KEBUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
Muhammad Iqbal Kasogi1, Dyah Aring Hepiana L2, Novi Rosanti2
Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani (2) peran kelompoktani dalam meningkatkan pendapatan usahatani padi dilihat dari perbandingan pendapatan usahatani anggota dengan non-anggota (3) peran kelompoktani dalam meningkatkan efisiensi usahatani dilihat dari efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi dan efisiensi ekonomi relatif antara anggota dan non-anggota, dan (4) peran kelompoktani dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani padi dilihat dari perbandingan tingkat kesejahteraan rumah tangga anggota dengan non-anggota. Penelitian ini dilakukan di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jumlah sampel sebanyak 77 petani terdiri atas 38 petani anggota dan 39 petani non-kelompoktani. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode Logit, tabulasi pendapatan, pendekatan nilai rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) terhadap Biaya Korbanan Marjinal (BKM), dan fungsi keuntungan, kriteria kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani adalah pendapatan, pendidikan dan status kepemilikan lahan, (2) kelompoktani berperan dalam meningkatkan pendapatan petani padi, dilihat dari pendapatan petani anggota lebih tinggi dibandingkan dengan petani non-anggota kelompoktani, (3) kelompoktani berperan penting dalam meningkatkan efisiensi usahatani, dilihat dari tingkat efisiensi ekonomi relatif anggota lebih tinggi dibandingkan dengan non-anggota kelompoktani. Akan tetapi keuntungan yang diperoleh anggota dan non-anggota kelompoktani belum maksimum karena penggunaan input berada pada daerah I (Increasing return to scale), dan (4) kelompoktani berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani padi dilihat dari tingkat kesejahteraan petani anggota yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kesejahteraan petani non-anggota kelompoktani.
Kata Kunci : kelompoktani, pendapatan, efisiensi ekonomi relatif, kesejahteraan
1
Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2
By
Muhammad Iqbal Kasogi1, Dyah Aring Hepiana L2, Novi Rosanti2
The research aims to know (1) factors affecting farmers ‘decision to follow farmers group, (2) the role of farmers group in the improvement of agribusiness income of rice farming in sense of the ratio of members income and non-members income, (3) the role of farmers group in the improvement of farming efficiency in sense of the use of production factor and relative economic efficiency between members and non-members, and (4) the role of farmers group in the improvement of rice farmers household prosperity in sense of the ratio of prosperity level of members and non-members of farmers group. The research was conducted in Negara Ratu Village, Natar District, South Lampung Regency. Two groups of 77 farmers divided into 38 farmers group members and 39 non-farmers group are involved in the research. Methods used in the research are Logit method, income tabulation, ratio of Marginal Product Value and Marginal Spending Cost, and Profit Function. All prosperity criteria are based on Indonesian Statistic Agency. The results show that (1) factor affecting farmers’ decision to follow farmers group are the income, education level and farm ownership status, (2) farmers’ groups play roles in rice farmers income causing farmers group members income higher than farmers group, (3) farmers groups play more roles than non-farmers group in sense of economic efficiency level. Nevertheless, the income of both groups has not obtained maximum level due to the use of input which is still in area I (Increasing return to scale) , (4) farmers group play significant role to improve paddy farmers household prosperity that prosperity level of farmers group members is higher than that of non-farmers group.
Keywords :farmers group, income, relative economic efficiency, prosperity
1
Student of Department of Agribusiness, College of Agriculture, University of Lampung 2
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
MUHAMMAD IQBAL KASOGI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 13 Maret 1992
dari pasangan Bapak Suwardi dan Ibu Misgiatun yang
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDNegeri 4
Natar pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Natar dan pada
tahun 2007 masuk ke SMA Negeri 1 Natar. Penulis diterima di Jurusan
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2010.
Semasa belajar di universitas, pada bidang akademik penulis dipercaya menjadi
Asisten Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Ekonomi Makro, Ekonomi
Mikro, Ekonomi Produksi, Ekonometrika dan Ekonomi Sumberdaya Alam. Pada
bidang organisasi penulis pernah menjadi Duta Fakultas Pertanian 2012/2013,
aktif pada Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)
Universitas Lampung dan aktif di Forum Komunikasi Mahasiswa Penerima
Beasiswa Perusahaan Gas Negara (PGN). Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
di Kabupaten Tanggamus dan Praktik Umum di Perusahaan Medco Energi
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdullilahirobbil ‘alamin,segala puji hanya kepada Allah SWT, kami
memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung
kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam yang melimpah
semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad Rasulullah SAW, yang
telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada keluarga, sahabat,
dan penerus risalahnya yang mulia.
Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul“Peran Kelompoktani dalam
Peningkatan Pendapatan Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ”, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta saran-saran yang
membangun. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga nilainya kepada :
1. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana L, M.Si., sebagai Pembimbing Pertama sekaligus sebagai Ibunda di kampus, atas bimbingan, masukan, arahan, dan nasihat
diberikan.
3. Dr. Ir. F.E. Prasmatiwi, M.S., sebagai Dosen Penguji Skripsi ini sekaligus sekaligus sebagai Ibunda di kampus yang juga menjabat sebagai Ketua
Jurusan Agribisnis, atas arahan, bantuan dan nasehat yang telah diberikan.
4. Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan saran dalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Seluruh Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian atas semua ilmu yang telah diberikan selama Penulis menjadi mahasiswa di Jurusan AgribisnisFakultas
Pertanian Universitas Lampung.
7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Suwardi dan Ibunda Misgiatun, serta kedua adik-adikku tersayang, Mifta Nur Hasannah dan Iqfanti Syarani atas semua
limpahan kasih sayang, dukungan, doa, dan bantuan yang telah diberikan
hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.
8. Karyawan-karyawan di Jurusan Agribisnis, Mba Ayi yang baik hati dan
nasihat yang membangun serta Mb Iin, Mas Bukhari, Mas Sukardi, dan Mas
Boim, atas semua bantuan yang telah diberikan.
Wayan HP, Ludi S, Edo, Faizal dan kawan-kawan Agen Care 2010: Asih,
Adel, Ayas, Hani, Jenny, Nita, S.P, Ova, Fitri, Dwi, Marcel, Sinta, Wida,
Vega, Vanessa, Ita, Tunjung, Tania, Septa, Ervina, Aya,, Huda, S.P, Hasni,
Neno, Novita, Elie, dan yang lainnya, tetap semangat dan berjuang, terima
kasih untuk semuanya.
11. Saudara-saudaraku, Imam Mafudin, Nyoto, Mustakim, Agus, Firdaus, Dodi
atas segala semangat, doa, dan kebersamaan dalam Halaqoh selama ini.
12. Kanda, yunda, dan adinda 08, 09,11,dan12 yang telah memberikan saran, motivasi, bantuan, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Semua pihak yang telah membantu demi terselesainya skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan
kepada Allah SWT penulis mohon ampunan.
