COMMUNICATION STRATEGIES OF KINDERGARTEN TEACHERS IN TEACHING FIVE DAILY PRAYERS TO THE STUDENTS
(Studies in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)
By:
JESYKA MUTIARA YUDA
Five daily prayers as the main worship for Muslims should be taught to children early, in order to create a religious person. Five daily prayers lesson have been generally given to children since they were sitting in kindergarten. Students who are children in the range of 4-6 years age, have the particular characteristics that are different from adults. Remembering the special characteristics that the students had, kindergarten teachers have to develop and choose a strategy in teaching the five daily prayers carefully, in order to make communications run properly and effectively.
The problem formulation in this research is: How does the kindergarten’s communication strategy that implemented by teachers in teaching five daily prayers to the students? The purpose of this research is to determine, describe, and explain the communication strategies of kindergarten teachers in teaching five daily prayers to the students.
The theory that support this research is acquisition fulfillment theory. This research uses a descriptive qualitative method and focused on the implementation strategy, supporting strategy, integration strategy, and the application of acquisition fulfillment theory in teaching five daily prayers to the students. Informants in this research is the Principal and Teacher in Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten who are chosen by the purposive sampling technique (intentional). To find out the success of communication strategies, the author adds 3 informal informant who are the student at Ar-Raudah. Data analysis techniques in this research is using the technique of data reduction, display, and verification.
STRATEGI KOMUNIKASI GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM MENGAJARKAN SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID
(Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten)
Oleh
JESYKA MUTIARA YUDA
Shalat lima waktu sebagai ibadah utama bagi umat muslim harus diajarkan pada anak sejak dini agar tercipta manusia yang taat beragama. Pelajaran shalat lima waktu umumnya telah diberikan kepada anak sejak mereka duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Murid yang merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan dengan orang dewasa. Mengingat karakteristik khusus yang dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan memilih suatu strategi dalam mengajarkan shalat lima waktu secara cermat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid? Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.
Oleh
JESYKA MUTIARA YUDA Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
JESYKA MUTIARA YUDA 0816031039
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Alhamdulillahhirabbil’alamin...
Teriring rasa cinta dan syukurku pada Sang Pencipta yang Maha Cinta, Allah SWT
Kupersembahkan karyaku ini kepada...
Papah ku tercinta Damami dan Mamah ku tersayang Yusniar, S.Pd.
Dengan curahan kasih sayangnya yang tak terhingga, kesabaran, perhatian, pengorbanan dan iringan doa tulus disetiap langkah anakmu ini...
Ayuk ku Erlyn Septiara Yuda, S.Sos. beserta Kakak Ipar ku Tedi Santoso, SE. terimakasih atas doa dan pengalaman hidup yang kalian berikan. Adik ku M.
Alfindo, yang memberikan warna keceriaan dan membuatku selalu bersemangat untuk menjadi yang terbaik untuk kalian.
Keponakanku yang lucu dan menggemaskan...
Seseorang yang telah memberikan tulang rusuknya kepadaku,
imamku didunia dan akhirat kelak...
Semua sahabat dan orang-orang yang menyayangiku...
Almamater tercinta...
SHALAT LIMA WAKTU PADA MURID (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)
Nama Mahasiswa : Jesyka Mutiara Yuda
Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031039
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Drs. Sarwoko, M.Si NIP. 19571019 198603 1001
2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Sarwoko, M.Si. ...
Penguji Utama :Wulan Suciska, S.I.Kom, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Drs. Agus Hadiawan, M.Si.
NIP. 19580109 198603 1 002
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9
Januari 1991. Penulis merupakan putri kedua dari tiga
bersaudara, buah hati dari pasangan Damami dengan
Yusniar, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan SD
Negeri 6 Gedung Air pada tahun 2002, SMP Negeri 1
Bandar Lampung pada tahun 2005, dan SMA Negeri 9
Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui
jalur SNMPTN.
Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2009-2010 sebagai anggota
bidang penyiaran, diteruskan pada periode kepengurusan 2010-2011 sebagai
Ketua Bidang Penyiaran. Selain itu, penulis juga terdaftar sebagai anggota
Sanggar Tari Bunga Mayang dan aktif dalam pementasan-pementasan yang ada.
Beberapa prestasi sempat diraih oleh penulis, diantaranya Juara 3 Festival Film
Indie Darmajaya 2011 atas film “Dewasa?”, Juara 3 se-Indonesia “Festival
Kebudayaan Kemilau Nusantara” yang diadakan di Bandung pada tahun 2010,
berkesempatan menari dihadapan Wakil Presiden RI Bapak Boediyono pada acara
pembukaan “INACRAFT 2011 (International Handicraft Trade Fair)” di Balai
Sidang Jakarta Convention Center pada tahun 2011, dan terpilih menjadi salah
satu LO (Liaison Officer) pada acara OVJ Roadshow Lampung yang diadakan
Agustus 2011. Dengan tema KKN “Meningkatkan Kesadaran Hukum
Masyarakat’, Penulis mencoba mensosialisasikan pentingnya sadar hukum bagi
kehidupan masyarakat.
Kampus merupakan tempat yang menyenangkan bagi Penulis, karena menjadi
Mahasiswa merupakan salah satu jalan untuk bisa menemukan dan
mengembangkan bakat, minat mencoba hal-hal baru, berinteraksi dengan banyak
orang, mendapatkan pengalaman berharga dan semua itu merupakan anugerah
yang selalu disyukuri, karena disinilah Penulis mendapatkan ilmu, pengetahuan,
Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, nikmat dan kehendak-Nya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judul“Strategi Komunikasi
Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi pada Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten)“ sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penulisan maupun penyususnan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang
membangun demi perbaikan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dikemudian hari.
Berbekal kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, tanpa adanya
bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak skripsi ini tidak
mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar–besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang selalu mengiringi langkah dan menguatkan dalam
menghadapi semua cobaan hidup.
2. Papah Damami dan Mamah Yusniar, S.Pd. Terima kasih atas semua
ini dapat membalas setiap keringat kerja keras dan air mata pada setiap
doa yang kalian panjatkan untukku.
3. Untuk Ayukku Erlyn Septiara Yuda S.Sos. dan Kakak Iparku Tedy
Santoso, SE. Terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan moral dan
materiil yang kalian berikan. Adikku Alfindo, terimakasih untuk canda
tawa yang kalian. Semoga kita semua bisa menjadi anak yang dapat
membahagiakan dan membanggakan mamah dan papah. Amiiiiin.
4. Untuk seluruh keluarga besarku, dan sepupu-sepupuku yang selalu
memberikan kecerian dalam setiap kebersamaan. Semoga kita tetap selalu
bisa menjaga nama baik keluarga, sukses untuk kita semua. Untuk Alm.
