• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja Cobit (Studi Kasus : PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja Cobit (Studi Kasus : PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT

(STUDI KASUS : PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA CABANG MAKASSAR)

Oleh

Febri Hidayat Saputra 5710112019

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : FEBRI HIDAYAT SAPUTRA

NIM : 57.101.12.019.

Tempat/tgl. Lahir : Wanci, 9 Februari 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : JL.Tinumbu No 98 B. Makassar Status : Belum Nikah

Gol.Darah : O

Pekerjaan : Mahasiswa Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

Data Pendidikan

Pendidikan Formal : TK.Kartini Wangi-Wangi 1994 : SDN 1 Pongo 2001

: MTSN 1 Wangi-Wangi 2004 : SMAN 1Wangi-Wangi 2007

: STMIK Dipanegara Makassar Jurusan Teknik Informatika 2012 : UNIKOM Bandung Magister Managemen Sistem Informasi 2014

Data Pengalaman Kerja

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR GAMBAR ... 1

DAFTAR TABEL ... 1 BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Batasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Tata Kelola Teknologi Informasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Definisi Tata Kelola Teknologi Informasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Peranan Penting Sebuah Tata Kelola Informasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi InformasiError! Bookmark not defined.

3.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi dan IT Management Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi dan Tata kelola PrusahaanError! Bookmark not defined. 2.2 COBIT FRAMEWORK ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Profile Cobit ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Fokus Pada Bisnis ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Orientasi Pada Proses ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Berbasis Kontrol ... Error! Bookmark not defined. 2.2.5 Dikendalikan Oleh sebuah Pengukuran ... Error! Bookmark not defined.

(6)

3.1 Tinjauan Organisasi / Institusi ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Profil Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Visi dan Misi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined.

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined. 3.1.4 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

3.1.5 Alur Proses Bisnis PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined.

3.1.6 Sistem Informasi Sebagai Komponen Strategi Bisnis PT. Biro Klasifikasi

Indonesia Cabang Makassar ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Dan Alur Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Penentuan Sumber Data Informasi, Studi Pustaka dan Analisis DataError! Bookmark not defined. 3.3.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Studi Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Tahapan Analisis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. PEMBAHASAN DAN HASIL PENILITIAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Identifikasi Tujuan Bisnis/Business Goals ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Identifikasi IT Goals ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Identifikasi IT Process ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Identifikasi Control Objectives ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1. IT Process PO1 ( Define strategic IT Plan ) ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 IT Process PO7 ( Manage IT Human Resources ) ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3. IT Process PO10 ( Manage IT Project )... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 IT Process AI3 (Acquire and maintain technology infrastructureError! Bookmark not defined. 4.4.5 IT Process AI4 ( Enable operation and Use ) ... Error! Bookmark not defined.

4.4.6 IT Process DS6 ( Identify and allocate Cost ) ... Error! Bookmark not defined. 4.4.7 IT Process DS7 ( Educate and Train user ) ... Error! Bookmark not defined. 4.4.8 IT Process DS11 ( Manage data ) ... Error! Bookmark not defined. 4.4.9 IT Process ME1 ( Monitoring and evaluate IT Performance )Error! Bookmark not defined. 4.2 Review Hasil Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

(7)

4.1.3 Analisis Kesenjangan/Gap Tingkat Kematangan/Maturity Proses- Proses IT

Terpilih ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Justifikasi Proses-Proses TI Terpilih Berdasarkan Tingkat KematanganError! Bookmark not define

4.1.5 Representasi Perbaikan dan Tingkat Kematangan/Maturity Atribut

(8)

115

DAFTAR PUSTAKA

COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute. Implementation

Tool. USA: IT Governance Institute. 2009.

COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute. COBIT 4.1. USA:

IT Governance Institute. 2003.

Setiawan, Alexander. Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan

Tinggi Swasta Yogyakarta dengan Menggunakan COBIT Framework. Tesis

Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2008.

Ade putri Marina, Surendro Kridanto. Perencanaan Model Kapabilitas Proses

Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Informasi Pada PT.KAI ( Persero )

Menggunakan COBIT 4.1 Framework .Bandung. Institut Teknologi

Bnadung.2012.

Taringan, Joshua.Merancang IT Governance Dengan COBIT & Sarbanes Oxley

Act Dalam Konteks Budaya Indonesia.Surabaya.Universitas Kristen Petra.2006

Lambly, Jimmy.Audit Teknologi Informasi Dengan Menggunakan COBIT Pada

(9)

116

Priyanto, risky.Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rekam Medis Rawat

Inap Pada Rumah Sakit Husada. Skripsi Terpublikasi.Jakarta.Univesitas Bina

Nusantara.2008.

Abiyoso, Gusrian Delisha IT Governance Dengan COBIT

Framework.Jakarta.Universitas Bina Nusantara.2008.

Reny Komalasari.Pengukuran Keselarasan Tujuan Teknologi Informasi Dan

Tujuan Bisnis Ditinjau Dari Prespektif Proses Bisnis/Internal Menggunakan

COBIT 4.1(Studi kasus : Universitas Narotama Surabaya ).Tesis Terpublikasi.

Surabaya. Universitas Narutoma.2011.

Sarno R.Strategi Sukses Bisnis Dengan Teknologi Informasi Berbasis Balanced

Scrorecard & COBIT.Surabaya.Institute Teknologi Sepuluh November.2009.

Kridanto Surendro.Implementasi Tata Kelola Teknologi

(10)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia dan

cahaya petunjukNya yang tiada tara, sehingga penelitian dan penulisan tesis ini dapat

terselesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda

nanmulia Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, thabiit, dan thabiin, dengan

ghirroh perjuangan yang tinggi dan keikhlasan yang mendalam dalam menegakkan

kebeneran dimuka bumi ini.

Tesis yang berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Kerangka Kerja Cobit” ini merupakan hasil penelitian yang ditulis

dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar akademik Magister (S2),

pada program Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia Bandung. Penulis sangat

sadar bahwa apa yang kami raih bukanlah suatu hal mutlak yang berdiri sendiri.

Selain atas ma’unah Allah sebagai Robbul jalil, kepedulian, bimbingan dan dorongan

serta bantuan dari berbagai pihak juga turut menentukan apa yang kami raih ini. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini tidak terlalu berlebihan bila kami menyampaikan

terima kasih terutama kepada yang terhormat :

1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE.,MS. Ak., selaku Pembantu Rektor

(11)

iv

3. Yth. Bapak Prof. Dr. Moh Tadjuddin, M.A, selaku Pembantu Rektor II

Universitas Komputer Indonesia.

4. Yth. Ibu Dr. Hj. Aelina Surya, selaku Pembantu Rektor III Universitas Komputer

Indonesia.

5. Yth. Bapak Dr. Ir. Herman S. Soegoto, MBA, selaku Dekan Fakultas

Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia.

6. Yth. Bapak Dr. Ir. Yeffry Handoko Putra, M.T, selaku Ketua Program Studi

Magister Managemen Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

7. Yth. Bapak Prof. Dr. Eng. Estiko Rijanto selaku Dosen Pembimbing. Ditengah

aktifitas yang padat, beliau berkenan membimbing, memeberikan banyak ide,

pemikiran, waktu, dan dukungan moril, mengarahkan penulis dengan kesabaran

dan ketelatenan yang luar biasa, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

8. Yth. Para dosen Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada Penulis.

9. Ayahanda La Ode Yini Asri dan Ibunda Jusmiati yang tercinta, dengan segala

doa dan jerih payahnya telah mendidik, membimbing, membesarkan penulis

dengan kasih sayang demi mencari dan menuju masa depan yang terang

dibawah ridho Allah.

