• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Bangun Pemantauan Bawah Permukaan Tanah Menggunakan Metoda Geolistrik Berbasis Mikrokontroller

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan Bangun Pemantauan Bawah Permukaan Tanah Menggunakan Metoda Geolistrik Berbasis Mikrokontroller"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan :

(2)

BAWAH PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN

METODA GEOLISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada

Program Studi Strata Satu Sistem Komputer di Jurusan Teknik Komputer

Oleh Aldi Akhbar

10210032

Pembimbing John Adler, M.Si Adi Rahmansyah A. A, M.Si

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Pencipta pemelihara alam semesta, shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Atas rahmat Allah SWT., akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, meskipun proses belajar sesungguhanya tak akan berhenti. Tugas akhir ini sesungguhnya bukanlah sebuah kerja individual dan akan sulit terlaksana tanpa bantuan banyak pihak yang tak mungkin Penulis sebutkan satu persatu, namun dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta yang selalu bekerja keras dan sabar dalam membimbing anaknya untuk menjalani kehidupan didunia maupun menghadapi kehidupan akhirat meski dalam keadaan lemah dan sulit, Ibu Sri Kenti dan Bapak Edi Supriyadi.

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Dr. Wendi Zarman, M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknik Komputer. 4. John Adler M,Si selaku dosen pembimbing yang membantu penulis mulai dari awal hingga selesainya tugas akhir ini dengan memberikan arahan dalam pengerjaan.

5. Adi Rahmansyah A. A, M.Si selaku dosen pembimbing yang membantu penulis mulai dari awal hingga selesainya tugas akhir ini dengan memberikan arahan dalam pengerjaan.

6. Hidayat, M.T., selaku Dosen Wali Kelas 10 SK 1.

7. Seluruh mahasiswa Program Studi Teknik Komputer terkhusus pada kawan-kawan 10 SK-1 yang selalu memberikan semangat dan dorongannya untuk tetap menjalani perkulihan.

(6)

vi

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitihan ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin keilmuan yang Penulis dalami

Bandung, 13 Agustus 2015

(7)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metode Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TEORI PENUNJANG ... 5

2.1 Metode Geolistrik ... 5

2.2 Konfigurasi elektroda pada metode geolistrik resistivity ... 6

2.2.1 Faktor geometri ... 7

2.2.2 Perumusan Dasar Geolistrik Resistivity ... 10

2.3 Konfigurasi Elektroda Wenner ... 11

2.4 Nilai tahanan jenis (resistivity) batuan dan mineral ... 14

(8)

viii

2.6 LCD 16x2 ... 17

2.7 Resistor... 18

2.8 Pengertian Aki (accumulator) ... 18

2.9 Push button / Saklar Tekan ... 19

2.10 Rangkaian pembagi tegangan ... 20

2.11 IC LM-358... 21

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 23

3.1 Perancangan perangkat keras ... 23

3.1.1 Perancangan pada gambar III-1 untuk nomor alur 2 ... 24

3.1.2 Perancangan pada gambar III-1 untuk nomor alur 6 ... 26

3.1.3 Perancangan pada gambar III-1 untuk nomor alur 3 dan 7 ... 28

3.1.4 Perancangan pada gambar III-1 untuk nomor alur 4 dan 8 ... 28

3.2 Pembuatan penampang satu dimensi (1D) ... 28

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA ... 30

4.1 Data Pengukuran... 30

4.1.1 Pengukuran menggunakan multimeter digital... 31

4.1.2 Pengukuran menggunakan mikrokontroller ... 36

4.2 Analisa ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan manusia yang mendasar, tanpa air manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air bersih cukup sulit didapat apabila banjir datang, banjir tidak hanya air, tetapi juga membawa sampah, kotoran, limbah pabrik atau kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak tanah, dan sebagainya) yang dapat mencemari sumber air bersih. Namun air bersih pun akan sulit didapat apabila musim kemarau yang berkepanjangan terjadi seperti sumur yang kekeringan atau volume air hanya sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukannya pencarian air tanah dengan mencari lokasi yang mempunyai kelayakan air tanah untuk dibuat sumur bor.

Dalam hal ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi air tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Keunggulan metode ini adalah dapat digunakan untuk mengadakan eksplorasi dangkal yang tidak bersifat merusak dalam pendeteksiannya. Pendeteksian di atas permukaan bumi meliputi pengukuran medan potensial arus dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Geolistrik dengan menggunakan metode resistivity (tahanan jenis) adalah untuk menginformasikan struktur lapisan bawah permukaan tanah.

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya perumusan masalah yang tepat sehingga dapat memperjelas masalah yang diangkat. Adapun perumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana membuat alat geolistrik resistivity meter dengan menggunakan dua elektroda arus dan dua elektroda potensial.

2. Bagaimana menentukan beda lapisan struktur tanah atau objek. 3. Bagaimana mengukur kedalaman objek.

4. Bagaimana menerapkan metoda geolistrik menggunakan mikrokontroller. 5. Bagaimana membuat penampang satu dimensi (1D) lapisan bawah

permukaan tanah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah, maksud dari penelitian ini adalah membuat rancang bangun pemantauan bawah permukaan tanah berbasis mikrokontroler dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis (resistivity). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mampu mendeteksi air tanah.

2. Dapat memberikan informasi struktur lapisan bawah permukaan tanah. 3. Mengetahui kedalaman atau ketebalan setiap lapisan.

1.4 Batasan Masalah

Dalam perancangan alat ini, terdapat beberapa batasan masalah, diantaranya:

1. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik tahanan jenis (resistivity). 2. Konfigurasi elektroda yang digunakan adalah Wenner.

3. Proses data menggunakan mikrokontroler Arduino-promini.

4. Pemodelan visual satu dimensi (1D) menggunakan software aplikasi IPI2Win.

5. Objek yang akan diteliti adalah pasir, lempung dan air.

6. Pengukuran tegangan mulai dari 0 volt sampai dengan tegangan 10 volt. 7. Dimensi wadah berbahan kaca yang digunakan berukuran 100 cm x 10 cm x

(11)

3

1.5 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian menggunakan studi kasus.

