KARYA TULIS ILMIAH
RESPON VASKULARISASI GIGI DENGAN PULPA
TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7
(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
HARIO SINDUNEGORO
20120340053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
RESPON VASKULARISASI GIGI DENGAN PULPA
TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7
(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
HARIO SINDUNEGORO
20120340053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Hario Sindunegoro
NIM : 20120340053
Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 02 Mei 2016 Yang membuat pernyataan,
Hario Sindunegoro
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
kedua orang tua saya yang telah mendidik, membesarkan dan berkorban untuk diri saya guna menjadi pribadi yang bermanfaat kelak… staf pengajar PSPDG UMY yang telah memberikan ilmu, motivasi dan
semangat…
Teman – teman PSPDG UMY angkatan 2012 yang selalu senantiasa
vi Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Respon Vaskularisasi Gigi
dengan Pulpa Terbuka Terbuka Hari 1, 3, dan 7”yang disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dengan terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3. drg. Sartika Puspita, MDSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan masukkannya selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. drg. Erlina Sih Mahanani, M.Kes selaku dosen penguji dalam karya tulis ilmiah ini, yang sudah memberikan kritikan dan saran yang membangun dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. drg. Dwi Suhartiningtyas, MDSc selaku dosen penguji karya tulis ilmiah ini, yang sudah memberikan kritikan dan saran yang membangun dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Purnomo Hadi dan Sri Murtini yang telah memberi dukungan moral, material, dan senantiasa mendoakan untuk segera menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
vii
8. Megawati, dan Novi Safitri yang senantiasa membantu dan bekerja sama dalam suka maupun duka mengerjakan penelitian ini untuk kegiatan PKM dan KTI.
9. Sahabat – sahabat saya yang berada di angkatan 2012 PSPDG UMY semoga diberi kelancaran dalam menuntaskan KTI
10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya KTI ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan dan peningkatan kualitas karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan penelitian dapat berjalan dengan lancar.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 02 Mei 2016
viii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN KTI ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
MOTTO ... iv
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
C. Subyek Penelitian ... 20
D. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21
E. Definisi Operasional... 21
F. Alat dan Bahan Penelitian ... 22
G. Jalannya Penelitian ... 23
H. Analisis Data ... 25
I. Alur Penelitian ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27
ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
x
Tabel 1. Rerata Jumlah Vaskularisasi setelah Perlakuan ... 27 Tabel 2. Uji One Way Annova... 29 Tabel 3. Uji Tukey HSD ... 29 Tabel 4. Tabel Daerah Pengamatan Jumlah Vaskularisasi Pulpa Yang
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ... 18 Gambar 2. Sketsa Alur Penelitian ... 26 Gambar 3. Perbandingan Jumlah Vaskularisasi hari ke 1, 3, dan 7.
Pada pulpa terbuka gigi molar Sprague Dawley ... 28 Gambar 4. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka
pada hari 1 ... 32 Gambar 5. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka
pada hari 3 ... 32 Gambar 6. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka
xii Lampiran 1. Data Statistik
Lampiran 2. Dokumentasi
xiii
TERBUKA HARI 1, 3 DAN 7
(Studi In Vivo Pada Gigi Molar Sprague Dawley)
INTISARI
Pulpa merupakan jaringan lunak pada gigi yang terletak di dalam gigi dan dikelilingi oleh dentin dan jaringan yang paling banyak terpapar dalam kasus kasus perawatan gigi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misal dari faktor biologis, faktor iatrogenik, dan faktor mekanis. Pada pulpa terdapat jaringan vaskuler yang berfungsi meregulasi lingkungan interstitial lokal dari pulpa melalui transport nutrisi, hormon, dan gas serta membuang hasil metabolik yang sudah tidak diperlukan. Gigi yang mengalami inflamasi menyebabkan pembuluh darah yang mevaskularisasi bagian pulpa berubah, pada pembuluh darah arteri mengalami dilatasi dan pembuluh darah vena lebih permeabel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon vaskularisasi gigi dengan pulpa terbuka pada hari 1, 3, dan 7
Metode penelitian ini adalah eksperimental murni laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Sembilan tikus putih galur Sprague Dawley jantan yang berusia 3-4 bulan dan memiliki berat badan sekitar 250-300 gram. Tikus Sprague Dawley dibagi menjadi 3 kelompok dengan randomisasi, masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor subyek. Kelompok tikus dibagi berdasarkan hari dekapitasi, diantaranya kelompok hari ke 1, 3, dan 7. Masing-masing kelompok diberi perlakuan berupa jejas mekanis pada gigi molar pertama bagian mesial. Setelah tikus dikorbankan dihitung jumlah vaskuler pada masing masing kelompok. Analisa data menggunakan uji normalitas Saphiro-wilk , dan uji homogenitas dengan Levene Variance Test kemudian data dianalisis dengan menggunakan One Way Anova lalu data dibandingkan menggunakan Tukey.
Hasil penelitian pada masing masing hari didapatkan jumlah vaskuler pada hari 1 berjumlah 32, hari 3 berjumlah 9, dan hari 7 berjumlah 3. Uji One Way Anova untuk ketiga kelompok data adalah p=0,003 (p<0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah vaskularisasi pada pulpa terbuka hari ke 1, 3, dan 7 dengan penurunan jumlah vaskularisasi pada hari ke 3 dan 7
xiv
VASCULARIZATION RESPONSE ON TEETH WITH
EXPOSED PULP DAY 1, 3, AND 7
(Study In Vivo On Molar Teeth Sprague Dawley)
ABSTRACT
The pulp is the soft tissue on the teeth surrounded by dentine and the most exposed tissue in cases of dental care, it is can be caused by various factors, such biological factors, iatrogenic factors and mechanical factors. In the pulp contained vascular network that serves to regulate the local interstitial environment of the pulp through transport of nutrients, hormones, and the gas and remove metabolic results that are not needed. Tooth that inflamed caused blood vessels which help the pulp to vascularization part to be changed, the arteries blood vessels become dilate and veins more permeable.
This study aims to investigate the response of the tooth with exposed pulp vascularization on days 1, 3, and 7
This research method is a purely experimental laboratory that performed the test animals in vivo. Nine rat strain Sprague Dawley aged 3-4 months and weight in approximately 250-300 grams. Sprague Dawley rats were divided into three groups with randomization, each group consisting of three subjects. Groups of mice divided by the decapitation, including groups of 1st , 3rd , and 7th Day . Each group was given treatment in the form of mechanical injury in the first molars mesial section. After the rats were sacrificed calculated the number of vascular in each group. Data Analysis using the Shapiro-Wilk normality test and homogenity test with Levene Test Variance then the data were analyzed by using One Way Anova past data were compared using Tukey.