10. Kakak Ardiyan Eka Saputra dan Adik Tuti Asriayani Asri tercinta, memberikan

(12)

v

11. Bapak. Muhammad Idi, S.T.,MT. selaku Kepala Cabang PT.Biro Klasifikasi

Indonesia Cabang Makassar dan segenap jajarannya, yang telah membantu

bekerjasama dalam pengambilan data dari objek penelitian Penulis.

12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Magister Sistem Informasi kelas

Executive Angkatan V di Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah

banyak memberi dorongan moril dan sebagai partner yang baik dalam

berdiskusi.

13. Dan yang terakhir kepada Pengurus DKM dan jamaah Mesjid Raidatul Irfan

Cipaganti, yang telah banyak memberikan nasehat dan mendoakan penulis dalam

penulisan tesis ini.

Serta kepada seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu

dalam tulisan ini, semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT, dengan cara

dimudahkan segala urusannya dan dilimpahkan rizqinya, amin.

Akhirnya dengan kesadaran yang tinggi, apa yang penulis tuangkan dalam tesis

ini jauh dari idealitas dan kesempurnaan, namun dengan lapang dada dan semangat

memperbaiki, penulis menerima segala kritikan yang konstruktif demi perbaikan tesis

ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bagian dari kemanfaatan

yang penulis harapkan khususnya dalam bidang Managemen Sistem Informasi.

Bandung Mei 2014 Penulis

(13)

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT

(STUDI KASUS : PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA CABANG MAKASSAR)

Oleh

Febri Hidayat Saputra 5710112019

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(14)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... i

DAFTAR TABEL ... i

BAB I ... 6

PENDAHULUAN ... 6

1.1. Latar Belakang ... 6

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Batasan Penelitian ... 9

1.6 Sistematika Penulisan ... 9 BAB II ... Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Tata Kelola Teknologi Informasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Definisi Tata Kelola Teknologi Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Peranan Penting Sebuah Tata Kelola Informasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi InformasiError! Bookmark not defined.

3.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi dan IT ManagementError! Bookmark not defined.

2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi dan Tata kelola PrusahaanError! Bookmark not defined. 2.2 COBIT FRAMEWORK ... Error! Bookmark not defined.

(15)

vii

BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Tinjauan Organisasi / Institusi ... Error! Bookmark not defined.

3.1.1 Profil Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar ... Error! Bookmark not defined.

3.1.2 Visi dan Misi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined.

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined. 3.1.4 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

3.1.5 Alur Proses Bisnis PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang MakassarError! Bookmark not defined.

3.1.6 Sistem Informasi Sebagai Komponen Strategi Bisnis PT. Biro Klasifikasi

Indonesia Cabang Makassar ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Dan Alur Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Penentuan Sumber Data Informasi, Studi Pustaka dan Analisis DataError! Bookmark not defined. 3.3.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Studi Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Tahapan Analisis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN DAN HASIL PENILITIAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Identifikasi Tujuan Bisnis/Business Goals ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Identifikasi IT Goals ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Identifikasi IT Process ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Identifikasi Control Objectives ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1. IT Process PO1 ( Define strategic IT Plan ) ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 IT Process PO7 ( Manage IT Human Resources ) ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3. IT Process PO10 ( Manage IT Project )... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 IT Process AI3 (Acquire and maintain technology infrastructureError! Bookmark not defined. 4.4.5 IT Process AI4 ( Enable operation and Use ) ... Error! Bookmark not defined.

(16)

viii

4.4.9 IT Process ME1 ( Monitoring and evaluate IT Performance )Error! Bookmark not defined. 4.2 Review Hasil Penilaian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Perhitungan Tingkat Kematanga/Maturity Proses-Proses TI TerpilihError! Bookmark not defined. 4.1.2 Menentukan Target kematangan/Maturity Proses-proses TI TerpilihError! Bookmark not defined. 4.1.3 Analisis Kesenjangan/Gap Tingkat Kematangan/Maturity Proses- Proses IT

Terpilih ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Justifikasi Proses-Proses TI Terpilih Berdasarkan Tingkat KematanganError! Bookmark not defined.

4.1.5 Representasi Perbaikan dan Tingkat Kematangan/Maturity Atribut Proses-Proses TI Terpilih ... Error! Bookmark not defined. 4.1.6. Pendefenisian Usulan Tidakan Perbaikan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.7 Pencapain Tingkat Kematangan/Maturity level 3 dan Level 4Error! Bookmark not defined. BABA V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 1 ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 2 ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN 3 ... Error! Bookmark not defined.

(17)
(18)
(19)

v6 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini, teknologi informasi tidak hanya digunakan sebagai faktor

pendukung dalam perusahaan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi bisnis

perusahaan. Agar teknologi informasi dapat digunakan secara optimal, diperlukan

suatu tata kelola yang biasa disebut tata kelola teknologi informasi.Tata kelola

teknologi informasi adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang menitik

beratkan pada sistem dan teknologi informasi serta manajemen kinerja dan

resikonya.

Kemajuan dari teknologi informasi dan juga pemanfaatannya terus

meningkat dari waktu ke waktu, kecepatan dan keakuratan informasi akan

menjadi suatu tuntutan dalam menjalankan roda perokonomian baik oleh pelaku

bisnisnya sendiri maupun oleh masyarakat dan juga pemerintah. Penerapan

teknologi informasi pada proses bisnis suatu perusahaan dipandang sebagai salah

satu solusi yang kemudian akan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Peningkatan peran teknologi informasi nantinya harus berbanding lurus

dengan investasi yang dikeluarkan yang biasanya mengeluarkan uang dalam

jumlah besar. Untuk itu diperlukan adanya sebuah tata kelola teknologi informasi

yang baik pada suatu perusahaan yang dimulai dari perencanaan sampai dengan

(20)

v7

Tata kelola teknologi informasi mempunyai banyak sekali standar tools yang

dapat digunakan. Salah satunya adalah COBIT ( Control Objective For

Information and Related Technology ). COBIT framework menyediakan ukuran,

indikator, proses dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu perusahaan

optimal dari pengelola teknologi informasi dan mengembangkan pengendalian

terhadap manajemen tata kelola teknologi informasi yang layak untuk suatu

perusahaan atau organisasi.

Secara umum kerangka kerja tata kelola serta pengendalian yang dibutuhkan

untuk mencapainya sudah disediakan oleh COBIT. Dimana didalamnya terdapat

panduan bagaimana organisasi harus mengendalikan pengelolaan teknologi

informasi dalam pencapaian governance. Akan tetapi COBIT hanya memberikan

sebuah control dan tidak memberikan panduan implementasi operasionalnya.

Tata kelola teknologi informasi diharapkan mendapat dukungan dari para

pemangku kepentingan, agar pengembangan dari implementasi sistem teknologi

informasi sesuai anggaran dan tepat waktu dengan kualitas yang tinggi. Akan

tetapi tata kelola teknologi informasi dapat memiliki beberapa masalah yaitu

teknologi informasi hanya menjadi perhatian dari tim tehnik dan tidak mendapat

perhatian dari manajemen puncak, sehingga dapat menimbulkan kerugian

keuangan, rusaknya reputasi proyek karena pendanaannya melebihi rencana

semula, waktu penyelesaiannya terlambat, dan spefikasi dibawah rencana awal,

penurunan efektifitas karena buruknya kualitas output sistem, tingginya keluhan

pengguna mengenai kualitas sistem, dan rendahnya tingkat ketersediaan

(21)

v8

PT. Biro Klasifikasi Indonesia ( Persero ) Cabang Makassar merupakan

salah satu perusahaan BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ). Sebagai perusahan

yang besar PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar sudah tentu

menerapkan teknologi informasi sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan

bisnis dari perusahaan tersebut. Namun masih terdapat kendala-kendala dalam

pemanfaatan teknologi informasi tersebut sehingga tujuan dari bisnis perusahaan

belum mencapai harapan.

