum itu sangat penting bagi mahasiswa karena pada bulan puasa inilah Alquran diturunkan. “Ajaran pertama kali dalam Islam adalah iqro’, membaca, yang berarti mencerdaskan, mengajak berfikir. Ini sangat penting kita hayati,” kata Malik.
Sedangkan momentum proklamasi menurut Malik sangat baik untuk mahasiswa agar merenung menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual sekaligus spiritual. “UMM ini berusaha memfasilitasi agar saudara-saudara menjadi generasi unggul yang siap bersaing di era perubahan yang sangat deras. UMM menjadikan kampusnya sebagai kampus yang menyenangkan, mengasikkan sekaligus mencerdaskan,” ujarnya.
Namun demikian, lanjut Malik, generasi unggul tak akan terlahir apabila mahasiswa mengabaikan momentum emasnya untuk membangun tiga pilar. Yakni, kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kompetensi profesionalisme dan komunikasi. “Ketiga pilar itu adalah modal untuk berkompetisi,” tambah Malik.