Bandar Lampung, Penulis,
Halaman
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... xii
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian... 9
D. Kegunaan Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN... 11
A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Budidaya Padi (Oryza sativa)... 11
2. Kelompoktani... 16
3. Teori Keputusan... 20
4. Konsep Usahatani ... 24
5. Konsep Produksi ... 26
6. Teori Pendapatan Usahatani ... 32
7. Konsep Efisiensi ... 33
a. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi ... 34
b. Fungsi Keuntungan ... 36
c. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas ... 37
d. Efisiensi Ekonomi Relatif ... 41
8. Teori Model Logit... 44
9. Konsep Tingkat Kesejahteraan ... 45
10. Kajian Penelitian Terdahulu ... 47
B. Kerangka Pemikiran ... 54
B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ... 65
C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data... 67
D. Metode Analisis... 67
1. Analisis Logit... 68
2. Analisis Faktor-Faktor Produksi ... 69
3. Analisis Pendapatan Usahatani ... 71
4. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi... 73
5. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif... 76
6. Analisis Tingkat Kesejahteraan ... 77
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 84
A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan ... 84
1. Letak Geografis... 84
2. Keadaan Demografi ... 86
B. Keadaan Umum Kecamatan Natar ... 87
1. Letak Geografis... 87
2. Keadaan Demografi ... 88
3. Keadaan Pertanian ... 89
C. Keadaan Umum Desa Negara Ratu ... 90
1. Letak Geografis... 90
2. Keadaan Topografi dan Iklim ... 90
3. Keadaan Demografi ... 91
4. Keadaan Pertanian ... 93
5. Kelembagaan Pertanian ... 95
V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 97
A. Keadaan Umum Petani Responden ... 97
1. Umur Petani Responden ... 97
2. Tingkat Pendidikan Petani ... 99
3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani ... 100
4. Pekerjaan Sampingan Petani... 101
5. Pengalaman Berusahatani ... 103
6. Luas Lahan Usahatani... 104
Non-anggota Kelompoktani... 107
2. Kegiatan Budidaya Padi Petani Anggota dan Non-anggota kelompoktani... 110
3. Kelembagaan Pertanian (Kelompoktani)... 114
C. Penggunaan Sarana Produksi... 119
1. Penggunaan Benih Padi ... 119
2. Penggunaan Pupuk... 121
3. Penggunaan Pestisida... 124
4. Penggunaan Tenaga Kerja ... 124
5. Penggunaan Alat Pertanian ... 127
D. Produksi dan Penerimaan Padi Anggota dan Non-anggota Kelompoktani ... 128
E. Faktor yang Mempengaruhi Patani Padi dalam Mengikuti Kelompoktani ... 130
F. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Petani Anggota dan Non-anggota Kelompoktani ... 136
G. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah ... 141
H. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Froduksi ... 149
I. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif ... 151
J. Tingkat Kesejahteraan Petani Anggota Kelompoktani dan Non-anggota Kelompoktani ... 158
VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 173
A. Kesimpulan... 173
B. Saran ... 174
DAFTAR PUSTAKA... 175
Tabel Halaman
1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di
Propinsi Lampung tahun 2007-2012 ... 2
2. Produksi tanaman padi per kabupaten/kota di Provinsi Lampung
tahun 2011 ... 3
3. Jumlah kelompoktani, anggota kelompoktani, dan keluarga tani
menurut desa tahun 2012... 6
4. Kajian Penelitian Terdahulu... 49
5. Tabel tabulasi tingkat kesejahteraan petani padi anggota
kelompoktani dan non anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar ... 78
6. Indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik,
Susenas (2007) disertai variabel, kelas dan skor ... 80
7. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 ... 87
8. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
di Kecamatan Natar tahun 2012 ... 88
9. Penggunaan lahan di Kecamatan Natar, tahun 2012... 89
10. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa
Negara Ratu tahun 2012... 91
11. Sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Negara Ratu tahun 2012 ... 92
12. Sebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Negara
Ratu tahun 2012 ... 93
15. Data Gapoktan dan Kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 96
16. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani berdasarkan kelompok umur (usia produktif dan non produktif)di Desa Negara
Ratu, tahun 2014 ... 98
17. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Negara Ratu, tahun 2014... 99
18. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota
kelompoktani berdasarkan jumlah tanggungan keluarga di Desa
Negara Ratu,tahun 2014... 101
19. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani pekerjaan di luar budidaya padi di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 102
20. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota
kelompoktani berdasarkan tingkat pengalaman usahatani di Desa
Negara Ratu,tahun 2014... 104
21. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota
kelompoktani berdasarkan luas lahan di Desa Negara Ratu, tahun
2014... 105
22. Status kepemilikan lahan petani anggota kelompoktani dan
non-anggota kelompoktani padi di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 106
23. Bantuan sarana produksi, alat dan program kelompoktani di Desa
Negara Ratu Kecamatan Natar... 116
24. Rata-rata tingkat kehadiran penyuluhan dan pertemuan
kelompoktani... 117
25. Pengelompokan produksi dan pendapatan per hektar anggota
kelompoktani berdasarkan tingkat partisipasi ... 118
26. Rata-rata penggunaan benih padi petani anggota dan non-anggota
kelompoktani di Desa Negara Ratu, tahun 2014... 120
27. Rata-rata penggunaan pupuk oleh petani padi anggota dan non anggota kelompoktani per usaha tani dan per hektar di Desa
29. Rata-rata biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani anggota
dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 127
30. Rata-rata produksi, harga dan penerimaan petani padi anggota dan
non-anggota kelompoktani... 129
31. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan
Natar... 131
32. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi MT I dan MT II anggota kelompoktani (Model sudah terbebas
dari penyimpangan asumsi klasik) ... 137
33. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi MT I dan MT II non-anggota kelompoktani (Model sudah
terbebas dari penyimpangan asumsi klasik)... 137
34. Hasil uji heterokedastis model produksi MT I dan MT II anggota
kelompoktani... 139
35. Hasil uji heterokedastis model produksi MT I dan MT II
non-anggota kelompoktani ... 139
36. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani padi petani anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani per luas
lahan dan per hektar di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 145
37. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani padi petani anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani per luas
lahan dan per hektar di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 148
38. Nilai elastisitas faktor produksi usahatani padi petani anggota
dan non-anggota kelompoktani ... 149
39. Hasil regresi fungsi keuntungan petani anggota dan non-anggota kelompoktani pada musim tanam pertama dan kedua di Desa
Negara ratu (model terbaik) ... 152
40. Pengujian efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan non
Selatan, tahun 2014 ... 159
42. Test Statistik ujiMann-Whitney U... 160
43. Skor perolehan untuk indikator kependudukan petani anggota dan
non-anggota kelompoktani... 162
44. Skor perolehan untuk indikator kesehatan dan gizi keluarga petani
anggota dan non-anggota kelompoktani ... 164
45. Skor perolehan untuk indikator pendidikan keluarga petani anggota
dan non-anggota kelompoktani ... 166
46. Skor perolehan untuk indikator ketenagakerjaan petani anggota
dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 167
47. Skor perolehan untuk indikator pola konsumsi petani anggota dan
non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 169
48. Skor perolehan untuk perumahan dan lingkungan patani anggota
dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 170
49. Skor perolehan untuk indikator aspek sosial dan lain-lain petani
anggota dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 172
