• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi, kariotip dan pola protein ikan nilem (Osteochilus sp.) dari Sungai Cikawung dan Kolam Budidaya Kabupaten Cilacap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Morfologi, kariotip dan pola protein ikan nilem (Osteochilus sp.) dari Sungai Cikawung dan Kolam Budidaya Kabupaten Cilacap"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

MORFOLOGI, KARIOTIP DAN POLA PROTEIN IKAN NILEM

(Osteochilus

sp.) DARI SUNGAI CIKAWUNG DAN KOLAM

BUDIDAYA KABUPATEN CILACAP

Oleh:

AGUS

NURYANTO

Bio 98245

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

MORFOLOGI, KARIOTIP DAN POLA PROTEIN IKAN NILEM

(Osteochilus

sp.) DARI SUNGAI CIKAWUNG DAN KOLAM

BUDIDAYA KABWPATEN CILACAP

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk rnendapatkan gelar Magister Sains

pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Oleh:

AGUS

NURYANTO

Bio 98245

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

MORFOLOGI, KARIOTIP DAN POLA PROTEIN IKAN NILEM

(Osteochilus

sp.) DARI SUNGAI CIKAWUNG DAN KOLAM

BUDIDAYA KABUPATEN CILACAP

Oleh:

AGUS

NURYANTO

Bio 98245

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

MORFOLOGI, KARIOTIP DAN POLA PROTEIN IKAN NILEM

(Osteochilus

sp.) DARI SUNGAI CIKAWUNG DAN KOLAM

BUDIDAYA KABWPATEN CILACAP

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk rnendapatkan gelar Magister Sains

pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Oleh:

AGUS

NURYANTO

Bio 98245

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh di sungai Cikawung stasiun I

Stasiun

II.

Stasiun ini merupakan daerah di bagian tengah sungai Ciawung.

Pinggiran sungai yang satu berbatasan langsung dengan pemukirnan penduduk clan

persawahan, sedangkan tepi yang lain berupa tebiig dari batu cadas bemarna

keputih-putihan dengan ketinggian b b i i kurang 20 m yang langsung berbatasan

dengan kebun petani. Lebar sungai berkisar antara 23 dan 25 m dengan kedalaman

air dari 0,4 m sampai dengan 1 2 5 m Dasar sungai berupa batu-batuan yang

ukurannya agak lebih kecil daripada di stasiun I, pasir dan batu cadas berwama agak

[image:53.593.105.461.54.292.2]
(54)
[image:54.593.108.462.53.292.2]

Gambar

4. Lokasi pengambilan contoh di sungai Ciwung stasiun I1

2. Kolam budidaya

Kolam yang d i j a d i i lokasi pengambilan contoh adalah kolam-kolam

tradisional yang memperoleh

air

dari sungai Cikawung. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa kehidupan ikan lebii dominan dipengaruhi oleh faktor alamiah,

termasuk pakan. Kolam tempat pengambilan sampel berukuran 8,s m x 10 m dengan

kedalarnan lebih h a n g 1

m.

Di sekitar kolam banyak ditumbuhi rumput-rumputan

dan pohon-pohon yang sengaja ditanam petani seperti kelapa, sengon dan

kedondong. Keadaan ini mengakibatkan kolarn selalu dalam keadaan ternaungi.

(55)

Gambar 5. Kolam budidaya tempat pengambilan contoh ikan

B. Ciri-Ciri Ikan Nilem

Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan di ketiga stasiun

pengamatan, dari Cikawung I diperoleh ikan nilem sebanyak 83 ekor, dari Cikawung

I1 diperoleh 78 ekor dan dari kolam budidaya diperoleh 72 ekor.

Dari identifikasi yang d i i a n terhadap ikan nilem sungai yaitu

dari

sungai

Cikawung stasiun I dan stasiun I1 serta dari kolam budidaya, jenis ikan nilem dari

,

.

sungai Cikawung stasiun I dan stasiun I1 adalah sama, sedangkan dari kolam

budidaya berbeda. Adapun deskripsi ikan nilem sungai dan ikan nilem kolam secara

[image:55.593.116.455.59.317.2]
(56)

1. Ciri-ciri ikan nilem Cikawung

Ikan nilem dari sungai Ciwung mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : kepala

mernanjang dengan punggung di depan smp dorsal lebih land& mulut inferior

dengan bibk dapat disembukan, bibiu bawah dengan papila kecil, moncong tumpul,

dua pasang sungut yang ukurannya berbeda. Tubuh ramping memanjang dengan

tubuh bagian atas berwarna hijau kehitaman dan bagian ventral berwarna putih

keperakan dengan pernisahan yang teratur.