Results of research on each day the number of vascular obtained on days 1 amounted to 32, 3 days amounted to 9, and 7 days numbered 3. Test One Way ANOVA for the three data groups are p = 0.003 (p <0.05).
It is concluded that there is a difference in the amount of vascularization in the exposed pulp days 1, 3, and 7 with a decrease in the amount of vascularization on days 3 and 7
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pulpa merupakan jaringan lunak pada gigi yang terletak di dalam gigi
dan dikelilingi oleh dentin. Pulpa memiliki empat fungsi penting yaitu fungsi
dentinogenik, fungsi defensif, fungsi sensori, dan fungsi nutritif. Fungsi
dentinogenik yaitu sel odontoblas bertanggung jawab dalam pembentukan
struktur dentin dan proses pembuatan mineralisasi serat kolagen dari
predentin. Fungsi defensif pulpa berperan dalam respon inflamasi yang
diakibatkan oleh faktor bakteri, iatrogenik, dan traumatik. Fungsi sensori yaitu
pulpa merespon adanya rasa sakit atau nyeri bila terdapat kelainan, fungsi
sensori ini merupakan fungsi terpenting dari pulpa itu sendiri. Fungsi nutritif
yaitu pulpa berperan menyalurkan nutrisi dan air yang diperlukan untuk
metabolisme dentin (Brenna, 2009).
Mewujudkan kondisi gigi dan khususnya pulpa yang sehat, hendaknya
kita selalu menjaga dan merawat kondisi gigi geligi kita, sehingga kita dapat
merasakan kesehetan sebagaimana yang telah diberikan Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW telah bersabda tentang melakukan pengobatan apabila
terdapat manusia yang merasakan sakit seperti yang dikatakan hadist dibawah
2
Artinya :
"Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan."
(Hadis Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari — sahabat Nabi — Usamah
bin Syuraik).
Berdasarkan hadist diatas telah disebutkan bahwa Allah telah menyuruh
untuk berobat apabila sakit dan juga telah menurunkan penawarnya. Menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi juga di lakukan oleh Rasulullah SAW.
Sebagaimana telah dikatakan dalam hadis
Abu Hurairah r.a., dari Nabi S.A.W., sabdanya:”Jikalau tidaklah akan menyulitkan bagi umatku,sungguh aku perintahkan mereka menggosok gigi setiap akan solat.”(H.R.Muslim)
Pulpa merupakan jaringan yang paling banyak terpapar dalam kasus
kasus perawatan gigi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misal dari
faktor biologis, faktor iatrogenik, dan faktor mekanis.
Kavitas merupakan keadaan dimana gigi mengalami kehilangan struktur
jaringan kerasnya yaitu email, dentin dan sementum yang dapat disebabkan
oleh karies, trauma, abrasi maupun proses mekanis, Keadaan tersebut berupa
dimineraliasasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. (Edwina & Sally, 2013).
Kavitas yang terbentuk oleh faktor biologis dipengaruhi oleh
mikroorganisme yang ada didalam rongga mulut, selain dari mikroorganisme
Kesalahan paling banyak dilakukan adalah saat prosedur restoratif sewaktu
operator melakukan preparasi kavitas, yang dapat mengakibatkan
meningkatnya dan dan bertambahnya diameter tubulus dentinalis, hal ini
disebabkan karena prosedur preparasi yang salah sehingga menyebabkan
banyaknya jaringan dentin yang terbuang (Walton & Torabinejad, 2008).
Akibat faktor mekanis tersebut apabila dibiarkan tanpa penanganan akan
mengakibatkan peradangan pulpa, dan sehingga respon inflamasi tubuh
bekerja.
Inflamasi merupakan suatu respon degeneratif tubuh dimana proses
pertahanan tubuh akan berkerja yang akan menyebabkan terakumulasinya
produk katabolik bermolekul rendah, sehingga akan mengakibatkan
peningkatan suhu yang signifikan pada daerah yang terinflamasi, kasus yang
sering terjadi pada gigi adalah inflamasi pulpa/pulpitis. Pulpitis dapat berupa
pulpitis akut atau kronis, sebagian atau seluruhnya, dan pulpa dapat terinfeksi
atau steril (Stankov, 2012).
Inflamasi pulpa merupakan kerusakan sel dan kematian sel yang
kemudian diikuti oleh pelepasan mediator inflamasi nonspesifik seperti
histamine, bradikinin, dan metabolit asam arakidonik. Selain itu dikeluarkan
juga produk-produk granula lisosom polimorfonukleat (elastase, katepsin G,
dan laktoferin), inhibitor protease, dan neuropeptide (Walton & Torabinejad,
4
Selain reaksi inflamasi nonspesifik, respons imunologis juga berperan
dalam pulpa yang terinflamasi, di dalam pulpa normal yang terinflamasi dapat
dijumpai adanya limfosit B, sel-sel plasma, antibodi , limfosit T, leukosit
PMN, makrofag , dan sel-sel mast. Pada pulpa dengan inflamasi moderat atau
parah akan mengalami suatu peningkatan dalam inhibitor protease. Akibat
pelepasan mediator inflamasi dalam jumlah yang besar, hal ini mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, stasis pembuluh darah, dan
migrasi leukosit ke daerah terjadinya inflamasi (Walton & Torabinejad, 2008).
Pembuluh darah yang memvaskularisasi pulpa dan gigi yaitu, pembuluh
darah aferen (Arteriola) dan pembuluh darah eferen (Venula). Pembuluh darah
masuk melalui foramen apikalis pada bagian apeks gigi (Walton &
Torabinejad, 2008). Diameter dari pembuluh darah yang masuk ke dalam
jaringan pulpa berukuran 100 μm atau kurang. Pembuluh darah yang lebih
kecil masuk ke dalam pulpa dari lateral yaitu melalui kanalis aksesoris
bersamaan dengan saraf yang masuk ke dalam pulpa (Cohen, 2011).
Fungsi pembuluh darah yang memvaskularisasi gigi dan pulpa adalah
meregulasi lingkungan interstitial lokal dari pulpa melalui transport nutrisi,
hormon, dan gas serta membuang hasil metabolik yang sudah tidak diperlukan
(Seltzer & Bender, 2002).