50. Identitas petani anggota kelompoktani dan non-anggota
kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar... 181
51. Luas lahan, status lahan, dan varietas petani anggota dan
non-anggota kelompoktani ... 182
52. Produksi, harga output dan penerimaan usahatani padi petani
anggota dan non-anggota kelompoktani ... 183
53. Biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani anggota
kelompoktani ... 184
54. Biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani non-anggota
kelompoktani ... 185
55. Pengunaan benih, harga benih, dan biaya benih petani anggota dan
non-anggota kelompoktani ... 186
56. Pengunaan Urea, Harga Urea, dan Biaya Urea Petani anggota dan
58. Rekapitulasi biaya lain-lain usahatani padi petani anggota
kelompoktani ... 189
59. Rekapitulasi biaya lain-lain usahatani padi petani non-anggota
kelompoktani ... 190
60. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani anggota
kelompoktani pada MT I ... 191
61. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani anggota
kelompoktani pada MT II... 192
62. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani
non-anggota kelompoktani pada MT I ... 193
63. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani
non-anggota kelompoktani pada MT II ... 194
64. Rekapitulasi penggunaan input usahatani padi MT I anggota
kelompoktani ... 195
65. Rekapitulasi penggunaan input usahatani padi MT II anggota
kelompoktani ... 196
66. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi MT I anggota
kelompoktani ... 197
67. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi MT II anggota
kelompoktani ... 198
68. Penggunaan input usahatani padi MT I petani non-anggota
kelompoktani ... 199
69. Penggunaan input usahatani padi MT II petani non-anggota
kelompoktani ... 200
70. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi non-anggota
kelompoktani (MT I) ... 201
71. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi non-anggota
kelompoktani (MT II)... 202
72. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi dalam mengikuti
74. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi anggota
kelompoktani (MT I) ... 205
75. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani
MTI (Model I) ... 206
76. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani MT I
(Model II) ... 207
77. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi anggota
kelompoktani (MT II)... 208
78. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani MT II
(Model I) ... 209
79. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi
non-anggota kelompoktani (MT I) ... 210
80. Hasil regresi fungsi produksi petani non-anggota kelompoktani MTI (Model I) ... 211
81. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi
non-anggota kelompoktani (MT II) ... 212
82. Hasil regresi fungsi produksi petani non-anggota kelompoktani
MT II (Model I) ... 213
83. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan petani anggota dan
non-anggota kelompoktani (MT I) ... 214
84. Hasil regresi fungsi keuntungan petani anggota dan non-anggota
kelompoktani (MT I) ... 217
85. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan petani anggota dan
non-anggota kelompoktani (MT II)... 219
86. Hasil regresi fungsi keuntungan anggota dan non-anggota
kelompoktani (MT II)... 222
87. Hasil uji perbedaan pendapatan per ha anggota dan non-anggota
kelompoktani MT I (Uji t)... 223
88. Hasil uji perbedaan pendapatan per ha anggota dan non-anggota
90. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT II anggota
kelompoktani ... 227
91. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT I non-anggota
kelompoktani ... 228
92. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT II non-anggota
kelompoktani ... 229
93. Hasil Uji-t produktivitas per hektar petani anggota dan
non-anggota kelompoktani (MT I) ... 230
94. Hasil Uji-t produktivitas per hektar petani anggota dan
non-anggota kelompoktani (MT II)... 231
95. Rincian skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah tangga
petani anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 232
96. Rekapitulasi skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah
tangga petani anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 233
97. Rincian skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah tangga
petani non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 235
98. Rekapitulasi skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah
tangga petani non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 236
99. Hasil uji perbedaan rata-rata tingkat kesejahteraan
Gambar Halaman
1. Hubungan antara Produk Total (PT), Produk Rata-rata (PR),
dan Produk Marjinal (PM) ... 28
2. Perubahan fungsi produksi akibat penggunaan teknologi... 31
3. Peran kelompoktani dalam peningkatan pendapatan usahatani dan kesejahteraan petani padi di Desa Negara Ratu Kecamatan
natar Kabupeten Lampung Selatan ... 59
4. Pola tanam padi petani anggota kelompoktani di
Desa Negara Ratu... 109
5. Pola tanam padi petani anggota kelompoktani di
Desa Negara Ratu... 109
6. Pola tanam padi petani non-anggota kelompoktani di
Desa Negara Ratu... 109
7. Perbandingan efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan
non-anggota kelompoktani MT I ... 156
8. Perbandingan efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia
bahkan dunia. Terdapat banyak jenis tanaman yang tergolong dalam tanaman
pangan salah satunya adalah tanaman padi. Tanaman padi yang kemudian
menghasilkan beras adalah komoditas yang sangat penting dan strategis bagi
bangsa Indonesia. Tanaman padi menjadi penting karena merupakan bahan
makanan pokok masyarakat Indonesia dan menjadi strategis karena dapat
mempengaruhi stabilitas ekonomi melalui inflasi (gejolak harga) dan
stabilitas nasional (gejolak sosial). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(2013) Propinsi Lampung adalah salah satu sentra produksi padi di luar Pulau
Jawa dan merupakan penghasil padi terbesar ke enam di Indonesia yaitu
dengan produksi sebesar 3.101.455 ton pada tahun 2012.
Provinsi Lampung masih cukup berpotensi untuk menjadi penghasil padi
terbesar di Indonesia dilihat dari luas panen dan produksi yang terus
meningkat dari enam tahun terakhir. Produktivitas padi di Propinsi Lampung
juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Pada tahun
2011 produktivitas padi di Propinsi Lampung sebesar 4,84 ton/ha meningkat
produktivitas padi Provinsi Lampung mengalami penurunan menjadi 4,83
ton/ha sedangkan luas panen meningkat. Perkembangan luas panen,
produksi, dan produktivitas padi di Propinsi Lampung tahun 2007-2012
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Propinsi Lampung tahun 2007-2012
Tahun Luas Panen(ha) Produktivitas (ton/ha)
Produksi (ton)
Perkembangan (%)
2007 524.955 4,39 2.308.404
2008 506.547 4,62 2.341.075 1,41
2009 570.417 4,67 2.673.844 14,21
2010 590.608 4,75 2.807.676 5,00
2011 606.973 4,84 2.940.795 4,74
2012 641.876 4,83 3.101.455 5,18
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Produksi padi Provinsi Lampung dalam 6 tahun terakhir mengalami
peningkatan, dapat dilihat pada tahun 2012 produksi padi Lampung yaitu
sebesar 3.101.455 ton dibandingkan pada tahun 2007 yang hanya sebesar
2.308.404 ton. Peningkatan produksi tersebut menunjukkan potensi daerah
ini dalam menghasilkan komoditas padi. Terdapat 3 daerah sentra produksi
padi di Provinsi Lampung, yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten
Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Timur, ketiga daerah tersebut
merupakan penghasil padi terbesar di Provinsi Lampung.
Tabel 2, memperlihatkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan termasuk ke
dalam 3 daerah sentra produksi padi terbesar di Provinsi Lampung. Pada
tahun 2011 total produksi padi Lampung Selatan mencapai 424.277 ton atau
seluas 84.001 ha. Kabupaten Lampung Selatan masih memiliki potensi
dalam meningkatkan produksi dan luas area panen, hal tersebut terbukti
bahwa pada tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Lampung Selatan
mencapai 428.965 ton atau mengalami kenaikan sebesar 4.688 ton dari tahun
2011 dengan luas area panen seluas 85.120 ha atau mengalami peningkatan
luas area panen sebesar 1.119 ha dari tahun 2011.
