• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS

NGORESAN SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh:

Rahma Mafaz Cholishiyyana R 0107073

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011  

 

(2)

ABSTRAK

Rahma Mafaz Cholishiyyana, R0107073. PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011

Latar belakang: berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2010 angka kematian ibu sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian maternal pada waktu bersalin sebesar 31,24%. Ketidaktahuan tentang persalinan merupakan salah satu faktor yang berperan pada tingginya angka kematian maternal

Tujuan: penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan

Metodologi: penelitian ini menggunakan desain penelitian Eksperimen Quarsi one group pre test dan post test dengan teknik sampling simple random sampling. Jumlah sample 34 jiwa dengan Instrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Analisi data menggunakan teknik

paired t test dengan bantuan program SPSS for windows versi 17.

Hasil Penelitian: hasil analisis data dengan paired t test menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (P< 0, 005).

Kesimpulan: terdapat pengaruh antara penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan.

(3)

ABSTRACT

Rahma Mafaz Cholishiyyana, R0107073. 2011. THE EFFECT OF COUNSELING TO THE LEVEL OF PREGNANT WOMEN’S KNOWLEDGE EXTENSION ABOUT CHILDBIRTH IN NGORESAN HEALTH CENTER, SURAKARTA. Diploma IV Midwifery Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta

Background: Demographic and Health Survey Indonesia in 2010 the maternal mortality rate 226 / 100,000 live births. Causes of maternal death in childbed of 31.24%. Low level of knowledge about childbirth is a factor contributing to high maternal mortality

Objective: this study aimed to determine the effect of counseling with the level of knowledge of pregnant women about childbirth.

Methodology: this research used experiment quarsi design, with one group pre test and post test and simple random sampling technique. Total sample were 34 pregnant women who cheked her pregnancy in Ngoresan Health Center. Every pregnant women was given knowledge questionnaires about childbirth. Then those data were analyzed used paired t test techniques with SPSS 17 for Windows.

Research Findings: the results of data analysis with paired t test showed the value significancy (p) of 0.000 (P <0, 005).

Conclusion: there is a significant effect between counseling with the knowledge level of pregnant woman about childbirth.

(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah………....3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...………...5

A. Tinjauan Teori……….5

1. Penyuluhan………5

2. Pengetahuan……….10

3. Persalinan……….16

B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan ……….21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….24

A. Desain Penelitian………..24

(5)

E. Kriteria Restriksi………26

F. Pengalokasian subyek………....27

G. Definisi Operasional………..27

H. Cara Kerja………..28

I. Rencana Pengolahan dan analisis data………..32

BAB IV HASIL PENELITIAN………….……….35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………...35

B. Hasil Analisi Univariat………..35

C. Hasil Analisis Bivariat………...38

BAB V PEMBAHASAN……….41

A. Karakteristik Responden……….……….41

B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap tingkat Pengetahuan Ibu Ham.il tentang Persalinan………...43

BAB VI PENUTUP……….45

A. Kesimpulan ………...45

B. Saran………..45

DAFTAR PUSTAKA………..47

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan………….29

Tabel 3.2 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas………...30

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur……….36

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan……….36

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………...37

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas………37

Tabel 4.5 Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pesalinan………38

Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor Hasil Pre test dan Post test……….39

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Penyuluhan Menjadi Pengetahuan………..……….22

Gambar 2. Skema Kerangka Konsep……….…23

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 2. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Ijin Penenlitian dan Pengambilan Data

Lampiran 6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penenlitian dan Pengambilan Pata

Lampiran 7. Jadual Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 9. Materi Penyuluhan Persalinan

Lampiran 10. Undangan Menghadiri Penyuluhan tentang Persalinan

Lampiran 11.Print Slide Penyuluhan Persalinan

Lampiran 12. Leaflet Penyuluhan tentang Persalinan

Lampiran 13. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 14. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 15.Kuesioner Pre test dan Post test Pengaruh Penyuluhan terhadap

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan

Lampiran 16 Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian

Lampiran 17. Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 18 Hasil Analisa Data

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah

umur harapan hidup yang sangat ditentukan oleh indikator kesehatan lain

yakni angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). (Depkes

RI, 2010)

Di Indonesia AKI pada tahun 2009 mencapai 119/100.000 dan AKB

sebesar 28/1000 kelahiran hidup. Untuk propinsi Jawa Tengah, AKI

mencapai 116/100.000 dan AKB sebesar 10,37/1000 kelahiran hidup. Kota

Surakarta pada tahun 2009 AKI sebesar 153,82 /100.000 dan AKB

5,67/1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan DKK Surakarta Tahun 2010)

Penyebab kematian maternal tersebut paling banyak adalah pada

waktu nifas sebesar 45,16%, disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar

31,24%, dan pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian adalah

perdarahan sebesar 27,87%, eklampsi sebesar 23,27%, infeksi sebesar 5,2%

dan lain-lain sebesar 43,18% (Dinkes Jateng, 2009).

Kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan, dan rendahnya status wanita

merupakan beberapa faktor sosio-budaya yang berperan pada tingginya

angka kematian maternal. Tingginya AKI mencerminkan rendahnya

(10)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Tingkat

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal,

keterpaparan informasi, pengalaman, dan usia (Irmayati, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah salah satu usaha pendidikan yang dilakukan

dengan menyebarkan pesan /informasi menanamkan keyakinan (Fitriani,

2011). Dengan adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu hamil

tentang persalinan akan bertambah sehingga mengerti dan bersedia

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan dengan 17 puskesmas salah

satunya adalah Puskesmas Ngoresan, kecamatan Jebres. Melalui studi

pendahuluan yang telah dilakukan tanggal 2 Mei 2011 dilaporkan populasi

ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Ngoresan sebanyak

104 orang terhitung dari bulan Januari 2011 hingga akhir April 2011.

