• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kelompoktani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Kesejahteraan Petani Padi Di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kelompoktani Dalam Peningkatan Pendapatan Usahatani Dan Kesejahteraan Petani Padi Di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Muhammad Iqbal Kasogi1, Dyah Aring Hepiana L2, Novi Rosanti2

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani (2) peran kelompoktani dalam meningkatkan pendapatan usahatani padi dilihat dari perbandingan pendapatan usahatani anggota dengan non-anggota (3) peran kelompoktani dalam meningkatkan efisiensi usahatani dilihat dari efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi dan efisiensi ekonomi relatif antara anggota dan non-anggota, dan (4) peran kelompoktani dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani padi dilihat dari perbandingan tingkat kesejahteraan rumah tangga anggota dengan non-anggota. Penelitian ini dilakukan di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jumlah sampel sebanyak 77 petani terdiri atas 38 petani anggota dan 39 petani non-kelompoktani. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode Logit, tabulasi pendapatan, pendekatan nilai rasio Nilai Produk Marjinal (NPM) terhadap Biaya Korbanan Marjinal (BKM), dan fungsi keuntungan, kriteria kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani adalah pendapatan, pendidikan dan status kepemilikan lahan, (2) kelompoktani berperan dalam meningkatkan pendapatan petani padi, dilihat dari pendapatan petani anggota lebih tinggi dibandingkan dengan petani non-anggota kelompoktani, (3) kelompoktani berperan penting dalam meningkatkan efisiensi usahatani, dilihat dari tingkat efisiensi ekonomi relatif anggota lebih tinggi dibandingkan dengan non-anggota kelompoktani. Akan tetapi keuntungan yang diperoleh anggota dan non-anggota kelompoktani belum maksimum karena penggunaan input berada pada daerah I (Increasing return to scale), dan (4) kelompoktani berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani padi dilihat dari tingkat kesejahteraan petani anggota yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kesejahteraan petani non-anggota kelompoktani.

Kata Kunci : kelompoktani, pendapatan, efisiensi ekonomi relatif, kesejahteraan

1

Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2

(2)

By

Muhammad Iqbal Kasogi1, Dyah Aring Hepiana L2, Novi Rosanti2

The research aims to know (1) factors affecting farmers ‘decision to follow farmers group, (2) the role of farmers group in the improvement of agribusiness income of rice farming in sense of the ratio of members income and non-members income, (3) the role of farmers group in the improvement of farming efficiency in sense of the use of production factor and relative economic efficiency between members and non-members, and (4) the role of farmers group in the improvement of rice farmers household prosperity in sense of the ratio of prosperity level of members and non-members of farmers group. The research was conducted in Negara Ratu Village, Natar District, South Lampung Regency. Two groups of 77 farmers divided into 38 farmers group members and 39 non-farmers group are involved in the research. Methods used in the research are Logit method, income tabulation, ratio of Marginal Product Value and Marginal Spending Cost, and Profit Function. All prosperity criteria are based on Indonesian Statistic Agency. The results show that (1) factor affecting farmers’ decision to follow farmers group are the income, education level and farm ownership status, (2) farmers’ groups play roles in rice farmers income causing farmers group members income higher than farmers group, (3) farmers groups play more roles than non-farmers group in sense of economic efficiency level. Nevertheless, the income of both groups has not obtained maximum level due to the use of input which is still in area I (Increasing return to scale) , (4) farmers group play significant role to improve paddy farmers household prosperity that prosperity level of farmers group members is higher than that of non-farmers group.

Keywords :farmers group, income, relative economic efficiency, prosperity

1

Student of Department of Agribusiness, College of Agriculture, University of Lampung 2

(3)

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

MUHAMMAD IQBAL KASOGI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 13 Maret 1992

dari pasangan Bapak Suwardi dan Ibu Misgiatun yang

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis

menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDNegeri 4

Natar pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Natar dan pada

tahun 2007 masuk ke SMA Negeri 1 Natar. Penulis diterima di Jurusan

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2010.

Semasa belajar di universitas, pada bidang akademik penulis dipercaya menjadi

Asisten Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Ekonomi Makro, Ekonomi

Mikro, Ekonomi Produksi, Ekonometrika dan Ekonomi Sumberdaya Alam. Pada

bidang organisasi penulis pernah menjadi Duta Fakultas Pertanian 2012/2013,

aktif pada Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)

Universitas Lampung dan aktif di Forum Komunikasi Mahasiswa Penerima

Beasiswa Perusahaan Gas Negara (PGN). Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata

di Kabupaten Tanggamus dan Praktik Umum di Perusahaan Medco Energi

(7)

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdullilahirobbil ‘alamin,segala puji hanya kepada Allah SWT, kami

memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung

kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam yang melimpah

semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad Rasulullah SAW, yang

telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan, juga kepada keluarga, sahabat,

dan penerus risalahnya yang mulia.

Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul“Peran Kelompoktani dalam

Peningkatan Pendapatan Usahatani dan Kesejahteraan Petani Padi di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ”, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta saran-saran yang

membangun. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga nilainya kepada :

1. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana L, M.Si., sebagai Pembimbing Pertama sekaligus sebagai Ibunda di kampus, atas bimbingan, masukan, arahan, dan nasihat

(8)

diberikan.

3. Dr. Ir. F.E. Prasmatiwi, M.S., sebagai Dosen Penguji Skripsi ini sekaligus sekaligus sebagai Ibunda di kampus yang juga menjabat sebagai Ketua

Jurusan Agribisnis, atas arahan, bantuan dan nasehat yang telah diberikan.

4. Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan, bantuan, dan saran dalam penyelesaian skripsi

ini.

5. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian atas semua ilmu yang telah diberikan selama Penulis menjadi mahasiswa di Jurusan AgribisnisFakultas

Pertanian Universitas Lampung.

7. Orang tuaku tercinta, Ayahanda Suwardi dan Ibunda Misgiatun, serta kedua adik-adikku tersayang, Mifta Nur Hasannah dan Iqfanti Syarani atas semua

limpahan kasih sayang, dukungan, doa, dan bantuan yang telah diberikan

hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

8. Karyawan-karyawan di Jurusan Agribisnis, Mba Ayi yang baik hati dan

nasihat yang membangun serta Mb Iin, Mas Bukhari, Mas Sukardi, dan Mas

Boim, atas semua bantuan yang telah diberikan.

(9)

Wayan HP, Ludi S, Edo, Faizal dan kawan-kawan Agen Care 2010: Asih,

Adel, Ayas, Hani, Jenny, Nita, S.P, Ova, Fitri, Dwi, Marcel, Sinta, Wida,

Vega, Vanessa, Ita, Tunjung, Tania, Septa, Ervina, Aya,, Huda, S.P, Hasni,

Neno, Novita, Elie, dan yang lainnya, tetap semangat dan berjuang, terima

kasih untuk semuanya.

11. Saudara-saudaraku, Imam Mafudin, Nyoto, Mustakim, Agus, Firdaus, Dodi

atas segala semangat, doa, dan kebersamaan dalam Halaqoh selama ini.

12. Kanda, yunda, dan adinda 08, 09,11,dan12 yang telah memberikan saran, motivasi, bantuan, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

13. Semua pihak yang telah membantu demi terselesainya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dan

kepada Allah SWT penulis mohon ampunan.