Tabel 2. Produksi tanaman padi per kabupaten/kota di Propinsi Lampung tahun 2011
Lampung Barat 39.919 175.853 4,41
Tanggamus 40.430 207.603 5,13
Lampung Selatan 84.001 424.277 5,05
Lampung Timur 90.252 460.359 5,10
Lampung Tengah 140.005 700.944 5,01
Lampung Utara 40.333 166.853 4,14
Way kanan 41.796 174.392 4,17
Tulang Bawang 42.090 191.570 4,55
Pesawaran 29.514 152.021 5,15
Pringsewu 22.829 124.273 5,24
Mesuji 19.229 87.723 4,59
Tulang Bawang Barat 11.378 52.297 4,50
Bandar Lampung 1.658 8.754 5,28
Metro 4.592 24.988 5,44
Lampung 606.973 2.940.795 4,85
Sumber: Badan Pusat Statistik,2012
Setiap tahunnya produksi dari tanaman pangan khususnya padi menunjukkan
nilai positif atau selalu bertambah setiap tahunnya. Ironisnya perkembangan
sektor tanaman pangan tidaklah berbanding lurus dengan kondisi
kesejahteraan petani itu sendiri. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung tahun 2012, menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan
yaitu sebesar 13,61% atau sebanyak 165.900 orang dari total penduduk yang
ada sebesar 932.552 orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012)
mayoritas penduduk Kabupaten Lampung Selatan bekerja pada sektor
pertanian yaitu sebesar 116.740 dari jumlah total penduduk usia kerja yaitu
sebesar 379.497. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penduduk yang
bekerja pada sektor pertanian memiliki kesejahteraan yang lebih rendah
dibanding sektor lapangan usaha lainnya yaitu jasa dan industri, padahal
sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi kabupaten ini bahkan bagi
Indonesia.
Melihat kondisi tersebut pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus
berupaya dengan melakukan berbagai macam startegi dan inovasi demi
membantu petani agar lebih baik dan efisien dalam memanajemen kegiatan
usahataninya sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada
peningkatan pendapatan petani tersebut yang akhirnnya dapat memperbaiki
kesejahteraan mereka. Melandasi hal tersebut Kementerian Pertanian
mengembangkan berbagai inovasi teknologi untuk membantu para petani.
Mengingat jumlah petani yang banyak dan tersebar luas maka melalui
rekayasa kelembagaan ini diharapkan mampu mengkordinir petani secara
menyeluruh sehingga dibentuklah sebuah lembaga petani yang berfungsi
sebagai wadah belajar bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan
mempermudah proses transfer teknologi ke petani yang disebut
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013, Kelompoktani
yang selanjutnya disebut poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota
(Kementan, 2013).
Pembentukan kelompoktani bermaksud untuk membantu para petani agar
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (BPTP Jakarta, 2011). Dibentuknya kelompoktani juga
dimaksudkan agar pemerintah lebih mudah dalam menyalurkan
bantuan-bantuan pertanian, sehingga lebih tepat sasaran.
Kecamatan Natar merupakan salah satu kecamatan yang memiliki
kelompoktani terbanyak serta merupakan sentra produksi padi ketiga setelah
Palas dan Candipuro (BP4K, 2012). Kecamatan Natar memiliki 389
kelompoktani yang tersebar diberbagai desa dengan jumlah total anggota
sebanyak 10.919 petani dari jumlah total 17.194 petani, artinya sebanyak
6.275 petani yang belum tergabung dalam kelompoktani. Jumlah
kelompoktani, anggota kelompoktani dan jumlah keluarga tani disajikan pada
Tabel 3. Jumlah kelompoktani, anggota kelompoktani, dan keluarga tani menurut desa, tahun 2012
Desa Gapoktan
Bandarejo Bandarejo Makmur 18 533 641
M. Batin Pendowo 27 688 1708
Negara Ratu Ratusari 19 535 1072
Banjar Negeri Melati 15 352 471
Sidosari Sejahtera 13 425 304
Rulung Helok Harapan Bersama 29 776 1081
Mandah Makmur 11 279 671
Muara Putih
Muara Putih
Makmur 31 807 608
Tanjung Sari Mekar Sari 6 468 814
Candimas Sumber Rejeki 21 600 962
Sukadamai Arjuna 39 1141 1208
Pancasila Pancasila Jaya 25 702 478
Krawang Sari Sinar Harapan 11 354 454
Rulung Raya Sinar Tani 23 586 986
Purwosari Purwosari Makmur 26 756 568
Branti Raya Usaha Makmur 20 504 954
Bumisari Rukun Sentosa 9 199 743
Haduyang Makmur Abadi 13 334 524
Pemanggilan Sejahtera 9 258 446
Rejosari Margo Rukun 8 208 722
Natar Wahana Karya 9 252 981
Hajimena Bina Sejahtera 7 162 798
Jumlah 389 10919 17194
Sumber: BP3K Kecamatan Natar, 2012
Dibentuknya kelompoktani juga dimaksudkan agar lebih mempermudah
proses pembinaan petani yang dilakukan oleh pemerintah. Pembinaan
usahatani melalui kelompoktani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan
sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang luas,
sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan dapat terkoordinasi dengan
pertanian sehingga aktivitas usahatani menjadi lebih baik. Aktivitas
usahatani yang lebih baik akan dapat meningkatkan produktivitas usahatani
yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan
mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan
keluarganya (BPLPP, 1990).
Kelompoktani berperan sebagai kelompok belajar bagi petani, wahana
kerjasama serta unit produksi, dimana setiap petani yang tergabung di
dalamnya dituntut untuk berpikir lebih maju. Melalui kelompoktani ini petani
akan diberikan pelatihan-pelatihan guna memperbaiki manajemen budidaya
usahatani padi. Setiap kelompoktani akan dibina oleh satu tenaga penyuluh,
dengan demikian secara berkala para petani tersebut akan mendapatkan
pelatihan dari mulai proses budaya, seperti cara budidaya yang baik dan
efisien, mengatasi hama dan gulma sampai pada pembukuan usahtani. Selain
itu, dengan melalui kelompoktani ini akan mempermudah pemberian
bantuan-bantuan seperti sarana produksi dari pemerintah untuk petani.
Desa Negara Ratu merupakan sentra produksi padi di Kecamatan Natar dan
merupakan desa yang memiliki kelompoktani paling aktif (BPP, 2013).
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa Desa Negara Ratu memiliki 19
kelompoktani dengan total anggota sebanyak 535 petani dan sebanyak 546
petani tidak tergabung dalam kelompoktani, artinya petani yang tidak
tergabung kedalam kelompok lebih banyak dibanding petani yang tergabung
kedalam kelompoktani. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa
Dengan perkataan lain mengapa kelompoktani kurang mempunyai daya tarik
bagi para petani.
Bila ditinjau dari tujuan di bentuknya kelompoktani tersebut adalah untuk
peningkatkan kemampuan pengelolaan usahatani petani yang akhirnya akan
meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat
kesejahteraan petani (Deptan, 2013). Dengan demikian perlu adanya kajian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengikuti
kelopoktani serta kajian mengenai pendapatan dan kesejahteraan petani
anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu,
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan petani dalam
mengikuti kelompoktani?
2) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan pendapatan usahatani
petani padi?
3) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan efisiensi usahatani
padi?
4) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan kesejahteraan rumah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah yang ada, maka penelitian ini
bertujuan:
1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam
mengikuti kelompoktani.
2) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan pendapatan
usahatani padi yang dilihat dari perbandingan pendapatan usahatani antar
petani anggota dengan petani non-anggota kelompoktani.
3) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan efisiensi usahatani
yang dilihat dari efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi dan
efisiensi ekonomi relatif antara petani anggota kelompoktani dan
non-anggota kelompoktani.
4) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan kesejahteraan
rumah tangga petani padi yang dilihat dari perbandingan tingkat
kesejahteraan rumah tangga petani anggota kelompoktani dengan
non-anggota kelompoktani.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1) Petani padi di seluruh Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten
Lampung Selatan sebagai bahan pertimbangan untuk selalu berperan
dengan harapan dapat memberikan informasi dan kelancaran berusaha
tani sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
2) Pemerintah, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan
pemberian bantuan pertanian serta masalah pengentasan kemiskinan dan
taraf hidup petani.
3) Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Budidaya Padi (Oryza sativa)
Padi termasuk tanaman semusim yaitu tanaman yang berumur pendek,
hidup kurang dari satu tahun dan hanya satu kali bereproduksi, kemudian
tanaman akan mati atau dimatikan (AAK, 2003). Terdapat 25 spesies
Oryza, yang dikenal adalahO. sativadengan dua subspesies yaitu Indica
(padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi
dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran
tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan
(Prihatman, 2000).
Media tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
budidaya, sehingga pemilihan media tanam harus sangat diperhatikan.
Tanah yang akan ditanami padi harus memiliki keasaman tanah berkisar
antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH
tanam menjadi netral (7,0). Karena mengalami penggenangan, tanah
sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH
Menurut Prihatman(2000), agar dapat meningkatkan produktivitas
usahatani khususnya padi sawah maka tahapan-tahapan dalam penanaman,
yaitu persiapan maupun pemeliharaan padi harus dilakukan dengan baik.
Tahapan budidaya tersebut yaitu :
(1) Persiapan Benih
Benih sangat signifikan pengaruhnya terhadap keberhasilan
pembudiyaan tanaman, yaitu produksi. Penggunaan benih yang
bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko kegagalan usahatani
(Sutopo, 2004).Penggunaan benih sangat berpengaruh terhadap
produksi, dengan demikian penggunaan varietas padi unggul atau
varietas padi berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi yang
sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan benih harus
bermutu dan berlabel/bersertifikat.
Varietas padi yang akan ditanam dipilih varietas unggul baru (VUB)
yang mampu beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin
pertumbuhan tanaman yang baik, tahan serangan penyakit, berdaya
hasil dan bernilai jual tinggi serta memiliki kualitas rasa yang dapat
diterima pasar.Varietas unggul baru (VUB) dapat berupa padi inbrida
seperti ciherang, mekongga, inpari (10, 11,13) atau hibrida seperti
rokan, hipa 3, bernas super dan intani. Tanam varietas unggul baru ini
secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit.
Harga varietas tersebut sangat terjangkau oleh petani dengan harga Rp
10.000,00–Rp 15.000,00 per kg, atau bisa menggunakan benih
Selanjutnya penggunaan benih harus disesuaikan dengan luas lahan
yang dimiliki, guna untuk menekan biaya benih penggunaannya harus
se-efisien mungkin. Anjuran penggunaan benih dari Dinas Pertanian
untuk 1 ha sebanyak 20-25 kg.
(2) Persemaian
Persemaian merupakan proses awal yang harus dilakukan sebelum
tanaman padi ditanam. Penyemaian dilakukan setelah benih
mengalami proses perendaman dan pemeraman selama
masing-masing 48 jam. Pemeraman bertujuan agar benih dapat berkecambah.
Persemaian dapat dilakukan pada lahan yang akan ditanam atau
berbeda lahan dengan pertimbangan ketersediaan air.
(3) Pengolahan Tanah dan Pemupukan Dasar
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
dibajak atau dicangkul. Pengolahan tanah dapat mematikan gulma
yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi tanah
menjadi lebih baik. Tahapan pengolahan tanah diataranya:
a. Bajak pertama membalik tanah sedalam lapisan olah/topsoil
menggunakan alat/mesin bajak, berguna agar lapisan tanah bagian
bawah diangkat untuk membongkar endapan mineral/hara yang
sulit diraih akar serta memperlancar sirkulasi udara, oksigen
dimasukkan dan gas-gas yang dapat meracuni tanaman melalui
pengerjaan selama 4 hari dengan 1 mesin bajak dan 2 orang
pekerja.
b. Bajak kedua berselang 1 sampai 2 minggu dilakukan pembajakan
kedua dengan memotong arah dari arah pembajakan pertama,
berguna agar memperkecil bongkahan tanah menjadi remah dan
meratakan/homogen campuran antara unsur liat, pasir, tanah dan
bahan orgaik pada lapisan olah. Lama pengerjaannya jika
dikerjakan dua orang dengan 1 mesin bajak selama 2 hari. Biaya
yang dikeluarkan untuk bajak bergantung besaran upah dan sistem
yang diterapkan. Biasanya sistem upah yang diterapkan adalah
borongan per 20m2dengan upah sebesar Rp 40.000,00–Rp
60.000,00 / 20m2.
c. Garu idealnya dilaksanakan 1-2 minggu berselang dari bajak
kedua, berguna untuk membentuk lapisan kedap air di permukaan
tanah. Untuk lahan yang memiliki lapisan kedap air di bawah
lapisan olah tujuan ini bisa diabaikan dan meratakan lahan agar
tinggi permukaan air seragam di pertanaman. Biaya yang
dikeluarkan biasanya Rp 20.000,00–Rp 30.000,00 per 20m2jika
menggunkan tenaga kerja luar keluarga.
(4) Penanaman
Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian.
Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 21-25 hari
setelah sebar dan berdaun 5-7 helai. Menurut Sugeng (1989),
batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4 cm ke dalam lumpur,
selanjutnya penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam
20cm x 20cm atau 30cm x 15cm. Anjuran pola tanam dari Dinas
Pertanian adalah sistem jajar legowo. Biaya penanaman biasanya
borongan dengan hitungan per 20m2, dengan biaya berkisar Rp
30.000,00–Rp 50.000,00 per 20m2.
(5) Pemeliharaan
Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat
dan rutin. Pemeliharaan terhadap tanaman padi antara lain meliputi
(Sugeng, 1989) : pengairan, penyulaman dan penyiangan, pemupukan,
dan pengendalian hama dan penyakit.
a. Pemupukan sangat penting dilakukan guna menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Pada umumnya pemupukan padi
sawah dilakukan 2-4 kali dalam semusim, tentunya sesuai dengan
kebutuhan (pemupukan berimbang) dan ketersediaan modal yang
cukup.
Pemupukan awal dilakukan pada sebelum tanam, menggunakan
pupuk organik dengan dosis 5 ton/ha atau pupuk urea 100 kg/ha.
Selanjutnya untuk pemupukan kedua dilakukan pada saat padi
berumur 10 hari setelah tanam dapat menggunakan pupuk urea
dan NPK Phonska dengan campuran 30 : 50 atau dapat dengan
pupuk KCL 50%. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat padi
KCL 30 : 40. Untuk pemupukan yang terakhir pada saat umur
padi 30-40 hari setelah tanam.
(6) Panen dan Pasca panen
Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Panen dapat
dilakukan pada stadia masak kuning yaitu pada saat butir padi 95%
telah menguning atau sekitar 33-36 hari setelah berbunga dan bagian
bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.Panen dapat
dilakukan dengan mengupah tenaga kerja luar keluarga, sistem upah
panen pada umumnya menerapkan sistem upah borongan.
2. Kelompoktani
Di dalam suatu masyarakat terdapat berbagai potensi kelembagaan, karena
pada dasarnya selalu terjadi interaksi antar individu atau antar kelompok
masyarakat yang terpola. Berbagai bentuk potensi kelembagaan yang ada
pada masyarakat, yaitu:
(a) kumpulan arisan; arisan uang, barang ataupun tenaga
(b) interaksi antara petani sebagai produsen dengan pedagang (konsumen)
(c) interaksi antar petani dalam memasarkan hasil maupun membeli saprodi
(d) interaksi antara petani dengan pihak luar (pembina, pemodal, pedagang).