Atas dasar tersebut, maka penulis ingin mengevaluasi tata kelola teknologi

informasi PT. Biro Klasifikasi Indonesia dengan menggunakan kerangka kerja

COBIT 4.1.

1.2. Rumusan Masalah

Setelah dikemukakan diatas tentang latar belakang, maka dapat dirumuskan

hal-hal berikut :

1. Bagaimana implementasi tata kelola teknologi informasi di PT. Biro

Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar selama ini ?

2. Sejauh manakah PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar merespon

perkembangan kerangka kerja yang sudah menjadi standar

perusahaan-perusahaan didunia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini penulis mengharapkan tercapainya tujuan-tujuan

(22)

v9

1. Mengetahui kondisi tata kelola teknologi informasi yang berjalan selama ini

di PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero ) Cabang Makassar.

2. Membantu menemukan berbagai kebutuhan manajemen yang berkaitan

dengan teknologi informasi.

3. Memberi rekomendasi tata kelola teknologi informasi yang berpotensi dapat

memecahkan dan mencegah permasalahan yang ada pada proses teknologi

informasi yang mengacu pada praktek terbaikdari COBIT 4.1.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dengan evaluasi tata kelola teknologi informasi yang dibangun diharapkan

dapat membantu meningkatkan efektifitas perencanaan tata kelola teknologi

informasi diperusahaan.

2. Dapat menambah pengetahuan penulis dalam bidang perancangan tata kelola

teknologi informasi menggunakan kerangka kerja.

1.5Batasan Penelitian

1. Evaluasi tata kelola teknologi informasi di PT. Biro Klasifikasi Indonesia

(Persero ) Cabang Makassar.

2. Evaluasi menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 pada domain PO1, PO7,

PO10, AI3, AI4, DS5, DS6, DS7, DS11, dan ME1.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, pembahasan akan dibagi kedalam beberapa bab untuk

memperoleh gambaran yang jelas dan terstruktur. Sistematika penulisannya

(23)

v10 a. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

b. Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan landasan teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini.

c. Bab 3 Metodeloigi Penelitian

Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang dilakukan di

PT.Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Cabang Makassar dengan

menggunakan langkah-langkah studi pustaka, pengumpulan data dan

analisis data.

d. Bab 4 Analisis Dan Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas business goals yang berlaku di COBIT

4.1 yang kemudian diselaraskan dengan tujuan bisnis dan sasaran dari PT.

Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Cabang Makassar.

e. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang didalamnya memuat kesimpulan dan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tata Kelola Teknologi Informasi

2.1.1 Definisi Tata Kelola Teknologi Informasi

Ada begitu banyak pengertian IT governance diantaranya adalah : Pengertian IT governance menurut ITGI 2003:

IT governace is the responsibility of the board of directors and excecutive

management. IT is an integral part of enterprise governance and consists of the

leadership and organizational structures and process that ensure that the

organization’s IT sustains and extends the organization’s strategies and

objectives.

Dari defenisi tersebut dijelaskan bahwa IT governance adalah merupakan

tanggung jawab dari pemimpin tertinggi dan eksekutif manajemen dari suatu

perusahaan. Dijelaskan pula bahwa IT governance adalah merupakan bagian dari

pengelolaan perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari kepemimpinan dan

struktur organisasi dan pengembangan strategi dan tujuan dari organisasi.

Sedangkan menurut Grembeergen, Haes, & Guldentops 2004 IT

Governace. IT governace adalah :

IT governace is the organizational capacity excercised by the board,

(25)

implementation of IT strategy and in this way ensure the fusion of business and

IT.

Berdasarkan defenisi tersebut tata kelola teknologi informasi merupakan

tindakan organisasional yang dilakukan oleh dewan, manajemen eksekutif dan

juga teknologi informasi mengendalikan formulasi dan implementasi dari strategi

teknologi informasi dan cara untuk meyakini bisnis dan teknologi informasi itu

sendiri tentunya.

Dari defenisi-defenisi yang dijelaskan diatas dapat dilihat bahwa

penekanan dari IT governance adalah terciptanya keselarasan yang strategis antara

teknologi informasi dengan bisnis dari suatu perusahaan dan pihak manajemen

juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam implementasi IT governance.

2.1.2 Peranan Penting Sebuah Tata Kelola Informasi

Teknologi informasi adalah merupakan faktor yang sangat penting bagi

keberhasilan suatu perusahaan, hal ini akan memberikan peluang atau kesempatan

untuk dapat mendapatkan keunggulan yang kompetitif dan menawarkan

perlengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan memberikan lebih lagi

dimasa mendatang, semakin banyak nilai-nilai perusahaan yang telah bergeser

dari suatu tangible menjadi intangible. Kebanyakan dari aset ini dapat ditangani

dengan menggunakan teknologi informasi. Selain itu, sebuah perusahaan dapat

disebut rapuh apabila nilai perusahaan lebih banyak berasal dari aset fisik. Dengan

demikian, tata kelola teknologi informasi sangatlah penting dalam mendukung

(26)

Teknologi informasi juga membawa resiko, sering kali dalam melakukan

bisnis dalam skala global, system dan network telah menjadi begitu mahal bagi

semua perusahaan untuk ditangani. Dibeberapa industri, teknologi informasi

merupakan sumberdaya kompetitif untuk melakukan diferensiasi dan memberikan

keunggulan yang kompetitif sedangkan bagi perusahaan lainnya teknologi

informasi membantu dalam mempertahankan hidup perusahaan.

Oleh karena itu keberadaan teknologi informasi sekarang yang sangat terkait

dan menjalar diberbagai bidang perusahaan, pengelola harus memberikan

perhatian khusus terhadap teknologi informasi, menelaah sebesar apa

ketergantungan perusahaan terhadap kebutuhan teknologi informasi dan sepenting

apa teknologi informasi bagi pelaksanaan strategi bisnis (ITGI, 2003), sehingga:

- Teknologi sangatlah penting dalam mendukung untuk pencapaian tujuan

perusahaan.

- Teknologi informasi menjadi sangat strategis dalam bisnis ( perkembangan

dan inovasi ).

Dewan direksi seringkali berfokus pada strategi bisnis dan resiko strategi,

ada pula dewan direksi yang fokus pada teknologi informasi, walaupun fakta

menunjukan bahwa implementasi membutuhkan investasi yang sangat besar dan

berisiko tinggi.

Hal ini dilandasi oleh beberapa alasan sebagai berikut (ITGL, 2003) :

- Teknologi informasi membutuhkan lebih banyak pandangan teknis

dibandingkan disiplin lain dalam memahami bagaimana teknologi informasi

(27)

- Teknologi informasi secara tradisional diperlukan sebagai sebuah entitas yang

terpisah dari bisnis.

- Teknologi informasi cukup kompleks dalam sebuah perusahaan yang

berkembang dan beroperasi dalam ekonomi yang terhubung dalam jaringan.

Alasan penting mengapa tata kelola teknologi informasi penting adalah

bahwa ekspektasi dan realitas seringkali tidak sesuai. Dewan direksi selalu

berharap kepada manajemen untuk (ITGI, 2003):

- Memberikan solusi teknologi informasi dengan kualitas yang bagus, tepat

waktu, dan sesuai dengan anggaran.

