• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN INDUSTRI TEPUNG TELUR

DI KOTA BOGOR

MUHAMMAD HARUN AL RASYID

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD HARUN AL RASYID. Studi Kelayakan Industri Tepung Telurdi Kota Bogor. Dibimbing oleh ADE ISKANDAR

Tepung telur merupakan awetan telur mentah yang dikeringkan dalam bentuk bubuk untuk mengurangi kadar air pada telur. Pengawetan seperti ini dapat menguntungkan, karena volume bahan menjadi lebih kecil, mempermudah transportasi, dan daya simpan lebih lama. Penggunaan tepung telur biasanya digunakan oleh industri-industri pangan maupun non pangan. Tepung telur yang digunakan oleh industri hampir keseluruhan menggunakan tepung telur impor. Ruang lingkup dari studi ini meliputi analisis pasar dan pemasaran, analisis teknis dan teknologi, analisis manajemen dan aspek organisasi, dan analisis keuangan. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara dengan stakeholder dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari laporan perusahaan, berita artikel dan data statistik. Industri tepung telur ini akan didirikan di Kota Bogor dengan kapasitas produksi tepung telur per hari yang menghasilkan 1.017 kg tepung kuning telur dan 494 kg tepung putih telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat studi kelayakanindustri tepung telur di Kota Bogor sehingga dapat memberikan gambaran tepat kepada pemilik modal atau investor.

Kata Kunci : studi kelayakan, tepung telur, industri

ABSTRACT

MUHAMMAD HARUN AL RASYID. Feasibility Study of Egg Powder Industry in Bogor City. Supervised by ADE ISKANDAR

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

STUDI KELAYAKAN INDUSTRI TEPUNG TELUR

DI KOTA BOGOR

MUHAMMAD HARUN AL RASYID

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi :Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor Nama : Muhammad Harun Al Rasyid

NIM : F34090096

Disetujui oleh

Ir Ade Iskandar, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsiberjudul “Studi Kelayakan Industri Tepung Telur di Kota Bogor” berhasil diselesaikan. Tema yang diangkat dalam penelitian yang dilaksanakan selamaMaret 2013 sampai Februari 2014 ini ialah perancangan industri.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada: 1. Bapak Ir Ade Iskandar, MSi selaku Pembimbing Akademik atas perhatian

dan bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi.

2. Prof Dr OnoSuparno, STP MT dan Prof Dr Ir Sukardi, MM selaku dosen penguji sidang.

3. Pihak beasiswa BUMN yang telah bersedia membantu dalam biaya selama masa perkuliahan.

4. Papa H. Yaumar SH, Mama Manziarni SPd, kakak Febriyani Rahmadewi dan abang Febriyadi Saputra beserta keluarga besar atas doa dan kasih sayangnya.

5. Sahabat Raysa STP, Herdiarti Destika STP, NurusS.Amanah STP, Ricky Susanto STP, Annafi Widya STP, dan Fahmi Tri Wendrawan STP yang selalu memberi semangat kepada penulis.

6. Keluarga besar TIN 46 atas keceriaan dan kenangan indah tak terlupakan 7. Seluruh penghuni asrama KAMPAR atas kehangatan suasana kekeluargaan

selama ini.

8. Seluruh sanak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Studi Kelayakan 6

Analisis Pasar dan Pemasaran 7

Analisis Teknis dan Teknologis 10

Analisis Manajemen dan Organisasi 26

Analisis Keuangan 31

SIMPULAN DAN SARAN 38

Simpulan 38

Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 40

LAMPIRAN 42

(10)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi kimia telur ayam ras 11

2 Kapasitas produksi dan hasil tepung telur 13

3 Perhitungan keterkaitan antar ruang 23

4 Jumlah luas area yang dibutuhkan untuk setiap ruangan 24

5 Kebutuhan dan kualifikasi tenaga kerja 28

6 Pembagian jam kerja karyawan kantor 31

7 Pembagian shift untuk karyawan proses produksi 31

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir pembuatan tepung telur 14

2 Mesin separasi CEM 108 15

3 Mesin sentrifuse 15

4 Mesin pasteurisasi 15

5 Mesin homogenizer 16

6 Mesin pengering (spray dryer) 16

7 Mesin shell conveyor 17

8 Mesin CIP (Clean in place) 17

9 Tepung putih telur dan tepung kuning telur 18

10 Neraca massa pembuatan tepung telur 19

11 Bagan keteraitan antara aktivitas pada industri tepung telur 23

12 Layout keterkaitan ruang 24

13 Struktur organisasi industri tepung telur 29

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data impor tepung telur tahun 2012 42

2 Asumsi-asumsi proyek 43

3 Biaya investasi 45

4 Modal kerja 47

5 Penyusutan nilai sisa dan aset 48

6 Biaya pemeliharaan dan premi asuransi 49

7 Perincian gaji 50

8 Biaya produksi tepung telur 53

9 Biaya operasional 54

10 Total penjualan 54

11 Laba rugi skenario pertama 55

12 Laba rugi skenario kedua 56

13 Arus kas skenario pertama 57

14 Arus kas skenario kedua 58

15 NPV, IRR, Net B/C, PBP skenario 1 59 16 NPV, IRR, Net B/C, PBP skenario 2 60 17 Sensitivitas kenaikan harga produksi 10% 61 18 Sensitivitas enurunan harga penjualan 10% 62 19 Harga rata-rata telur ayam ras setiap provinsi 2012 63

(11)
(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada industri pangan, telur merupakan salah satuingredient alami yang penting pada proses pengolahan suatu produk karena telur mempunyai beberapa sifat fungsional seperti daya busa, daya koagulasi, daya emulsi, kontrol kristalisasi serta memberikan efek terhadap warna. Beberapa industri pengguna bahan baku telur sekarang ini beralih menggunakan telur yang telah diawetkan dalam bentuk tepung telur. Tepung telur disebut juga telur kering yang merupakan salah satu bentuk awetan telur melalui proses pengeringan dan penepungan (Suprapti 2002). Selain lebih awet, keuntungan lain menggunakan tepung telur ialah volume bahan menjadi jauh lebih kecil sehingga menghemat ruang penyimpanan dan biaya pengangkutan. Tepung telur juga memungkinkan jangkauan distribusi yang lebih luas dan penggunaannya lebih beragam dibandingkan dengan telur segar.

Tepung telur terdiri atas 3 jenis,yaitu tepung kuning telur, tepung putih telur, dan tepung telur campuran. Tepung putih telur yang dihasilkan dengan metode fermentasi banyak digunakan untuk membuat krim nougat atau sebagai bahan perekat.Tepung kuning telur banyak digunakan dalam pembuatan roti, kue lapis, donat, kue kering, mayonnaise, mie telur dan lain-lain, sedangkan tepung telur utuh cocok digunakan dalam pembuatan mayonnaise, kue, mie telur, telur dadar, makanan bayi, makanan kaleng lain dan bermacam-macam makanan ringan. Ketiga jenis tepung telur diatas memiliki fungsi yang berbeda karena karakteristik yang ditimbulkan juga berbeda.

Konsumsi tepung telur oleh industri di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan impor tepung telur. Angka impor pada tahun 2009–2012 mengalami peningkatan dari 315.340 kg menjadi 467.980kg (BPS2013). Indonesia belum mempunyai industri pengolahan tepung telur,baik dalam skala kecil maupun besar. Di sisi lain, produksi telur Indonesia sudah cukup tinggi. Data produksi telur Indonesia tahun 2008 sebesar 909.519 ton meningkat menjadi 1.059.266 ton pada tahun 2012 (BPS 2013).

Dari permasalahan diatas peluang dalam mendirikan industri tepung telur di Indonesia masih terbuka lebar dan peluang dalam memperoleh pasar juga cukup besar. Walupun harga telur di Indonesia masih belum stabil, namun perlu dilakukan pengkajian apakah pendirian industri tepung telur di Indonesia khususnya Kota Bogor dapat dilaksanakan. Berdasarkan penelitian mengenai studi kelayakan pendirian industri tepung telur diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut.

Tujuan Penelitian

(14)

2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian memberikan gambaran dalam pengambilan keputusan sebelum mendirikan industri tepung telur sehingga tidak terjadi kerugian yang seharusnya dapat dihitung. Perancangan industri tepung telur ini akan didirikan di Indonesia. Didirikannyaindustri tersebut, diharapkan dapat mengurangi impor terhadap tepung telur dan meningkatkan nilai tambah dari telur.

