• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Tanda Baca Pada Wacana Hiburan Harian Xun Bao 以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使用/ Yǐ 《Xùn Bào》Wéi Lì Biāodiǎn Fúhào Zài Yúlè Yǔ Piān Fēnxī Zhōng De Shǐyòng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penggunaan Tanda Baca Pada Wacana Hiburan Harian Xun Bao 以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使用/ Yǐ 《Xùn Bào》Wéi Lì Biāodiǎn Fúhào Zài Yúlè Yǔ Piān Fēnxī Zhōng De Shǐyòng"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGGUNAAN TANDA BACA PADA

WACANA HIBURAN HARIAN XUN BAO

以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使用

(Y

ǐ

《xùn bào》wéi lì bi

āodiǎn fúhào zài yúlè yǔ piān fēnxī

zhōng de shǐyòng

)

SKRIPSI

Oleh:

IVO DEKA VICILIA TARIGAN

NIM: 100710028

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

ANALISIS PENGGUNAAN TANDA BACA PADA

WACANA HIBURAN HARIAN XUN BAO

(2)

2

Y

ǐ

《xùn bào》wéi lì bi

āodiǎn fúhào zài yúlè yǔ piān fēnxī

zhōng de shǐyòng

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.

Oleh:

IVO DEKA VICILIA TARIGAN 100710028

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

3 ANALISIS PENGGUNAAN TANDA BACA PADA WACANA HIBURAN HARIAN XUN BAO

以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使用/

Yǐ xùn bàowéi lì biāodiǎn fúhào zài yúlè yǔ piān fēnxī zhōng de shǐyòng SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.

Oleh:

IVO DEKA VICILIA TARIGAN 100710028

Pembimbing I, Pembimbing II

Dr. Matius C.A. Sembiring, M.A Sheyla Silvia Siregar, S.S, M.Si NIP. 195211261981121001

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

4 Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Sastra Cina Ketua,

(5)

5 PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. ( )

2. Dra.Nur Cahaya Bangun, M.Si. ( )

3. Dr. Matius C.A. Sembiring, M.A. ( )

4. Sheyla Silvia Siregar, S.S, M.Si ( )

(6)

6 PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Februari 2015 Penulis,

(7)
(8)
(9)

i ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Penggunaan Tanda Baca Pada Wacana Harian Xun Bao.” In this paper, the writer is trying to describe the usage of punctuation, especially in discourse Daily Newspaper Xun Bao. Due to the title, there are some concepts written in chapter two, they are punctuation and analysis of discourse. Punctuation include full stop, colon, quotation marks, eclamation mark and question mark. The theory used in this research is chinese grammar theory, that is used to analyse the basic of the usage punctuations in Mandarin Language. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In chapter four the writer describes and analyse the usage of punctuations in discourse, Daily Newspaper Xun Bao. In the last chapter, the result of the analysis shows that the usage of punctuations such as full stop, colon, quotation marks, eclamation mark and question mark, are dealing with the Chinese grammar.

(10)

ii KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penyusunan dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Penggunaan Tanda Baca Pada Wacana Hiburan Harian Xun Bao.” Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan dan daya serap penulis masih kurang. Untuk itu, penulis berharap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

Penulis skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa kepada penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Bapak, Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

- Ibu, Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

- Ibu, Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(11)

iii

dalam penyelesaian skripsi ini serta telah sabar membimbing saya untuk menulis.

- Kepada Ibu, Sheyla Silvia Siregar, S.S, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga banyak memberi bimbingan, pengarahan, masukan, kritik dan motivasi kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi ini. - Seluruh dosen Jinan University yang mengajar di Program Studi Sastra China

dari semester satu sampai dengan semester akhir ini, dan seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan mendidik penulis selama masa perkuliahan.

- Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

- Kedua orang tua yang penulis sayangi Ayahanda Darmasius Tarigan, M.Si dan Ibunda Hotnida Sidabutar, yang setia memberikan dukungan terhadap saya, baik dukungan moral, kasih sayang, doa, dan yang telah mendidik dan membiayai saya dari kecil hingga sekarang, sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Semoga Yang Maha Kuasa selalu menyertai Ayahanda dan Ibunda serta memberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah.

(12)

iv

- Kepada sahabat dekat saya yaitu: Donna Sitepu, S.S, Jhoy Melvin, S.S, Devi Atsari, S.S, Angelika S Veronica S.S, Anastasia R Puspita, Graciella Dominika, Patricia, serta teman-teman seperjuangan Stambuk 2010 di Program Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang juga sedang berjuang dengan penulis, terima kasih banyak atas dukungan dan semangatnya. - Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas doa dan

dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak di kemudian hari, khusunya diri pribadi.

Medan, Februari 2015 Penulis,

(13)

v

1.3 Batasan Masalah... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Konsep ... 9

2.2.1 Analisis Wacana ... 9

2.2.2 Tanda Baca ... 10

2.2.3 Tanda Baca dalam Bahasa Mandarin ... 11

2.3 Landasan Teori ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

3.1 Data dan Sumber Data ... 15

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 15

3.3 Teknik Analisis Data ... 17

BAB IV PEMBAHASAN ... 18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Simpulan Belakang ... 49

5.2 Saran Rumusan Masalah ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53 Lampiran 1. Wacana Pertama

Lampiran 2. Wacana Kedua

Lampiran 3. Wacana Ketiga

Lampiran 4. Wacana Keempat

Lampiran 5. Wacana Kelima

Lampiran 6. Wacana Keenam

Lampiran 7. Wacana Ketujuh

Lampiran 8. Wacana Kedelapan

(14)

i ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Penggunaan Tanda Baca Pada Wacana Harian Xun Bao.” In this paper, the writer is trying to describe the usage of punctuation, especially in discourse Daily Newspaper Xun Bao. Due to the title, there are some concepts written in chapter two, they are punctuation and analysis of discourse. Punctuation include full stop, colon, quotation marks, eclamation mark and question mark. The theory used in this research is chinese grammar theory, that is used to analyse the basic of the usage punctuations in Mandarin Language. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In chapter four the writer describes and analyse the usage of punctuations in discourse, Daily Newspaper Xun Bao. In the last chapter, the result of the analysis shows that the usage of punctuations such as full stop, colon, quotation marks, eclamation mark and question mark, are dealing with the Chinese grammar.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan dan juga menyampaikan ide dan gagasan. Oleh sebab itu, kita harus mampu menguasai bahasa dan elemen-elemennya, seperti kosa kata, struktur dan lain sebagainya. Bahasa juga merupakan hal yang tidak akan pernah terpisahkan dari manusia, karena bahasa merupakan alat atau sarana yang kita pakai untuk membentuk pikiran dan perasaan.

Wibowo (2001:3) menyatakan, “Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer (berubah-ubah) dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.” Sesuai dengan pernyataan pada kutipan di atas bahwa bunyi suara yang diucapkan oleh penutur asli bangsa Cina adalah termasuk ke dalam bahasa.

