• Tidak ada hasil yang ditemukan

COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS (Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS (Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS

(Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

By:

JESYKA MUTIARA YUDA

Five daily prayers as the main worship for Muslims should be taught to children early, in order to create a religious person. Five daily prayers lesson have been generally given to children since they were sitting in kindergarten. Students who are children in the range of 4-6 years age, have the particular characteristics that are different from adults. Remembering the special characteristics that the students had, kindergarten teachers have to develop and choose a strategy in teaching the five daily prayers carefully, in order to make communications run properly and effectively.

The problem formulation in this research is: How does the kindergarten’s communication strategy that implemented by teachers in teaching five daily prayers to the students? The purpose of this research is to determine, describe, and explain the communication strategies of kindergarten teachers in teaching five daily prayers to the students.

The theory that support this research is acquisition fulfillment theory. This research uses a descriptive qualitative method and focused on the implementation strategy, supporting strategy, integration strategy, and the application of acquisition fulfillment theory in teaching five daily prayers to the students. Informants in this research is the Principal and Teacher in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten who are chosen by the purposive sampling technique (intentional). To find out the success of communication strategies, the author adds 3 informal informant who are the student at Ar-Raudah. Data analysis techniques in this research is using the technique of data reduction, display, and verification.

(2)
(3)

STRATEGI KOMUNIKASI GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM MENGAJARKAN SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID

(Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA

Shalat lima waktu sebagai ibadah utama bagi umat muslim harus diajarkan pada anak sejak dini agar tercipta manusia yang taat beragama. Pelajaran shalat lima waktu umumnya telah diberikan kepada anak sejak mereka duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Murid yang merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan dengan orang dewasa. Mengingat karakteristik khusus yang dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan memilih suatu strategi dalam mengajarkan shalat lima waktu secara cermat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

(4)
(5)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

(Skripsi)

Oleh

JESYKA MUTIARA YUDA 0816031039

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

Alhamdulillahhirabbil’alamin...

Teriring rasa cinta dan syukurku pada Sang Pencipta yang Maha Cinta, Allah SWT

Kupersembahkan karyaku ini kepada...

Papah ku tercinta Damami dan Mamah ku tersayang Yusniar, S.Pd.

Dengan curahan kasih sayangnya yang tak terhingga, kesabaran, perhatian, pengorbanan dan iringan doa tulus disetiap langkah anakmu ini...

Ayuk ku Erlyn Septiara Yuda, S.Sos. beserta Kakak Ipar ku Tedi Santoso, SE. terimakasih atas doa dan pengalaman hidup yang kalian berikan. Adik ku M.

Alfindo, yang memberikan warna keceriaan dan membuatku selalu bersemangat untuk menjadi yang terbaik untuk kalian.

Keponakanku yang lucu dan menggemaskan...

Seseorang yang telah memberikan tulang rusuknya kepadaku,

imamku didunia dan akhirat kelak...

Semua sahabat dan orang-orang yang menyayangiku...

Almamater tercinta...

(8)

SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)

Nama Mahasiswa : Jesyka Mutiara Yuda

Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031039

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(9)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Sarwoko, M.Si. ...

Penguji Utama :Wulan Suciska, S.I.Kom, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si.

NIP. 19580109 198603 1 002

(10)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Januari 1991. Penulis merupakan putri kedua dari tiga

bersaudara, buah hati dari pasangan Damami dengan

Yusniar, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan SD

Negeri 6 Gedung Air pada tahun 2002, SMP Negeri 1

Bandar Lampung pada tahun 2005, dan SMA Negeri 9

Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui

jalur SNMPTN.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2009-2010 sebagai anggota

bidang penyiaran, diteruskan pada periode kepengurusan 2010-2011 sebagai

Ketua Bidang Penyiaran. Selain itu, penulis juga terdaftar sebagai anggota

Sanggar Tari Bunga Mayang dan aktif dalam pementasan-pementasan yang ada.

Beberapa prestasi sempat diraih oleh penulis, diantaranya Juara 3 Festival Film

Indie Darmajaya 2011 atas film “Dewasa?”, Juara 3 se-Indonesia “Festival

Kebudayaan Kemilau Nusantara” yang diadakan di Bandung pada tahun 2010,

berkesempatan menari dihadapan Wakil Presiden RI Bapak Boediyono pada acara

pembukaan “INACRAFT 2011 (International Handicraft Trade Fair)” di Balai

Sidang Jakarta Convention Center pada tahun 2011, dan terpilih menjadi salah

satu LO (Liaison Officer) pada acara OVJ Roadshow Lampung yang diadakan

(11)

Agustus 2011. Dengan tema KKN “Meningkatkan Kesadaran Hukum

Masyarakat’, Penulis mencoba mensosialisasikan pentingnya sadar hukum bagi

kehidupan masyarakat.

Kampus merupakan tempat yang menyenangkan bagi Penulis, karena menjadi

Mahasiswa merupakan salah satu jalan untuk bisa menemukan dan

mengembangkan bakat, minat mencoba hal-hal baru, berinteraksi dengan banyak

orang, mendapatkan pengalaman berharga dan semua itu merupakan anugerah

yang selalu disyukuri, karena disinilah Penulis mendapatkan ilmu, pengetahuan,

(12)

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, nikmat dan kehendak-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judul“Strategi Komunikasi

Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)“ sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa dalam penulisan maupun penyususnan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang

membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dikemudian hari.

Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya

bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak skripsi ini tidak

mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang selalu mengiringi langkah dan menguatkan dalam

menghadapi semua cobaan hidup.

2. Papah Damami dan Mamah Yusniar, S.Pd. Terima kasih atas semua

(13)

ini dapat membalas setiap keringat kerja keras dan air mata pada setiap

doa yang kalian panjatkan untukku.

3. Untuk Ayukku Erlyn Septiara Yuda S.Sos. dan Kakak Iparku Tedy

Santoso, SE. Terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan moral dan

materiil yang kalian berikan. Adikku Alfindo, terimakasih untuk canda

tawa yang kalian. Semoga kita semua bisa menjadi anak yang dapat

membahagiakan dan membanggakan mamah dan papah. Amiiiiin.