Dibentuknya kelompoktani bermaksud untuk membantu para petani agar mau
dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (BPTP Jakarta, 2011).
Mekanisme terbentuknya kelompoktani ini adalah melalui interaksi antara
para petani dan penyuluh pertanian, yang mendapat dukungan dari tokoh
formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses
terbentuknya kelompoktani, peranan penyuluh dan kontak tani sangat
penting, karena minat untuk bergabung dalam kelompoktani tergantung dari
kepemimpinan dan contoh dari kontak tani serta penyuluh tersebut (Deptan,
2013).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013, Kelompoktani
yang selanjutnya disebut poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Kelompoktani memiliki karakteristik sebagai berikut (Kementerian Pertanian,
2013):
(a) Ciri Kelompoktani
(1) Saling mengenal, akrab dan saling percaya di antara sesama anggota;
(2) Mempunyai pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam
berusaha tani;
(3) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan/atau pemukiman, hamparan usaha,
jenis usaha, status ekonomi dan sosial, budaya/kultur, adat istiadat,
(b) Unsur Pengikat Kelompoktani
(1) Adanya kawasan usahatani yang menjadi tanggungjawab bersama di
antara para anggotanya;
(2) Adanya kader tani yang berdedikasi tinggi untuk menggerakkan para
petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh sesama petani lainnya;
(3) Adanya kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh sebagian besar
anggotanya;
(4) Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk
menunjang program yang telah ditetapkan.
(5) Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota
berdasarkan kesepakatan bersama.
(c) Fungsi Kelompoktani
(1) Kelas Belajar: Kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggota guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar
tumbuh dan berkembang menjadi usahatani yang mandiri sehingga dapat
meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik.
(2) Wahana Kerjasama: Kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama baik di antara sesama petani dalam poktan dan antar poktan
maupun dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usahatani
lebih efisien dan lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, gangguan serta lebih menguntungkan;
(3) Unit Produksi: Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota
yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomis usaha, dengan
menjaga kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Pembentukan kelompoktani banyak memberikan manfaat kepada para
petani yang tergabung di dalamnya, diataranya ialah: (1)
Pelatihan/penyuluhan, (2) Bantuan sarana produksi, (3) permodalan.
Pelatihan/penyuluhan yang diberikan petani tentunya didasarkan oleh
kebutuhan petani. Adanya pelatihan memberikan dampak yang positif
kepada petani untuk meningkatkan kemampuan berusahatani. Badan
Penyuluh Pertanian Kecamatan Natar (2013), menyatakan bahwa adanya
kelompoktani akan sangat menguntungkan bagi petani yang tergabung di
dalamnya, seperti yang telah terlaksana di Kecamatan Natar anggota
kelompoktani mendapatkan pelatihan mengenai pengendalian hama,
penggunaan pupuk sesuai dosis, pengolahan pupuk organik, dan
pengelolaan usahatani yang lebih efisien.
Selain pelatihan petani-petani yang tergabung dalam kelompoktani
mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah seperti Hand Traktor,
Sprayer, Pompa Air, Cangkul dll juga bantuan sarana prasarana pertanian
seperti Benih,Jalan Usaha tani dan perbaikan Saluran air (BPP
Kedungwaru, 2012). Akses permodalan bagi anggota kelompoktani
sangat dipermudah hal ini terlihat dari pemberian bantuan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) oleh pemerintah.
Menurut Departemen Pertanian (2009) PUAP merupakan bentuk
pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Tujuan
utama Program Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) berdasarkan
pedoman PUAP adalah untuk : (1) Mengurangi kemiskinan dan
pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha
agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, (2)
Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan usaha agribisnis, (3) Meningkatkan fungsi kelembagaan
ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam
rangka akses ke permodalan.
3. Teori Keputusan
Pada dasarnya keputusan merupakan suatu kegiatan yang akan ditemui
setiapa saat dan setiap waktu, sehingga dapat dikatan bahwa hal tersebut tidak
terpisahkan oleh kehidupan manusia. Atmosudirjo (1976) menjelaskan
bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang
harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan
pilihan pada suatu alternatif.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnnya suatu
keputusan, diataranya faktor internal atau karakteristik dari pengambil
(1981) bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi baru
adalahkarakteristik petani seperti umur, pendidikan, pengetahuan,
keterampilan sikap danpendapatan.
Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam nenerima sesuatu
yang baru. Menurut Ajiswarman (1996), orang yang masuk pada golongan
tuacenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai yang lama sehingga
diperkirakan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Ajiswarman, Tamarli (1994) menyatakan, bahwa umur
petani mempuinyai peranan penting dalam proses adopsi inovasi. Semakin
muda petani, keingintahuannya lebih besar sehingga lebih cepat mengambil
suatu keputusan untukmengadopsi inovasi walaupun belum berpengalaman.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh maka makin tinggitingkat
partisipasinya karena dengan semakin tinggi pendidikan semakin
mudahuntuk diberi pengertian dan pembinaan (Ajiswarman, 1996). Sejalan
dengan itu Tamarli (1994) mengatakan bahwa pendidikan dapat
mempengaruhi cara berpikir,cara merasa dan cara bertindak seseorang.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan semakin baik pula
cara berpikir dan cara bertindaknya.
Firdaus (2008) menyatakan bahwa terdapat 4 tahap proses pengambilan
keputusan, yaitu:
a) Mengidentifikasi masalah, tahap ini merupakan yang paling sulit, seiring
dijumpai antara gejala dan masalah yang sesungguhnya terjadi kerancuan.
padahal keuntungan yang rendah tersebut hanya merupakan akibat dari
usahatani yang tidak efisien dan tingginya biaya produksi. Apabila
masalah telah dapat dirumuskan secara jelas maka dapat ditangani secara
mudah.
b) Merumuskan berbagai alternatif, manajer harus menentukan berbagai
alternatif penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Alternatif dapat
dirumuskan dengan mempertimbangkan pengalaman di waktu yang lalu.
c) Menganalisis alternatif, yaitu mempertimbangkan mengenai laba rugi
untuk setiap alternatif, karena menyangkut tujuan jangka panjang dan
pendek sebuah usahatani.
d) Mengusulkan suatu penyelesaian dan menyarankan suatu rencana
tindakan, dimana suatu manajer usahatani dapat menyimpulkan suatu
kesimpulan yang logis, meskipun masih beresiko.
Dasar pengambilan keputusan bermacam-macam tergantung dari
permasalahnnya dan situasi dimana permasalahan itu ditemukan. Keputusan
dapat diambil berdasarkan perasaaan, dapat pula dibuat berdasarkan
pengalaman. Dasar pengambilan keputusan dibagi menjadi 4, yaitu (Firdaus,
2008):
a) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan itu bersifat subjektif. “Inner
feeling” yang bersifat subjektif ini mudahterkena sugesti, pengaruh luar,
rasa lebih suka yang satu dari pada yang lain, dan faktor kejiwaanlainnya.