1. Studi literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

2. Perancangan

Merancang sistem pemantauan bawah permukaan tanah untuk perangkat keras dan perangkat lunak, dengan beberapa teori aplikasi.

3. Percobaan Eksperimental

Melakukan uji coba perangkat keras maupun perangkat lunak, meliputi pengujian setiap komponen atau sensor-sensor kemudian dikalibrasi setiap sensor yang digunakan.

4. Pengujian

Melakukan pengujian terhadap metode yang akan dipakai terhadap kasus pencarian air tanah.

5. Analisa

Menganalisis hasil dari pengujian nilai tahanan jenis yang telah diukur secara hardware dan software dikaitkan dengan beberapa tujuan yang telah dikaitkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(12)

BAB II TEORI PENUNJANG

Bab ini membahas tentang berbagai konsep dasar teori-teori serta metode pengukuran yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan untuk membangun sistem pemantauan bawah permukaan tanah.

BAB III. PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang deskripsi sistem, analisis kebutuhan dalam pembangunan sistem serta perancangan sistem yang dikembangkan yaitu perancangan model geolistrik tahanan jenis Wenner dan perancangan antarmuka (interface).

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini meliputi hasil implementasi dari perancangan dan pengujian yang telah dilakukan beserta hasil dari analisa sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat dan dapat memenuhi tujuannya dengan baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

30

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Data Pengukuran

Setelah melalui proses perancangan, bab ini akan memaparkan hasil pengujian alat geolistrik dengan media yang akan di uji adalah tanah lempung, pasir dan air. Pengujian ketepatan pengukuran alat geolistrik menggunakan mikrokontroller akan dibandingkan dengan alat geolistrik yang menggunakan dua buah multimeter dimana satu multimeter digital untuk mengukur tegangan dan satunya lagi untuk mengukur arus. Sebelum melakukan pengukuran maka alat geolistrik dengan menggunakan mikrokontroller dikalibrasi untuk ketepatan pengukuran serta untuk mengetahui presentase kesalahan (error).

Tabel IV-1 Persentase error Arus ARUS

No Mikrokontroller Multimeter digital

1 0.244 0.258

2 0.444 0.421

3 0.977 0.993

4 0.799 0.801

5 1.221 1.302

total 3.685 3.775

rata-rata 0.737 0.755

error ± 0.0244

Persentase (%) 2.44 %

Tabel IV-2 Persentase error tegangan TEGANGAN

No Mikrokontroller Multimeter digital

1 5.09 5.09

2 8.83 8.82

3 3.32 3.33

4 6.51 6.51

5 6.15 6.14

total 29.35 29.89

rata-rata 5.87 5.978

error ± 0.0183

(14)

Dari hasil kalibrasi menunjukan perbedaan pengukuran antara multimeter digital dengan mikrokontroller sebesar 1.83 % untuk pengukuran tegangan dan 2.44 % untuk pengukuran arus. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalibrasi cukup baik karena tingkat error masih di bawah 5 %. Sehingga alat ukur menggunakan mikrokontroller bisa digunakan dengan baik.

4.1.1 Pengukuran menggunakan multimeter digital

Gambar IV-1 Geolistrik menggunakan multimeter digital

Gambar di atas merupakan alat geolistrik yang menggunakan dua buah multimeter dimana untuk multimeter pengukur tegangan tidak ada tambahan konfigurasi rangkaian, sedangkan untuk multimeter pengukur arus, probe positif dihubungkan pada supply 12V kutub positif dan kutub negatif menjadi supply untuk menginjeksi pada objek permukaan tanah.

Gambar IV-2 Susunan lapisan tanah pada pengujian

(15)

32

Tabel pengukuran dibawah ini menggunakan 2 lapis tanah yaitu lapis pertama atau lapisan paling atas adalah lempung dan lapisan dalam adalah pasir serta di dalam lapisan kedua terdapat ruang yang berisi air. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik resistivity dengan konfigurasi Wenner. Dengan rumus yang digunakan yaitu :

K = � − − + -1 (IV-I)

R= �

(IV-II)

Rho = k x R ( IV-III)

Tabel IV-3 Hasil pengukuran menggunakan multimeter digital

NO C1 (m) P1 (m) P2 (m) C2 (m) K (konstanta) V (mV) I (mA) R

(Ω) (Ω.m)Rho

1 0.02 0.006667 0.006667 0.02 0.083733 1129 2.8 403.2143 33.76248

2 0.03 0.01 0.01 0.03 0.1256 1027 2.85 360.3509 45.26007

3 0.04 0.013333 0.013333 0.04 0.167467 897 2.45 366.1224 61.31331 4 0.05 0.016667 0.016667 0.05 0.209333 811 2.1 386.1905 80.84254

5 0.06 0.02 0.02 0.06 0.2512 837 1.67 501.1976 125.9008

6 0.07 0.023333 0.023333 0.07 0.293067 647 1.53 422.8758 123.9308 7 0.08 0.026667 0.026667 0.08 0.334933 548 1.54 355.8442 119.1841

8 0.09 0.03 0.03 0.09 0.3768 822 1.72 477.907 180.0753

9 0.1 0.033333 0.033333 0.1 0.418667 717 1.86 385.4839 161.3892 10 0.11 0.036667 0.036667 0.11 0.460533 630 1.87 336.8984 155.1529

11 0.12 0.04 0.04 0.12 0.5024 830 1.77 468.9266 235.5887

12 0.13 0.043333 0.043333 0.13 0.544267 577 1.56 369.8718 201.3089 13 0.14 0.046667 0.046667 0.14 0.586133 548 1.55 353.5484 207.2265

14 0.15 0.05 0.05 0.15 0.628 589 1.23 478.8618 300.7252

(16)

Keterangan :

C1 = Jarak elektroda terhadap elektroda P1 (meter). C2= Jarak elektroda terhadap elektroda P2 (meter).