M. DioDharma U., wait us there, one day we’ll meet again.. :’)
5. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi,
sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak
waktu membimbing dan memberikan penulis banyak ilmu dan
pengetahuan yang bermanfaat dalam perkuliahan maupun dalam
kehidupan. Untuk keikhlasannya membantu mahasiswa dan
keramahtamahan Bapak selama ini yang membuat mahasiswa dekat
dengan Bapak.
7. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si., selaku Dosen Pembahas skripsi yang
8. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik penulis.
9. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Ibu Hestin, Ibu Nina, Ibu Dhanik, Ibu
Anna, Ibu Windah, Pak Agung, Pak Tony, Pak Andy, Pak Riza, Pak
Teguh, Pak Firman, Pak Cahyono, Pak Rudy dan semuanya. Semoga
Allah selalu memberikan rahmatNya atas semua ilmu yang kalian berikan.
10. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung,
khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul dan Pak Pitoyo
yang telah membantu kelancaran seminar dan ujian skripsi penulis.
11. Guru-gura beserta staf dan murid-murid Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten yang telah memudahkan jalannya penelitian.
12. Sahabatku Yenni Aprilia, Indriyani, Queen Prinasya, dan Chyntia Giska,
yang selalu memberikan motivasi, doa, dan semangat sejak dahulu hingga
sekarang. Semoga persahabatan dan persaudaraan kita langgeng sampai
kita tua nanti. Tetap berusaha yang terbaik dan sukses untuk kita!!!
13. Ade Nur Istiani dan Dwi Elok Fitricia, untuk perannya yang multifungsi
sebagai teman berantem dan adu argumen, sahabat berpetualang berbagi
suka dan duka, saudara yang tak pernah pernah bosan memotivasi dan
membantu dalam hal apapun, sahabat yang selalu perhatian dan
memberikan nasehat disaat gundah serta kesetiaan dan kesabarannya untuk
menemani perjalanan hidup ini semakin indah. Walaupun sering ga
konsisten, sering bikin emosi, tapi gw tetep cinta kalian! :**
14. Teruntuk sahabat, saudara, teman se-perkongekan tercinta: Ulek (yang
tante! Semoga segera kembali ke jalan yg lurus), Puspa (semoga bisa jadi
presenter jejak petualang ya mbak), Tiya (jangan ngaret2 lg ya dek!),
Nadya (ternyata pacar lo banyak ya nad -_-), Uci (maap ya ci, pernah
ngerusakin motornya T.T), Ayam (si pahlawan kompre, hiks. Semoga atin
sama lo jadi beneran ya yam, amiin :D), Faruk (temen gegalauan, tetapkan
hati ruk, makasih saran2nya), Ari (Mr. Sarukh khan, semoga segera
ketemu sama jodohnya), Indra (Ayang2an ala-ala di kampus, jgn ada kata2
galau lagi, fokus kerjain skripsi. Inget DREAM, EFFORT and PRAY!).
Terimakasih untuk semangat, senyum, canda, tawa, air mata yang kita bagi
bersama. Semoga persahabatan kita selalu ada sampai tua nanti. Sukses
untuk kita semua!
15. Teman-teman komunikasi 2008 : Teteh Anyun (nikah undang2 ya teh),
Ledia dan Felin (sukses karirnya), Achi (inget, gw moderator lo 2x chi
hha), Memey (jangan marah2 terus ya mey), Jemeita (sang pahlawan
pulsa), Intong, Herda, Embun, Helda Wati, HeldaNur, Pinta, Arimay, Puji,
Dwi, Ibu Polwan Grace, Zilfin (ditunggu undangan nya sama mamix),
Cyoong Ajeng (ga galau2 lagi ya cyoong), Pakde Bocil (makan yg banyak
pakde :p), Vera(temen seperjuangan dari SMP :’)), Diah, Nova, Anggel,
Rani (ayook pakai rok!), Uni Ayu (semoga bisnisnya sukses), Fitri, Dora.
Papi Jo (ketua angkatan yang menjalankan tugas dengan baik, diet jo,
diet!!), Sandy (fokus dung, fokus!), Fitra (kerjain tum skripsinya, jangan
ngilang2), Eduy (sukses duy), Babang Rangga Petot (semangat bang
Duwi, Bastian RM, Aulia, Satria (benerin kuliah lo sat), Reza Bean (ni
hobinya bikin orang bego), Okky, Amri, Arya (makan yg banyak pliiss),
Eka, Buya Aji, Patrik, Evan (yang ini punya kenangan sama sahabat gw
huehee), Ali, Barni, Amal. Terimakasih banyak teman-teman semua yang
telah memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua
Komunikasi 2008 !!
16. Kakak-kakak Komunikasi: Kak Nandra, Kak Ricky, Kak Heru, Mbak Sya,
Mbak Nina, Mbak Dedek, Kak Kiting, Kak Feri, Kak Krisna, Kak Hafis,
Mbak Dhia, Mbak Aul, Mbak Arin, Mbak Meylin, Mbak Ade, Kak
Cemen, Boengky, Ngkong Fatir, Kak Aghi, Bang Doy, Kak Bongkeng
(terimakasih semua nasehatnya) dan kakak-kakak yang lain, maaf tidak
dapat disebutkan semuanya. Terimakasih untuk pengalaman dan
pengetahuan yang diberikan kepada penulis.
17. Teman-teman Komunikasi 2009-2011 : Mei dan Radhit (makasih sering
jadi tempat curhat), Filly, Yoan, Farah, Rezita, Yulia, Cia, Jesrian, Ibe, Ije
(punya kenangan jg sama sahabat gw), ndruuHC, Cacing Fadli sayang,
Olan, Panji, Stella, Rica, Ami, Dewi, Rina, Shinta, Fie, Tia, Deka, Ardika,
Adit, Ahong, Togar, Ajul, Metal, Arta, Agung. Maaf tidak bisa
menyebutkan semuanya. Semangat dan segera menyusul ya..!!
18. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA yang membuat penulis
semakin dewasa dalam bertindak maupun berfikir.
19. Keluarga besar Sanggar Bunga Mayang: Kak Jon, Bunda, Mbak Rambut,
20. Teman-teman KKN di Tanjung Rusia: Nindy, Elize, Riki, Richard, Roni,
Mu’in, Syahridi, dan untuk Kak Ana, Firman, Emak, Bang Ijal,
terimakasih untuk kebersamaannya selama 40 hari yang memberikan
banyak ilmu yang bermanfaat.
21.Beat ‘Si Hitam’ yang selalu nemenin kemanapun dan Laptop 4540 yang
sangat berjasa dalam pembuatan skripsi ini.
