• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2010-2011"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2010-2011

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Ai Hartati

09630013

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur sedalam – dalamnya penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas Rahmat dan Tauhid serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2010-2011”

Sehubungan dengan terselesainya skripsi ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua

pihak yang telah bersedia memberikan bantuan baik moril maupun materiil

serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya.

Penulis menyampaikan segenap ucapan terima kasih yang sebesar –

besarnya kepada :

banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran untuk mengarahkan,

(8)

5. Bapak Zainal Arifin, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan banyak waktu serta masukan, motivasi dan

bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak Dr. Aries Soelistyo, M.Si, selaku dosen wali kelas A angkatan 2009

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah

Malang.

7. Kedua orang tua ( Bapak Lukman dan Ibu Rukmini ) yang selalu sabar

dalam membesarkan, mendidik serta mendukung dalam menyelesaikan

skripsi ini baik secara moral dan materil .

8. Seluruh teman – teman Ekonomi, angkatan 2009 terutama IESP A

angkatan 2009 yang telah membantu memberi saran, masukan serta

dukungan untuk mengerjakan Skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah

banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, juga pembaca pada umumnya. Tak ada yang sempurna dalam

setiap karya manusia, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 04 April 2013

Peneliti

Ai Hartati

(9)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 7

1. Otonomi Daerah ... 7

2. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah ... 10

3. Manajemen Keuangan Daerah ...10

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...11

5. Penilaian Kinerja ...14

III. METODE PENELITIAN ... 19

A. Lokasi Penelitian ... 19

B. Jenis Penelitian ... 19

C. Data dan Sumber Data ... 19

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 20

E. Devinisi Operasional Variabel ... 20

F. Tekhnik Analisa Data ... 21

IV. HASIL PENELITIAN ... 27

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 27

1. Kondisi Geografis ... 27

2. Kondisi Demografi ... 28

3. Kondisi Perekonomian ... 28

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 29

1. Kontribusi ... 30

a. Kontribusi PAD ... 33

b. Kontribusi Dana Perimbangan ... 35

(10)

2. Kemandirian dan Efektivitas ... 37

3. Potensi Ekonomi Daerah ... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah 10

Tabel 2.2 Efektivitas Keuangan Daerah 17

Tabel 3.1 Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah 23

Tabel 3.2 Efektivitas Keuangan Daerah 24

Tabel 1.1 Kontribusi Peneriamaan Daerah Tahun 2010 31

Tabel 4.2 Kontribusi Peneriamaan Daerah Tahun 2011 32

Tabel 4.3 Rasio Kemandirian Keuangan Tahun 2010 38

Tabel 4.4 Rasio Kemandirian Keuangan Tahun 2011 39

Tabel 4.5 Pola Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2010-2011 41

Tabel 4.6 Rasio Efektivitas Tahun 2010 43

Tabel 4.7 Rasio Efektivitas Tahun 2011 44

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data pendapatan daerah Kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera

Selatan tahun 2010

Lampiran 2 Data pendapatan daerah Kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera

Selatan tahun 2011

Lampiran 3 Perhitungan Kontribusi PAD Kabupaten dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan terhadap penerimaan daerah tahun 2010

Lampiran 4 Perhitungan kontribusi PAD Kabupaten dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan terhadap penerimaan daerah tahun 2011

Lampiran 5 Rasio kemandirian keuangan Kabuapaten dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan tahun anggaran 2010

Lampiran 6 Rasio kemandirian keuangan Kabuapaten dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan tahun anggaran 2011

Lampiran 7 Tingkat efektivitas PAD Kabuapetn dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan tahun anggaran 2010

Lampiran 8 Tingkat efektivitas PAD Kabuapetn dan Kota di Provinsi

Sumatera Selatan tahun anggaran 2011

Lampiran 9 Potensi ekonomi daerah Kabuapetn dan Kota di Provinsi Sumatera

Selatan tahun anggaran 2010-2011

Lampiran 10 Jumlah penduduk dan angakatan kerja Kabuapetn dan Kota di

Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2010-2011

lampiran 11 PDRB Kabuapetn dan Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul (2004) Manajemen keuangan daerah , jogjakarta: UPT AMP

YKPN

Kuncoro, Mudrajad (2004) Otonomi Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi,

dan Peluang.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mudrajat, Kuncoro (2009) Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Mahmudi, (2010) Manajemen Keuangan Daerah, Jakarta: Penerbit Erlangga

Mahmudi (2007) Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Yogyakarta :

UPP STIM YKPN.