P1= Jarak elektroda terhadap elektroda C1 dibagi 3 (meter). P2= Jarak elektroda terhadap elektroda C2 dibagi 3 (meter). K = Faktor geometri.

V= Tegangan (volt). A= Arus (ampere).

Rho = Tahanan jenis (Ohm.meter).

Pada tabel di atas proses perhitungan untuk mendapatkan tahanan jenis dari data pengukuran yang telah didapatkan kemudian proses menggunakan Ms.Excel. Dengan titik pengukuran awal dihasilkan ρ = 33.76248 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir dihasilkan ρ = 661.6858 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-1 dimana untuk batuan dengan nilai resistivity ini adalah mineral jenis surface water (air permukaan).

(17)

34

Gambar IV-3 Hasil proses data IPI2Win menggunakan alat multimeter

Pada gambar di atas adalah proses perhitungan menggunakan aplikasi yang memang untuk eksplorasi geolistrik yaitu IPI2Win. Hasil perhitungan disini diperoleh hasil dengan titik pengukuran awal dihasilkan ρ = 50.669 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir dihasilkan ρ = 993.03 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-1 dimana untuk batuan dengan nilai resistivity ini adalah mineral jenis surface water (air permukaan).

(18)

Gambar IV-4 Grafik titik pengukuran IPI2Win menggunakan alat multimeter Berdasarkan gambar IV-4 menunjukan titik sebaran pengujian, hasil ini didapatkan setelah data masukan telah selesai diproses.

(19)

36

Pada gambar IV-5 dapat diketahui bahwa error yang di hasilkan program IPI2Win adalah 25.1%. Garis warna merah pada kurva merupakan garis data model sedangkan garis kurva warna hitam merupakan data hasil pengukuran.

Gambar IV-6 Grafik lapisan bawah permukaan menggunakan alat multimeter

Pada gambar IV-5 yaitu tabel hasil koreksi error di gambarkan menjadi sebuah grafik lapisan bawah permukaan seperti pada gambar IV-6 dimana lapisan pertama adalah lempung, lapisan kedua adalah pasir, dan lapisan ketiga adalah air.

4.1.2 Pengukuran menggunakan mikrokontroller

(20)

Gambar IV-7 merupakan alat geolistrik menggunakan mikrokontroller, adapaun keterangan gambar di atas yaitu :

1. LCD 1 : menampilkan nilai pengukuran arus. 2. LCD 2 : menampilkan nilai pengukuran tegangan.

3. ON/OFF : saklar untuk menyalurkan atau memutuskan supply pada sistem. 4. HOLD 1 : untuk menahan data pengukuran arus yang tampil pada lcd. 5. HOLD 2 : untuk menahan data pengukuran tegangan yang tampil pada lcd. 6. Angka 1 dan 2 : merupakan probe positif juga probe negatif untuk mengukur

arus.

7. Angka 3 dan 4 : merupakan probe positif juga probe negatif untuk injeksi arus pada objek permukaan tanah. Dengan konfigurasi probe arus positif di hubungkan pada probe negatif supply 12V kemudian probe negatif dari supply akan digunakan sebagai injeksi arus pada permukaan tanah.

8. Angka 5 dan 6 : merupakan probe positif juga probe negatif untuk mengukur tegangan.

Tabel IV-4 Hasil pengukuran menggunakan mikrokontroller

NO C1 (m) P1 (m) P2 (m) C2 (m) K (konstanta) V (mV) I (mA) R

(Ω) (Ω.m)Rho

1 0.02 0.006667 0.006667 0.02 0.083733 984.62 2.353 418.453 35.03847 2 0.03 0.01 0.01 0.03 0.1256 903.32 2.242 402.9081 50.60526 3 0.04 0.013333 0.013333 0.04 0.167467 849.09 2.065 411.1816 68.85921 4 0.05 0.016667 0.016667 0.05 0.209333 803.96 1.909 421.142 88.15905 5 0.06 0.02 0.02 0.06 0.2512 659.42 1.532 430.4308 108.1242 6 0.07 0.023333 0.023333 0.07 0.293067 560.06 1.421 394.1309 115.5066 7 0.08 0.026667 0.026667 0.08 0.334933 469.83 1.421 330.6334 110.7401 8 0.09 0.03 0.03 0.09 0.3768 632.32 1.554 406.8983 153.3193 9 0.1 0.033333 0.033333 0.1 0.418667 596.19 1.643 362.8667 151.9202 10 0.11 0.036667 0.036667 0.11 0.460533 614.26 1.709 359.4266 165.5279 11 0.12 0.04 0.04 0.12 0.5024 650.39 1.621 401.2276 201.5768 12 0.13 0.043333 0.043333 0.13 0.544267 541.99 1.487 364.4855 198.3773 13 0.14 0.046667 0.046667 0.14 0.586133 541.99 1.51 358.9338 210.3831

14 0.15 0.05 0.05 0.15 0.628 487.79 1.221 399.5004 250.8863

(21)

38

19 0.2 0.066667 0.066667 0.2 0.837333 560.06 1.199 467.1059 391.1234 20 0.21 0.07 0.07 0.21 0.8792 731.69 1.332 549.3168 482.9593 21 0.22 0.073333 0.073333 0.22 0.921067 587.16 1.132 518.6926 477.7504 22 0.23 0.076667 0.076667 0.23 0.962933 469.73 0.91 516.1868 497.0535 23 0.24 0.08 0.08 0.24 1.0048 523.93 0.844 620.7701 623.7498 24 0.25 0.083333 0.083333 0.25 1.046667 632.32 1.066 593.1707 620.852

Keterangan :

C1 =Jarak elektroda terhadap elektroda P1 (meter). C2= Jarak elektroda terhadap elektroda P2 (meter).