Bandar Lampung, Penulis,

(10)

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Budidaya Padi (Oryza sativa)... 11

2. Kelompoktani... 16

3. Teori Keputusan... 20

4. Konsep Usahatani ... 24

5. Konsep Produksi ... 26

6. Teori Pendapatan Usahatani ... 32

7. Konsep Efisiensi ... 33

a. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi ... 34

b. Fungsi Keuntungan ... 36

c. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas ... 37

d. Efisiensi Ekonomi Relatif ... 41

8. Teori Model Logit... 44

9. Konsep Tingkat Kesejahteraan ... 45

10. Kajian Penelitian Terdahulu ... 47

B. Kerangka Pemikiran ... 54

(11)

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ... 65

C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data... 67

D. Metode Analisis... 67

1. Analisis Logit... 68

2. Analisis Faktor-Faktor Produksi ... 69

3. Analisis Pendapatan Usahatani ... 71

4. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi... 73

5. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif... 76

6. Analisis Tingkat Kesejahteraan ... 77

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 84

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan ... 84

1. Letak Geografis... 84

2. Keadaan Demografi ... 86

B. Keadaan Umum Kecamatan Natar ... 87

1. Letak Geografis... 87

2. Keadaan Demografi ... 88

3. Keadaan Pertanian ... 89

C. Keadaan Umum Desa Negara Ratu ... 90

1. Letak Geografis... 90

2. Keadaan Topografi dan Iklim ... 90

3. Keadaan Demografi ... 91

4. Keadaan Pertanian ... 93

5. Kelembagaan Pertanian ... 95

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 97

A. Keadaan Umum Petani Responden ... 97

1. Umur Petani Responden ... 97

2. Tingkat Pendidikan Petani ... 99

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani ... 100

4. Pekerjaan Sampingan Petani... 101

5. Pengalaman Berusahatani ... 103

6. Luas Lahan Usahatani... 104

(12)

Non-anggota Kelompoktani... 107

2. Kegiatan Budidaya Padi Petani Anggota dan Non-anggota kelompoktani... 110

3. Kelembagaan Pertanian (Kelompoktani)... 114

C. Penggunaan Sarana Produksi... 119

1. Penggunaan Benih Padi ... 119

2. Penggunaan Pupuk... 121

3. Penggunaan Pestisida... 124

4. Penggunaan Tenaga Kerja ... 124

5. Penggunaan Alat Pertanian ... 127

D. Produksi dan Penerimaan Padi Anggota dan Non-anggota Kelompoktani ... 128

E. Faktor yang Mempengaruhi Patani Padi dalam Mengikuti Kelompoktani ... 130

F. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Petani Anggota dan Non-anggota Kelompoktani ... 136

G. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah ... 141

H. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Froduksi ... 149

I. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif ... 151

J. Tingkat Kesejahteraan Petani Anggota Kelompoktani dan Non-anggota Kelompoktani ... 158

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 173

A. Kesimpulan... 173

B. Saran ... 174

DAFTAR PUSTAKA... 175

(13)

Tabel Halaman

1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di

Propinsi Lampung tahun 2007-2012 ... 2

2. Produksi tanaman padi per kabupaten/kota di Provinsi Lampung

tahun 2011 ... 3

3. Jumlah kelompoktani, anggota kelompoktani, dan keluarga tani

menurut desa tahun 2012... 6

4. Kajian Penelitian Terdahulu... 49

5. Tabel tabulasi tingkat kesejahteraan petani padi anggota

kelompoktani dan non anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar ... 78

6. Indikator tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik,

Susenas (2007) disertai variabel, kelas dan skor ... 80

7. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012 ... 87

8. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

di Kecamatan Natar tahun 2012 ... 88

9. Penggunaan lahan di Kecamatan Natar, tahun 2012... 89

10. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa

Negara Ratu tahun 2012... 91

11. Sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Negara Ratu tahun 2012 ... 92

12. Sebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Negara

Ratu tahun 2012 ... 93

(14)

15. Data Gapoktan dan Kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 96

16. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani berdasarkan kelompok umur (usia produktif dan non produktif)di Desa Negara

Ratu, tahun 2014 ... 98

17. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Negara Ratu, tahun 2014... 99

18. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota

kelompoktani berdasarkan jumlah tanggungan keluarga di Desa

Negara Ratu,tahun 2014... 101

19. Sebaran petani anggota dan non-anggota kelompoktani pekerjaan di luar budidaya padi di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 102

20. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota

kelompoktani berdasarkan tingkat pengalaman usahatani di Desa

Negara Ratu,tahun 2014... 104

21. Sebaran petani anggota kelompoktani dan non-anggota

kelompoktani berdasarkan luas lahan di Desa Negara Ratu, tahun

2014... 105

22. Status kepemilikan lahan petani anggota kelompoktani dan

non-anggota kelompoktani padi di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 106

23. Bantuan sarana produksi, alat dan program kelompoktani di Desa

Negara Ratu Kecamatan Natar... 116

24. Rata-rata tingkat kehadiran penyuluhan dan pertemuan

kelompoktani... 117

25. Pengelompokan produksi dan pendapatan per hektar anggota

kelompoktani berdasarkan tingkat partisipasi ... 118

26. Rata-rata penggunaan benih padi petani anggota dan non-anggota

kelompoktani di Desa Negara Ratu, tahun 2014... 120

27. Rata-rata penggunaan pupuk oleh petani padi anggota dan non anggota kelompoktani per usaha tani dan per hektar di Desa

(15)

29. Rata-rata biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani anggota

dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 127

30. Rata-rata produksi, harga dan penerimaan petani padi anggota dan

non-anggota kelompoktani... 129

31. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengikuti kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan

Natar... 131

32. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi MT I dan MT II anggota kelompoktani (Model sudah terbebas

dari penyimpangan asumsi klasik) ... 137

33. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi MT I dan MT II non-anggota kelompoktani (Model sudah

terbebas dari penyimpangan asumsi klasik)... 137

34. Hasil uji heterokedastis model produksi MT I dan MT II anggota

kelompoktani... 139

35. Hasil uji heterokedastis model produksi MT I dan MT II

non-anggota kelompoktani ... 139

36. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani padi petani anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani per luas

lahan dan per hektar di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 145

37. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani padi petani anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani per luas

lahan dan per hektar di Desa Negara Ratu, tahun 2014 ... 148

38. Nilai elastisitas faktor produksi usahatani padi petani anggota

dan non-anggota kelompoktani ... 149

39. Hasil regresi fungsi keuntungan petani anggota dan non-anggota kelompoktani pada musim tanam pertama dan kedua di Desa

Negara ratu (model terbaik) ... 152

40. Pengujian efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan non

(16)

Selatan, tahun 2014 ... 159

42. Test Statistik ujiMann-Whitney U... 160

43. Skor perolehan untuk indikator kependudukan petani anggota dan

non-anggota kelompoktani... 162

44. Skor perolehan untuk indikator kesehatan dan gizi keluarga petani

anggota dan non-anggota kelompoktani ... 164

45. Skor perolehan untuk indikator pendidikan keluarga petani anggota

dan non-anggota kelompoktani ... 166

46. Skor perolehan untuk indikator ketenagakerjaan petani anggota

dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 167

47. Skor perolehan untuk indikator pola konsumsi petani anggota dan

non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 169

48. Skor perolehan untuk perumahan dan lingkungan patani anggota

dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 170

49. Skor perolehan untuk indikator aspek sosial dan lain-lain petani

anggota dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 172

50. Identitas petani anggota kelompoktani dan non-anggota

kelompoktani di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar... 181

51. Luas lahan, status lahan, dan varietas petani anggota dan

non-anggota kelompoktani ... 182

52. Produksi, harga output dan penerimaan usahatani padi petani

anggota dan non-anggota kelompoktani ... 183

53. Biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani anggota

kelompoktani ... 184

54. Biaya penyusutan peralatan usahatani padi petani non-anggota

kelompoktani ... 185

55. Pengunaan benih, harga benih, dan biaya benih petani anggota dan

non-anggota kelompoktani ... 186

56. Pengunaan Urea, Harga Urea, dan Biaya Urea Petani anggota dan

(17)