Mardiasmo, (2002) Otonomi dan manajemen keuangan daerah, jogjakarta :

Penerbit Andi

Ratna Mandari, Ita (2005) Analisis kemandirian keuangan daerah di kabupaten

Malang –Jawa Timur, Skripsi tak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah

Malang.

Riwu Kaho, Josef (1988) Prospek otonomi daerah di negara Indonesia , jakarta :

Rajawali pers

Sri Pujiati, Yeni (2011) Analsis Kemandirian Keuanggan Daerah di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2005-2008, Universitas Muhammadiyah Malang

Suparmoko (2002) Keuangan Negara dalam teori dan praktek edisi ke 5.

Jogjakarta: BPFE Jogjakarta

Widjaja, Haw (2001) Otonomi Daerah dan Daerah Otonomom , Jakarta :

(14)

www.djpk.depkeu.go.id (online) di akses 12 oktober 2012

www.sjdih.depkeu.go.id 1999/25TAHUN1999UU.Htm (online) diakses 12

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah merupakan suatu harapan baru bagi pelaksanaan

pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

kesempatan untuk mengelola, mengembangkan, dan membangun daerah masing

masing sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Prinsip otonomi yang luas,

nyata, dan bertanggung jawab, serta perimbangan keuangan yang lebih adil, maka

Rakyat menuntut diberlakukannya secara adil dan selaras mengenai hubungan

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR) menjawab tuntutan tersebut dengan ketetapan MPR No.

XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan dan

Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Keuangan Pusat dan

Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, menjadi landasan hukum,

pemerintah telah mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu

pada tanggal 1 Januari 2001 Pemerintah Republik Indonesia secara resmi

menyatakan dimulainya pelaksanaannya otonomi daerah sesuai dengan UU No.

22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. UU tersebut kemudian

(16)

2

diperbarui menjadi UU No. 32 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Pendapatan asli daerah sangat menentukan sekali dalam penyelenggaraan

otonomi daerah karena semakin tinggi PAD disuatu daerah maka daerah tersebut

akan menjadi semakin mandiri dan dapat mengurangi ketergantungannya kepada

pemerintah pusat sehingga daerah tersebut mempunyai kemampuan untuk

berotonomi. Permasalahan yang dihadapi otonomi daerah adalah PAD di

masing-masing daerah berbeda dengan daerah lainnya, PAD rendah merupakan indikasi

nyata di mana masih besarnya ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat

terhadap pembiayaan pembangunan baik langsung maupun tidak langsung.

UU No. 33 tahun 2004 tentang pajak dan retribusi daerah dimasukkan

menjadi PAD. Oleh karena itu PAD dijadikan salah satu tolok ukur dalam

pelaksanaan otonomi daerah, akan tetapi PAD tersebut masih relatif lebih rendah

apabila dilihat dari proporsi PAD terhadap APBD maupun PDRB. Selain

mengandalkan PAD dalam membiayai pengeluaran pembangunan daerah, seperti

halnya Daerah lain Propinsi Sumatera Selatan juga mengandalkan sumber-sumber

penerimaan daerah yang berasal dari dana perimbangan untuk meningkatkan

penerimaan daerah.

Kemampuan daerah dalam mengelola keuangannya tercermin dari

indikator pertumbuhan pendapatan asli daerah yang kontinyu yaitu pendapatan

pajak dan retribusi. Potensi ekonomi daerah itu menentukan Pendapatan asli

daerah. Semakin banyak daerah memiliki sumber daya alam maka semakin besar

(17)

3

yang sangat potensial. Data BPS Sumatera Selatan menunjukan bahwa

pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 sebesar Rp.