Tubuh

ditutupi sisik sikloid dengan ekor

bercagak (Gambar 6). Skip ventral dan smp anal jika dalam keadaan segar berwarna

jingga mu& Smp tidak berduri, dengan jumlah jari-jari skip pada masing-masing

sirip: skip dorsal @) 13 - 15; smp pek-toral (P) 13 -14; skip ventral (V) 9; sirip anal

(A) 8 clan skip kaudal (C) 23 - 24. Jumlah s k i di atas linea lateral 5,5 keping; di

bawah linea lateral 6,5 keping dan pada linea lateral 34 - 37 keping. Secara

rinci

[image:56.590.78.491.418.544.2]

karakter morfologi disajikan pada Tabel 1.

Gambar 6. Osteochilus vittatus C.V.

Ciri-ciri tersebut sesuai dengan ciri-ciri ikan nilem 0. vittatus C.V. yang

dikemukakan oleh Weber clan Beaufort (1965) yaitu skip dorsal @) 13-16 atau

(57)

35

atau V.1.8. Sisik di atas linea lateral 5% - 6 keping dan sisik di bawah linea lateral

6% keping. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ikan nilem dari sungai

Cikawung adalah 0. vittatus C.V.

2. Ciri-ciri ikan nilem kolam

Berdasarkan hasil pengarnatan, ikan nilem kolam mempunyai ciri-ciri

morfologi sebagai berikut : moncong lebih meruncing, kepala pendek melebar dengan

punggung di depan sirip dorsal lebih curam, mulut inferior dengan bibi dapat

disembulkan, papila pada bibir bawah lebih besar. Ikan ini mempunyai dua pasang

sungut yang ukurannya berbeda. Tubuh lebih melebar daripada memanjang. Tubuh

bagian atas berwarna hijau kekuningan (lebii muda) dan bagian ventral berwarna

putih kekuningan. Tubuh ditutupi sisik sikloid dan ekor bercagak (Garnbar 7). Sirip

ventral dan skip anal jika masih segar berwarna jingga tua. Sirip tidak berduri,

dengan jumlah jari-jari sirip pada masing-masing sirip adalah : skip dorsal (D) 15 -

17, sirip pektoral (P) 13 - 14; sirip ventral (V) 9; skip anal (A) 8 dan skip kaudal (C)

23

-

24. Jurnlah sisik di atas linea lateral sebanyak 5,s keping; di bawah linea lateral

6,5 keping dan pada linea lateral sebanyak 34

-

37 keping. Ciri tersebut sesuai

dengan ciri ikan nilem 0. hasselti C.V. yang dikemukakan oleh Weber dan Beaufort

(1965) yaitu sirip dorsal (D) 3.12-18 atau 15-21; A.8 atau 3.5; P. 1.13-15 atau 14-1 6; I C

V. 1.8 atau 9. Sisik di atas linea lateral 4,5 - 6 keping dan sisik di bawah linea lateral

5,s

-

6,5 keping. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ikan nilem dari kolam
(58)
[image:58.593.116.445.54.186.2]

Gambar 7. Osteochilus hasselti C.V.

Tabel 1. Kisaran nisbah morfometri dan karakter meristik ikan nilem sungai (0. vittatus C.V.) dan kolam budidaya (0. hasselti C.V.)

Kdcrangan :

*

= data sekunder (Hartono, 1999)

Beberapa data morfometri 0. vittatus C.V. dari Cikawung I dan I1

menunjukkm adanya variasi (Tabel 1). Demikian juga setelab ddahkan uji beda

[image:58.593.75.506.236.576.2]
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
[image:65.596.151.396.60.234.2] [image:65.596.110.446.442.568.2]

Gambar 9. Sebaran kromosom Osteochilus vittafus C.V.

