TESIS
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN USIA GESTASI TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA NEONATUS SAKIT
YANG DIRAWAT DI NICU
NUR ROBBIYAH 0971030333/ IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN USIA GESTASI TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA NEONATUS SAKIT
YANG DIRAWAT DI NICU
TESIS
NUR ROBBIYAH 0971030333/ IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN USIA GESTASI TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA NEONATUS SAKIT YANG
DIRAWAT DI NICU
TESIS
NUR ROBBIYAH 0971030333/ IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DAN USIA GESTASI TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN FUNGSI TIROID PADA NEONATUS SAKIT
YANG DIRAWAT DI NICU
TESIS
NUR ROBBIYAH 0971030333/ IKA
PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Penelitian : Hubungan Berat Badan Lahir dan Usia Gestasi
Terhadap Terjadinya Gangguan Fungsi Tiroid pada Neonatus Sakit yang Dirawat di NICU
Nama Mahasiswa : Nur Robbiyah Nomor Induk Mahasiswa : 0971030333
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Ilmu Kesehatan Anak
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua
Dr. H. Hakimi, SpA(K)
Anggota
Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K)
Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS
Ketua Program Magister, Dekan,
Prof.dr.H.Chairuddin P. Lubis,DTM&H,SpAK
NIP 19540220 198011 1 001
Prof.dr.Gontar A.Siregar,SpPD-KGEH
Tanggal lulus : 21 Juli 2014
Tanggal:
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua: Dr. H. Hakimi, SpA(K) ……… Anggota: 1. Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) ………
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas
akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan
Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua
pihak di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
• Pembimbing utama dr. H. Hakimi, SpA(K) dan dr. Hj. Melda deliana,
SpA(K) yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran
yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan
penyelesaian tesis ini.
• Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu
Medan yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan
penyelesaian tesis ini.
• Prof. Dr. Darwin Dalimunthe,PhD dr. Muhammad Ali, SpA(K), dr.Tina
L. Tobing, SpA(K), dr Yazid Dimyati, SpA(K) yang sudah membimbing
saya dalam penyelesaian tesis ini.
• Dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) selaku Ketua Program Studi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis
ini.
• Dr. Siska Mayasari, MKed(Ped), SpA, Dr karina Sugih Arto
Mked(Ped), SpA dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan yang telah
memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan
penulisan tesis ini.
• Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. DR. Dr. H. Syahril Pasaribu,
DTM&H, Msc (CTM), SpA(K) dan Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis,
DTM&H, SpA(K) sebagai rektor Universitas Sumatera Utara periode
2000 sampai 2010 selanjutnya kepada dekan FK-USU yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti program Dokter Spesialis
• Teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah
membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian
tesis ini, dan teman PPDS Ilmu Kesehatan Anak yang lain terimakasih
untuk kebersamaan kita dalam menjalani pendidikan selama ini.
Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orangtua saya Parsin
Abullah dan Siti Hafsah, mertua saya Alm. Abdul Hamid dan
Sukarsih atas do’a serta dukungan moril dan materil kepada saya
yang tidak pernah putus. Terima kasih yang sangat besar saya
sampaikan kepada suami saya tercinta Muhammad Safii, ST yang
dengan segala pengertian dan bantuannya baik moril maupun materil
membuat saya mampu menyelesaikan tesis ini, demikian juga buat
anak-anak tercinta Dzaky Syaddad Makarim, Muhammad Faiz Farras,
Muhammmad Hanif Harras yang selalu mendo’akan dan memberikan
dorongan, serta membantu selama mengikuti pendidikan ini. Semoga
budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Nur Robbiyah BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hormon tiroid 4
2.2. Patofisiologi perubahan hormon tiroid pada penyakit kritis 5
3.7. Persetujuan / Informed Consent 16
3.8. Etika Penelitian 16
3.9. Cara Kerja 17
3.10. Alur Penelitian 18
3.11. Identifikasi Variabel 19
3.12. Definisi Operasional 19
3.13. Rencana Pengolahan dan Analisis Data 20
BAB 4. HASIL 21
BAB 5. PEMBAHASAN 27
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 30
Ringkasan 31
Daftar Pustaka 34
Lampiran: 37 1. Personil Penelitian
2. Biaya penelitian 2. Rencana anggaran 3. Jadwal Penelitian
4. Persetujuan setelah Penjelasan 5. Naskah Penjelasan
6. Kuisioner Penelitian
7. Persetujuan Komite Etik Kedokteran 8. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik demografik 23 Tabel 4.2. Analisis bivariat hubungan faktor risiko terhadap
ada tidaknya gangguan fungsi tiroid 24
Tabel 4.3. Analisis regresi logistik hubungan usia gestasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Konsentrasi T4 selama 3 minggu kehidupan 8
Gambar 2.2. Kerangka konseptual 13
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
NICU : Neonatal Intensive Care Unite
TSH : Thyroid Stimulating Hormone
T3 : triiodothyronine
T4 : thyroxine
fT3 : free triiodothyronine
fT4 : free thyroxine
rT3 : reverse triiodothyronine
TRH : Thyrothropin Releasing Hormone
mg : milligram
L : Liter
µ : microgram
kg : kilogram
RSU : Rumah Sakit Umum
P0
P
: Proporsi standar (dari pustaka)
a
∑ : kumulatif
: Proporsi yang diteliti (clinical judgement)
n : jumlah responden
zα : Deviat baku normal untuk α
zβ : Deviat baku normal untuk β
< : Lebih kecil dari
α : Kesalahan tipe I
β : Kesalahan tipe II
P : Besarnya peluang untuk hasil yang diobservasi
bila hipotesis nol benar
IK : interval kepercayaan
SD : standar deviasi
BB : berat badan
ECL : Electrochemistry Immunoassay
dL : desiliter
µIU : micro international unit
ABSTRAK
Latar Belakang Pada bayi prematur, jaras tiroid belum berkembang sempurna, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan fungsi tiroid.. Hipotiroksinemia transien merupakan gangguan fungsi tiroid yang sering terjadi pada bayi prematur dan bayi sakit dengan karakteristik dijumpai penurunan kadar hormon tiroksin (T4) tanpa peningkatan kadar Thyroid Stimulating hormone (TSH).
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit.
Metode Studi cross-sectional dilakukan pada bayi usia 2 sampai 7 hari yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi di ruang rawat inap NICU RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013. Dilakukan pemeriksaan T3, T4, TSH. Selanjutnya dianalisa faktor-faktor risiko dan hubungannya dengan gangguan fungsi tiroid dengan menggunakan uji chi-square dan uji regressi logistik.
Hasil Dari 49 bayi, dijumpai bayi yang lahir pada usia gestasi < 34 minggu yaitu sebanyak 19 subjek (38%). Dua puluh bayi (40 %) lahir dengan berat badan <1500 gram. Sebanyak 20 bayi (40%) dengan sepsis dan 24 bayi (49%) dengan respiratory distress. Empat belas bayi (28.6%) dengan kadar T4 rendah dikategorikan sebagai hipotiroksinemia transien. Tidak dijumpai hipotiroid kongenital. Faktor risiko yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi tiroid yaitu usia gestasi kurang dari 34 minggu, (P= 0.0001), berat badan lahir kurang dari 1500 gram (P= 0.0001) dan respiratory distress (P= 0.0001). Pada analisa multivariat didapati hanya usia gestasi kurang dari 34 minggu (P= 0.0001) berhubungan secara signifikan dengan terjadinya gangguan fungsi tiroid.
Kesimpulan Usia gestasi kurang dari 34 minggu secara signifikan berhubungan dengan terjadinya gangguan fungsi tiroid.