.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada perencanaan manajemen dan perhitungan ekonomi. Jumlah produksi didasari oleh jumlah bahan baku dan kebutuhan tepung telur dalam negeri. Dalam perencanaan dan perhitungan menggunakansoftwareMicrosoft Word , Microsoft Excel, dan desain rancang bangun.

METODE

Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka serta mempelajari deskripsi produk dan industrinya. Setelah studi pustaka, dilakukan proses pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan, baik data primer maupun data sekunder.Data primer diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan dilaboratorium simulasi industri lewikopo, Departemen Teknologi Industri Pertanian. Percobaan yang dilakukan adalah membuat tepung telur dengan menggunakan metode pengeringan semprot tipe berdiri pada suhu inlet 160-200oC dan outlet 80-90oC. Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan tahap tabulasi data dan analisis pada masing-masing aspek rencana bisnis. Data kuantitatif yang diperoleh diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel kemudian ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk memudahkan pembacaan dan interprestasi secara deskriptif. Analisis kuantitatif meliputi analisistataletak pabrik dengan metode Total Clossness Rating (TCR) dan finansial pembangunan pabrik dengan menggunakan kriteria-kriteria kelayakan investasi yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period dan Analisis Sensitivitas. Setelah analisis tiap aspek rencana bisnis selesai, dilakukan penyusunan laporan secara lengkap. Setelah laporan tersusun lengkap, maka penelitian selesai.

(15)

3 deskripsi dan spesifikasi kerja, pola rekrutmen, dan penjadwalan implementasi proyek.

Rencana keuangan terdiri atas kebutuhan modal awal usaha, biaya investasi, harga pokok penjualan, titik impas (break even point), proyeksi laba rugi atau laba proforma (proforma income statetment), arus kas proforma (proforma cashflow), dan kriteria investasi.Analisis terakhir adalah sensitivitas,yaitu mengkaji sejauh mana perubahan yang terjadi terhapap unsur-unsur yang terdapat dalam arus kas.Hasil analisis rencana tersebut dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan yang mungkin ada, sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak pengembang.

Prosedur Analisis Data

Total Clossness Rating (TCR)

Analisis terhadap peta ini memperlihatkan departemen-departemen yang harus berdekatan dan departemen-departemen yang tidak boleh berdekatan. Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan satu pengelompokkan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tadi (Heizer dan Render 1993).

Keterkaitan antar aktivitas dan hasil dari proses perancangan kegiatan tersebut adalah dalam bentuk bagan dan diagram keterkaitan antar kegiatan, yang secara sistematis telah menunjukkan bagaimana kedudukan (letak atau lokasi) suatu kegiatan (ruang) tertentu dikaitkan dengan kegiatan (ruang) yang lain (Apple 1990). Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi sebagai berikut.

• A (absolutly necessary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan saling berdekatan dan bersebelahan.

• E (especially important) menunjukkan bahwa letak antara duakegiatan harus bersebelahan.

• I (important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan.

• O (ordinary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan.

• U (unimportant) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat.

• X (undesirable) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan.

Untuk menghitung nilai TCR maka dipergunakan rumus sebagai berikut : m

TCR = ∑ V(rim), i = 1,2,3,...m j = i

i ≠ 1 Keterangan :

(16)

4

m = Jumlah aktifitas

Net Present Value (NPV)

NPV suatu proyek adalah manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek. di dapat dari selisih antara total PV (Present Value) manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Kriteria dan keputusan dalam analisis ini adalah layak jika NPV > 0 sedangkan bila NPV < 0, usaha tersebut tidak layak untuk di usahakan (Kadariah 1978). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan : Bt= Manfaat pada tahun t

Ct= Biaya pada tahun t

I = Tingkat suku bunga n= Umur ekonomis proyek t = Waktu

Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat pengembalian internal selama umur proyek. IRR merupakan discount rate yang menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Jika nilai IRR lebih besar atau sama dengan discount rate yang telah ditentukan maka usaha layak dilaksanakan sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount rate yang telah ditentukan maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan (Kadariah 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan : i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih (Kadariah 1978). Metode ini digunakan untuk melihat berapa besar maanfaat bersih yang dapat diterima suatu proyek untuk setiap investasi yang dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besar sama dengan 1 usaha dianggap layak untuk dilaksanakan dan jika B/C kurang dari 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(17)

5 Ct = total biaya pada tahun ke-t

i = tingkat diskonto yang berlaku n = umur ekonomi proyek

Payback Period (PBP)

Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu investasi, yang digunakan untuk mengukur periode pengembalian modal. Dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah aliran kas (Net Cashflow). Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakain baik untuk dilaksanakan (Kasmir 2003). Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut :

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak yang ditimbulkan dari perubahan – perubahan kondisi di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat pada saat perencanaan. Pada penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan dengan pendekatan perubahan akibat kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas produksi sebesar 10 persen. Penentuan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen merujuk pada inflasi rata-rata Indonesia dalam satu dekade terakhir yang tidak lebih dari 10 persen per tahun. Sedangkan penentuan penurunan kapasitas produksi sebesar 10 persen merupakan tingkat toleransi yang dianggap wajar untuk kebutuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh faktor-faktor non teknis yang mungkin terjadi.

Asumsi Dasar yang Digunakan

Sebagai dasar perhitungan finansial dalam perancangan industri tepung telur, asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Umur ekonomis proyek 10 tahun, ditentukan berdasar umur teknis bangunan pabrik.

2. Kapasitas pabrik tepung telur adalah 7.867 kg cairan telur per hari dengan asumsi dapat memenuhi 50% pada tahun pertama, 75% pada tahun kedua, dan 100% pada tahun ketiga hingga tahun selanjutnya.

3. Jumlah jam operasional adalah 24 jam/hari, ditentukan berdasarkan jam operasional rata-rata pabrik di Jawa Barat yang di bagi menjadi tiga shift. 4. Jumlah hari kerja adalah 25 hari per bulan, 300 hari per tahun, dengan

asumsi hari minggu libur serta hari libur nasional dan hari besar keagamaan.

5. Kebutuhan bahan baku telur akan dipenuhi oleh peternakan ayam petelur di Kota Bogor dan sebagian lagi dari luar Kota Bogorberdasarkan proyeksi ketersediaan bahan baku per tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS). 6. Asumsi permodalan dihitung dari dua model, yaitu model pertamaseluruh

(18)

6

7. Asumsi harga tepung putih telur Rp 164.900 dan tepung putih telur Rp 88.400keterangan : asumsi harga berdasarkan kantor pemasaran PT Citra Nata Pramana.

8. Biaya modal (faktor diskonto) 7% berdasarkan tingkat bunga deposito bank BRI.

9. Harga mesin yang impor dari Belgia menggunakan nilai tukar euro ke rupiah adalah Rp 17.000 dengan mengambil rata-rata nilai tukar tahun 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan lanjutan dari studi pra kelayakan. Produk dapat mencapai kondisi layak pada studi para kelayakan, namun belum tentu mencapai layak ketika ditranslasikan dalam skala industri pada studi kelayakan. Cakupan analisis pada studi kelayakan lebih luas, karena hasil analisis inilah yang akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan proyek. Studi kelayakan merupakan studi yang bertujuan untuk mereduksi pekerjaan-pekerjaan yang tidak berguna,menciptakan rangkaian pekerjaan secara komprehensif, dan menginformasikan peraturan-peraturan yang dapat dijadikan acuan oleh para pelaku industri saat berhubungan dengan stakeholder lain (UNIDO 1991). Suratman (2002) mendefinisikan studi kelayakan sebagai studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian di sini adalah memberikan rekomendasi apakah suatu proyek layak dikerjakan atau ditunda terlebih dahulu dengan saran-saran pengembangan. Soeharto (2002) menjelaskan studi kelayakan merupakan studi menyeluruh terhadap seluruh aspek kelayakan investasi. Nurmalina et la (2009) menyebutkan bahwa studi kelayakan merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi dapat memberikan manfaat atau hasil jika dilaksanakan. Berdasarkan keseluruhan definisi dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan merupakan suatu studi menyeluruh terhadap aspek-aspek kelayakan proyek guna menciptakan rangkaian pekerjaan secara komprehensif untuk mengetahui apakah suatu proyek layak dijalankan atau tidak.