- Menguasai dan menggunakan teknologi informasi untuk mendatangkan

keuntungan.

- Menerapkan teknologi informasi untuk meningkatkan efesiensi dan

produktifitas sambil menangani resiko teknologi informasi.

Tata kelola informasi yang tidak efektif akan menjadi awal terjadinya

pengalaman buruk yang dihadapi dewan direksi, seperti (ITGI, 2003):

- Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan melemahkan posisi kompetisi.

- Tenggang waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan,

dan kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi

- Efesiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negative oleh

rendahnya kualitas penggunaan teknologi informasi

- Kegagalan dan inisiatif teknologi informasi untuk melahirkan inovasi atau

(28)

2.1.3 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi Informasi

Menurut IT governance Institute, dalam tata kelola teknologi informasi

terdapat lima wilayah atau area yang menjadi konsentrasi antara lain keselarasan

strategi, penyampaian nilai, manajemen resiko, manajemen sumber daya, dan

pengukuran kinerja, seperti ditunjukan pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi Informasi Sumber : ITGI, 2003.

Berdasarkan gambar 2.1 diatas dapat dijelaskan bahwa :

- Strategi alignment ( keselarasan strategi )

Proses penyelarasan strategi berfokus pada memastikan hubungan bisnis

dengan perencanaan strategi teknologi informasi, mendefenisikan, memelihara

dan memvalidasi proporsi nilai teknologi informasi, dan menyelaraskan

operasional teknologi informasi dengan operasional perusahaan secara

keseluruhan.

(29)

Penyampaian nilai adalah tentang melaksanakan proporsi nilai dari seluruh

siklus penyampaian, meyakini bahwa penyampaian teknologi informasi

memberikan manfaat yang dijanjikan terhadap strategi tersebut.

- Risk manajement ( Manajemen resiko )

Manajemen resiko menitip beratkan kepada proses-proses untuk memelihara

nilai. Sehingga manajemen resiko harus menjadi proses yang berkelanjutan

yang dimulai dengan mengidentifikasi resiko, dan dilanjutkan dengan mitigasi

resiko dengan menerapkan berbagai pengendalian.

- Resource management ( Manajemen sumberdaya )

Manajemen sumberdaya adalah tentang mengoptimalisasikan investasi, dan

manajemen yang sesuai. Sumberdaya teknologi informasi yang sangat penting

yaitu: aplikasi informasi, infrastruktur dan manusia, dan hal-hal penting yang

berhubungan dengan optimalisasi pengetahuan dan infrastruktur.

- Perfomance measurement (Pengukuran kinerja )

Jika tidak ada ukuran untuk kerja yang dibuat dan dimonitor, area konsentrasi

tata kelola teknologi informasi lainnya sulit untuk mencapai hasil yang

diharapkan. Area ini meliputi aktifitas penilaian, serta pengukuran kinerja

yang berkelanjutan. Hal ini menjadi penghubung bagi fase penyelarasan

dengan menyediakan bukti bahwa arahan yang ditetapkan telah diikuti.

3.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi dan IT Management

Kadang masih begitu sulit bagi kita untuk bisa membedakan antara tata

kelola teknologi informasi dengan manajemen teknologi informasi, untuk dapat

(30)

Eksternal

Internal

Manajemen

Teknologi

Informasi

Saat ini Masa depan

Gambar 2.2 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi Informasi Dan IT Management.

Sumber : Grembergen, 2004.

Berdasarkan gambar 2.2 diatas dapat kita lihat bahwa IT management

mempunyai fokus pada upaya pencapaian efektivitas internal atas dukungan

produk dan jasa teknologi informasi dan juga pengelolaan dari operasional

teknologi informasi yang ada pada saat ini. Sedangkan tata kelola teknologi

informasi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, dan berkonsentrasi pada

kinerja dan transformasi teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis

saat ini dan saat yang akan datang, baik dari sudut internal bisnis maupun

eksternal.

2.1.5 Tata Kelola Teknologi Informasi dan Tata kelola Prusahaan

Berdasarkan defenisi tata kelola teknologi informasi dari IT Governace

Institute (ITGI) dikemukakan bahwa tata kelola teknologi informasi adalah

(31)

tanggung jawab dari dewan direksi dan manajemen eksekutif, oleh karenanya tata

kelola teknologi informasi harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang

mengarahkan dan mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan.

Ketergantungan bisnis akan suatu teknologi informasi telah membuatnya tidak

dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan tanpa adanya pertimbangan

terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi informasi dapat

mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan strategi

yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi

memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan

juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola

teknologi informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.3

dibawah ini :

Mengarahkan Menetapkan Mengarahkan Menetapkan

Gambar 2.3 Konsentrasi Wilayah Tata Kelola Teknologi Informasi dan Tata Kelola Perusahaan.

Sumber : www.itgi.org. Tata kelola

perusahaan

Aktivitas perusahaan

Tata kelola Teknologi Informasi

(32)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sheleifer dan Vishny ( 1997 ),

pertanyaan yang ajukan yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan antara lain :

- Bagaimana para penyedia keuangan memastikan para manajer untuk

mengembalikan keuntungan pada mereka ?

- Bagaimana para penyedia keuangan memastikan bahwa para manajer tidak

akan mencuri modal yang mereka investasikan pada kondisi proyek yang

buruk ?

- Bagaimana para penyedia keuangan mengendalikan para manajer ?

Ketergantungan bisnis terhadap teknologi informasi menunjukan bahwa isu

tata kelola perusahaan tidak dapat dipecahkan tanpa campur tangan teknologi

informasi. Untuk memastikan bahwa persoalan tata kelola perusahaan

terpecahkan teknologi informasi harus lebih dahulu dikelola. Berdasarkan

penelitian tersebut pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tata kelola

teknologi informasi adalah ( sheleifer dan Vishny , 1997 ) :

- Bagaimana top manajemen memastikan CIO dan organisasi teknologi

informasi akan memberikan nilai bisnis pada mereka ?

(33)

2.2 COBIT FRAMEWORK 2.2.1 Profile Cobit

Control objective for Information and Related Technology ( COBIT ) adalah

sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu

auditor atau pengguna (user ) dan manajemen, untuk menjembatani gap antara

resiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah IT ( Sasongko, 2009 ).

Control objective for Information and Related Technology ( COBIT ) mendukung

tata kelola teknologi informasi dengan menyediakan kerangka kerja untuk

mengatur keselarasan teknologi informasi dengan bisnis, selain itu kerangka kerja

juga memastikan bahwa teknologi informasi memungkinkan bisnis,

memaksimalkan keuntungan, resiko teknologi informasi dikelola secara tepat, dan

sumberdaya teknologi digunakan secara bertanggung jawab ( Tanuwijaya dan

Sarno 2010 ).

COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai

framework teknologi informasi karna dikembangkan secara berkelanjutan oleh

lembaga swadaya professional yang tersebar hampir diseluruh negara. Dimana di

setiap Negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.

Control objective for Information and Related Technologi ( COBIT )

memberikan sebuah kebijakan yang cukup jelas dan pratik yang baik dalam tata

kelola teknologi informasi dengan membantu manajemen senior dalam memahami

dan mengelola resiko yang terkait dengan tata kelola teknologi informasi dan

panduan tujuan pengendalian terinci / detailed control objective bagi pihak

(34)

Untuk membuat teknologi informasi berhasil dalam menyampaikan kebutuhan

bisnis perusahaan, manajemen harus membuat sistem pengendalian internal atau

kerangka kerja. Kerangka kerja COBIT memberikan kontribusi pengendalian

kebutuhan ini dengan (ITGI, 2007) :

- Membuat link dengan kebutuhan bisnis perusahaan.