4. Untuk seluruh keluarga besarku, dan sepupu-sepupuku yang selalu

memberikan kecerian dalam setiap kebersamaan. Semoga kita tetap selalu

bisa menjaga nama baik keluarga, sukses untuk kita semua. Untuk Alm.

M. DioDharma U., wait us there, one day we’ll meet again.. :’)

5. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi,

sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak

waktu membimbing dan memberikan penulis banyak ilmu dan

pengetahuan yang bermanfaat dalam perkuliahan maupun dalam

kehidupan. Untuk keikhlasannya membantu mahasiswa dan

keramahtamahan Bapak selama ini yang membuat mahasiswa dekat

dengan Bapak.

7. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si., selaku Dosen Pembahas skripsi yang

(14)

8. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik penulis.

9. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Ibu Hestin, Ibu Nina, Ibu Dhanik, Ibu

Anna, Ibu Windah, Pak Agung, Pak Tony, Pak Andy, Pak Riza, Pak

Teguh, Pak Firman, Pak Cahyono, Pak Rudy dan semuanya. Semoga

Allah selalu memberikan rahmatNya atas semua ilmu yang kalian berikan.

10. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung,

khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul dan Pak Pitoyo

yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.

11. Guru-gura beserta staf dan murid-murid Ar-Raudah Playgroup and

Kindergarten yang telah memudahkan jalannya penelitian.

12. Sahabatku Yenni Aprilia, Indriyani, Queen Prinasya, dan Chyntia Giska,

yang selalu memberikan motivasi, doa, dan semangat sejak dahulu hingga

sekarang. Semoga persahabatan dan persaudaraan kita langgeng sampai

kita tua nanti. Tetap berusaha yang terbaik dan sukses untuk kita!!!

13. Ade Nur Istiani dan Dwi Elok Fitricia, untuk perannya yang multifungsi

sebagai teman berantem dan adu argumen, sahabat berpetualang berbagi

suka dan duka, saudara yang tak pernah pernah bosan memotivasi dan

membantu dalam hal apapun, sahabat yang selalu perhatian dan

memberikan nasehat disaat gundah serta kesetiaan dan kesabarannya untuk

menemani perjalanan hidup ini semakin indah. Walaupun sering ga

konsisten, sering bikin emosi, tapi gw tetep cinta kalian! :**

14. Teruntuk sahabat, saudara, teman se-perkongekan tercinta: Ulek (yang

(15)

tante! Semoga segera kembali ke jalan yg lurus), Puspa (semoga bisa jadi

presenter jejak petualang ya mbak), Tiya (jangan ngaret2 lg ya dek!),

Nadya (ternyata pacar lo banyak ya nad -_-), Uci (maap ya ci, pernah

ngerusakin motornya T.T), Ayam (si pahlawan kompre, hiks. Semoga atin

sama lo jadi beneran ya yam, amiin :D), Faruk (temen gegalauan, tetapkan

hati ruk, makasih saran2nya), Ari (Mr. Sarukh khan, semoga segera

ketemu sama jodohnya), Indra (Ayang2an ala-ala di kampus, jgn ada kata2

galau lagi, fokus kerjain skripsi. Inget DREAM, EFFORT and PRAY!).

Terimakasih untuk semangat, senyum, canda, tawa, air mata yang kita bagi

bersama. Semoga persahabatan kita selalu ada sampai tua nanti. Sukses

untuk kita semua!

15. Teman-teman komunikasi 2008 : Teteh Anyun (nikah undang2 ya teh),

Ledia dan Felin (sukses karirnya), Achi (inget, gw moderator lo 2x chi

hha), Memey (jangan marah2 terus ya mey), Jemeita (sang pahlawan

pulsa), Intong, Herda, Embun, Helda Wati, HeldaNur, Pinta, Arimay, Puji,

Dwi, Ibu Polwan Grace, Zilfin (ditunggu undangan nya sama mamix),

Cyoong Ajeng (ga galau2 lagi ya cyoong), Pakde Bocil (makan yg banyak

pakde :p), Vera(temen seperjuangan dari SMP :’)), Diah, Nova, Anggel,

Rani (ayook pakai rok!), Uni Ayu (semoga bisnisnya sukses), Fitri, Dora.

Papi Jo (ketua angkatan yang menjalankan tugas dengan baik, diet jo,

diet!!), Sandy (fokus dung, fokus!), Fitra (kerjain tum skripsinya, jangan

ngilang2), Eduy (sukses duy), Babang Rangga Petot (semangat bang

(16)

Duwi, Bastian RM, Aulia, Satria (benerin kuliah lo sat), Reza Bean (ni

hobinya bikin orang bego), Okky, Amri, Arya (makan yg banyak pliiss),

Eka, Buya Aji, Patrik, Evan (yang ini punya kenangan sama sahabat gw

huehee), Ali, Barni, Amal. Terimakasih banyak teman-teman semua yang

telah memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua

Komunikasi 2008 !!

16. Kakak-kakak Komunikasi: Kak Nandra, Kak Ricky, Kak Heru, Mbak Sya,

Mbak Nina, Mbak Dedek, Kak Kiting, Kak Feri, Kak Krisna, Kak Hafis,

Mbak Dhia, Mbak Aul, Mbak Arin, Mbak Meylin, Mbak Ade, Kak

Cemen, Boengky, Ngkong Fatir, Kak Aghi, Bang Doy, Kak Bongkeng

(terimakasih semua nasehatnya) dan kakak-kakak yang lain, maaf tidak

dapat disebutkan semuanya. Terimakasih untuk pengalaman dan

pengetahuan yang diberikan kepada penulis.

17. Teman-teman Komunikasi 2009-2011 : Mei dan Radhit (makasih sering

jadi tempat curhat), Filly, Yoan, Farah, Rezita, Yulia, Cia, Jesrian, Ibe, Ije

(punya kenangan jg sama sahabat gw), ndruuHC, Cacing Fadli sayang,

Olan, Panji, Stella, Rica, Ami, Dewi, Rina, Shinta, Fie, Tia, Deka, Ardika,

Adit, Ahong, Togar, Ajul, Metal, Arta, Agung. Maaf tidak bisa

menyebutkan semuanya. Semangat dan segera menyusul ya..!!

18. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA yang membuat penulis

semakin dewasa dalam bertindak maupun berfikir.

19. Keluarga besar Sanggar Bunga Mayang: Kak Jon, Bunda, Mbak Rambut,

(17)

20. Teman-teman KKN di Tanjung Rusia: Nindy, Elize, Riki, Richard, Roni,

Mu’in, Syahridi, dan untuk Kak Ana, Firman, Emak, Bang Ijal,

terimakasih untuk kebersamaannya selama 40 hari yang memberikan

banyak ilmu yang bermanfaat.

21.Beat ‘Si Hitam’ yang selalu nemenin kemanapun dan Laptop 4540 yang

sangat berjasa dalam pembuatan skripsi ini.

22. Kantin Emak, kantin Mba Ens, kantin tekwan FKIP, Batagor aa’, yang

telah mempermudah penulis mencari makan ditengah kelaparan yang

melanda.

23. Teman-teman SD, SMP, SMA penulis, especially Ryani Ningtyas,

terimakasih untuk kebersamaan kita

24. Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.

Penulis,

(18)

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Jesyka Mutiara Yuda

NPM : 0816031039

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Almat Rumah : Jalan Bakti II No. 301 Susunan Baru, B. Lampung

No HP/Tlp Rumah : 085768588891

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang

lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak–pihak yang merasa

keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku

dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam

tekanan pihak–pihak manapun.

Bandar Lampung, 8 Februari 2012

Saya yang menyatakan,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan

bermasyarakat. Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berhubungan

dengan manusia lainnya untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi demi

memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dapat terpenuhi dengan adanya

komunikasi. Menurut Kleinjan dalam Cangara (2007: 1), komunikasi sudah

merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas.

Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Orang yang

tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari

masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental

yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.

Selain interaksi sosial, manusia juga memiliki kebutuhan lain yang tidak kalah

penting, yaitu berkomunikasi dengan Tuhannya. Dalam ilmu komunikasi,

segala bentuk komunikasi yang dilakukan antara manusia dengan Tuhannya

(20)

tidak pernah dibahas secara luas, cukup dikatakan bahwa komunikasi

transendental adalah komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan

karenanya masuk dalam bidang agama, padahal menurut Mulyana (2001: 49)

meskipun komunikasi transendental paling sedikit dibicarakan dalam disiplin

ilmu komunikasi, karena sifatnya yang tidak dapat diamati secara empiris,

justru bentuk komunikasi inilah yang terpenting bagi manusia, karena

keberhasilan manusia melakukannya tidak saja menentukan nasibnya di dunia

tapi juga di akhirat.

Bagi umat muslim, aplikasi yang sesungguhnya dari komunikasi transendental

adalah pada saat mendirikan shalat, berdzikir, berdoa, berpuasa, dll. Shalat

merupakan ibadah utama diatas ibadah yang lain. Shalat pada dasarnya adalah

saat manusia berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, dan akan

melahirkan kesucian jasmani dan rohaniyah yang berarti sumber pendidikan

akhlak mulia yang sangat diperlukan dalam kehidupan bersama.

Shalat ialah ibadah paling utama yang diwajibkan tiap-tiap umat Islam yang

sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang terdiri dari

perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7). Melakukan shalat

artinya mengadakan komunikasi rohaniah dengan Allah SWT, dan shalat

menjadi inti dari ibadah yang dilakukan oleh umat muslim. Tujuan dari

pelaksanaan shalat adalah untuk mensucikan jiwa manusia agar dapat

berkomunikasi dengan Allah SWT dan untuk pembentukan akhlak yang

(21)

Maka sebab itu shalat menjadi tiang agama dalam agama islam (Ridho,

1997:7).

Bagi umat muslim, ajaran yang paling penting untuk dilaksanakan setiap hari

adalah shalat, terutama shalat lima waktu. Shalat lima waktu adalah shalat

fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Kelima waktu tersebut

adalah subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya’. Hukum shalat ini

adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah

menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali yang sedang berhalangan karena

sebab tertentu (Ridho, 1997: 8). Seseorang yang mengerjakan shalat lima

waktu dengan taat dianggap telah menegakkan tiang agama. Oleh karena itu

membiasakan shalat lima waktu menjadi hal penting untuk ditanamkan pada

setiap generasi terutama pada masa kanak-kanak.

Saat anak mulai memasuki usia pra sekolah (4-6 tahun), kebanyakan orangtua

akan mulai mengenalkan mereka kepada suatu lembaga pendidikan yang akan

menjadi langkah awal menimba ilmu, yaitu Taman Kanak-Kanak. Taman

Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak memiliki peran

yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal dasar-dasar

pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan keterampilan, perilaku

dan kemampuan dasar (Santoso, 2007: 2.17).

Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan mencakup bahasa,

membaca-menulis, pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan

halus, komputer dan sains, serta pendidikan agama. Pendidikan agama pada

(22)

pengetahuan anak tentang agama, dan akan membentuk manusia yang sadar

akan kewajiban nya dalam beragama (Santoso, 2007: 2.17).

Murid TK merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun, dan memiliki

karakteristik khusus seperti suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur,

riang, egosentris, suka bermain, ingin tahu (suka bertanya), banyak

gerak, dan unik (Masitoh, 2007: 1.14). Mengingat karakteristik khusus yang

dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan

memilih suatu strategi dalam melakukan setiap kegiatan secara cermat, agar

komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut

strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara

taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa

berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:

301). Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di TK tentu

saja tidak asal dilakukan. Komunikasi dengan murid yang masih memiliki

karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan

ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif.

Dan salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi

komunikasi. Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat

(23)

komunikasi dengan lawan komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan

komunikasi yang telah ditetapkan (Liliweri, 2011: 238).

Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat

menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi dengan

muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat lima

waktu pada jenjang pendidikan TK. Guru TK harus memiliki strategi

komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima

waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru

sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat

dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.