Mengetahui keadaan gigi dan pulpa serta vaskularisasi yang sehat,
merupakan cara untuk mengembangkan metode rencana perawatan gigi,
menambah pengalaman peniliti serta bagaimana melakukan perawatan atau
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
suatu masalah, yaitu: Apakah terdapat perbedaan gambaran vaskularisasi pada
gigi dengan pulpa terbuka pada hari 1, 3 dan 7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
respon inflamasi pada gigi dengan pulpa terbuka hari 1, 3 dan 7.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon
vaskularisasi gigi dengan pulpa terbuka hari 1, 3 dan 7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
bagi ilmu pengetahuan tentang gambaran vaskularisasi dari gigi dengan
pulpa terbuka pada hari 1, 3 dan 7, serta diharapkan hasil dari penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan datang
2. Manfaat bagi masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tambahan kepada masyarakat tentang informasi dari berbagai
penyakit ataupun radang pulpa yang dibiarkan tanpa diobati dapat
6
3. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menerapkan dan
mengaplikasikan ilmu metodologi penelitian, dan mampu menambah
pengalaman dan informasi baru bagi peneliti
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mengenai Gambaran Vaskularisasi pada Gigi dengan
Pulpa Terbuka Hari 1, 3, dan 7 belum pernah dilakukan sebelumnya. Ada
beberapa penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian ini.
Antara lain adalah :
1. “Inflamation Response of Mechanically Exposed Pulp After Direct Pulp
Capping with Calcium Hydroxide Cement and Platelet Rich Plasma.”
Oleh Sartika Puspita dan kawan kawan pada tahun 2011. Penelitian yang
dilakukan adalah mengamati respon inflamasi pada pulpa yang terbuka
secara mekanik setelah pemberian kaping pulpa secara direk menggunakan
kalsium hidroksida dan platelet rich plasma, dari hasil penelitian ini diuji
dalam dua grup, grup pertama adalah sebagai kontrol dengan
menggunakan kalsium hidroksida dan grup ke dua menggunakan platelet
rich plasma, lima gigi dari setiap grup diamati pada hari 1, 7, dan 21, Hasil
penelitian ini didapatkan tidak ada perbandingan yang signifikan terhadap
respon inflamasi dengan penggunaan kalsium hidroksida dan platelet rich
plasma dalam sebagai bahan kaping pulpa direk.
2. “Pulp Tissue Inflammation and Angiogenesis after Pulp Capping with
Penelitian yang dilakukan adalah mengamati respon inflamasi pada
jaringan pulpa setelah dilakukan kaping pulpa menggunakan kalsium
hidroksida dan TGF-β1, TGF-β1 merupakan salah satu dari beberapa faktor tumbuh kembang yang berfungsi dalam penyembuhan pulpa.
Dilakukan pencabutan gigi premolar pada pasien usia 10-15 tahun dengan
indikasi orthodontik, serta pembuatan preparasi kelas V pada aspek bukal
sekitar 1mm diatas dari margin gingiva hingga pulpa terekspose. Kavitas
kemudian di irigasi dengan larutan salin kemudian diberikan 5μl TGF-β1
lalu kavitas ditutup dengan semen ionomer kaca. Evaluasi dilakukan pada
hari 7, 4 dan 21. Semua sampel diperiksa secara hispatologi dan anilisis
statitiska data menggunakan ANOVA dengan hasil tidak ada gejala respon
inflamasi pada kalsium hidroksida dan TGF-β1 namun terdapat
peningkatan infiltrasi dari sel inflamasi pada pemeriksaan hispatologi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara penggunaan kalsium
hidroksida dan TGF-β1 dalam sel inflamasi pada hari 7 dan 14.
3. “Pulp Revascularization of Immature Teeth With Apical Periodontitis.”
Oleh Rui Yu Ding pada tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari efek dari revaskularisasi pulpa pada gigi immature yang telah
nekrose disertai dengan apikal periodontitis. Metode yang dilakukan
adalah peneliti memilih 12 pasien dengan gigi permanen yang immature
dan disertai apical periodontitis akut maupun kronis. Pada 1 minggu
pertama digunakan triantibiotik (ciprofloxacin, metronidazole, dan
8
dilakukan pada kanal dimana telah diaplikasikan mineral trioxide
aggregate sebelumnya. Pasien kemudian di instruksi untuk berkunjung
secara periodik. Hasil yang didapatkan adalah enam pasien dibatalkan
untuk penelitian dikarenakan merasakan sensasi nyeri dan perdarahan
setelah sterilisasi kanal, tiga pasien tidak memenuhi menghadiri panggilan
kontrol, dan tiga pasien lainnya ditemukan bukti perkembangan akar yang
9
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pulpa
Pulpa gigi adalah suatu jaringan lunak yang terletak di daerah tengah
pulpa. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin.
Fungsi utama dari pulpa adalah formatif, yakni pembentukan dentin oleh
odontoblast. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga
berinteraksi dengan sel-sel dari epitel dentis dan membentuk email.
Setelah gigi sudah terbentuk, selanjutnya pulpa akan melakukan beberapa
fungsi sekundernya yaitu berkaitan dengan sensitivitas gigi, hidrasi, dan
pertahanan (Walton & Torabinejad, 2008).
Jaringan pulpa berasal dari sel-sel ektomesenkhim (berasal dari krista
neural) papilla dentis. Pembentukan dentin oleh odontoblas menghentikan
perubahan dari papilla dentis menjadi jaringan pulpa. Pembentukan ini
dimulai dengan perletakan matriks yang belum mengalami mineralisasi di
puncak tonjol (cusp) dan akan bergerak kearah serviks, yang merupakan
pergerakan kearah apeks. Perletakan ini berlangsung dan terus bertambah
4-5 mikrometer setiap harinya, dan mengikuti bentuk mahkota yang
sebelumnya telah ditentukan oleh pola proliferatif dari lapisan dalam epitel
10
Secara anatomis pulpa terbagi menjadi dua yaitu daerah pulpa bagian
mahkota dan pulpa bagian akar, pada daerah pulpa mahkota dibagi
menjadi dua lagi yaitu, tanduk pulpa dan kamar pulpa. Tanduk pulpa
merupakan perpanjangan pulpa di mahkota ke dalam tonjol gigi. Pada
prosedur restoratif tanduk pulpa dapat terbuka karena jaraknya dengan
dentin sangat dekat (Walton & Torabinejad, 2008).