2. Kariotip

Berdasarkan analisis kariotip, ikan nilem 0. vittatus C.V. memiliki 24

pasang kromosom (2n = 48), dengan rincian 6 pasang kromosom metasen* 3

pasang kromosom submetasentrik, 5 pasang kromosom subtelosentrik dan 10 pasang

kromosom telosentrik (Gambar 10 ; Lampiran 3).

Gambar 10. Kariotip ikan nilem Osteochilus vittatus C.V.

Ikan nilem kolam (0. hasselti C.V.), berdasarkan analisis kariotip mempunyai

(66)

44

metasentrik 4, 3 pasang kromosom submetasentrik, 7 pasang kromosom

subtelosentrik dan 9 pasang kromosom telosentrik

(Gambar

1 1; Lampiran 4).

Gambar 1 1. Kariotip ikan nilem Osteochilus hasselti C.V.

Hasil analisis kariotip memberikan informasi bahwn jumlah kromosom

maupun tipe kromosom (kariotip) ikan nilem kolam dan ikan nilem sungai C i g

berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nilem dari kedua lokasi tersebut memang

berbeda spesies. Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Denton (1973) yang

menyatakan bahwa semakin renggang hubungan kekerabatan suatu makhluk hidup

makin banyak susunan

dan

bentuk kromosom yang berbeda.

F. Pola Protein

1. Pola Protein Plasma Darah I

AnaIisii protein plasma darah dilakukan dengan cara memigrasikan plasma

darah pada medium Sodium Dedocylsuphat Polyaoylamid Gel (SDS-PAGE) vertikal

dalam medan listrik, dengan pewmaan Commassie Brilliant Blue R (Resep diajikan

[image:66.590.97.444.137.268.2]
(67)
[image:67.593.151.413.51.237.2]

Gambar

12. Pola pita protein plasma darah ikan nilem

Keterangan : a. Rotein penanda

b. lkm nilem kolam

c. lkan nilem sungai Ciwung

Dari Gambar di atas dapat diketahui bahwa baik ikan nilem kolam maupun

ikan nilem sungai Ciwung, masing-masing menghasilkan 4 pita protein. Akan

tetapi, berdasarkan perhitungan jarak migrasi dari masing-masing pita protein,

ikan

nilem dari kedua lokasi tersebut memililci protein khas yang berbeda. Jarak migrasi

protein

ikan

nilem dan protein standar diijikan pada Tabel 6. Sedangkan nilai

Rf

dari masing-masing pita protein disajikan pada Tabel 7.

Tabel 6. Jarak migrasi pita protein standar dan protein plasma ikan nilem

[image:67.593.68.473.525.656.2]
(68)
(69)
(70)

48

satu pita negatif, dirnana pita negatif memiliki jarak migrasi jauh lebii besar

[image:70.599.206.400.499.634.2]

daripada pita positif (Gambar 13).

Gambar 13. Enzim

ABH

pada

ikan

nilem kolam (I), Cikawung I (2) dan C i w u n g

n

(3)

Keterangan : -) = pitanegatif

+

= pita positif

b.

Esterase (Est)

Enzim esterase memiliki sub-unit dengan struktur monomer atau

diier (Murphy et al., 1996). Enzim ini pada ikan nilem kolam clan sungai memperlihatkan pola pita yang berbeda setelah dimigrasikan pada gel pati.

Esterase otot pada ikan nilem kolam hanya membentuk satu pita sedangkan

pada ikan nilem sungai membentuk dua pita enzim (Gambar 14).