- Mengorganisasikan kegiatan teknologi informasi ke dalam suatu proses yang

berlaku umum.

- Mengidentifikasi sumber daya teknologi informasi utama yang harus dihitung

- Menentukan tujuan pengendalian manajemen.

Untuk dapat memahami kerangka kerja COBIT, perlu diketahui bahwa COBIT

mempunyai karakteristik utama. Adapun karakteristik utama dari kerangka kerja

COBIT adalah fokus pada bisnis, orientasi pada proses, berbasis control dan

dikendalikan oleh pengukuran.

Kerangka kerja COBIT secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut

(35)

Gambar 2.4 Menunjukkan Kerangka Kerja COBIT 4.1.

Po2 Define the information architecture. Po3 Determine the technological direction. Po4 Define the IT Processes, organisation and relationship

Po5 Manage the IT investment.

Po6 Communicate management aims and direction. Po7 Manage IT human resource.

Po8 Manage quality.

AI2 Acquire and maintain application software AI3 Acquire and maintain IT technology architecture.

AI4 Enable operation and Use

AI5 Develop and maintain IT procedures AI6 Install and accredit systems. AI7 Manage changes.

DS1 Define service levels. DS2 Manage third-party services. DS3 Manage performance and capacity. DS4 Ensure continuous service. DS5 Ensure system security. DS6 Identify and allocate costs. DS7 Educate and train users.

DS8 Manage service desk and incidents. DS9 Manage the configuration. DS10 Manage problems and incidents. DS11 Manage data.

DS12 Manage the physical environment. DS13 Manage operations.

(36)

Secara umum dari gambar 2.4 diatas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa

area COBIT yang akan dikaji yaitu IT resources yang terdiri dari emapat (4)

aplikasi, informasi, infrastruktur dan sumberdaya manusuia dan juga ada

Information yang didalamnya terdapat efektifitas, efisiensi, kepercayaan,

integritas, ketersediaan, kesesuaian, dan kehandalan dari informasi yang disajikan,

keduanya saling berhubungan dan saling membutuhkan dalam mengolah atau

memproses dari empat (4) domain yang ada di COBIT yaitu, perencanaan dan

organisasi/planning and organisastion, pengadaan dan implementasi/acquire and

implementation, penyampaian dan dukungan/delivery and support, dan yang

keempat monitoring and evaluation/monitoring dan evaluasi sehingga informasi

dan sumberdaya TI akan terukur dan dikendalikan dengan baik dalam pencapaian

business objective perusahaan.

2.2.2 Fokus Pada Bisnis

Orientasi pada bisnis menunjukkan COBIT dirancang bukan hanya

ditunjukan terbatas bagi kalangan teknologi informasi, pengguna maupun auditor,

tetapi lebih penting lagi adalah sebagai panduan yang komprehensif bagi

manajemen dan pemilik bisnis proses.

Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria

pengendalian tertentu. Kriteria pengendalian untuk informasi menurut COBIT 4.1

adalah (ITGI, 2007 ):

- Efektifitas, terkait dengan informasi yang relevan dan berhubungan pada

proses bisnis serta disampaikan juga secara tepat waktu, benar, konsisten dan

(37)

- Efesiensi, terkait dengan ketentuan informasi melalui penggunaan sumber

daya yang optimal.

- Kerahasiaan, terkait dengan pengamanan terhadap informasi yang sensitive

dari pihak yang tidak berhak.

- Integritas, terkait dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta

validtasnya sesuai dengan nilai dan harapan bisnis.

- Ketersediaan, terkait dengan ketersediaan informasi pada saat kapanpun

perjanjian kontrak.

- Kehandalan, terkait dengan penyediaan informasi yang tepat bagi manajemen

untuk mendukung operasional suatu entitas dan menjalankan tanggung jawab

tata kelolanya.

Pencapaian kebutuhan bisnis yang tercermin dengan adanya pemenuhan

kebutuhan informasi harus membutuhkan dukungan sumber daya teknologi

informasi. Sumberdaya teknologi informasi dalam COBIT 4.1 diklasifikasikan

sebagai berikut (ITGI, 2007 ):

- Aplikasi, sistem yang digunakan para pemakai yang sudah terotomatis dan

prosedur manual yang digunakan untuk memproses informasi.

- Informasi, data dalam berbagai bentuk, yang kemudian diinput, diproses dan

ditampilkan hasilnya oleh sistem informasi dalam berbagai bentuk apapun

yang nantinya akan digunakan oleh bisnis.

(38)

- Manusia, personil yang diperlukan untuk mencanangkan, mengorganisir,

mendapatkan, menerapkan, menyampaikan, mendukung, memonitor dan

mengevaluasi informasi.

Ringkasan bagaimana tujuan bisnis dari teknologi informasi dapat

mempengaruhi seperti apa sumberdaya teknologi informasi harus dikelola dengan

proses teknologi informasi untuk nantinya tercapai tujuan yang diharapkan, dapat

dilihat pada gambar 2.5 berikut :

Gambar 2.5 Managing IT Resource To Deliver IT Goals Sumber : ITGI, 2007.

GOVERNANCE DRIVERS BUSINESS OUTCOMES

IT PROCCESSES

(39)

Dari gambar 2.5 diatas dapat dijelaskah bahwa, setiap perusahaan mempunyai

tujuan bisnis, maka untuk mencapainya diperlukan dua hal yaitu govarance drive

dan business outcomes. Governance drive yaitu tentang bagaimana tata kelola

yang baik terhadap manajemen dalam menyelaraskan pelaksanaan dengan tujuan

bisnis perusahaan, sedangkan pada business outcomes merupakan hasil bisnis

yang diinginkan yang sesuai dengan rencana besar ( portofolio ). Untuk mencapai

enterprise goals maka harus dipersiapkan komponen-komponen teknologi

informasi yaitu :

- Application/Aplikasi.

- Information/informasi.

- Infrastucture/infrastruktur.

- People/sumberdaya manusia.

Yang kemudian komponen teknologi informasi ini diproses sehingga

nantinya akan selaras dengan enterprise goal, dan akan menghasilkan tujuan dari

IT Goals yang mendukung enterprise goal.

2.2.3 Orientasi Pada Proses

Aktifitas teknologi informasi pada COBIT 4.1 didefenisikan ke dalam 4

domain yaitu (ITGI, 2007) :

- Perencanaan dan pengorganisasian / plan and organize (po), domain ini

mencakup strategi dan taktik, dan perhatian pada identifikasi cara teknologi

informasi dapat berkontribusi terbaik pada pencapaian objek bisnis. Berikut

(40)

Tabel2.1. Plan and Organize (PO)

Plan and Organize Descriptions

PO1 Define a strategic IT Plan

P02 Define the Information Architecture PO3 Determine Technological Direction

P04 Determine the IT Process, Organisation and Relationship P05 Manage the IT Invesment

P06 Communicate Management Aims and Direction

P07 Manage IT Human Resource

P08 Manage Quality

P09 Assess and Manage IT Risk

P010 Manage Project

- Pengadaan dan Implementasi / acquire and Implement (AI ), guna

merealisasikan strategi teknologi informasi, solusi teknologi informasi perlu

diidentifikasikan, di kembangkan atau diperoleh seperti halnya

diimplementasikan dan diintegrasikan kedalam proses bisnis. Berikut tabel

2.3 AcquireAnd Implementation ( AI ) :

Tabel2.2. Acquire And Implementation(AI ) Acquire And Implementation Description

AI1 Identify Automated Solution

AI2 Acquire and Maintain Application Software AI3 Acquire and Maintain Technology Infrastructure AI4 Enable Operation and Use