Secara fisiologis pulpa memiliki lima fungsi utama, yaitu : (1)
Induktif, pada fungsi induktif pulpa berperan dalam induksi dan
pengembangan odontoblas dan dentin, yang jika telah terbentuk,
menginduksi pembentukan email. (2) Formatif, fungsi formatif lebih
ditekankan pada pembentukan dentin oleh odontoblast, selama tahap awal
perkembangan gigi, dentinogenesis umumnya merupakan proses yang
cepat, setelah pematangan gigi selesai, pembentukan dentin terus berlanjut
pada kecepatan yang jauh lebih lambat dan dalam pola yang kurang
simetris. (3) Nutritif, Melalui tubulus dentinalis, pulpa memasok nutrient
yang sangat diperlukan bagi pembentukan dentin. (4) Defensif, pulpa gigi
memiliki kemampuan untuk merespons inflamasi dan imunologis dalam
upaya untuk menetralisir atau meniadakan invasi mikroorganisme. (5)
Sensatif, melalui sistem saraf, pulpa memancarkan sensasi yang
diperantarai oleh email atau dentin ke pusat-pusat saraf yang lebih tinggi
2. Kavitas
Kavitas merupakan salah satu penyebab tereksposenya jaringan
pulpa yang dapat mengakibatkan respon inflamasi tubuh bekerja. Kavitas
dapat terbentuk secara biologis dan karena prosedur mekanis. Faktor
iatrogenik merupakan salah satu faktor penyebab bagian pulpa gigi
terekspose dikarenakan terangkatnya sebagian besar struktur jaringan
dentin oleh prosedur mekanis ( Lu, 2008).
Penyebab pulpa menjadi terekspose dapat dikarenakan oleh faktor
iatrogenik yang disebabkan karena kesalahan dari operator saat melakukan
prosedur preparasi kavitas. Faktor iatrogenik dalam preparasi kavitas dapat
dibagi menjadi beberapa faktor yaitu :
a. Preparasi yang panas
Panas yang dihasilkan dari prosedur preparasi dari struktur gigi
sering menjadi penyebab utama pulpa terinflamasi. Ditemukan
peningkatan temperature intrapulpal sebanyak 5.5˚C (10˚F) pada
penelitian monyet rhesus macaca yang menyebabkan pulpa kehilangan
vitalitasnya sebesar 15% (Ingle cit Zach dan Cohen, 2008).
b. Preparasi yang dalam
Semakin dalam preparasi yang dilakukan maka inflamasi pulpa
semakin luas. Penelitian Searls terhadap gigi tikus menunjukan, saat
preparasi kavitas pada gigi insisor dengan tenaga 150,000rpm
didapatkan hasil penurunan dari sintesis protein di dalam pulpa sampai
12
c. Ekstensi tanduk pulpa
Ektensi tanduk pulpa banyak terjadi pada gigi molar mandibular
maupun maksila, lokasi dari ekstensi tanduk pulpa ini berada pada
sekitar servikal pulpa dan membentuk seperti tanduk pulpa yang baru,
ekstensi tanduk pulpa dapat menyebabkan inflamasi apabila
terekspose, biasanya ekstensi tanduk pulpa terekspose akibat karies
servikal dan preparasi untuk penumpatan tumpatan kelas 5 atau
preparasi untuk restorasi full-crwon (Ingle, 2008).
d. Dehidrasi
Brännström menyebutkan pengeringan yang konstan dan
menyemprotkan udara hangat saat preparasi kavitas saat pemakaian
rubber dam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya inflamasi pulpa
dan memungkinkan terjadinya nekrose (Ingle, 2008).
e. Iritan Kimia
Bahan antibakteri seperti Ag-nitrat, fenol, dan eugenol dengan
pemakaian yang tidak terkontrol akan menyebabkan inflamasi pada
jaringan pulpa, bahan tersebut biasanya digunakan untuk mensterilkan
dentin setelah dilakukan preparasi kavitas, akan tetapi beberapa bahan
memiliki tingkat ketoksisan yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
3. Inflamasi
Inflamasi merupakan suatu respon degeneratif tubuh dimana proses
pertahanan tubuh akan berkerja yang akan menyebabkan terakumulasinya
produk katabolik bermolekul rendah, sehingga akan mengakibatkan
peningkatan suhu yang signifikan pada daerah yang terinflamasi (Stankov,
2012). Berdasarkan tanda dan gejalanya, inflamasi terbagi dalam lima
fenomena patologis makroskopik yaitu: Tumor atau pembengkakan
jaringan. Kalor, peningkatan suhu jaringan. Rubor yaitu perubahan warna
merah pada sekitar jaringan yang terinflamasi. Dolor, sensasi intensif dari
berbahaya stimulus, dan functio laesa, yaitu gangguan fungsi organ yang
terkena (Stankov, 2012).
Inflamasi terbagi menjadi tiga yaitu : inflamasi akut, inflamasi
kronik , dan masa penyembuhan. Inflamasi akut terjadi dengan onset yang
tiba-tiba dan dengan durasi yang pendek sementera inflamasi kronik
memiliki durasi yang lebih lama. Inflamasi akut dapat berubah menjadi
inflamasi kronik, namun inflamasi kronik dapat terjadi karena beberapa
faktor seperti reaksi imunologik, inflamasi kronik dapat berlangsung
selama satu minggu atau lebih dan akan bertahan apabila faktor penyebab
dari inflamasi akut tidak dihilangkan (Seltzer & Bender, 2002).
Inflamasi akut akan berespon pada pembuluh darah baik arteri
maupun venula, dalam keadaan inflamasi akut pembuluh darah arteri akan
dilatasi sedangkan pembuluh darah vena akan menjadi lebih permeabel
14
memasuk kedalam jaringan dan akan membentuk eksudat ( Seltzer &
Bender, 2002).
Cairan dan protein plasma yang keluar mengandung beberapa
senyawa mediator yang penting dalam respon inflamasi akut pada
pembuluh darah diantaranya adalah : histamine, 5-hydroxytryptamine,
bradikinin, prostaglandins E1 dan E2; leukotrienes C4, D4, E4; platelet
activator dan substansi P.
Proses inflamasi pada gigi dapat disebut dengan pulpitis. Pulpitis
merupakan suatu keadaan dimana keadaan pulpa telah terinflamasi baik
akut maupun kronik, secara etiologi penyebab utama dari inflamasi pulpa
adalah invasi dari bakteri yang masuk kedalam pulpa. Bakteri dapat masuk
ke dalam pulpa karena adanya karies atau fraktur gigi, namun ada
beberapa faktor mekanis yang dapat menyababkan bakteri dapat masuk
kedalam pulpa yaitu karena prosedur restoratif (Seltzer & Bender, 2002).