Garnbar 14. Enzim Esterase otot pada ikan nilem kolam (I), Ciawung I (2) dan

(71)

c. Fosfatase (ACP)

Enzim fosfatase memiliki subunit dengan struktw monomer atau

dimer (Murphy et al., 1996). Ikan nilem kolam dan ikan nilem sungai sama-

sama memiliki satu pita enzim fosfatase setelah d i a s i k a n pada gel pati,

&an tetapi pola pitanya berbeda Pita fosfatase ikan nilem kolam mempunyai

jarak migrasi dua kali jar& migrasi pita fosfatase ikan nilem sungai

(Gambar 15). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fosfatase pada ikan

nilem dari kedua lokasi mempunyai berat moleM yang berbeda. Ikan nilem

kolam memiliki enzim fosfatase dengan berat molekul yang lebii kecil

daripada fosfatase pada ikan nilem sungai, sehingga jar& migrasinya lebii

jauh Sebab, menurut Nur dan Adijuwana (1989), molekul yang mempunyai

berat lebii besar akan bergerak lebih lambat. Selanjutnya menurut

Sugiri (1988), fakta tersebut dapat memberikan keterangan mengenai variasi

genetik pada suatu lokus kromosom dan variasi genetik pada lokus yang

[image:71.593.177.442.484.639.2]

berbeda.

(72)

d. Aspartat Transaminase (AAT)

Sub-unit penyusun enzim aspartat transaminase

me&

struktur

diner (Murphy et al., 1996). Enzim AAT ikan nilem hanya m e n g h a s i i

satu pita setelah dimigrasikan pada gel pati. Pola pita enzim ini pada ikan

nilem dari kedua lokasi adalah sama yaitu masing-masing mempunyai satu

pita dengan

jarak

migrasi yang sama (Gambar 16). [image:72.593.85.477.251.387.2]

(-1

Gambar 16. Enzim aspartat transarninase pada ikan nilem kolam (I), Ciawung I (2) dan Cikawung I1 (3)

e. Malat Dehidrogenase (MDH)

Enzim malat dehidrogenase memiliki struktur sub-unit dimer (Murphy

et al., 1996). Malat dehidrogenase pada ikan nilem baik dari kolam maupun

dari sungai, diduga bersifat heterozigot. Hal ini karena pita yang terbentuk

setelah diigrasikan pada gel pati sebanyak lima buah. Oleh karena itu enzim

(73)

0 1

ikan nilem dari kedua lokasi

adalah

sama baik jumlah pita maupun jarak [image:73.590.160.422.121.284.2]

migrasinya (Gambar 17).

Gambar 17. Enzim malat dehidrogenase pada ikan nilem kolam (I), Cikawung I (2) dan Ciawung

II

(3)

f.

Peroksidase (PER)

Struktur sub-unit enzim peroksidase berbentuk tidak menentu (Murphy

et al., 1996). Enzim peroksidase benifht heterozigot pada ikan nilem dari

kedua lokasi. Hal ini ditunjukkan oleh munculnya dua pita pada matriks gel.

Keadaan tersebut sesuai dengan yang digambarkan oleh Murphy et al., (1996)

bahwa protein heterozigot akan menghasiian dua pita atau lebii jika

dimigmikan dalam gel. Oleh karena itu, diduga dikontrol oleh alela a dan b.

Pola pita enzim tersebut pada ikan nilem dari kedua lokasi adalah sama, yaitu

(74)
[image:74.596.221.336.56.118.2]

Gambar 18. Enzim peroksidase pada ikan nilem kolam (I), Ciwung I

G,

dan Ciawung

I1

(3)

G. Parameter Kualitas Air

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian dan analisis

laboratorium, diperoleh kisaran nilai kualitas air seperti disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kisaran nilai kualitas air di lokasi penelitian

1. Suhu Air

Suhu air permukaan diukur pada pagi hari antara pukul06.00 dan 07.00 WIB

serta siang hari antara pukul 11.00 dan 12.00 WIB. Suhu di Ciawung I berkisar

dari 25°C sampai 29OC, di C i w u n g I1 berkisar antara 25°C dm 29°C sedangkan di

[image:74.596.75.491.315.476.2]
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)

Lampiran 2. Nilai kisaran karakter morfometri dm meristik ikan nilem dari Sungai Cikawung dm Kolam.

(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)

Lampiran 7.

Lokasi

Penelitian

Gambar

Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh di sungai Cikawung stasiun I
Gambar 4. Lokasi pengambilan contoh di sungai Ciwung stasiun I1
Gambar 5. Kolam budidaya tempat pengambilan contoh ikan
Gambar 6. Osteochilus vittatus C.V.
+7

Referensi

Dokumen terkait