Aspek Kajian Studi Kelayakan

(19)

7 (8)Analisis finansial dan pendekatan investasi. Menurut Nurmalita et la (2009), materi kajian dalam studi kelayakan dapat dibagi menjadi 6 aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek lingkungan, aspek finansial. Ruang lingkup materi telaah ini bergantung pada tujuan yang dititikberatkan pada pembuatan studi kelayakan. Pada penelitian ini, analisis yang diteliti mencakup analisis pasar dan pemasaran, analisis teknis dan teknologis, analisis manajemen dan organisasi, analisis keuangan.

Analisis Pasar dan Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan,baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut dikarenakan pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis aspek pasar dan pemasaran yaitu komposisi, kedudukan produk dalam pasar, perkembangan perminataan oleh konsumen dan kemungkinan persaingan produk sejenis. Konsep pemasaran lebih menekankan pada pemasaran dari produk kepada pelanggan dengan tujuan mencari laba atau keuntungan.

Potensi Pasar

(20)

8

merupakan industri – industri makanan seperti industri food mix, mie, mayonase, biskuit, permen, dan lain-lain. Industri tersebut menjadikan tepung telur sebagai salah satu bahan baku dalam proses produksi produk. Industri semacan itu cukup banyak sehingga potensi pasar juga cukup besar.

Persaingan Pasar

Tepung telur merupakan produk setengah jadi atau disebut juga produk business to business. Pada tahun 2012 negara India mendominasi 100% penjualan tepung telur di Indonesia. Indonesia belum memiliki industri tepung telur yang tercatat di Kementrian Perindustrian. Hal ini menjadikan nilai positif dalam persaingan dalam negeri jika Indonesia dapat mendirikan industri tersebut.

Tidak adanya persaingan di dalam negeri seharusnya dapat di manfaatkan sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan. Jika Indonesia dapat memproduksi dan bersaing baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, maka persaingan dalam mendapatkan pasar akan lebih menguntungkan pihak Indonesia dibandingkan negara India. Jika Indonesia hanya bergantung pada impor dari negara India, maka harga tepung telur yang ada di Indonesia akan dimonopoli oleh India.Permasalahan diatas menunjukkan bahwa persaingan pasar untuk tepung telur sangat terbuka lebar. Indonesia sendiri sebenarnya sudah mampu untuk memproduksi tepung telur namun belum ada perusahaan yang melirik bisnis tersebut.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagian perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Strategi dibuat berdasarkan suatu tujuan. Secara umum strategi pemasaran terdiri dari tiga tahap yaitu : segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler2001).

Pada rencana bisnis industri tepung telur ini, terdapat beberapa strategi dalam mengembangkan pasar, diantaranya :

1. Mengambil pangsa pasar domestik yang selama ini mengimpor tepung telur. 2. Membuat produk dengan kualitas yang sama namun dapat bersaing dari segi

harga dan waktu.

3. Memberikan pengetahuan mengenai penggunaan tepung telur oleh industri-indutri dengan memberikan konsultasi pengembangan produk.

Strategi yang digunakan disesuaikan dengan jenis produk yaitu business to businessyang lebih mengedepankan kualitas produk dan ketersediaan.

(21)

9 pangan khususnya industri yang menggunakan telur sebagai bahan baku. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan tepung telur oleh industri non pangan.

Target pemasaran merupakan kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Ditetapkannya target pasar, maka perusahaan dapat lebih mudah mengembangkan posisi dan strategi dari produknya. Target pasar dari industri tepung telur ini di tentukan pada industri pangan dalam negeri yang memiliki kebutuhan telur yang tinggi dalam pembuatan produknya. Produk yang ada dipasaran merupakan produk impor, sedangkan produksi dalam negeri sendiri belum ada. Ruang pasar yang jarang ada pesaing, diharapkan produk tepung telur ini dapat berkembang dengan pesat dan lebih mudah diterima oleh konsumen.

Positioning adalah perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah memperoleh posisi tertentu di pasar. Untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan harus dapat memasuki segmen pasar yang menghasilkan penjualan serta tingkat laba paling besar. Sesuai dengan segmentasi dan target pasar yang telah ditetapkan, maka tepung telur ini memiliki kualitas yang tinggi dengan bahan baku yang baik dan terjamin. Positioning produk ini adalah industri pangan yang menggunakan telur sebagai bahan baku. Adanya tepung telur produksi dalam negeri diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dari produk impor dan ketersedian produk sampai ke konsumen menjadi lebih cepat.

Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategiharga, strategi tempat dan distribusi pemasaran, dan strategi promosi. Strategi produk adalah strategi yang dilakukan oleh satu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk adalah agar perusahaan selalu menjaga mutu produk yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing demam produk lain yang sejenis. Strategi yang dilakukan pada produk yang ditawarkan mencakup kualitas (mutu). Sehingga perlu diperhatikan kualitas dari tepung telur agar produk layak untuk dipasarkan. Selain kualitas dari tepung telur keterjaminan halal dari produk tersebut akan mendorong konsumen untuk menggunakannya dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Strategi harga yang dilakukan adalah dengan menentukan harga yang berkaitan dengan pengeluaran biaya, pengaruh persaingan pasar, dan pembentukan persepsi konsumen mengenai produk yang dihasilkan. Tujuan penetapan biaya adalah untuk mencapai target pengembalian investasi atau tingkat penjualan neto satu perusahaan dengan memaksimalkan keuntungan dan penentuan pangsa pasar, karena dapat memperkirakan kenaikan atau penurunan penjualan. Penetapan harga yang sama namun memiliki keunggulan lebih bertujuan untuk mendukung citra penggunaan produk dalam negeri dan secara tidak langsung mengurangi ketergantungan produk impor oleh konsumen. Tepung telur ini dijual dengan harga tepung putih telur Rp 164.900 dan tepung kuning telur Rp 88.400 per kg. Penetapan harga ini sesuai dengan perhitungan finansial dari industri tepung telur serta melihat harga dari pesaing yang ada di Indonesia.

(22)

10

konsumen untuk memilih produk tersebut. Ketersedian produk dipasar tergantung pada distribusi produk. Pada produk ini, bentuk distribusi yang akan dilakukan adalah dengan dua cara yaitu :

1. Produsen – Pemakai Industri

Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut juga saluran distribusi langsung.

2. Produsen – Agen – Pemakai Industri

Saluran distribusi semacam ini dipakai oleh untuk mengurangi biaya pemasaran. Hal ini juga bisa digunakan untuk perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru. Strategi yang terakhir adalah strategi promosi atau periklanan. Strategi promosi diperlukan untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat dan membantu menciptakan citra produk di konsumen. Kegiatan periklanan (sebagai bagian dan marketing mix) yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tergantung pada beberapa faktor, seperti :

1. Jenis produk 2. Sifat pasarnya 3. Keadaan persaingan

Adanya berbagai faktor tersebut di mana setiap perusahaan mempunyai perbedaan, kegiatan periklanan yang dilakukan juga berbeda. Hal ini dapat secara lebih jelas dilihat pada biaya periklanan masing-masing. Namun untuk produk tepung telur yang masuk dalam kategori produk setengah jadi, dapat menggunakan dua metode promis yaitu :

1. Pull Demand Advertising

Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir (industri pangan) agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya secara langsung kepada produsen. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.

2. Push Demand Advertising

Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli. Push demand advertising juga disebut trade advertising.

Analisis Teknis dan Teknologis

Analsisi teknis dan teknologi mencakup analisis teknis secara spesifik yang terdiri dari bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, analisis keterkaitan antar aktivitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas pabrik, dan perancangan tataletak pabrik (Husnan dan Muhammad 2000).

Bahan Baku

(23)

11 Telur ayam adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti lemak, protein, mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi. Komposisi kimia telur ayam terdiri atas air (73,6%), protein (12,8%), lemak (11,8%), karbohidrat (1,0%) dan komponen lain (0,8%). Komposisi kimia telur ayam ras dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1Komposisi kimia telur ayam ras

Komposisi Kimia Telur Ayam Segar

Telur Utuh Putih Telur Kuning Telur

Kalori (Kal) 159,0 52,0 332,0

Air (g) 72,9 86,7 52,0

Protein (g) 13,2 10,9 14,8

Lemak (g) 11,1 0,4 29,5

Karbohidrat (g) 1,5 1,3 1,9

Kalsium (g) 56,0 10,0 133,0

Fosfor (mg) 200,0 14,0 482,0

Vitamin (SI) 327,0 0,0 630,0

Sumber: ASEAN FOOD (2000)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa komponen kimia telur terbesar adalah air diikuti protein, lemak, abu dan karbohidrat. Komposisi antara putih telur dan kuning telur terlihat jauh berbeda, terutama pada kandungan lemaknya. Selain lemak, kuning telur mengandung banyak vitamin-vitamin yang larut lemak dan phospolipid, termasuk lesitin yaitu zat pengemulsi. Pada putih telur air membentuk dispersi koloidal bersama protein telur, sedangkan pada kuning telur air membentuk emulsi bersama lemak (Panda 1996).