AI5 Develop and maintain IT procedures

AI6 Manage Change

(41)

- Penyampaian layanan dan dukungan / Deliver and Support (DS), domain ini

dihubungkan dengan penyampaian layanan yang diperlukan, yang mencakup

penyediaan layanan pada pengguna, manajemen data dan fasilitas

operasional. Berikut tabel 2.4 Delivery and Support (DS) :

Tabel 2.3. Delivery and Support (DS) Delivery and Support Descriptions

DS1 Define And Manage Service Levels DS2 Manage Third-party Services

DS3 Manage Performance and Capacity

DS4 Ensure Countinuous Services DS5 Ensure Systems Security DS6 Identify and Allocate Cost DS7 Educate and Train User

DS8 Manage Service Desk and Incidents DS9 Manage the configuration

DS10 Manage Problems

DS11 Manage Data

DS12 Manage the Physical Environment

DS13 Manage Operations

- Monitor dan Evaluasi / Monitor and Evaluate (ME), domain ini berkenaan

dengan manajemen kinerja, pemantauan pengendalian internal, pemenuhan

terkait dengan regulasi dan pelaksanaan tata kelola. Berikut tabel 2.5 Monitor

(42)

Tabel 2.4 Monitor and Evaluate ( ME )

Monitor and Evaluate Description

ME1 Monitor and Evaluate IT Performance

ME2 Monitor and Evaluate Internal Control

ME3 Ensure Compliance With External Requirements

ME4 Provide IT Governance

2.2.4 Berbasis Kontrol

Pengendalian dalam COBIT 4.1 diartikan sebagai kebijakan prosedur,

praktik dan struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang

dapat diterima bahwa tujuan bisnis akan dicapai dan kejadian yang tidak

diharapkan dapat dicegah atau diketahui dan diperbaiki. Sedangkan tujuan

pengendalian teknokogi informasi merupakan pernyataan mengenai maksud atau

hasil yang diharapkan dengan menerapkan prosedur pengendalian dalam aktivitas

teknologi informasi tertentu.

Kerangka kerja pengendalian dalam COBIT 4.1 memberikan kaitan yang

jelas antara kebutuhan tata kelola teknologi informasi, proses teknologi informasi

dan pengendalian teknologi informasi, karena tujuan kendali diorganisasikan

menurut proses teknologi informasi. Setiap proses teknologi informasi yang

terdapat dalam COBIT 4.1 mempunyai tujuan kendali tingkat tinggi dan sejumlah

tujuan kendali yang detail.

2.2.5 Dikendalikan Oleh sebuah Pengukuran

Untuk memahami suatu sistem teknologi informasi, diperlukan bagi

(43)

kontrol yang harus diberikan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui apa

yang harus diukur dan bagaimana pengukuran tersebut dilakukan, sehingga dapat

dilakukan status tingkat kinerjanya.

Salah satu alat pengukuran kinerja suatu sistem teknologi informasi adalah

model kematangan ( maturity level ). Model kematangan/maturity ini untuk

pengelolaan dan pengendalian pada proses teknologi informasi didasarkan pada

metode evaluasi organisasi sehingga dapat mengevaluasi sendiri dari level tidak

ada hingga optimis. Model kematangan dimaksudkan untuk mengetahui

keberadaan persoalan yang ada dan bagaimana menentukan prioritas peningkatan.

Model kematangan dirancang sebagai profile proses teknologi informasi, sehingga

organisasi akan dapat mengenali sebagai deskripsi kemungkinan keadaan

sekarang dan mendatang. Penggunaan model kematangan yang dikembangkan

untuk setiap proses teknologi informasi memungkinkan manajemen dapat

mengidentifikasi (ITGI, 2007) :

- Kondisi perusahaan sekarang.

- Kondisi sekarang dari industri untuk perbandingan.

- Kondisi yang diinginkan perusahaan.

Pendefenisian model kematangan suatu proses teknologi informasi mengacu

pada kerangka kerja COBIT 4.1 secara umum adalah sebagai berikut (ITGI,

2007):

- Level 0: non-exixtent. Sama sekali tidak ada proses teknologi informasi yang

(44)

- Level 1: initial / ad-hoc. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan

telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku,

sebagai gantinya ada pendekatan khusus yang cenderung diterapkan perkasus.

Pendekatan manajemen secara keseluruhan belum teroganisasi.

- Level 2: repeatable but intuitive. Proses telah berkembang pada tahap dimana

prosedur serupa diikuti oleh orang berbeda yang melakukan tugas yang sama.

Tidak ada pelatihan dan komunikasi formal dari prosedur standar, dan

tanggung jawab diserahkan kepada individu.

- Level 3: defined process. Prosedur telah baku dan telah didokumentasikan,

serta dikomunikasikan melalui pelatihan. Akan tetapi terserah kepada

individu untuk mengikuti proses ini, oleh sebab itu penyampaian akan sulit

terdeteksi. Prosedur itu sendiri tidaklah rumit tetapi merupakan formalisasi

dari kegiatan yang telah dilakukan.

- Level 4: managed and measureable. Dimungkinkan dilakukan monitoring

dan pengukuran kepatuhan terhadap prosedur dan pengambilan tindakan jika

proses yang ada nampak tidak bekerja secara efektif. Proses dikembangkan

secara kontan dan memberikan praktek terbaik.

- Level 5: optimized. Proses mencapai tingkatan praktek terbaik, sebagai hasil

dari peningkatan terus menerus dan maturity modeling dengan perusahaan

lain. Teknologi informasi digunakan secara terintegrasi untuk

mengotomatisasikan workflow, menyediakan perangkat pembantu untuk

meningkatkan efektifitas dan mutu yang akan membuat perusahaan dapat

(45)

Kematangan/maturity model yang dibangun berawal dari generic

qualitative model, dimana prinsip dari atribut berikut ditambahkan dengan

cara bertingkat :

1. Awareness and communication (AC)

2. Policies, standards and procedures (PSP)

3. Tools and automation (TA)

4. Skills and aexpertise (SA)

5. Responsibility and accountability (RA)

6. Goal setting and measurement (GSM)

Dapat kita lihat gambar 2.6 Generic Qualitative Model sebagai berikut :

Gambar 2.6 Generic Qualitative Model Sumber : Kridanto Surendro 2009

(46)

Dari gambar 2.6 tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa AC

merupakan atribut penggerak pertama bagi keberadaan atribut yang lain. AC

diwujudkan dalam bentuk PSP, dan untuk terlaksanya PSP dengan baik harus

didukung keberadaan atribut lain yaitu TA, SE dan RA. Adapun pelaksanaan PSP

harus senantiasa dimonitor terhadap tujuan yang telah ditetapkan dalam GSM.

Umpan balik dari GSM diperlukan oleh AC untuk dapat melakukan tindakan

evaluasi serta perbaikan yang diperlukan.

Dalam melakukan pengukuran kematangan/maturity untuk proses, terlebih

dahulu perlu kejelasan tentang tujuan pengukuran itu sendiri. Pemahaman secara

jelas, apa yang diukur dan apa yang akan dilakukan pada saat melakukan

pengukuran.