58. Rekapitulasi biaya lain-lain usahatani padi petani anggota

kelompoktani ... 189

59. Rekapitulasi biaya lain-lain usahatani padi petani non-anggota

kelompoktani ... 190

60. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani anggota

kelompoktani pada MT I ... 191

61. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani anggota

kelompoktani pada MT II... 192

62. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani

non-anggota kelompoktani pada MT I ... 193

63. Penggunaan tenaga kerja dalam dan luar keluarga petani

non-anggota kelompoktani pada MT II ... 194

64. Rekapitulasi penggunaan input usahatani padi MT I anggota

kelompoktani ... 195

65. Rekapitulasi penggunaan input usahatani padi MT II anggota

kelompoktani ... 196

66. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi MT I anggota

kelompoktani ... 197

67. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi MT II anggota

kelompoktani ... 198

68. Penggunaan input usahatani padi MT I petani non-anggota

kelompoktani ... 199

69. Penggunaan input usahatani padi MT II petani non-anggota

kelompoktani ... 200

70. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi non-anggota

kelompoktani (MT I) ... 201

71. Rekapitulasi keuntungan usahatani padi non-anggota

kelompoktani (MT II)... 202

72. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi dalam mengikuti

(18)

74. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi anggota

kelompoktani (MT I) ... 205

75. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani

MTI (Model I) ... 206

76. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani MT I

(Model II) ... 207

77. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi anggota

kelompoktani (MT II)... 208

78. Hasil regresi fungsi produksi petani anggota kelompoktani MT II

(Model I) ... 209

79. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi

non-anggota kelompoktani (MT I) ... 210

80. Hasil regresi fungsi produksi petani non-anggota kelompoktani MTI (Model I) ... 211

81. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi

non-anggota kelompoktani (MT II) ... 212

82. Hasil regresi fungsi produksi petani non-anggota kelompoktani

MT II (Model I) ... 213

83. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan petani anggota dan

non-anggota kelompoktani (MT I) ... 214

84. Hasil regresi fungsi keuntungan petani anggota dan non-anggota

kelompoktani (MT I) ... 217

85. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan petani anggota dan

non-anggota kelompoktani (MT II)... 219

86. Hasil regresi fungsi keuntungan anggota dan non-anggota

kelompoktani (MT II)... 222

87. Hasil uji perbedaan pendapatan per ha anggota dan non-anggota

kelompoktani MT I (Uji t)... 223

88. Hasil uji perbedaan pendapatan per ha anggota dan non-anggota

(19)

90. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT II anggota

kelompoktani ... 227

91. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT I non-anggota

kelompoktani ... 228

92. UjiWald-Coefficient RestrictionsMT II non-anggota

kelompoktani ... 229

93. Hasil Uji-t produktivitas per hektar petani anggota dan

non-anggota kelompoktani (MT I) ... 230

94. Hasil Uji-t produktivitas per hektar petani anggota dan

non-anggota kelompoktani (MT II)... 231

95. Rincian skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah tangga

petani anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 232

96. Rekapitulasi skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah

tangga petani anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu... 233

97. Rincian skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah tangga

petani non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 235

98. Rekapitulasi skor tujuh indikator analisis kesejahteraan rumah

tangga petani non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu ... 236

99. Hasil uji perbedaan rata-rata tingkat kesejahteraan

(20)

Gambar Halaman

1. Hubungan antara Produk Total (PT), Produk Rata-rata (PR),

dan Produk Marjinal (PM) ... 28

2. Perubahan fungsi produksi akibat penggunaan teknologi... 31

3. Peran kelompoktani dalam peningkatan pendapatan usahatani dan kesejahteraan petani padi di Desa Negara Ratu Kecamatan

natar Kabupeten Lampung Selatan ... 59

4. Pola tanam padi petani anggota kelompoktani di

Desa Negara Ratu... 109

5. Pola tanam padi petani anggota kelompoktani di

Desa Negara Ratu... 109

6. Pola tanam padi petani non-anggota kelompoktani di

Desa Negara Ratu... 109

7. Perbandingan efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan

non-anggota kelompoktani MT I ... 156

8. Perbandingan efisiensi ekonomi relatif petani anggota dan

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

bahkan dunia. Terdapat banyak jenis tanaman yang tergolong dalam tanaman

pangan salah satunya adalah tanaman padi. Tanaman padi yang kemudian

menghasilkan beras adalah komoditas yang sangat penting dan strategis bagi

bangsa Indonesia. Tanaman padi menjadi penting karena merupakan bahan

makanan pokok masyarakat Indonesia dan menjadi strategis karena dapat

mempengaruhi stabilitas ekonomi melalui inflasi (gejolak harga) dan

stabilitas nasional (gejolak sosial). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(2013) Propinsi Lampung adalah salah satu sentra produksi padi di luar Pulau

Jawa dan merupakan penghasil padi terbesar ke enam di Indonesia yaitu

dengan produksi sebesar 3.101.455 ton pada tahun 2012.

Provinsi Lampung masih cukup berpotensi untuk menjadi penghasil padi

terbesar di Indonesia dilihat dari luas panen dan produksi yang terus

meningkat dari enam tahun terakhir. Produktivitas padi di Propinsi Lampung

juga mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Pada tahun

2011 produktivitas padi di Propinsi Lampung sebesar 4,84 ton/ha meningkat

(22)

produktivitas padi Provinsi Lampung mengalami penurunan menjadi 4,83

ton/ha sedangkan luas panen meningkat. Perkembangan luas panen,

produksi, dan produktivitas padi di Propinsi Lampung tahun 2007-2012

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Propinsi Lampung tahun 2007-2012

Tahun Luas Panen(ha) Produktivitas (ton/ha)

Produksi (ton)

Perkembangan (%)

2007 524.955 4,39 2.308.404

2008 506.547 4,62 2.341.075 1,41

2009 570.417 4,67 2.673.844 14,21

2010 590.608 4,75 2.807.676 5,00

2011 606.973 4,84 2.940.795 4,74

2012 641.876 4,83 3.101.455 5,18

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013

Produksi padi Provinsi Lampung dalam 6 tahun terakhir mengalami

peningkatan, dapat dilihat pada tahun 2012 produksi padi Lampung yaitu

sebesar 3.101.455 ton dibandingkan pada tahun 2007 yang hanya sebesar

2.308.404 ton. Peningkatan produksi tersebut menunjukkan potensi daerah

ini dalam menghasilkan komoditas padi. Terdapat 3 daerah sentra produksi

padi di Provinsi Lampung, yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten

Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Timur, ketiga daerah tersebut

merupakan penghasil padi terbesar di Provinsi Lampung.

Tabel 2, memperlihatkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan termasuk ke

dalam 3 daerah sentra produksi padi terbesar di Provinsi Lampung. Pada

tahun 2011 total produksi padi Lampung Selatan mencapai 424.277 ton atau

(23)

seluas 84.001 ha. Kabupaten Lampung Selatan masih memiliki potensi

dalam meningkatkan produksi dan luas area panen, hal tersebut terbukti

bahwa pada tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Lampung Selatan

mencapai 428.965 ton atau mengalami kenaikan sebesar 4.688 ton dari tahun

2011 dengan luas area panen seluas 85.120 ha atau mengalami peningkatan

luas area panen sebesar 1.119 ha dari tahun 2011.

Tabel 2. Produksi tanaman padi per kabupaten/kota di Propinsi Lampung tahun 2011

Lampung Barat 39.919 175.853 4,41

Tanggamus 40.430 207.603 5,13

Lampung Selatan 84.001 424.277 5,05

Lampung Timur 90.252 460.359 5,10

Lampung Tengah 140.005 700.944 5,01

Lampung Utara 40.333 166.853 4,14

Way kanan 41.796 174.392 4,17

Tulang Bawang 42.090 191.570 4,55

Pesawaran 29.514 152.021 5,15

Pringsewu 22.829 124.273 5,24

Mesuji 19.229 87.723 4,59

Tulang Bawang Barat 11.378 52.297 4,50

Bandar Lampung 1.658 8.754 5,28

Metro 4.592 24.988 5,44

Lampung 606.973 2.940.795 4,85

Sumber: Badan Pusat Statistik,2012

Setiap tahunnya produksi dari tanaman pangan khususnya padi menunjukkan

nilai positif atau selalu bertambah setiap tahunnya. Ironisnya perkembangan

sektor tanaman pangan tidaklah berbanding lurus dengan kondisi

kesejahteraan petani itu sendiri. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung tahun 2012, menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan

(24)

yaitu sebesar 13,61% atau sebanyak 165.900 orang dari total penduduk yang

ada sebesar 932.552 orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012)

mayoritas penduduk Kabupaten Lampung Selatan bekerja pada sektor

pertanian yaitu sebesar 116.740 dari jumlah total penduduk usia kerja yaitu

sebesar 379.497. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penduduk yang

bekerja pada sektor pertanian memiliki kesejahteraan yang lebih rendah

dibanding sektor lapangan usaha lainnya yaitu jasa dan industri, padahal

sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi kabupaten ini bahkan bagi

Indonesia.