Syamsuddin (1986:2) menegaskan, “Pengertian bahasa terbagi atas dua, yaitu pertama sebagai alat yang dipakai untuk membentuk pikiran, dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi; dan kedua sebagai tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.”

(16)

2

alat, media penghubung, media sarana, dan dalam hal ini adalah bahasa. Dengan mempergunakan bahasa, seseorang dapat berbicara dengan orang lain untuk dapat dipahami dan dimengerti.

Masyarakat Indonesia memiliki banyak bahasa. Selain bahasa daerah dan bahasa Indonesia juga terdapat bahasa-bahasa asing (misalnya: bahasa Mandarin, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Jepang, dan bahasa Belanda). Bahasa-bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi yang memiliki kekhasan masing-masing sehingga dapat digunakan untuk membedakan antar bahasa tersebut.

Setiap negara memiliki bahasa resminya sendiri yang kemudian menjadi bahasa pemersatu dan menjadi salah satu identitas dari bangsa dan negara tersebut, sama seperti bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi yang dipakai oleh negara Cina. Suharsono (2005:1) menyatakan, “bahasa Mandarin adalah bahasa utama Cina dan merupakan salah satu bahasa paling popular dan paling berkembang di dunia.”

Felicia Hao (2011) dalam artikelnya yang berjudul Sejarah Bahasa

Mandarin/Tionghoa menyatakan;

“bahasa Mandarin atau disebut juga sebagai bahasa Cina atau bahasa Tionghoa adalah bahasa resmi yang digunakan oleh negara Cina, dan juga menjadi salah satu dari empat bahasa resmi Singapura, serta menjadi salah satu dari enam bahasa resmi PBB. Sekitar seperlima penduduk dunia adalah pengguna bahasa Mandarin sebagai penutur asli, maka dapatlah dikatakan bahwa bahasa Mandarin merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang merupakan bagian dari kelompok Thai-Cina dalam rumpun bahasa Sino-Tibet. Kelompok Thai dan Cina dibedakan atas dua subkelompok, yakni Thai dan Cina. Bahasa Mandarin merupakan bahasa utama dalam subkelompok Cina. ”

(17)

3

bahasa, morfem, kata, gabungan kata, dan kalimat merupakan bagian dari tata bahasa yang perlu di analisis.

Kata adalah gabungan dari morfem yang mempunyai arti. Morfem terdiri atas dua bagian besar, yaitu bebas dan terikat. Kata digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pendengar dalam bentuk kalimat, sedangkan kalimat adalah susunan kata-kata teratur yang mempunyai arti dan berisi pikiran yang lengkap. Sebuah kalimat yang efektif harus mempunyai tanda baca yang jelas, kalimat tanpa tanda baca dapat dikatakan tidak mempunyai makna.

Tarigan (1987:27) mengungkapkan, “wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.” Wacana dikatakan lengkap karena terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa keraguan apapun. Sebuah wacana juga harus menggunakan tanda baca yang benar, agar mudah dipahami oleh pembaca. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit untuk di mengerti oleh sipendengar. Penggunaan tanda baca dalam sebuah wacana itu sangat penting, karena tanda baca berfungsi untuk memperjelas dan mempertegas isi wacana yang disampaikan kepada pembaca.

Bahasa Mandarin mempunyai 16 jenis tanda baca, yaitu : tanda baca titik (。/ 句号/ jùhào), tanda baca titik dua (:/ 冒号/ màohào), tanda baca seru (!/

叹号/ tànhào), tanda baca tanya (?/ 问号/ wènhào), tanda baca kurung ( (…)/

(18)

4

baca pisah (-- / 破折号/ pòzhéhào), tanda baca petik (‘…’,“…”/ 引号/ yǐnhào), tanda baca ellipsis ( … / 省略号/ shĕngluèhào), tanda baca pemenggalan (•/ 间隔号/ jiàngéhào) tanda baca hubung (— / 连接好/ liánjiēhào), tanda baca buku (《 》/ 书 名 号/ shūmínghào), tanda baca pementing ( . / 着 重 号/ zhuózhònghào) dan tanda baca nama khusus ( _ / 专名号/ zhuānmínghào).

Di kota Medan banyak terdapat harian yang berbahasa Mandarin, misalnya harian Guo Ji Ri Bao, harian Shang Bao, harian Xun Bao dan harian Hao Bao. Dari keempat harian tersebut, harian Xun Bao sudah menggunakan aksara sederhana sehingga lebih dapat dimengerti oleh pelajar ataupun mahasiswa yang ingin membacanya, sedangkan Harian Guo Ji Ri Bao, harian Shang Bao dan harian Hao Bao masih terdapat penggunaan aksara tradisional. Aksara tradisional adalah aksara yang kuno atau dapat dikatakan aksara yang sulit di mengerti. Pada saat sekarang ini, di Perguruan Tinggi maupun di Sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin, sudah menggunakan aksara yang Sederhana.

Penulis melakukan penelitian ini pada wacana hiburan harian Xun Bao terbitan Medan, karena pada wacana hiburan lebih sering dibaca oleh khayalak luas khususnya oleh kaum muda dan para pelajar dibandingkan wacana yang lainnya. Para pelajar dan mahasiswa lebih meminati membaca wacana hiburan karena wacana hiburan berisi berita-berita artis Cina yang terpopuler pada zaman sekarang ini dan juga banyak kehidupan artis terpapar di wacana tersebut.

(19)

5

memfokuskan 5 tanda baca yang akan di analisis, yaitu tanda baca titik (。/ 句号/ jùhào), tanda baca titik dua (:/ 冒号/ màohào), tanda baca seru (!/ 叹号/ tànhào), tanda baca tanya (?/ 问号/ wènhào), dan tanda baca petik (‘…’,

“…”/ 引号/ yǐnhào), karena kelima tanda baca tersebut sering di temukan dalam sebuah wacana.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis penggunaan tanda baca pada wacana hiburan harian

Xun Bao.

1.2 Batasan Masalah

Bila seseorang ingin menganalisis aspek bahasa, maka sangat banyak yang dapat dibicarakan. Dalam penelitian ini penulis ingin membuat batasan yang berkaitan dengan tanda baca yang ada di dalam wacana hiburan harian Xun Bao, yaitu: tanda baca titik (。/ 句号/ jùhào), tanda baca titik dua (:/ 冒号/ màohào), tanda baca petik (‘…’,“…”/ 引号/ yǐnhào), tanda baca seru (!/ 叹号/ tànhào), dan tanda baca tanya (?/ 问号/ wènhào). Berhubung kurangnya waktu dan informasi yang penulis dapatkan, maka penulis hanya membatasi kelima tanda baca tersebut di dalam “Analisis Penggunaan Tanda Baca pada Wacana Hiburan Harian Xun Bao.”