Abstract
Background Thyroid dysfunction often occurs in infants under intensive care. Transient hypothiroksinemia is the most common thyroid dysfunction in preterm and sick infant characterized reduction in serum level of T4 but with normal TSH level. Objectives To investigate the relationship between birth weigth and gestational age with thyroid dysfunction of the sick newborn infants.
Methods A cross-sectional study was conducted in infants aged 2 to 7 days which fulfilled inclution and exlution criteria.at NICU of H. Adam Malik Hospital Medan from Oktober to December 2013. Infan's blood sampling taken for T3,T4 and TSH level, than the risk factors and serum thyroid hormone were analyzed by using chi-square
Results We enrolled 49 infanst, We found 19 (38%) subject gestational age less than 34 weeks, twenty (40%) subject with birth weigth less than 1500 grams. Twenty (40%) infants were diagnosed as sepsis and 24 (49%) infants were diagnosed as respiratory distress. fourteen (28.6%) infants had low thyroxine level were catagorized as having hypothyroxinemia. None of our subject had congenital hypothyroidism. risk factors which have significant related with thyroid dysfunction were gestation age less than 34 weeks (P= 0.0001), birth weigth less than 1500 grams (P= 0.0001) and respiratory distress (P= 0.0001). Multivariate analysis showed that only gestational age was significantly associated with thyroid dysfunction (P=0.0001)
test and logistic regression.
Conclusion Gestation age less than 34 weeks significantly associated with the occurrence of thyroid dysfunction
ABSTRAK
Latar Belakang Pada bayi prematur, jaras tiroid belum berkembang sempurna, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan fungsi tiroid.. Hipotiroksinemia transien merupakan gangguan fungsi tiroid yang sering terjadi pada bayi prematur dan bayi sakit dengan karakteristik dijumpai penurunan kadar hormon tiroksin (T4) tanpa peningkatan kadar Thyroid Stimulating hormone (TSH).
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit.
Metode Studi cross-sectional dilakukan pada bayi usia 2 sampai 7 hari yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi di ruang rawat inap NICU RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013. Dilakukan pemeriksaan T3, T4, TSH. Selanjutnya dianalisa faktor-faktor risiko dan hubungannya dengan gangguan fungsi tiroid dengan menggunakan uji chi-square dan uji regressi logistik.
Hasil Dari 49 bayi, dijumpai bayi yang lahir pada usia gestasi < 34 minggu yaitu sebanyak 19 subjek (38%). Dua puluh bayi (40 %) lahir dengan berat badan <1500 gram. Sebanyak 20 bayi (40%) dengan sepsis dan 24 bayi (49%) dengan respiratory distress. Empat belas bayi (28.6%) dengan kadar T4 rendah dikategorikan sebagai hipotiroksinemia transien. Tidak dijumpai hipotiroid kongenital. Faktor risiko yang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi tiroid yaitu usia gestasi kurang dari 34 minggu, (P= 0.0001), berat badan lahir kurang dari 1500 gram (P= 0.0001) dan respiratory distress (P= 0.0001). Pada analisa multivariat didapati hanya usia gestasi kurang dari 34 minggu (P= 0.0001) berhubungan secara signifikan dengan terjadinya gangguan fungsi tiroid.
Kesimpulan Usia gestasi kurang dari 34 minggu secara signifikan berhubungan dengan terjadinya gangguan fungsi tiroid.
Abstract
Background Thyroid dysfunction often occurs in infants under intensive care. Transient hypothiroksinemia is the most common thyroid dysfunction in preterm and sick infant characterized reduction in serum level of T4 but with normal TSH level. Objectives To investigate the relationship between birth weigth and gestational age with thyroid dysfunction of the sick newborn infants.
Methods A cross-sectional study was conducted in infants aged 2 to 7 days which fulfilled inclution and exlution criteria.at NICU of H. Adam Malik Hospital Medan from Oktober to December 2013. Infan's blood sampling taken for T3,T4 and TSH level, than the risk factors and serum thyroid hormone were analyzed by using chi-square
Results We enrolled 49 infanst, We found 19 (38%) subject gestational age less than 34 weeks, twenty (40%) subject with birth weigth less than 1500 grams. Twenty (40%) infants were diagnosed as sepsis and 24 (49%) infants were diagnosed as respiratory distress. fourteen (28.6%) infants had low thyroxine level were catagorized as having hypothyroxinemia. None of our subject had congenital hypothyroidism. risk factors which have significant related with thyroid dysfunction were gestation age less than 34 weeks (P= 0.0001), birth weigth less than 1500 grams (P= 0.0001) and respiratory distress (P= 0.0001). Multivariate analysis showed that only gestational age was significantly associated with thyroid dysfunction (P=0.0001)
test and logistic regression.
Conclusion Gestation age less than 34 weeks significantly associated with the occurrence of thyroid dysfunction
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hormon tiroid merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk mengatur produksi panas tubuh, metabolisme, pertumbuhan tulang, kerja jantung, syaraf serta pertumbuhan dan perkembangan otak. Kekurangan hormon tiroid pada masa bayi dan masa awal kehidupan, bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan retardasi mental.
Pada bayi prematur, jaras tiroid belum berkembang sempurna, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan fungsi tiroid. Bayi yang lahir pada usia gestasi kurang dari 37 minggu dan bayi yang lahir dengan berat badan yang sangat rendah (kurang dari 1500 gram) sering kali pada beberapa hari sampai beberapa minggu menunjukkan kadar hormon tiroid yang sangat rendah di sirkulasi.
1,2
Kelahiran prematur umumnya mengalami komplikasi seperti respiratory distress syndrome, sepsis, perdarahan intra kranial, necrotizing enterocolotis yang membutuhkan perawatan intensif. Gangguan fungsi tiroid umumnya terjadi pada bayi-bayi yang mendapat perawatan intensif di Neonatal intensive care unite atau NICU.
3-5
4
penurunan kadar hormon tiroksin (T4) tanpa peningkatan kadar Thyroid Stimulating hormone (TSH), dikenal dengan istilah hipotiroksinemia transien.
Sebuah penelitian di Iran yang menilai hubungan kadar tiroksin dan outcome jangka pendek pada bayi sakit di dapati bahwa prevalensi hipotiroksinemia di Neonatal intensive care Unite (NICU) sebanyak 26 % dan berhubungan dengan berat badan dan usia gestasi yang rendah.
7,8
1.2. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan: - Apakah ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU?
1.3 Hipotesis
1. Ada hubungan berat badan lahir terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU
2. Ada hubungan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU.
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui apakah ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU
1.4.2.Tujuan Khusus :
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti bahwa ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada neonatus sakit yang dirawat di NICU
2. Di bidang pelayanan masyarakat : dengan mengetahui ada hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU maka kita dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas terutama para orang tua bayi sehingga dapat memahami komplikasi gangguan fungsi tiroid pada bayi yaitu bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan retardasi mental.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hormon tirod
Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid ini diregulasi oleh hipotalamus dan hipofisis
melalui sistem feed back.1,9
Kelenjar tiroid berupa kantong yang terletak di faring, tumbuh ke bawah
ke anterior trakea dan bercabang dua dan membentuk serial pita selular yang
berbentuk folikel dan berkembang menjadi dua lobus lateral yang
dihubungkan oleh timus. Masing-masing lobus berbentuk buah pir dengan
ukuran panjang 2.5 sampai 4 cm, lebar 1.5 sampai 2 cm dan tebal 1 sampai
1.5 cm. Berat kelenjar tiroid bervariasi tergantung pada intake yodium, umur
dan berat badan, yang dapat dinilai dengan ultrasonografi.1,10
Kelenjar tiroid ini aktif mensekresi hormon tiroid yaitu Triiodothyronin (T3)
dan T4. T4 sangat berlimpah di sirkulasi, sedangkan T3 lebih aktif di perifer.