Sifat subjektifdari keputusan intuitif memiliki keuntungan, yaitu(1) karena
pimpinan yang bersangkutan mempunyai “olah rasa" yang cukup tinggi,
maka keputusannya banyak yang tepat, (3) keputusan intuitif ini lebih
tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
b) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan
itudidukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Pendapat semacam
inimemang banyak juga yang mendukungnya. Pengambilan keputusan
iniberkaitan dengan informasi dan data yang ada. Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data, atau informasi yang cukup
memangmerupakan keputusan yang sehat, namun untuk mendapatkan
informasi yang cukup itupun sering kali sulit. Contoh pengambilan
keputusan berdasarkan fakta sering digunakan petani dalam memperbaiki
usahatani mereka seperti, pembinaan petani guna meningkatkan
ketrampilan dan kemampuan berusahatani merupakan suatu fakta yang
dilihat petani dalam mempengaruhi keputusannya untuk mengikuti
kelompoktani.
c) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan memprakirakan apa
yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimanaarah
penyelesaiannyasangat membantu dalam memudahkan pemecahan
masalah. Berdasarkan pengalaman, maka seseorang sudah dapat menduga
dapat mendugamacam apa penyelesaian yang dianggap paling baik
diantara bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Dengan
demikian pengambilan keputusan seperti ini dirasa sangat tepat digunakan
dalam hal yang menyangkut keputusan jangka panjang seperti,
pengalaman berusahatani, maka semakin lama petani melakukan usahatani
semakin banyak pengetahuan yang mereka pelajari dari pengalamannya
sehingga dengan diharapkan petani mampu menentukan keputusan yang
baik dalam melakukan perbaikan usahataninya.
d) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Opini
Pengambilan keputusan yang mengandalkan opini-opini cukup banyak
dijadikan pertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dasar-dasar
tersebut dicirikan oleh penggunaan logika dibelakang keputusan tersebut.
Logika yang dibuat eksplisit dan dicapai berdasarkan analisis situasi yang
cermat. Opini-opini yang dipertimbangkan makin digunakan saat para
manajer semakin memperhatikan kelompok dan penerima keputusan oleh
kelompok.
4. Konsep Usahatani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat
itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya. Pada
dasarnya setiap usahatani akan selalu ada unsur lahan yang mewakili alam,
yang beraneka ragam jenisnya dan unsur pengelolaan atau menajemen yang
peranannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani. Keempat unsur
tersebut tidak dapat dipisah-pisah karena kedudukannya dalam usahatani
sama pentingnya (Mosher, 1968).
Soekartawi (1995), mendefinisikan usahatani sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif
dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan
sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran (output) yang melebihi masukan (input).
Selanjutnnya Hernanto (1991) menyatakan bahwa terdapat empat unsur
penting yang harus diperhatikan dalam usahatani, yaitu lahan, tenaga kerja,
modal,dan pengelolaan (manajemen) atau biasa disebut dengan faktor
produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani
digolongkanmenjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktoryang ada pada usahatani itu sendiri, seperti petani
pengelola, lahan usahatani, tenaga kerja, modal, teknologi, kemampuan petani
mengalokasikan penerimaan keluarga, dan jumlah keluarga. Faktor eksternal
adalah faktor-faktor di luar usahatani, seperti tersedianya sarana transportasi
dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan
usahatani (harga hasil, harga saprodi, dan lain-lain), dan sarana penyuluhan
5. Konsep Produksi
Sumodiningrat dan Iswara (1993), menyatakan fungsi produksi adalah suatu
fungsi yang menggambarkan hubungan teknis/fungsional antara output yang
dihasilkan dari input yang dibutuhkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi tersebut mencerminkan tingkat kombinasi input-input yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Setiap hubungan input-output dalam
suatu fungsi produksi, menunjukkan jumlah dan kualitas sumber-sumber
yang diperlukan untuk memproduksi suatu hasil tertentu. Fungsi produksi
dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika sederhana sebagai:
Q = f(X1, X2, X3, . . . Xn)
Dimana :
Y = Jumlah produk yang dihasilkan
X1. . . Xn= Faktor-faktor produksi
f = Fungsi yang menunjukkan hubungan dari perubahan input menjadi output.
Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi logaritma yang sering
digunakan untuk menduga fungsi produksi dan dinilai lebih sesuai untuk
menganalisa lebih dari dua faktor produksi yang saling berkaitan dalam
hubungan yang logis. Keunggulan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah
penyelesaiannya relatif mudah dan dapat dengan mudah ditransfer kebentuk
linier.
Menurut Debertin (1986) fungsi Cobb-Douglas memiliki tiga karakteristik
yaitu: 1) Fungsi ini homogeneous berderajat satu dari sejumlah input atau
scaledari salah satu input. 3) Fungsi ini dengan mudah dapat digunakan
sebagai alat estimasi. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas menurut
Debertin, 1986 adalahsebagai berikut :
Y = A 1 α 2
Dimana:
x1= Tenaga kerja x2= Modal
Fungsi tersebut dapat ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma menjadi :
Log y = log A + α log x1 + (1-α) log x2
Bentuk fungsi Cobb Douglas tersebut dapat diperluas menjadi beberapa
variabel x sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = aX1 X2 ....Xi ...Xn
Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka:
Y = f (X1, X2,…Xi,…,, Xn)
Dimana :
Y = variabel yang dijelaskan X = variabel yang menjelaskan a, b = besaran yang akan diduga u = kesalahan (disturbance term) e = logaritma natural, e = 2,718
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas makapersamaan
tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan caramelogaritmakan
persamaan tersebut. Bentuk logaritma dari persamaan di atasadalah:
Log Y = Log a + b1 log X1 + b2 log X2 + u
Fungsi produksi secara sederhana dapat digambarkan sebagai hubungan fisik
jumlah produk yang dihasilkan persatuan waktu tanpa memperhitungkan
faktor harga. Suatu fungsi produksi dapat dibagi ke dalam tiga daerah
produksi.
Soekartawi (2002), menyatakan fungsi produksi adalah hubungan antara
produksi dan satu faktor produksi variabel. Gambar 1 menggambarkan
fungsi produksi hubungan antara satuinputdengan satuoutput. Dari fungsi
ini juga dapat digambarkan produk marginal (PM) dan produk rata-rata (PR).
PM adalah perubahanoutputkarena adanya perubahaninput, sedangkan PR
adalah jumlah totaloutputdengan jumlah totalinputyang digunakan, dan
Produk Total (PT) adalah jumlah produk yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu dengan menggunakan sejumlah faktor produksi yang dibutuhkan.
Gambar 1. Hubungan antara Produk Total (TP), Produk Rata-rata (PR), dan Produk Marjinal (PM).
Sumber: Sumodiningrat dan Iswara, 1993 Daerah II
(0 < Ep < 1)
rasional Daerah I
(Ep > 1)
irrasional
Daerah III
(Ep < 0)
irrasional
0Ep = 1 Ep = 0 X
PT Y
PR
Pada Gambar 1 dapat dilihat terdapat tiga daerah elastisitas produksi, dimana
elastisitas produksi yang lebih besar dari satu (daerah I), antara nol dan 1
(Daerah II) dan lebih kecil dari nol (daerah III). Selain itu, pada Gambar 1
menggambarkan hubungan Produk Total (PT), Produk Rata-rata (PR) dan
Produks marjinal (PM), dimana Produk Total (PT) adalah Jumlah produk
(hasil yang diperoleh dalam proses produksi) yang diproduksi dalam kurun
waktu tertentu, dengan menggunakan semua faktor produksi yang
dibutuhkan. Produk Rata-rata (PR) adalah perbandingan antara produk total
dengan input produksi. Produk Marjinal (PM) adalah perubahan produksi
(output) karena kenaikan satu-satuan faktor produksi (input).