Kota Bandar Lampung memiliki banyak sekali lembaga pendidikan taman

kanak-kanak. Hampir diseluruh TK, pendidikan agama menjadi satu pelajaran

utama yang diajarkan kepada murid. Dari sekian banyak TK yang ada di Kota

Bandar Lampung, penulis tertarik untuk meneliti Ar-Raudah Playgroup and

Kindergarten karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang bernuansa

Islami yang berkualitas. Pada taman kanak-kanak yang bernuansa Islami

tentunya pendidikan agama Islam sangat diperhatikan dan diutamakan,

sehingga proses pembelajaran nilai-nilai agama Islam lebih tersusun dan

terfokus dengan baik, termasuk pada pembelajaran shalat lima waktu. Selain

itu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik

dalam pemenuhan sarana dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga

profesional yang sangat mendukung proses pembelajaran. Dan juga karena

(24)

memberikan kemudahan pada penulis untuk meneliti. Penelitian yang

dilakukan penulis ditujukan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi

yang digunakan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam proses

mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang

akan diteliti yaitu :

Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh

guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan

strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima

waktu pada murid.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi

referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan

(25)

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pikiran dan memberikan kontribusi informasi serta pengetahuan dalam

kajian ilmu komunikasi, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi para guru, agar dapat mengetahui dan mengembangkan strategi

komunikasi yang baik dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu

Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil

penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian : teori,

konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan

yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk

menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama

seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. (Masyhuri dan Zainuddin,

2008:100).

Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis dan

memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah

menganalisis tiga penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di

dalam penelitian ini, mencakup tentang strategi pembelajaran pada taman

kanak-kanak dan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Penelitian tentang strategi komunikasi guru TK pernah dilakukan oleh Dewi

Martayani, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, tahun 2011. Ia

menganalisis tentang strategi komunikasi guru TK Kartika II-31 Bandar

(27)

bahasan dalam penelitian ini menyangkut bagaimanakah strategi komunikasi

yang diterapkan oleh guru TK sebagai tenaga pengajar disekolah dalam

mengatasi sifat manja yang umumnya dimiliki oleh anak-anak. Dalam hasil

penelitian, ia menjelaskan bahwa strategi komunikasi guru TK Kartika II-31

dalam mengatasi kemanjaan anak adalah dengan pendekatan tatap muka pada

saat proses pembelajaran dan pendekatan serta kerjasama dengan orang tua

siswa. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antar pribadi

dan komunikasi kelompok. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam

mengatasi kemanjaan anak membentuk perilaku positif kepada siswa, yaitu

perilaku siswa yang tadinya manja menjadi tidak manja lagi. Bersumber dari

penelitian inilah penulis mengetahui bahwa diperlukan strategi komunikasi

khusus dalam proses pembelajaran di TK, karena karakter murid TK berbeda

dengan murid pada jenjang pendidikan lainnya. Dan dari penelitian ini penulis

ingin melengkapi penelitian tentang strategi komunikasi yang diterapkan di

taman kanak-kanak, khususnya pada pembelajaran shalat lima waktu.

Penelitian tentang pembelajaran pada anak usia dini pernah dibuat oleh

Aryani, mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Lampung, tahun 2011.

Dalam penelitiannya, Aryani menganalisis apa saja yang menjadi hambatan

dalam partisipasi belajar anak pada PAUD Ra Fadilah dan PAUD Ra

Al-Fajar. Hasil dari penelian tersebut adalah terdapat tiga faktor yang

menghambat partisipasi anak dalam belajar, yaitu: faktor kondisi keluarga,

kinerja guru, dan kondisi lingkungan sekolah. Pada faktor kondisi keluarga,

terdapat beberapa hal yang menghambat partisipasi belajar anak, anta lain:

(28)

serta suasana keluarga. Sedangkan pada faktor kinerja guru, terdapat dua hal

yang dapat menghambat partisipasi belajar anak, yaitu: strategi mengajar guru

yang kurang baik dan materi pelajaran yang tidak bervariasi sehingga

membuat anak cepat jenuh. Faktor terakhir mengenai kondisi lingkungan

sekolah, mencakup kurangnya sarana dan prasarana disekolah yang

mendukung proses belajar mengajar serta sempitnya ruang kelas yang

disediakan. Dari penelitian ini, penulis kembali melihat bahwa diperlukan

strategi yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran pada anak usia dini

agar faktor kinerja guru tidak lagi menjadi suatu hambatan dalam pertisipasi

belajar anak.

Selain itu, penelitian tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) di taman

kanak-kanak pernah dilakukan oleh Sarno, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, tahun 2009. Dalam penelitiannya, Sarno menganalisis

manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati,

yang mencakup proses pelaksanaan dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keberhasilan manajemen pembelajaran di TK Islam Tunas

Melati. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa manajemen

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati

dilaksanakan dengan cara penyusunan rencana pembelajaran dan keberhasilan

manajemen pembelajaran PAI di TK Islam Tunas Melati karena didukung

oleh guru dan karyawan yang kompeten dan bertanggung jawab atas tugas dan

kewajibannya, serta komite sekolah yang memiliki kepedulian yang besar

terhadap TK Islam Tunas Melati. Dari penelitian tersebut, penulis ingin

(29)

penelitian yang lebih rinci, yaitu dengan meneliti bagian dari Pendidikan

Agama Islam (PAI) tentang pembelajaran shalat lima waktu pada murid TK.

Tidak hanya membahas tantang manajemen pendidikan shalat lima waktu

pada murid TK, tetapi penulis melakukan penelitian tentang strategi

komunikasi yang mencakup keseluruhan manajemen maupun pelaksanaan

(30)

B. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Alo Liliweri dalam bukunya (Liliweri, 2011:240), menyebutkan bahwa kata

“strategi” berasal dari akar kata bahasa Yunani strategos yang secara harfiah

berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat strategiayang

berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam

lingkungan bisnis modern.

Kata strategos bermakna sebagai:

1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang

dengan skala akibatnya.

2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing

(ilmu perang dan bisnis).

3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang relatif

terbatas terhadap kemungkinan penyadapan informasi oleh para

pesaing.

4. Penggunaan fasilitas komunikasi untuk penyebaran informasi yang

menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.

5. Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber

daya dalam pasar informasi.