Melihat kondisi tersebut pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus

berupaya dengan melakukan berbagai macam startegi dan inovasi demi

membantu petani agar lebih baik dan efisien dalam memanajemen kegiatan

usahataninya sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada

peningkatan pendapatan petani tersebut yang akhirnnya dapat memperbaiki

kesejahteraan mereka. Melandasi hal tersebut Kementerian Pertanian

mengembangkan berbagai inovasi teknologi untuk membantu para petani.

Mengingat jumlah petani yang banyak dan tersebar luas maka melalui

rekayasa kelembagaan ini diharapkan mampu mengkordinir petani secara

menyeluruh sehingga dibentuklah sebuah lembaga petani yang berfungsi

sebagai wadah belajar bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan

mempermudah proses transfer teknologi ke petani yang disebut

(25)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013, Kelompoktani

yang selanjutnya disebut poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi

lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan

keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota

(Kementan, 2013).

Pembentukan kelompoktani bermaksud untuk membantu para petani agar

mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup (BPTP Jakarta, 2011). Dibentuknya kelompoktani juga

dimaksudkan agar pemerintah lebih mudah dalam menyalurkan

bantuan-bantuan pertanian, sehingga lebih tepat sasaran.

Kecamatan Natar merupakan salah satu kecamatan yang memiliki

kelompoktani terbanyak serta merupakan sentra produksi padi ketiga setelah

Palas dan Candipuro (BP4K, 2012). Kecamatan Natar memiliki 389

kelompoktani yang tersebar diberbagai desa dengan jumlah total anggota

sebanyak 10.919 petani dari jumlah total 17.194 petani, artinya sebanyak

6.275 petani yang belum tergabung dalam kelompoktani. Jumlah

kelompoktani, anggota kelompoktani dan jumlah keluarga tani disajikan pada

(26)

Tabel 3. Jumlah kelompoktani, anggota kelompoktani, dan keluarga tani menurut desa, tahun 2012

Desa Gapoktan

Bandarejo Bandarejo Makmur 18 533 641

M. Batin Pendowo 27 688 1708

Negara Ratu Ratusari 19 535 1072

Banjar Negeri Melati 15 352 471

Sidosari Sejahtera 13 425 304

Rulung Helok Harapan Bersama 29 776 1081

Mandah Makmur 11 279 671

Muara Putih

Muara Putih

Makmur 31 807 608

Tanjung Sari Mekar Sari 6 468 814

Candimas Sumber Rejeki 21 600 962

Sukadamai Arjuna 39 1141 1208

Pancasila Pancasila Jaya 25 702 478

Krawang Sari Sinar Harapan 11 354 454

Rulung Raya Sinar Tani 23 586 986

Purwosari Purwosari Makmur 26 756 568

Branti Raya Usaha Makmur 20 504 954

Bumisari Rukun Sentosa 9 199 743

Haduyang Makmur Abadi 13 334 524

Pemanggilan Sejahtera 9 258 446

Rejosari Margo Rukun 8 208 722

Natar Wahana Karya 9 252 981

Hajimena Bina Sejahtera 7 162 798

Jumlah 389 10919 17194

Sumber: BP3K Kecamatan Natar, 2012

Dibentuknya kelompoktani juga dimaksudkan agar lebih mempermudah

proses pembinaan petani yang dilakukan oleh pemerintah. Pembinaan

usahatani melalui kelompoktani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan

sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang luas,

sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan dapat terkoordinasi dengan

(27)

pertanian sehingga aktivitas usahatani menjadi lebih baik. Aktivitas

usahatani yang lebih baik akan dapat meningkatkan produktivitas usahatani

yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan

mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan

keluarganya (BPLPP, 1990).

Kelompoktani berperan sebagai kelompok belajar bagi petani, wahana

kerjasama serta unit produksi, dimana setiap petani yang tergabung di

dalamnya dituntut untuk berpikir lebih maju. Melalui kelompoktani ini petani

akan diberikan pelatihan-pelatihan guna memperbaiki manajemen budidaya

usahatani padi. Setiap kelompoktani akan dibina oleh satu tenaga penyuluh,

dengan demikian secara berkala para petani tersebut akan mendapatkan

pelatihan dari mulai proses budaya, seperti cara budidaya yang baik dan

efisien, mengatasi hama dan gulma sampai pada pembukuan usahtani. Selain

itu, dengan melalui kelompoktani ini akan mempermudah pemberian

bantuan-bantuan seperti sarana produksi dari pemerintah untuk petani.

Desa Negara Ratu merupakan sentra produksi padi di Kecamatan Natar dan

merupakan desa yang memiliki kelompoktani paling aktif (BPP, 2013).

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa Desa Negara Ratu memiliki 19

kelompoktani dengan total anggota sebanyak 535 petani dan sebanyak 546

petani tidak tergabung dalam kelompoktani, artinya petani yang tidak

tergabung kedalam kelompok lebih banyak dibanding petani yang tergabung

kedalam kelompoktani. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan mengapa

(28)

Dengan perkataan lain mengapa kelompoktani kurang mempunyai daya tarik

bagi para petani.

Bila ditinjau dari tujuan di bentuknya kelompoktani tersebut adalah untuk

peningkatkan kemampuan pengelolaan usahatani petani yang akhirnya akan

meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani, serta tingkat

kesejahteraan petani (Deptan, 2013). Dengan demikian perlu adanya kajian

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengikuti

kelopoktani serta kajian mengenai pendapatan dan kesejahteraan petani

anggota kelompoktani dan non-anggota kelompoktani di Desa Negara Ratu,

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan petani dalam

mengikuti kelompoktani?

2) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan pendapatan usahatani

petani padi?

3) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan efisiensi usahatani

padi?

4) Apakah kelompoktani berperan dalam peningkatan kesejahteraan rumah

(29)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah yang ada, maka penelitian ini

bertujuan:

1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam

mengikuti kelompoktani.

2) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan pendapatan

usahatani padi yang dilihat dari perbandingan pendapatan usahatani antar

petani anggota dengan petani non-anggota kelompoktani.

3) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan efisiensi usahatani

yang dilihat dari efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi dan

efisiensi ekonomi relatif antara petani anggota kelompoktani dan

non-anggota kelompoktani.

4) Mengetahui peran kelompoktani dalam meningkatkan kesejahteraan

rumah tangga petani padi yang dilihat dari perbandingan tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani anggota kelompoktani dengan

non-anggota kelompoktani.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1) Petani padi di seluruh Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten

Lampung Selatan sebagai bahan pertimbangan untuk selalu berperan

(30)

dengan harapan dapat memberikan informasi dan kelancaran berusaha

tani sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

2) Pemerintah, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan

pemberian bantuan pertanian serta masalah pengentasan kemiskinan dan

taraf hidup petani.

3) Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Budidaya Padi (Oryza sativa)

Padi termasuk tanaman semusim yaitu tanaman yang berumur pendek,

hidup kurang dari satu tahun dan hanya satu kali bereproduksi, kemudian

tanaman akan mati atau dimatikan (AAK, 2003). Terdapat 25 spesies

Oryza, yang dikenal adalahO. sativadengan dua subspesies yaitu Indica

(padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi

dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran

tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan

(Prihatman, 2000).