4. Vaskularisasi
Pembuluh darah yang memvaskularisasi pulpa dan gigi yaitu,
pembuluh darah aferen (Arteriola) dan pembuluh darah eferen (Venula).
Pembuluh darah masuk melalui foramen apikalis pada bagian apeks gigi.
Pembuluh darah aferen yang masuk ke dalam pulpa merupakan cabang
yang kecil dari arteri dental. Arteri dental adalah cabang dari arteri
alveolaris inferior, arteri alveolaris superior posterior, atau arteri
infraorbita, yang kesemuanya merupakan cabang dari arteri maksilaris
menjadi cabang –cabang yang lebih kecil, yang disebut metaarteriola dan
prekapiler, ke seluruh jaringan pulpa. Cabang-cabang yang paling kecil
membentuk jalinan kapiler dan berakhir pada venula. Venula yang
merupakan sisi eferen dari sirkulasi pulpa akan membesar ketika
venula-venula bergabung saat menuju ke foramen apikalis, venula-venula-venula-venula akan
bersatu dan berjalan ke posterior vena maksilaris melalui pleksus
pterigoideus atau ke anterior ke vena fasialis (Walton & Torabinejad,
2008).
Fungsi pembuluh darah yang memvaskularisasi gigi dan pulpa
adalah untuk meregulasi produk lokal yang dihasilkan oleh lingkungan
lokal dari pulpa melalui transport nutrisi, hormone, dan gas serta
membuang hasil sisa-sisa metabolik yang sudah tidak terpakai (Yu, 2007).
Gigi yang mengalami inflamasi menyebabkan pembuluh darah yang
mevaskularisasi bagian pulpa berubah, pada pembuluh darah arteri akan
mengalami dilatasi dan pembuluh darah vena akan lebih permeabel
(Seltzer & Bender, 2002). Mekanisme aksi dari mediator inflamasi akan
mengakibatkan perubahan pada aliran darah dan pembuluh darah lebih
permeabel, peningkatan permeabilitas akan menyebabkan ektravasasi
plasma (plasma menembus pembuluh darah), pembuluh darah yang lebih
permeabel akan memudahkan protein plasma dan leukosit bergerak
menuju ke daerah yang mengalami inflamasi untuk melakukan netralisasi,
16
Inflamasi gigi yang akut disebabkan karena faktor preparasi kavitas
(iatrogenik). Peningkatan permeabilitas pembuluh darah tidak terlihat pada
daerah superfisial, terminal kapiler dibawah kavitas, namun terlihat di
berbagai jaringan kapiler dan venula dibawahnya (Seltzer & Bender,
2002). Inflamasi pada jaringan pulpa mengakibatkan peningkatan aliran
darah dan peningkatan aliran limfa yang keluar, hal tersebut merupakan
mekanisme dari respon otomatis dari pertahanan tubuh untuk melawan
agen inflamasi (Seltzer & Bender, 2002).
B. Landasan Teori
Pulpa gigi merupakan jaringan lunak yang terletak di daerah tengah
pulpa. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin.
Fungsi utama dari pulpa adalah formatif, yakni membentuk odontoblast yang
akan membentuk dentin. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga
berinteraksi dengan sel-sel dari epitel dentis dan membentuk email.
Inflamasi pulpa atau pulpitis merupakan keadaan pulpa yang meradang
akibat iritasi mekanik, kimia dan biologis. Pulpa yang terinflamasi akan
mempengaruhi pembuluh darah yang berada dalam jaringan pulpa, dalam
keadaan pulpa yang terinflamasi pembuluh darah arteri akan dilatasi dan
pembuluh darah vena akan menjadi lebih permeabel, sehingga memungkinkan
protein-protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah dan menuju ke sel
Pembuluh darah yang mevaskularisasi pulpa adalah pembuluh darah
aferen (arteriola) dan eferen (venula), pembuluh darah masuk melalui foramen
apikal dan foramen akesoris pada gigi, pembuluh darah pada pulpa berfungsi
mengatur regulasi pada lingkungan pulpa dan membuang sisa sisa hasil
metabolik. Pembuluh darah akan lebih permeabel pada kondisi gigi
mengalami inflamasi.
Preparasi kavitas adalah pembentukan akses berupa rongga pada gigi
untuk melakukan suatu perawatan, misal preparasi kavitas untuk membuang
jaringan karies pada perawatan tumpat. Preparasi kavitas yang berlebih atau
dengan cara yang salah akan membuat struktur jaringan dentin terbuang dan
akan membuat jaringan pulpa terekspose. Sehingga penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan memberi informasi bagaimana kondisi vaskularisasi
pada pulpa terbuka hari 1,3 dan 7 dengan tujuan sebagai dasar penelitian
18
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep PULPA
PULPA TERINFLAMASI
ETIOLOGI RESPON
INFLAMASI
BIOLOGI MEKANIK
IATROGENIK FRAKTUR
PREPARASI KAVITAS
PERFORASI PULPA
AKUT KRONIK
VASKULARISASI PULPA
D. Hipotesa
Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Inflamasi jaringan pulpa akan mempengaruhi pembuluh arteri dan vena
yang mevaskularisasi jaringan pulpa tersebut. Semakin lama pulpa terekspose
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental murni
laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan
Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan September 2015.
C. Subyek Penelitian
1. Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah gigi tikus jantan Sprague Dawley
dengan berat badan 250-300 gram dan berumur 3-4 bulan yang diperoleh
dari peternakan hewan uji di Condong Catur,Yogyakarta. Jumlah sampel
masing-masing hari adalah 3 gigi (n=3) dan total sampel sebanyak 9 gigi.
Setiap 1 ekor tikus diambil 1 gigi yaitu gigi molar rahang atas kanan dan
kiri, sehingga penelitian ini menggunakan 3 ekor tikus pada
masing-masing hari. Jumlah tikus yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9
2. Jaringan yang diamati
Jaringan yang diamati adalah pembuluh darah yang terdapat pada
gigi molar tikus Sprague Dawley dengan pulpa terbuka hari 1, 3, dan 7.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
kelamin jantan, dan berumur 3-4 bulan
b. Makanan tikus
c. Round bur no 10
d. Sonde
e. Kedalaman kavitas 1 – 1,2 mm (pulpa terbuka)
E. Definisi Operasional
1. Pulpa gigi merupakan jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa.
Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin.