Strategi (strategy) adalah rencana komperhensif untuk mencapai tujuan

organisasi (Griffin, 2004:226). Effendy menjelaskan bahwa strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)

(31)

strategi berfungsi tidak hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan

arah saja, melainkan mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya

(Effendy, 2003:300).

2. Pengertian Strategi Komunikasi

Menurut Effendy, Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi

dan kondisi (Effendy, 2003: 301).

Liliweri dalam bukunya menyebutkan bahwa strategi komunikasi berbeda

dengan taktik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam

rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi

pengimplementasian tujuan komunikasi, sedangkan taktik adalah satu pilihan

tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditentukan

sebelumnya. Strategi komunikasi berperan memfasilitasi perubahan perilaku

untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen (2011: 240).

Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang

dapat menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi

dengan muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat

(32)

komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima

waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru

sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat

dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.

3. Tujuan Strategi Komunikasi

Liliweri menyebutkan tujuan dari strategi komunikasi meliputi: announcing,

motivating, educating, informing, and supporting decision making(2011:248).

1. Memberitahu (announcing), yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan

kualitas informasi (one of the first goals of your communications

strategy is to announce the availability of information on quality).

2. Memotivasi (motivating), yaitu informasi yang disebarkan harus dapat

memberikan motivasi bagi masyarakat.

3. Mendidik (educating) , yaitu informasi yang disampaikan harus

dikemas dalam bentukeducatingatau bersifat mendidik.

4. Menyebarkan informasi (informing), yaitu menyebarluaskan informasi

kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran.

5. Mendukung pembuatan keputusan (supporting decision making).

Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang

dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat

(33)

4. Esensi Strategi Komunikasi

Liliweri dalam bukunya menyebutkan terdapat tiga esensi utama dari praktik

strategi komunikasi (2011: 249), yaitu:

1. Strategi implementasi.

2. Strategi dukungan.

3. Strategi integrasi.

Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi dengan

beberapa kriteria atau standar kualitas.

4.1 Tahapan dalam Strategi Implementasi:

1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka

panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya

terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita

-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi

yang menjabarkan cita-cita ideal ini.

2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah

serangkaian aktivitaas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan

merupakan penjabaran dari misi.

3. Menentukan tujuan. Setiap program dan kegiatan biasanya

mempunyai tujuan yang akan diperoleh. Biasanya para perumus

kebijakan membuat definisi tentang tujuan yang akan dicapai.

4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencanaan komunikasi

menentukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi.

5. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator). Kriteria

(34)

pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan

dengan isu tertentu.

6. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilh media

yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan pengiriman

balik, atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang

mudah diakses atau yang paling disukai audiens.

7. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko

dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi.

4.2 Tahapan dalam Strategi Dukungan: 1. Mengembangkan mitra yang bernilai.

2. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.

3. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan

informasi kepada audiens.

4. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan.

4.3 Tahapan dalam Strategi Integrasi:

1. Mengintegrasikan komunikasi terutama pada level kepemimpinan.

2. Melengkapi sumber daya.

3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.

4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan

(35)

5. Strategi Komunikasi Yang Efektif

Strategi komunikasi digunakan dalam rangka pencapaian komunikasi yang

efektif sehingga tujuan tercapai. Komunikasi yang efektif terjadi bila

pesan-pesan komunikasi dapat terkirim dan diterima dengan baik. Liliweri

menjelaskan lebih dalam tentang strategi untuk mencapai komunikasi yang

efektif (2011: 256) sebagai berikut:

1. Inovasi yang adaptif (adaptive inovasion). Inovasi adalah satu bentuk

perubahan untuk meningkatkan kualitas komunikasi.

2. One voice. Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja

bekerja dengan “satu suara”.

3. Sesuaikan waktu (showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku

bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi berada tepat diatason

stage.

4. Strategi mempercepat (strategic speed). Istilah yang berkaitan dengan

bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart).

5. Disiplin berdialog. Istilah ini berkaitan dengan pengawasan terhadap

kata-kata yang diucapkan maupun yang direpresentasikan dalam

(36)

C. Tinjauan Tentang Taman Kanak-Kanak

1. Pengertian Taman Kanak-Kanak

Menurut Depdikbud yang dikutip oleh Masitoh dalam bukunya (2007: 1.6),

taman kanak-kanak adalah suatu lembaga pendidikan formal yang pertama

setelah pendidikan keluarga (rumah) dan merupakan jembatan antara rumah

dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar beserta

lingkungannya. Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak

usia dini, yaitu anak yang berusia empat sampai enam tahun. Pendidikan TK

memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta

mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Jadi, taman kanak-kanak merupakan suatu bentuk pendidikan pra sekolah

untuk anak usia 4-6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian

dan mempersiapkan anak dalam menempuh pendidikan dasar.

2. Hakikat Pembelajaran Pada Taman Kanak-Kanak

Pembelajaran yang terjadi pada taman kanak-kanak memiliki kekhasan

tersendiri. Masitoh dalam bukunya menyebutkan bahwa kegiatan

pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil

bermain (2007: 1.19). Bermain pada dasarnya mementingkan proses daripada

hasil. Menurut Bredecamp yang dikutip oleh Masitoh (2007: 1.20), bermain

merupakan wahana yang penting untuk perkebangan sosial, emosi, dan

(37)

bermain merupakan wahana paling penting yang dibutuhkan untuk

perkembangan berpikir anak (Masitoh, 2007: 1.20).

Jadi, hakikat pembelajaran di TK mengutamakan belajar sambil bermain dan

berorientasi pada perkembangan sehingga memberi kesempatan pada anak

untuk aktif melakukan berbagai kegiatan belajar dan mengembangkan seluruh

aspek perkembangan.

3. Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-Kanak

Dalam menerapkan pembelajaran pada TK tentu saja harus memperhatikan

beberapa hal, seperti tujuan dan karakteristik anak. Hal ini karena

pembelajaran yang dilakukan pada TK jelas berbeda dengan pembelajaran

yang dilakukan pada lembaga pendidikan lain. Kostelnik yang dikutip oleh

Masitoh (2007: 7.17), mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus

di TK yang relevan digunakan pada anak-anak yang berusia 3-8 tahun:

1. Kegiatan eksplanatori. Kegiatan eksplanatori memungkinkan anak

untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah

spontan, belajar membuat keputusan apa yang dilakukan, bagaimana

cara melakukannya, dan kapan melakukannya. Anak-anak dapat

menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan

memilih kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

2. Penemuan terbimbing. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak-anak

dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi

dengan benda dan manusia. Penemuan terbimbing harus memusatkan

(38)

3. Pemecahan masalah. Melalui pemecahan masalah anak-anak

merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakannya dan

merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Dalam metode

ini peranan guru adalah sebagai fasilitator.

4. Diskusi. Metode diskusi adalah salah satu strategi pembelajaran yang

menunjukkan interaksi timbal balik antara guru dengan anak maupun

anak dengan anak lainnya. Proses diskusi yang dilakukan di TK jelas

berbeda dengan proses diskusi yang dilaksanakan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

5. Belajar kooperatif. Strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran yang melibatkan anak-anak untuk bekerjasama dalam

kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam

tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas, tetapi tidak

terus menerus, dan diarahkan langsung oleh guru.

6. Demonstrasi. Demonstrasi adalah strategi pembelajaran yang

dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya

atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-tugas itu

dilaksanakan. Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan

pengajaran, dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang

harus ia lakukan di awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan

demonstrasi.

7. Pengajaran langsung. Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran

yang digunakan untuk membantu anak-anak mengenal istilah, strategi,

(39)

dari sekedar menceritakan atau menunjukkan sesuatu yang sederhana

kepada anak, tetapi merupakan gabungan darimodelling, analisis tugas,

penghargaan yang efektif, emnginformasikan, do-it-signal, dan

tantangan. Dalam strategi ini guru memiliki peran yang sangat penting.

D. Tinjauan Tentang Guru Taman Kanak-Kanak

Yufiarti dalam bukunya (2008: 1.14) menyebutkan, guru adalah pendidik dan

pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus

mempunyai semacam kualifikasi formal. Guru merupakan pekerjaan profesi

dan berkedudukan sebagai tenaga profesional. Pada taman kanak-kanak, guru

merupakan motor dalam pelaksanaan pembelajaran (Masitoh, 2007: 5.19).

Kepiawaian guru memilih dan menggunakan strategi pembelajaran akan

sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Guru TK harus mampu

memilih dan menggunakan strategi yang memungkinkan anak belajar dan

berkembang, menyenangkan bagi anak, anak dapat melibatkan seluruh

inderanya, sehingga belajar anak menjadi bermakna. Guru merupakan faktor

penentu dalam memfasilitasi belajar anak.

E. Tinjauan Tentang Murid TK

1. Pengertian Murid TK

Murid taman kanak-kanak adalah peserta didik dengan usia 4-6 tahun yang

(40)

kanak-kanak. Murid TK benar-benar masih mendapatkan bimbingan penuh dari

seorang guru. Dengan kata lain, seorang murid TK masih disuapi oleh

gurunya dalam hal menuntut ilmu. Guru masih menjadi primadona siswa

karena perannya yang sangat dibutuhkan (Gunarti, 2004: 4).

2. Karakteristik Anak Usia TK

Murid TK yang merupakan anak dengan rentang usia 4-6 tahun memiliki

karakteristik tersendiri. Bredecamp dan Copple, yang dikutip oleh Masitoh

(2007: 1.14), menyebutkan beberapa karakteristik anak usia TK, diantaranya:

1. Anak bersifat unik. Masing-masing anak berbeda satu sama lain.

Menurut Bradecamp, anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam

gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. Perilaku yang

ditampilkan anak umumnya relatif asli, tidak ditutup-tutupi.

3. Anak bersifat aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan

berbagai aktivitas. Bagi anak, gerak dan aktivitas merupakan suatu

kesenangan.

4. Egosentris. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari

sudut pandang dan kepentingannya sendiri.

5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

hal. Anak banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan

berbagai hal yang dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal

(41)

6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa

ingin tahu yang kuat terhadap suatu hal, anak lazimnya senang

menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal baru.

7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang

bersifat imajinatif.

8. Anak masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah menangis atau

mudah marah apabila keinginannya tidak terpenuhi.

9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, termasuk dengan

yang berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan.

10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali pada hal-hal yang

secara intrinsik menyenangkan.

11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Masa anak

usia dini sering disebutgolden age(usia emas) ataumagic years.

12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman. Anak mulai

menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan

teman-temannya.

Menyimak karakteristik anak tersebut, sangat jelas bahwa anak merupakan

sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang khusus baik dari

segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang

mengalami proses perkembangan yang sangat pesat.

F. Tinjauan Tentang Shalat Lima Waktu

Menurut bahasa, shalat berarti do’a dan mohon ampun (istighfar). Menurut

(42)

Islam yang sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang

terdiri dari perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7)

Salat lima waktu adalah salat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali

sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh

setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali

berhalangan karena sebab tertentu (Ridho, 1997: 8).

Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:

1. Shubuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari munculnyafajar

shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh

berakhir ketika terbitnya matahari.

2. Zhuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika matahari telah

tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu

Ashar.

3. Ashar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar diawali jika panjang

bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir

dengan terbenamnya matahari.

4. Maghrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib diawali dengan

terbenamnya matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya' diawali dengan hilangnya cahaya

merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnyafajar

(43)

Shalat lima waktu memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan

dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi umat Islam yang

menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya (Ridho, 1997: 10), diantara

keutamaan-keutamaan tersebut adalah:

1. Mendapat cinta dan ridho dari Allah SWT.

2. Selamat dari api neraka dan masuk kedalam pintu surga.

3. Pewaris surga firdaus dan kekal didalamnya.

4. Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa

5. Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah.

6. Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang

yang khusyuk.

7. Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar.