1.3 Rumusan Masalah

(20)

6

1. Bagaimanakah penggunaan tanda baca pada wacana hiburan harian Xun

Bao?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menguraikan penggunaan tanda baca pada wacana hiburan harian Xun

Bao.

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam penelitian yang berkaitan dengan tanda baca dalam bahasa Mandarin. 2. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi para linguis untuk dijadikan

sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian tanda baca pada wacana dalam bahasa Mandarin.

1.5.2 Manfaat Praktis

(21)

7

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Di dalam penelitian ini, penulis telah membaca beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan referensi di dalam penulisan skripsi ini, yakni :

Pertama, Sucita Anggraini Siregar (2012) dalam skripsinya berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Deskripsi Bahasa

Mandarin Mahasiswa Sastra Cina USU”. Di dalam penelitian ini penulis meneliti tentang kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi. Di sini penulis hanya menjadikan mahasiswa semester VI Program Studi Sastra Cina FIB USU sebagai objek penelitiannya dan hanya memfokuskan 10 tanda baca saja pada kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi.

Kedua, Fitri Rahmini (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis

Penggunaan Tanda Baca pada Kolom Opini di Surat Kabar Batam Pos”. Fitri Rahmini meneliti tentang penggunaan tanda baca pada Kolom Opini di Surat Kabar Batam Pos, dan menguraikan apa saja yang menjadi kesalahan penggunaan tanda baca tersebut. Peneliti hanya memfokuskan dua tanda baca saja, yaitu tanda baca titik dan tanda baca koma, penulis juga menemukan berbagai macam penggunaan tanda baca pada kolom opini tersebut.

Ketiga, 顾书平gùshūpíng (2000) dalam jurnalnya berjudul 正确使用标点

(23)

9

baca saja dan hanya membahas pada tanda baca titik, tanda baca koma, tanda baca tanya, tanda baca seru, tanda baca kurung, tanda baca titik dua, dan tanda baca petik dua.

2.2 Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (2011:33) pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.

Berikut ini adalah konsep tentang analisis wacana, tanda baca, tanda baca dalam bahasa Mandarin yang akan dijelaskan secara singkat.

2.2.1 Analisis Wacana

Menurut Tesis Nuraini Fatimah (2009) “istilah wacana digunakan oleh para linguis Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu discourse. Dari istilah itu lahirlah istilah analisis wacana (discourse analysis).”

(24)

10

Selanjutnya Stubbs (1984:7) menyatakan, “However it has become

increasingly clear that a coherent view of language, ingluding syntax must take

account of discourse phenomena”. Analisis wacana menggunakan aturan-aturan atau batasan-batasan bahasa. Aturan-aturan itu termasuk sintaksis atau tata kalimat dan harus memperhatikan fenomena dari wacana.

Sependapat dengan pendapat diatas, Suwandi (2008:145) mengemukakan bahwa analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi bahasa atau penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi.

2.2.2 Tanda Baca

Nafiah (1981:12) menyatakan bahwa tanda baca adalah alat bantu berupa tanda-tanda baca yang digunakan untuk memperjelas maksud dan tujuan yang terkandung dalam bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai sarana komunikasi yang paling efektif.

Akhadiah (1992:1) menegaskan bahwa tanda baca di dalam bahasa tulis dapat dipakai sebagai alat pengganti yaitu tanda baca dapat menggantikan unsur-unsur non bahasa dalam batas-batas tertentu seperti mimik. jeda, lagu, intonasi, dan aksen yang terdapat dalam bahasa lisan, sehingga gagasan atau pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembaca.

KBBI menyatakan:

“ tanda baca adalah tan·da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah tampak

(25)

11 2.2.3 Tanda Baca dalam Bahasa Mandarin

Menurut Tata Bahasa Mandarin, kegunaan tanda baca dalam bahasa Mandarin adalah sebagai berikut:

1. Tanda baca titik (。/ 句号/ jùhào)

a. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan atau seruan.

b. Tanda titik digunakan diakhir kalimat imperatif yang menenangkan atau mendiamkan.

2. Tanda baca titik dua (:/ 冒号/ màohào)

a. Tanda titik dua digunakan setelah ungkapan atau kata sapaan untuk menyatakan kejadian selanjutnya.

b. Tanda titik dua digunakan setelah kata berkata, berpikir, adalah, membuktikan, mengumumkan, mencatat bahwa, mengungkapkan, misalnya, sebagai berikut, dan lain-lain untuk menyatakan kelanjutan.

c. Tanda titik dua digunakan setelah wacana yang menyatakan, menimbulkan atau mengakibatkan kejadian selanjutnya.

d. Tanda titik dua digunakan setelah kata-kata atau ungkapan yang membutuhkan penjelasan, menyatakan memperoleh penjelasan atau pembuktian.

e. Tanda titik dua digunakan didepan kata ungkapan yang meliputi atau mencakup, serta untuk menyampaikan bab atau paragraf yang terdahulu. 3. Tanda baca petik (‘…’,“…”/ 引号/ yǐnhào)

(26)

12

b. Tanda petik digunakan kepada fokus objek yang dijelaskan atau diceritakan.

c. Tanda petik digunakan pada kata yang mempunyai arti khusus.

d. Tanda petik digunakan pada penggunaan tanda petik tunggal, dimana tanda petik tunggal digunakan pada pada lapisan dalam dan tanda petik ganda digunakan pada lapisan luar.

4. Tanda baca seru (!/ 叹号/ tànhào).

a. Tanda seru digunakan diakhir kalimat yang menggunakan kalimat seruan. b. Tanda seru digunakan diakhir kalimat imperatif yang menyatakan

penekanan atau penegasan.

c. Tanda seru digunakan diakhir kalimat retorik yang menyatakan penegasan.

5. Tanda baca tanya (?/ 问号/ wènhào).

a. Tanda tanya digunakan diakhir kalimat yang menanyakan informasi. b. Tanda tanya digunakan diakhir kalimat pertanyaan retorik.

c. Tanda tanya digunakan diakhir kalimat yang menanyakan pemilihan. d. Tanda tanya digunakan untuk menyatakan setengah rasa yang

mengandung makna pertanyaan.

2.3 Landasan Teori

(27)

13

(28)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bertahap di mulai dengan penemuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga diperoleh suatu pemahaman dan pengertian dan isu tertentu. Menurut Semiawan (2007:5), “metode penelitian didefenisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif artinya suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang disellidiki (M.Nazir, 2009:54).

(29)

15

3. 1 Data dan Sumber Data

Data primer menurut Husein (2003:60) adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah wacana hiburan yang diambil dari Harian Xun Bao.