T3 di sekresi langsung oleh kelenjar tiroid juga diproduksi melalui
deiodonisasi T4.
9,11 Untuk memastikan kadar hormon tiroid dalam kondisi
stabil, hipotalamus memonitor kadar hormon tiroid dalam darah dan
hipofise anterior untuk melepaskan TSH. Ketika kadar hormon tiroid
meningkat, produksi TSH akan menurun.
9-10
TSH merupakan hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh hipofise
anterior.TSH bekerja pada kelenjar tiroid melalui reseptor permukaan sel
merangsang pertumbuhan sel, menangkap yodium, pemadatan organ, dan
mensintesis dan pelepasan hormon tiroid.1,9 Ketika jaras hipotalamus-hipofise-tiroid telah matang, kadar TSH dalam sirkulasi merupakan
pengukuran fungsi tiroid yang sensitif.
Hormon tiroid memiliki efek yang besar terhadap perkembangan dan
metabolisme tubuh, diantaranya perubahan terhadap konsumsi oksigen,
metabolisme protein, karbohidrat, lemak dan metabolisme vitamin.
10,11
9,10
Hormon tiroid juga mempunyai efek terhadap kardiovaskuler yaitu dapat
meningkatkan cardiac output dan meningkatkan frekuensi jantung pada
hipertiroid dan kebalikannya pada hipotiroid.
2.3 Patofisilogi perubahan hormon tiroid pada penyakit kritis. 10
Gangguan fungsi tiroid berhubungan dengan luaranneurodevelopmetal yang
buruk terutama pada bayi prematur dan bayi dengan sakit kritis. Patogenesis
perubahan hormon belum sepenuhnya jelas.12,13 Penelitian selama 30 tahun menunjukkan bahwa penyakit kritis yang bersifat akut dihubungkan dengan
penurunan kadar T3 dan pada penyakit kritis yang bersifat kronik
dan T4.11 Fase akut penyakit kritis dapat dikenali dengan adanya pelepasan stress hormon seperti kortisol dan epinefrin yang masif, dimana pelepasan
hormon ini akan membantu mempertahankan metabolisme, sirkulasi, dan
oksigenasi jaringan. Selain itu, pemakaian substrat energi dalam bentuk
glukosa, asam lemak, dan asam amino dari deposit tubuh termasuk otot dan
hati akan membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh pada
penyakit kritis.15
Perubahan hormon tiroid ini dimediasi oleh sitokin dan mediator
inflamasi yang lain, bereaksi pada hipotalamus dan kelenjar hipofisis, kelenjar
tiroid, dan sistem hepatik seperti pada pengikatan tiroksin pada TBG.
16
Sebuah penelitian yang menilai hubungan Interleukin 6 (IL-6) dan C-Reactive
Protein dengan penyakit non tiroid, didapati tingginya nilai IL-6 dan CRP
mungkin berhubungan signifikan dengan patogenesis terjadinya penyakit non
tiroid.
Komplikasi dari kelahiran prematur yang sering terjadi seperti
respiratory distress syndrome, sepsis, perdarahan intra kranial dan
necrotizing enterocolotis dan memerlukan perawatan intensif dan dapat
mempengaruhi fungsi tiroid.
17
8 Hal ini disebabkan oleh peningkatan
konsentrasi sitokin di plasma dan jaringan, yang dapat menghambat
metabolisme fungsi tiroid dan kerja hormon tiroid pada minggu pertama
seperti darah, cairan sumsum tulang atau air kemlih. Diagnosis klinis sepsis
neonatal baru lahir sulit dibedakan dengan penyakit non infeksi lain, karena
tanda dan gejalanya tidak berbeda. Sampai saat ini biakan darah masih
merupakan baku emas penegakan diagnosis.
Distres pernafasan pada bayi baru lahir bila dijumpai satu atau lebih
tanda yaitu takipnu, grunting,retraksi dan sianosis. Diagnosis banding distres
pernafasan pada bayi baru lahir termasuk di dalamnya kelainan paru dan
kelainan non paru. Kelainan paru disebabkan karena pneumonia, aspirasi
mekonium, respiratory distress syndrome, sedangkan kelainan non paru
disebabkan oleh penyakit jantung, infeksi, gangguan metabolik dan
gangguan sistem syaraf pusat. Penanganan distres pernafasan tergantung
keparahan dari distress pernafasan yang terjadi, pengobatan termasuk
pemberian suplementasi oksigen dan pemberian ventilasi mekanik.
18
Satu penelitian yang meneliti fungsi hormon tiroid pada bayi dengan
penyakit kritis di Neonatal Intensive Care Unite (NICU) didapati perbedaan
yang sigifikan kadar hormon tiroid antara bayi yang sakit dengan bayi sehat
dimana kadar T3 bebas dan kadar TSH pada bayi sakit mengalami
penurunan.
6,19
20 Pada penelitian lain didapati bahwa hormon tiroid pada bayi
prematur dipengaruhi secara signifikan oleh penyakit yang dialami setelah
kelahiran yaitu bakteremia, duktus arteriosus persisten, necrotizing
Pada penelitian lain yang menilai angka kejadian gangguan fungsi
tiroid, di dapati nilai yang signifikan terjadinya gangguan fungsi tiroid
pada bayi prematur yang mengalami Respiratory distress syndrome,
necrotizing enterocolitis, sedangkan penggunaan deksametason tidak
signifikan menyebabkan gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur.
2.4. Patofisiologi gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur 6
Pola kadar hormon tiroid pada bayi prematur yang lahir dengan usia gestasi
kurang dari 34 minggu berbeda dari bayi yang lahir dengan usia gestasi yang
lebih tua. Gangguan fungsi tiroid terjadi pada sebagian besar bayi yang lahir
pada usia gestasi kurang dari 34 minggu dan atau bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 1500 gram.1,6,8,
Hormon T4 telah tersedia saat fetus, yang berasal dari ibu melalui
plasenta. T4 mulai meningkat ketika usia gestasi 18 sampai 20 minggu,
maturasi kelenjar hipotalamus dan hipofise juga meningkatkan kadar TSH di
sirkulasi. T4 dan TSH terus meningkat sesuai peningkatan usia gestasi.
9,21
Gambar 2.1. Konsentrasi T4 selama 3 minggu kehidupan pada 100 bayi dengan berbagai
Usia gestasi10
Pada fetus kadar T3 rendah, produksi T3 tergantung pada maturasi
deiodinase hepatik yang mengubah T4 menjadi T3, kira-kira pada masa
gestasi 30 minggu. Bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, tidak mampu
untuk membentuk T3.9,22 Pada pertengahan usia gestasi hingga aterm kadar TSH relatif tinggi, dan merangsang peningkatan kadar T4 secara progresif.
Tidak normalnya fungsi tiroid pada bayi prematur biasanya terdeteksi
pada skrining bayi-bayi baru lahir.
23
21,23 Pada skrining bayi dengan berat badan
lahir sangat rendah di Australia didapati angka kejadian hipotiroid yang
signifikan yaitu kejadian hipotiroid permanen maupun transien.24 Pada bayi prematur paling sering terjadi hipotiroksinemia dengan karakteristik
rendahnya kadar T4 atau Free T4 (FT4), dan kadar TSH yang normal pasca
kelahiran.