G. Teori Yang Mendukung Penelitian

Teori yang melandasi penelitian tentang strategi komunikasi guru TK dalam

mengajarkan shalat lima waktu pada murid adalah teori perolehan pemenuhan

dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh

Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan

Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk

model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh

dalam penukaran sesuatu yang disediakan oleh orang lain: jika Anda

(44)

sebagai gantinya. Metode penukaran yang sering digunakan dalam teori sosial

menyisakan kesimpulan bahwa manusia bertindak untuk meraih sesuatu dari

orang lain sebagai penukaran untuk suatu hal. Model ini berorientasi pada

kekuasaan. Dengan kata lain, kita bisa mendapatkan pemenuhan dari orang

lain jika kita mempunyai kekuatan yang cukup dalam konteks sumber dan

dapat memberikan atau menahan sesuatu yang mereka inginkan.

Terdapat enam belas strategi yang biasa digunakan untuk perolehan

pemenuhan. Namun, untuk membentuk sebuah susunan strategi atau dimensi

umum yang lebih mudah diatur, Marwell dan Schmitt melakukan penelitian

dengan menerapkan ke enam belas strategi tersebut, dan muncul lima strategi

umum yang dihasilkan:

1. Penghargaan/rewarding, contoh : sebuah janji.

2. Hukuman/punishing, contoh : ancaman.

3. Pengetahuan/ expertise, contoh: seperti yang diperlihatkan oleh

pengetahuan tentang hadiah.

4. Komitmen umum/impersonal commitment,contoh: seruan moral.

5. Komitmen personal/personal commitment,contoh: seperti hutang.

Pada pembelajaran TK, guru masih menjadi panutan utama didalam kelas dan

memiliki suatu kekuasaan untuk mengatur dan memerintah muridnya. Guru

memiliki strategi khusus dalam mengajarkan shalat lima waktu agar tercipta

suatu komunikasi yang efektif. Hal ini didukung pula oleh penggunaan hak

kekuasaan guru dalam kelas yang berkaitan dengan teori perolehan

(45)

dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan lebih patuh

terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran yang dapat

membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh

gurunya.

Dalam hal ini, hak kekuasaan guru yang termasuk dalam konteks perolehan

pemenuhan seperti: janji pemberian nilai yang bagus untuk murid yang

melaksanakan shalat lima waktu, pemberian hukuman kepada murid yang

tidak melaksanakannya, memberikan pengetahuan bahwa umat muslim yang

melaksanakan shalat lima waktu akan ditempatkan disurga dan yang tidak

melaksanakan ditempatkan dineraka, dan lain-lain. Dalam pemenuhan tujuan

mengajarkan shalat lima waktu pada murid TK, selain memerlukan strategi

khusus untuk diterapkan, perolehan pemenuhan juga dapat didukung oleh

hal-hal tersebut. Hal tersebut akan lebih mendorong murid untuk mematuhi

perintah gurunya, karena mereka akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan

apa yang mereka lakukan.

H. Kerangka Pikir

Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak

memiliki peran yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal

dasar-dasar pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan

keterampilan, perilaku dan kemampuan dasar, termasuk pula pembelajaran

tentang agama. Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di

(46)

memiliki karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan

ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif.

Salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi komunikasi.

Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau

menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasi dengan lawan

komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah

ditetapkan. Untuk itu guru harus memilih strategi yang tepat untuk

mengajarkan shalat lima waktu, agar proses pembelajaran berjalan efektif.

Begitu pula dengan Ar-Raudah Playgroup and Kidergartenyang menetapkan

strategi komunikasinyanya dalam pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran

shalat lima waktu. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana strategi

komunikasi yang diterapkan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten

dalam mengajarkan shalat lima waktu kepada muridnya yang terdiri dari tiga

esensi utama, yaitu:

1. Strategi implementasi

2. Strategi dukungan

3. Strategi integrasi

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perolehan pemenuhan

dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh

Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan

Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk

model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh

(47)

melakukan apa yang saya mau, maka saya akan memberikan Anda sesuatu

sebagai gantinya.

Dalam penelitian ini, untuk mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran,

seorang guru dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan

lebih patuh terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran

yang dapat membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang

diperintahkan oleh gurunya, seperti: janji nilai yang besar, hukuman,

penghargaan, dan lain-lain.

Bagan 1. Kerangka Pikir

GuruAr-Raudah Playgroup & Kindergarten

Murid Strategi Komunikasi:

1. Strategi implementasi

2. Strategi dukungan

3. Strategi integrasi Teori Perolehan Pemenuhan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru Taman

Kanak-Kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Oleh karena

itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Menurut

Isaac dan Michael, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang

bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2005: 22).

Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,

(49)

Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000: 4).

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, maka membantu

penulis untuk dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui dan menjelaskan strategi komunikasi guru TK dalam emngajarkan

shalat lima waktu pada murid.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ada dua maksud yang ingin dicapai dalam menentukan

fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan

fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau

memasukkan-mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh. Dengan bimbingan dan

arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis data mana yang perlu

dikumpulkan dan data mana pula yang walaupun mungkin menarik, karena

tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang

dikumpulkan (Moleong, 2000:62-63).

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi

komunikasi yang dilakukan oleh guru Ar-Raudah Playgroup and

Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid, yang terdiri

dari tiga esensi utama, yaitu:

1. Bagaimana strategi implementasi guru Ar-Raudah Playgroup and

(50)

2. Bagaimana strategi dukungan guru Ar-Raudah Playgroup and

Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

3. Bagaimana strategi integrasi guru Ar-Raudah Playgroup and

Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.

4. Bagaimana penerapan teori perolehan pemenuhan yang dilakukan guru

Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat

lima waktu pada murid.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang

berlokasi di Jalan Tamin No. 68 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.

Ar-Raudah Playgroup and Kindergartenmerupakan taman kanak-kanak yang

bernuansa islami, sehingga Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat

diperhatikan dan diutamakan. Ar-Raudah memiliki program khusus dalam

mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Selain itu Ar-Raudah Playgroup

and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik dalam pemenuhan sarana

dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga profesional yang sangat

mendukung proses pembelajaran.

D. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000: 90). Teknik

(51)

Teknik purposive bersifat tidak acak, di mana subjek penelitian dipilih

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki

beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan

atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian

dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi

diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan

kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk

dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam

memberikan informasi.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam informan yaitu, informan

formal dan informan informal.