Komposisi telur terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani 2003). Bagian putih telur diikat dengan bagian kuning telur oleh kalaza, yaitu serabut-serabut protein berbentuk spiral yang disebut mucin. Kuning telur merupakan bagian telur yang mengandung zat gizi tinggi karena berfungsi sebagai makanan untuk perkembangan embrio (Stevenson dan Miler 1986).

Menurut Stadelman dan Cotterill (1977), kerabang telur terdiri dari empat lapisan yaitu kutikula, spongiosa (bunga karang), mamilaris dan membran kerabang telur. Kerabang telur terdiri atas dua bahan yang berbeda yaitu matriks organik dan garam-garam anorganik dengan perbandingan 1:5. Matriks organik adalah serabut-serabut protein yang terjalin membentuk jala, sedangkan bahan-bahan anorganik yang berbentuk kristal diikat didalam jala-jala tersebut.

(24)

12

Saccharomyces cerevisiae merupakan cendawan berupa khamir (yeast) sejati tergolong eukariot mempunyai potensi kemampuan yang tinggi sebagai imunostimulan, dan bagian yang bermanfaat tersebut adalah dinding selnya. Saccharomyces cerevisiae secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Berkembang biak dengan membelah diri melalui budding cell. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrien yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Saccharomyces cerevisiae yang mempunyai kemampuan fermentasi telah lama dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk makanan dan sudah banyak digunakan sebagai probiotik (Agawane & Lonkar 2004).

Ketersediaan Bahan Baku

Lokasi pendirian industri tepung telur berdada di Kota Bogor. Bahan baku telur yang digunakan berasal dari peternakan ayam petelur yang ada di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor serta didukung dari beberapa Kabupaten di Jawa Barat seperti Sukabumi, Cianjur, Karawang, dan Kabupaten lainya. Bahan baku yang ada di Kota Bogor pada tahun 2012 mencapai 150.993 kg per tahun dan Kabupaten Bogor44.115.071 kg per tahun (BPS 2013). Total bahan baku yang ada di Jawa Barat pada tahun 2012 mencapai 120.123.000 kg per tahun (BPS2013). Jumlah ini merupakan produksi telur ayam ras yang cukup besar dari 32 provisinsi lain yang ada di Indonesia. Konsumsi telur ayam di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,518 kg per kapita per tahun (Ditjennak 2013). Populasi penduduk Kota Bogor dan Kabupaten mencapai 6.082.081 jiwapada tahun 2012 (BPS Kota Bogor 2013). Berdasarkan total konsumsi per kapita per tahun dan jumlah penduduk, diperoleh total konsumsi telur Kota Bogor sebesar 39.643.004 kg per tahun. Sisa telur yang tidak di konsumsi di Kota Bogor mencapai 4.623.060 kg per tahun. Jumlah tersebut cukup besar untuk di jadikan suplai bahan baku, sehingga ketersediaan bahan baku untuk industri tepung telur masi tercukupi. Pengumpulan bahan baku telur akan dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama dengan peternakan yang ada di setiap kabupaten. Para peternak akan dibina oleh perusahaan melalui pembentukan koperasi atau paguyuban yang berfungsi sebagai kontrol terhadap bahan baku. Bahan pendukung seperti Saccharomyces cerevisiae diperoleh dari supplier dengan mengadakan kerja sama dalam pengadaan bahan baku, dan nantinya tidak akan mempengaruhi proses produksi dan penjualan.

Perencanaan Kapasitas

(25)

13 Tabel 2Kapasitas produksi dan hasil tepung telur

Tepung

Cairan (kg) 2.034.696 712.144 1.322.552

Tepung / hari (kg) 1.248 836 406

Tahun (kg) 374.384 250.675 121.675

Bahan kering (%) 23 44 11.5

Perencanaan kapasitas produksi pada tiga tahun pertama akan mengalami peningkatan. Dimana pada tahun pertama akan berproduksi 80%, kemudian di tahun ke dua 90%, dan di tahun ketiga menjadi 100%. Tahun selanjutnya akan berproduksi 100% dengan total produk mencapai 374 ton per tahun.

Teknologi Proses Produksi

Proses Produksi

Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuous improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen (Gaspersz 2004).Pada proses produksi tepung telur diperlukan beberapa persiapan dan pengolahan awal sampai menjadi produk. Berikut adalah beberapa tahapan dalam memproduksi tepung telur :

1. Proses Loading (Penerimaan)

Pada proses ini bahan baku di diterima pada ruang persiapan. Pada tahap ini bahan baku dipersiapkan dan di timbang sesuai dengan kapasitas yang akan diproduksi. Pada tahap ini dilakukan proses sortasi telur yang akan digunakan.

2. Proses Pemisahan

Proses pemisahan telur merupakan langkah awal untuk mendapatkan bahan baku yang akan yang diproses. Proses pemisahan dilakukan dengan memecahkan cangkang telur menggunakan mesin pemecahan CEM 108. Pada proses ini telur akan dipisahkan antara kuning telur dan putih telur secara otomatis.

3. Proses Pasteurisasi

Pasteuirisasi merupakan proses sterilisasi cairan telur yang sudah dipisahkan. Sterilisasi menggunakan mesin pasteurizer yang diproses pada suhu 64 oC selama enam menit.

4. Proses Fermentasi

Pada proses ini hanya dilakukan untuk pembuatan tepung putih telur. Fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae yang berfungsi untuk mencegah terjadinya reaksi browning atau pencoklatan. Hal ini terjadi karena pada putih telur terdapat kandungan gula yang akan mengalami pencoklatan pada proses pemanasan. Fermentasi dilakukan selama 2-3 jam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan khamir Saccharomyces cerevisiae sebanyak 3%.

5. Proses Homogenisasi

(26)

14

Loading (Penerimaan)

Pemisahan

Kuning Telur Putih Telur

Pasteurisasi Pasteurisasi

Fermentasi Homogenisasi

Pengeringan Homogenisasi

Pengeringan Pengemasan

Pengemasan

dengan pencampuran beberapa zat yang terkait untuk membent atau hingga 100 bar. Proses homogenisasi sangat berpengaruh padaproses pengeringan menggunakan spray dryer.

6. Proses Pengeringan

Proses utama dari tepung telur adalah pengeringan menggunakan mesin spray dryer. Pada proses ini cairan telur akan membentuk pengkabutan oleh nozel pada alat spray dryer. Pengkabutan bertujuan untuk membentuk partikel-partikel kecil yang nantinya akan cepat kering ketika bersentuhan dengan udara panas yang dihasilkan spray dryer. Suhu yang digunakan pada spray dryer adalah suhu inlet (masuk) 160 oC dan suhu outlet (keluar) 60 oC. Setelah proses pengeringan maka tepung telur akan masuk pada ruang panas yang bertujuan untuk menghindari perbedaan panas secara tiba-tiba dan perubahan struktur pada kondisi panas.

7. Proses Pengemasan

Pengemasan tepung telur di kemas dalam kemasan kedap udara untuk menjanga kadar air tepung dan menghindari pencemaran dari udara. Pengemasan yang baik akan mempengaruhi umur simpan produk. Diagram pembuatan tepung telur dapat dilihat pada Gambar 1.

Mesin dan Peralatan

Salah satu komponen yang penting dalam pembuatan tepung telur adalah adanya mesin dan peralatan. Dengan tersedianya mesin dan peralatan, maka bahan

(27)

15 baku dapat diproses menjadi produk yang diinginkan. Pada industri tepung telur diperlukan beberapa mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang digunakan saat ini masih di impor dari negara Belgia yang merupakan salah satu negara penjual mesin dan peralatan khusus dalam pengolahan telur khususnya tepung telur. Penggunaan mesin dan peralatan dari luar dikarenakan efisiensi mesin lebih tinggi dibandingkan mesin yang ada di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa mesin dan peralatan yang di beli dari dalam negeri.