2. Pulpa terbuka adalah pulpa yang terbuka akibat iatrogenik dengan
diberikan jejas mekanis pada gigi tikus. Jejas mekanis pada penelitian ini
didapatkan dari preparasi kavitas menggunakan round bur sedalam 1
22
3. Pembuluh darah yang mensirkulasi pada daerah pulpa adalah pembuluh
darah aferen dan eferen yang memiliki fungsi untuk meregulasi daerah
pulpa dan gigi.
4. Jumlah vaskularisasi dinilai dengan cara menghitung jumlah jaringan
vaskuler yang terdapat di area pulpa gigi bagian mesial dan distal mulai
dari tanduk pulpa hingga bagian apikal (perhitungan dengan 4 lapang
pandang).
5. Gambaran histologis pembuluh darah diperoleh dari preparasi histologi
dengan pewarnaan HE yang diamati dibawah mikroskop perbesaran 400x
(Permatasari, Soesanto, Simandjuntak, 2014)
F. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
a. Kandang tikus
b. Timbangan
c. Spuit injeksi (Terumo, Philippines)
d. Round bur no 10 diameter 1 mm² (Edenta, Swiss)
e. Handpiece (W&H, German)
f. Sonde (Dentika, Pakistan)
g. Bengkok
h. Pinset anatomis
i. Pinset sirugis
j. Scapel
l. Spidol
m. Label
n. Glass plate
o. Mikroskop cahaya perbesaran 1000x (Olympus, Jepang)
2. Bahan Penelitian
i. Larutan desinfektan alcohol 90%
j. Bahan fiksasi buffer formalin 10%
k. Bahan dekalsifikasi asam formic
l. Hematoxylin eosin
G. Jalannya Penelitian
1. Mempersiapkan ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi etik
penelitian FKIK UMY
2. Disediakan 9 tikus putih jantan galur Sprague Dawley sehat yang berumur
24
kelompok sehingga masing masing hari terdapat 3 tikus. Masing-masing
tikus diambil 1 gigi yaitu gigi molar rahang atas kanan dan kiri.
3. Tikus diaklimitisasi selama 3 hari sebelum perlakuan. Selama aklimatisasi
tikus hanya diberi air putih dan pakan pellet.
4. Preparasi dilakukan pada 3 tikus dengan lama perlakuan 7 hari, kemudian
pada tikus dengan lama perlakuan 3 hari dan selanjutnya pada tikus
dengan lama perlakuan 1 hari
5. Dilakukan anestesi pada tikus menggunakan larutan anestesi diazepam
dengan dosis yang telah ditentukan berdasarkan rumus
Dosis (ml) = Berat tikus(g) x 7,5 1000x5
Efek anestesi obat ditunggu selama 10-15 menit setelah injeksi
6. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi tikus dengan kedalaman 1-1,2 mm
(hingga perforasi pulpa) menggunakan round bur no 10 diameter 1 mm²
dan aplikasi sonde penuh
7. Langkah ke 4 dan 5 diulangi pada kelompok gigi tikus dengan perlakuan
hari yang berbeda
8. Tikus dengan gigi yang sudah diberi jejas dibiarkan selama
masing-masing hari perlakuan ( 1, 3 dan 7 hari )
9. Sembilan ekor tikus dikorbankan dengan cara inhalasi menggunakan
larutan chloroform untuk diambil gigi molar 1 kanan rahang atas yang
telah di beri perlakuan ( jejas mekanik)
10. Dilakukan dekapitasi rahang tikus
12. Gigi didekalsifikasi menggunakan larutan asam formic selama 1 minggu
13. Spesimen gigi ditanam ke dalam paraffin kemudian dipotong
menggunakan mikrotom rotary mengarah longitudinal dengan ketebalan
4 µm
14. Pembuatan preparat HE
15. Mengamati gambaran vaskularisasi dengan mikroskop cahaya perbesaran
1000x
16. Analisis data
17. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan jumlah pembuluh darah yang
terdapat di bagian gigi yang diberi jejas merupakan data numerik dengan skala
rasio, selanjutnya dihitung rerata jumlah pembuluh darah berdasarkan
kelompok. Data dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan uji
Saphiro-wilk (N<50) dan diuji homogenitas dengan uji Levene. Penelitian ini
menggunakan uji ANOVA satu arah (one way ANOVA) untuk mengetahui
pengaruh lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanis terhadap jumlah
pembuluh darah. Selanjutnya untuk melihat signifikansi perbedaan jumlah
26
I. Alur Penelitian
Gambar 2. Sketsa Alur Penelitian
Mendapatkan ethical clearance yang dikeluarkan laboratorium UMY
Memilih 3 tikus putih jantan galur Sprague Dawley sehat yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 250-300 gram.
Hewan uji dianastesi dengan diazepam dengan dosis yang tepat sesuai rumus.
Gigi hewan di preparasi pada bagian oklusal menggunakan bur bulat no.10 dengan diameter 1 mm2dan mencapai kedalaman 1-1,2 mm hingga perforasi
Tiga ekor tikus dikorbankan dalam waktu 1, 3 dan 7 hari setelah perlakuan
Gigi tikus diekstraksi dan di fiksasi dalam larutan formalin 10 % selama 24
Setelah gigi diekstraksi didekalsifikasi dengan larutan asam formic selama 1 minggu
Dibuat spesimen yang dimasukkan ke dalam parafin dan dipotong arah longitudinal dengan ketebalan 4 µm kemudian diwarnai dengan
hematoxylin eosin (HE)
Mengamati
Melakukan Penyajian Data
27
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa gambaran histologis yang diperoleh dari
pengamatan mikroskopis di laboratorium Histologi FKIK UMY dengan
menggunakan perbesaran 40x, 100x, 400x, 1000x. Tujuan pengamatan sampel
adalah untuk menghitung jumlah jaringan vaskuler masing-masing kelompok.
Setelah itu, jumlah vaskularisasi dibandingkan antara kelompok hari ke 1, 3,
dan 7 untuk mengetahui apakah terdapat hubungan lamanya waktu pulpa
terbuka terhadap jumlah vaskularisasi. Data diolah secara statistik
menggunakan SPSS 15.0, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Tabel dibawah ini menunjukkan rerata jumlah vaskularisasi seluruh
kelompok setelah diberi perlakuan berupa jejas mekanis.