Hal ini karena pengukuran kematangan/maturity bukan merupakan tujuan

tetapi sebagai pendukung, yaitu :

1. Meningkatkan kepedulian.

2. Identifikasi kelemahan.

3. Identifikasi prioritas peningkatan.

Beberapa cara yang umum dilakukan dalam melaksanakan penilaian

kematangan/maturity diantanya adalah :

1. Pendekatan multidisiplin kelompok orang yang mendiskusikan dan

menghasilkan kesepakatan maturity level /level kematangankondisi sekarang.

2. Dekomposisi deskripsi kematangan/maturity menjadi beberapa statement

(47)

3. Penggunaan atribut matriks sebagaimana didokumentasikan dalam Cobit’s

Management Guidelines dan meberikan nilai masing-masing atribut dari setiap

proses.

Mengingat perlunya kesesuaian antara pemilihan metode untuk penilaian

kematangan/maturity dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana dikemukan

diatas, serta upaya yang akan dilakukan adalah peningkatan proses, maka metode

yang digunakan perlu disesuaikan dengan tujuan ini. Dengan pertimbangan ini

maka metode yang akan digunakan adalah dengan menilai setiap atribut dari

kematangan/maturity proses. Berdasarkan penilaian masing-masing atribut baik

yang mencerminkan kondisi saat ini maupun yang diharapkan, akan didapatkan

informasi mengenai kondisinya untuk setiap atribut.

Generic maturity model dapat kita simak pada gambar 2.6 representasi grafik

maturity model.

(48)

Penilaian tingkat maturity pada setiap domain COBIT mengacu pada

kematangan/maturity model CMMI (Capability Maturity Model Integration) dan

dihitung dengan menggunakan rumus 2-1 berikut :

...(2-1)

Tingkat kematangan/maturity masing-masing domain COBIT ditiap

komponen atribut sudah didapatkan, maka akan dilakukan penilaian maturity

level/tingkat kematangan tiap komponen atribut tersebut dengan menggunakan

rumus 2-2 berikut :

...(2-2)

Hasil perhitungan tingakat kematangan/maturity level dengan menggunakan

rumus 2-1, 2-2 dipetakan sesuai keterangan yang dapat dilihat pada tabel 2.2

index maturity berikut ini:

Tabel 2.5 Index Maturity Sumber : IT Governance Institute, 2007. Index Maturity Keterangan

0.00 – 0.50 Non-existent

0.51 – 1.50 Initial / Ad Hoc

1.51 – 2.50 Repeatable but Intuitive

(49)

Index Maturity Keterangan 3.51 – 4.50 Manage and Measureable 4.51 – 5.00 Optimized

1. Critical Success Factors (CSFs): arahan implementasi bagi manajemen dalam

melakukan pengendalian atas proses IT yang terintegrasi dan terhubung

terhadap perencanaan bisnis. (Benson, Robert J. Bugnitz, Thomas L. Walton,

William B. 2004:8)

2. Key Goal Indicators (KGIs): berisi mengenai arahan kinerja proses-proses IT

sehubungan dengan kebutuhan bisnis.

3. Key Performance Indicators (KPIs): kinerja proses-proses IT sehubungan

dengan sasaran/tujuan proses (process goals).

Komponen Maturity Models, Critical Success Factors, Key Goal Indicators

dan Key Performance Indicators memiliki keterkaitan satu sama lain dalam

COBIT 4.1. Adapun hubungan antara komponen tersebut menggambarkan bahwa

bisnis membutuhkan proses-proses teknologi informasi yang dikendalikan oleh

control objective, serta akan menjadi efektif dan efisien dengan activity goals dan

diukur oleh Key Performance Indicators, Key Goal Indicators, dan Maturity

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tinjauan Organisasi / Institusi

3.1.1 Profil Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero) didirikan pada tanggal 1 juli 1964,

adalah satu-satunya badan klasifikasi nasional untuk ditugaskan oleh pemerintah

Republik Indonesia, untuk mengklaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan

kapal berbendera asing yang secara reguler beroperasi diperairan Indonesia.

Kegiatan klasifikasi itu sendiri adalah merupakan pengklasifikasian kapal

berdasar konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan

penilaian atas layak tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.

Menyadari atas kondisi alam Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau

dengan area teritori laut yang sangat luas dimana hal tersebut menjadikan sarana

perhubungan laut berupa kapal, merupakan sarana terpenting yang harus dikelola

maka diperlukan pemeriksaan yang teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi

kapal agar terjaga keselamatan benda dan jiwa dilaut

Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh kesadaran nasional dan

hasrat untuk memiliki badan klasifikasi nasional yang pada gilirannya akan

membuka kesempatan bagi tenaga-tenaga ahli perkapalan bangsa sendiri, maka

pada tahun 1964 pemerintah mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia.

Biro Klasifikasi Indonesia adalah organisasi yang dibentuk dan

(51)

2

survey marine terkait dengan fasilitas terapung, termasuk dan kontruksi offshore.

Standar ini disusun dan dikelurkan oleh BKI sebagai publikasi teknik.Suatu kapal

yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI maka akan mendapatkan

sertifikasi klasifikasi dari BKI, BKI akan menitik beratkan ini setelah melakukan

survei klasifikasi yang dipersyaratkan.

Sebagai badan klasifikasi yang independen dan mengatur diri sendiri, BKI

tidak memiliki interes terhadap aspek komersial terkait dengan desain kapal,

pembangunan kapal, kepemilikan kapal, operasional kapal, manajemen kapal,

perawatan/perbaikan kapal, asuransi atau pencharteran.

BKI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka

peningkatan mutu dan standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dengan jasa klasifikasi kapal.

Selain melakukan pengklasifikasian kapal, BKI juga dipercaya oleh

Pemerintah untuk melaksanakan survey dan sertifikasi statutoria atas nama

Pemerintah Republik Indonesia, antara lain Load Line, ISM Code dan ISPS Code.

Melihat peningkatan kegiatan dan perkembangan serta prospek usaha yang

cukup cerah maka untuk lebih meningkatkan kemandirian usaha, sejak tahun 1977

peraturan pemerintah (PP) No. 1 PN.Biro Klasifikasi Indonesia diubah statusnya

menjadi PT. (Persero). Saat ini selain kegiatan usaha Klasifikasi, BKI juga

(52)

3

3.1.2 Visi dan Misi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar 3.1.2.1 Visi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar mempunyai visi dan misi yang

didasarkan atas dasar pendirian dan arah pengembangan perusahaan dimasa yang

akan datang yang dituangkan dalam visi “BKI sebagai perusahaan jasa teknik

yang terpercaya dan terbaik dari segi kualitas produk, kualitas sumber daya manusia dan kinerja perusahaan”.

3.1.2.2 Misi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

Mengacu pada visi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar diatas, maka

Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar menetapkan misinya, sebagai

berikut:

1. Lebih mengembangkan profesionalisme pelayanan jasa klasifikasi sesuai

standar internasional dalam rangka turut serta menjaga terjaminnya

keselamatan jiwa, benda dan lingkungan laut.

2. Mengembangkan dan mengimplementasikan profesionalisme dalam kegiatan

konsultasi dan supervisi yang diakui dan memiliki keunggulan bersaing, baik

nasional maupun internasional.

3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

Tugas Pokok dari Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar adalah

pelayanan jasa dibidang pengklasifikasian kapal yang beroperasi diwilayah

maritim Indonesia dan adapun fungsi dari Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Makassar adalah pengawasan kelayak lautan pada kapal dengan

(53)

4

3.1.4 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1983 tentang susunan

organisasi dan tata kerja, maka PT.Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

membuat struktur organisasi yang mendukung pelaksanaan teknis dan operasional

di Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar. Adapun struktur organisasi tahun

2013 sampai dengan sekarang di PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Makassar, dapat kita lihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1. Stuktur Organisasi PT.Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

(54)

5

3.1.5 Alur Proses Bisnis PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

Berikut alur proses bisnis pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Makassar :

- Pemilik kapal memasukan permohonan ke PT. BKI Cabang Makassar untuk

dilakukan survey pada kapal tersebut.