Mesin

Mesin - mesin utama yang digunakan dalam pembuatan tepung telur antara lain :

1. Mesin Separasi

Merupakan mesin yang berfungsi untuk memecahkan telur dan memisahkan kuning telur dan putih telur. Kapasitas mesin ini 2700 – 10.000 telur/ jam. Kebutuhan listrik untuk mesin separasi ini sebesar 1.3 kW / jam. Sedangkan konsumsi udara sebesar 250L/min @ 5-6 bar dan membutuhkan air dingin 1L/min. Gambar mesin separasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2Mesin separasi CEM 108 Sumber : ovobel.com 2. Mesin Sentrifuse

Merupakan mesin yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan cairan yang masih menempel. Teknik yang digunakan adalah pemutaran secara cepat. Mesin ini dapat membantu untuk mengurangi kehilangan bahan baku pada cangkang. Mesin ini membutuhkan listrik 4,18 kW / jam dengan tegangan 3ph ( 400 V + PE ). Gambar mesin sentrifuse dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3Mesin sentrifuse Sumber : ovobel.com 3. Mesin Pasteurisasi

(28)

16

mesin membutuhkan 10,7 kW / jam dan dilengkapi dengan plat pendingin. Gambar mesin pasteurisasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4Mesin pasteurisasi Sumber : ovobel.com 4. Mesin Homogenizer

Merupakan mesin yang berfungsi untuk meratakan cairan telur menjadi butiran-butiran halus. Dengan adanya alat ini akan mempermudah pada saat proses penyemprotan pada mesin pengering. Sehingga hasil penyemprotan menjadi rata dan akan cepat kering. Mesin ini membutuhkan energi lipstik 5.5 kW/jam. Berat mesin 350 kg dengan konsumsi air 40 lph. Gambar mesin homogenizer dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5Mesin homogenizer Sumber : ovobel.com 5. Mesin Pengering (Spray Dryer)

(29)

17

Gambar 6Mesin pengering (spray dyrer) Sumber : ovobel.com

6. MesinShell Conveyor

Mesin ini berfungsi untuk memindahkan cangkang telur yang sudah terpisah ke proses selanjutnya. Kelistrikan yang dibutuhkan mesin ini sebesar 0.75 kW. Gambar mesin shell conveyordapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7Mesin shell conveyor Sumber : ovobel.com 7. Mesin CIP (Clean in Place)

Pada industri yang banyak menggunakan pipa sebagai media pendistribusian bahan baku maupun produk, maka industri tersebut wajib memiliki mesin CIP. Mesin ini berfungsi untuk membersihkan saluran pipa yang digunakan saat proses produksi. Cara kerja dari mesin ini adalah dengan menyalurkan larutan pembersih dengan tekanan tinggi. Mesin CIP membutuhkan energi listrik 4 kW/CIP return pulp dengan konsumsi udara 5-6 bar. Konsumsi air dingin yang dibutuhkan sebesar 100 L/min. Gambar mesin CIP dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8Mesin CIP (Clean in place) Sumber : ovobel.com

(30)

18

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tepung telur antara lain :

a. Peralatan Pembantu Produksi 1. Pompa

Pompa yang digunakan pada aliran proses tepung telur berbeda antara satu proses dengan proses yang lainnya. Jenis pompa yang digunakan terdiri dari pompa transfer, pompa positif, dan pompa pneumatik. Pompa transfer digunakan untuk mengalirkan cairan telur menuju tangki pasteurisasi berjumlah 1 unit. Pompa positif digunakan untuk mengalirkan cairan albumin ke tangki fermentasi, separator, dan mesin pengering yang berjumlah 3 unit. Pompa pneumatik digunakan untuk proses pembersihan saat melakukan CIP dan pengiriman cairan teknis ke dalam tangki berjumlah 3 unit.

2. Kompresor

Kompresor berfungsi untuk menghasilkan angin yang diperlukan. Beberapa mesin membutuhkan udara untuk menghasilkan tekanan.Kompresorudara yang digunakan yaitu pada8bar(oil free), dengantitikembunpengering 4°C.

3. Tangki Penampung dan Pipa

Tangki penampung berfungsi untuk menampung cairan telur yang berjumlah 2 unit. Sedangkan pipa berfungsi sebagai media aliran cairan telur yang akan diproses maupun media CIP.

b. Peralatan Pengendalian Mutu

Peralatan ini meliputi peralatan yang berada diruangan laboratorium. Peralatan ini berfungsi untuk menguji kualitas bahan baku maupun produk sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah di tentukan.

c. Peralatan Perkantoran

Peralatan perkantoran diperlukan untuk mendukung aktivitas perkantoran maupun administrasi. Peralatan kantor terdiri dari meja tulis, kursi, komputer, lemari, alat tulis dan perabotan kantor lainnya.

Hasil Percobaan Laboratorium

(31)

19 kuning telur yang dihasilkan dapat mencapai 16,5% dan tepung putih telur 7,1% dari total bahan baku. Produk tepung telur hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Tepung putih telur dan tepung kuning telur

Neraca Masa Produksi Tepung Telur

Perhitungan neraca massa dalam perancangan proses satu industri bertujuan untuk mengetahui jumlah aliran input - output bahan dalam satu rangkaian proses sehingga berguna untuk menetapkan dan mengawasi jumlah bahan-bahan yang diperlukan. Perhitungan neraca massa pada proses percobaan menggunakan basis 1000 g. Neraca massa pembuatan tepung telur dapat dilihat pada Gambar 10.

Telur

100 kg Pemecahan

Pasteurisasi Pasteurisasi

Putih Telur 60kg Kuning Telur 27kg

Fermentasi Homogenisasi

26,4 kg 59,4 kg

Pengeringan Homogenisasi

25kg 580 g

Tepung Kuning Telur 13,9 kg

Pengeringan 571 g

(32)

20

Gambar 10 Neraca massa pembuatan tepung telur

Penentuan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pendirian industri tepung telur ditetapkan di daerah Kota Bogor. Pemilihan lokasi di daerah tersebut didasari oleh beberapa faktor antara lain kedekatan dengan sumber bahan baku telur, dimana Kota Bogor merupakan salah satu penghasil telur terbesar di Jawa Barat. Selain itu, harga telur di kawasan Bogor relatif stabil dibandingkan dengan daerah lain. Kisaran harga telur di Kota Bogor adalah Rp 14.500 – Rp 16.500. Dalam hal ini harga telursangat mempengaruhi biaya pengeluaran produksi. Lokasi Bogor yang berada tidak jauh dari kawasan industri Jabodetabek memberikan keuntungan terhadap keperluan industri maupun penjualan. Kawasan Kota Bogor juga memiliki sumber daya manusia yang baik. Dalam hal ini perusahaan tidak akan mengalami kesulitan terhadap kebutuhan sumber daya manusia.

Selain bahan baku, faktor penunjang lainnya adalah sumber energi listrik, dimana industri tepung telur sudah dijangkau oleh aliran listrik dari PLN. Kawasan pendirian dipilih dekat dengan jalansebagai akses keluar-masuk industri. Pendistribusian bahan baku dan produk akan lancar apabila akses menuju lokasi pabrik mudah dijangkau.

Kebutuhan Ruang Pabrik

Dalam mendirikan industri tepung telur dibutuhkan ruangan-ruangan sebagai tempat keberlangsungan usaha. Ruangan yang dibutuhkan terdiri dari ruang produksi dan ruang nun produksi. Ruang produksi berfungsi sebagai tempat melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi produk. Sedangkan ruangan non produksi adalah ruangan yang berfungsi untuk kegiatan-kegiatan selain kegiatan produksi yang mendukung kegiatan produksi tersebut. Berikut ini beberapa ruangan yang dibutuhkan dalam pembuatan industri tepung telur :

a. Ruangan Non Produksi 1. Ruangan Kantor

Bangunan kantor yang terdiri dari ruang kantor utama, ruang meeting, dan ruang resepsionis. Ruangan tersebut digunakan untuk aktivitas non produksi yang mengurus manajemen perusahaan.

2. Ruangan Laboratorium

Laboratorium sangat diperlukan untuk menguji kualitas bahan baku dan juga produk yang dihasilkan. Ruangan merupakan zona steril yang hanya boleh dimasuki oleh laboran.

3. Kantin

Ruangan ini diperlukan sebagai ruangan pada waktu istirahat dan makan. Penggunaan ruangan ini hanya digunakan saat istirahat saja.

4. Ruangan Ganti

(33)

21

b. Ruangan Produksi

1. Ruangan Penerimaan

Merupakan ruangan yang berfungsi untuk menerima pasokan bahan baku. Ruang ini dilengkapi dengan ruangan penyimpanan sementara bahan baku telur.