Data sekunder menurut Husein (2003:60) adalah sumber data penelitian yang diolah lebih lanjut, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder adalah data yang bersifat tidak langsung, akan tetapi memiliki keterkaitan fungsi dan kegunaan dengan salah satu aspek pendukung bagi keabsahan suatu penelitian. Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku bacaan 标点符号用法解读 (biaodian fuhao yongfa jiedu), jurnal-jurnal bahasa Mandarin, dan mengenai tanda baca dalam bahasa Mandarin yang didapatkan dari berbagai media cetak dan elektronik lainnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti di dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan wacana yang terdapat pada harian Xun Bao.

(30)

16

Sampel adalah subunit populasi yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen yang atas dasar kemampuan mewakilinya (Darmin, 2003:119). Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapatnya ini mengamsumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin reprensentatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diteliti akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Jika jenis penelitiannya bersifat deskripif, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil jumlah sampel yang diteliti adalah 30% dari populasi.

Populasi penelitian ini adalah wacana hiburan Xun Bao yang terbit selama sebulan, yaitu 31 edisi pada bulan Maret dari edisi 142443 sampai 142473, maka sampel yang akan di teliti akan menjadi:

n = 30% x 31 n = jumlah populasi n = 9

Sampel yang akan diteliti dalam Skripsi ini, akan di ambil secara acak, yaituwacana pertama edisi 142443, wacana kedua 142446, wacana ketiga 142449, wacana keempat 142453, wacana kelima 142456, wacana keenam 142459, wacana ketujuh 142462, wacana kedelapan 142466, dan wacana kesembilan 142469.

(31)

17 3.3 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang telah diperoleh akan disusun dan dianalisa untuk selanjutnya diolah sehingga diperoleh hasil yang objektif mengenai objek penelitian penulis.

Peneliti melakukan sistematika analisis data sebagai berikut : 1. Menentukan sampel penelitian.

2. Mentabulasi tanda baca yang terdapat pada wacana hiburan harian Xun

Bao dalam bahasa Mandarin.

3. Menganalisa setiap penggunaan tanda baca yang ada di dalam wacana hiburan harian Xun Bao.

4. Setelah menganalisa, menguraikan dan menjelaskan data-data yang telah ada dan mengolahnya.

5. Selanjutnya mengkaji fungsi penggunaan tanda baca yang ada pada harian

Xun Bao.

6. Selanjutnya memaparkan ada atau tidak kesalahan penggunaan tanda baca yang terdapat pada harian Xun Bao.

7. Setelah memaparkan data tersebut, memperbaiki data.

8. Setelah selesai mengkaji dan memaparkan data tersebut, dilakukanlah penarikan kesimpulan dan saran.

(32)

18 BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN

Berdasarkan penjabaran mengenai latar belakang di atas, maka penulis akan memaparkan mengenai tanda baca yang digunakan pada wacana harian hiburan

(33)

19 hé dōu mǐn jùn kànzhe 400 niánlái zuìdà de liúxīngyǔ, shùlín zhòng chūxiàn fēidié, dōu mǐn jùn fāxiàn zìjǐ de shuāngshǒu kāishǐ xiāoshī, qiān sòng yī yī zhuàn shēn,

Lìng yī fāngmiàn,“láizì xīngxīng de nǐ” shèngchuán huì kāipāi diànyǐng

bǎn, chénhuìlín shì nǚ jiǎo qiān sòng yī de rèmén rénxuǎn zhī yī, rìqián

(34)

20

Wacana pertama yang dijadikan sebagai sumber data untuk bahan analisis terdiri atas tujuh paragraf. Diseluruh paragraf tersebut terdapat delapan belas kalimat. Paragraf pertama dimulai dengan kalimat pernyataan yang menggunakan empat tanda baca, yaitu tanda baca petik dua (“...”), tanda baca titik dua (:), tanda baca seru (!), dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) digunakan untuk menjelaskan tentang suatu objek yang khusus yaitu “orang asing” dan yang tanda baca petik dua (“...”) tersebut adalah merupakan bahagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik dua (:) di dalam kalimat tersebut digunakan dengan munculnya kata “shuo” yang berarti “berkata” yang berfungsi untuk menjelaskan kalimat selanjutnya. Tanda baca seru (!) digunakan untuk menyatakan kalimat seruan. Tanda baca titik (.) digunakan untuk menandakan kalimat tersebut sudah lengkap dan berfungsi untuk menyatakan kalimat deskritif. Kalimat kedua dalam paragraf pertama tersebut digunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta mengakhiri cerita pada akhir kalimat tersebut.

(35)

21

Tanda baca petik dua (“...”) yang terdapat pada kalimat ketiga di paragraf kedua adalah bahagian dari kalimat langsung, dan tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(36)

22

yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“...”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) pada kalimat tersebut merupakan bagian dari kalimat langsung, sedangkan tanda baca petik dua (“...”) yang muncul pada kalimat ketujuh dalam paragraf ketiga merupakan kalimat langsung. Tanda baca titik (.) digunakan untuk menandakan kalimat tersebut sudah lengkap dan berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kedelapan dalam paragraf ketiga menggunakan dua tanda baca saja, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) yang muncul pada kalimat tersebut berfungsi untuk menjelaskan objek khusus yaitu “qiān chōng cái ”, sedangkan tanda baca titik (.) berfungsi untuk mengakhiri kalimat dan berfungsi untuk menyatakan kalimat pernyataan.

(37)

23

merupakan suatu kalimat deskriptif. Kalimat keduabelas dalam paragraf keempat juga hanya menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) pada kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

Kalimat ketigabelas pada paragraf kelima menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) tersebut digunakan untuk menyatakan fokus objek yang khusus yaitu “xīngxīng” yang artinya “bintang”, dan tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat keempatbelas dalam paragraf kelima menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) tersebut digunakan untuk menyatakan fokus objek yang khusus yaitu “xīngxīng” yang artinya “bintang” dan “qiān sòng yīnà kuǎn ” yang artinya “sebutan nama”. Tanda baca titik (.) yang digunakan untuk menandakan kalimat tersebut sudah lengkap serta berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

Kalimat kelimabelas pada paragraf keenam menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) tersebut karena muncul kata serapan dari bahasa asing yaitu “LINE” untuk menegaskan suatu objek atau benda yang khusus, dan tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(38)

24

tersebut adalah bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta mengakhiri cerita pada kalimat tersebut. Kalimat ketujuhbelas dalam paragraf ketujuh hanya menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta mengakhiri cerita pada kalimat tersebut. Kalimat kedelapanbelas dalam paragraf ketujuh menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“...”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan karena munculnya kata “shuo” yang artinya “berbicara” dan merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda petik dua (“...”) digunakan karena kalimat tersebut merupakan kalimat langsung. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Serta menandakan bahwa kalimat tersebut sudah selesai.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana pertama sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin

(39)

25 géwài yǒu xíng, shǒu shàng názhe yī zhǐyǒu fěnhóng àixīn de xióngxióng wán'ǒu

(40)