2.472.770.000,00 dan pada tahun 2009 total pendapatan Provinsi Sumatera

Selatan sebesar Rp, 2.681.672.000,00. Selain kaya dengan potensi karet, Sumatera

Selatan (sumsel) juga kaya dengan potensi tambang, mulai dari batubara, minyak

bumi, gas metana batubara (coal bed methane /CBM). Untuk potensi batubara

misalnya Sum-Sel memiliki cadangan sebesar 22,44 miliar ton atau sekitar 85 dari

total cadangan itu terkandung di bumi Sriwijaya (Koran Jakarta, 2012). Kekayaan

alam yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan sangat jelas bisa dijadikan sumber

pendapatan daerah seperti dari investasi yang ada di Provinsi Sumatera Selatan

dan hal ini juga menyumbang terhadap pendapatan asli daerah, seperti yang di

beritakan oleh Warta Ekonomi 50 kabupaten dan kota terkaya di indonesia ada

tiga kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yang termasuk ke dalam

kabupaten dan kota terkaya se Indonesia yaitu peringkat ke sepuluh kabupaten

Muara Enim, peringkat ke dua puluh dua kabupaten Musi Banyuasin dan Kota

Palembang peringkat ke tiga puluh delapan.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi daerah adalah kondisi kemampuan PAD

terhadap kebutuhan pembiayaan daerah yang berbeda daerah satu dengan yang

lainnya. Daerah yang kurang potensi ekonominya akan menghadapi kesulitan

untuk meningkatkan PAD. Perbedaan ini akhirnya menimbulkan harapan yang

besar terhadap subsidi dari pemerintah pusat sebagai salah satu sumber

(18)

4

Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Pendapatan Lain-lain yang Sah dari masing-masing kabupaten dan

kota terhadap Pendapatan Daerah di Provinsi Sumatera Selatan?

2. Seberapa besar tingkat kemandirian keuangan daerah kabupaten dan kota

di Provinsi Sumatera Selatan?

3. Seberapa besar potensi ekonomi daerah kabupaten dan kota di Provinsi

Sumatera Selatan ?

C. Batasan masalah

Agar pembahasan masalah tidak melebar dan tujuan penelitian bisa

tercapai dengan fokusnya kajian maka dalam penelitian ini yang di teliti hanya

menbahas tingkat kemandirian keuangan daerah dilihat dari kontribusi dari

masing masing kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010

dan tahun 2011 dan aspek rasio kemandirian keuangan, rasio efektivitas, dan

potensi ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010 dan 2011.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis kontribusi PAD, Dana perimbangan dan pendapatan

lain-lain yang sah dari masing-masing kabupaten dan kota terhadap

pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 dan 2011.

2. Untuk menganalisis tingkat kemandirian keuangan Provinsi Sumatera

(19)

5

3. Untuk mengetahui seberapa besar potensi ekonomi pada kabupaten dan

kota di Provinsi Sumatera Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, hasil penelitian ini dapat

menjadi bahan informasi dan masukan mengenai bagaimana pengaruh

kebijakan otonomi daerah terhadap penerimaan PAD dan kemampuan

keuangan.

2. Bagi Peneliti Lain yang ingin melakukan penelitian sejenis di masa yang

akan datang, hasil ini dapat memberikan inspirasi mengenai bagaimana

pengaruh kebijakan otonomi daerah terhadap kemampuan dan penerimaan

Referensi

Dokumen terkait

Nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, diameter buah, lebar kanopi, jumlah cabang, panjang daun, lebar daun, jumlah buah

sini, guru dapat memberikan pengetahuan tentang adanya perbedaan madzhab dalam Islam, sehingga melalui dialog tersebut guru dapat memberikan pengertian bahwa di dalam

Pertama, mereka bisa mendapatkannya dalam kebiasaan bertanya "Apa yang ditunjukan oleh data?" Ketika dihadapkan dengan sebuah keputusan penting dan menindaklanjuti

Hal yang sama terjadi juga pada penelitian Raka Fitri Ayu (2010) dan Indah Puji Lestari (2014) bahwa terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying. Namun

tertusuk oleh sebuah anak panah yang terbuat dari besi atau sejenisnya.. ( chandajātassā ti jātataṇhassa. jantuno ti sattassa.

Tiada penghantaran dan / atau penghantaran yang tidak lengkap bagi Barangan dan caj penghantaran, yang dibeli di Internet: Barang yang tidak dihantar diinsuranskan jika Barangan

Analisis nilai ekonomis yang dimaksud merupakan nilai investasi yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang yang akan dipergunakan sebagai bahan penyusun aliran uang kas

Pertanggungjawaban pidana pelaku pencemaraan nama baik terhadap advokat, dalam hal ini pelaku orang yang melakukan tindak pidana yang bersangkutan, orang yang