22. Kantin Emak, kantin Mba Ens, kantin tekwan FKIP, Batagor aa’, yang
telah mempermudah penulis mencari makan ditengah kelaparan yang
melanda.
23. Teman-teman SD, SMP, SMA penulis, especially Ryani Ningtyas,
terimakasih untuk kebersamaan kita
24. Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya.
Penulis,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Jesyka Mutiara Yuda
NPM : 0816031039
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Almat Rumah : Jalan Bakti II No. 301 Susunan Baru, B. Lampung
No HP/Tlp Rumah : 085768588891
Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Komunikasi Guru Taman Kanak-Kanak Dalam Mengajarkan Shalat Lima Waktu Pada Murid (Studi padaAr-Raudah Playgroup and Kindergarten) adalah benar – benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang
lain.
Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak–pihak yang merasa
keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam
tekanan pihak–pihak manapun.
Bandar Lampung, 8 Februari 2012
Saya yang menyatakan,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berhubungan
dengan manusia lainnya untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi demi
memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dapat terpenuhi dengan adanya
komunikasi. Menurut Kleinjan dalam Cangara (2007: 1), komunikasi sudah
merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas.
Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Orang yang
tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari
masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental
yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.
Selain interaksi sosial, manusia juga memiliki kebutuhan lain yang tidak kalah
penting, yaitu berkomunikasi dengan Tuhannya. Dalam ilmu komunikasi,
segala bentuk komunikasi yang dilakukan antara manusia dengan Tuhannya
tidak pernah dibahas secara luas, cukup dikatakan bahwa komunikasi
transendental adalah komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan
karenanya masuk dalam bidang agama, padahal menurut Mulyana (2001: 49)
meskipun komunikasi transendental paling sedikit dibicarakan dalam disiplin
ilmu komunikasi, karena sifatnya yang tidak dapat diamati secara empiris,
justru bentuk komunikasi inilah yang terpenting bagi manusia, karena
keberhasilan manusia melakukannya tidak saja menentukan nasibnya di dunia
tapi juga di akhirat.
Bagi umat muslim, aplikasi yang sesungguhnya dari komunikasi transendental
adalah pada saat mendirikan shalat, berdzikir, berdoa, berpuasa, dll. Shalat
merupakan ibadah utama diatas ibadah yang lain. Shalat pada dasarnya adalah
saat manusia berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, dan akan
melahirkan kesucian jasmani dan rohaniyah yang berarti sumber pendidikan
akhlak mulia yang sangat diperlukan dalam kehidupan bersama.
Shalat ialah ibadah paling utama yang diwajibkan tiap-tiap umat Islam yang
sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang terdiri dari
perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7). Melakukan shalat
artinya mengadakan komunikasi rohaniah dengan Allah SWT, dan shalat
menjadi inti dari ibadah yang dilakukan oleh umat muslim. Tujuan dari
pelaksanaan shalat adalah untuk mensucikan jiwa manusia agar dapat
berkomunikasi dengan Allah SWT dan untuk pembentukan akhlak yang
Maka sebab itu shalat menjadi tiang agama dalam agama islam (Ridho,
1997:7).
Bagi umat muslim, ajaran yang paling penting untuk dilaksanakan setiap hari
adalah shalat, terutama shalat lima waktu. Shalat lima waktu adalah shalat
fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Kelima waktu tersebut
adalah subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya’. Hukum shalat ini
adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah
menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali yang sedang berhalangan karena
sebab tertentu (Ridho, 1997: 8). Seseorang yang mengerjakan shalat lima
waktu dengan taat dianggap telah menegakkan tiang agama. Oleh karena itu
membiasakan shalat lima waktu menjadi hal penting untuk ditanamkan pada
setiap generasi terutama pada masa kanak-kanak.
Saat anak mulai memasuki usia pra sekolah (4-6 tahun), kebanyakan orangtua
akan mulai mengenalkan mereka kepada suatu lembaga pendidikan yang akan
menjadi langkah awal menimba ilmu, yaitu Taman Kanak-Kanak. Taman
Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak memiliki peran
yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal dasar-dasar
pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan keterampilan, perilaku
dan kemampuan dasar (Santoso, 2007: 2.17).
Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan mencakup bahasa,
membaca-menulis, pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan
halus, komputer dan sains, serta pendidikan agama. Pendidikan agama pada
pengetahuan anak tentang agama, dan akan membentuk manusia yang sadar
akan kewajiban nya dalam beragama (Santoso, 2007: 2.17).
Murid TK merupakan anak-anak dalam rentang usia 4-6 tahun, dan memiliki
karakteristik khusus seperti suka meniru, ingin mencoba, spontan, jujur,
riang, egosentris, suka bermain, ingin tahu (suka bertanya), banyak
gerak, dan unik (Masitoh, 2007: 1.14). Mengingat karakteristik khusus yang
dimiliki para murid tersebut, tenaga pengajar di TK harus menyusun dan
memilih suatu strategi dalam melakukan setiap kegiatan secara cermat, agar
komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan tepat dan efektif.
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa
berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:
301). Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di TK tentu
saja tidak asal dilakukan. Komunikasi dengan murid yang masih memiliki
karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan
ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif.
Dan salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi
komunikasi. Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat
komunikasi dengan lawan komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan
komunikasi yang telah ditetapkan (Liliweri, 2011: 238).
Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat
menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi dengan
muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat lima
waktu pada jenjang pendidikan TK. Guru TK harus memiliki strategi
komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima
waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru
sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat
dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.
Kota Bandar Lampung memiliki banyak sekali lembaga pendidikan taman
kanak-kanak. Hampir diseluruh TK, pendidikan agama menjadi satu pelajaran
utama yang diajarkan kepada murid. Dari sekian banyak TK yang ada di Kota
Bandar Lampung, penulis tertarik untuk meneliti Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang bernuansa
Islami yang berkualitas. Pada taman kanak-kanak yang bernuansa Islami
tentunya pendidikan agama Islam sangat diperhatikan dan diutamakan,
sehingga proses pembelajaran nilai-nilai agama Islam lebih tersusun dan
terfokus dengan baik, termasuk pada pembelajaran shalat lima waktu. Selain
itu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik
dalam pemenuhan sarana dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga
profesional yang sangat mendukung proses pembelajaran. Dan juga karena
memberikan kemudahan pada penulis untuk meneliti. Penelitian yang
dilakukan penulis ditujukan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
yang digunakan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam proses
mengajarkan shalat lima waktu pada murid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan diteliti yaitu :
Bagaimanakah strategi komunikasi taman kanak-kanak yang diterapkan oleh
guru dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan
strategi komunikasi guru taman kanak-kanak dalam mengajarkan shalat lima
waktu pada murid.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dan memberikan kontribusi informasi serta pengetahuan dalam
kajian ilmu komunikasi, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi para guru, agar dapat mengetahui dan mengembangkan strategi
komunikasi yang baik dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu
Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil
penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian : teori,
konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan
yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk
menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama
seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. (Masyhuri dan Zainuddin,
2008:100).
Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis dan
memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah
menganalisis tiga penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di
dalam penelitian ini, mencakup tentang strategi pembelajaran pada taman
kanak-kanak dan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Penelitian tentang strategi komunikasi guru TK pernah dilakukan oleh Dewi
Martayani, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, tahun 2011. Ia
menganalisis tentang strategi komunikasi guru TK Kartika II-31 Bandar
bahasan dalam penelitian ini menyangkut bagaimanakah strategi komunikasi
yang diterapkan oleh guru TK sebagai tenaga pengajar disekolah dalam
mengatasi sifat manja yang umumnya dimiliki oleh anak-anak. Dalam hasil
penelitian, ia menjelaskan bahwa strategi komunikasi guru TK Kartika II-31
dalam mengatasi kemanjaan anak adalah dengan pendekatan tatap muka pada
saat proses pembelajaran dan pendekatan serta kerjasama dengan orang tua
siswa. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antar pribadi
dan komunikasi kelompok. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam
mengatasi kemanjaan anak membentuk perilaku positif kepada siswa, yaitu
perilaku siswa yang tadinya manja menjadi tidak manja lagi. Bersumber dari
penelitian inilah penulis mengetahui bahwa diperlukan strategi komunikasi
khusus dalam proses pembelajaran di TK, karena karakter murid TK berbeda
dengan murid pada jenjang pendidikan lainnya. Dan dari penelitian ini penulis
ingin melengkapi penelitian tentang strategi komunikasi yang diterapkan di
taman kanak-kanak, khususnya pada pembelajaran shalat lima waktu.
Penelitian tentang pembelajaran pada anak usia dini pernah dibuat oleh
Aryani, mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Lampung, tahun 2011.
Dalam penelitiannya, Aryani menganalisis apa saja yang menjadi hambatan
dalam partisipasi belajar anak pada PAUD Ra Fadilah dan PAUD Ra
Al-Fajar. Hasil dari penelian tersebut adalah terdapat tiga faktor yang
menghambat partisipasi anak dalam belajar, yaitu: faktor kondisi keluarga,
kinerja guru, dan kondisi lingkungan sekolah. Pada faktor kondisi keluarga,
terdapat beberapa hal yang menghambat partisipasi belajar anak, anta lain:
serta suasana keluarga. Sedangkan pada faktor kinerja guru, terdapat dua hal
yang dapat menghambat partisipasi belajar anak, yaitu: strategi mengajar guru
yang kurang baik dan materi pelajaran yang tidak bervariasi sehingga
membuat anak cepat jenuh. Faktor terakhir mengenai kondisi lingkungan
sekolah, mencakup kurangnya sarana dan prasarana disekolah yang
mendukung proses belajar mengajar serta sempitnya ruang kelas yang
disediakan. Dari penelitian ini, penulis kembali melihat bahwa diperlukan
strategi yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran pada anak usia dini
agar faktor kinerja guru tidak lagi menjadi suatu hambatan dalam pertisipasi
belajar anak.
Selain itu, penelitian tentang Pendidikan Agama Islam (PAI) di taman
kanak-kanak pernah dilakukan oleh Sarno, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, tahun 2009. Dalam penelitiannya, Sarno menganalisis
manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati,
yang mencakup proses pelaksanaan dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keberhasilan manajemen pembelajaran di TK Islam Tunas
Melati. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa manajemen
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Islam Tunas Melati
dilaksanakan dengan cara penyusunan rencana pembelajaran dan keberhasilan
manajemen pembelajaran PAI di TK Islam Tunas Melati karena didukung
oleh guru dan karyawan yang kompeten dan bertanggung jawab atas tugas dan
kewajibannya, serta komite sekolah yang memiliki kepedulian yang besar
terhadap TK Islam Tunas Melati. Dari penelitian tersebut, penulis ingin
penelitian yang lebih rinci, yaitu dengan meneliti bagian dari Pendidikan
Agama Islam (PAI) tentang pembelajaran shalat lima waktu pada murid TK.
Tidak hanya membahas tantang manajemen pendidikan shalat lima waktu
pada murid TK, tetapi penulis melakukan penelitian tentang strategi
komunikasi yang mencakup keseluruhan manajemen maupun pelaksanaan
B. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Alo Liliweri dalam bukunya (Liliweri, 2011:240), menyebutkan bahwa kata
“strategi” berasal dari akar kata bahasa Yunani strategos yang secara harfiah
berarti “seni umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat strategiayang
berarti “keahlian militer” yang belakangan diadaptasikan lagi kedalam
lingkungan bisnis modern.
Kata strategos bermakna sebagai:
1. Keputusan untuk melakukan suatu tindakan dalam jangka panjang
dengan skala akibatnya.
2. Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan posisi para pesaing
(ilmu perang dan bisnis).
3. Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran informasi yang relatif
terbatas terhadap kemungkinan penyadapan informasi oleh para
pesaing.
4. Penggunaan fasilitas komunikasi untuk penyebaran informasi yang
menguntungkan berdasarkan analisis geografis dan topografis.
5. Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan penggunaan sumber
daya dalam pasar informasi.
Strategi (strategy) adalah rencana komperhensif untuk mencapai tujuan
organisasi (Griffin, 2004:226). Effendy menjelaskan bahwa strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
strategi berfungsi tidak hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja, melainkan mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya
(Effendy, 2003:300).
2. Pengertian Strategi Komunikasi
Menurut Effendy, Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi
dan kondisi (Effendy, 2003: 301).
Liliweri dalam bukunya menyebutkan bahwa strategi komunikasi berbeda
dengan taktik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam
rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi
pengimplementasian tujuan komunikasi, sedangkan taktik adalah satu pilihan
tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditentukan
sebelumnya. Strategi komunikasi berperan memfasilitasi perubahan perilaku
untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen (2011: 240).
Dalam penelitian ini, strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang
dapat menempatkan posisi seorang guru secara tepat ketika berkomunikasi
dengan muridnya, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran shalat
komunikasi yang tepat dalam mengemas materi pelajaran tentang shalat lima
waktu sesuai dengan kondisi psikologis murid. Dengan demikian, guru
sebagai komunikator dapat memberikan pengajaran yang efektif dan dapat
dengan mudah dimengerti oleh murid dalam mempelajari shalat lima waktu.