Penyebab hipotiroksinemia pada bayi prematur disebabkan berbagai
tiroid yang belum matang. Pada bayi prematur didapati sumbu tiroid yang
belum matang, dimana didapati rendahnya produksi dan sekresi TRH oleh
hipotalamus, respon yang belum matang untuk menghasilkan TSH dan sel
folikel dari kelenjar tiroid yang belum efisien untuk mengatur yodium.6,7,22
Satu penelitian yang menilai jaras hipotalamus-hipofise-tiroid pada 24
jam pertama kehidupan pada bayi prematur didapati gagalnya respon jaras
hipotalamus-hipofise-tiroid pada usia gestasi 24 sampai 27 minggu
dibandingkan usia gestasi yang lebih tua.
Faktor lain yang menyebabkan gangguan fungsi tiroid pada bayi
prematur adalah berhentinya secara mendadak kontribusi dari T4 ibu, belum
matangnya metabolisme hormon tiroid dan efek dari kurangnya masukan
yodium pada bayi prematur.
26
11,27 Pada satu penelitian yang menilai efek
rendahnya masukan yodium dan efek kelahiran prematur didapati bahwa
meskipun masukan yodium yang adekuat pada bayi prematur tetap
menyebabkan terjadinya hipotiroksemia dibandingkan bayi cukup bulan yang
mendapat cukup masukan yodium.28 .Pada penelitian uji klinis dengan
pemberian suplementasi yodium ke dalam susu formula pada bayi prematur
didapati tidak terdapat perbedaan kadar hormon tiroid pada bayi prematur
yang mendapat suplementasi yodium pada dosis standar dengan bayi
prematur yang mendapat suplementasi yodium yang lebih tinggi.
2.5. Efek gangguan fungsi tiroid pada bayi
Gangguan fungsi tiroid selama masa neonatus pada bayi berkaitan secara
signifikan dengan morbiditas pasca neonatus, berhubungan dengan kejadian
palsi serebral dan perdarahan intrakranial. Rendahnya kadar T4 total
berhubungan dengan terjadinya perdarahan intraventrikular, kerusakan white
matter dan kematian.3 Sebuah penelitian kohort retrospektif yang dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram didapati 17.4%
bayi mengalami perdarahan intraventrikular.
Pada penelitian kohort lainnya yang meneliti hubungan hipotiroksemia
transien dengan neurodevelpmental pada usia koreksi 5.5 tahun didapati
bahwa skor skala kognisi dan skor verbal yang lebih rendah pada bayi
dengan hipotiroksemia dibandingkan bayi dengan fungsi tiroid yang normal.
30
31 Penelitian lain yang menilai kelahiran prematur sebagai faktor risiko
terhadap gangguan fungsi tiroid pada masa anak didapati hasil bahwa
kelahiran prematur sering menyebabkan gangguan pada jaras
hipotalamus-hipofise-tiroid pada kehidupan selanjutnya.32
2.5. Penatalaksanaan gangguan fungsi tiroid.
Pemberian terapi suplementasi T4 pada hipotiroksinemia pada bayi prematur
masih kontroversial, studi terbaru memperkirakan bahwa suplementasi pada
bayi sangat prematur yaitu dengan usia gestasi kurang dari 28 minggu dapat
rendah pengobatan dapat dimulai. Umumnya kadar T4 mendekati angka
normal, sedangkan TSH tetap normal. Bila kadar T4 terus menurun dan TSH
meningkat dapat dipertimbangkan skintigrafi tiroid dan pengobatan dapat
dimulai.7,33 Tetapi bila tanda klinis jelas tidak perlu dilakukan skintigrafi dan pemeriksaan darah ulang dan dapat langsung diberikan pengobatan.23
Kadar TSH ≤ 20 µU/mL dianggap normal, Kadar TS H lebih dari 20
µU/mL sampai dengan ≤ 40 µU/mL menunjukkan hasil yang meragukan,
sehingga perlu pemeriksaan ulang. Kadar TSH lebih dari 40 µU/mL, perlu
pemeriksaan konfirmasi TSH dan pemeriksaan FT4 serum.
2 Negara-negara
di Amerika Utara menggunakan kadar T4 sebagai metode skrining utama
dilanjutkan dengan pengukuran kadar TSH, untuk kasus T4 berada pada
persentil 10-20. Jepang dan sebagian besar Negara di Eropa menggunakan
kadar TSH. Bayi yang memiliki kadar TSH > 50 µU/mL memiliki kemungkinan
sangat besar untuk menderita hipotiroid kongenital permanen, sedangkan
kadar TSH 20-40 µU/mL dapat menunjukkan hipotiroid transien atau positif
palsu.
Sebuah penelitian yang membandingkan gangguan neurodevelopmental
pada bayi sangat prematur terutama bayi dengan usia gestasi kurang dari 28
minggu yang mendapat terapi tiroksin dengan yang tidak mendapat terapi
didapati pada bayi yang tidak diterapi, nilai FT4 rendah selama 4 minggu
pertama setelah lahir pada bayi yang lahir pada usia gestasi kurang dari 30
tahun. Pada bayi yang mendapat terapi Kadar FT4 meningkat dan dijumpai
penurunan yang signifikan terhadap gangguan neurodevelopmental pada
usia 2 dan 5 tahun.
Pada satu penelitian yang menilai pemberian suplementasi T4 pada
bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, dimana T4 dan plasebo dengan dosis
8 µg per kilogram berat badan perhari diberikan sekali sehari setiap hari
selama 6 minggu didapati dapat mencegah terjadinya hipotiroksemia tetapi
menurunkan konsentrasi T3.
34
Satu penelitian di dapati hasil peningkatan kadar T3 dalam plasma pada
minggu pertama kehidupan, pada bayi dengan usia gestasi 28-30 minggu
tidak ada perubahan pada kadar FT4, namun pada bayi dengan usia gestasi
kurang dari 28 minggu di dapati peningkatan kadar FT4 sementara.
35
2.6 . Kerangka konseptual
36
Bayi sakit yang dirawat di NICU
Berat badan lahir
Usia gestasi Obat-obatan Nutrisi
parenteral
Penyakit
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang menilai hubungan berat
badan lahir, usia gestasi dan faktor risiko lain terhadap terjadinya gangguan
fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU.
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap NICU RSUP Haji Adam Malik
Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai
Desember 2013
3.3. Populasi dan Sampel
: yang diamati dalam penelitian
Respiratory distress
Perdarahan intrakranial
Memerlukan alat
bantu nafas seperti
Populasi penelitian ini adalah bayi sakit yang berusia 2-7 hari yang di rawat
di ruang rawat inap NICU RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel pada
penelitian ini adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yang dipilih secara consecutive sampling yaitu di ruang rawat inap
NICU RSUP Haji Adam Malik Medan.14
3.4. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data tentang kasus dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari rekam medis RSUP Haji Adam Malik.
3.5. Perkiraan Besar Sampel
Penghitungan besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus
besar sampel untuk cross sectional Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis proporsi suatu
populasi,37 n
yaitu:
= Zα √PoQo + Zβ√PaQa 2
P
a – P
n = besar sampel
o
Q0 = 1- P0
Q
= 0.74
a = 1- Pa
Z
=0.9
α = Tingkat kepercayaan 5% → Zα
Z
= 1.96
β = Power penelitian 80% → Zβ
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan besar sampel 49
orang
=0,842
3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1. Kriteria Inklusi
Bayi sakit usia 2 sampai 7 hari yang di rawat di ruang rawat inap NICU RSUP
Haji Adam Malik Medan.