P1=Jarak elektroda terhadap elektroda C1 dibagi 3 (meter). P2=Jarak elektroda terhadap elektroda C2 dibagi 3 (meter). K = Faktor geometri.

V= Tegangan (volt). A= Arus (ampere).

Rho = Tahanan jenis (Ohm.meter).

Pada tabel di atas proses perhitungan untuk mendapatkan tahanan jenis dari data pengukuran yang telah didapatkan, di proses menggunakan Ms.Excel. Dengan titik pengukuran awal dihasilkan ρ = 35.03847 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir dihasilkan ρ = 620.852 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-1 dimana untuk batuan dengan nilai resistivity ini adalah mineral jenis surface water (air permukaan).

(22)

Gambar IV-8 Hasil proses data IPI2Win menggunakan alat mikrokontroller

Pada gambar di atas adalah proses perhitungan menggunakan aplikasi yang memang untuk eksplorasi geolistrik yaitu IPI2Win. Hasil perhitungan disini diperoleh hasil dengan titik pengukuran awal dihasilkan ρ = 52.584 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir dihasilkan ρ = 931.75 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada gambar II-1 dimana untuk batuan dengan nilai resistivity ini adalah mineral jenis surface water (air permukaan).

(23)

40

Gambar IV-9 Grafik titik pengukuran IPI2Win menggunakan alat mikrokontroller

Berdasarkan gambar IV-9 menunjukan titik sebaran pengujian, hasil ini didapatkan setelah data masukan telah selesai diproses.

Gambar IV-10 Grafik pengukuran dan error menggunakan alat mikrokontroller

(24)

Gambar IV-11 Grafik lapisan bawah permukaan menggunakan alat mikrokontroller

Pada gambar IV-10 yaitu tabel hasil koreksi error di gambarkan menjadi sebuah grafik lapisan bawah permukaan seperti pada gambar IV-11 dimana lapisan pertama adalah lempung, lapisan kedua adalah pasir, dan lapisan ketiga adalah air.

4.2 Analisa

Berdasarkan data pengukuran yang telah didapatkan dari 24 titik pengujian yaitu mulai dari jarak titik uji 2 cm sampai dengan 25 cm, memberikan hasil yang cukup baik karena mampu memberikan informasi mengenai struktur lapisan bawah permukaan tanah.

 Berdasarkan tabel IV-1 mengenai kalibrasi alat ukur arus antara multimeter digital dengan mikrokontroller memiliki selisih error sebesar 2.44 %. Dan untuk tabel IV-2 mengenai kalibrasi alat ukur tegangan antara multimeter digital dengan mikrokontroller memiliki selisih error sebesar 1.83 %. Oleh karena itu alat ukur menggunakan mikrokontroller menghasilkan pengukuran mendekati nilai pengukuran menggunakan multimeter digital.

(25)

42

(26)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari 24 titik pengujian, dapat disimpulkan bahwa pengukuran beda potensial serta arus yang didapatkan oleh alat geolistrik dengan mikrokontroller memberikan hasil yang cukup baik namun masih terdapat error pada alat.

 Berdasarkan tabel IV-1 dan tabel IV-2 mengenai hasil kalibrasi alat ukur memiliki selisih error yang kecil dengan multimeter digital sehingga hasil pengukuran menggunakan mikrokontroller mendekati nilai pengukuran menggunakan multimeter digital.

 Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa terdapat tiga lapisan pada bawah permukaan, yaitu lapisan pertama adalah lempung (ketebalan 4cm), lapisan kedua adalah pasir (ketebalan 12cm) dan lapisan ketiga adalah air (ketebalan 8cm) degan total ketebalan 24 cm.

 Berdasarkan hasil data pengukuran yang dibandingkan dengan data acuan pada tabel II-1 dan tabel II-3 menunjukan hasil yang tidak sesuai, yaitu untuk lapisan air memiliki nilai resistivity sangat tinggi (700 Ω.m) jika dibandingkan dengan nilai acuan untuk air (natural water) dengan range nilai resistivity 1 sampai 100 Ω.m.

Dari keterangan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan alat geolistrik menggunakan mikrokontroller hanya mampu mendeteksi jumlah lapisan bawah permukaan tanah serta kedalaman atau ketebalan lapisan. Namun alat ini masih belum sempurna karena terjadi kegagalan dalam menentukan perbedaan dari tahanan jenis yang terdeteksi. Untuk proses pengembangan dan mengatasi beberapa masalah yang terjadi diberikan saran berupa.

(27)

44

 Berikan tambahan sensor untuk mengetahui status dari supply tegangan sehingga ketika supply dalam keadaan daya lemah maka bisa diantisipasi untuk terlebih dahulu di charger. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pengukuran data.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hendrajaya, L dan Arif, I., Geolistrik Tahanan Jenis, Monograf : Metoda Eksplorasi, Tidak dipublikasikan, Bandung: Institute Teknologi Bandung, 1990.

[2] Santoso, D, Pengantar Teknik Geofisika, ITB, 2002.

[3] Grandis, H, Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika, Himpunan ahli geofisika Indonesia (HAGI), 2009.