Tabel 1. Rerata Jumlah Vaskularisasi setelah Perlakuan hari 1, 3, 7 Kelompok Jumlah Vaskularisasi Rerata Rerata±SD
1 32 10.6667 10.6667±2.08167
3 9 3.0000 3.0000±2.64575
7 3 1.0000 1.0000±1.00000
Rerata jumlah vaskularisasi berdasarkan tabel 1 diatas adalah sebagai
berikut: Kelompok hari ke 1 sebesar 10.6667±2.08167 kelompok hari ke 3
sebesar 3.0000±2.64575, dan kelompok hari ke 7 sebesar 1.0000±1.00000.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan jumlah vaskularisasi
28
mengenai perubahan jumlah jaringan vaskularisasi masing-masing kelompok
subjek setelah diberi perlakuan, dapat dilihat grafik dibawah ini:
Gambar 3. Perbandingan Jumlah Vaskularisasi hari ke 1, 3, dan 7. Pada pulpa terbuka gigi molar Sprague Dawley
Uji Statistik untuk mengetahui perbedaan pengaruh lamanya pulpa
terbuka dengan jumlah jaringan pembuluh darah adalah dengan menggunakan
uji One Way Anova. Sebelum dilakukan uji ANOVA terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas dan uji variansi menggunakan Shapiro- wilk karena jumlah
sampel kurang dari 50.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai p>0,05 yang memiliki arti
data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji variansi data, apabila
didapatkan nilai p>0,05 maka data berasal dari variansi yang sama.
Hasil uji variansi data didapatkan nilai probabilitas 0,211 atau p>0,05
yang berarti setiap kelompok mempunyai varians yang sama. Dengan
demikian, uji normalitas dan asumsi kesamaan varians untuk one-way
pulpa terbuka akibat jejas mekanis selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari memiliki
perbedaan yang bermakna terhadap jumlah pembuluh darah, seperti terlihat
pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Uji One Way Annova untuk mengetahui pengaruh jejas mekanis terhadap pembuluh darah
Jumlah vaskularisasi Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 156.222 2 78.111 19.000 *.003
Within Groups 24.667 6 4.111
Total 180.889 8
* Keterangan: tanda * menunjukkan perbedaan signifikan dengan P< 0.05
Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan nilai probabilitas sebesar
p=0,003 atau p<0,05. Hal ini membuktikan secara statistik bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan durasi lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah
pembuluh darah. Untuk mengetahui seberapa besar signifikansi setiap
kelompok, maka perlu dilakukan uji Tukey karena pada penelitian ini
menggunakan lebih dari tiga perlakuan. Uji ini digunakan untuk menentukan
perbedaan dari masing-masing kelompok uji. Hasil uji Tukey dapat dilihat
pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Uji Tukey HSD untuk mengetahui signifikansi pada masing masing hari
30
Hasil uji statistik Tukey menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
hari ke 1 memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok padahari ke
3 dan ke 7 dengan p<0,05, sementera pada kelompok hari ke 3 dan ke 7 tidak
terdapat perbedaan yang signifikan, karena nilai p>0,05.
B. Pembahasan
Penelitian mengenai lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanik
terhadap jumlah vaskularisasi pada gigi molar kanan rahang atas telah
dilakukan dengan menggunakan tikus strain Sprague Dawley jantan sebagai
subjek penelitian. 9 tikus Sprague Dawley yang dibagi kedalam tiga kelompok
yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor Sprague Dawley.
Tikus Sprague Dawley yang sudah sesuai kriteria inklusi dikelompokkan
dengan cara randomisasi, setelah itu diaklimatisasi selama tiga hari. Pada hari
keempat dilakukan pengukuran berat badan pada tiap tikus. Pengukuran berat
badan dilakukan dengan tujuan agar diperoleh dosis diazepam sebagai
anestetikum untuk setiap tikus. Dalam penelitian ini anestesi dilakukan
sebelum pemberian jejas mekanis diberikan.
Pemberian jejas pertama kali dilakukan pada kelompok tikus hari ke 7,
empat hari berikutnya pemberian jejas dilakukan pada kelompok hari ke 3, dua
hari berikutnya atau sehari sebelum dekapitasi rahang pemberian jejas
dilakukan pada kelompok tikus hari ke 1, sehingga waktu dekapitasi rahang
pada seluruh kelompok subjek dilakukan pada hari yang sama, sampel
disimpan dalam larutan buffer formalin 10% selama 24 jam. Selanjutnya,
patologi anatomi Fakultas Kedokteran UGM. Setelah preparat selesai,
dilakukan perhitungan terhadap jumlah vaskularisasi menggunakan mikroskop
cahaya perbesaran 1000x di laboratorium histologi FKIK UMY.
Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung vaskuler di area pulpa
gigi bagian mesial dan distal (4 lapang pandang), diantaranya preparat subjek
A1 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek B1 di 2/3 saluran pulpa mesial,
preparat subjek C1 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat subjek A3 di 2/3
saluran pulpa distal, preparat subjek B3 di 2/3 saluran pulpa mesial, preparat
subjek C3 tidak terdapat gambaran vaskularisasi pada daerah mesial maupun
distal, preparat subjek A7 di 2/3 saluran pulpa distal, preparat subjek B7 di 2/3
saluran pulpa distal, preparat subjek C7 tidak terdapat gambaran vaskularisasi
pada daerah mesial maupun distal
Tabel 4. Tabel Daerah Pengamatan Jumlah Vaskularisasi Pulpa Yang Diberi Jejas Mekanis hari 1, 3 dan 7
Tabel diatas menunjukkan jumlah area vaskularisasi dibeberapa area
pengamatan. Untuk mengetahui gambaran jaringan vaskularisasi pulpa terbuka
pada hari 1, 3 dan 7 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Preparat Subjek Area Pengamatan Jumlah Vaskularisasi
32
Gambar 4. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 1, terdapat pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) dan
jumlahpembuluh darah masih banyak
Gambar 5. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 3 terdapat penurunan jumlah pembuluh darah dan pembuluh darah
Gambar 6. Pengamatan mikroskopis area vaskularisasi pulpa gigi terbuka pada hari 7 jumlah pembuluh darah semakin sedikit dan mengalami
vasokontriksi
Analisis data penelitian ini didapatkan sebaran data yang normal,
sehingga analisa menggunakan uji anava satu arah untuk menguji hubungan
lamanya pulpa terbuka akibat jejas mekanis terhadap jumlah vaskularisasi. Uji
anava satu arah merupakan uji untuk data numerik.