Media tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

budidaya, sehingga pemilihan media tanam harus sangat diperhatikan.

Tanah yang akan ditanami padi harus memiliki keasaman tanah berkisar

antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH

tanam menjadi netral (7,0). Karena mengalami penggenangan, tanah

sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH

(32)

Menurut Prihatman(2000), agar dapat meningkatkan produktivitas

usahatani khususnya padi sawah maka tahapan-tahapan dalam penanaman,

yaitu persiapan maupun pemeliharaan padi harus dilakukan dengan baik.

Tahapan budidaya tersebut yaitu :

(1) Persiapan Benih

Benih sangat signifikan pengaruhnya terhadap keberhasilan

pembudiyaan tanaman, yaitu produksi. Penggunaan benih yang

bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko kegagalan usahatani

(Sutopo, 2004).Penggunaan benih sangat berpengaruh terhadap

produksi, dengan demikian penggunaan varietas padi unggul atau

varietas padi berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi yang

sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan benih harus

bermutu dan berlabel/bersertifikat.

Varietas padi yang akan ditanam dipilih varietas unggul baru (VUB)

yang mampu beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin

pertumbuhan tanaman yang baik, tahan serangan penyakit, berdaya

hasil dan bernilai jual tinggi serta memiliki kualitas rasa yang dapat

diterima pasar.Varietas unggul baru (VUB) dapat berupa padi inbrida

seperti ciherang, mekongga, inpari (10, 11,13) atau hibrida seperti

rokan, hipa 3, bernas super dan intani. Tanam varietas unggul baru ini

secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit.

Harga varietas tersebut sangat terjangkau oleh petani dengan harga Rp

10.000,00–Rp 15.000,00 per kg, atau bisa menggunakan benih

(33)

Selanjutnya penggunaan benih harus disesuaikan dengan luas lahan

yang dimiliki, guna untuk menekan biaya benih penggunaannya harus

se-efisien mungkin. Anjuran penggunaan benih dari Dinas Pertanian

untuk 1 ha sebanyak 20-25 kg.

(2) Persemaian

Persemaian merupakan proses awal yang harus dilakukan sebelum

tanaman padi ditanam. Penyemaian dilakukan setelah benih

mengalami proses perendaman dan pemeraman selama

masing-masing 48 jam. Pemeraman bertujuan agar benih dapat berkecambah.

Persemaian dapat dilakukan pada lahan yang akan ditanam atau

berbeda lahan dengan pertimbangan ketersediaan air.

(3) Pengolahan Tanah dan Pemupukan Dasar

Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti

dibajak atau dicangkul. Pengolahan tanah dapat mematikan gulma

yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi tanah

menjadi lebih baik. Tahapan pengolahan tanah diataranya:

a. Bajak pertama membalik tanah sedalam lapisan olah/topsoil

menggunakan alat/mesin bajak, berguna agar lapisan tanah bagian

bawah diangkat untuk membongkar endapan mineral/hara yang

sulit diraih akar serta memperlancar sirkulasi udara, oksigen

dimasukkan dan gas-gas yang dapat meracuni tanaman melalui

(34)

pengerjaan selama 4 hari dengan 1 mesin bajak dan 2 orang

pekerja.

b. Bajak kedua berselang 1 sampai 2 minggu dilakukan pembajakan

kedua dengan memotong arah dari arah pembajakan pertama,

berguna agar memperkecil bongkahan tanah menjadi remah dan

meratakan/homogen campuran antara unsur liat, pasir, tanah dan

bahan orgaik pada lapisan olah. Lama pengerjaannya jika

dikerjakan dua orang dengan 1 mesin bajak selama 2 hari. Biaya

yang dikeluarkan untuk bajak bergantung besaran upah dan sistem

yang diterapkan. Biasanya sistem upah yang diterapkan adalah

borongan per 20m2dengan upah sebesar Rp 40.000,00–Rp

60.000,00 / 20m2.

c. Garu idealnya dilaksanakan 1-2 minggu berselang dari bajak

kedua, berguna untuk membentuk lapisan kedap air di permukaan

tanah. Untuk lahan yang memiliki lapisan kedap air di bawah

lapisan olah tujuan ini bisa diabaikan dan meratakan lahan agar

tinggi permukaan air seragam di pertanaman. Biaya yang

dikeluarkan biasanya Rp 20.000,00–Rp 30.000,00 per 20m2jika

menggunkan tenaga kerja luar keluarga.

(4) Penanaman

Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian.

Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 21-25 hari

setelah sebar dan berdaun 5-7 helai. Menurut Sugeng (1989),

(35)

batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4 cm ke dalam lumpur,

selanjutnya penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam

20cm x 20cm atau 30cm x 15cm. Anjuran pola tanam dari Dinas

Pertanian adalah sistem jajar legowo. Biaya penanaman biasanya

borongan dengan hitungan per 20m2, dengan biaya berkisar Rp

30.000,00–Rp 50.000,00 per 20m2.

(5) Pemeliharaan

Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat

dan rutin. Pemeliharaan terhadap tanaman padi antara lain meliputi

(Sugeng, 1989) : pengairan, penyulaman dan penyiangan, pemupukan,

dan pengendalian hama dan penyakit.

a. Pemupukan sangat penting dilakukan guna menyediakan unsur

hara yang dibutuhkan tanaman. Pada umumnya pemupukan padi

sawah dilakukan 2-4 kali dalam semusim, tentunya sesuai dengan

kebutuhan (pemupukan berimbang) dan ketersediaan modal yang

cukup.

Pemupukan awal dilakukan pada sebelum tanam, menggunakan

pupuk organik dengan dosis 5 ton/ha atau pupuk urea 100 kg/ha.

Selanjutnya untuk pemupukan kedua dilakukan pada saat padi

berumur 10 hari setelah tanam dapat menggunakan pupuk urea

dan NPK Phonska dengan campuran 30 : 50 atau dapat dengan

pupuk KCL 50%. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat padi

(36)

KCL 30 : 40. Untuk pemupukan yang terakhir pada saat umur

padi 30-40 hari setelah tanam.

(6) Panen dan Pasca panen

Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Panen dapat

dilakukan pada stadia masak kuning yaitu pada saat butir padi 95%

telah menguning atau sekitar 33-36 hari setelah berbunga dan bagian

bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.Panen dapat

dilakukan dengan mengupah tenaga kerja luar keluarga, sistem upah

panen pada umumnya menerapkan sistem upah borongan.

2. Kelompoktani

Di dalam suatu masyarakat terdapat berbagai potensi kelembagaan, karena

pada dasarnya selalu terjadi interaksi antar individu atau antar kelompok

masyarakat yang terpola. Berbagai bentuk potensi kelembagaan yang ada

pada masyarakat, yaitu:

(a) kumpulan arisan; arisan uang, barang ataupun tenaga

(b) interaksi antara petani sebagai produsen dengan pedagang (konsumen)

(c) interaksi antar petani dalam memasarkan hasil maupun membeli saprodi

(d) interaksi antara petani dengan pihak luar (pembina, pemodal, pedagang).

Dibentuknya kelompoktani bermaksud untuk membantu para petani agar mau

dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk

(37)

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup (BPTP Jakarta, 2011).

