• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan dan Saran PEMBUKTIAN UNSUR KESALAHAN SEBAGAI SYARAT PEMIDANAAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesimpulan dan Saran PEMBUKTIAN UNSUR KESALAHAN SEBAGAI SYARAT PEMIDANAAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

46

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A.Kesimpulan

Untuk membuktikan unsur kesalahan yang menjadi dasar pertimbangan

hukum pada Putusan Pengadilan Negeri Bekasi No : 2152/Pid.B/2007/PN.Bks

unsur kesalahannya :Unsur barang siapa : Unsur ini terpenuhi yang dimaksud

barang siapa adalah pelaku tindak pidana yaitu terdakawa Asep Saepulloh.Unsur

dengan sengaja : Unsur ini telah terpenuhi yaitu terdakwa Asep saepulloh dengan

sengaja membacok korban dari belakang.Unsur menghilangkan jiwa orang lain :

Unsur ini terpenuhi bahwa akibat dari perbuatan Asep Saepulloh mengakibatkan

korban Mohamad Andriansyah meninggal dunia.

Dalammembuktikan unsur kesalahan yang menjadi dasar pertimbangan

hukum padaPutusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor :

1948/PID/B/2007/PN.BKS, unsur kesalahannya :Barang siapa : Unsur ini

terpenuhi yang dimaksud barang siapa adalah pelaku tindak pidana yaitu terdakwa

Sugianto.Unsur dengan sengaja : Unsur ini telah terpenuhi yaitu terdakwa

Sugianto dengan sengaja menjerat korban iswanto dengan seutas tali.Unsur

direncanakan terlebih dahulu : Unsur ini terpenuhi yaitu terdakwa Sugianto

melakukan tindak pidana tersebut dengan direncanakan terlebih dahulu dikuatkan

keterangan saksi Sariman.Unsur menghilangkan jiwa Orang lain : Unsur ini

terpenuhi bahwa akibat dari perbuatan terdakwa Sugianto korban saudara Iswanto

(2)

47

maka dapat disimpulkan bahwa didalam menjatuhkan pidana kepada

seorang (pelaku) yang didakwa melakukan perbuatan pidana pembunuhan,

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi telah menggunakan unsur kesalahan

sebagai dasar dalam menjatuhkan putusan pidana kepada seseorang (pelaku) yang

didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan, pada kasus pertama dalam

pembunuhan biasa majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 4

tahun dan pada kasus kedua dalam pembunuhan berencana majelis hakim

menjatuhkan pidana penjara selama 10 tahun.

B.Saran

Agar tidak terjadi kesalahan didalam menjatuhkan pidana seperti yang

pernah terjadi pada kasus Sengkon Karta tahun 1974, Budi Harjono 2002, maka

Penegak hukum dalam hal ini majelis hakim dalam menjatuhkan pidana kepada

seseorang (pelaku) tindak pidana pembunuhandituntut agar lebih teliti dalam

melakukan penilaian terhadap unsur kesalahan dan menjadikan unsur kesalahan

(3)

48

Daftar Pustaka

Adami Chazawi, 2002, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Curzon, L.B. 2006, (dalam Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa

Kesalahan” :Tinjauan Kristis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan

Pertanggungjawaban Pidana), Putra Grafika, Cetakan ke-2, Jakarta.

Chairul Huda, 2006 Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan. Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Kencana, Jakarta.

Jan, Remmelink, 2003 Hukum Pidana, Komentar atas Pasal-Pasal Terpenting dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kuffal H.M.A. 2003 Apakah Putusan PK Dapat Dilawan dengan Pengajuan PK & Hukum Pidana dan Orang Sakit Jiwa, UMM Press, Cetakan kedua Malang.

Martiman Prodjohamidjojo, 1997 Hukum Pembuktian. Dalam Sengketa Tata Usaha Negara. PT Pradnya Paramita, Cetakan Pertama Jakarta.

Prodjohamidjojo M, 1982 Penjelasan Sistematis Dalam Bentuk Tanya JawabKUHAP (UU No. 8 tahun 1981), Ghalia Indonesia, Jakarta.

Utrecht, 2000 Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I Pustaka Tinta Mas, Surabaya

Tongat, 1980. Dasar-Dasar Hukum Pidana Dengan Penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya.

Schaffmeister. D., Keijzer. N., et all, 1995, Hukum Pidana. Kumpulan Bahan Penataran Hukum Pidana dalam Rangka Kerjasama Hukum Indonesia-Belanda. Liberty, Yogyakarta.

Schaffmeister. D, Keijzer.N, et all, 1995, Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta.

(4)

49

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Indonesia (KUHAP).

Referensi

Dokumen terkait

Kecenderungan untuk menafsirkan dogmatika agama (scripture) secara rigit dan literalis seperti dilakukan oleh kaum fundamentalis Protestan itu, ternyata ditemukan

belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan

pendidikan pemilik berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2) Nilai signifikansi skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi sebesar 0,173 sehingga

Perubahan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti memang berdampak positif dalam proses pembelajaran, dengan merubah langkah-langkah penggunaan media audio

[r]

1. Berdasarkan tingkat pengaruh tinggi dan kepentingan tinggi, maka yang terjadi antara pihak PT. M, P2L, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah

Dari 23 hotel yang mau berpartisipasi dalam pengisian kuesioner, ada 6 hotel yang tidak mengembalikan kuesioner, sehingga responden yang menjadi objek penelitian ini adalah

< = 0,05 (0,026 < 0,05) hal ini menunjukkan H 0 ditolak dan H 1 diterima, dengan tingkat kepercayaan 95 % dikatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar peserta didik