Daerah I terjadi kenaikan hasil yang semakin bertambah (increasing return to
scale) , di mana penambahan input sebesar 1% akan menyebabkan
penambahan output yang selalu lebih besar dari 1%, dalam daerah ini produk
rata-rata (PR) terus naik. Daerah I memiliki nilai elastisitas produksi lebih
dari satu (Ep>1). Apabila produksi bersangkutan memang menguntungkan
untuk dijalankan , perusahaan akan terus memperbesar pendapatannya dengan
pemakaian input yang lebih banyak, selama PR masih terus naik. Jadi
dimanapun dalam daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum,
karena pendapatan itu masih selalu dapat diperbesar, karenannya daerah ini
dinamakan daerah irasional.
Daerah II terjadi kenaikan hasil yang berkurang (diminishing return to
scale), di mana penambahan 1% akan menyebabkan penambahan produk
paling tinggi sama dengan 1% dan paling rendah 0%. Daerah II memiliki
(0<Ep<1). Daerah ini dinamakan daerah rasional karena tercapainya
pendapatan maksimum.
Daerah III terjadi penurunan hasil (decreasing return to scale), di mana
penambahan input akan mengakibatkan pengurangan (penambahan negatif)
dari produk. Pemakaian input di daerah ini akan mengurangi pendapatan,
oleh karena itu daerah ini dinamakan juga daerah irrasional dengan elastisitas
produksi kurang dari nol (Ep<0) (Debertin, 1986).
Dalam setiap proses produksi melibatkan suatu hubungan yang erat antara
faktor-faktor produksi yang digunakan. Faktor produksi seperti lahan, pupuk,
tenaga kerja, modal sangat mempengaruhi besar kecilnya produksi yang
dihasilkan, selain itu pola manajemen usahatani yang baik juga sangat
berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Dengan kata lain
penggunaan inovasi teknologi dalam usahatani mampu meningkatkan hasil
produksi jika diikuti dengan manajemen usahatani yang baik.
Menurut Gathak dan Ingersent (1984) dalam Yusup (2013), untuk menduga
terjadinya perubahan teknologi juga dapat dilakukan melalui pendugaan
parameter fungsi produksi Cobb-Douglas, maka yang dimaksud dengan
parameter fungsi produksi itu tidak lain adalah elastisitas produksi. Dengan
demikian perubahan teknologi dalam fungsi produksi linier ditunjukan oleh
koefisien regresi.
Perbaikan teknologi dalam bidang pertanian umumnya akan dapat
membentuk fungsi produksi yang baru yang lebih tinggi dari penggunaan
Kelembagaan pertanian merupakan suatu inovasi teknologi yang
dikembangkan dengan tujuan membantu mengkordinir para petani. Adanya
kelembagaan pertanian seperti kelompoktani akan sangat membantu petani,
seperti memberikan pelatihan mengenai cara budidaya yang baik dan efisien
dengan begitu petani mampu menghasilkan produksi yang lebih tinggi
dengan menggunkan input yang sesuai sehingga menekan biaya produksi
yang nantinya akan menambah pendapatan petani. Selain itu adanya
kelompoktani merupakan suatu cara untuk mentrasfer teknologi dari instansi
pertanian kepada petani. Berikut gambar perubahan fungsi produksi akibat
perubahan teknologi.
Gambar 2. Perubahan fungsi produksi akibat penggunaan teknologi
Pada Gambar 2, X menunjukkan input variabel, dimana input lainnya
dianggap tetap dan Y adalah output. Hubungan fungsi antara dan Y akan
tergantung pada pemilihan teknologinya. Dalam hal ini Y2 menggambarkan
perubahan dari fungsi Y1, dimana masing-masing fungsi produksinya adalah
Y1 = f(X) dan Y2 = f (X). Keuntungan maksimum yang diperoleh setelah Y
X1X2 Y2
Y1
Y2
Y1 A2
P2
P1
X 0
adanya penggunaan teknologi (Y2) lebih tinggi dibandingkan keuntungan
maksimum sebelum penggunaan teknologi (Y1).
6. Teori Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah nilai yang diperoleh dari selisih antara
penerimaan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan selama
masa produksi. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa biaya usahatani adalah
semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya dalam
usahatani digolongkan menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Biaya tetap adalah yang besarnya tidak tergantung pada besar atau
kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap merupakan
yang besarannya dipengaruhi oleh volume produksi.
Secara matematis pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai :
= Y . Py - Xi.Pxi–BTT
Dimana :
=pendapatan (Rp) Y = hasil produksi (Kg) Py = harga output (Rp)
Xi = faktor produksi (i = 1,2,3,...n) Pxi = harga faktor produksi ke-i (Rp) BTT = biaya tetap total (Rp)
Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat
dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan
dengan biaya (Revenue Cost Ratio/R/C). Secara matematis R/C dapat
dituliskan :
Dimana :
R/C = nisbah penerimaan dan biaya
PT = penerimaan total (Rp)
BT = Biaya total (Rp)
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan, karena penerimaan
lebih besar dari biaya.
b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian, karena penerimaan
lebih kecil dari biaya.
c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami kondisi impas, karena
penerimaan sama dengan biaya.
7. Konsep Efisiensi
Efisiensi dalam produksi merupakan ukuran perbandingan antaraoutput dan
input. Konsep efisiensi diperkenalkan oleh Michael Farrelldengan
mendefinisikan sebagai kemampuan organisasi produksi untuk
menghasilkan produksi tertentu pada tingkat biaya minimum (Koppdalam
Kusumawardani, 2001).
Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa efisien dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) macam, yaitu : efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga ) dan
efisiensi ekonomi. Suatu penggunaan faktor produksi yang di pakai
menghasilkan produksi yang maksimum. Dapat dikatakan efisiensi harga
atau efisiensi alokatif apabila nilai dan produk marginal sama dengan
harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi
sekaligus juga mencapai efisiensi alokatif /harga. Seorang petani secara
teknis dikatakan lebih efisien (efisiensi teknis) dibandingkan dengan yang
lain bila petani itu dapat berproduksi lebih tinggi secara fisik dengan
menggunakan faktor produksi yang sama. Sedangkan efisiensi harga dapat
dicapai oleh seorang petani bila ia mampu memaksimumkan keuntungan
(mampu menyamakan nilai marginal produk setiap faktor produksi variabel
dengan harganya).
a. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi
Analisis efisiensi ekonomi biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat
optimalisasi pemakaian faktor produksi. Efisiensi ekonomi tertinggi tercapai
pada saat keuntungan mencapai maksimal. Menurut Sumodiningrat dan
Iswara (1993) untuk mengetahui tingkat efesiensi diperlukan dua syarat yaitu:
1) Syarat keharusan, menunjukkan tingkat efesiensi teknis yang dapat
terlihat dari fungsi produksi yang tercapai pada saat berada di daerah
rasional (0<Ep<1).
2) Syarat kecukupan, ditandai oleh keuntungan maksimum, tercapai apabila
nilai produk marjinal (NPM) terhadap faktor produksi yang digunakan
sama dengan harga faktor produksi atau biaya korbanan marjinalnya.
Menurut Suprapto dalam Sundari (2008), efisiensi ekonomi maksimum bisa
ditentukan dengan memaksimumkan fungsi keuntungan:
Keuntungan = Total Penerimaan- Total Biaya