2. Ruangan Suku Cadang

Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan semua peralatan suku cadang produksi agar ketika terjadi kerusakan dapat segera diperbaiki maupun di ganti.

3. Ruangan Pemisahan

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat mesin separasi yaitu untuk memisahkan kulit telur dengan cairan telur. Cairan telur juga dipisahkan antara kuning dan putih telur.

4. Ruangan Proses Kulit Telur

Ruangan ini berfungsi untuk menampung dan mengolah kulit telur yang telah terbuang dari proses.

5. Ruangan CIP

Ruangan ini berfungsi untuk peralatan CIP yang tersambung dengan peralatan produksi.

6. Ruangan Pasteurisasi

Ruangan ini berfungsi untuk proses pasteurisasi cairan telur yang terdiri dari unit tangki dan mesin pompa.

7. Ruangan Fermentasi

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fermentasi untuk cairan putih telur sebelum masuk ke proses selanjutnya.

8. Ruangan Mesin dan Kelistrikan

Berfungsi sebagai tempat peralatan pendukung seperti mesin pendingin, broiler, dan kelistrikan.

9. Ruangan Spray Dryer

Ruangan ini merupakan ruangan utama untuk proses produksi. Ruangan ini dirancang khusus karena memerlukan saluran pembuangan untuk mesin spray dryer dengan ketinggian pipa pembuangan 8 m.

10.Ruangan Pengemasan

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pengemasan tepung telur yang telah di proses pada ruang pengering dan disalurkan melalui konveyor.

11.Ruangan Pemanas

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat sementara setelah proses pengemasan. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga mutu dari tepung telur. 12.Ruangan Penyimpanan

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pemberhentian terakhir dari produk yang telah diporses. Penyimpanan produk ini berdekatan dengan ruangan pemanas dan jalur bongkar muat.

(34)

22

harus bisa melakukan perancangan tataletak yang pada umumnya akan meminimumkan pembiayaan. Perancangan tataletak pabrik dapat meminimumkan elemen-elemen biaya, seperti biaya produksi, biaya perawatan mesin, biaya pemindahan, dan biaya penyimpanan.

Pada industri tepung telur ini, penentuan tataletak yang digunakan yaitu tipe lintas produksi atau tipe produk. Tataletak lintas produksi merupakan penataan mesin-mesin menurut urutan pengerjaan produk yang dibuat, dari awal sampai akhir. Satu produk dapat diproduksi sampai selesai di dalam satu ruangan proses tanpa berpindah ke ruangan lain. Produk-produk bergerak secara terus menerus dalam satu proses pengolahan. Tipe tataletak ini sangat baik digunakan untuk produk yang di produksi dalam jumlah banyak dan kontinu namun variasi produk rendah. Tujuan pemilihan tipe tataletak lintas produksi ini adalah untuk mengurangi biaya penanganan material, memudahkan pengawasan, pekerja lebih terspesialisasi, sehingga dapat melakukan penghematan biaya. Pola aliran bahan yang digunakan membentuk aliran lurus yang bertujuan untuk mengefisiensikan waktu dan pergerakan.

Berdasarkan diagram alir proses produksi tepung telur, maka dilakukan analisis keterkaitan antar aktivitas untuk menetukan tataletak pabrik yang optimal. Salah satu cara untuk menganalisis dan merancang keterkaitan antar kegiatan dapat menggunakan bagan keterkaitan atau AR-Chart. Keterkaitan antar aktivitas akan disajikan dalam bentuk bagan dan diagram yang secara sistematis menunjukkan bagaimana kedudukan letak satu kegiatan tertentu dengan kegiatan lainnya. Dalam merancang hubungan kegiatan, maka harus dipertimbangkan faktor penting yaitu karakteristik bangunan, fasilitas penunjang, kemungkinan perluasan, dan letak bangunan.

(35)

23

Gambar 11 Bagan keteraitan antara aktivitas pada industri tepung telur Nilai TCR untuk setiap simbol pada diagram keterkaitan adalah sebagai berikut :

1. Simbol A : tiga pangkat empat 2. Simbol E : tiga pangkat tiga 3. Simbol I : tiga pangkat dua 4. Simbol O : tiga pangkat satu 5. Simbol U : tiga pangkat nol 6. Simbol X : nol

Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan keterkaitan antar ruang. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa lokasi yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah ruang spray dryer, pemanas, dan pengemasan. Hal ini dikarenakan setelah proses produksi produk harus segera dikemas untuk mengurangi dampak penyerapan air yang ada di udara. Kemudian setelah di kemas akan langsung di masukkan sementara diruang pemanas untuk menjaga kondisi suhu produk tidak berubah secara drastis. Untuk itu penempatan ruang tersebut berada pada lokasi yang berdekatan. Untuk posisi kedua yang mendapatkan nilai tertinggi adalah ruang penyimpanan produk, maka keberadaannya diharuskan berdekatan dengan ruang yang memiliki nilai tertinggi sebelumnya yaitu proses produksi. Proses pemindahan produk ke ruang penyimpanan akan jauh lebih mudah. Keterkaitan antar ruang berdasarkan urutan nilai akan memberikan keefektifan dan keefisienan ruang, waktu, dan biaya.

Tabel 3Perhitungan keterkaitan antar ruang

No Lokasi Nilai Total

(36)

24

6 Suku Cadang 31 30 30 30 30 30 30 30 30 30 32 32 30 30 30 21 7 Pemisahan 34 31 32 31 30 30 30 30 30 31 33 32 30 30 30 135 8 Limbah Kulit

Telur

31 31 30 30 30 30 30 30 34 30 34 30 30 30 30 168

9 CIP 31 31 32 30 30 30 30 31 31 30 31 30 30 30 30 24 10 Pasteurisasi 34 31 31 30 30 30 31 31 32 30 31 30 30 30 30 105 11 Fermentasi 30 30 30 30 31 31 32 30 30 30 30 30 30 30 30 18 12 Mesin dan

Kelistrikan

34 34 32 30 30 31 30 30 30 30 30 30 30 30 30 144

13 Spray Dryer 34 34 34 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 243 14 Pengemasan 34 34 34 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 243 15 Pemanas 34 34 34 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 243 16 Penyimpanan 34 34 32 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 171

Ruangan yang mendapatkan nilai terkecil adalah ruangan kantor dan laboratorium dengan nilai sembilan berdasarkan perhitungan TCR pada ruangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ruangan tersebut diharapkan berjauhan dengan ruang produksi karena dapat mengganggu aktivitas pada ruangan tersebut. Pada hasil perhitungan di atas dapat diimplikasikan ke dalam sebuah layout ruang yang ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12Layout keterkaitan ruang Keterangan

A : Kantor B : Kantin C : Laboratorium D : Ruang ganti E : Bahan Baku F : Suku cadang G : Pemisahan

H : Limbah kulit telur I : CIP

J : Pasteurisasi K : Fermentasi

L : Mesin dankelistrikan M : Spray dryer

(37)

25 O : Pemanas

P : Penyimpanan

Pembangunan ruangan dan pengaturan tataletak harus disesuaikan dengan ukuran luas tempat yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan tempat dan biaya yang akan digunakan untuk membangun ruangan tersebut. Jumlah luas area pada masing-masing area yang dibutuhkan untuk setiap ruangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4Jumlah luas area yang dibutuhkan untuk setiap ruangan

No Lokasi Luas area (m2)

Penentuan luas area pada masing-masing ruangan mempermudah dalam mebuat denah lokasi pabrik yang akan dibuat. Berdasarkan data diatas maka diperoleh denah tataletak pabrik tepung telur yang efisien.

Aspek Lingkungan

Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan. Berdirinya industri tepung telur dapat dinilai apakah dapat menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun tidak. Pertimbangan mengenai sistem alami dan kualitas dalam analisis satu bisnis justru akan menunjang kelangsungan satu bisnis itu sendiri. Pada industri tepung telur limbah yang dihasilkan dari proses produksi sebesar 16 % dari jumlah hasil seluruh proses produksi. Secara garis besar limbah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah yang dihasilkan dari industri ini relatif kecil dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Karena bahan-bahan yang digunakan berstandar food grade dimana bahan ini dikhususkan untuk makanan. Sehingga penggunaannya aman bagi konsumen maupun lingkungan.