26

fēnzhōng hòu, Kim lāzhe Ba b y zǒuchū cāntīng, shòuxing yòu jīng yòu xǐ de fǎnwèn:“Zuò shénme a?” Tā jiē kāi huī bù qián yǐ zhī shì pǎochē, dàn zěnyàng yě méi xiǎngdào huángxiǎomíng jiùzuò zài lǐtou, tā yǎn zuǐ kuángxiào, hái xiào dào pā zài wěi xiāng shàng, jiù lián jiàn guàn dà chǎngmiàn de shū zhēn dōu dài nǚ'ér chūlái kàn rènào, hái ná shǒujī kuáng pāi. Huángxiǎomíng dǎkāi chē dǐng gài, názhe méiguī h é lǐwù xià chē, làngmàn yǒurú ǒuxiàng jù,Baby tián xiào bùzhǐ, jiēguò lǐwù hòu, pòbùjídài yòngzhe nányǒu zú zú 6 miǎo, zàichǎng yǒurén lìmǎ huānhū, méitǐ zé fēngkuáng pāizhào, hōngdòng chéngdù bù shū 2000 nián

wángfēi lāzhe xiètíngfēng shǒu gōngkāi liànqíng shìjiàn. Huángxiǎomíng suíhòu qīng fú nǚyǒu xiān yāo bù rù cāntīng, 2 rén bìngjiān ér zuò, chǎng nèi fàng mǎn

(41)

27

Kalimat kelima pada paragraf kedua menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) tersebut digunakan karena merupakan fokus objek atau benda yang khusus, yaitu “shunjian yidong”. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat keenam pada paragraf kedua hanya menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang digunakan pada kalimat keenam berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat ketujuh dalam paragraf kedua hanya menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang digunakan pada kalimat ketujuh berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(42)

28

yang digunakan pada kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kesebelas pada paragraf ketiga menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca petik dua (“...”) dan tanda baca titik (.). Tanda baca petik dua (“...”) tersebut digunakan untuk menekankan fokus suatu objek atau hal yang khusus yaitu “shifou qiuhun” yang artinya “akankah menikah” yang menyatakan penegasan terhadap suatu pernyataan. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(43)

29

pada kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai .

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana kedua sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin

3. Wacana Ketiga

hǎo shēncái! Ér tā de luánshēng mèimei Chole yě hěn xǐhuān gōngkāi shēnghuó

zhào, cháng bùgān shìruò shài měituǐ, qíshí liǎng jiěmèi dōu shífēn liàng yǎn. Piàoliang nǚ'ér bùzài shēnbiān, xiānggé zhème yuǎn, bùzhī bàba liángjiāhuī huì bù huì dānxīn ní!

Cǐwài, zhāngxuéyǒu 3 rì zài dānrèn nǎichá chǎnpǐn dàiyánrén, suīrán jìnrì

mángyú pāixì, dàn tā biǎoshì yě méiyǒu hūlüè zhàogù nǚ'ér, cháng nǚ yǐ zài

yīngguó jìxù xuéyè, tā bùshí yě huì fēi wǎng yīngguó shēnwàng, jiù suàn zhǐshì yī

liǎng tiān yě huì qù, ér tā gèng jīngcháng péibàn yòunǚ. Wèn dào kě huì xiàofǎ

(44)

30

Wacana ketiga yang dijadikan sebagai sumber data untuk bahan analisis terdiri atas empat paragraf. Diseluruh paragraf tersebut terdapat sembilan kalimat. Paragraf pertama diawali dengan kalimat pernyataan yang menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kedua dalam paragraf pertama juga menggunakan satu tanda baca, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang digunakan pada kalimat kedua berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta untuk mengakhiri kalimat diparagraf pertama.

(45)

31

Kalimat keenam dalam paragraf ketiga menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat ketujuh dalam paragraf ketiga menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca tanya (?). Tanda baca tanya (?) yang muncul pada akhir kalimat tersebut digunakan karena dalam kalimat tersebut terdapat kata tanya yaitu wen yang artinya bertanya. Kalimat kedelapan dalam paragraf ketiga menggunakan lima tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“...”), tanda baca seru (!), tanda baca tanya (?), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan dengan munculnya kata shuo yang artinya berbicara untuk kelanjutan dari kalimat berikutnya dan merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“...”) muncul dalam kalimat tersebut karena merupakan kalimat langsung. Tanda baca seru (!) digunakan karena kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif yang menggunakan kata-kata seruan diakhir kalimat. Tanda baca tanya (?) digunakan karena dalam kalimat tersebut terdapat kata tanya yaitu “ma” yang artinya “apakah”. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah lengkap.

(46)

32

terdapat kata-kata seruan dan kalimat tersebut juga merupakan kalimat imperatif. Dan tanda baca tanya (?) digunakan karena kalimat tersebut merupakan suatu kalimat introgatif yang memerlukan suatu jawaban.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana ketiga sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin.

4. Wacana Keempat

(47)

33

mendeskripsikan suatu objek atau hal yang khusus, yaitu kata “Jolin” yaitu sebutan panggilan, kata “qiansongyi” yaitu nama orang dan kata “buneng bian

pang, buneng bian lao” yaitu tidak bisa berubah menjadi gemuk, tidak bisa berubah menjadi tua serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik dua (:) pada kalimat pertama digunakan dengan muncunyal kata “gandan” atau “berseru” yang berfungsi untuk menjelaskan kalimat selanjutnya. Tanda baca seru (!) digunakan pada akhir kalimat untuk menegaskan bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat seruan .

Kalimat kedua dalam paragraf kedua menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“...”), dan tanda baca seru (!). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan dengan munculnya kata “yu” yang berarti “mengatakan” berfungsi untuk menjelaskan kalimat selanjutnya serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik (“...”) digunakan untuk menegaskan dan mendeskripsikan suatu objek atau hal yang khusus yaitu “qiansongyi” yang berarti nama orang dan “duihao ruzuo” yang artinya kutukan. Tanda baca seru (!) digunakan untuk menegaskan kalimat imperative.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana keempat sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin.

(48)

34

Lǐmǐngǎo cānjiā wán hángzhōu huódòng hòu, jiù hé suíháng de rényuán yīqǐ gǎn wǎng shànghǎi, lǐmǐngǎo líkāi hòu, dàpī fěnsī jiù yīlù qūchē wěisuí. Chūle hángzhōu, jǐ shí liàng qìchē jiù zhuī bù shě, pángguāng shízài bù zhù, yǒuzhe duō cì bèi fěnsī wéi dǔ de jīngyàn, dāngrán bù gǎn dào yánlù de fúwù chù

qù shàng cèsuǒ, suíháng rényuán língjī yīdòng, suíjí dǎ diànhuà xiàng jiāojǐng qiúzhù. Zhǐ hùn zhōngxīn jiē dào diànhuà, mǎshàng jiàng qíngkuàng zhuǎn zhī hù háng gāosù de dà yún shōufèi zhàn, liánxì hòu, lǐmǐngǎo zhōngyú “duǒ jìn”

(49)

35

yang khusus yaitu “jindan ouba” yang artinya “kakak Jin mengeluh”. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat kedua dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat pada kalimat kedua berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat ketiga dalam paragraf pertama juga menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang digunakan pada kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta untuk mengakhiri suatu kalimat. Kalimat keempat dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik yang terdapat pada kalimat keempat berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(50)

36

tersebut sudah lengkap. Kalimat kesembilan dalam paragraf kedua menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana kelima sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin.