[4] Deba, Arduino energy meter, diakses pada tanggal 18 Januari 2015, dari world wide web : http://www.instructables.com/id/ARDUINO-ENERGY-METER/step3/Voltage- Measurement/

[5] Milen, Digital multimeter shield for arduino, diakses pada tanggal 18

Januari 2015, dari world wide web :

http://www.instructables.com/id/Digital-multimeter-shield-for-Arduino/ [6] Milen, Digital multimeter shield for arduino, diakses pada tanggal 18

Januari 2015, dari world wide web :

http://www.instructables.com/id/Digital-multimeter-shield-for-Arduino/ [7] Eddy, H., Praktikum geolistrik dan EM, diakses pada tanggal 7

Desember 2014, dari world wide web :

http://hartantyo.staff.ugm.ac.id/myweb/?My_Class:Odd_Semester:Prakti kum_Geolistrik_dan_EM

(29)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Aldi Akhbar

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 27 Juli 1992

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pendidikan Terakhir

: Universitas Komputer Indonesia

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jl. Randusari Timur I RT.06 RW.17 No.39

Kec. Antapani Kel. Antapani Kidul

Status

: Belum Menikah

Aktifitas di Kampus

: Mahasiswa

Email

: themaskprince@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1998

2004

Tamatan SDN BABAKAN SINYAR I BANDUNG

2004

2007

Tamatan SMPN 37 BANDUNG

2007

2010

Tamatan SMA PASUNDAN 3 BANDUNG

2010 - 2015

Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Teknik Komputer

(30)

1

John Adler1, Adi Rahmansyah2, Aldi Akhbar3

1,2,3

Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung

1

john.adler@gmail.unikom.ac.id, 2adiraa04@gmail.com,3themaskprince@gmail.com ABSTRAK

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam permukaan bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di atas permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran beda potensial dan arus yang terjadi akibat injeksi arus ke dalam bumi hal ini disebut dengan metoda resistivity. Metode resistivity terbagi menjadi dua yaitu metode sounding dan mapping, namun dalam studi kasus ini digunakan metode reisitivity sounding untuk melakukan pengukuran satu dimensi (1D). Konfigurasi elektroda yang digunakan adalah konfigurasi Wenner dimana jarak pemasangan elektroda pada permukaan tanah memiliki jarak yang sama. Alat ukur geolistrik yang digunakan adalah sebuah mikrokontroller dengan pengujian skala laboratorium menggunakan akuarium 100cm x 10cm x 40cm (p x l x t) yang berisi lempung, pasir dan air. Hasil pengujian menggunakan metode restivitas dengan konfigurasi Wenner didapatkan bahwa alat ukur menggunakan mikrokontroller bekerja dengan baik serta data pengukuran yang telah diproses menggunakan software IPI2Win dapat diketahui bahwa terdapat tiga lapisan yaitu lapisan pertama adalah lempung dengan ketebalan 4 cm, lapisan kedua adalah pasir dengan ketebalan 12 cm dan lapisan ketiga adalah air dengan ketebalan 8cm.

Kata kunci : Mikrokontroller, geolistrik, resistivitas, konfigurasi Wenner

1. PENDAHULUAN

Letak geografis di Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson atau disebut angin musim, yang berpengaruh terhadap perubahan musim. Karena terletak di daerah tropis, maka perubahan musim di Indonesia terjadi dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan sering mendatangkan bencana tanah longsor atau banjir atau Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khususnya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, binatang ternak mati karena rumput menjadi kering. Air merupakan kebutuhan manusia yang mendasar, tanpa air manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air bersih cukup sulit di dapat apabila banjir datang, banjir tidak hanya air, tetapi juga membawa sampah, kotoran, limbah pabrik atau kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak tanah, dan sebagainya) yang dapat mencemari sumber air bersih. Namun Air bersih pun akan sulit di dapat apabila musim kemarau yang berkepanjangan terjadi seperti sumur yang kekeringan atau volume air hanya sedikit. Oleh

karena itu perlu dilakukannya pencarian air tanah dengan mencari lokasi yang mempunyai kelayakan air tanah untuk dibuat sumur bor.

Dalam hal ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi air tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Keunggulan metode ini adalah dapat digunakan untuk mengadakan eksplorasi dangkal yang tidak bersifat merusak dalam pendeteksiannya. Pendeteksian di atas permukaan bumi meliputi pengukuran medan potensial arus dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Geolistrik dengan menggunakan metode resistivitas adalah untuk menginformasikan struktur lapisan permukaan bawah tanah.

(31)

2 menimbulkan sebuah kerapatan arus. Satuan

untuk resistivitas adalah ohm.meter (Ω.m).

Setiap objek seperti tanah, air dan udara memiliki resistivitas yang berbeda. Dari perbedaan nilai tahanan tersebutlah setiap objek atau bahan dapat kita bedakan menggunakan sebuah metode geolistrik. Salah satu aplikasi dari metode geolistrik tahanan jenis ini adalah untuk mencari lokasi air tanah. Dalam metode geofisika, data pengamatan merupakan respon dari kondisi geologi bawah permukaan. Respon tersebut timbul karena adanya variasi parameter fisika yakni sifat konduktifitas yang merefleksikan formasi atau struktur geologi bawah permukaan. Model adalah representasi keadaan geologi oleh besaran fisika agar permasalahan dapat disederhanakan dan responya dapat diperkirakan atau dihitung secara teoritis. Besaran atau variabel yang digunakan untuk mengkarakterisasi model disebut parameter model yang secara umum terdiri dari parameter fisika serta variasinya terhadap posisi. Maka dari itu metode tahanan jenis mampu dalam menentukan lokasi air tanah yang terletak pada permukaan bawah tanah, yang guna akan membantu pihak-pihak yang bekerja dalam pencarian lokasi titik mata air berada.

Permasalahan diatas mendorong penulis untuk membuat alat monitoring permukaan bawah tanah yang mampu mendeteksi serta memberi gambaran atau tampilan pada layar monitor PC atau laptop berupa tampilan satu dimensi (1D) menggunakan software IPI2Win mengenai struktur lapisan bawah permukaan bumi, serta objek yang akan di cari atau diteliti. Sehingga memudahkan user dalam mengidentifikasi dan menganalisa suatu lokasi pada permukaan bawah tanah (bumi).

2. PERANCANGAN

[image:31.595.321.528.72.270.2]

Pada tahap ini, terdapat beberapa diagram blok yang akan menerangkan perancangan peragkat keras.

Gambar 1 Diagram blok utama alat geolistrik menggunakan mikrokontroller

Keterangan: 1. Blok-A

Pada bagian blok-A merupakan sub sistem untuk perancangan pengukuran arus yang di injeksikan pada permukaan tanah. Fungsi dari penekanan tombol hold ialah untuk menahan data sehingga tampilan pada lcd 16x2 akan memberikan notification berupa status tombol.