3.6.2. Kriteria Eksklusi
1. Bayi dengan ibu menderita penyakit tiroid atau diketahui
menggunakan obat anti tiroid selama hamil.
2. Bayi dengan ibu yang menggunakan amiodaron selama hamil.
3. Bayi dengan anomali kongenital multipel
3.7. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
Penjelasan (PSP) dan naskah penjelasan kepada orang tua terlampir dalam
usulan penelitian ini.
3.8. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik
Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.9. Cara Kerja
1. Orang tua diberikan penjelasan dan informed consent yang
menyatakan setuju mengikuti penelitian ini.
2. Data dasar diperoleh dari wawancara, kuisioner, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium.
3. Berat badan lahir dan Usia gestasi diperoleh dari data kelahiran
4. Orang tua diberi kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan
5. Seluruh bayi dibagi berdasarkan usia gestasi dan berat badan lahir
(BBL). Usia gestasi dibagi menjadi : kurang dari 34 minggu, 34
sampai 37 minggu dan diatas 37 minggu. Berat badan lahir dibagi
menjadi: kurang dari 1500 gram, 1500 gram sampai 2500 gram dan di
atas 2500 gram.
6. Masing-masing bayi dilakukan pemeriksaaan laboratorium yang
secara vena fungsi sebanyak 1 cc yang dilakukan oleh petugas
laboratorium RS. HAM di ruang NICU.
7. Pemeriksaan fungsi tiroid yaitu pemeriksaan T3, T4, dan TSH dengan
menggunakan alat analisa otomatis COBAS e601 Roche Diagnostic
dengan metode electrochemistry immunoassay (ECL).
8. Apabila dijumpai adanya peningkatan nilai TSH > 10µIU/mL maka
pemeriksaan diulang kembali 2 minggu kemudian.
9. Kuisioner yang telah diisi dan hasil pemeriksaan laboratorium dari
masing-masing bayi dikumpulkan dan diteliti kelengkapannya.
10. Data dimasukkan dalam tabel, kemudian dianalisis lebih lanjut. 3.10. Alur Penelitian
Bayi sakit dirawat di NICU
Kuesioner dan penilaian usia gestasi
Berat badan lahir Usia gestasi
Gambar 3.1 . Skema rancangan alur penelitian cross sectional
3.11. Identifikasi Variabel
- Variabel bebas Skala
- Berat badan lahir Ordinal
- Usia gestasi Ordinal
- Repiratory distress Nominal dikotom
- Sepsis Nominal dikotom
Variabel tergantung
Gangguan fungsi tiroid Nominal dikotom
3.12. Definisi Operasional
1. Bayi sakit ialah bayi yang menderita penyakit kritis seperti, distress
pernafasan, sepsis, perdarahan intrakranial, maupun necrotizing
enterocolotis yang dirawat di ruang rawat inap NICU.
2. Usia gestasi atau umur kehamilan adalah masa sejak terjadinya
konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
6
38
Bila dijumpai gangguan fungsi tiroid diulang lagi 2
minggu kemudian
Fungsi tiroid terganggu Fungsi tiroid tidak
3. Usia gestasi diklasifiikasikan sebagai bayi prematur bila bayi lahir
dengan usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu, cukup bulan bila
bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lebih atau sama dengan 37
minggu.
4. Berat badan lahir diklasifikasikan normal bila berat badan lahir lebih
dari 2500 gram, berat badan lahir rendah bila bayi lahir dengan berat
badan 1500 gram sampai 2500 gram, berat badan lahir sangat rendah
bila bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram.
38
5. Sepsis didefinisikan bila dujumpai hasil kultur positif baik dari darah,
urin atau feses.
4
6. Distres pernafasan pada bayi baru lahlir adalah bila dijumpai satu atau
lebih tanda yaitu takipnu, grunting,retraksi dan sianosis, dimana
pengobatan termasuk pemberian suplementasi oksigen dan
pemberian ventilasi mekanik.
18
7. Kelainan fungsi tiroid yang diderita oleh orang tua sehingga dapat
menimbulkan kelainan pada anak seperti penyakit Graves, kanker
tiroid, penggunaan obat-obatan antitiroid seperti propylthiouracyl (PTU),
metimazol, carbimazole, dan yodium reaktif.
6,19
8. Hipertiroidisme merupakan kelainan fungsi tiroid yang ditandai dengan
adanya aktivitas berlebihan dari kelenjar tiroid yang ditandai dengan
adanya peningkatan nilai T3 dan T4, serta penurunan nilai TSH.
Hipotiroidisme merupakan kelainan fungsi tiroid yang ditandai dengan
penurunan aktivitas kelenjar tiroid yang disebabkan penurunan nilai T3,
T4, dan peningkatan nilai TSH.
9. Hipotiroidisme subklinik merupakan suatu keadaan penurunan fungsi
tiroid yang digambarkan dengan adanya peningkatan nilai TSH, namun
nilai T3 danT4 atau nilai fT3 dan fT4 normal.
33
10. Obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi tiroid diantaranya adalah
estrogen, glukokortikoid, fenobarbital, fenitoin, rifampicin, kolestiramin,
ferrous sulphate, diazepam, salisilat, furosemid, heparin, propanolol,
carbamazepine, kolestiramin, amiodarone, asam mefenamat,
5-fluorouracil, agen kontras iodinasi.
11. Hipotiroksemia transien ialah bila kadar T4 kurang dari 6.5 µg/dL, dan
kadar TSH kurang dari 7 ng/dL.
39
12. Hipotiroid kongenital ialah bila kadar T4 kurang dari 6.5 µg/dL dan
kadar TSH lebih dari 40 ng/dL.
2
3.13. Pengolahan dan analisis data 2
Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer.
Data nominal disajikan dalam jumlah, persentase rerata dan standar deviasi
(SD). Analisa sistematik melalui komputerisasi dengan peogram SPSS versi
gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU digunakan uji
kai kuadrat dan uji fisher exact dengan batas kemaknaan p <0.05 dengan
interval kepercayaa (IK) 95%. Faktor-faktor yang telah diuji dengan univariat
bermakna selanjutnya dilakukan uji multivariat regresi logistik.
BAB 4. HASIL
Jumlah total pasien Neonatologi yang di rawat di NICU 54 orang. Dari 54
sampel tersebut, 5 orang tidak memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sehingga
tidak diikutkan dalam penelitian. Lima orang bayi yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian karena dijumpai kelainan kongenital yaitu 1 orang dengan
diagnosa sepsis dengan Hirschsprung, 2 orang dengan diagnosa sepsis
dengan Atresia Esofagus, 1 orang dengan diagnosa Gagal nafas dengan
Atresia Ani dan 1 orang dengan diagnosa sepsis dengan Atresia Bilier.
Empat puluh sembilan bayi sakit yang di rawat di NICU, yang memenuhi
badan, kemudian dilakukan wawancara dengan orang tua pasien untuk
menjawab kuesioner. Dari 49 orang yang memenuhi kriteria, selanjutnya
dilakukan pengambilan darah oleh petugas laboratorium Patologi Klinik untuk
memeriksa kadar T3, T4, dan TSH. Data laboratorium yang sudah ada,
dikategorikan sebagai fungsi tiroid yang normal, maupun fungsi tiroid
terganggu.
Tabel 4.1 .Karakteristik demografik subyek penelitian.