Observasi dilakukan terhadap 10 ibu hamil dengan memberikan tes

pengetahuan tentang persalinan dan kuesioner tentang penyuluhan

persalinan, didapatkan hasil sebanyak 80% menyatakan bahwa penyuluhan

persalinan itu sangat dibutuhkan ibu hamil untuk menghadapi persalinan,

dan sebesar 40% dari ibu hamil yang mengetahui persalinan dan tanda

bahaya persalinan dengan kata lain sebanyak 60% ibu hamil belum

(11)

Dari data hasil studi pendahuluan tersebut peneliti ingin meneliti

pengaruh penyuluhan tentang persalinan terhadap peningkatan pengetahuan

ibu hamil di kelas ibu hamil.

B. Rumusan Masalah

“Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

tentang persalinan pada ibu hamil?”

C. Tujuan

1) Tujuan umum

Mengetahuai pengaruh penyuluhan terhadap tingkat

pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil

2) Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang

persalinan sebelum diberikan penyuluhan persalinan.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang

persalinan setelah diberikan penyuluhan persalinan.

c. Untuk menganalisa pengaruh penyuluhan tentang persalinan

terhadap tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang persalinan.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan penyuluhan persalinan

(12)

b. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi profesi bidan

Penyuluhan merupakan salah satu peran bidan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang persalinan.

b. Bagi Masyarakat

Dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang persalinan melalui

penyuluhan tentang persalinan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian

Penyuluhan kesehatan menurut Fitriani (2011) adalah kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga

mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan.

Menurut Emilia (2008), pendidikan kesehatan timbul dari

kebutuhan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang

masalah kesehatan. Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi

masalah keehatan dan penyakit dikenal tahap pencegahan:

a. Pencegahan primer, meliputi promosi kesehatan (health promotion)

dan perlindungan khusus ( Spesific Protection)

b. Pencegahan sekunder, meliputi diagnosis dini dan pengobatan

segera (Early diagnosys and Prompt Treatment)

c. Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi

2. Tujuan penyuluhan

Tujuan dari penyuluhan dalam waktu pendek adalah (immediate

impact), yaitu menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

(14)

3. Tahap kegiatan penyuluhan

Menurut Harlon (1964) dikutip oleh Azwar (1983) dalam Fitriani

(2011) mengemukakan tahapan dalam penyuluhan antara lain:

a. Tahap sensitisasi

Tahapan ini dilakukan untuk memberikan informasi dan kesadaran

pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah kesehatan.

Pada kegiatan ini tidak memberikan penjelasan mengenai

pengetahuan, tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak

atau belum bermaksud untuk mengubah perilaku masyarakat.

b. Tahap publisitas

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk

kegiatan berupa press release yang dikeluarkan Departemen

Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang

pelayanan kesehatan.

c. Tahap edukasi

Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta

mengarahkan pada perilaku yang diinginkan.

d. Tahap motivasi

Pada tahap ini masyarakat telah mampu perilakunya sesuai dengan

(15)

4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan

Septalia (2008) berpendapat, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi,

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita

masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak

boleh diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat terhadap Penyampai Informasi

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul

kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

(16)

dalam penyuluhan.

5. Sasaran Penyuluhan

Menurut Machfoedz (2008) sasaran penyuluhan kesehatan antara

lain: masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan,

masyarakat dalam kelompok tertentu, sasaran individu dengan teknik

pendidikan kesehatan individual.

Sasaran penyuluhan menurut Emilia (2008) adalah penyuluhan

meliputi

a. Penyuluhan massa yaitu penyuluhan ditujukan pada semua orang

b. Penyuluhan kelompok yaitu penyuluhan ditujukan pada kelonpok

melalui ceramah, demonstrasi. Dalam penyuluhan kolmpok

komunikasi trejadi secara timbale balik sehingga kemungkinan adanya

salah tafsir yang disampaikan.

c. penyuluhan perorangan yaitu penyuluhan yang disampaikan dengan

berhadapan langsung.

6. Langkah –langkah dalam penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluh yang baik harus

melakukan langkah–langkah sebagai berikut: mengkaji kebutuhan

kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat,

memprioritaskan masalah, menyusun perencanaan penyuluhan,

pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan serta tindak lanjut

(17)

7. Materi atau pesan penyuluhan

Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya memenuhi

persyaratan, antara lain: menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,

materi tidak sulit dan mudah dipahami (Fitriani, 2011).

Menurut Emilia (2008) materi yang disampaikan dalam penyuluhan

dapat berasal dari berbagai sumber dengan mempertimbangkan hal-hal:

a. Apakah pesan dapat menyentuh sasaran?

b. Apakah pesan sesuai denga culture setempat?

c. Bagaimana pemahaman sasaran?

d. Apakah informasi akurat?

e. Apakah pesan dapat mencapai tujuan?

8. Metode Penyuluhan

Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa metode harus disesuaikan

dengan sasarannya. Adapun metode penyuluhan antara lain:

a. Metode pendidikan individual (perorangan)

1) Bimbingan atau penyuluhan (Guidance dan counceling)

Dengan metode ini setiap masalah yang dialami klien dapat

dibantu penyelesainnya.