(38)

26

Dimana cangkang telur akan langsung menuju ruangan proses pengolahan cangkang telur untuk dihancurkan. Limbah cangkang ini dapat dijual kembali sebagai produk pakan maupun bahan baku kecantikan. Limbah plastik sisa kemasan rusak akan di pisah dan di buang ketempat penampungan sampah. Sedangkan untuk limbah cair yang dihasilkan berupa air sisa pencucian telur dan air sisa pembersihan CIP. Dalam hal ini air limbah yang dihasilkan tidak mengadung zat berbahaya sehingga tidak merusak lingkungan. Namun perlu di lakukan penyaringan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Analisis Manajemen dan Organisasi

Aspek Legalitas

Badan Usaha

Pada kepemilikan perusahaan terdapat beberapa bentuk ban hukum yang dapat di pilih oleh pendiri perusahaan. Pemilihan bentuk perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran besar kecilnya perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba, risiko, dan aturan penguasaan perusahaan. Berdasarkan modal investasi dalam pendirian industri ini relatif cukup besar dan memiliki resiko yang cukup tinggi, maka pemilihan bentuk badan usaha yang sesuai dengan dengan industri ini adalah Perseroan Terbatas. Keuntungan dari pemilihan suatu badan usaha perorangan adalah dapat menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha. Namun kelemahannya adalah semua bentuk kerugian atau beban usaha akan menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan itu sendiri. Sehingga dalam penentuan kepemilikan badan usaha harus di sepakati terlebih dahulu bagi seluruh pemegang saham.

Perizinan

Pendirian industri ini memerlukan beberapa izin untuk mendapatkan status legal dari pemerintah. Berdasarkan pemilihan kepemilikan badan usaha dalam bentuk Perseroan Terbatas maka harus memenuhi syarat-syarat secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut :

1. Pendiri minimal dua orang atau lebih (pasal 7 ayat 1). 2. Akta notaris yang berbahasa Indonesia.

3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (pasal 7 ayat 4).

4. Akta pendirian harus disahkan oleh menteri kehakiman dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (pasal 7 ayat 4)

5. Modal dasar minimal Rp 50.000.000,00 dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (pasal 32 dan pasal 33).

6. Minimal satu orang direktur dan satu orang komisaris (pasal 92 ayat 3 dan pasal 108 ayat 3).

7. Pemegang sahan harus WNI dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia kecuali PT. Penanaman Modal Asing.

(39)

27 1. KTP dari para Pendiri (minimal dua orang dan bukan suami-isteri). Apabila pendirinya suami-isteri (tidak pisah harta), maka harus ada satu orang lain lagi yang bertindak sebagai pendiri atau pemegang saham.

2. Modal dasar dan modal disetor.

3. Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri.

4. Susunan Direksi dan Komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

Untuk perizinan perusahaan berupa surat keterangan domisili perusahaan, NPWP persahaan, SIUP, TDP/WPD, dan PKP, maka dokumen-dokumen pelengkap yang diperlukan antara lain :

1. Kartu Keluarga Direktur Utama 2. NPWP Direksi

3. Fotokopi Perjanjian Sewa Gedung berikut surat keterangan domisili dari pengelola gedung (apabila kantor berstatus sewa), sedangkan apabila berstatus milik sendiri, maka diperlukan fotokopi sertifikat tanah dan fotokopi PBB terakhir berikut bukti pelunasannya.

4. Pas foto Direktur Utama atau penanggung jawab ukuran 3x4 sebanyak dua lembar.

5. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, komputer berikut satu hingga dua orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk mempermudah pada saat survei lokasi untuk PKP dan SIUP.

6. Stempel perusahaan.

Selain persyaratan diatas, industri juga perlu jin TDI (Tanda Daftar Industri) yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dan industri ini juga memerlukan sertifikat halal dari MUI dan jin dari BPOM.

Pajak

Setiap badan usaha yang didirikan berkewajiban membayar pajak yang di atur dalam Undang-undang No. 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Bdan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perseroan atau perkumpulan lainnya, Firma Kongsi, Koperasi, Yayasan atau lembaga untuk usaha tetap.

Kebutuhan Tenaga Kerja

(40)

28

untuk berlangsungnya kegiata perusahaan. Kebutuhan tenaga kerja secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5Kebutuhan dan kualifikasi tenaga kerja

No Jabatan Kualifikasi

Pendidikan

Suatu perusahaan yang sedang menjalankan bisnis tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan tenaga manajemen yang ahli dibidangnya masing-masing serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan perusahaan. Tenaga manajemen adalah pengelola faktor-faktor produksi lain yang dikerahkan untuk mencapai berbagai macam sasaran dalam menjalankan bisnis. Tenaga manajemen memiliki fungsi untuk menciptakan kemampuan bisnis untuk menghasilkan keuntungan, membayar bunga dan mengembalikan pinjaman yang dipergunakan. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis tersebut, dan siapa yang melakukanstudi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.

Menurut Sutojo (1996), tenaga kerja yang tepat dan berkualitas dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa hal penting, yaitu uraian jenis pekerjaan atau tugas pokok yang diperlukan untuk menjalankan operasional perusahaan, struktur organisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas perusahaan secara efisien, persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk mengisi jabatan yang ada untuk mengisi kekurangan ahli.

(41)

29

Gambar 13Struktur organisasi industri tepung telur

Deskripsi Kerja

Setiap struktur organisasi terdiri dari berbagai divisi dan jabatan. Masing-masing divisi memiliki perbedaan pekerjaan secara signifikan. Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan dengan spesifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh asing-masing jabatan. Penyesuaian ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas industri. Menurut Sutojo (1996), tenaga kerja yang tepat dan berkualitas dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa hal penting yaitu uraian jenis pekerjaan atau tugas pokok yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas perusahaan secara efisien, persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengisi jabatan yang ada untuk mengisi kekurangan ahli. Deskripsi kerja pada industri tepung telur sebagai berikut.

1. Direktur

Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang meliputi kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan manajer yang berada dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan akan di pegang oleh direktur.

2. Manajer Produksi

Manajer produksi bertugas untuk melakukan perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi. Bagaimana produk dapat di produksi dengan kualitas yang tetap terjaga dan juga pengembangan produk. Serta mengawasi pengujian oleh quality control.

(42)

30

Manajer administrasi bertugas mengelola administrasi dalam perusahaan, mengelola pengadaaan bahan baku telur dan bahan pendukung, serta semua yang terkait dengan pengadaan logistik.

4. Manajer Keuangan

Manajer keuangan bertugas mengelola, mengawasi, dan mengaudit semua bentuk penerimaan dan pengeluaran produksi dalam perlahan serta menangani masalah keuangan dalam perusahaan.

5. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran baik promosi, penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan pasar.

6. Staf Administrasi

Staf administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan administrasi perusahaan maupun operasional perusahaan.

7. Staf Logistik

Staf logistik bertanggung jawab mengelola pengadaan bahan baku dan pengelolaannya, serta pendistribusian produk.

8. Staf Keuangan

Staf keuangan bertugas mengawasi dan mengelola pencatatan keuangan perusahaan.

9. Staf Pemasaran

Staf pemasaran bertanggung jawab mendistribusikan produk ke pasar (konsumen), dan membantu manajer pabrik memperoleh informasi kondisi pasar.

10. Staf Keamanan

Staf keamanan bertugas untuk mengamankan keseluruhan perusahaan, baik secara fisik bangunan maupun orang-orang yang ada di perusahaan.

11. Operator

Operator bertanggung jawab dalam menjalankan mesin-mesin produksi dan memastikannya sesuai dengan prosedur. Operator akan berkordinasi dengan manajer produksi agar tidak terjadi kesalahan.

12. Laboran

Laboran bertanggung jawab dalam mengawasi kualitas produk yang dihasilkan dengan melakukan pengujian secara fisik, kimia, dan biologis.

(43)

31 Tabel 6Pembagian jam kerja karyawan kantor

Kegiatan Jam Kerja

Kerja aktif 08.00-12.00 WIB Istrirahat 12.00-13.00 WIB Kerja aktif 13.00-17.00 WIB

Tabel 7Pembagian shift untuk karyawan proses produksi

Shift Jam Kantor

Shift I 07.00-15.00 WIB

Shift II 15.00-23.00 WIB Shift II 23.00-07.00 WIB

Pembagian shift kerja sudah termasuk waktu istirahat, makan, dan beribadah. Bagaimanapun setiap karyawan memiliki hak untuk memiliki jam istirahat. Untuk menjaga kedisplinan karyawan datang tepat waktu, maka akan diberlakukan sistem absen fingerprint. Dimana karyawan harus melakukan absensi dengan sidik jari sendiri. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir karyawan yang ingin melakukan keterlambatan. Karyawan yang tidak hadir pada saat jam kerja namun memberikan alasan yang diterima, maka tidak akan diberikan sanksi. Catatan absensi karyawan akan diberi reward dan punishment yang nantinya akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja dengan baik dan tepat waktu.