Karakteristik Subyek n = 49
Jenis Kelamin, n
Berat Badan lahir, n
Kadar TSH, mean (SD), ng/dL
20
Dari 49 subyek, jumlah bayi laki-laki sebanyak 31 subyek (63%), lebih banyak
dibanding bayi perempuan. Rerata usia subyek 4.5 hari . Umumnya subyek
lahir pada usia gestasi < 34 minggu yaitu sebanyak 19 subjek. 20 subyek
lahir dengan berat badan <1500 gram. Dari 49 bayi yang menjadi subyek
penelitian, sebanyak 20 bayi dengan sepsis dan 24 bayi dengan distress
pernafasan. Pada subyek dijumpai sebanyak 14 bayi yang mengalami
transient hipotiroksinemia. Tidak dijumpai hipotiroid kongenital pada
penelitian ini. Nilai TSH didapati dalam batas normal dengan dengan rerata
4,7 µg/dL ± 2.90. Dua orang bayi dengan kadar TSH lebih dari 10 µg/dL,
setelah dilakukan pemeriksaan ulangan 2 minggu kemudian didapati nilai
TSH dalam batas normal.
Jenis Kelamin, n
Distress pernfasan, , n Ya
Berat Badan lahir, n
a
a Uji Kai-squer, b Uji Fisher Exact
12
Dari hasil analisis bivariat pada tabel 4.2 terdapat 3 faktor risiko yang
mempunyai hubungan terhadap gangguan fungsi tiroid yang memiliki nilai P
<0.05 yaitu usia gestasi kurang dari 34 minggu ( P = 0.001), berat badan
lahir kurang dari 1500 gram (P =0.001) dan distress pernfasan (P= 0.001).
selanjutnya dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik.
Tabel 4.3 Analisa Regresi logistik hubungan usia gestasi, berat badan lahir, distress pernfasan dengan gangguan fungsi tiroid.
Langkah
Usia gestasi < 34 minggu BB
lahir < 1500 gr
Konstanta
Usia gestasi < 34 minggu
Konstanta
Dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik maka dapat disimpulkan dari seluruh variabel bebas (faktor risiko) yang diduga berhubungan dengan gangguan fungsi tiroid dalam penelitian ini variabel yang secara signifikan berhubungan adalah usia gestasi kurang dari 34 minggu berpeluang 29 kali (IK 95%: 5.1-164.6)) dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan usia gestasi lebih dari 34 minggu.
BAB 5. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini sebanyak 14 (28.6%) bayi yang dirawat di NICU
didapati dalam batas normal dengan dengan rerata 4,7 µg/dL ± 2.90. Dua
orang bayi dengan kadar TSH lebih dari 10 µg/dL, setelah dilakukan
pemeriksaan ulangan 2 minggu kemudian didapati nilai TSH dalam batas
normal. Penelitian di Taheran di dapati 26 % bayi yang dirawat di NICU
mengalami hipotiroksinemia.4 Sedangkan pada penelitian di Seoul didapati hipotiroksinemia sebanyak 28%.
Hipotiroksinemia sering terjadi pada bayi prematur dan semakin berat
pada bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang.
7
1,6 Pada penelitian ini
didapati usia gestasi kurang dari 34 minggu berhubungan secara signifikan
terhadap terjadinya hipotiroksinemia dengan p = 0.001 dibandingkan bayi
yang lahir dengan usia gestasi lebih dari 37 minggu. Berat badan lahir kurang
dari 1500 gram juga berhubungan secara signifikan terhadap terjadinya
hipotiroksinemia dengan p = 0.001 dibandingkan bayi yang lahir dengan berat
badan lahir lebih dari 2500 gram. Sesuai dengan penelitian sebelumnya
didapati 26% bayi sakit mengalami hipotiroksinemia dimana bayi yang lahir
dengan berat badan sangat rendah dan bayi prematur berhubungan
signifikan dibandingkan bayi yang lahir dengan usia cukup bulan.
Penelitian di Belanda di dapati kadar T4 dan T3 meningkat sesuai dengan
penambahan usia gestasi sedangkan kadar TSH didapati hampir sama pada
usia gestasi sangat rendah, namun pada usia gestasi lebih tinggi
dipengaruhi secara signifikan oleh cara persalinan.
7,40
Pada skrining hpotiroid kongenital, pada bayi kurang bulan dan bayi
sakit didapati kadar T4 yang rendah tanpa peningkatan kadar TSH, keadaan
ini biasanya akan mengalami perbaikan setelah 3 sampai 8 minggu.
Beberapa faktor ikut mempengaruhi kadar hormon tiroid pada bayi-bayi
dengan penyakit kritis, termasuk diantaranya kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah, pemberian obat-obatan, dan penyakitnya sendiri.4
Komplikasi dari kelahiran prematur seperti respiratory distress syndrome,
sepsis, perdarahan intra kranial, necrotizing enterocolotis yang dapat
mempengaruhi fungsi tiroid pada bayi prematur.6 Pada penelitian ini 24 bayi mengalami distres pernafasan, 11 bayi dengan distres pernafasan
mengalami hipotiroksinemia pada minggu pertama, akan tetapi dengan
menggunakan analisis multivariat, distres pernafasan tidak menunjukkan
nilai yang bermakna pada penelitian ini. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya di Korea 67% bayi dengan mengalami hipotiroksinemia
mengalami distres pernafasan dengan P= 0.05,4 dan penelitian lain dimana hipotiroksinemia pada bayi yang lahir kurang dari 33 minggu berhubungan
secara signifikan dengan respiratory distress syndrome dengan P= 0.02.41 Beberapa studi menunjukkan bayi dengan asfiksia atau dengan operasi
jantung dapat mengalami penurunan kadar hormone tiroid,42,43 dan bayi yang mendapat inhalasi nitrit oksida menunjukkan penurunan FT4.
Sepsis ditegakkan berdasarkan hasil kultur darah positif, dimana
rawat NICU. Pada penelitian ini dari 49 bayi yang diteliti 20 bayi dengan hasil
kultur darah positif dengan jenis bakteri yang bervariasi. Tujuh bayi dengan
kultur darah positif mengalami hipotiroksinemia, akan tetapi dari hasil analisis
bivariat, tidak didapati hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
hipotiroksinemia dengan P= 0.41, Berbeda dengan penelitian di Belanda
didapati hubungan yang signifikan antara hipotiroksinemia dengan kultur
darah positif dan dan kultur endotrakeal positif pada hari ke tiga sampai
delapan dengan tingkat kemaknaan P= 0.01.
Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini, yaitu pertama, pada
penelitian ini hanya melakukan pengukuran T3,T4 dan TSH. Kami tidak
melakukan pemeriksaan hormon tiroid yang penting lainnya seperti free T4
dan free T3 karena mengingat banyaknya jumlah darah bayi yang diambil
untuk sampel. Kedua, penelitian ini hanya melakukan satu kali pengukuran.
Diperlukan pemeriksaan serial untuk memantau kenaikan kadar T4,
setidaknya saat bayi akan dipulangkan atau pada saat bayi prematur sudah
mencapai usia koreksi. Sebagai tambahan diperlukan skrining fungsi tiroid
nasional untuk bayi- bayi baru lahir karena penemuan dini terhadap
gangguan fungsi tiroid akan mempebaiki luaran neurodevepmental.
6
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari 34 minggu secara
signifikan berhubungan dengan terjadinya gangguan fungsi tiroid pada
bayi sakit yang di rawat di NICU. Risiko ini meningkat sebanyak 29
kali dibandingkan bayi yang lahir dengan usia gestasi lebih dari 34
minggu.