2. Blok-B

Pada bagian blok-B merupakan sub sistem untuk perancangan pengukuran tegangan pada permukaan tanah fungsi penekanan tombol hold ialah untuk menahan data sehingga tampilan pada lcd 16x2 akan memberikan notification berupa status tombol.

2.1 Perancangan pada gambar-1 untuk

nomor alur 3

Pada gambar di bawah ini merupakan perancangan untuk konfigurasi injeksi arus menggunakan rangkaian elekronik sederhana sebagai pengganti sensor arus.

Gambar 2 Konfigurasi injeksi arus

Keterangan:

 Catu daya yang digunakan adalah aki 12 volt yang digunakan untuk menginjeksikan arus pada permukaan tanah, catu daya ini akan di integrasikan dengan rangkaian pengukur arus.

(32)
[image:32.595.77.281.109.262.2]

3 Gambar 3 Rangkaian pengukuran arus

[image:32.595.317.527.247.356.2]

Rangkaian diatas merupakan rangkaian yang akan mengukur arus dengan menggunakan IC LM358 dengan resistor sebagai penghambat arus yang masuk kemudian polyswitch atau resettable bekerja sebagai pemutus arus yang masuk apabila arus yang masuk lebih dari tahanan yang digunakan, sehingga pengukuran dibatasi hingga besar nilai dari resettable yaitu 500mA.

Gambar 4 Flowchart proses perhitungan arus pada program

Keterangan :

melakukan pembacaan nilai analog sebanyak 16 kali untuk mengambil sample data, kemudian hasil sample data dibagi 16 untuk mendapatkan nilai rata-rata yang akan dimasukan pada rumus perhitungan pada mikrokontroller. Hasil perhitungan akan disimpan sementara pada variabel arus.

2.2 Perancangan pada gambar-1 untuk

nomor alur 6

[image:32.595.74.282.439.701.2]

Pada gambar di bawah ini merupakan perancangan untuk pengukuran tegangan.

Gambar 5 Rangkaian pengukuran tegangan

Rangkaian diatas merupakan rangkaian yang akan mengukur tegangan dengan menggunakan rangkaian pembagi tegangan menggunakan resistor.

Gambar-6 Flowchart proses perhitungan tegangan pada program

Keterangan :

[image:32.595.327.515.445.667.2]
(33)

4 nilai tersebut dimasukan pada rumus pembagi tegangan. Hasil perhitungan akan disimpan sementara pada variabel vout.

2.3 Perancangan pada gambar-1 untuk

[image:33.595.315.529.76.268.2]

nomor alur 3 dan 7

Gambar-7 Konfigurasi pin push button pada mikrokontroller

Push button berfungsi sebagai hold (menahan) dan save (menyimpan) data pengukuran arus dan tegangan.

2.4 Perancangan pada gambar-1 untuk

nomor alur 4 dan 8

Gambar-8 Rangkaian Lcd 16x2 dengan mikrokontroller

Dari hasil pengukuran dan proses olah data pada mikrokontroller. Maka LCD 16x2 ini akan menampilkan keluaran berupa nilai tegangan dan arus pada setiap di pengukuran.

2.5 Pembuatan penampang satu dimensi

(1D)

[image:33.595.70.281.121.232.2]

Setelah proses pengambilan data selesai maka data di pindahkan kedalam Software Ms.Excel untuk proses perhitungannya. Kemudian hasil yang diperoleh dari Ms.Excel akan di uji kembali menggunakan software IPI2Win, yaitu software yang khusus digunakan untuk pemrosesan data geolistrik satu dimensi (1D).

Gambar-9 Urutan langkah penampang satu dimensi (1D) IPI2Win

Pada gambar-9 merupakan langkah-langkah dalam pemrosesan data menggunakan aplikasi IPI2Win. Buka aplikasi kemudian pilih new ves point hingga keluar tampilan berupa tabel serta pemilihan konfigurasi yang digunakan, kemudian masukan data pengukuran dan secara otomatis hasil perhitungan akhir akan muncul serta kurva dari sebaran-sebaran titik uji.

3. HASIL PENGUJIAN

3.1 Data Pengukuran

Setelah melalui proses perancangan, bab ini akan memaparkan hasil pengujian alat geolistrik dengan media yang akan di uji adalah tanah lempung, pasir dan air. Pengujian ketepatan pengukuran alat geolistrik menggunakan mikrokontroller akan dibandingkan dengan alat geolistrik yang menggunakan dua buah multimeter dimana satu multimeter digital untuk mengukur tegangan dan satunya lagi untuk mengukur arus.

[image:33.595.71.294.318.456.2]
(34)
[image:34.595.78.284.89.245.2]

5 Tabel 2 Persentase error tegangan

[image:34.595.318.527.92.393.2]

Dari hasil kalibrasi menunjukan perbedaan pengukuran antara multimeter digital dengan mikrokontroller sebesar 0.2% untuk pengukuran tegangan dan 1.8% untuk pengukuran arus. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalibrasi cukup baik karena tingkat error masih di bawah 5%. Sehingga alat ukur menggunakan mikrokontroller bisa digunakan dengan baik.

Tabel 3 Nilai rsesistivitas untuk beberapa jenis batuan sedimen

[image:34.595.78.286.231.361.2]

3.2 Pengukuran menggunakan multimeter digital

Gambar-10 Geolistrik menggunakan multimeter digital

[image:34.595.74.279.515.683.2]

Gambar diatas merupakan alat geolistrik yang menggunakan dua buah multimeter dimana untuk multimeter pengukur tegangan tidak ada tambahan konfigurasi rangkaian, sedangkan untuk multimeter pengukur arus, probe positif dihubungkanpada supply 12V kutub positif dan kutub negatif menjadi supply untuk menginjeksi pada objek permukaan tanah.