6. Wacana Keenam

Jù xiānggǎng méitǐ bàodào, chénhuìlín rìqián yǔ yǐng dài liángjiāhuī, zhèn yǐ yī jiànzhú zài běijīng chūxí shǒu, jīng jiàn chénhuìlín étóu yǒu tiáo 2 cùn cháng

chénhuìlín jiēshòu diànhuà fǎngwèn shí xiù lù shòushāng yuányīn, gèng dānxīn huǐróng. Tā shuō:“Wǒ zhīqián shōushí xínglǐ shí zhuàng zuìle yīkuài huàzhuāng

(51)

37 Analisis :

(52)

38

tersebut sudah selesai. Kalimat ketujuh dalam paragraf pertama menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca titik (.). Tanda titik dua (:) yang terdapat pada kalimat ketujuh tersebut digunakan karena muncul kata shuo yang artinya “berkata” untuk kelanjutan dari kalimat berikutnya dan merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) yang terdapat pada kalimat tersebut digunakan karena merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kedelapan menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) digunakan pada akhir kalimat yang berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kesembilan menggunakan dua tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca tanya (?) dan tanda baca seru (!). Tanda baca tanya (?) yang terdapat pada kalimat tersebut digunakan karena merupakan sebuah kalimat tanya atau interogative. Tanda seru (!) digunakan karena merupakan kalimat imperative penegasan. Kalimat kesepuluh menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca tanya (?), tanda baca seru (!), dan tanda baca titik (.). Tanda baca tanya (?) digunakan karena kalimat tersebut merupakan sebuah kalimat tanya atau interogative. Tanda seru (!) digunakan karena merupakan kalimat imperative penegasan. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai.

(53)

39

Lìngwài,“dì 9 jiè dàbǎn yàzhōu diànyǐng jié” rìqián bìmù, liújiālíng píng huǒ pāi chén héyǎn de “guò jiè” chéngwéi jiāodiǎn, ér zài xì zhōng shìyǎn. Kuò tài de jiā líng gèng yǒng zuì jiā nǚ zhǔjiǎo. Zhèngsh ēn zài gǎng de jiā líng jiēshòu jìzhě diànhuà gōnghè, tā biǎoshì shífēn kāixīn, bìng gǎnxiè “guò jiè” de dǎoyǎn wèi dōng jí pāidàng chén shén, zànyáng shì tuánduì de gōngláo. Ér rìběn nán xīng dàfū huǒ pāi yǒng zhèngmǐn héyǎn. Wèishèngdé lín zhì de táiwān

bàngqiú diànyǐng “KANO” zé huò guānzhòng jiǎng.

Analisis :

(54)

40

berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat kedua dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) digunakan pada akhir kalimat kedua tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat ketiga dalam paragraf pertama menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca tanya (?). Tanda titik dua (:) pada kalimat tersebut digunakan dengan munculnya kata “

dònggānhuǒ” yang artinya “marah” serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda petik dua (“…”) yang digunakan pada kalimat tersebut muncul karena kalimat tersebut merupakaan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca tanya (?) yang terdapat pada kalimat ketiga paragraf pertama digunakan karena merupakan sebuah kalimat interogative yang berdiri sendiri dengan munculnya kata tanya di dalam kalimat tersebut. Kalimat keempat dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik digunakan pada akhir kalimat yang berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(55)

41

menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat diakhir kalimat berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana ketujuh sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin.

8. Wacana Kedelapan

(56)

42

menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan bahwa kalimat tersebut sudah lengkap. Kalimat ketiga dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat ketiga tersebut digunakan untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat keempat dalam paragraf pertama menggunakan empat tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), tanda baca tanya (?), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) yang terdapat pada kalimat keempat tersebut digunakan karena merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) digunakan kalimat tersebut karena kalimat tersebut merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca tanya (?) digunakan karena kalimat merupakan kalimat retorik. Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat kelima dalam paragraf pertama menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat kelima tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan bahwa kalimat tersebut sudah lengkap.

Penggunaan tanda baca yang digunakan pada wacana kedelapan sudah benar karena sudah sesuai dengan aturan Tata Bahasa Mandarin.

(57)

43

fēnxiǎng xìjié, bùguò jiāodiǎn wéirào zài rìqián liúchū de “tōuxí zhào” shàng, tā

zhíyán zìyǐ zài hěnduō chǎnghé dōu zhèyàng,“wǒ dū shì zhèyàng zi……dàngtiān

zài tā shēnhòu, tā huítóu kàn wǒ ránhòu shuō ‘āi, shì nǐ’, qíshí wǒmen dōu

(58)

44 Analisis :

Wacana kesembilan yang dijadikan sebagai sumber data untuk bahan analisis terdiri atas lima paragraf. Keseluruhan paragraf tersebut terdapat sepuluh kalimat. Pada kalimat pertama dalam paragraf pertama terdapat tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca tanya (?). Tanda baca titik dua (:) yang terdapat pada kalimat pertama tersebut digunakan dengan munculnya kata shuo yang artinya “berbicara” untuk kelanjutan dari kalimat selanjutnya serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) yang digunakan pada kalimat tersebut berfungsi untuk mendeskripsikan fokus objek yang khusus yaitu kata “chongguo min ge

dian hou” yang artinya “festival lagu rakyat Cina”. Tanda baca tanya (?) digunakan karena pada kalimat tersebut muncul kata tanya ma yang berarti apakah, sehingga pada akhir kalimat tersebut digunakan tanda baca tanya. Kalimat kedua pada paragraf pertama menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) yang terdapat pada kalimat tersebut digunakan dengan munculnya kata shuo yang artinya “berbicara” untuk kelanjutan dari kalimat selanjutnya serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) yang terdapat pada kalimat tersebut digunakan karena merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan bahwa kalimat tersebut sudah selesai.

(59)

45

petik dua (“…”) pada kalimat tersebut digunakan untuk mendeskripsikan tentang fokus sebuah objek yang khusus yaitu kata “tou long zao” serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca tanya (?) digunakan karena kalimat tersebut merupakan kalimat retorik.