2) Wawancara

b. Metode pendidikan kelompok

1) Kelompok besar: ceramah, seminar. Ceramah merupakan

metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

(18)

menggunakan metode ini adalah tahap persiapan meliputi

kesiapan materi dan penguasaan materi serta tahap pelaksanaan

meliputi hal – hal yang harus diperhatikan oleh penceramah

dalam menyampaikan materi.

2) Kelompok kecil: diskusi kelompok, brain storming, snow

balling, buzz group, role play, dan permainan simulasi.

c. Metode pendidikan massa (public)

9. Media Penyuluhan

Menurut Fitriani (2011) media penyuluhan kesehatan digunakan

untuk mempermudah penerimaan kesehatan bagi masyarakat atau klien.

Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media

elektronik, dan media papan (billboard). Penelitian ini menggunakan

leaflet yaitu bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun

gambar atau kombinasi keduanya (Fitriani, 2011)

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Notoatmodjo (2007) mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari

tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

(19)

Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang.

2. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:

a. Tahu (know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang

yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang real, yaitu penggunaan hokum-hukum,

rumus-rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam

komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan

(20)

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan menghubungkanbagian-bagian dalam bentuk

keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation).

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu obyek atau materi. Penilaian tersebut berdasarkan suatu criteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

Menurut Irmayati (2007) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain:

a. Pendidikan formal maupun informal

Adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.semakin tinggi pendidikan semakin banyak

pengetahuan yang didapat.

b. Keterpaparan informasi

Informasi sebagai transfer penegtahuan. Informasi dapart dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disalurkan melalui

komunikasi interpersonal atau melalui media masa antara lain

(21)

c. Pengalaman

Merupakan upaya memperoleh pengetahuan. Seiring dengan

bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin

bertambah. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mubarak,

2007)

d. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu hal dan pada akhirnya memperoleh pengetahuan lebih

mendalam.

e. Usia

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

fisik dan psikologi (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf

berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Pola Umum Sistem Syaraf yang Terlibat

Guyton (1995) mengatakan bahwa sebagaian besar kegiatan sistem

syaraf berasal dari pengalaman sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa

reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau

reseptor lain. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi

segera, atau kenangan di dalam otak selama bermenit-menit,

berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan

(22)

Sebagian sistem sensoris, bagian somatik, menghantarkan informasi

sensoris dari reseptor-reseptor pada seluruh permukaan tubuh dan

struktur-struktur dalam tubuh. Informasi ini memasuki sistem saraf melalui nervus

spinalis dan dihantarkan ke dalam medula spinalis pada semua tingkatan;

substansi retikularis medula oblongata, pons dan mesenfalon; serebelum;

talamus; dan daerah somestetik korteks serebri. Tetapi di samping daerah

“sensoris primer” ini, pada dasarnya sinyal-sinyal kemudian disampaikan

ke semua segmen lain dari sistem saraf.

Hanya sebagian kecil saja dari informasi sensoris yang penting dan

menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar sisanya disimpan

untuk mengatur kegiatan motorik di waktu yang akan datang dan

digunakan untuk proses berpikir. Penyimpanan terbesar ini terjadi di

korteks serebri, tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan

medula spinalis dapat menyimpan sejumlah kecil informasi.

Penyimpanan informasi merupakan proses yang kita sebut daya ingat

dan juga merupakan suatu fungsi sinaps. Setiap kali suatu sinyal sensoris

tertentu melalui serangkaian sinaps, sinaps yang bersangkutan menjadi

lebih dapat menghantarkan sinyal yang sama pada kesempatan berikutnya,

proses ini disebut fasilitasi. Bila sinyal sensoris tersebut telah melalui

sinaps-sinaps itu berulang-ulang, sinaps-sinaps itu akan menjadi demikian

terfasilitasi sehingga sinyal-sinyal ”pusat pengatur” di otak dapat

(23)

suatu persepsi mengalami perasaan yang asli, meskipun itu sebenarnya

hanya merupakan suatu ingatan mengenai perasaan tersebut.

Dalam korteks serebri, perangsangan listrik pada korteks visual

primer di dalam lobus oksipital menyebabkan orang dapat melihat

objek-objek yang sederhana. Korteks visual saja tidak dapat menganalisa

informasi secara sempurna pola visual yang rumit, sehingga harus

bekerjasama dengan daerah-daerah lain yang berdekatan di dalam korteks

oksipital, daerah asosiasi visual.

Penghantaran listrik pada korteks auditorius di dalam lobus

temporal menyebabkan orang mendengar bunyi sederhana. Sama seperti

pada korteks visual, korteks auditorius harus bekerjasama dengan daerah

asosiasi auditorius agar dapat menganalisa informasi secara sempurna.

Hampir semua mengetahui apa yang dimaksud dengan pikiran dan

bagaimana menguraikannya, akan tetapi dalam istilah abstrak hampir tidak

mungkin dapat didefinisikan. Pengertian mengenai suatu pemandangan

visual pada suatu saat tertentu atau seluruh pengertian mengenai keadaan

sekitar seseorang, respons terhadap informasi sensoris lainnya merupakan

pikiran lainnya, gambaran suatu persamaan matematis dalam pikiran

seseorang merupakan pikiran ketiga. Jadi, pengetahuan setiap saat dapat

didefinisikan sebagai suatu pikiran dan dapat pula didefinisikan sebagai

kesadaran. Pikiran, kesadaran, daya ingat dan belajar, semuanya

(24)

5. Pengukuran pengetahuan

Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan

dengan tingkatan domain di atas (Fitriani, 2011).

C. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Proses pengeluran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup

bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

(Manuaba, 2007)

2. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung adalah:

a. Kekuatan kontraksi: semakin lama semakin kuat. Saat mulas dinding

perut terasa keras.

b. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit

sekali, kemudian semakin sering.

c. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera

melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika

perdarahan banyak, ibu perlu segera ke polindes atau puskesmas

tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur

(25)

3. Hal –Hal yang Dilakukan Ibu ketika Proses Persalinan Berlangsung

Meliputi:

a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu

masih dapat makan, minum, buang air kecil, dan jalan-jalan selama

proses persalinan sesuai nasehat tenaga kesehaan.

b. Jika mulas bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan

keluarkan melalui mmulut

c. Jika ibu ingin buang air besar segera beritahu bidan atau dokter.

d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi

akan lahir

4. Tanda Bahaya Persalinan

Proses persalinan diduga mengalami gangguan jika terdapat kondisi

sebagai berikut

a. Perdarahan dari jalan lahir

b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir

c. Ibu tidak kuat mengejan

d. Ibu mengalami kejang

e. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

f. Air ketuban keruh dan berbau

g. Ketuban pecah dini

Jika keadaan di atas dialami ibu di rumah maka ibu harus segera

dibawa ke petugas kesehatan baik di polindes maupun puskesmas dengan

(26)

(Varney, 2007)

5. Posisi untuk Persalinan

Posisi yang baik untuk berlangsungnya proses persalinan adalah:

a. Duduk atau setengah duduk: posisi ini memudahkan penolong untuk

membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/ mensupport

perineum

b. Posisi merangkak: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,

membantu bayi melakukan rotasi, memininalisasikan peregangan pada

perineum sehingga memperkecil kemungkinan terjadi robekan

perineum

c. Berjongkok atau berdiri: membantu penurunan kepala bayi,

memperbesar ukuran panggul (menambah 28% ruang outlet), dan

memperbesar dorongan untuk meneran sehingga memberikan

kontribusi pada laserasi atau robekan pada perineum

d. Berbaring miring ke kiri: posisi ini memberikan rasa santai pada ibu

yang keletihan, memberikan oksigenasi yang baik bagi janin, dan

membantu mencegah terjadinya laserasi / robekan jalan lahir

Sedangkan posisi yang tidak diperbolehkan untuk proses persalinan

adalah posisi terlentang atau litotomi. Posisi ini tidak diperbolehkan

karena:

a. Dapat menyebabkan sindrome supine hypotension karena tekanan

(27)

b. Dapat menambah rasa sakit

c. Dapat memperlama proses persalinan

d. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan

e. Membuat buang air menjadi lebih sulit

f. Membatasi pergerakan ibu

g. Membuat ibu semakin lemah tidak berdaya

h. Menambah kemungkinan terjadi laserasi pada perineum

i. Bisa menimbulkan kerusakan syaraf kakidan punggung

(Varney, 2007)

6. Proses Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu;

a. Kala I ( Pembukaan)

Pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10cm).

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase:

1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat: sampai

pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase

yaitu:

a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi

4cm.

b) Periode delatasi maksimal: selama 2 jam pembukaan

(28)

c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

(Varney, 2007)

b. Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit

sekali. Kepala janin masuk panggul, pada his dirasakan tekanan pada

otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa mengejan. Perinium

menonjol, anus dan labia membuka, kemudian kepala janin tampak di

vulva. Kala II pada primi berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada

multi rata-rata 0,5 jam. (Winkjosastro, 2005)

c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Dalam kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Karena tempat perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran

plasenta tidak berubah, plasenta akan terlipat, menebal. (DepKes RI,

2007)

Dalam 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke vagina dan

akan lahir spontan yang disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200

cc. (Varney, 2007)

d. Kala IV (Observasi)

(29)

TTV (Tanda-Tanda Vital), kontraksi uterus dan perdarahan. (DepKes

RI, 2007)

7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Sebelum persalinan berlangsung bidan atau penolong persalinan akan

memberi tahu kepada ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (½-1 jam) setelah lahir,

dengan cara bayi dikeringkan terlebih dahulu kemudian letakkan bayi di

dada ibu agar bayi berusaha mencari putting susu ibunya. Upaya untuk

menyusu dilakukan dalam 30 menit sampai satu jam pertama kelahiran.

Hal ini penting untuk proses menyusui selanjutnya yaitu merangsang

produksi ASI serta memperkuat reflek menghisap bayi. Reflek menghisap

awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

(Varney, 2007)

D. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Persalinan.

Penyuluhan kesehatan menurut Fitriani (2011) adalah kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan. Tujuan dari penyuluhan dalam waktu pendek adalah (immediate

impact), yaitu menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

masyarakat. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Tingkat

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal,

(30)

adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan

akan bertambah sehingga mengerti dan bersedia melakukan suatu anjuran

yang ada hubungannya dengan kesehatan. Jika dilihat dari segi kedokteran,

pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Proses Penerimaan informasi

Sinyal sensoris (Reseptor visual)

Sinyal sensoris (Reseptor auditorius

Corteks cerebri

Korteks visual primer

Korteks auditorius primer

Analisa informasi Informasi

(31)

E. Kerangka konsep

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan kerangka konsep sebagai

berikut:

Gambar 2. Skema Kerangka Konsep

(Moekijat (2003), Guyton (1995))