Seluruh tenaga kerja yang dibutuhkan di peroleh dari hasil perekrutan kerja yang dilakukan oleh internal perusahaan. Dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, maka tidak terlalu sulit untuk mencarinya. Untuk pekerja kantor dan ahli dilakukan seleksi yang cukup ketat karena mempengaruhi keputusan yang akan dibuat. Perekrutan untuk operator di seleksi berdasarkan kalian khusus yang dimiliki oleh lulusan D3. Sedangkan untuk tenaga kerja yang lain di usahkan menggunakan warga sekitar yang memiliki kemauan dalam bekerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar dan memberikan efek positif terhadap perusahaan.

Pemenuhan hak dan kewajiban haruslah seimbang baik dari perusahaan maupun karyawan. Dalam hal ini kewajiban perusahaan dalam membayar gaji karyawan dengan baik. Gaji karyawan dilakukan setiap awal bulan yang langsung dibayarkan kepada karyawan. Selain gaji pokok nantinya akan diberikan tambahan uang transport dan Tunjangan Hari Raya mengikuti peraturan yang berlaku pada daerah tersebut. Setiap karyawan diberi ijin cuti jika mendapat musibah maupun ijin cuti melahirkan.

Analisis Keuangan

(44)

32

jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi-proyeksi harga. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis financial industri tepung telur antara lain adalah :

1. Umur ekonomis proyek diasumsikan 10 tahun.

2. Nilai sisa bangun pada masa akhir proyek bernilai 50% dari nilai awal, sedangkan nilai tanah tetap pada masa akhir proyek, nilai sisa tanah adalah 100% dari awal nilai awal, dan nilai sisa mesin dan peralatan adalah 10% dari nilai awal berdasarkan nilai sisa mesin pada industri sejenis.

3. Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan per tahun adalah 5 persen dari harga mesin dan peralatan.

4. Discount factor diasumsikan sebesar 7% berdasarkan suku bunga deposito di bank BRI yang terdiri dari dua sekanario,yaitu skenario pertama menggunanakan Debt Equity Ratio (DER) sebesar 100% modal sendiri dan 0% pinjaman bank dan skenario kedua menggunakan dana pinjaman bank 55 % dan 45 % modal sendiri.

5. Pinajaman di lakukan pada bank BRI dengan bunga pinjaman 12,75% dalam bentuk bunga efektif.

6. Pajak dihitung berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk pajak badan adalah sebesar 28%, pajak bumi dan bangunan 2,5%, dan pajak kendaraan 1,4%.

7. Biaya investasi adalah jumlah dari total biaya tetap dan biaya modal kerja dan dikeluarkan seluruhnya pada tahun ke-0

8. Proyek dimulai pada tahun ke-0 dan produksi dimulai pada tahun ke-1. 9. Kapasitas produksi pada tahun ke-1 adalah 80%, kapasitas produksi tahun

ke-2 adalah 90%, dan kapasitas tahun ke 3 dan seterusnya adalah 100%.

Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan pada saat akan mendirikan industri tepung telur. Biaya ini terdiri dari atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya modal kerja. Biaya tetap merupakan biaya yang diperlukan untuk keperluan fisik dari pabrik, mulai dari survey lokasi, pembelian paten, tanah dan pembangunan pabrik, fasilitas penunjang, pembelian mesin dan alat perkantoran, sarana distribusi serta kontingensi. Perhitungan modal kerja tergantung pada kebijakan perusahaan yang pembelian dan penjualannya secara kredit tentu akan membutuhkan modalkerja yang berbeda dengan perusahaan yang melakukan tunai (Husnan dan Suwarsono 2000).

Sumber modal dalam pendirian industri tepung telur ini berasal dari dalam perusahaan dan para investor serta pinjaman bank. Semakin besar sumber modal yang berasal dari luar perusahaan, semakin besar beban bunga sebagai biaya modal dalam pelaksanaan proyek. Pendirian industri tepung telur memerlukan modal investasi yang besar dikarenakan peralatan dan mesin yang digunakan merupakan barang khusus yang dibuat untuk pembuatan tepung telur. Berikut ini merupakan biaya investasi yang diperlukan dalam pendirian industri tepung telur : 1. Pengadaan lahan

(45)

33 50.000.000 atau 10 persen dari biaya lahan. Total pengeluaran dalam pengadaan tanah adalah Rp 650.000.000.

2. Bangunan

Biaya bangunan terdiri dari satu set bangunan pabrik dengan luas bangunan 987 m2. Biaya yang dikeluarkan setiap 1 m2 untuk pembangunan gedung adalah Rp 2.000.000.

3. Pengadaan Mesin dan Peralatan

Biaya pengadaan peralatan dan mesin meliputi biaya pembelian mesin dan peralatan, biaya transportasi, biaya instalasi mesin dan peralatan, biaya instalasi listrik dan air. Biaya pembelian mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 3. Data harga mesin dan peralatan tersebut diperoleh dari perusahaan yang menjual khusus untuk pembuatan tepung telur. Perusahaan tersebut adalah Ovobel yang berdomisili di Belgia. Sehingga mesin dan peralatan di impor dari Belgia. Semua mesin dan peralatan dikenakan pajak bea cukai sebesar Rp 340.000.000 di pelabuhan. Jumlah keseluruhan biaya untuk pengadaan mesin dan peralatan sebesar Rp 25.766.792.000. Rincian biaya keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Fasilitas dan Kendaraan

Biaya fasilitas terdiri dari biaya peralatan laboratorium, peralatan kantor, peralatan suku cadang, dan kendaraan. Kendaraan yang akan dibeli sebanyak 2 unit yaitu kendaraan truk bak terbuka yang berfungsi untuk membawa bahan baku maupun pendistribusian produk. Total biaya pengadaan fasilitas Rp 367.000.000 dan kendaraan Rp 377.800.000.

5. Biaya Pra Investasi

Biaya para investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum investasi proyek dimulai. Biaya tersebut meliputi biaya perizinan, biaya studi kelayakan. Biaya yang diperlukan untuk mengurus perizinan diperkirakan sebesar Rp 50.000.000. Biaya akte perusahaan diperkirakan sebesar Rp 25.000.000 dan biaya studi kelayakan Rp 25.000.000. Sehingga total biaya pra investasi sebesar Rp 125.000.000.

6. Modal Kerja

Modal kerja adalah dana yang disediakan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat-surat berharga, persediaan, dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Sehingga modal kerja neto adalah selisih aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar. Perincian modal kerja dapat dilihat pada Lampiran 4.

Prakiraan Biaya dan Penerimaan

Gambar

Gambar mesin pasteurisasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 6Mesin pengering ( spray dyrer)
Gambar 9 Tepung putih telur dan tepung kuning telur
Gambar 11 Bagan keteraitan antara aktivitas pada industri tepung telur
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Produksi dan Warna Kuning Telur Puyuh Jepang yang diberi Sorgum Putih dan Tepung Daun Singkong

Semakin banyak substitusi tepung labu kuning pada pembuatan biskuit akan membuat penilaian panelis yang cenderung tidak menyukainya karena warna yang semakin kuning dan

Semakin banyak substitusi tepung labu kuning pada pembuatan biskuit akan membuat penilaian panelis yang cenderung tidak menyukainya karena warna yang semakin kuning dan

Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung limbah udang fermentasi dalam ransum puyuh memberikan pengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap peningkatan skor warna kuning telur

Hal ini sejalan dengan Tambunan (2015), semakin sedikit tepung labu kuning dan semakin banyak tepung tempe yang digunakan dalam pembuatan kukis maka

Penelitian ini bertujuan untuk mempe- lajari suplementasi tepung putih telur pada pembuatan snack ekstrusi dengan bahan dasar jagung dan menganalisa kandungan nutrisi serta

Penambahan tepung bawang putih atau limbah udang sama efektifnya dalam menurunkan kolesterol telur, sedangkan limbah udang juga dapat meningkatkan skor warna

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pengaruh penggunaan tepung limbah kulit kopi (Coffea arabica L) dalam ransum terhadap (indeks putih telur, indeks kuning telur, haugh