Mekanisme terbentuknya kelompoktani ini adalah melalui interaksi antara

para petani dan penyuluh pertanian, yang mendapat dukungan dari tokoh

formal maupun informal masyarakat desa setempat. Dalam proses

terbentuknya kelompoktani, peranan penyuluh dan kontak tani sangat

penting, karena minat untuk bergabung dalam kelompoktani tergantung dari

kepemimpinan dan contoh dari kontak tani serta penyuluh tersebut (Deptan,

2013).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.82 Tahun 2013, Kelompoktani

yang selanjutnya disebut poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi

lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan

keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Kelompoktani memiliki karakteristik sebagai berikut (Kementerian Pertanian,

2013):

(a) Ciri Kelompoktani

(1) Saling mengenal, akrab dan saling percaya di antara sesama anggota;

(2) Mempunyai pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam

berusaha tani;

(3) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan/atau pemukiman, hamparan usaha,

jenis usaha, status ekonomi dan sosial, budaya/kultur, adat istiadat,

(38)

(b) Unsur Pengikat Kelompoktani

(1) Adanya kawasan usahatani yang menjadi tanggungjawab bersama di

antara para anggotanya;

(2) Adanya kader tani yang berdedikasi tinggi untuk menggerakkan para

petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh sesama petani lainnya;

(3) Adanya kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh sebagian besar

anggotanya;

(4) Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk

menunjang program yang telah ditetapkan.

(5) Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota

berdasarkan kesepakatan bersama.

(c) Fungsi Kelompoktani

(1) Kelas Belajar: Kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar bagi

anggota guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar

tumbuh dan berkembang menjadi usahatani yang mandiri sehingga dapat

meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik.

(2) Wahana Kerjasama: Kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat

kerjasama baik di antara sesama petani dalam poktan dan antar poktan

maupun dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usahatani

lebih efisien dan lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,

hambatan, gangguan serta lebih menguntungkan;

(3) Unit Produksi: Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota

(39)

yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomis usaha, dengan

menjaga kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.

Pembentukan kelompoktani banyak memberikan manfaat kepada para

petani yang tergabung di dalamnya, diataranya ialah: (1)

Pelatihan/penyuluhan, (2) Bantuan sarana produksi, (3) permodalan.

Pelatihan/penyuluhan yang diberikan petani tentunya didasarkan oleh

kebutuhan petani. Adanya pelatihan memberikan dampak yang positif

kepada petani untuk meningkatkan kemampuan berusahatani. Badan

Penyuluh Pertanian Kecamatan Natar (2013), menyatakan bahwa adanya

kelompoktani akan sangat menguntungkan bagi petani yang tergabung di

dalamnya, seperti yang telah terlaksana di Kecamatan Natar anggota

kelompoktani mendapatkan pelatihan mengenai pengendalian hama,

penggunaan pupuk sesuai dosis, pengolahan pupuk organik, dan

pengelolaan usahatani yang lebih efisien.

Selain pelatihan petani-petani yang tergabung dalam kelompoktani

mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah seperti Hand Traktor,

Sprayer, Pompa Air, Cangkul dll juga bantuan sarana prasarana pertanian

seperti Benih,Jalan Usaha tani dan perbaikan Saluran air (BPP

Kedungwaru, 2012). Akses permodalan bagi anggota kelompoktani

sangat dipermudah hal ini terlihat dari pemberian bantuan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) oleh pemerintah.

Menurut Departemen Pertanian (2009) PUAP merupakan bentuk

(40)

pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Tujuan

utama Program Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) berdasarkan

pedoman PUAP adalah untuk : (1) Mengurangi kemiskinan dan

pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha

agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, (2)

Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan usaha agribisnis, (3) Meningkatkan fungsi kelembagaan

ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam

rangka akses ke permodalan.

3. Teori Keputusan

Pada dasarnya keputusan merupakan suatu kegiatan yang akan ditemui

setiapa saat dan setiap waktu, sehingga dapat dikatan bahwa hal tersebut tidak

terpisahkan oleh kehidupan manusia. Atmosudirjo (1976) menjelaskan

bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran

tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang

harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan

pilihan pada suatu alternatif.

Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap

pilihan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnnya suatu

keputusan, diataranya faktor internal atau karakteristik dari pengambil

(41)

(1981) bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi baru

adalahkarakteristik petani seperti umur, pendidikan, pengetahuan,

keterampilan sikap danpendapatan.

Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam nenerima sesuatu

yang baru. Menurut Ajiswarman (1996), orang yang masuk pada golongan

tuacenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai yang lama sehingga

diperkirakan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Sejalan dengan yang

diungkapkan oleh Ajiswarman, Tamarli (1994) menyatakan, bahwa umur

petani mempuinyai peranan penting dalam proses adopsi inovasi. Semakin

muda petani, keingintahuannya lebih besar sehingga lebih cepat mengambil

suatu keputusan untukmengadopsi inovasi walaupun belum berpengalaman.

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh maka makin tinggitingkat

partisipasinya karena dengan semakin tinggi pendidikan semakin

mudahuntuk diberi pengertian dan pembinaan (Ajiswarman, 1996). Sejalan

dengan itu Tamarli (1994) mengatakan bahwa pendidikan dapat

mempengaruhi cara berpikir,cara merasa dan cara bertindak seseorang.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan semakin baik pula

cara berpikir dan cara bertindaknya.

Firdaus (2008) menyatakan bahwa terdapat 4 tahap proses pengambilan

keputusan, yaitu:

a) Mengidentifikasi masalah, tahap ini merupakan yang paling sulit, seiring

dijumpai antara gejala dan masalah yang sesungguhnya terjadi kerancuan.

(42)

padahal keuntungan yang rendah tersebut hanya merupakan akibat dari

usahatani yang tidak efisien dan tingginya biaya produksi. Apabila

masalah telah dapat dirumuskan secara jelas maka dapat ditangani secara

mudah.

b) Merumuskan berbagai alternatif, manajer harus menentukan berbagai

alternatif penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Alternatif dapat

dirumuskan dengan mempertimbangkan pengalaman di waktu yang lalu.

c) Menganalisis alternatif, yaitu mempertimbangkan mengenai laba rugi

untuk setiap alternatif, karena menyangkut tujuan jangka panjang dan

pendek sebuah usahatani.

d) Mengusulkan suatu penyelesaian dan menyarankan suatu rencana

tindakan, dimana suatu manajer usahatani dapat menyimpulkan suatu

kesimpulan yang logis, meskipun masih beresiko.

Dasar pengambilan keputusan bermacam-macam tergantung dari

permasalahnnya dan situasi dimana permasalahan itu ditemukan. Keputusan

dapat diambil berdasarkan perasaaan, dapat pula dibuat berdasarkan

pengalaman. Dasar pengambilan keputusan dibagi menjadi 4, yaitu (Firdaus,

2008):

a) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan itu bersifat subjektif. “Inner

feeling” yang bersifat subjektif ini mudahterkena sugesti, pengaruh luar,

rasa lebih suka yang satu dari pada yang lain, dan faktor kejiwaanlainnya.

Sifat subjektifdari keputusan intuitif memiliki keuntungan, yaitu(1) karena

(43)

pimpinan yang bersangkutan mempunyai “olah rasa" yang cukup tinggi,

maka keputusannya banyak yang tepat, (3) keputusan intuitif ini lebih

tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

b) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan

itudidukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Pendapat semacam

inimemang banyak juga yang mendukungnya. Pengambilan keputusan

iniberkaitan dengan informasi dan data yang ada. Keputusan yang

berdasarkan sejumlah fakta, data, atau informasi yang cukup

memangmerupakan keputusan yang sehat, namun untuk mendapatkan

informasi yang cukup itupun sering kali sulit. Contoh pengambilan

keputusan berdasarkan fakta sering digunakan petani dalam memperbaiki

usahatani mereka seperti, pembinaan petani guna meningkatkan

ketrampilan dan kemampuan berusahatani merupakan suatu fakta yang

dilihat petani dalam mempengaruhi keputusannya untuk mengikuti

kelompoktani.

c) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi

pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan memprakirakan apa

yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimanaarah

penyelesaiannyasangat membantu dalam memudahkan pemecahan

masalah. Berdasarkan pengalaman, maka seseorang sudah dapat menduga

(44)

dapat mendugamacam apa penyelesaian yang dianggap paling baik

diantara bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Dengan

demikian pengambilan keputusan seperti ini dirasa sangat tepat digunakan

dalam hal yang menyangkut keputusan jangka panjang seperti,

pengalaman berusahatani, maka semakin lama petani melakukan usahatani

semakin banyak pengetahuan yang mereka pelajari dari pengalamannya

sehingga dengan diharapkan petani mampu menentukan keputusan yang

baik dalam melakukan perbaikan usahataninya.

d) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Opini

Pengambilan keputusan yang mengandalkan opini-opini cukup banyak

dijadikan pertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dasar-dasar

tersebut dicirikan oleh penggunaan logika dibelakang keputusan tersebut.