3. Tujuan Strategi Komunikasi
Liliweri menyebutkan tujuan dari strategi komunikasi meliputi: announcing,
motivating, educating, informing, and supporting decision making(2011:248).
1. Memberitahu (announcing), yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan
kualitas informasi (one of the first goals of your communications
strategy is to announce the availability of information on quality).
2. Memotivasi (motivating), yaitu informasi yang disebarkan harus dapat
memberikan motivasi bagi masyarakat.
3. Mendidik (educating) , yaitu informasi yang disampaikan harus
dikemas dalam bentukeducatingatau bersifat mendidik.
4. Menyebarkan informasi (informing), yaitu menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran.
5. Mendukung pembuatan keputusan (supporting decision making).
Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang
dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat
4. Esensi Strategi Komunikasi
Liliweri dalam bukunya menyebutkan terdapat tiga esensi utama dari praktik
strategi komunikasi (2011: 249), yaitu:
1. Strategi implementasi.
2. Strategi dukungan.
3. Strategi integrasi.
Ketiga esensi tersebut membingkai praktik strategi komunikasi dengan
beberapa kriteria atau standar kualitas.
4.1 Tahapan dalam Strategi Implementasi:
1. Mengidentifikasi visi dan misi. Visi merupakan cita-cita ideal jangka
panjang yang dapat dicapai oleh komunikasi. Rumusan visi biasanya
terdiri dari “beberapa kata” yang mengandung tujuan, harapan, cita
-cita ideal komunikasi. Dari rumusan visi itulah akan dirumuskan misi
yang menjabarkan cita-cita ideal ini.
2. Menentukan program dan kegiatan. Program dan kegiatan adalah
serangkaian aktivitaas yang harus dikerjakan, program dan kegiatan
merupakan penjabaran dari misi.
3. Menentukan tujuan. Setiap program dan kegiatan biasanya
mempunyai tujuan yang akan diperoleh. Biasanya para perumus
kebijakan membuat definisi tentang tujuan yang akan dicapai.
4. Seleksi audiens yang menjadi sasaran. Perencanaan komunikasi
menentukan kategori audiens yang menjadi sasaran komunikasi.
5. Identifikasi pembawa pesan (tampilan komunikator). Kriteria
pengetahuan, keahlian, profesional, dan keterampilan yang berkaitan
dengan isu tertentu.
6. Mekanisme komunikasi/media. Kriterianya adalah memilh media
yang dapat memperlancar mekanisme pengiriman dan pengiriman
balik, atau pertukaran informasi. Kriteria media adalah media yang
mudah diakses atau yang paling disukai audiens.
7. Scan konteks dan persaingan. Kriterianya adalah menghitung resiko
dan konteks yang akan mempengaruhi strategi komunikasi.
4.2 Tahapan dalam Strategi Dukungan: 1. Mengembangkan mitra yang bernilai.
2. Melatih para pembawa atau penyebar pesan.
3. Mengembangkan semacam tata aturan bagi kegiatan penyebarluasan
informasi kepada audiens.
4. Mengontrol setiap tahapan/jenis kegiatan.
4.3 Tahapan dalam Strategi Integrasi:
1. Mengintegrasikan komunikasi terutama pada level kepemimpinan.
2. Melengkapi sumber daya.
3. Mengintegrasikan komunikasi melalui organisasi.
4. Melibatkan staf pada semua level untuk memberikan dukungan dan
5. Strategi Komunikasi Yang Efektif
Strategi komunikasi digunakan dalam rangka pencapaian komunikasi yang
efektif sehingga tujuan tercapai. Komunikasi yang efektif terjadi bila
pesan-pesan komunikasi dapat terkirim dan diterima dengan baik. Liliweri
menjelaskan lebih dalam tentang strategi untuk mencapai komunikasi yang
efektif (2011: 256) sebagai berikut:
1. Inovasi yang adaptif (adaptive inovasion). Inovasi adalah satu bentuk
perubahan untuk meningkatkan kualitas komunikasi.
2. One voice. Strategi komunikasi mengandalkan seluruh kerabat kerja
bekerja dengan “satu suara”.
3. Sesuaikan waktu (showtime). Istilah yang digunakan oleh para pelaku
bisnis untuk menggambarkan semua komunikasi berada tepat diatason
stage.
4. Strategi mempercepat (strategic speed). Istilah yang berkaitan dengan
bekerja cepat dan cerdas (working fast and smart).
5. Disiplin berdialog. Istilah ini berkaitan dengan pengawasan terhadap
kata-kata yang diucapkan maupun yang direpresentasikan dalam
C. Tinjauan Tentang Taman Kanak-Kanak
1. Pengertian Taman Kanak-Kanak
Menurut Depdikbud yang dikutip oleh Masitoh dalam bukunya (2007: 1.6),
taman kanak-kanak adalah suatu lembaga pendidikan formal yang pertama
setelah pendidikan keluarga (rumah) dan merupakan jembatan antara rumah
dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar beserta
lingkungannya. Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak
usia dini, yaitu anak yang berusia empat sampai enam tahun. Pendidikan TK
memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta
mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Jadi, taman kanak-kanak merupakan suatu bentuk pendidikan pra sekolah
untuk anak usia 4-6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
dan mempersiapkan anak dalam menempuh pendidikan dasar.
2. Hakikat Pembelajaran Pada Taman Kanak-Kanak
Pembelajaran yang terjadi pada taman kanak-kanak memiliki kekhasan
tersendiri. Masitoh dalam bukunya menyebutkan bahwa kegiatan
pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain (2007: 1.19). Bermain pada dasarnya mementingkan proses daripada
hasil. Menurut Bredecamp yang dikutip oleh Masitoh (2007: 1.20), bermain
merupakan wahana yang penting untuk perkebangan sosial, emosi, dan
bermain merupakan wahana paling penting yang dibutuhkan untuk
perkembangan berpikir anak (Masitoh, 2007: 1.20).
Jadi, hakikat pembelajaran di TK mengutamakan belajar sambil bermain dan
berorientasi pada perkembangan sehingga memberi kesempatan pada anak
untuk aktif melakukan berbagai kegiatan belajar dan mengembangkan seluruh
aspek perkembangan.
3. Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-Kanak
Dalam menerapkan pembelajaran pada TK tentu saja harus memperhatikan
beberapa hal, seperti tujuan dan karakteristik anak. Hal ini karena
pembelajaran yang dilakukan pada TK jelas berbeda dengan pembelajaran
yang dilakukan pada lembaga pendidikan lain. Kostelnik yang dikutip oleh
Masitoh (2007: 7.17), mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus
di TK yang relevan digunakan pada anak-anak yang berusia 3-8 tahun:
1. Kegiatan eksplanatori. Kegiatan eksplanatori memungkinkan anak
untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah
spontan, belajar membuat keputusan apa yang dilakukan, bagaimana
cara melakukannya, dan kapan melakukannya. Anak-anak dapat
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan
memilih kegiatan yang sesuai dengan minatnya.
2. Penemuan terbimbing. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak-anak
dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi
dengan benda dan manusia. Penemuan terbimbing harus memusatkan
3. Pemecahan masalah. Melalui pemecahan masalah anak-anak
merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakannya dan
merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Dalam metode
ini peranan guru adalah sebagai fasilitator.
4. Diskusi. Metode diskusi adalah salah satu strategi pembelajaran yang
menunjukkan interaksi timbal balik antara guru dengan anak maupun
anak dengan anak lainnya. Proses diskusi yang dilakukan di TK jelas
berbeda dengan proses diskusi yang dilaksanakan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
5. Belajar kooperatif. Strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan anak-anak untuk bekerjasama dalam
kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam
tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas, tetapi tidak
terus menerus, dan diarahkan langsung oleh guru.
6. Demonstrasi. Demonstrasi adalah strategi pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-tugas itu
dilaksanakan. Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan
pengajaran, dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang
harus ia lakukan di awal, saat kegiatan inti dan di akhir kegiatan
demonstrasi.
7. Pengajaran langsung. Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran
yang digunakan untuk membantu anak-anak mengenal istilah, strategi,
dari sekedar menceritakan atau menunjukkan sesuatu yang sederhana
kepada anak, tetapi merupakan gabungan darimodelling, analisis tugas,
penghargaan yang efektif, emnginformasikan, do-it-signal, dan
tantangan. Dalam strategi ini guru memiliki peran yang sangat penting.
D. Tinjauan Tentang Guru Taman Kanak-Kanak
Yufiarti dalam bukunya (2008: 1.14) menyebutkan, guru adalah pendidik dan
pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus
mempunyai semacam kualifikasi formal. Guru merupakan pekerjaan profesi
dan berkedudukan sebagai tenaga profesional. Pada taman kanak-kanak, guru
merupakan motor dalam pelaksanaan pembelajaran (Masitoh, 2007: 5.19).
Kepiawaian guru memilih dan menggunakan strategi pembelajaran akan
sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Guru TK harus mampu
memilih dan menggunakan strategi yang memungkinkan anak belajar dan
berkembang, menyenangkan bagi anak, anak dapat melibatkan seluruh
inderanya, sehingga belajar anak menjadi bermakna. Guru merupakan faktor
penentu dalam memfasilitasi belajar anak.
E. Tinjauan Tentang Murid TK
1. Pengertian Murid TK
Murid taman kanak-kanak adalah peserta didik dengan usia 4-6 tahun yang
kanak-kanak. Murid TK benar-benar masih mendapatkan bimbingan penuh dari
seorang guru. Dengan kata lain, seorang murid TK masih disuapi oleh
gurunya dalam hal menuntut ilmu. Guru masih menjadi primadona siswa
karena perannya yang sangat dibutuhkan (Gunarti, 2004: 4).
2. Karakteristik Anak Usia TK
Murid TK yang merupakan anak dengan rentang usia 4-6 tahun memiliki
karakteristik tersendiri. Bredecamp dan Copple, yang dikutip oleh Masitoh
(2007: 1.14), menyebutkan beberapa karakteristik anak usia TK, diantaranya:
1. Anak bersifat unik. Masing-masing anak berbeda satu sama lain.
Menurut Bradecamp, anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam
gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. Perilaku yang
ditampilkan anak umumnya relatif asli, tidak ditutup-tutupi.
3. Anak bersifat aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan
berbagai aktivitas. Bagi anak, gerak dan aktivitas merupakan suatu
kesenangan.
4. Egosentris. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari
sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
hal. Anak banyak memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan
berbagai hal yang dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa
ingin tahu yang kuat terhadap suatu hal, anak lazimnya senang
menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal baru.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang
bersifat imajinatif.
8. Anak masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah menangis atau
mudah marah apabila keinginannya tidak terpenuhi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, termasuk dengan
yang berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan.
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali pada hal-hal yang
secara intrinsik menyenangkan.
11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Masa anak
usia dini sering disebutgolden age(usia emas) ataumagic years.
12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman. Anak mulai
menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan
teman-temannya.
Menyimak karakteristik anak tersebut, sangat jelas bahwa anak merupakan
sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang khusus baik dari
segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang
mengalami proses perkembangan yang sangat pesat.
F. Tinjauan Tentang Shalat Lima Waktu
Menurut bahasa, shalat berarti do’a dan mohon ampun (istighfar). Menurut
Islam yang sudah baligh (dewasa), baik laki-laki maupun perempuan, yang
terdiri dari perbuatan, perkataan berdasar atas syarat dan rukun tertentu yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Ridho, 1997: 7)
Salat lima waktu adalah salat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali
sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh
setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali
berhalangan karena sebab tertentu (Ridho, 1997: 8).
Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:
1. Shubuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari munculnyafajar
shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh
berakhir ketika terbitnya matahari.
2. Zhuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika matahari telah
tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu
Ashar.
3. Ashar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar diawali jika panjang
bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir
dengan terbenamnya matahari.
4. Maghrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib diawali dengan
terbenamnya matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya' diawali dengan hilangnya cahaya
merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnyafajar
Shalat lima waktu memiliki keutamaan-keutamaan berupa pahala, ampunan
dan berbagai keuntungan yang Allah sediakan bagi umat Islam yang
menegakkan sholat dan rukun-rukunnnya (Ridho, 1997: 10), diantara
keutamaan-keutamaan tersebut adalah:
1. Mendapat cinta dan ridho dari Allah SWT.
2. Selamat dari api neraka dan masuk kedalam pintu surga.
3. Pewaris surga firdaus dan kekal didalamnya.
4. Pelaku shalat disifati sebagai seorang muslim yang beriman dan bertaqwa
5. Akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah.
6. Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang
yang khusyuk.
7. Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar.
G. Teori Yang Mendukung Penelitian
Teori yang melandasi penelitian tentang strategi komunikasi guru TK dalam
mengajarkan shalat lima waktu pada murid adalah teori perolehan pemenuhan
dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh
Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan
Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk
model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh
dalam penukaran sesuatu yang disediakan oleh orang lain: jika Anda
sebagai gantinya. Metode penukaran yang sering digunakan dalam teori sosial
menyisakan kesimpulan bahwa manusia bertindak untuk meraih sesuatu dari
orang lain sebagai penukaran untuk suatu hal. Model ini berorientasi pada
kekuasaan. Dengan kata lain, kita bisa mendapatkan pemenuhan dari orang
lain jika kita mempunyai kekuatan yang cukup dalam konteks sumber dan
dapat memberikan atau menahan sesuatu yang mereka inginkan.