Terjadi penurunan jumlah vaskularisasi hari ke 3 dan hari ke 7. Dari
analisis menggunakan uji anava satu arah didapatkan hasil p=0,03 pada
pengujian antara kelompok hari ke 1, 3, dan 7, yang artinya terdapat perbedaan
yang signifikan mengenai lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah
34
Uji Tukey dilakukan dengan membandingkan kelompok tikus hari ke 1
dengan kelompok tikus hari ke 3 dan ke 7, kemudian membandingkan
kelompok tikus hari ke 3 dengan kelompok tikus hari ke 7. Diperoleh hasil
dengan nilai p<0,05 pada perbandingan kelompok hari ke 1 dengan kelompok
hari ke 3 dan hari ke 7. Nilai p>0,05 pada perbandingan kelompok hari ke 3
dengan kelompok hari ke 7. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok hari ke 1 dengan
kelompok hari ke 3 dan hari ke 7, sedangkan antara kelompok hari ke 3
dengan kelompok hari ke 7 tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Vaskularisasi pada pulpa berperan dalam transport nutrisi , hormone,
gas, serta hasil sisa metabolik dari jaringan pulpa. Selain berperan dalam
sistem transport, vaskularisasi dalam pulpa bertanggung jawab terhadap
respon dari stimulus inflamasi. Pembuluh darah akan lebih permeabel dan
mengalami vasodilatasi apabila terdapat respon inflamasi dalam pulpa
sehingga memudahkan sel-sel makrofag menuju ke area inflamasi (Seltzer &
Bender, 2002). Vaskularisasi pada pulpa yang terbuka mengalami penurunan
pada hari 3 dan hari 7. Hal ini dikarenakan jaringan pulpa yang terinflamasi
tidak diberikan bahan aktif anti-inflamasi dan antibakteri. Pada tahapan
inflamasi akut daerah pada jaringan pulpa akan mengalami nekrosis sebagian.
Saat pulpa mengalami nekrosis sebagian aliran darah yang menuju ke pulpa
akan berkurang dan pembuluh darah berkurang permeabilitasnya. Keadaan ini
dapat dilihat pada hari ke 3 dimana jumlah jaringan vaskuler yang berada pada
sehingga mengakibatkan respon aliran darah ke pulpa berkurang (Yu, 2007).
Akibat dari respon aliran darah yang berkurang, transport nutrisi dan hasil sisa
sisa metabolik jaringan pulpa terganggu. Saat inflamasi menjadi kronis
pembuluh limfa akan tertutup, hal ini mengakibatkan meningkatnya cairan dan
tekanan pada pulpa. Apabila hal tersebut tidak diberikan penanganan maka
pulpa akan mengalami nekrosis seluruhnya, pada penelitian ini keadaan
tersebut dapat dilihat pada hari 7 (gambar 6) dimana jaringan vaskuler
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan jumlah vaskularisasi pada pulpa terbuka hari ke 1, 3,
dan 7.
2. Jumlah vaskularisasi terbanyak terdapat pada hari ke 1 dengan jumlah 32 ,
mengalami penurunan pada hari ke 3 dengan jumlah 9, dan hari ke 7
dengan jumlah 3.
3. Terdapat hubungan antara lamanya pulpa terbuka terhadap jumlah
vaskularisasi gigi molar pertama rahang atas pada tikus Sprague dawley
dengan pemberian jejas mekanis selama 7 hari secara statistik dengan
nilai p<0,003 (p<0,05).
B. Saran
1. Dapat dilakukan sebagai dasar penelitian lanjutan dengan melakukan
pengujian terhadap bahan aktif yang dapat mempercepat proses
penyembuhan pulpa.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan teknik pengecatan histologis yang lebih
spesifik.
3. Laboratorium hewan uji di FKIK UMY perlu dilakukan perawatan secara
rutin agar kebersihan laboratorium lebih terjaga dan layak untuk
37
A.M, Edwina & Joyston-Bechal, Sally, 2013. Essentials of Dental Caries: The
Disease and Its Management. Terjemahan oleh Narlan Sumawinata,
Safrida Faruk. Jakarta: EGC:. 1-5
Brenna, F., 2009. Restorative Dentistry. China: Mosby Elseveir:120-203
Hargraves, K. & Cohen,S., 2011. Pathway of the Pulp. 10th ed. China: Mosby Elseveir:482-503
J. I Ingle & L. K. Bakland, 2008. Endodontics. 6th ed. India: BC Decker Inc.
Kunarti, S., 2008. Pulp Tissue Inflammation and Angiogenesis After Pulp Capping with Transforming Growth Factor Beta1. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 41(2):88-90.
Lee, J.-C. et al. 2008. Terrein reduces pulpal inflammation in human dental pulp cells. Journal of endodontics, 34(4):433–437.
Lu, Y., Liu, T., Li, H. & Pi, G., 2008. Histological evaluation of Direct Pulp Capping with a Self-Etching Adhesive and Calcium Hydroxide on Human Pulp Tissue. Internationa Endodontic Journal, 41(8):433-437
Pematasari, D., R. Soesanto, dan R.M. Simandjuntak et al. 2014. Pengaruh pemberian kulit manggis terhadap proliferasi fibroblas pada penyembuhan luka pencabutan gigi tikus. J. Oral and Maxillofacial Surgery, 3 (1):26-31.
Puspita, S., Utoro, T. & Haniastuti, T., 2011. Inflammation Response of Mechanically Exposed Pulp After Direct Pulp Capping with Calcium Hydroxide Cement and Platelet Rich Plasma. Dentika Dental Journal, 16(2):171-174
Seltzer, S. & Bender, I., 2002. Seltzer and Bender's Dental Pulp. 10th ed. China: Quintessence Publishing Co, Inc: 112-150
Stankov, V. Srdan, 2012. Definition of Inflammation Causes of Inflammation And Possible Anti-Inflammatory Strategies. The Open Inflammatory Journal, 5: 1-9
38
Y. Lu, T. Liu, H. Li & G. Pi, 2008. Histological Evaluationof Direct Pulp Cappingwith a Self-Etching Adhesive and Calcium Hydroxide on Human Pulp Tissue. International Endodontic Journal, 41:643-650.
Yahya Orcun Zorba, dkk., 2009. Reactions of Connective Tissue to Self-Etching/Priming Dentin Bonding Systems: Oxidative Stress, Tumor Necrosis factor alpha Expression , and Tissue Reactions. Elsevier, 3(4): 136-148.
Yu, C. & Abbott, P. V. 2007. An overview of the dental pulp: its functions and responses to injury. Australian dental journal, 52(1):S4–S16.
39
ANOVA
Squares df Mean Square F Sig.
Multi ple Comparisons
(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Conf idence Interv al
The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el. *.
Test of Homogeneity of Variances
42
DOKUMENTASI
Alat diagnostik set Alat dan bahan preparasi
Spuit injeksi dan anestetikum
44
FOTO HASIL PENGAMATAN
46