Kalimat keempat dalam paragraf ketiga menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) pada kalimat tersebut digunakan dengan munculnya kata shuo yang artinya berbicara serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) yang digunakan pada kalimat keempat tersebut merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat digunakan untuk menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kelima dalam paragraf ketiga menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat kelima tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat keenam dalam paragraf ketiga menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan dengan muncul kata shuo yang mempunyai arti “berbicara” untuk menerangkan kalimat selanjutnya dan merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca petik dua (“…”) yang terdapat pada kalimat keenam tersebut digunakan karena merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat keenam berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif.

(60)

46

menyatakan kalimat deskriptif. Kalimat kedelapan dalam paragraf keempat menggunakan tiga tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan dengan munculnya kata xiao shuo yang berarti “berkata sambil tertawa” serta merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda petik dua (“…”) digunakan pada kalimat tersebut karena merupakan bagian dari kalimat langsung. Tanda baca titik (.) berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai.

Kalimat kesembilan dalam paragraf kelima menggunakan empat tanda baca yang berbeda, yaitu tanda baca titik dua (:), tanda baca petik dua (“…”), tanda baca seru (!), dan tanda baca titik (.). Tanda baca titik dua (:) tersebut digunakan karena merupakan bagian dari kalimat langsung dan muncul kata “menjawab” untuk menyatakan kelanjutan dari kalimat berikutnyaa. Tanda baca petik dua (“…”) digunakan karena merupakan kalimat langsung. Tanda baca seru (!) yang terdapat pada kalimat kesembilan digunakan karena kalimat tersebut merupakan kalimat seruan/ atau penegasan. Tanda baca titik (.) yang terdapat pada akhir kalimat berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Kalimat kesepuluh dalam paragraf kelima menggunakan satu tanda baca saja, yaitu tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) yang terdapat pada diakhir kalimat tersebut berfungsi untuk menyatakan kalimat deskriptif serta menandakan kalimat tersebut sudah selesai.

(61)

47 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Sembilan wacana tersebut yang merupakan sumber data sebagai bahan analisis terdapat (28) dua puluh delapan paragraf yang menggunakan (85) delapan puluh lima kalimat. Setelah data di tabulasi, maka ditemukanlah (156) seratus lima puluh enam tanda baca, yang terdiri atas lima macam atau lima jenis tanda baca, yaitu tanda baca titik dua, tanda baca petik dua, tanda baca tanya, tanda baca seru, dan tanda baca titik. Interpretasi analisis data menunjukkan bahwa di antara kelima tanda baca tersebut persentasinya dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu 70 (44,872%) tanda baca titik, 36 (23,077%) tanda baca petik dua, 25 (16,026%) tanda baca titik dua, 13 (8,333%) tanda baca seru, dan 12 (7,692%) tanda baca tanya. Hal ini menunjukkan bahwa tanda baca titik yang digunakan paling dominan, berhubung setiap kalimat harus diakhiri oleh tanda baca titik, sedangkan tanda baca tanya paling sedikit digunakan, berhubung setiap kalimat tidak diharuskan memakai tanda baca tanya karena tanda baca tanya digunakan dalam kalimat yang menbutuhkan jawaban dan tanda baca tanya digunakan dalam kalimat retorik.

5. 2 Saran

(62)

48

(63)

49 DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk.1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Angkasa Pratama.

Asman, Nur. Dkk. 2013. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Bandung: Fokus Media.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaedar, Alwasilah. 1992. Teori Linguistik. Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan antar Unsur. Bandung: Eresco.

Husein, Umar. Metode Penelitian. 2003. Jakarta: Rajawali Press.

Keraf, G. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende—Flores: Nusa Indah.

Kridilaksana, Harimurti.1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Lexy, Moleong J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nafiah, A. Hadi. 1891. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional. Noor, Juliansyah.2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Semiawan, Conny. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Gramedia. Soejono, Ag. 1983. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung : C.V. Ilmu. Stubbs, Michael. 1984. Discourse Analysis: The Sociolinguistic Analysis of

Natural Language. Oxford: Basil Blackwell Publisher Limited. Suparto. 2003. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah. Jakarta: Puspa Swara.

Suwandi, Satwiji. 2008. Serbalinguistic. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka Jakarta.

(64)

50

Tan Tiong Hwat. 2003. Pelajaran Bahasa Mandarin Modern Tingkat Menengah. Jakarta: Puspa Swara.

Tan Tiong Hwat. 2006. Bahasa Mandarin Untuk Pemula. Jakarta: Puspa Swara. Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta : Gramedia.

Xie Jing Fa. 2003. Mahir berbahasa Mandarin. Jakarta: Puspa Swara.

SKRIPSI

Sucita Anggraini Siregar (2012) “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

dalam Karangan Deskripsi Bahasa Mandarin Mahasiswa Sastra Cina USU

JURNAL

Fitri Rahmini (2013) “Analisis Penggunaan Tanda Baca pada Kolom Opini di

Kabar Batam Pos

INTERNET

Hao, Felicia dalam http://feliciahaociacia.blogspot.com.2011. Sejarah Bahasa

(65)

51 LAMPIRAN 3

(66)

52 LAMPIRAN 4

(67)

53 LAMPIRAN 5

(68)

54 LAMPIRAN 6

(69)

55 LAMPIRAN 7

(70)
(71)

57 LAMPIRAN 8

(72)

58 LAMPIRAN9

WACANA KESEMBILAN

(73)

59

中文系本科生毕业论文

题名 以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使用

学生姓名 费西丽亚

学 号 100710028

指导教师 彭 湃

学 院 文化学院

学 系 中文系

毕业时间 2014年11月

苏 北 大 学 中 文 系

(74)

i

摘要

本研究的标题是“以《讯报》为例标点符号在娱乐语篇分析中的使

用”。在本研究中,笔者要描述标点符号的使用特点是在《讯报》中娱乐语

篇,尤其是在使用分析。在在本研究中笔者使用研究方法就是在网络和图书 馆查找标点符号的各种资料,把句号、冒号、引号、叹号和问号的资料进行 考查,然后以《讯报》中娱乐新闻为例进行语篇分析。由于标题,在第二章 中笔者要描述汉语标点符号的定义和分类。在第三章中笔者要描述汉语标点 符号的使用。在第四章的笔者要描述和分析在《讯报》娱乐语篇标点符号的 使用特别是句号、冒号、引号、叹号和问号。在最后一章中,分析的结果显 示,就是结论在《讯报》娱乐语篇分析中标点符号的使用都是对了,表现这 个《讯报》娱乐语篇中作者文章已经好了。所以笔者希望很多人可以更多研 究标点符号特别是对印尼学生。

(75)
(76)

iii

3.3.4引号里面还要用引号时,外面一层用双引号,里面一层

用单引号 ... 6 3.4 叹号(!) ... 6 3.4.1用于感叹句的末尾 ... 6 3.4.2用于语气强烈的祈使句末尾 ... 7 3.4.3用于语气强烈的反问句末尾 ... 7 3.5 问号 (?) ... 7 3.5.1用于询问句末 ... 7 3.5.2用于反问句末 ... 7 3.5.3用于设问句末 ... 7 3.5.4用于选择问句末 ... 7 3.5.5用于表示疑问的独词或词语后 ... 7