[image:34.595.315.547.611.731.2]
(35)

6 Tabel pengukuran dibawah ini menggunakan 2 lapis tanah yaitu lapis pertama atau lapisan paling atas adalah lempung dan lapisan dalam adalah pasir serta di dalam lapisan kedua terdapat ruang yang berisi air. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner.

Tabel 5 Hasil pengukuran menggunakan multimeter digital

Pada tabel diatas proses perhitungan untuk mendapatkan tahanan jenis dari data pengukuran yang telah didapatkan kemudian proses menggunakan Ms.Excel. Dengan titik

pengukuran awal dihasilkan ρ = 33.76248 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir

dihasilkan ρ = 661.6858 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-4 dimana untuk batuan dengan nilai resistivitas ini adalah mineral jenis surface water (permukaan air).

[image:35.595.315.526.119.317.2]

Kemudian data pengukuran yang didapat yaitu data tegangan juga data arus diproses menggunakan software IPI2Win.

Gambar-12 Hasil proses data IPI2Win (multimeter)

Pada gambar diatas adalah proses perhitungan menggunakan aplikasi yang memang untuk eksplorasi geolistrik yaitu IPI2Win. Hasil perhitungan disini diperoleh hasil dengan titik pengukuran awal dihasilkan

ρ = 50.669 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik

pengukuran akhir dihasilkan ρ = 993.03 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-4 dimana untuk batuan dengan nilai resistivitas ini adalah mineral jenis surface water (permukaan air).

Pada gambar-13 ketika hasil resistivitas diperoleh maka dilanjutkan dengan sebaran-sebaran titik pengukuran menjadi sebuah grafik. Kemudian dari hasil grafik tersebut dapat diperoleh persentase error pengukuran yang didapat.

[image:35.595.317.559.607.724.2]
(36)
[image:36.595.313.525.71.261.2]

7 setelah data masukan telah selesai diproses.

Gambar-14 Grafik pengukuran dan koreksi error (multimeter)

[image:36.595.72.299.117.298.2]

Pada gambar-14 dapat diketahui bahwa tingkat error yang didapatkan program IPI2Win adalah 25.1%.

Gambar-15 Grafik lapisan bawah permukaan (multimeter)

Pada gambar-15 dimana lapisan pertama adalah lempung, lapisan kedua adalah pasir, dan lapisan ketiga adalah air.

Gambar-16 Alat geolistrik menggunakan mikrokontroller

Gambar di atas merupakan alat geolistrik menggunakan mikrokontroller, adapaun keterangan gambar di atas yaitu :

- LCD 1 : menampilkan nilai pengukuran arus.

- LCD 2 : menampilkan nilai pengukuran tegangan.

- ON/OFF : saklar untuk menyalurkan atau memutuskan supply pada sistem.

- HOLD 1 : untuk menahan data pengukuran arus yang tampil pada lcd. - HOLD 2 : untuk menahan data

pengukuran tegangan yang tampil pada lcd.

- Angka 1 dan 2 : merupakan probe positif juga probe negatif untuk mengukur arus. - Angka 3 dan 4 : merupakan probe positif

juga probe negatif untuk injeksi arus pada objek permukaan tanah. Dengan konfigurasi probe arus positif di hubungkan pada probe negatif supply 12V kemudian probe negatif dari supply akan digunakan sebagai injeksi arus pada permukaan tanah.

[image:36.595.77.296.397.571.2]
(37)
[image:37.595.317.536.72.374.2]

8 Tabel 6 Hasil pengukuran menggunakan

multimeter digital

Pada tabel diatas proses perhitungan untuk mendapatkan tahanan jenis dari data pengukuran yang telah didapatkan, di proses menggunakan Ms.Excel. Dengan titik

pengukuran awal dihasilkan ρ = 35.03847 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik pengukuran akhir

dihasilkan ρ = 620.852 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-4 dimana untuk batuan dengan nilai resistivitas ini adalah mineral jenis surface water (permukaan air).

Kemudian data pengukuran yang didapat yaitu data tegangan juga data arus diproses menggunakan software IPI2Win.

Gambar-17 Hasil proses data IPI2Win (mikrokontroller)

Pada gambar diatas adalah proses perhitungan menggunakan aplikasi yang memang untuk eksplorasi geolistrik yaitu IPI2Win. Hasil perhitungan disini diperoleh hasil dengan titik pengukuran awal dihasilkan

ρ = 52.584 Ω.m hasil tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-3 dimana untuk batuan jenis ini adalah termasuk dalam jenis clays (lempung) dan titik

pengukuran akhir dihasilkan ρ = 931.75 Ω.m tersebut dapat dibandingkan dengan data acuan pada tabel-4 dimana untuk batuan dengan nilai resistivitas ini adalah mineral jenis surface water (permukaan air).

(38)
[image:38.595.73.288.70.265.2]

9 Gambar-18 Grafik titik pengukuran IPI2Win

(mikrokontroller)

[image:38.595.322.530.74.229.2]

Berdasarkan gambar-18 menunjukan titik sebaran pengujian, hasil ini didapatkan setelah data masukan telah selesai diproses.

Gambar-19 Grafik pengukuran dan error (mikrokontroller)

Pada gambar-19 dapat diketahui bahwa tingkat error yang didapatkan program IPI2Win adalah 20.1%.

(mikrokontroller)

Pada gambar-20 dimana lapisan pertama adalah lempung, lapisan kedua adalah pasir, dan lapisan ketiga adalah air.

3.4 Analisa

Berdasarkan data pengukuran yang telah didapatkan dari 24 titik pengujian yaitu mulai dari jarak titik uji 2 cm sampai dengan 25 cm, memberikan hasil yang cukup baik karena mampu memberikan informasi mengenai struktur lapisan bawah permukaan tanah.