Logika yang dibuat eksplisit dan dicapai berdasarkan analisis situasi yang

cermat. Opini-opini yang dipertimbangkan makin digunakan saat para

manajer semakin memperhatikan kelompok dan penerima keputusan oleh

kelompok.

4. Konsep Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat

itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya. Pada

dasarnya setiap usahatani akan selalu ada unsur lahan yang mewakili alam,

(45)

yang beraneka ragam jenisnya dan unsur pengelolaan atau menajemen yang

peranannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani. Keempat unsur

tersebut tidak dapat dipisah-pisah karena kedudukannya dalam usahatani

sama pentingnya (Mosher, 1968).

Soekartawi (1995), mendefinisikan usahatani sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif

dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan

dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan

keluaran (output) yang melebihi masukan (input).

Selanjutnnya Hernanto (1991) menyatakan bahwa terdapat empat unsur

penting yang harus diperhatikan dalam usahatani, yaitu lahan, tenaga kerja,

modal,dan pengelolaan (manajemen) atau biasa disebut dengan faktor

produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani

digolongkanmenjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktoryang ada pada usahatani itu sendiri, seperti petani

pengelola, lahan usahatani, tenaga kerja, modal, teknologi, kemampuan petani

mengalokasikan penerimaan keluarga, dan jumlah keluarga. Faktor eksternal

adalah faktor-faktor di luar usahatani, seperti tersedianya sarana transportasi

dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan

usahatani (harga hasil, harga saprodi, dan lain-lain), dan sarana penyuluhan

(46)

5. Konsep Produksi

Sumodiningrat dan Iswara (1993), menyatakan fungsi produksi adalah suatu

fungsi yang menggambarkan hubungan teknis/fungsional antara output yang

dihasilkan dari input yang dibutuhkan dalam proses produksi. Fungsi

produksi tersebut mencerminkan tingkat kombinasi input-input yang

digunakan untuk menghasilkan produk. Setiap hubungan input-output dalam

suatu fungsi produksi, menunjukkan jumlah dan kualitas sumber-sumber

yang diperlukan untuk memproduksi suatu hasil tertentu. Fungsi produksi

dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika sederhana sebagai:

Q = f(X1, X2, X3, . . . Xn)

Dimana :

Y = Jumlah produk yang dihasilkan

X1. . . Xn= Faktor-faktor produksi

f = Fungsi yang menunjukkan hubungan dari perubahan input menjadi output.

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi logaritma yang sering

digunakan untuk menduga fungsi produksi dan dinilai lebih sesuai untuk

menganalisa lebih dari dua faktor produksi yang saling berkaitan dalam

hubungan yang logis. Keunggulan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah

penyelesaiannya relatif mudah dan dapat dengan mudah ditransfer kebentuk

linier.

Menurut Debertin (1986) fungsi Cobb-Douglas memiliki tiga karakteristik

yaitu: 1) Fungsi ini homogeneous berderajat satu dari sejumlah input atau

(47)

scaledari salah satu input. 3) Fungsi ini dengan mudah dapat digunakan

sebagai alat estimasi. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas menurut

Debertin, 1986 adalahsebagai berikut :

Y = A 1 α 2

Dimana:

x1= Tenaga kerja x2= Modal

Fungsi tersebut dapat ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma menjadi :

Log y = log A + α log x1 + (1-α) log x2

Bentuk fungsi Cobb Douglas tersebut dapat diperluas menjadi beberapa

variabel x sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = aX1 X2 ....Xi ...Xn

Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka:

Y = f (X1, X2,…Xi,…,, Xn)

Dimana :

Y = variabel yang dijelaskan X = variabel yang menjelaskan a, b = besaran yang akan diduga u = kesalahan (disturbance term) e = logaritma natural, e = 2,718

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas makapersamaan

tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan caramelogaritmakan

persamaan tersebut. Bentuk logaritma dari persamaan di atasadalah:

Log Y = Log a + b1 log X1 + b2 log X2 + u

Fungsi produksi secara sederhana dapat digambarkan sebagai hubungan fisik

(48)

jumlah produk yang dihasilkan persatuan waktu tanpa memperhitungkan

faktor harga. Suatu fungsi produksi dapat dibagi ke dalam tiga daerah

produksi.

Soekartawi (2002), menyatakan fungsi produksi adalah hubungan antara

produksi dan satu faktor produksi variabel. Gambar 1 menggambarkan

fungsi produksi hubungan antara satuinputdengan satuoutput. Dari fungsi

ini juga dapat digambarkan produk marginal (PM) dan produk rata-rata (PR).

PM adalah perubahanoutputkarena adanya perubahaninput, sedangkan PR

adalah jumlah totaloutputdengan jumlah totalinputyang digunakan, dan

Produk Total (PT) adalah jumlah produk yang dihasilkan pada suatu periode

tertentu dengan menggunakan sejumlah faktor produksi yang dibutuhkan.

Gambar 1. Hubungan antara Produk Total (TP), Produk Rata-rata (PR), dan Produk Marjinal (PM).

Sumber: Sumodiningrat dan Iswara, 1993 Daerah II

(0 < Ep < 1)

rasional Daerah I

(Ep > 1)

irrasional

Daerah III

(Ep < 0)

irrasional

0Ep = 1 Ep = 0 X

PT Y

PR

(49)

Pada Gambar 1 dapat dilihat terdapat tiga daerah elastisitas produksi, dimana

elastisitas produksi yang lebih besar dari satu (daerah I), antara nol dan 1

(Daerah II) dan lebih kecil dari nol (daerah III). Selain itu, pada Gambar 1

menggambarkan hubungan Produk Total (PT), Produk Rata-rata (PR) dan

Produks marjinal (PM), dimana Produk Total (PT) adalah Jumlah produk

(hasil yang diperoleh dalam proses produksi) yang diproduksi dalam kurun

waktu tertentu, dengan menggunakan semua faktor produksi yang

dibutuhkan. Produk Rata-rata (PR) adalah perbandingan antara produk total

dengan input produksi. Produk Marjinal (PM) adalah perubahan produksi

(output) karena kenaikan satu-satuan faktor produksi (input).

Daerah I terjadi kenaikan hasil yang semakin bertambah (increasing return to

scale) , di mana penambahan input sebesar 1% akan menyebabkan

penambahan output yang selalu lebih besar dari 1%, dalam daerah ini produk

rata-rata (PR) terus naik. Daerah I memiliki nilai elastisitas produksi lebih

dari satu (Ep>1). Apabila produksi bersangkutan memang menguntungkan

untuk dijalankan , perusahaan akan terus memperbesar pendapatannya dengan

pemakaian input yang lebih banyak, selama PR masih terus naik. Jadi

dimanapun dalam daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum,

karena pendapatan itu masih selalu dapat diperbesar, karenannya daerah ini

dinamakan daerah irasional.

Daerah II terjadi kenaikan hasil yang berkurang (diminishing return to

scale), di mana penambahan 1% akan menyebabkan penambahan produk

paling tinggi sama dengan 1% dan paling rendah 0%. Daerah II memiliki

(50)

(0<Ep<1). Daerah ini dinamakan daerah rasional karena tercapainya

pendapatan maksimum.

Daerah III terjadi penurunan hasil (decreasing return to scale), di mana

penambahan input akan mengakibatkan pengurangan (penambahan negatif)

dari produk. Pemakaian input di daerah ini akan mengurangi pendapatan,

oleh karena itu daerah ini dinamakan juga daerah irrasional dengan elastisitas

produksi kurang dari nol (Ep<0) (Debertin, 1986).

Dalam setiap proses produksi melibatkan suatu hubungan yang erat antara

faktor-faktor produksi yang digunakan. Faktor produksi seperti lahan, pupuk,

tenaga kerja, modal sangat mempengaruhi besar kecilnya produksi yang

dihasilkan, selain itu pola manajemen usahatani yang baik juga sangat

berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Dengan kata lain

penggunaan inovasi teknologi dalam usahatani mampu meningkatkan hasil

produksi jika diikuti dengan manajemen usahatani yang baik.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984) dalam Yusup (2013), untuk menduga

terjadinya perubahan teknologi juga dapat dilakukan melalui pendugaan

parameter fungsi produksi Cobb-Douglas, maka yang dimaksud dengan

parameter fungsi produksi itu tidak lain adalah elastisitas produksi. Dengan

demikian perubahan teknologi dalam fungsi produksi linier ditunjukan oleh

koefisien regresi.

Perbaikan teknologi dalam bidang pertanian umumnya akan dapat

membentuk fungsi produksi yang baru yang lebih tinggi dari penggunaan

(51)

Kelembagaan pertanian merupakan suatu inovasi teknologi yang

dikembangkan dengan tujuan membantu mengkordinir para petani. Adanya

kelembagaan pertanian seperti kelompoktani akan sangat membantu petani,

seperti memberikan pelatihan mengenai cara budidaya yang baik dan efisien

dengan begitu petani mampu menghasilkan produksi yang lebih tinggi

dengan menggunkan input yang sesuai sehingga menekan biaya produksi

yang nantinya akan menambah pendapatan petani. Selain itu adanya

kelompoktani merupakan suatu cara untuk mentrasfer teknologi dari instansi

pertanian kepada petani. Berikut gambar perubahan fungsi produksi akibat

perubahan teknologi.

Gambar 2. Perubahan fungsi produksi akibat penggunaan teknologi

Pada Gambar 2, X menunjukkan input variabel, dimana input lainnya

dianggap tetap dan Y adalah output. Hubungan fungsi antara dan Y akan

tergantung pada pemilihan teknologinya. Dalam hal ini Y2 menggambarkan

perubahan dari fungsi Y1, dimana masing-masing fungsi produksinya adalah

Y1 = f(X) dan Y2 = f (X). Keuntungan maksimum yang diperoleh setelah Y

X1X2 Y2

Y1

Y2

Y1 A2

P2

P1

X 0

(52)

adanya penggunaan teknologi (Y2) lebih tinggi dibandingkan keuntungan

maksimum sebelum penggunaan teknologi (Y1).

6. Teori Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah nilai yang diperoleh dari selisih antara

penerimaan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan selama

masa produksi. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa biaya usahatani adalah

semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya dalam

usahatani digolongkan menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya tidak

tetap. Biaya tetap adalah yang besarnya tidak tergantung pada besar atau

kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap merupakan

yang besarannya dipengaruhi oleh volume produksi.

Secara matematis pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai :

= Y . Py - Xi.Pxi–BTT

Dimana :

=pendapatan (Rp) Y = hasil produksi (Kg) Py = harga output (Rp)

Xi = faktor produksi (i = 1,2,3,...n) Pxi = harga faktor produksi ke-i (Rp) BTT = biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi dapat

dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan

dengan biaya (Revenue Cost Ratio/R/C). Secara matematis R/C dapat

dituliskan :

(53)

Dimana :

R/C = nisbah penerimaan dan biaya

PT = penerimaan total (Rp)

BT = Biaya total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan, karena penerimaan

lebih besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian, karena penerimaan

lebih kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami kondisi impas, karena

penerimaan sama dengan biaya.

7. Konsep Efisiensi

Efisiensi dalam produksi merupakan ukuran perbandingan antaraoutput dan

input. Konsep efisiensi diperkenalkan oleh Michael Farrelldengan

mendefinisikan sebagai kemampuan organisasi produksi untuk

menghasilkan produksi tertentu pada tingkat biaya minimum (Koppdalam

Kusumawardani, 2001).

Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa efisien dapat digolongkan menjadi 3

(tiga) macam, yaitu : efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga ) dan

efisiensi ekonomi. Suatu penggunaan faktor produksi yang di pakai

menghasilkan produksi yang maksimum. Dapat dikatakan efisiensi harga

atau efisiensi alokatif apabila nilai dan produk marginal sama dengan

harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi

(54)

sekaligus juga mencapai efisiensi alokatif /harga. Seorang petani secara

teknis dikatakan lebih efisien (efisiensi teknis) dibandingkan dengan yang

lain bila petani itu dapat berproduksi lebih tinggi secara fisik dengan

menggunakan faktor produksi yang sama. Sedangkan efisiensi harga dapat

dicapai oleh seorang petani bila ia mampu memaksimumkan keuntungan

(mampu menyamakan nilai marginal produk setiap faktor produksi variabel

dengan harganya).

a. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi

Analisis efisiensi ekonomi biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat

optimalisasi pemakaian faktor produksi. Efisiensi ekonomi tertinggi tercapai

pada saat keuntungan mencapai maksimal. Menurut Sumodiningrat dan

Iswara (1993) untuk mengetahui tingkat efesiensi diperlukan dua syarat yaitu:

1) Syarat keharusan, menunjukkan tingkat efesiensi teknis yang dapat

terlihat dari fungsi produksi yang tercapai pada saat berada di daerah

rasional (0<Ep<1).

2) Syarat kecukupan, ditandai oleh keuntungan maksimum, tercapai apabila

nilai produk marjinal (NPM) terhadap faktor produksi yang digunakan

sama dengan harga faktor produksi atau biaya korbanan marjinalnya.

Menurut Suprapto dalam Sundari (2008), efisiensi ekonomi maksimum bisa

ditentukan dengan memaksimumkan fungsi keuntungan:

Keuntungan = Total Penerimaan- Total Biaya

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara Produk Total (TP), Produk Rata-rata (PR),dan Produk Marjinal (PM).
Gambar 3. Peran kelompoktani dalam peningkatan pendapatan usahatani dankesejahteraan petani padi di Desa Negara Ratu Natar KecamatanNatarKabupaten Lampung Selatan.
Tabel 6. Indikator  tingkat kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik,Susenas  (2007) disertai variabel, kelas, dan skor.
Tabel 15. Data Gapoktan dan Kelompoktani di Desa Negara RatuKecamatan  Natar Kabupaten Lampung Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil akhir akan dapat diketahui pengguna termasuk jenis penyakit apa dan dari hasil uji coba dapat diketahui bahwa dengan nilai Alpha 0.5 dan iterasi 250000, maka pada

qan Depresi Konsep Diri. Kecenderungan Pearson Correlation 1

Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik dalam memberikan pemahaman tentang bagaimana bertoleransi, sehingga mereka

Hambatan lain yang ditemukan dalam melakukan dokumentasi adalah validitas data yang dituliskan masih berdasarkan rutinitas.Pelaksanaan asuhan keperawatan masih

Dalam ilmu pemerintahan, pengertian pemerintah secara luas adalah suatu bentuk organisasi yang bekerja dengan tugas menjalankan….. Suatu sistem pemerintahan yang

Mahmudah Hisyam dalam memimpin santri tahfidzul adalah memberikan supervisi atau pengawasan yang berkoordinasi langsung dengan stakeholder terkait, yaitu ketua asrama

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui daya hambat ekstrak antibakteri isolat bakteri usus itik terhadap bakteri Gram positif, (2) mengetahui perbedaan

Web ini juga dibuat untuk mempermudah anggota dalam pencarian buku yang akan dipinjam tanpa harus antri dan menunggu lama untuk mencari judul buku yang di butuhkan pada katalog