1. Penentuan Informan

Informan Formal

Informan formal dipilih berdasarkan pada pemahaman dan pengetahuan

mengenai strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten

(52)

Adapun kriteria yang dijadikan ketentuan oleh peneliti dalam pemilihan

informan formal antara lain:

1. Informan formal adalah orang yang turut serta menentukan kebijakan

dalam penyusunan strategi komunikasi di Ar-Raudah Playgroup and

Kindergarten.

2. Turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yaitu berkaitan dengan proses

pembelajaran shalat lima waktu di sekolah, sehingga memahami seluk

beluk pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi di Ar-Raudah

Playgroup and Kindergarten.

3. Informan mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan

kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan

terkait masalah penelitian.

Adapun informan formal atau orang-orang tersebut antara lain kepala sekolah

Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendan empat orang guru pengajar yang

mewakili masing-masing kelas. Dari informan formal akan diketahui

bagaimanakah strategi komunikasi yang digunakan dalam mengajarkan shalat

lima waktu pada murid-muridnya.

Informan Informal

Informan informal dalam penelitian ini adalah murid Ar-Raudah Playgroup

and Kindergarten. Kriteria informan informal yang ditentukan oleh peneliti

antara lain:

(53)

2. Murid yang telah duduk dikelas Lebah. Hal ini karena murid-murid

yang duduk di kelas Lebah telah berusia lima tahun keatas, sehingga

mereka dirasa lebih paham dalam mencerna apa yang dipelajari

disekolah.

Adapun informan informal dalam penelitian ini adalah tiga orang murid

Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang telah duduk di kelas Lebah.

Peneliti menambahkan informan informal dengan tujuan untuk mengetahui

respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah mereka

dapatkan dari gurunya dan sejauh manakah mereka memahami pembelajaran

shalat lima waktu yang telah diterapkan disekolah.

2. Pendekatan Terhadap Informan

Pendekatan Terhadap Informan Formal

Pendekatan terhadap informan formal dilakukan secara bertahap. Pertama

dengan cara berkenalan langsung dengan membawa surat izin penelitian dan

meminta izin untuk melakukan penelitian, kemudian membuka

obrolan-obrolan ringan seputar pembelajaran di taman kanak-kanak. Sebisa mungkin

memahami karakter dari guru-guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten

agar peneliti dapat diterima baik disana, dan akan memudahkan peneliti

dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

Pendekatan Terhadap Informan Formal

Pendekatan dengan informan pendukung dilakukan dengan pendekatan

(54)

pendekatan dengan cara mengajak berkenalan, kemudian membahas tentang

hal-hal ringan yang umumnya disukai oleh anak-anak. Peneliti ikut serta

bergabung dalam obrolan dan permainan anak-anak agar informan merasa

bahwa peneliti adalah bagian dari mereka. Selain itu peneliti juga dapat

memberikan hadiah ringan, seperti makanan khas anak-anak kesukaan

informan (chiki, coklat, permen, dll). Hal ini dapat membuat mereka merasa

senang dan membuat mereka lebih dekat dengan peneliti dan akhirnya dapat

melakukan komunikasi yang baik dengan peneliti.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik

melalui pengamatan sendiri, maupun melalui daftar pertanyaan yang telah

disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui

wawancara dengan informan yang dianggap mengetahui segala

permasalahan yang akan diteliti.

2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data

lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data

sekunder diperoleh dari observasi dan literatur yang relevan dengan

(55)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui :

1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara mendalam (Indepth Interview) yaitu teknik mengumpulkan

data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada

informan penelitian. Peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang

relevan dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan kepada beberapa

informan yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar pertanyaan.

Dalam proses wawancara, peneliti merekam atau dan mencatat hasil

jawaban yang diberikan oleh informan. Data yang ingin dicari peneliti

dalam wawancara mendalam ini sesuai dengan informan penelitian, yaitu:

a. Dari informan formal, peneliti ingin mendapatkan data-data tentang

strategi komunikasi yang diterapkan dalam mengajarkan shalat lima

waktu pada murid. Mulai dari strategi implementasinya, strategi

dukungan, maupun strategi integrasi.

b. Dari informan pendukung, peneliti ingin mengetahui bagaimana

respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah

mereka dapatkan dari gurunya, sejauh manakah mereka memahami

pembelajaran shalat lima waktu yang diterapkan disekolah.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi

penelitian, yaitu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten. Dengan

(56)

yang lebih nyata. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung

dengan cara:

a. Ikut serta dalam proses pembelajaran dikelas, mulai dari masuk

sampai pulang.

b. Ikut serta dalam kegiatan praktek shalat lima waktu yang diadakan

setiap hari Selasa.

Observasi tersebut dapat membantu peneliti dalam mengamati strategi

yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran shalat lima waktu kepada

muridnya. Serta dapat membantu peneliti dalam melihat respon murid

terhadap strategi pembelajaran yang mereka terima.

3. Studi kepustakaan (studi literatur)

Pengumpulan data dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.

Literatur yang digunakan penulis tidak hanya berupa buku – buku tetapi

juga melalui internet berupa jurnal–jurnal, skripsi sebelumnya, dan data–

data lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

4. Dokumentasi

Bahan dokumen foto yang diperoleh dari objek penelitian yang

menggambarkan strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and

(57)

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang

perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa

referensi tentang metode penelitian ilmiah, langkah-langkah yang perlu

dilakukan dalam proses pengolahan data penelitian ini yaitu (Bungin, 2009:

253):

1. Editing(Pengeditan)

Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu diedit. Dengan kata lain,

data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan

(record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide

(pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki apabila

masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan karena

peneliti harus memiliki catatan yang sempurna dalam penelitiannya.

Catatan yang harus sempurna dalam pengertian bahwa semua

pertanyaan harus dijawab. Jangan ada satupun jawaban yang tidak

dijawab oleh informan.

2. Interpretasi

Data penelitian yang telah didapat peneliti kemudian diinterpretasikan

dan diklasifikasikan secara detail untuk kemudian dilakukan penarikan

Gambar

Tabel 1. Identitas Informan Formal
Tabel 2. Identitas Informan Pendukung
Tabel 3. Tujuan Pembelajaran Shalat Lima Waktu
Tabel 4. Program dan Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait