• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC SERVICE QUALITY ANALYSIS INVESTMENT IN OFFICE AND ONE -STOP SHOP CITY METRO GATE POST SURVEY INDEX INTEGRITY NATIONAL PUBLIC SERVICE IN 2011 BY THE ANTI CORRUPTION COMMISSION ( Study of Licensing Services and Building Permit Trading License ) ANALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUBLIC SERVICE QUALITY ANALYSIS INVESTMENT IN OFFICE AND ONE -STOP SHOP CITY METRO GATE POST SURVEY INDEX INTEGRITY NATIONAL PUBLIC SERVICE IN 2011 BY THE ANTI CORRUPTION COMMISSION ( Study of Licensing Services and Building Permit Trading License ) ANALI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PUBLIC SERVICE QUALITY ANALYSIS

INVESTMENT IN OFFICE AND ONE -STOP SHOP CITY METRO GATE POST SURVEY INDEX INTEGRITY NATIONAL PUBLIC SERVICE

IN 2011 BY THE ANTI CORRUPTION COMMISSION ( Study of Licensing Services and Building Permit Trading License )

by

Omega Iriyani

Metro City Government Performance in the public service aspect has not

been well proven from the National Integrity Index Survey by the Public Service

Commission in 2011 that put the Metro City as the city with the worst service

from 60 cities surveyed in Indonesia .

The study was conducted to determine how the quality of public services

at the One-Stop Investment Office and the post of Metro City National Integrity

Index Survey on the Public Service Commission in 2011 by the obstacles and find

out what is causing the service not optimal

This research is a descriptive study with a mix of quantitative and

qualitative approaches with Method of Service Quality ( SERVQUAL ) that

measures the quality of service and permit the licensing SIUP Investment Office

and OSS Metro City with seeing the gap between the services expected by the

public as service users with services they receive.

Based on the results of the gap analysis servqual , interviews and

(2)

IMB SIUP the Investment Office and OSS Metro City Intregitas post- survey by

the Public Service Commission in 2011 still has not / does not satisfy the public .

Of the 23 sub-indicators are used as aspect kualiatas measurements in this study ,

aspects of which received the highest satisfaction aspect of the provision

contained in the waiting room , while the five aspects of the lowest satisfaction

scores are the aspects of timeliness in completion of licensing , the credibility (

honesty , assertiveness , appropriate appointments ) officers in the service , ease of

licensing procedures , such as telephone and telecommunications advice website

for service activities and complaints , as well as serving officers speed permit .

The main cause of the above constraints is human resource management in the

Metro City Government Environmental yet either . Metro City government has

been unable to regulate the utilization of human resources in Metro City

(3)

ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PADA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA METRO PASCA SURVEI INDEKS

INTREGRITAS NASIONAL PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2011 OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

( Studi Pelayanan Perizinan Izin Mendirikan Bangunan dan Surat Izin Usaha Perdagangan )

Oleh

Omega Iriyani

Kinerja Pemerintah Kota Metro dalam aspek pelayanan publik saat ini belum

baik terbukti dari hasil Survei Indeks Integritas Nasional Pelayanan Publik oleh KPK

pada tahun 2011 yang menempatkan Kota Metro sebagai kota dengan pelayanan

terburuk dari 60 kota yang disurvei se-Indonesia.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan publik

pada Kantor Penanaman Modal dan PTSP Kota Metro pasca Survei Indeks

Intergritas Nasional Pelayanan Publik pada Tahun 2011 oleh KPK dan mengetahui

kendala apa yang menyebabkan belum optimalnya pelayanan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan perpaduan

kuantitatif dan kualitatif dengan Metode Service Quality ( SERVQUAL ) yang mengukur kualitas pelayanan perizinan SIUP dan IMB pada Kantor Penanaman

Modal dan PTSP Kota Metro dengan melihat kesenjangan antara pelayanan yang

diharapkan oleh masyarakat selaku pengguna pelayanan dengan pelayanan yang

mereka terima.

(4)

Kantor Penanaman Modal dan PTSP Kota Metro pasca Survei Intregitas Pelayanan

Publik oleh KPK tahun 2011 masih belum/tidak memuaskan masyarakat. Dari 23 sub

indikator yang dijadikan aspek pengukuran kualiatas dalam penelitian ini, aspek yang

mendapat kepuasaan tertinggi terdapat pada aspek penyediaan ruang tunggu,

sedangkan lima aspek yang mendapatkan nilai kepuasaan terendah terdapat pada

aspek ketepatan waktu dalam penyelesaian perizinan, kredibilitas ( kejujuran,

ketegasan, tepat janji ) petugas dalam pelayanan, kemudahan prosedur perizinan,

saran telekomunikasi seperti telpon dan website untuk kegiatan pelayanan dan

komplain, serta kecepatan petugas melayani pengurusan izin. Penyebab utama

kendala tersebut di atas adalah manajemen sumber daya manusia di Lingkungan

Pemerintah Kota Metro yang belum baik. Pemerintah Kota Metro belum mampu

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di Lingkungan

(5)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PADA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU KOTA METRO PASCA SURVEI

INDEKS INTEGRITAS NASIONAL PELAYANAN PUBLIK

TAHUN 2011 OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

( Studi Pelayanan Perizinan Izin Mendirikan Bangunan

dan Surat Izin Usaha Perdagangan)

Oleh:

OMEGA IRIYANI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PADA KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU KOTA METRO PASCA SURVEI

INDEKS INTEGRITAS NASIONAL PELAYANAN PUBLIK

TAHUN 2011 OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

( Studi Pelayanan Perizinan Izin Mendirikan Bangunan

dan Surat Izin Usaha Perdagangan)

(Tesis)

Oleh: OMEGA IRIYANI

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(7)
(8)
(9)
(10)

MOTO

" Yakin bahwa semua akan indah pada waktunya "

(11)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ... .. i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 16

C. Perumusan Masalah ... 17

D. Tujuan Penelitian... 17

E. Kegunaan Penelitian ... ... 18

II KAJIAN PUSTAKA ... 20

A. Pelayanan Publik dan Kualitas Pelayanan Publik ... 20

1. Pelayanan Publik ... 20

2. Kualitas Pelayanan Publik ... 22

B. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ... 28

C. Integritas Nasional dan Integritas Pelayanan Publik ... 30

1. Integritas Nasional ... 30

2. Integritas Pelayanan Publik ... 31

D. Penelitian Terdahulu ... 33

E. Kerangka Pikir Penelitian ... 35

III METODE PENELITIAN ... 39

A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ... 39

B. Fokus Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 44

3. Teknik Pengambilan Sampel... .... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Pengolahan Data ... 49

F. Teknik Analisis Data... 51

(12)

ii

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Gambaran Umum ... 57

1. Sejarah Singkat Kantor Penanaman Modal&PTSP Kota Metro ... 57

2. Visi dan Misi Organisasi ... 59

3. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 59

4. Struktur Organisasi ... 66

5. Prosedur Standar Pelayanan ... 68

6. Surat Izin Usaha Perdagangan ... 70

7. Izin Mendirikan Bangunan ... 72

B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 75

1. Uji Validitas ... 75

2. Uji Reliabilitas ... 79

C. Analisis Servqual Dalam Pengurusan SIUP dan IMB ... 80

1. Analisis Sevrqual Terhadap Item per Item Penilaian ... 80

2. Analisis Servqual Berdasarkan per Dimensi Penilaian ... 84

a. Dimensi Fisik ( Tangible ) ... 85

b. Dimensi Kehandalan ( Realibility ) ... 91

c. Dimensi Tanggap ( Responsiveness ) ... 99

d. Dimensi Jaminan ( Assurance) ... 103

e. Dimensi Empati ( Emphaty ) ... 107

D. Pembahasan ... 110

1. Kualitas Pelayanan Publik ... 110

2. Kendala Pelayanan Publik ... 116

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Simpulan ... 125

B. Saran ... ..127

(13)

RIWAYAT HIDUP

Omega Iriyani, lahir di Sukadana pada tanggal 06 Mei 1983, sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara, dari Bapak Idhan Thamrin dan Ibu Ruhaini.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 03 Mulyojati Kota Metro

pada tahun 1995, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri

(SMPN) 2 Metro pada tahun 1998. Selepas itu, meneruskan ke Sekolah Menengah

Atas Negeri (SMAN) 1 Metro dan lulus pada tahun 2001. Untuk mengembangkan

wawasan dan pembentukan karakter maka penulis melanjutkan ke Sekolah Tinggi

Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dan lulus pada tahun 2005.

Penulis sejak tahun 2005 bertugas sebagai Pegawai Negeri Sipil Daerah di

Lingkungan Pemerintah Kota Metro. Saat ini penulis menjabat sebagai Kepala

Sub Bagian pada Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Kota Metro. Pada

tahun 2011 penulis meneruskan pendidikan Pasca Sarjana Magister Ilmu

(14)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Ibuku yang tercinta, yang selalu menyayangiku tanpa batas

sedari aku kecil hingga saat ini.

Suamiku tercinta “

Rahmat Edrward, SE.

yang selalu

memberikan do’a

, cinta dan dukungan sepenuh hati guna

keberhasilanku selama ini.

Anakku

Rakha Raditya. A.

”,

yang merupakan karunia yang

sangat indah dalam kehidupan ini, serta

(15)

SANWACANA

Puji syukur untuk-Mu ya Rabb, yang telah banyak memberikan pengetahuan

yang tak pernah bisa dihitung melalui berbagai aspek dan wujud. Sehingga kami

bisa belajar memahami betapa indahnya kekuasaan dan ciptaan-Mu yang bertabur

dalam banyaknya dimensi yang sangat unik tiada tanding. Salah satunya dengan

selesainya penyusunan tesis ini.

Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi

syarat-syarat guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (M.I.P pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Jujur kami rasakan perjuangan untuk melahirkan tesis ini sarat dengan ujian

dan pengorbanan. Begitu banyak pihak yang telah ikut memberikan dukungan,

bimbingan, motivasi dan do’anya, untuk itu ucapan terima kasih dan penghargaan

kami sampaikan untuk semua pihak yang telah mencurahkan kepedulian dan

perhatiannya selama ini, yaitu:

1. Prof. Dr.Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung.

3. Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(16)

4. Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

sekaligus selaku Pembahas/Penguji Utama, terima kasih atas semua saran dan

masukkannya guna kesempurnaan tesis ini.

5. Dr.Feni Rosalia, M.Si., selaku Pembimbing Utama; terima kasih atas semua

saran, masukan dan bimbingannya selama ini sehingga tesis dapat

diselesaikan dengan baik.

6. Robi Cahyadi K.,SIP.M.A., selaku Pembimbing Pembantu; terima kasih atas

masukan, saran dan bimbingannya guna kelancaran penyusunan tesis ini.

7. Drs. Yana Ekana PS, M.Si selaku Koordinator Sekretariat Pasca Sarjana

Magister Ilmu Pemerintahan yang selalu memberikan dorongan dan semangat

untuk segera menyelesaiakn tesis.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang

telah memberikan bimbingan dan nasehatnya selama penulis menempuh

pendidikan; semoga Allah SWT memberikan balasan-Nya yang berlimpah.

9. Civitas akademika dan karyawan rektorat Unila yang yang telah membantu

kami selama kami belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.

10.Seluruh pegawai pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Metro yang sudah banyak membantu penulis dalam memberikan

data dan meluangkan waktu selama penulis melakukan penelitian.

11.Kepala Bagian dan semua personil di Bagian Administrasi Pemerintahan

Setda Kota Metro. Terima kasih atas dukungan dan pengertian atas seringnya

(17)

12.Untuk Ibuku tersayang yang tiada hentinya memberikan cinta, perhatian, do'a

dan tenaganya sedari penulis kecil sampai dengan saat ini.

13.Untuk Suamiku yang kucintai, Rahmat Edward. Terima kasih atas pengertian, dukungan dan do’anya untuk menguatkan perjuanganku mewujudkan impian

kuliah ini.

14.Anakku tersayang, Rakha Raditya. Mohon maaf atas kurangnya perhatian mamah selama mamah sibuk dengan perkuliahan mamah.

15.Adikku Indri Mustika. Terima kasih untuk motivasi dan berbagai bantuan yang sudah diberikan untuk kakakmu selama penyusunan tesis ini.

16.Untuk teman-teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan, semoga

silaturahmi kita tetap terjaga.

Kiranya segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh

balasan dari Alloh SWT. Penulis berharap tesis ini akan menyumbangkan manfaat

bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Mei 2014

Penulis

(18)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Protes Pelayanan Publik ... 1

Tabel 2. Jenis Pelayanan dan Dasar Hukum Pelayanan Kantor PM dan PTSP 4 Tabel 3. Sepuluh Instansi/Pemda Dengan Indeks Integritas Terburuk ... 6

Tabel 4. Hasil Survei Integritas Nasional Untuk pelayanan IMB dan SIUP pada Kantor PM dan PTSP Kota Metro ... 9

Tabel 5. Target dan Realisasi Pendapatan Retrebusi TA.2011,2012,2013 pada Kantor PM dan PTSP Kota Metro ... 13

Tabel 6. Variabel, Indikator dan Sub Indikator Kualitas Pelayanan Publik . 41

Tabel 7. Jumlah Populasi Masyarakat Penerima Pelayanan IMB Perklasifikasi Jenis Pelayanan IMB dan Perkecamatan ... 43

Tabel 8. Jumlah Populasi Masyarakat Penerima Pelayanan SIUP Perklasifikasi Jenis Pelayanan SIUP dan Perkecamatan ... 43

Tabel 9. Jumlah Sampel Masyarakat Untuk Pelayanan SIUP . ... 45

Tabel 10. Jumlah Sampel Masyarakat Untuk Pelayanan IMB ... 45

Tabel 11. Daftar Nama Pegawai Kantor PM dan PTSP Kota Metro ... 66

Tabel 12. Hasil Uji Validitas Instrumen pada Aspek Harapan Responden Pelayanan SIUP ... 76

(19)

iv

Tabel 14. Hasil Uji Validitas Instrumen pada Aspek Persepsi

Responden Pelayanan SIUP ... 79

Tabel 15. Hasil Uji Validitas Instrumen pada Aspek Persepsi Responden Pelayanan IMB ... 80

Tabel 16. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasan Tertinggi ... 81

Tabel 17. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasaan Terendah ... 83

(20)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir ... 38

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Kantor PM dan PTSP Kota Metro ... 66

Gambar 3. Mekanisme Pelayanan Perizinan pada Kantor PM dan PTSP Kota Metro ... 68

Gambar 4. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasan Tertinggi pada Pelayanan SIUP... ... ... 81

Gambar 5. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasaan Tertinggi pada Pelayanan IMB ... 82

Gambar 6. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasan Terendah pada Pelayanan SIUP... ... ...83

Gambar 7. Lima Atribut yang Memiliki Nilai Kepuasaan Terendah pada Pelayanan IMB ... 84

Gambar 8. Gap Servqual per Dimensi Penilaian ... 85

Gambar 9. Gap Servqual Dimensi Fisik ( Tangible ) ... 87

Gambar 10. Gap Servqual Dimensi Kehandalan ( Realibility ) ... 92

Gambar 11. Alur Pengaduan pada Kantor PM dan PTSP ... 98

Gambar 12. Gap Servqual Dimensi Tanggap ( Responsiveness ) ... 100

Gambar 13. Gap Servqual Dimensi Jaminan ( Assurance ) ... ... ..104

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik pada saat ini menjadi topik pembicaraan yang tiada

hentinya untuk dikritikisasi. Hal tersebut dengan mudah dapat dibuktikan dengan

banyaknya tuntutan publik sebagai tanda ketidakpuasan mereka. Buruknya

pelayanan publik menjadi agenda harian media massa yang memuat perilaku

aparat pemerintah dalam pemberian pelayanan yang belum optimal. Kualitas

berbelit-belit ketika harus mengurus suatu perizinan tertentu, biaya yang tidak

jelas serta terjadinya praktek pungutan liar (pungli). Kecenderungan adanya

ketidakadilan dalam pelayanan publik di mana masyarakat yang tergolong miskin

akan sulit mendapatkan pelayanan. Sebaliknya bagi mereka yang memiliki “uang“, dengan sangat mudah mendapatkan segala yang diinginkan. Berikut

beberapa keluhan dan protes tentang pelayanan publik:

Tabel 1. Protes Pelayanan Publik

No Media Tanggal Keluhan/ protes

1 Lampung Post 20-12-2012 Provinsi Lampung menempati urutan terendah di Sumatera untuk Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) dengan indikator salah satu mutu pelayanan pelayanan publik. pembuatan akte kelahiran di Tanggamus dan Lampung Timur, untuk kelahiran diatas tahun 2006 dan di atas 40 hari melalui harus melalui proses sidang pengadilan dirasakan memberatkan masyarakat karena biaya lebih besar, waktu lebih lama.

3 Lampung Post 20-11-2010 Sejumlah Pengusaha kayu mengatakan Penarikan

Retrebusi Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Milik ( IPTKM ) oleh dinas terkait terkesan semaunya.

4 Radar Lampung

13-02-2012 Kinerja RSUD Ahmad Yani kian mengecewakan.

(22)

2

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan

oleh penyelenggara administrasi publik tersebut memicu gejolak yang berakar

kepada ketidakpuasaan kinerja pelayanan publik. Masyarakat semakin sadar akan

hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan menuntut apa yang diinginkan

oleh masyarakat luas dan menerjemahkan keinginan mereka dalam kebijakan

yang dapat menjawab .berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

tersebut, sehingga kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan publik dapat

memberikan kepuasaan terhadap masyarakat serta dampak positif dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu kebijakan pemerintah adalah ditetapkanya Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelengaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses

pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen

dilakukan dalam satu tempat. Tujuan utama Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu seperti tertuang pada pasal 2 ( dua ) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelengaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan memberikan akses

yang lebih kuat kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik yang

cepat, murah transparan, pasti dan terjangkau.

Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(23)

3

Umum yang dapat diakses secara transparan oleh masyarakat dan memenuhi

standar yang rasional. Pelayanan Umum harus menganut azas pelayanan yang

lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. Pemerintah Kota Metro berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor : 03 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah membentuk Kantor Pelayanan Administrasi

Perizinan Terpadu (PAPT) Kota Metro sebagai pengembangan dari Unit

Administrasi Perizinan Terpadu (UAPT) Kota Metro yang memang telah

terbentuk tahun 2002.

Pasca diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) maka pelaksanaan pelayanan perizinan di Kantor PAPT secara

otomatis menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Pemerintah Kota Metro mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro

dimana sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut Kantor Pelayanan Administrasi

Perizinan Terpadu Kota Metro berubah nama menjadi Kantor Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro.

Keberadaan kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Metro memiliki harapan yaitu Pemerintah Kota Metro bisa meningkatkan

hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik khususnya perizinan dan non

perizinan, di mana pelayanan yang di dapatkan lebih sederhana efiesein, cepat,

(24)

4

kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro adalah

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2. Jenis Pelayanan dan Dasar Hukum Pelayanan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro.

NO JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM

1 IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME Perda Kota Metro Nomor 02 Tahun 2000 tentang Pajak Reklame

2 IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Perda Kota Metro Nomor 05 tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu

3 IZIN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Perda Kota Metro Nomor 05 tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu

4 IZIN GANGGUAN / HO Perda Kota Metro Nomor 05 tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu

5 IZIN TRAYEK Perda Kota Metro Nomor 05 tahun 2012

tentang Perizinan Tertentu

6 IZIN PENDAFTARAN USAHA

KEPARIWISATAAN

Peraturan Walikota Metro Nomor 28 Tahun 2011 tentang Izin Pendaftaran Usaha Kepariwisataan.

7 IZIN PENYELENGGARAAN KURSUS DAN PELATIHAN

Peraturan Walikota Metro Nomor 17 Tahun 2011 tentang Izin Penyelenggaraan Lembaga Kursus dan Pelatihan.

8 IZIN USAHA PARIWISATA Peraturan Walikota Metro Nomor 28 Tahun 2011 tentang Izin Usaha

10 IZIN TANDA DAFTAR INDUSTRI Peraturan Walikota Metro Nomor 02 Tahun 2011 tentang Tanda Daftar Industri.

11 IZIN USAHA INDUSTRI Peraturan Walikota Metro Nomor 03 Tahun 2011 tentang Izin Usaha Industri.. 12 IZIN USAHA PERDAGANGAN Peraturan Walikota Metro Nomor 06

Tahun 2011 tentang Izin Usaha Perdagangan.

13 IZIN TEMPAT PENAMPUNGAN TERDAFTAR KAYU OLAHAN

Peraturan Walikota Metro Nomor 06 Tahun 2012 tentang Izin Penampungan Terdaftar Kayu Olahan.

14 IZIN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN Peraturan Walikota Metro Nomor 05 Tahun 2011 tentang Tanda Daftar Perusahaan.

15 IZIN PENYELENGGARAAN LEMBAGA SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA

Peraturan Walikota Metro Nomor 04 Tahun 2011 tentang Izin Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Kesehatan.

16 IZIN LAIK SEHAT PADA TEMPAT PENGELOLAN MAKANAN, MINUMAN, DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM.

(25)

5

NO JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM

17 IZIN USAHA JASA KONTRUKSI Peraturan Walikota Metro Nomor 39 Tahun 2011 tentang Izin Usaha Kontruksi.

18 IZIN PENYELENGGARAAN PAUD Peraturan Walikota Metro Nomor 20 Tahun 2011 tentang Izin Penyelenggaraan PAUD.

19 IZIN PEMONDOKAN Peraturan Walikota Metro Nomor 15 Tahun 2011 tentang Izin Pemondokan. 20 IZIN USAHA ANGKUTAN Peraturan Walikota Metro Nomor 08

Tahun 2011 tentang Izin Usaha Angkutan. .

21 IZIN KONTRUKSI REKLAME Peraturan Walikota Metro Nomor 25 Tahun 2012 tentang Izin Kontruksi Reklame

22 IZIN PENGOLAHAN AIR TANAH Peraturan Walikota Metro Nomor 13 Rahun 2013 tentang Izin Pengolahan Air Tanah.

Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Metro tahun 2013

Selama kurun waktu kurang lebih 9 ( sembilan ) tahun Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro dalam menjalankan

tugasnya yaitu melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan umum dan

pelayanan perijinan kepada masyarakat, ternyata hasilnya belum sesuai dengan

harapan. Indikasi ini dapat dilihat di penghujung tahun 2011. Salah satu lembaga

yang memonitor pelaksanaan kinerja pemerintah yaitu Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) mengumumkan hasil survey Integritas Nasional Pelayanan Publik

(26)

6

Tabel 3. Sepuluh Instansi/ Pemda dengan indeks integritas terburuk

NO Instansi Indeks Integritas

Pengalaman Potensi Total

1 2 3 4 5

1 Pemko Lubuk Linggau 3,47 6,20 4,38

2 Pemko Bogor 3,94 4,92 4,27

3 Pemko Palembang 3,84 5,06 4,25

4 Pemko Bengkulu 3,49 5,56 4,18

5 Pemko Ternate 3,68 4,86 4,07

6 Pemko Manokware 3,25 4,61 3,70

7 Pemko Semarang 3,14 4,55 3,61

8 Pemko Serang 3,30 4,04 3,54

9 Pemko Depok 3,26 3,99 3,50

10 Pemko Metro 2,59 4,29 3,15

Sumber :Hasil survei Indeks Intergrasi Nasional Oleh KPK tahun 2011

Melihat tabel 3 di atas, Survey Integritas Nasional Pelayanan Publik yang

dilakukan oleh KPK pada tahun 2011 menempatkan Kota Metro sebagai

Pemerintah Daerah dengan pelayanan publik terburuk dari 60 sampel

Kabupaten/Kota. Salah satu indikator survey yang dilakukan adalah pelayanan

publik yang dilaksanakan oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Atap Kota Metro dengan sampel pelayanan Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) serta pembuatan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) oleh Kantor Kelurahan, Kecamatan dan Catatan Sipil. Menurut

hasil survey, nilai indeks integritas nasional Pemerintah Kota Metro sebesar 3,15

sedangkan nilai indeks integritas nasional sesuai standar yang ditetapkan KPK

menjadi kurang baik bila berada dibawah nilai standar yaitu enam.

Menyikapi hasil survei Integritas Nasional Pelayanan Publik tahun 2011

oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Kota Metro segera

melakukan berbagai langkah perbaikan kinerja pemerintahan sehingga bisa

menampilkan wajah pelayanan publik yang lebih humanis, cepat, tepat,

(27)

7

Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Metro selaku

pemberi layanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) yang mana juga kedua pelayanan tersebut menjadi sampel

pelayanan yang disurvei dalam survei tersebut.

Upaya perbaikan dan pembenahan kualitas pelayanan publik di Kota

Metro yang telah dilaksanakan meliputi melarang gratifikasi dalam bentuk apa

pun dalam pemberian layanan publik; Menerapkan no cash payment (tidak ada pembayaran tunai secara langsung) dalam proses pengurusan layanan publik;

Pembayaran biaya layanan publik dilakukan di loket bank yang ada dengan cara

menempatkan kasir dari Bank Lampung di Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu sehingga biaya perizinan dibayarkan langsung oleh

pemohon perizinan dibayarkan tanpa melalui aparatur penyelenggara perizinan;

Mencegah praktek percaloan (baik oleh aparat sendiri maupun pihak luar) dalam

pengurusan perizinan dan layanan publik; Pembenahan fasilitas dan suasana

lingkungan layanan publik agar lebih nyaman; Penyederhanaan SOP layanan

publik; Keterbukaan informasi terkait layanan publik (biaya, lama pengurusan,

prosedur dll.); Penertiban dan penataan data pemberian layanan publik; Evaluasi

terhadap aplikasi layanan publik (misal kuesioner kepuasan masyarakat);

Pemantapan teknologi informasi; Edukasi antikorupsi yang intensif terhadap

aparatur dan masyarakat; Sosialisasi antikorupsi melalaui spanduk, stiker, dan

media publik; Manajemen pengaduan masyarakat yang lebih baik serta langkah

yang paling akhir adalah menyelenggarakan survei independen dengan

menggandeng pihak ketiga yakni Universitas Lampung ( UNILA ) untuk

(28)

8

( KTP, SIUP dan IMB ) di 6 ( enam ) bulan pasca usaha perbaikan kinerja

pemerintah Kota Metro dalam menciptakan kualitas pelayanan yang baik.

Setahun pasca Survei Integrasi Nasional Pelayanan Publik Tahun 2011,

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengeluarkan hasil survey

Integrasi Nasional Pelayanan Publik di Kota Metro dengan variabel, Indikator

dan sampel pelayanan yang sama. Dari hasil survei tersebut Pemerintah Kota

Metro mendapat skor nilai 5,31. Kota Metro menjadi salah satu Pemerintah Kota

dengan peningkatan skor integritas pelayanan publik yang signifikan yaitu naik

2,16 poin dari tahun 2011. Kenaikan skor ini membuktikan bahwa Pemerintah

Kota Metro telah berupaya dengan sungguh-sungguh dalam meningkatkan

perbaikan kinerja pelayanan publik pasca survei Integritas Nasional Pelayanan

Publik Tahun 2011.

Kenaikan skor yang melonjak signifikan lebih dari dua poin tersebut,

ternyata masih di bawah angka 6 (enam) yang menunjukkan bahwa sektor

layanan publik di Kota Metro masih berada di bawah nilai standar pelayanan

publik yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ), dan secara

otomatis juga menggambarkan bahwa pelayanan pada kantor Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Kota Metro di nilai belum optimal. Kota Metro berjajar

pada posisi 16 pemerintah daerah yang menempati posisi rendah untuk integritas

layanan publik dari 60 pemerintahan yang di survey.

Berdasarkan uraian di atas timbul sebuah pertanyaan yaitu “ Dengan

berbagai langkah usaha perbaikan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Metro

untuk memperbaiki kinerja pemerintahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan

(29)

9

Nasional Pelayanan Publik tahun 2011 dimanakah deviasi atau akar permasalahan

sehingga pemerintah Kota Metro belum bisa mendapatkan predikat pelayanan

publik yang baik atau yang terbaik?”.

Penulis tertarik untuk menganalisis kualitas pelayanan publik pada Kantor

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Metro pasca survei

Integrasi Nasional tahun 2011 studi pelayanan perizinan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), yang mana kedua

pelayanan tersebut merupakan sampel pelayanan yang digunakan oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK ) dalam survei Integritas Nasional Pelayanan

Publik Tahun 2011 dan di tahun 2012, kedua jenis pelayanan tersebut masih

memiliki indeks dibawah 6 (enam) yang berarti masih belum baik.

Berikut ini hasil survey Integrasi Nasional Pelayanan Publik secara

lengkap yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB) dan SIUP yang dilakukan di

Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kota Metro pada tahun 2011

yang disusun berdasarkan indikator dan sub indikatornya :

Tabel 4. Hasil Survei Integrasi Nasional untuk Pelayanan IMB dan SIUP pada Kantor Penanaman Modal dan PTSP Kota Metro

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR

HASIL SURVEI

(30)

10

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR

HASIL SURVEI Waktu Penyelesaian Tepat waktu

Lambat

(31)

11

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR

HASIL SURVEI

Boleh dilakukan jika terpaksa Sumber : Hasil Survei Intregitas Nasional Pelayanan Publik 2011 oleh KPK

Hasil Survei Integritas Nasional Pelayanan Publik Tahun 2011 oleh KPK

(32)

12

penelitian pada survei Integritas Nasional Pelayanan Publik Tahun 2011 yaitu

masyarakat Kota Metro yang pernah mengurus proses perizinan di Kantor

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, mengaku

pernah memberikan biaya tambahan saat pengurusan layanan IMB dan SIUP

dengan jumlah/besaran pemberian gratifikasi masih sangat besar. Dari 100%

responden, hanya 1% yang menyatakan membayar sesuai dengan ketentuan saat

pengurusan layanan, sisanya mengaku membayar lebih dari 50% dari biaya resmi

yang ditetapkan. 100% responden menyatakan memberikan bayaran lebih dengan

tujuan mempercepat waktu dan petugas yang meminta. Begitu pula untuk hasil

survei dengan indikator sistem administrasi yang meliputi kepraktisan SOP,

Persyaratan, waktu penyelesaian, dan biaya pengurusan sebagaian besar

responden menyatakan bahwa SOP yang ditetapkan dalam proses pelayanan IMB

dan SIUP dinilai sulit dan tidak jelas, persyaratan sulit, waktu penyelesaian

lambat dan biaya yang dikeluarkan di nilai mahal. Begitu pula pada hasil Survei

Intregitas Nasional Pelayanan Publik tahun 2012 oleh Komisi Pemberantasan

Korupsi ( KPK ) yang kedua jenis pelayanan tersebut memilki indeks pelayanan

dibawah 6( enam) dengan rincian indeks pelayanan untuk pelayanan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) dengan skor 4,91 dan Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) dengan skor 5,42.

Keadaan yang tampak dari hasil survei di atas sangatlah menggambarkan

bahwa kualitas pelayanan khususnya pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diberikan oleh Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Metro belum sesuai dengan tujuan

(33)

13

Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Surat Izin Usaha Perdagangan

( SIUP ) merupakan dua jenis pelayanan perizinan dari beberapa jenis perizinan

yang diberikan oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

yang sangat membawa dampak besar bagi perkembangan pembangunan

Pemerintah Kota Metro. Adanya Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ), pemerintah

dapat mengontrol pembangunan yang ada di Kota Metro sesuai dengan tata ruang

kota dan aturan yang telah ditentukan. Retrebusi Izin Mendirikan Bangunan

( IMB ) merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) terbesar dari

beberapa jenis pelayanan yang dikenakan biaya retrebusi oleh Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro. Berikut ini target dan

realisasi pendapatan retrebusi yang diterima oleh Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro :

Tabel 5. Target dan Realisasi Pendapatan Retrebusi TA.2011,2012,2013 Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro

NO

Target Realisasi Target

Realisasi Target Realisasi

1 Pajak Reklame 71.500.000 113.584.850 100.000.000 165.650.146 200.000.000 53.134.838

2 Retrebusi IMB 303.000.000 317.814.297 350.000.000 484.433.553 500.000.000 1.021.212.532

3 Retrebusi Izin

7.500.000 6.270.000 7.500.000 7.315.000 10.000.000 21.300.000

5 Retrebusi Izin Gangguan /Ho

110.000.000 158.819.900 150.000.000 127.262.300 300.000.000 360.384.33 6 Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Metro tahun 2013

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) juga sangat memberikan dampak

yang besar bagi Pemerintah Kota Metro. Dengan kepemilikan Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), pengusaha akan merasa leluasa dan tenang dalam

(34)

14

pemerintah. Dengan adanya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), bisa dijadikan

informasi resmi dari suatu perusahaan perdagangan baik identitas pendiriannya,

jenis usaha, ruang lingkup kegiatannya dan tempat pendirian perusahaan. Dengan

adanya data Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Pemerintah dapat mendata dan

menilai pertumbuhan perekonomian daerahnya serta mempermudah pemerintah

dalam pengawasan, pengarahan dan lain-lain. Diikuti oleh dukungan pemerintah

berupa kemudahan dalam proses pemberian perizinan usaha perdagangan kepada

pengusaha memberikan peluang kepada pengusaha untuk mendirikan suatu

perusahaan, kebutuhan pokok warga akan tercukupi bahkan jumlah pengangguran

dapat diminimalisir karena kesempatan lapangan kerja menjadi terbuka. Selain itu

dengan semakin banyaknya pengusaha yang mendirikan usaha, secara otomatis

akan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pemasukan

pajak serta retrebusi dari pengusaha yang mendirikan usaha.

Agar dampak dari penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat

Izin Usaha Perdagangan (SIUP) seperti yang dijabarkan di atas dapat terwujud,

Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik pada proses

perizinan tersebut. Pelayanan yang sesuai dengan tujuan didirikannya Kantor

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Metro yaitu terciptanya

pelayanan yang lebih sederhana efiesein, cepat, murah, transparan, pasti dan

bermanfaat.

Melalui analisis kualitas pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan

Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) pasca Survei Integritas Nasional

Pelayanan Publik Tahun 2011 pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan

(35)

15

yang diberikan oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota

Metro pasca Survei Integritas Nasional Pelayanan Publik Tahun 2011 oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai dengan saat ini yang kemudian diharapkan

dapat memberikan masukan untuk diambil tindakan korektif perbaikan dan

peningkatan kualitas pelayanan apabila ditemukan kekurangan terhadap hasil

analisis kualitas pelayanan tersebut.

Secara tidak langsung dengan menganalisis kualitas pelayanan publik pada

instansi pemerintahan diharapkan dapat memberikan masukan ilmu yang baru

bagi dunia pemerintahan yang sedang berubah dan selalu berubah tentang

bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan tiap orang akan

jasa publik sebagaimana yang dikatakan Ndraha (2003:7) sebagaimana berikut : “Ilmu Pemerintahan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan tiap orang akan jasa-jasa publik dan layanan sipil,dalam hubungan pemerintahan, (sehingga dapat diterima) pada saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan”.

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan suatu kewajiban yang

harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Baiknya kualitas

pelayanan publik juga sangat menentukan pencapai pertumbuhan ekonomi suatu

daerah sebagai mana di bahas dalam Lampung Economic Outlook 2013. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro yang memang

dibentuk dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan publik dan terwujudnya

pelayanan publik khususnya dalam hal perinzinan yang cepat, murah, mudah

transparan, pasti dan terjangkau serta meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap

pelayanan publik diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan perekonomian

suatu daerah dan menarik daya minat pengusaha bahkan investor untuk membuka

(36)

16

menunjukkan kinerja pemerintahan yang baik yang dibuktikan dengan kualitas

pelayanan yang prima.

Berdasarkan uraian di atas, adapun penelitian yang dilakukan penulis

berjudul “ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KANTOR

PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA

METRO PASCA SURVEI INDEKS INTEGRITAS NASIONAL PELAYANAN

PUBLIK TAHUN 2011 OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

(KPK ). (Studi Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dan Surat Izin Usaha Perdagangan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Belum tercapainya nilai standar yang ditetapkan untuk pelayanan publik

kategori “ baik “ versi Survei Indeks Integritas Nasional Pelayanan Publik

oleh KPK pada akhir tahun 2012 untuk Kota Metro setelah berbagai langkah

perbaikan dilakukan atas penilaian yang sama di tahun 2011,

mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan pada Kantor Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro masih belum baik.

2. Dengan menganalisis kualitas pelayanan publik pada Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro pasca Survei Indeks

Integritas Nasional Pelayanan Publik oleh KPK tahun 2011 untuk pelayanan

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Usaha Peradagangan (SIUP)

(37)

17

Bangunan (IMB) dan Surat Izin Usaha Peradagangan (SIUP) pasca Survei

Integritas Nasional Pelayanan Publik tahun 2011 oleh Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dan diharapkan dapat memberikan masukan untuk diambil

tindakan korektif perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan apabila

ditemukan kekurangan terhadap hasil analisis kualitas pelayanan tersebut.

C. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dituangkan dalam pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana kualitas pelayanan publik pada Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota pasca survei Indeks Integritas Nasional

Pelayanan Publik Tahun 2011 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

studi pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Surat Izin Usaha

Perdagangan ( SIUP )?

2. Kendala apakah yang menyebabkan belum optimalnya pelayanan publik

yang diberikan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Metro dalam pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Surat

Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) pasca Survei Indeks Integritas Nasional

Pelayanan Publik Tahun 2011 Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana kualitas pelayanan publik pada Kantor Penanaman

(38)

18

pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Surat Izin Usaha

Perdagangan ( SIUP ) pasca Survei Indeks Integritas Nasional Pelayanan

Publik Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2011.

2. Mengetahui kendala belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan

Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro

dalam pelayanan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Surat Izin Usaha

Perdagangan ( SIUP ) pasca Survei Indeks Integritas Nasional Pelayanan

Publik Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2011.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunanaan Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini nantinya diharapkan mampu memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan ilmu

pelayanan publik dan manajemen pemerintahan.

b. Secara akademis dapat menambah khasanah bacaan di lingkungan

Magister Ilmu Pemerinatahan ( MIP ) Universitas lampung ( UNILA )

khususnya civitas akademika UNILA pada umumnya serta semua

pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Kegunaan Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran untuk peningkatan kualitas

pelayanan publik pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Metro dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

b. Penelitian yang dilakukan nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan

(39)

19

c. Untuk masyarakat khususnya yang mengurus masalah perizinan pada

Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Metro, bisa dijadikan sebuah sumber informasi tentang bagaimana

pelayanan kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Metro khususnya untuk pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dan

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pelayanan Publik dan Kualitas Pelayanan Publik 1. Pelayanan Publik

Menurut Sinambela ( 2007:5 ) “Pelayanan adalah suatu kegiatan atau

urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan

orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasaan pelanggan”.

Moenir (1998:16) mengatakan bahwa “Pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang lansung”. Sementara J.S Badudu

(2001:781) dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. Menurut Sedarmayanti (2009:243 ) “pelayanan berarti melayani suatu jasa yang

dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang”.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pelayanan maka penulis

menyimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu bentuk kegiatan yang

dilakukan seseorang guna memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

pelanggannya, sehingga pelanggan yang diberikan haruslah maksimal guna

memperoleh kepuasan yang diharapkan.

Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima

menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi publik yang berarti umum, orang

banyak, ramai. Oleh karena itu pelayanan publik dapat diartikan sebagai setiap

(41)

21

memliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu

produk secara fisik.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih dalam dalam Hardiansyah ( 2011:11)

mengartikan pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai

segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh

instansi pemerintah di pusat, daerah, dan di lingkungan BUMN atau BUMD

dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara menurut

(Wasistiono, 2001 : 51-52) pelayanan publik atau pelayanan umum adalah

pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasata kepada masyarakat, dengan

atau tanpa membayar guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan

masyarakat.

Pelayanan publik dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik, Pasal 1, didefinisikan sebagai kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,

dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Dari pengertian dan penjelasan tersebut, terdapat 3 unsur penting dalam

pelayanan publik, yaitu : unsur pertama, adalah organisasi pemberi

(penyelenggara) pelayanan yaitu pemerintah, unsur kedua, adalah penerima

(42)

22

berkepentingan, dan unsur yang ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan/ atau

diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

Sejalan dengan pengertian tersebut, maka untuk memenuhi keinginan

masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Publik Pasal 4 menegaskan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik itu sendiri

harus berasaskan:

1. Kepentingan umum; 2. Kepastian hukum; 3. Kesamaan hak;

4. Keseimbangan hak dan kewajiban; 5. Keprofesionalan;

6. Partisipatif;

7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; 8. Keterbukaan;

9. Akuntabilitas;

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; 11. Ketepatan waktu; dan

12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Dari beberapa pengertian pelayanan publik di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa pelayanan publik merupakan bentuk kegiatan pemberian

layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/ atau organisasi lain

oleh pemerintah, sesuai dengan aturan dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan

untuk memberikan kepuasaan kepada penerima pelayanan.

2. Kualitas Pelayanan Publik

Pengertian kualitas dikatakan oleh Daviddow dan Uttal (dalam Hardiyansyah, 2011:35) yaitu “ merupakan usaha apa saja yang digunakan untuk

mempertinggi kepuasaan pelanggan yang dipergunakan untuk mempertinggi

(43)

23

merupakan suatu kondisi dinamis yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Sedangkan menurut Sinambela (2007:13) “kualitas adalah segala sesuatu yang

mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers)”. Menurut Sedarmayanti (2009:252):

“ Kualitas berarti :

1. Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan 2. Kecocokan untuk pemakaian.

3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan. 4. Bebas dari kerusakan/ cacat.

5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan awal dan setiap saat. 6. Melakukan sesuatu secara benar awal.

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.”

Sedarmayanti (2009:253) mengatakan: “Kualitas pelayanan mengacu pada pengertian :

a. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik langsung maupun atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberi kepuasan atas penggunaan produk itu.

b. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas kekurangan/kerusakan.”

Pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan bila pelayanan tersebut

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Apabila masyarakat tidak

puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan itu tidak

berkualitas atau tidak efisien. Karena itu, kualitas pelayanan sangat penting dan

selalu fokus pada kepuasaan pelanggan. Dari definisi tersebut dapat ditelaah

bahwa kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah perpepsi masyarakat akan

kenyataan dari realitas yang ada yang dibandingkan dengan harapan-harapan yang

ada.

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang

diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah

(44)

24

berkualitas atau tidak. Berkenaan dengan hal tersebut, Zeithmal et.al dalam

Hardiansyah (2011:40) mengatakan bahwa :

“SERVQUAL is an empirically derived method that may be used by a service organization to improve service quality. The Method involves the dovelopment of an understanding of the perceived service need of target customer. These measured perceptions of service quality for the organization in question, are then compared against an organization that is excellent. The resulting gap analysis may then be used as a driver for service quality improvement”.

Metode SERVQUAL yaitu suatu metode yang diturunkan secara empiris yang dapat digunakan oleh organisasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan. Metode ini meliputi pengembangan pemahaman mengenai kebutuhan

layanan yang dirasakan oleh pelanggan. Ini diukur dari persepsi kualitas layanan

bagi organisasi yang bersangkutan, kemudian dibandingkan terhadap sebuah

organisasi yang sangat baik atau yang diharapkan. Analisis kesenjangan yang

dihasilkan kemudian dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan kualitas

layanan.

Menurut (Tjiptono, 2011: 228 ), Model SERVQUAL didasarkan pada asumsi bahwa konsumen membandingkan kinerja pada atribut-atribut relevan

dengan standar ideal/sempurna untuk masing-masing atribut. Bila kinerja sesuai

dengan atau melebihi standar, maka persepsi atau kualitas jasa keseluruhan akan

positif atau sebaliknya. Dengan kata lain, model ini menganalisis gap antara dua

variabel pokok, yakni pelayanan yang diharapkan ( expected service ) dan pelayanan yang dipersepsikan ( perceived service ).

Berkenaan dengan itu Zeithaml dalam Hardiansyah (2011:41)

mengemukakan 10 (sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat

(45)

25

1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;

2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan;

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat;

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan resiko;

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan; 9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara,

keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;

10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.

Dari sepuluh dimensi kualitas pelayanan tersebut, kemudian Zeithmal

et.al. (Hardiyansyah, 2011:150) menyederhanakan menjadi lima dimensi yaitu

dimensi SERVQUAL.

(46)

26

and courtesy of employees and their ability to convey and individualized

attention to its customer”.

Kelima dimensi tersebut yaitu : Tangibel ( berwujud ), Reliability

(kehandalan), Responsiviness ( ketanggapan ), Assurance ( jaminan ) dan Empathy

(empati).

Pendapat lain mengenai dimensi atau ukuran kualiatas pelayanan

dikemukakan oleh Tjiptono ( 1995 : 14 ) didalam bukunya “Prinsip-Prinsip Total

Quality Service“ yaitu :

1. Bukti langsung ( Tangibles ) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Keandalan ( reliability ), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap ( responsiveness ), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan ( assurance ), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan.

5. Empati ( empaty ), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para

pelanggan

Selain hal tersebut, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 21 terdapat komponen standar

(47)

27

j. Penanganan pengaduan,saran dan masukan k. Jumlah pelaksana

l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan

m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk meberikan rasa aman,bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan dan evaluasi kinerja pelaksana.

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) menyatakan kualiatas pelayanan

itu ditentukan oleh kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan yang didapatkan

dan seefektif mungkin mencegah terjadinya korupsi serta dalam penilaian

kepuasaan tersebut melibatkan partisipasi masyarakat selaku penerima

pelayanan.

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam hasil survey

Integritas Nasional Pelayanan Publik (2011: 1) :

“ Mengingat fungsi utama pemerintahan adalah melayani masyarakat, maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Partisipasi Masyarakat sangat dibutuhkan dalam menilai (evaluation) atau memberikan umpan balik (feed back) terhadap semua penerapan (implementasi) dari kebijakan-kebijakan public yang diambil. Khusus dalam fungsi pelayanan publik, partisipasi masyarakat sangat signifikan dibutuhkan dalam rangka perbaikan secara terus menerus terhadap kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan instansi pemerintah baik pusat maupun kota harus dapat memuaskan masyarakat dan sekaligus dapat mencegah efektifnya terjadinya korupsi. Kegiatan ini selayaknya dilakukan untuk mengukur kinerja dan kualitas pelayanan publik secara terus menerus dan berkelanjutan”.

Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka disimpulkan bahwa kualitas

(48)

28

yang menunjang kemampuan dalam memenuhi kebutuhan yang memuaskan

pelanggan atau sesuai dengan harapan. Apabila masyarakat tidak puas terhadap

suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan itu tidak berkualitas dan

sebaliknya .Karena itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus pada

kepuasaan pelanggan.

Untuk mengukur kualitas dari sebuah pelayanan, metode SERVQUAL (service quality) oleh Zeithaml dkk dianggap lebih relevan dijadikan dimensi pengukuran tinggi atau rendahnya kualitas pelayanan pada penelitian ini. Dengan

menggunakan metode ini, dapat diketahui apakah pelayanan yang diberikan atau

diterima sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu dimensi yang

tercakup dalam metode SERVQUAL oleh Zeithmal dkk mencakup dimensi yang digunakan dalam survei Integritas Nasional Pelayanan Publik tahun 2011 oleh

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

B. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, tuntutan

yang lebih terbuka, serta perkembangan globalisasi yang memicu peningkatan

yang lebih cepat lagi dalam kebutuhan dan tuntutan akan layanan publik, maka

model birokrasi tradisional biasanya dianggap tidak lagi memadai. Untuk itu,

diperlukan suatu model baru yang mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan

ini. Model yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat serta

merespon berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat.

Salah satu usaha dalam menciptakan reformasi pelayanan publik salah

(49)

29

Propinsi dan Kabupaten/Kota. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) No 24 tahun 2006, Pelayanan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah

kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses

pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sarnpai ke tahap terbitnya dokumen

dilakukan dalam satu pintu dan satu tempat. Adapun tujuan dan sasaran

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:

1. Meningkatkan kualitas layanan publik;

2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh

pelayanan publik.

3. Sasaran yang akan dicapai dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu adalah terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah,

transparan, pasti dan terjangkau serta meningkatnya hak-hak masyarakat

terhadap pelayanan publik.

Beberapa hal yang diatur dalam Permendagri ini diantaranya; persyaratan

adanya prasarana yang memadai, yakni loket, tempat proses, tempat pembayaran,

tempat penyerahan dokumen dan tempat/ruang penanganan pengaduan, diatur

pula pengaturan tentang proses, waktu dan biaya, kompetensi aparatur,

keterbukaan informasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi, pengaduan dan

kepuasan langganan, pengawasan dan monitoring evaluasi, dll

Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu membuat waktu

pembuatan izin menjadi lebih singkat. Dengan adanya kelembagaan pelayanan

terpadu satu pintu, seluruh perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan yang ingin dicapai

(50)

30

memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha kecil dan menengah,

dan bertujuan meningkatkan kualitas layanan publik.

Pelaksanaan tersebut difokuskan pada perampingan prosedur yang ada

untuk meningkatkan efesiensi birokrasi pemerintah dan untuk menetapkan proses

pelayanan umum yang ideal. Sama pentingya juga, proses perampingan tersebut

bertujuan untuk mengurangi, bila tidak menghilangkan secara keseluruhan,

langkah-langkah dan persyaratan yang tidak diperlukan, tetapi juga peluang untuk

melakukan KKN.

C. Integritas Nasional dan Integritas Pelayanan Publik 1. Integritas Nasional

Istilah integritas nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan

nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi

kesatuan yang utuh / bulat. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan,

bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian

nasional, perusahaan nasional. Hal-hal yang menyangkut bangsa dapat berupa

adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya, wilayah/daerah dan

sebagainya.

Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah di atas maka integritas

nasional identik dengan integritas bangsa yang mempunyai pengertian suatu

proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan

wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (JS.Badudu, 2001:36-37)

yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangan

(51)

31

suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yang

berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu

harus dicari kaitannya dengan yang lain dan untuk mengenal manusia harus

dikaitkan dengan masyarakat di sekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat

harus dicari kaitannya dengan proses sejarah.

2. Integritas Pelayanan Publik

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelenggarakan Survei

Integritas Nasional Sektor Publik untuk mengukur persepsi masyarakat tentang

pelayanan publik pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Skor Integritas ini

didasarkan pada nilai rata-rata dari 2 (dua) dua variabel, 6 (enam) indikator dan 18

sub-indikator. Kedua variabel yang digunakan adalah Pengalaman Integritas

(Experienced Integrity) dan Potensi Integritas (Potential Integrity) dengan bobot yang telah ditentukan dari hasil kompilasi pendapat sejumlah pakar. Pengalaman

Integritas merefleksikan pengalaman responden terhadap tingkat korupsi yang

dialaminya. Potensi Integritas merefleksikan faktor-faktor yang berpotensi

menjadi penyebab terjadinya korupsi berdasarkan pengalaman/ penilaian

responden.

Secara lebih detil, survei KPK tersebut menurunkan kedua variabel diatas

menjadi 6 (enam) indikator, yaitu:

- Pengalaman Korupsi,

- Cara Pandang terhadap Korupsi,

(52)

32

- Sistem Administrasi,

- Perilaku Individu, dan

- Pencegahan Korupsi

Untuk mengoperasionalkan ke-enam indikator diatas KPK menggunakan

18 sub indikator: frekuensi pemberian gratifikasi, jumlah/besaran gratifikasi,

waktu pemberian gratifikasi, arti pemberian gratifikasi, tujuan pemberian

gratifikasi, kebiasaan pemberian gratifikasi, kebutuhan pertemuan di luar

prosedur, keterlibatan calo, fasilitas di sekitar lingkungan pelayanan,

suasana/kondisi di sekitar pelayanan, kepraktisan SOP, keterbukaan informasi,

pemanfaatan teknologi informasi, keadilan dalam layanan, ekspektasi petugas

terhadap gratifikasi, perilaku pengguna layanan, tingkat/upaya anti korupsi

korupsi, dan mekanisme pengaduan masyarakat.

Beberapa catatan perlu dibuat dalam menginterpretasikan hasil survei

KPK. Pertama, jenis dan jumlah instansi maupun unit layanan yang disurvei

berubah dari tahun ke tahun. Kedua, survei menggunakan jumlah responden yang

sama untuk setiap unit layanan tanpa memandang ukuran dan kompleksitas jenis

layanan dari setiap unit layanan. Ketiga, alokasi pembobotan antara pengalaman

integritas dengan potensi integritas juga berubah-ubah dari tahun ke tahun

meskipun. Untuk mengurangi potensi bias, pembobotan variabel, indikator dan

sub indikator oleh para pakar melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group

(53)

33

Ukuran dan kriteria indeks integritas pelayanan publik ini berpatokan pada

hasil akhir survei KPK sebagai instansi yang secara formal dan reguler

melaksanakan survei integritas sektor publik di Indonesia. Juga, berdasarkan

keterangan diatas, survei yang dilakukan oleh KPK secara metodologis dilakukan

secara rigorous (memenuhi kaidah penelitian) dan dapat dipertanggungjawabkan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh beberapa peneliti yang mencoba mengetahui bagaimana kualitas

pelayanan yang diberikan oleh sebuah organisasi pemerintah. Salah satunya

penelitian yang dilakukan oleh Irsan ( 2012 ), yang juga bertujuan mengetahui

dan menganalisis kualitas pelayanan kesehatan pada Puskesmas Simpur

Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Dengan menganalis kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh Puskemas Simpur Kecamatan Tanjung Karang

Barat, diharapkan dapat mengetahui variabel atau aspek – aspek minimal yang

bisa dijadikan bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu

diperbaiki dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pada Puskesmas

Simpur Kecamatan Tanjung Karang Barat.

Hal yang membedakan antara penelitian ini dengan yang dilakukan oleh

Irsan ( 2012 ), disamping terletak pada objek tempat serta jenis izin yang diteliti,

juga terletak dari variabel pengukuran kualitas pelayanan serta teknik analisis

data. Irsan ( 2012 ) menggunakan variabel yang mengacu pada Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/MPAN/2/2004, dengan

Gambar

Tabel 1. Protes Pelayanan Publik
Tabel 2. Jenis Pelayanan dan Dasar Hukum Pelayanan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro
Tabel 3. Sepuluh Instansi/ Pemda dengan indeks integritas terburuk
Tabel 4. Hasil  Survei Integrasi  Nasional untuk Pelayanan IMB dan SIUP pada        Kantor Penanaman Modal dan PTSP  Kota Metro
+4

Referensi

Dokumen terkait