 Berdasarkan tabel-1 mengenai kalibrasi alat ukur arus antara multimeter digital dengan mikrokontroller memiliki selisih error sebesar 2.44 %. Dan untuk tabel-2 mengenai kalibrasi alat ukur tegangan antara multimeter digital dengan mikrokontroller memiliki selisih error sebesar 1.83 %. Oleh karena itu alat ukur dengan menggunakan mikrokontroller menghasilkan pengukuran mendekati nilai pengukuran menggunakan multimeter digital.

[image:38.595.70.282.362.616.2]
(39)

10 lapisan bawah tanah dapat diketahui tingkat ketebalan lapisan pada gambar-20. Untuk lempung memiliki ketebalan lapisan sebesar 4 cm, untuk pasir memiliki ketebalan 12 cm, dan untuk air memiliki ketebalan lapisan sebesar 8 cm.

4 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari 24 titik pengujian, dapat disimpulkan bahwa pengukuran beda potensial serta arus yang didapatkan oleh alat geolistrik dengan mikrokontroller memberikan hasil yang cukup baik namun masih terdapat error pada alat.

 Berdasarkan tabel IV-1 dan tabel IV-2 mengenai hasil kalibrasi alat ukur memiliki selisih error yang kecil dengan multimeter digital sehingga hasil pengukuran dengan menggunakan mikrokontroller mendekati nilai pengukuran menggunakan multimeter digital.

 Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa terdapat tiga lapisan pada bawah permukaan, yaitu lapisan pertama adalah lempung (ketebalan 4cm), lapisan kedua adalah pasir (ketebalan 12cm) dan lapisan ketiga adalah air (ketebalan 8cm) degan total ketebalan 24 cm.

 Berdasarkan hasil data pengukuran yang dibandingkan dengan data acuan pada tabel-1 dan tabel-2 menunjukan hasil yang tidak sesuai, yaitu untuk lapisan air memiliki nilai resistivitas sangat tinggi

(700 Ω.m) jika dibandingkan dengan nilai

acuan untuk air (natural water) dengan range nilai resistivitas 1-100 Ω.m.

Dari point di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan alat geolistrik menggunakan mikrokontroller hanya mampu mendeteksi jumlah lapisan permukaan bawah tanah serta kedalaman atau ketebalan lapisan. Namun alat ini masih belum sempurna karena terjadi kegagalan dalam menentukan perbedaan dari tahanan jenis yang terdeteksi. Untuk proses pengembangan dan mengatasi beberapa masalah yang terjadi diberikan saran berupa.

.

 Berikan tambahan sensor untuk mengetahui status dari supply sehingga ketika supply dalam keadaan daya lemah maka bisa di antisipasi untuk terlebih

dahulu di charger . Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pengukuran data.

 Alat ukur masih terbatas pada range pengukuran arus dan rendah maka dari itu untuk pengembangan-nya diharapkan dapat melakukan pengukuran dengan range pengukuran arus juga tengangan yang besar.

5 DAFTAR PUSTAKA

[1] Hendrajaya Lilik dan Idam Arif, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis. Monograf : Metoda Eksplorasi. Tidak dipublikasikan. Bandung: Institute Teknologi Bandung.

[2] Santoso, D, Pengantar Teknik Geofisika, ITB, 2002.

[3] Grandis, H, Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika, Himpunan ahli geofisika Indonesia (HAGI), 2009. [4] Deba, Arduino energy meter, diakses

pada tanggal 18 Januari 2015, dari world wide web : http://www.instructables.com/id/ARD

UINO-ENERGY-METER/step3/Voltage- Measurement/ [5] Milen, Digital multimeter shield for arduino, diakses pada tanggal 18 Januari 2015, dari world wide web : http://www.instructables.com/id/Digita l-multimeter-shield-for-Arduino/ [6] Milen, Digital multimeter shield for

arduino, diakses pada tanggal 18 Januari 2015, dari world wide web : http://www.instructables.com/id/Digita l-multimeter-shield-for-Arduino/ [7] Hartantyo Eddy, Praktikum geolistrik

dan EM, diakses pada tanggal 7 Desember 2014, dari world wide web : http://hartantyo.staff.ugm.ac.id/myweb /?My_Class:Odd_Semester:Praktikum _Geolistrik_dan_EM

Gambar

Tabel  IV-3 Hasil pengukuran menggunakan multimeter digital
Gambar IV-3 Hasil proses data IPI2Win menggunakan alat multimeter
Gambar IV-5 Grafik pengukuran dan koreksi error menggunakan alat multimeter
Gambar IV-6 Grafik lapisan bawah permukaan menggunakan alat multimeter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian Yeti Dahlia tentang Pengaruh Suara Bacaan Ayat Al-Qur‟an Terhadap Pertumbuhan Benih Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L), (2018) dapat disimpulkan

SURABAYA lOOS.. Proyek ini didominasi deogan pekerjaan tanah, yang mcnunmt perencanaan pemakaian alat bcrat dcngan tepat. Pekerjaan tanah yang ditinjau adalah

Peserta Pandu Penuntun yang dimaksud adalah Pandu HW Penuntun yang memenuhi persyaratan dan terdaftar sebagai peserta Hizbul Wathan Scout Virtual Got Talens Kwarwil Jawa

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Hasil dar i evaluasi administr asi, teknis dan har ga Penyedia Bar ang dinyatakan lulus, kar ena dapat memenuhi semua per syar atan yang ditetapkan dalam Dokumen

Dari Gambar 4 didapat nilai frekuensi dengan return loss dibawah 14 27.84 sampai 28.22 GHz dengan menggunakan nilai return loss -14 dB sebagai batas frekuensi kerja antena,

6.8.2 Bagi KKA Khas pula, PRO Negeri atau penyelaras kempen yang dilantik perlu menyelaras Mesyuarat Jawatankuasa Kempen Penerangan yang melibatkan semua pegawai

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, teknik, evaluasi, tindak lanjut, dan implikasinya pengelolaan SDM Di SMA Negeri 5 Mataram.