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

F. Hipotesis

Penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil

tentang persalinan. 2. Tanda –tanda persalinan 3. Hal yang perlu dilakukan ibu

saat persalinan

4. Tanda bahaya persalinan 5. Posisi meneran

6. Proses persalinan

7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Faktor – faktor yang

Tingkat Pengetahuan tentang Persalinan Menerima informasi

Melakukan persepsi

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

untuk dengan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok (one group

pra- post test design). Pretest-postest design adalah penelitian yang

dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih

dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah diberikan intervensi kemudian

dilakukan kembali post test (pengamatan akhir) (Hidayat, 2007). Peneliti

memberikan perlakuan atau intervensi terhadap subyek penelitian yaitu

penyuluhan tentang persalinan, kemudian hasil dari perlakuan tersebut

diamati, diukur dan dianalisis

Pola one-group pre-post testdesign adalah:

OI (X) O2

Gambar 3. Rancangan Penelitian

Keterangan :

OI : pengamatan sebelum intervensi

X : intervensi

O2 : pengamatan setelah intervensi

(33)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ngoresan, Surakarta

pada bulan Mei-Agustus 2011.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil di

Kecamatan Jebres

2. Populasi aktual

Semua ibu hamil trimester III (usia kehamilan 28-42 minggu) yang

memeriksakan kehamilannya di wilayah Puskesmas Ngoresan

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2007). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang

memeriksakan kehamilan dan berada dikawasan Puskesmas Ngoresan

Surakarta serta memenuhi kriteria restriksi.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling dalam

penelitian ini adalah simple random sampling yaitu sampel acak

sederhanayaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap

unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil

(34)

E. Estimasi Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

rumus (Notoatmodjo, 2005) :

n = N

1+ N ( d2)

Keterangan :

N = besar populasi (52 jiwa)

n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan (0,1/10%)

Dari rumus diatas, besar sample yang digunakan dalam penelitian

sebesar 34 orang.

F. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakter sebuah subyek dalam

populasinya, yaitu semua ibu hamil di wilayah puskesmas Ngoresan

Surakarta. Adapun kriteria inklusi pada ibu hamil adalah:

a. Ibu hamil trimester III (usia kehamilan 28-42 minggu)

b. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis

c. Ibu tidak tuli, dan sehat jasmani (tidak gila)

2. Kriteria Eksklusi

a. Subyek menolak untuk menjadi responden.

(35)

G. Pengalokasian Subyek

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel penelitian dari data

anggota populasi kemudian dilakukan undian dan didapat daftar nama

sebanyak 34 responden dan semua sampel sebagai kelompok eksperimen.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas: Penyuluhan

a) Definisi : kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan yang bertujuan

jangka pendek yakni penghasilkan perubahan pengetahuan.

b) Alat Ukur : tercatat dalam lembar presensi

c) Skala pengukuran: Nominal dikotomik yaitu ibu yang diberi

penyuluhan dan yang tidak diberikan penyuluhan.

2. Variabel terikat, yaitu tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang persalinan

a) Definisi : pemahaman ibu hamil tentang persalinan, tanda-tanda

persalinan, hal yang harus dilakukan ibu dan keluarga ketika proses

persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan.

b) Teknis pengukuran :Tingkat pengetahuan diukur sebelum

penyuluhan (pre-test ) dan sesudah penyuluhan (post test). Pre test

dan post testPre-test dan post-test dilakukan pada hari yang sama.

c) Alat ukur : kuesioner (pre test dan post test)

(36)

I. Cara Kerja

1. Intervensi Penelitian

Intervensi yang diberikan oleh peneliti adalah memberikan

penyuluhan. Subyek penyuluhan di beri undangan 2 minggu sebelum

diadakan penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap

dengan estimasi waktu sama yaitu 30 menit tanpa sesi diskusi. Penyuluhan

pertama dilakukan pada tanggal 20 Mei 2011 dengan peserta sebanyak 10

orang. Penyuluhan kedua pada tanggal 15 Juni 2011 dengan peserta

sebanyak 12 orang dan penyuluhan ketiga tanggal 22 juni 2011 sebanyak

12 orang .Peneliti mengundang responden untuk mengikuti penyuluhan

pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Penyuluh atau pemberi

materi dalam penyuluhan ini adalah peneliti sendiri. Sebelum penyuluhan

subyek diberikan pre test dan setelah penyuluhan diberikan post test.

Pelaksanaan post test dilakukan pada hari yang sama. Hal ini karena

subyek bisa drop out karena persalinan.

2. Instrument penelitian

Instrumentasi penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dah hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Arikunto, 2006)

a. Penyuluhan

(37)

3) Alat ukur : terpapar hadir, dicatat dalam lembar presensi

b. Tingkat pengetahuan

Alat ukur berupa kueisioner (pretest dan postest) untuk

mengetahui pengetahuan responden tentang persalinan terdiri dari 37

pertanyaan dan responden dipersilakan memilih dengan memberikan

tanda pada kolom benar atau salah, kemudian dikoreksi sesuai dengan

kunci jawaban. Untuk jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban

salah diberikan skor 0.