- Kemudian petugas administrasi PT. BKI Cabang Makassar mengagendakan

permohonan tersebut, memverifikasi permohonan tersebut sesuai dengan

survey jatuh tempo yang diminta oleh pemilik kapal tersebut, membuat surat

penugasan (SPS) kemudian didisposisi oleh kepala cabang dan ditunjuk

surveyor tersebut untuk melakukan survey pada kapal tersebut.

- Setelah Surveyor melakukan survey kekapal tersebut, maka dibuatkan

laporannya berdasarkan jenis survey kapal yang telah dilaksanakan, kemudian

laporan tersebut dibuat menjadi 3 rangkap : 1 rangkap untuk pemilik kapal, 1

rangkap dikirim ke kantor pusat, dan 1 rangkapnya untuk arsip dikantor BKI.

- Setelah itu bagian keuangan membuat invoce untuk ditagihkan kepemilik

kapal tersebut, adapun jumlahnya berdasarkan jenis survey yang dilakukan

dengan mengikuti aturan tarif yang telah dikeluarkan dari kantor pusat BKI.

1.1.6 Sistem Informasi Sebagai Komponen Strategi Bisnis PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar

Dalam rangka mendukung laju pertumbuhan perusahaan yang diharapkan

semakin cepat dan kompetitif, serta mendukung pencapain visi dan misi

(55)

6

mencanangkan sistem informasi sebagai salah satu aspek strategi yang harus

dikembangkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Sebagai perusahaan dengan bisnis utama pelayanan pengklasifikasian kapal,

keberhasilan pengelolah perusahaan akan sangat tergantung pada kebijakan

manajemen, kehandalan sumber daya manusia, pencapain tingkat produksi yang

ditargetkan, serta kinerja tata kelola teknologi informasinya. Oleh karna itu,

ketersedian data dan informasi sangat diperlukan dalam mendukung proses-proses

pengambilan keputusan dan tujuan bisnis perusahaan.

Pengelolaan aset informasi ditujukan agar data-data yang ada dapat

memberikan informasi yang tepat pada format/akurasi yang tepat dan pada waktu

yang tepat, sehingga seorang pengguna informasi dapat memahami kondisi yang

ada, menganalisisnya menetapkan pendekatan strategi dan akhirnya mengambil

keputusan atas tindakan selanjutnya.

Aspek teknologi akan memberikan kemampuan dan nilai tambah antara lain

melalui fasilitas dan kapabilitas untuk percepatan proses, otomasisasi, akses tanpa

batas, penyimpanan dan pemrosesan data dalam jumlah dan dimensi yang banyak,

koneksitas, sesuai dengan perkembangan teknologi komputerisasi yang ada.

3.2 Metode Dan Alur Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metodelogi yang digunakan oleh

penulis dalam melakukan penelitian ini. Metodelogi merupakan cara dan urutan

pengerjaan yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini. Selain itu

metodelogi juga menentukan output yang diharapkan dari setiap masukan yang

(56)

7

teratur dan sistematis. Selain tiu juga diharapkan akan mudah memantau

perkembangan dan tingkat keberhasilan dari tesis yang dibuat.

Penelitian ini merupakan penelitian yang melakukan perancangan untuk

melihat sejauh mana tingkat kematangan/maturity level sistem informasi di PT.

Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar dan memberikan analisis perbaikan

untuk meningkatkan tata kelola teknologi informasi sesuai dengan proses bisnis

yang terjadi di PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar. Secara garis

besar, penelitian ini akan mendeskripsikan bagaimana penerapan tata kelola

teknologi informasi yang terjadi di PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Makassar. Penelitian ini akan menggunakan studi kasus, karena dengan studi

kasus penulis dapat mendapatkan suatu pemahaman tentang suatu kejadian.

Alur penelitian yang akan dilaksanakan adalah :

1. Mengetahui gambaran umum PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Makassar tentang latar belakang dan profile perusahaan tersebut, dan

bagaimana proses bisnis yang berjalan selama ini di PT. Biro Klasifikasi

Indonesia Cabang Makassar.

2. Melakukan studi pustaka atau meninjau kepustakaan sebagai langkah untuk

memahami proses penelitian tentang evaluasi tata kelola TI, dengan

mempelajari literatur-literatur baik cetak maupun elektronik dan juga

menelaah dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian yang ada di PT.

(57)

8

3. Melakukan identifikasi masalah terkait dengan penelitian di PT. Biro

Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar, mempermasalahkan suatu variable

dan hubungan antara variable dan fenomena yang ada di perusahaan tersebut,

dan menentukan masalah apa yang akan dibahas dalam penelitian di PT. Biro

Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar.

4. Mengumpulkan data terkait dengan penelitian perancangan tata kelola TI,

melalui proses wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada

responden yang terkait dan relevan dengan penelitian ini.

5. Menilai kematangan TI terpilih. Penilaian kematangan proses TI bertujuan

untuk menentukan tingkat kematangan/maturity level dari setiap proses yang

dibutuhkan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi keberadaan

dan kondisi setiap proses TI terpilih pada pengelolaan TI yang sudah ada di

PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Makassar. Fakta yang ditemukan

kemudian dipetakan dalam COBIT 4.1- Maturity Tool. Hasil yang diperoleh

menunjukan tingkat kematangan/maturity setiap proses TI pada kondisi

existing/ saat ini (as is ).

6. Menentukan target tingkat kematangan/maturity proses TI terpilih. Target

kematangan/maturity proses TI adalah kondisi ideal tingkat kematangan dari

setiap proses TI yang diinginkan ( to be ) yang akan menjadi acuan dalam

evaluasi tata kelola TI yang akan diimplementasikan. Target

kematangan/maturity untuk setiap proses TI akan ditentukan dengan melihat

tingginya ekspektasi pihak manajemen PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang

Gambar

Gambar 2.4 Menunjukkan  Kerangka Kerja COBIT 4.1.
Gambar 2.5  Managing IT Resource To Deliver IT Goals
Tabel 2.3. Delivery and Support (DS)
Gambar 2.6 Generic Qualitative Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 519 responden menyatakan bahwa pelayanan/kinerja TKP bagian akademik kepada mahasiswa dalam membantu menyiapkan kelengkapan peralatan yang dibutuhkan dalam

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali

Hal ini juga dipertegas dengan pendapat Mastuki dkk (2005) yang mengatakan bahwa kiai dan santri didikannya cukup potensial untuk turut menggerakkan masyarakat

Dari pengujian asumsi pada model regresi linier dengan menggunakan OLS dapat dinyatakan bahwa pada model regresi tersebut tidak terpenuhinya homoskedatisitas atau tidak

Hasil dari proses perancangan dan pengembangan aplikasi game edukasi telah sesuai dengan hasil analisa dan pemodelan yang dilakukan. Berikut adalah tampilan setiap

Pada penelitian ini suplementasi tepung bekicot pada ransum bertujuan untuk meningkatkan jumlah protein yang dikonsumsi oleh ayam sehingga dapat mempercepat proses

Cilacap 12 ONE WIDIASMORO, S.Pd SMK YOS SOEDARSO SIDAREJA

Emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan energi berupa bagas dan IDO (bahan bakar boiler), LPG, solar mekanisasi dan solar pabrikasi akan dijumlahkan untuk