4. 《讯报》中娱乐新闻的语篇分析中及标点符号的作用 ... 9

5. 结论 ... 22 5.1 结论 ... 22 5.2 建议 ... 22

参考文献 ... 23

(77)

1

1.引言

1.1. 选题背影

每个国家的语言都有自己的特色,近年来随着中国的发展,很多印尼人 对汉语产生了兴趣,但是印尼学生在学习汉语方面有一些困难,特别是在语 法方面。汉语中有许多语法难点,标点符号就是其中一个。在现代汉语中, 标点符号的使用频率很高,特别是在语篇中。虽然标点符号并不是作品的灵 魂,但是却可以显示出一个作者的写作基础。

笔者对《讯报》中标点符号的用法非常感兴趣。我们考察的是《讯报》 的娱乐版文章,娱乐性也是不同于其他问题的,标点符号的使用也有其特 点。

语境与语篇分析:语境指的是言语活动在一定的时间和空间里所处的境 况。语言是人们交流思想的工具,语言交际总是离不开交际的参与者、谈话 的主题、时间、地点等情景。因此,一定的语言活动总是处于一定的语境 中。语篇的含义主要依赖于语境,语篇与语境相互依存,相辅相成。语篇产 生于语境,又是语境的组成部分。笔者想要考察《讯报》中标点符号在娱乐 语篇分析中的作用。

1.2. 问题描述

在论文中当然有问题描述。比这要描述论文问题是什么,问题描述就 是在下面:

如何标点符号的使用在娱乐语篇以《讯报》?

1.3. 研究现状

(78)
(79)
(80)

4 号。使用叹号主要根据语段前后有较大停顿、带有感叹语气和语调或带有强 烈的祈使、反问语气和语调,并不取决于句子的长短和结构。在感叹句末尾 使用叹号是叹号最主要的用法。并列复句有单重并列复句和多重并列复句之 分。一个单重的并列复句,分句内如果用了逗号,分句间一定要用分号,以 便分清结构层次。如果分句内没有任何点号,或者只有顿号,分句间可以不 用分号,而用停顿稍短的逗号。冒号的管范围是否清晰与文字的长短不存在 绝对的比例关系,并非内容越长越模糊,越短越清晰,而是只与内容的逻辑 界限相关。无论长短,冒号提示总结的范围末尾都必须用句末点号结尾。

2.2.2 九种标号

(81)

5

3. 汉语标点符号的用法

汉语标点符号有十六中级就是句号、冒号、叹号、问号、括号、逗号、 顿号、分好、破折号、引号、省略号、间隔号、连接好、书名号、着重号、 和专名号。在这项研究,笔者只是分析无中标点符号就是句号、冒号、引 号、叹号、和问号,因为这个五中金阐发神在文章中。

3.1句号(。)

句号也可用在语气舒缓的祈使句、感叹句和反问句末尾。

3.1.1用于陈述句的末尾。

例:(1)看他的戏,就可以看到真实的黄海波。

3.1.2用于语气舒缓的祈使句末尾。

例如:(2) ,,,,,我说不用看了,直接签了吧

3.2 冒号(:)

冒号的管范围是否清晰与文字的长短不存在绝对的比例关系,并非内容 越长越模糊,越短越清晰,而是只与内容的逻辑界限相关。

3.2.1用于称呼语后边,表示提起下文。

例如:(3)同志们,朋友们:现在开会了„„

3.2.2用于“说、想、是、证明、宣布、指出、透露、例如、如下、反问”

等词语后边,提起下文。

例如:(4)他十分惊讶地说:“啊,原来是你!”

(5)他惊呼地说:“我才刚结婚,不要下我,多可怕!

(82)

6

例如:(6)北京紫禁城有四座城门:武门、神武门、东华门、西华

门。

3.2.4用于需要解释的词语后边,表示引出解释或说明。

例如:(7)娱乐先锋人物黄海波

民族:满足

星座:射手座

生肖:龙

血型:B型

身高:177cm

体重:69kg

3.2.5用于总括性话语的前边,以总结上文。

例如:(8)张华考上了北京大学;李萍进了中等技术学校;我在百货

公司当售货员:我们都有光明的前途。 3.3引号(“”)

引号的形式有双引号和单引号两种。只用一组引号时,用双引号;当引 号中还需要使用引号时,外面一层用双引号,里面一层用单引号;需用三组 引号时,先用双引号,后用单引号,再用双引号。

3.3.1用于行文中直接引用的部分。

例如:(9)她惊呼:“我才刚结婚,不要吓我,多可怕!”

(10)“满招损,谦受益”这句格言,流传到今天至少有两千年

了。

(83)

7

例如:(11)古人对于写文章有个基本要求,叫做“有物有序”。“有

物”就是要有内容,“有序”就是要有条理。

3.3.3用于具有特殊含义的词语。

例如:(12)这样的“聪明人”还是少一点好。

3.3.4引号里面还要用引号时,外面一层用双引号,里面一层用单引号。

例如:(13)他站起来问:“老师,‘有条不紊’是什么意思?”

3.4.叹号

使用叹号主要根据语段前后有较大停顿、带有感叹语气和语调或带有强 烈的祈使、反问语气和语调,并不取决于句子的长短和结构。在感叹句末尾 使用叹号是叹号最主要的用法。

3.4.1用于感叹句的末尾。

如: (14)...,不知爸爸梁家桄会不会担心呢!

3.4.2用于语气强烈的祈使句末尾。

如: (15)“...现在我们很兴奋地踏进人生的新旅程!”

3.4.3用于语气强烈的反问句末尾。

如: (16)她说: “真的没有结婚!”

3.5.问号

问号主要用在疑问句的一般用来提出问题,希望对方回答。疑问句都带 有疑问语气。从结构上看,疑问句可分为四种类型:是非问句、特指问句、 选择问句和反复问句。无论哪一种疑问句,句末都需要用问号。

(84)

8 如 : (17)28日晚8时,黄晓明和Baby一起到机场准备搭9时的飞

机去成都,2人全程十指紧扣,问生日是否很开心?Baby小说:“好开

心。”

3.5.2 用于反问句末

如 :(18)就在此时,黄晓明从餐厅外拿着金色小礼物坐上兰博基尼,车

内还放1束价值426万盾的红玫瑰,5分钟后,Kim拉着Baby走出餐厅,寿 星又惊又喜的反问:“做什么啊?”

3.5.3 用于设问句末

如 : (19)有否求婚?2人又笑而不答,一同进海关。

3.5.4 用于选择问句末

3.5.5 用于表示疑问的独词或词语后

(85)
(86)

Referensi

Dokumen terkait