Tabel 3. 1. Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan

Variasi

Persalinan 1) Pengertian persalinan 1, 4, 5, 6, 38 5 butir

2) Tanda persalinan 7, 8, 9, 10, 11 5 butir

3) Tanda bahaya

persalinan

12, 13, 14, 15, 23, 26 6 butir

4) Posisi meneran 16, 17, 18, 33, 40 5 butir

5) Hal-hal yang bisa

dilakukan ibu saat persalinan

20, 21, 27, 34, 35 5 butir

6) Tahap persalinan 22, 24, 25, 36, 37 5 butir

7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

2, 28, 29, 30, 31, 32 6 butir

3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebuah instrumen yang telah diujikan terlebih dahulu kepada 20

orang ibu hamil diluar sampel penelitian yang berasal dari tempat yang

berbeda dan karakteristik yang sama (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas di Puskesmas Sibela

dengan jumlah item soal sebanyak 40 butir dengan kisi soal sebangai

(38)

Tabel 3.2 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan

Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas

Variasi

Persalinan 1) Pengertian persalinan 1, 4, 5, 6,7 5 butir

2) Tanda persalinan 8, 9, 10, 11,12 5 butir

3) Tanda bahaya

persalinan

13, 14, 15, 16, 23, 26 6 butir

4) Posisi meneran 17, 18, 20, 21, 38 5 butir

5) Hal-hal yang bisa

dilakukan ibu saat persalinan

22, 23, 27, 34, 35, 5 butir

6) Tahap persalinan 24, 25, 36, 37, 39 5 butir

7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

2, 28, 29, 30, 31, 32, 40 6 butir

a. Uji Validasi

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Azwar 2007). Untuk

menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi product

momment , yaitu

rxy = koeisien korelasi antara variable x dan variable y, dua variable

yang dikorelasikan.

N = banyaknya peserta tes

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total

(39)

∑XY = jumah perkalian skor item dan skor total

(Arikunto, 2006)

Proses uji validitas data dibantu dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17. Nilai

signifikasi yang digunakan 0,05 dengan jumlah sampel (N) sebanyak

20 maka nilai rtabel adalah 0,444. Validitas dilakukan dengan

membandingkan hasil korelasi (rhitung) dengan rtabel. Butir pertanyaan

kuesioner dinyatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan rhitung >

rtabel. Berdasarkan uji validitas dari total 40 pertanyaan, jumlah yang

tidak valid sebanyak 3 item yaitu nomor 3, 19 dan 39 (rhitung < 0,444).

Instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sehingga

dihilangkan, maka jumlah pertanyaan menjadi 37 (Azwar, 2007;

Riyanto, 2011).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup

dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mengarah pada tingkat

keterandalan sesuatu. Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat

keandalan suatu instrument sehingga dapat diramalkan apabila alat

ukur yang digunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang hampir

sama dalam waktu yang berbeda dalam wakatu yang berbeda (Azwar,

2007).

Untuk uji reliabilitas alat ukur, peneliti menggunakan rumus

(40)

ri = ( k / k - 1 ) ( 1 - ∑

σ

b

2/

σ

t2 )

Keterangan:

ri = reliabilitas instrumen

k = jumlah item yang valid

σb2

= jumlah keseluruhan varians item

σt2 = varians total atau varians skor total

Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach dikatakan reliabel jika

hasil olah data didapatkan nilai ≥ 0,6, setelah dilakukan uji reliabilitas

kepada 20 responden didapat besarnya nilai Alpha pada kuesioner

persalinan dimasukkan dalam rumus didapatkan hasil uji koefisien

reliabilitas instrumen adalah 0,923 (r hitung > 0,6), maka hasil uji

reliabel valid. Jadi kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini telah

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows

J. Rencana Analisis Data

1. Rencana pengolahan data

Dalam proses pengolahan data menurut Hidayat (2007) terdapat

langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

a. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di

(41)

b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori untuk mepermudah proses

pengolahan data.

c. Entry Data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telahdikumpulkan

ke dalam master tabel atau data base komputer kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana.

2. Rencana Analisis Data

a. Analisis Univariat

Menurut Notoatmodjo (2005) analisis univariat merupakan

analisis terhadap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Variabel yang

dianalisa secara univariat adalah karakteristik responden, variabel

penyuluhan, variabel tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

persalinan.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis variabel-variabel

penelitian guna menguji hipotesis penelitian dan melihat hubungan

antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisis ini untuk

membandingkan nilai variabel terikat berdasarkan variabel bebas

(42)

digunakan disesuaikan dengan skala yang dipakai. Dalam hal ini

variabel data berskala nominal dan interval sehingga digunakan uji

t-test berpasangan atau paired t-test. Proses analisis data dengan

menggunakan SPSS 17.0 for windows. Dalam analisis ini, suatu

hipotesis (Ha) dapat diterima apabila nilai t hitung lebih besar dari t

tabel dengan derajat kesalahan yang bernilai 0,05 (Sugiyono, 2009).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Ngoresan adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat

pertama di wilayah kecamatan Ngoresan Kota Surakarta. Puskesmas

Ngoresan merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

yang melayani pemeriksaan KIA, KB, dan imunisasi. Akses menuju pusat

pelayanan kesehatan masyarakat ini relatif mudah dengan jalur

transportasi yang baik.

Penelitian ini dilakukan terhadap ibu hamil trimester III dengan

usia kehamilan 28-42 minggu sebanyak 34 orang. Jumlah tersebut sesuai

dengan perhitungan estimasi besar sampel. Sebelum dilakukan penelitian

pada bulan Mei 2011 peneliti telah melakukan uji validasi kuesioner lebih

dahulu kepada 20 orang ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan

28-42 minggu di Puskesmas Sibela sebagai prasyarat kuesioner yang akan

dipakai sebagai instrument penelitian. Uji validitas dan reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 17.

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik responden

(44)

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (jiwa) Persentase

(%)

<20 tahun 2 6

20-35 tahun 31 91

>35 tahun 1 3

Total 34 100

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut menunjukkan paling

dominan responden dengan umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 31

responden (91%). Sebanyak 2 responden (6%) berumur <20 tahun,

dan sebanyak 1 responden (3%) berumur >35 tahun.

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi (jiwa) Persentase(%)

SD 1 2,94

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden mempunyai pendidikan hingga lulus Sekolah

Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 21 responden (61,76%).