Terdapat enam belas strategi yang biasa digunakan untuk perolehan
pemenuhan. Namun, untuk membentuk sebuah susunan strategi atau dimensi
umum yang lebih mudah diatur, Marwell dan Schmitt melakukan penelitian
dengan menerapkan ke enam belas strategi tersebut, dan muncul lima strategi
umum yang dihasilkan:
1. Penghargaan/rewarding, contoh : sebuah janji.
2. Hukuman/punishing, contoh : ancaman.
3. Pengetahuan/ expertise, contoh: seperti yang diperlihatkan oleh
pengetahuan tentang hadiah.
4. Komitmen umum/impersonal commitment,contoh: seruan moral.
5. Komitmen personal/personal commitment,contoh: seperti hutang.
Pada pembelajaran TK, guru masih menjadi panutan utama didalam kelas dan
memiliki suatu kekuasaan untuk mengatur dan memerintah muridnya. Guru
memiliki strategi khusus dalam mengajarkan shalat lima waktu agar tercipta
suatu komunikasi yang efektif. Hal ini didukung pula oleh penggunaan hak
kekuasaan guru dalam kelas yang berkaitan dengan teori perolehan
dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan lebih patuh
terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran yang dapat
membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh
gurunya.
Dalam hal ini, hak kekuasaan guru yang termasuk dalam konteks perolehan
pemenuhan seperti: janji pemberian nilai yang bagus untuk murid yang
melaksanakan shalat lima waktu, pemberian hukuman kepada murid yang
tidak melaksanakannya, memberikan pengetahuan bahwa umat muslim yang
melaksanakan shalat lima waktu akan ditempatkan disurga dan yang tidak
melaksanakan ditempatkan dineraka, dan lain-lain. Dalam pemenuhan tujuan
mengajarkan shalat lima waktu pada murid TK, selain memerlukan strategi
khusus untuk diterapkan, perolehan pemenuhan juga dapat didukung oleh
hal-hal tersebut. Hal tersebut akan lebih mendorong murid untuk mematuhi
perintah gurunya, karena mereka akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan
apa yang mereka lakukan.
H. Kerangka Pikir
Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak
memiliki peran yang sangat penting karena disanalah anak mulai mengenal
dasar-dasar pengetahuan dan pendidikan, serta mengembangkan
keterampilan, perilaku dan kemampuan dasar, termasuk pula pembelajaran
tentang agama. Semua aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran di
memiliki karakteristik khusus harus direncanakan, diorganisasikan, dan
ditumbuhkembangkan, agar menjadi komunikasi yang berkualitas dan efektif.
Salah satu langkah terpenting adalah dengan menetapkan strategi komunikasi.
Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan atau
menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasi dengan lawan
komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah
ditetapkan. Untuk itu guru harus memilih strategi yang tepat untuk
mengajarkan shalat lima waktu, agar proses pembelajaran berjalan efektif.
Begitu pula dengan Ar-Raudah Playgroup and Kidergartenyang menetapkan
strategi komunikasinyanya dalam pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran
shalat lima waktu. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana strategi
komunikasi yang diterapkan guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten
dalam mengajarkan shalat lima waktu kepada muridnya yang terdiri dari tiga
esensi utama, yaitu:
1. Strategi implementasi
2. Strategi dukungan
3. Strategi integrasi
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perolehan pemenuhan
dari Model Pemenuhan Strategi. Teori perolehan pemenuhan dicetuskan oleh
Gerald Marwell dan David Schmitt (Littlejohn, 2009: 177). Marwell dan
Schmitt menggunakan sebuat metode penukaran teori sebagai dasar untuk
model perolehan pemenuhan. Inti dari teori ini adalah seseorang akan patuh
melakukan apa yang saya mau, maka saya akan memberikan Anda sesuatu
sebagai gantinya.
Dalam penelitian ini, untuk mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran,
seorang guru dapat menggunakan kekuasaannya. Seorang murid TK akan
lebih patuh terhadap perintah guru jika mereka mendapatkan suatu ganjaran
yang dapat membuat mereka terdorong untuk melakukan apa yang
diperintahkan oleh gurunya, seperti: janji nilai yang besar, hukuman,
penghargaan, dan lain-lain.
Bagan 1. Kerangka Pikir
GuruAr-Raudah Playgroup & Kindergarten
Murid Strategi Komunikasi:
1. Strategi implementasi
2. Strategi dukungan
3. Strategi integrasi Teori Perolehan Pemenuhan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, memaparkan, dan menjelaskan strategi komunikasi guru Taman
Kanak-Kanak dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Oleh karena
itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Menurut
Isaac dan Michael, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2005: 22).
Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000: 4).
Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, maka membantu
penulis untuk dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan strategi komunikasi guru TK dalam emngajarkan
shalat lima waktu pada murid.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ada dua maksud yang ingin dicapai dalam menentukan
fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan
fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau
memasukkan-mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh. Dengan bimbingan dan
arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis data mana yang perlu
dikumpulkan dan data mana pula yang walaupun mungkin menarik, karena
tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang
dikumpulkan (Moleong, 2000:62-63).
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
komunikasi yang dilakukan oleh guru Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten dalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid, yang terdiri
dari tiga esensi utama, yaitu:
1. Bagaimana strategi implementasi guru Ar-Raudah Playgroup and
2. Bagaimana strategi dukungan guru Ar-Raudah Playgroup and
Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.
3. Bagaimana strategi integrasi guru Ar-Raudah Playgroup and
Kindergartendalam mengajarkan shalat lima waktu pada murid.
4. Bagaimana penerapan teori perolehan pemenuhan yang dilakukan guru
Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten dalam mengajarkan shalat
lima waktu pada murid.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang
berlokasi di Jalan Tamin No. 68 Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.
Ar-Raudah Playgroup and Kindergartenmerupakan taman kanak-kanak yang
bernuansa islami, sehingga Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat
diperhatikan dan diutamakan. Ar-Raudah memiliki program khusus dalam
mengajarkan shalat lima waktu pada murid. Selain itu Ar-Raudah Playgroup
and Kindergarten juga memiliki kualitas yang baik dalam pemenuhan sarana
dan prasarana, program kegiatan, dan tenaga profesional yang sangat
mendukung proses pembelajaran.
D. Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000: 90). Teknik
Teknik purposive bersifat tidak acak, di mana subjek penelitian dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Menurut Spradley dalam Moleong (2004: 165), informan harus memiliki
beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan
atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian
dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi
diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan
kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.
3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk
dimintai informasi.
4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau
dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam
memberikan informasi.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam informan yaitu, informan
formal dan informan informal.
1. Penentuan Informan
• Informan Formal
Informan formal dipilih berdasarkan pada pemahaman dan pengetahuan
mengenai strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten
Adapun kriteria yang dijadikan ketentuan oleh peneliti dalam pemilihan
informan formal antara lain:
1. Informan formal adalah orang yang turut serta menentukan kebijakan
dalam penyusunan strategi komunikasi di Ar-Raudah Playgroup and
Kindergarten.
2. Turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yaitu berkaitan dengan proses
pembelajaran shalat lima waktu di sekolah, sehingga memahami seluk
beluk pelaksanaan kegiatan strategi komunikasi di Ar-Raudah
Playgroup and Kindergarten.
3. Informan mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan
kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan
terkait masalah penelitian.
Adapun informan formal atau orang-orang tersebut antara lain kepala sekolah
Ar-Raudah Playgroup and Kindergartendan empat orang guru pengajar yang
mewakili masing-masing kelas. Dari informan formal akan diketahui
bagaimanakah strategi komunikasi yang digunakan dalam mengajarkan shalat
lima waktu pada murid-muridnya.
• Informan Informal
Informan informal dalam penelitian ini adalah murid Ar-Raudah Playgroup
and Kindergarten. Kriteria informan informal yang ditentukan oleh peneliti
antara lain:
2. Murid yang telah duduk dikelas Lebah. Hal ini karena murid-murid
yang duduk di kelas Lebah telah berusia lima tahun keatas, sehingga
mereka dirasa lebih paham dalam mencerna apa yang dipelajari
disekolah.
Adapun informan informal dalam penelitian ini adalah tiga orang murid
Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten yang telah duduk di kelas Lebah.
Peneliti menambahkan informan informal dengan tujuan untuk mengetahui
respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah mereka
dapatkan dari gurunya dan sejauh manakah mereka memahami pembelajaran
shalat lima waktu yang telah diterapkan disekolah.
2. Pendekatan Terhadap Informan
• Pendekatan Terhadap Informan Formal
Pendekatan terhadap informan formal dilakukan secara bertahap. Pertama
dengan cara berkenalan langsung dengan membawa surat izin penelitian dan
meminta izin untuk melakukan penelitian, kemudian membuka
obrolan-obrolan ringan seputar pembelajaran di taman kanak-kanak. Sebisa mungkin
memahami karakter dari guru-guru Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten
agar peneliti dapat diterima baik disana, dan akan memudahkan peneliti
dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
• Pendekatan Terhadap Informan Formal
Pendekatan dengan informan pendukung dilakukan dengan pendekatan
pendekatan dengan cara mengajak berkenalan, kemudian membahas tentang
hal-hal ringan yang umumnya disukai oleh anak-anak. Peneliti ikut serta
bergabung dalam obrolan dan permainan anak-anak agar informan merasa
bahwa peneliti adalah bagian dari mereka. Selain itu peneliti juga dapat
memberikan hadiah ringan, seperti makanan khas anak-anak kesukaan
informan (chiki, coklat, permen, dll). Hal ini dapat membuat mereka merasa
senang dan membuat mereka lebih dekat dengan peneliti dan akhirnya dapat
melakukan komunikasi yang baik dengan peneliti.
E. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik
melalui pengamatan sendiri, maupun melalui daftar pertanyaan yang telah
disiapkan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
wawancara dengan informan yang dianggap mengetahui segala
permasalahan yang akan diteliti.
2. Data Sekunder yaitu data yang mendukung data primer, mencakup data
lokasi penelitian dan data lain yang mendukung masalah penelitian. Data
sekunder diperoleh dari observasi dan literatur yang relevan dengan
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui :
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam (Indepth Interview) yaitu teknik mengumpulkan
data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada
informan penelitian. Peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang
relevan dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan kepada beberapa
informan yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar pertanyaan.
Dalam proses wawancara, peneliti merekam atau dan mencatat hasil
jawaban yang diberikan oleh informan. Data yang ingin dicari peneliti
dalam wawancara mendalam ini sesuai dengan informan penelitian, yaitu:
a. Dari informan formal, peneliti ingin mendapatkan data-data tentang
strategi komunikasi yang diterapkan dalam mengajarkan shalat lima
waktu pada murid. Mulai dari strategi implementasinya, strategi
dukungan, maupun strategi integrasi.
b. Dari informan pendukung, peneliti ingin mengetahui bagaimana
respon murid terhadap pembelajaran shalat lima waktu yang telah
mereka dapatkan dari gurunya, sejauh manakah mereka memahami
pembelajaran shalat lima waktu yang diterapkan disekolah.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi
penelitian, yaitu Ar-Raudah Playgroup and Kindergarten. Dengan
yang lebih nyata. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung
dengan cara:
a. Ikut serta dalam proses pembelajaran dikelas, mulai dari masuk
sampai pulang.
b. Ikut serta dalam kegiatan praktek shalat lima waktu yang diadakan
setiap hari Selasa.
Observasi tersebut dapat membantu peneliti dalam mengamati strategi
yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran shalat lima waktu kepada
muridnya. Serta dapat membantu peneliti dalam melihat respon murid
terhadap strategi pembelajaran yang mereka terima.
3. Studi kepustakaan (studi literatur)
Pengumpulan data dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.
Literatur yang digunakan penulis tidak hanya berupa buku – buku tetapi
juga melalui internet berupa jurnal–jurnal, skripsi sebelumnya, dan data–
data lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
4. Dokumentasi
Bahan dokumen foto yang diperoleh dari objek penelitian yang
menggambarkan strategi komunikasi guru Ar-Raudah Playgroup and
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang
perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa
referensi tentang metode penelitian ilmiah, langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam proses pengolahan data penelitian ini yaitu (Bungin, 2009:
253):
1. Editing(Pengeditan)
Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu diedit. Dengan kata lain,
data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan
(record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide
(pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki apabila
masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan karena
peneliti harus memiliki catatan yang sempurna dalam penelitiannya.
Catatan yang harus sempurna dalam pengertian bahwa semua
pertanyaan harus dijawab. Jangan ada satupun jawaban yang tidak
dijawab oleh informan.
2. Interpretasi
Data penelitian yang telah didapat peneliti kemudian diinterpretasikan
dan diklasifikasikan secara detail untuk kemudian dilakukan penarikan