6.2. Saran
Diperlukan pemeriksaan serial untuk memantau kenaikan kadar T4
pada saat bayi akan dipulangkan atau pada saat bayi prematur sudah
mencapai usia koreksi. Perlu dilakukan penelitian kohort prosfektif
untuk menilai hubungan faktor-faktor risiko terhadap gangguan fungsi
tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU. Sebagai tambahan
diperlukan skrining fungsi tiroid nasional untuk bayi - bayi baru lahir
karena penemuan dini terhadap gangguan fungsi tiroid akan
mempebaiki luaranneurodevepmental.
Pada bayi prematur, jaras tiroid belum berkembang sempurna, sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan fungsi tiroid. Kelahiran prematur
umumnya mengalami komplikasi seperti respiratory distress syndrome,
sepsis, perdarahan intra kranial, necrotizing enterocolotis yang membutuhkan
perawatan intensif. Gangguan fungsi tiroid umumnya terjadi pada bayi-bayi
yang mendapat perawatan intensif di Neonatal intensive care unit atau NICU.
Gangguan fungsi tiroid yang sering terjadi yaitu hipotiroksinemia transien
dengan karakteristik dijumpai penurunan kadar hormon tiroksin (T4) tanpa
peningkatan kadar Thyroid Stimulating hormone (TSH).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan berat badan lahir dan usia gestasi, serta faktor-faktor risiko lain
yaitu sepsis dan distres pernafasan, terhadap terjadinya gangguan fungsi
tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU
Sampel adalah bayi berusia 2 sampai 7 hari yang dirawat di ruang
rawat inap NICU RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan pengambilan
darah untuk pemeriksaan T3,T4 dan TSH. Selanjutnya dianalisis faktor-faktor
risiko dan kadar hormon tiroid. Sebelumnya telah diberi penjelasan (informed
consent) dan persetujuan mengikuti penelitian.
Sebagai kesimpulan, Usia gestasi kurang dari 34 minggu behubungan
secara signifikan terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid yaitu
In the preterm baby, the thyroid axis is immature that lead to thyroid function
abnormalities. There are more complications in premature birth include
respiratory distress syndrome, sepsis, intra cranial haemorrhage and
necrotizing enterocolotis needs intensive care. Thyroid dysfunction are more
common in infants under intensive care at Neonatal intensive care unit or
NICU. Transient hypothyroksinemia is often occurs thyroid dysfunction in
preterm and sick infants was characterized reduction in serum level of T4 but
with normal TSH level.
The aim of this study to investigate the association between birth
weight, gestational age and other risk factors such as sepsis and respiratory
distress with thyroid dysfunction of the sick newborn infants hospitalized at
the NICU.
The subject were all the newborn infant aged 2 to 7 days which
fullfiled inclusion and exclusion criteria. Infant’s blood sampling taken for
T3,T4 and TSH level . Than the risk factors and serum thyroid hormone was
analyzed. All subjects are previously given informed consent.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown RS. The thyroid gland. Dalam: Brook CGD, Clyton PE, Brown RS, Savage MO, penyunting. Clinical Pediatric Endocrinology. Edisi ke-4. Massachusetts: Blackwell; 2005. h.288-311
2. Mranani F, Margaret MS, Pedoman skrining hipotiroid kongenital. Jakarta: Kementrian kesehatan RI; 2012.h.1-38
3. Wassenaer AGV, Kok JH. Thyroid function and thyroid hormone requirements of very preterm infants. NeoRevews. 2000;1:e116-21
4. Kadivar M, Parsaei R, Setaudeh A. The relationship between thyroxine level and short term clinical outcome among sick newborn infants. Acta Medica Iranica. 2011;49:93-7
5. Williams FLR, Mires GJ, Barnett C, Ogston SA, Toor HV, Visser TJ, dkk. Transient hypothyroxinemia in preterm infants: the role of cord sera thyroid hormone levels adjusted for prenatal and intrapartum factors. JCEM. 2005;90:4599-606
6. Wiliams FLR, Ogston SA,Toor HV, Visser TJ, Hume R. Serum thyroid hormones in preterm infants: associations with postnatal illnesses and drug usage. JCEM. 2005;90:5954-63
7. Chung HR, Shin CH, Yang SW, Choi CW, Kim BI, Kim EK, dkk. High incidence of thyroid dysfunction in preterm infants. J Korean Med Sci. 2009;24:627-31 8. Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR. Thyroid disorders.Dalam: Cloherty JP,
Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-6. Lippincott Wiliams & Wilkins; 2008.h.1-12
9. Grimberg A, Leon DD. Thyroid functions. Dalam: Mosang T, penyunting. Pediatric Endocrinology. Edisi I. Philadelphia: Elsivier Mosby; 2005.h.124-32 10. Greenspan FS. The thyroid gland. Dalam: Greenspan FS, Gardner DG,
penyunting. Basic & clinical endocrinology. Edisi ke-7. San Fransisco: McGraw-Hill; 2004.h.215-58
11. Franchi SL. Disorder of the thyroid gland. Dalam: Kliegmean RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatric. Edisi ke-18. Philadelphia: Elsevier; 2009.h.2316-8
12. Monig H, Arendt T, Meyer M, Kloehn S, Bewig B. Activation of the hypothalamo-pituitary-adrenal axis in response to septic or non septic disease - implications for the euthyroid sick syndrome. Int Care Med. 1999;25:1402-6 13. Plikat K, Langgartner J, Buettner R, Bollheimer C, Woenckhaus U, scholmerich
J, dkk. Frequency and outcome of patients with nonthyroidal illness syndrome in a medical intensive care unit. Metabol Clin and Experimental. Germany: Elsevier; 2007.h.239- 44
14. Burmeister LA. Reverse T3 does not reliably differentiate hypotyroid sick syndrome from euthyroid sick syndrome. Thyroid. 1995;5:435-41
16. Sakharova OV, Inzucchi SE. Endocrine assesments during critical illness. Crit Care Clin. New Haven:Elsevier Saunders.2007;23:467-90
17. Dilli D, Dilmen U. The role of interleukin-6 and c-reactive protein in non-thyroidal illness in premature infants followed in neonatal intensive care unit. J Clin Res Pediatr Endocrinol. 2012;4:66-71
18. Amirullah A. Sepsis pada bayi baru lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2010.h.170-87
19. Warren JB, Anderson JM. Newborn respiratory disorders. Pediatrics in Review. 2010;31;487-96
20. Hemmati F, Pishva N. Evaluation of thyroid status of infants in the intensive care setting. Singapore Med J. 2009;50:875-78
21. Belfort MB, Brown RS. Hypothyroidism in the preterm infant. Dalam: Brodsky D, Outlette MA, penyunting. Primary care of the premature infant.Edisi ke-1. USA: Elsevier & saunders; 2008.h.207-14
22. Stuart ALO. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2002;87:F165-71
23. Fisher DA. The thyroid. Dalam: Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter MK, Lister G, Siegel NJ, penyunting. Rudolph’s text book of pediatric. Edisi ke-21. USA: McGraw-Hill; 2003.h.2059-66
24. Rose RS, Brown RS. Update of newborn screening and therapy for congeniltal hypothyroidism. AAP. 2006;17:2290-301
25. Bijarnia S, Wilcken B, Wiley VC. Newborn screening for congenital hypothyroidism in very-low-birth-weight babies: the need for asecont test. J Inherit Metab Dis. 2011;34:827-33
26. Murphy N, Hume R, Toor HV, Matthews TG, Ogston SA, Wu SY. The hypothalamic pituitary thyroid axis in preterm infants; change in the first 24 hours of postnatal life. JCEM. 2004;89:2824-31
27. Ares S, Morreale HFE, Quero J, Duran S, Presas MJ, Herruzo R. Neonatal hypothyroksinemia: effects of iodine intake and premature birth. JCEM. 1997:82:1704-12
28. Rogahn J, Ryan S, Wells J, Fraser B, Squire C, Wild N, dkk. Randomised trial of iodine intake and thyroid status in preterm infants. Arch Dis fetal Neonatal. 2000;83:F86-90
29. Simpser T, Rapaport R. Update on some aspects of neonatal thyroid disease. J Clin Res Ped Endo. 2010;2;95-9
30. Paul AD, Leef KH, Stefano JL, Bartoshesky L. Thyroid function in very-low-birth-weight infant with intraventricular hemorrhage. Clinical Pediatrics. 2000;39:651-56
31. Delahunty C, Falconer S, Hume R, Jackson L, Midgley P, Mirfield M, dkk. Levels of neonatal thyroid hormone in preterm infants and neurodevelopmental outcome at 5 ½ years: Millenium cohort study. J Clin Endocrinol Metab. 2010;95:4898-908
33. Susanto R, Julia M. Gangguan kelenjar tiroid. Dalam: Batubara J, Tridjaja B, Pulungan AB, penyunting. Buku ajar endokrinologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2010.h.205-50
34. La Gamma EF, Wassener AGV, Ares S, Golombek SG, Hok JH, Quero J, dkk. Phase 1 trial of 4 thyroid hormone regimens for transient hypothyroxinemia in neonates of <28 weeks' gestation. Pediatrics. 2009;124:e258-68
35. Wassener AGV, Briet JM, Baar AV, Smith BJ, Tamminga P, Vijlder JJMD, dkk. Free thyroxine levels during the first weeks of life and neurodevelopmental outcome until the age of 5 years in very pretemrm infants. Pediatrics. 2002;110:534-9
36. Wassenaer AVW, wastera J, Houtzager BA, Kok JH. Ten years folloew- up of children born at < 30 weeks gestational age supplemented with thyroxin in the neonatal period in a randomized, controlled trial. Pediatrics. 2005;116:e613-8 37. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH.
Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto; 2002.h.259-286
38. Gomella TL, Eyal FG, Zenk KE. Assesment of gestational age. Dalam: Gomella TL, Eyal FG, Zenk KE, penyunting. Neonatology: management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs. Edisi ke-5. USA: McGraw-Hill Companies; 2004.h.21-8
39. Carossa A, Ruiz CP, Clemente M, Salcedo S, Almar J. Thyroid function in 76 sick preterm infant 30-36 weeks: result from a longitudinal study. J Pediatr Endocrinol Metab. 2008;21:237-43
40. Dilli D, Ogus SS, Andiran N, Dilmen U, Buyukkagnici U. Serum thyroid hormone level in preterm infant born before 33 weeeks of gestation and association of transient hypothyroxinemia with postnatal characteristics. J Pediatr Endocrinol Metab. 2010;23:899-912
LAMPIRAN
1. Personil Penelitian
1. Ketua Penelitian
Nama : dr. Nur Robbiyah
Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/RSHAM
2. Anggota Penelitian
1. dr. H.Hakimi, SpA(K)
2. dr. Melda Deliana, SpA(K)
3. dr. Siska Mayasari Lubis, M.Ked(Ped),SpA
4. dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), SpA
5. dr. Josephin Sibarani
2. Biaya Penelitian
1. Bahan / Perlengkapan : Rp. 10.000.000
2. Penyusunan / Penggandaan : Rp. 2.000.000
3. Proposal penelitian : Rp 3.000.000
3. Jadwal Penelitian Kegiatan/
Waktu
Januari 2013
Oktober- November
2013
Februari 2014
Persiapan
Pelaksanaan
4. Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang Tua Kepada Yth Bapak / Ibu ...
Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Nur Robbiyah, bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu kesehatan Anak FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan.
Bersama ini, kami ingin menyampaikan kepada Bapak / Ibu bahwa Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RSHAM Medan, bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU “
Bayi yang sakit berat akan di rawat di bagian perawatan intensif bayi yaitu ruangan NICU ( Neonatal Intensive Care Unite). Bayi sakit baik yang lahir kurang bulan maupun cukup bulan akan memperlihatkan gangguan fungsi tiroid sementara, yaitu kekurangan hormon tiroid sementara, bila penyakitnya sembuh fungsi tiroid dapat kembali normal. Namun pada bayi kurang bulan dan bayi dengan berat badan lahir rendah sering memperberat gangguan fungsi tiroid ini. Gangguan fungsi toroid adalah gangguan pada hormon tiroid. Hormon ini dibutuhkan tubuh untuk metabolisme tubuh. Kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir merupakan masalah serius, karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta keterbelakangan mental. Gejala yang muncul dapat berupa bayi jarang menangis, jarang buang air besar dan kesulitan minum ASI.
Patologi Klinik RSU H Adam Malik Medan Hasil dari pemeriksaan darah ini berguna untuk mengetahui apakah bayi bapak/ibu mengalami gangguan fungsi tiroid. Berdasarkan penelitian sebelumnya pemeriksaan ini tidak berbahaya dan tidak dijumpai memar pada bekas pengambilan darah pada beberapa sampel, tapi akan hilang dengan sendirinya dalam 2 hari. Data dari pasien saya jamin kerahasiaanya dan biaya pemeriksaan akan sepenuhnya ditanggung oleh peneliti.
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ... Umur ... tahun L / P
Alamat : ...
dengan ini menyatakan sesungguhnya telah memberikan
PERSETUJUAN
Untuk dilakukan pemeriksaan darah terhadap anak saya :
Nama : ………
Umur : ………....hari L / P
Alamat Rumah : ……….
Yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkan telah
cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
………….., ... 2013
Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan
dr. ……….. ...
Saksi-saksi : Tanda tangan
1. ... ...
5. Kuisioner Penelitian
Divisi Endokrin
Dept. Ilmu Kesehatan Anak FK USU – RSHAM Medan
KUISIONER PENELITIAN
Jumlah paritas : Gravida ………Abortus………..Partus……
Hari pertama haid terakhir (HPHT) : ………-…….-……..
Usia kehamilan : ………..minggu
Riwayat ibu mendapat obat selama kehamilan : ……….
Temperatur : ……̊c
Penyakit yang pernah dialami sejak os lahir: 1. Biru 2, sesak nafas 3. Demam tinggi
Alat bantu nafas : 1. Oksigen nasal kanul. 2. Oksigen sungkup. 3. Head box. 4. CPAP.
5. Ventilator
Riwayat Hidup
Nama lengkap : Nur Robbiyah
Tanggal lahir : 12 Maret1975
Tempat lahir : Tebing Tinggi
Alamat : Jln Dahlia II no. 222 Kompleks Perumahan
Pemda TK I Tanjung Sari Medan
Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Negeri 162091 Tebing Tinggi, tamat tahun 1987
2. Sekolah Menengah pertama di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, tamat tahun 1990
3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi, tamat tahun 1993
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 2000
Riwayat Pekerjaan
1. Dokter PTT Puskesmas Lawe Perbunga Kabupaten Aceh Tenggara, tahun 2000-2001
2. Pegawai negeri Sipil Kabupaten Indra Giri Hilir Riau, tahun 2005 – sekarang
Pendidikan Spesialis
1. Pendidikan tahap I : 01-07-2009 s/d 31-12-2010 2. Pendidikan tahap II : 01-01-2010 s/d 31-01-2011 3. Pendidikan tahap III : 01-02-2011 s/d sekarang
PENELITIAN
Hubungan berat badan lahir dan usia gestasi terhadap terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi sakit yang dirawat di NICU
ORGANISASI
1. 2002 – Sekarang : IDI (Ikatan Dokter Indonesia)