Sedangkan ibu hamil yang berpendidikan hingga tingkat SMP

adalah 7 responden (20,59%), diploma sebanyak 3 responden

(45)

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden

yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 responden

(73,53%), sebanyak 5 responden (14,71%) bekerja sebagai

wiraswasta, 2 responden (5,88%) bekerja sebagai PNS (Pegawai

Negeri Sipil) dan sebanyak 2 responden (5,88%) bekerja sebagai

buruh.

d. Karakteristik responden berdasarkan paritas

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak

21 responden (61,76%) belum pernah melahirkan, 9 responden

(46)

(26,74%) pernah melahirkan satu kali dan sebanyak 4 responden

(11,76%) pernah melahirkan sebanyak dua kali.

C. Analisis Bivariat

1. Data Hasil Penelitian

a. Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

(pre test dan post test)

Pre test dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

dasar responden sebelum diberikan penyuluhan tentang persalinan.

Sedangkan post test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan

responden yang sudah diberikan penyuluhan persalinan.

Rata-rata selisih skor pre test dan post test adalah 9,94

(positif) yang menunjukkan bahwa skor hasil post test lebih tinggi

daripada pre test. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan

sebelum diberi penyuluhan dan sesudah diberi penyuluhan.

2. Uji Normalitas

Uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum uji analisis adalah

uji normalitas data. Uji normalitas terhadap hasil skor pre test and Tabel 4.5 Hasil Pre Test dan Post Test tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Persalinan Mean/

rata-rata

Standar Deviasi Skor

Tertinggi

Skor Terendah

Pre Test 63,99 9,09 78,38 37,84

(47)

post test dihitung menggunakan shappiro wilk dengan program

SPSS 17. Hasil perhitungan normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor Hasil Pre test dan Post test

Uji Shapiro-Wilk

Statistik Df /N Signifikansi

Pre test .957 34 .202

Post test .961 34 .258

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa data pre

test terdistribusi normal karena nilai signifikansi 0.202 atau > 0,05,

sedangkan data post test juga terdistribusi normal yakni 0, 258 atau

>0,05.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan

analisis statistik. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

Ho: data terdistribusi normal

Ha: data tidak terdistribusi normal.

Dari out put SPSS pada tabel uji normalitas dapat dilihat

bahwa nilai p value > 0,05, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi

normal.

b. Analisis data

Untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan terhadap

pengetahuan ibu hamil tentang persalinan pada ibu hamil dengan

skala variabel nominal dan interval digunakan uji statistik paired

(48)

Tabel 4.7 Hasil Uji Paired t-test (T-test berpasangan)

Hipotesis pada penelitian ini adalah Ho (tidak ada pengaruh

penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

persalinan) dan Ha (ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Dalam penelitian ini,

suatu hipotesis (Ha) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari

nilai t table dengan derajat kesalahan < 0,05.

 

(49)

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil dari tahu dan mempunyai

6 tingkatan dari tingkat rendah ke tingkat lebih tinggi yaitu tahu, paham,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan terhadap 34 responden di Puskesmas

Ngoresan Surakarta dengan melakukan pre test tentang persalinan

sebanyak 37 soal diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,99 dengan nilai

tertinggi sebesar 78,38 dan nilai terendah sebesar 37,84. Dalam hal ini

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain

faktor pendidikan, keterpaparan informasi dan pengalaman (Irmayati,

2007).

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 61,76%

pendidikan ibu adalah tamatan SMA. Sesuai dengan pendapat Irmiyati

(2007), bahwa pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan. Sehingga, semakin tinggi pendidikan

semakin banyak pengetahuan yang didapatkan.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan adalah

(50)

melalui komunikasi interpersonal, atau melalui media massa antara lain

televise, radio, koran, dan majalah. Notoatmodjo (2007) menambahkan

bahwa sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

penginderaan terutama melalui mata dan telinga. Sehingga dengan

penginderaan, seseorang dapat dengan lebih mudah memperoleh

informasi.

Akses dalam memperoleh informasi dapat didukung melalui

pekerjaan seseorang. Purwanti (2004) dalam penelitian yang dilakukan

oleh Febrianti (2007) berpendapat bahwa pekerjaan seseorang sangat

berhubungan dengan pergaulan sosial seseorang, sehingga sangat

memungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dan memperoleh

informasi lebih luas. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu bekerja

sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu rumah tangga memiliki lebih banyak

waktu untuk mengakses informasi melalui media elektronik dan juga

mengikuti kegiatan masyarakat. pada saat mengikuti kegiatan di

masyarakat akan terjadi komunikasi, saling tukar informasi dan

pengalaman (Soekamto, 2002)

Selain itu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan adalah

pengalaman. Irmayanti (2007) menjelaskan bahwa pengalaman adalah

upaya untuk memperoleh pengetahuan. Seiring dengan bertambahnya usia

seseorang, maka bertambah pula pengalamannya. Seseorang cenderung

(51)

berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur

20-35 tahun yaitu sebanyak 91%. Hal ini juga berkaitan dengan

pengalaman melahirkan sebelumnya. Dari hasil penelitian terdapat

sebanyak 61,76% ibu belum pernah melahirkan sehingga belum memiliki

pengetahuan secara detail tentang persalinan..

B. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Persalinan

Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Untuk mengetahui

perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan maka dilakukan

pre test dan post test.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pengetahuan

sebelum dilakukan penyuluhan (pre test) sebesar 63,99. Sedangkan

rata-rata skor pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan (post test)

meningkat menjadi 73,93. Hasil pre test lebih baik daripada post test

karena adanya suatu perlakuan yaitu sebelum post test ibu hamil diberikan

perlakuan (penyuluhan tentang persalinan). Uji statistik dengan paired

t-test mendapatkan hasil yaitu nilai t hitung > t table ( 4, 246 > 2,042) dan

nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (penyuluhan)

(52)

ini sesuai dengan teori bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi

juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan (Fitriani, 2011).

(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Pengaruh Penyuluhan terhadap

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan di Puskesmas Ngoresan

Surakarta“ dengan sampel sebanyak 34 orang dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sebelum diberikan

penyuluhan dapat dilihat berdasarkan hasil pre test didapatkan nilai rata

sebesar 63,99 dengan skor tertinggi sebesar 78,38 dan skor terendah

sebesar 37,84.

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan setelah siberi

penyuluhan dapat dilihat dari hasil post tes yaitu nilai rata-rata sebesar

73,93 dengan nilai tertinggi sebesar 73,93 dan nilai terendah sebesar

48,65.

3. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sebelum

dan sesudah penyuluhan. Hasil analisis data untuk pengetahuan

menggunakan uji Paired t-test menunjukkan nilai p = 0,000. Artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara penyuluhan terhadap

peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan.

B. Saran

(54)

Diharapkan agar tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih

meningkatkan pengetahuan tentang persalinan kepada komunitas melalui

penyuluhan di posyandu, pemberian leaflet dan lain sebagainya.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran mengenai pentingnya pentingnya pengetahuan tentang

persalinan, agar nantinya ibu dapat bersalin secara normal dengan ibu dan

bayi sehat.

3. Bagi Penelitian Lanjutan

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode

penyampaian penyuluhan yang berbeda dari penelitian ini (ceramah) untuk

menilai seberapa besar peningkatan pengetahuan antara metode satu

dengan yang lainnya.

  

 

 

 

 

 

 

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.P=35-253

Azwar, S.2008. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

pp 4-8

DepKes Kota Surakarta. 2010. Profil Kesehatan DKK Surakarta Tahun 2010. Surakarta.pp 3-16

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. tidak

dipublikasikan P1-35

DepKes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Persalinan. pp 123-124

Depkes RI Tenaga Kesehatan. 2010. “Prioritas pada Angka Kematian Ibu

dan Bayi”, http:/www.tenaga-kesehatan.or.id/publikasi. (20 Februari

2011)

Emilia, O. 2008 Promosi Kesehatan Dalam Ruang Lingkup Kesehatan

Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Cendekia Press. Hal: 7-11

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal: 69-81, 139-128, 193-168.

Guyton, Athur C. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.pp400-421

Hidayat A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.pp 43-132

Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.pp 25-40

Irmayanti. 2007.Pengetahuan. http:/id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan. Diakses tanggal 25 Februari 2011

Machfoedz, I. dan Suryani, E. 2008. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi

Kesehatan, Yogyakarta: Fitramaya.pp 24-27

Maimunah, S. 2004. Kamus Istilah Kebidanan.Jakarta: EGC pp142

(56)

Meliono. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI. Pp 12-15

Moekijat. 2003. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung; Mandiri Maju.pp.1-41

Mubarak, I. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Mengajar

dalamPendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. P: 10-20

Murti, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.pp.42, 118-121

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.pp 185-191

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.pp.77-130

Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. P: 127-44

Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Dan Neonatal. Edisi 1 Cetakan 10. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatis, dan R&D . Bandung : Alfabeta.P:91

Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. PP: 57-67

Septalia, R.E. 2008. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Dari

Http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Februari 2011

Taufiqurohman M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Surakart: UNS Press.pp.91-122

Varney H. dkk, 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

(57)

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi 3 Cetakan 8. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pp 171-202

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur…………………………….36
Gambar 2. Skema Kerangka Konsep………………………………………….…23
gambar atau kombinasi keduanya (Fitriani, 2011)
Gambar 1. Proses penyuluhan menjadi pengetahuan (Guyton, 1995)
+7

Referensi

Dokumen terkait

anggah-ungguh kruna bahasa Bali dalam bahasa pergaulan masyarakat suku Bali dapat disimpulkan sebagai berikut. Sebagai konsekuensi adanya stratifiksi masyarakat suku

Merupakan produk pembiayaan untuk masyarakat yang menggunakan valuta rupiah, pembiayaan ini diperuntukan bagi karyawan tetap pada sebuah perusahaan yang

Pada Tabel 3, hasil statistik secara pair- wise comparison antara kelompok jalan kaki in- tensitas sedang dengan kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penurunan kadar

Terkontrol Dengan Beban R dan L Tanpa Filter Aktif Dari Gambar 4.6 (a) terlihat bahwa bentuk gelombang arus pada masing-masing fasa tidak sinusoidal murni, artinya bahwa

Suatu ruang topologi (X,T) dikatakan lengkap jika dan hanya jika terdapat suatu keseragaman V atas X sedemikian sehingga ruang seragam (X,V) adalah lengkap dan T

Perempuan itu bernama Zarah. Ayahnya, Firas, lelaki yang terafeksi terhadap fungi, menularkan euforia jejamuran terhadap anak perempuannya. Mewariskan segenap

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kekhususan tulisan yang dihasilkan oleh Ratna Sarumpaet sebagai pengarang perempuan dan mendeskripsikan posisi tokoh utama perempuan

Interaksi antara penduduk Pulau Bali yang beragama Hindu dengan orang yang memeluk agama Islam yang datang ke Bali beberapa abad yang lalu sangat memungkinkan mereka