PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS
NGORESAN SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh:
Rahma Mafaz Cholishiyyana R 0107073
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
ABSTRAK
Rahma Mafaz Cholishiyyana, R0107073. PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011
Latar belakang: berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2010 angka kematian ibu sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian maternal pada waktu bersalin sebesar 31,24%. Ketidaktahuan tentang persalinan merupakan salah satu faktor yang berperan pada tingginya angka kematian maternal
Tujuan: penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan
Metodologi: penelitian ini menggunakan desain penelitian Eksperimen Quarsi one group pre test dan post test dengan teknik sampling simple random sampling. Jumlah sample 34 jiwa dengan Instrument penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Analisi data menggunakan teknik
paired t test dengan bantuan program SPSS for windows versi 17.
Hasil Penelitian: hasil analisis data dengan paired t test menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (P< 0, 005).
Kesimpulan: terdapat pengaruh antara penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan.
ABSTRACT
Rahma Mafaz Cholishiyyana, R0107073. 2011. THE EFFECT OF COUNSELING TO THE LEVEL OF PREGNANT WOMEN’S KNOWLEDGE EXTENSION ABOUT CHILDBIRTH IN NGORESAN HEALTH CENTER, SURAKARTA. Diploma IV Midwifery Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta
Background: Demographic and Health Survey Indonesia in 2010 the maternal mortality rate 226 / 100,000 live births. Causes of maternal death in childbed of 31.24%. Low level of knowledge about childbirth is a factor contributing to high maternal mortality
Objective: this study aimed to determine the effect of counseling with the level of knowledge of pregnant women about childbirth.
Methodology: this research used experiment quarsi design, with one group pre test and post test and simple random sampling technique. Total sample were 34 pregnant women who cheked her pregnancy in Ngoresan Health Center. Every pregnant women was given knowledge questionnaires about childbirth. Then those data were analyzed used paired t test techniques with SPSS 17 for Windows.
Research Findings: the results of data analysis with paired t test showed the value significancy (p) of 0.000 (P <0, 005).
Conclusion: there is a significant effect between counseling with the knowledge level of pregnant woman about childbirth.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………..1
A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Rumusan Masalah………....3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...………...5
A. Tinjauan Teori……….5
1. Penyuluhan………5
2. Pengetahuan……….10
3. Persalinan……….16
B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan ……….21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….24
A. Desain Penelitian………..24
E. Kriteria Restriksi………26
F. Pengalokasian subyek………....27
G. Definisi Operasional………..27
H. Cara Kerja………..28
I. Rencana Pengolahan dan analisis data………..32
BAB IV HASIL PENELITIAN………….……….35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………...35
B. Hasil Analisi Univariat………..35
C. Hasil Analisis Bivariat………...38
BAB V PEMBAHASAN……….41
A. Karakteristik Responden……….……….41
B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap tingkat Pengetahuan Ibu Ham.il tentang Persalinan………...43
BAB VI PENUTUP……….45
A. Kesimpulan ………...45
B. Saran………..45
DAFTAR PUSTAKA………..47
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan………….29
Tabel 3.2 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas………...30
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur……….36
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan……….36
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………...37
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas………37
Tabel 4.5 Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pesalinan………38
Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor Hasil Pre test dan Post test……….39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses Penyuluhan Menjadi Pengetahuan………..……….22
Gambar 2. Skema Kerangka Konsep……….…23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 . Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2. Surat Persetujuan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Ijin Penenlitian dan Pengambilan Data
Lampiran 6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penenlitian dan Pengambilan Pata
Lampiran 7. Jadual Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 9. Materi Penyuluhan Persalinan
Lampiran 10. Undangan Menghadiri Penyuluhan tentang Persalinan
Lampiran 11.Print Slide Penyuluhan Persalinan
Lampiran 12. Leaflet Penyuluhan tentang Persalinan
Lampiran 13. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 14. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 15.Kuesioner Pre test dan Post test Pengaruh Penyuluhan terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan
Lampiran 16 Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 17. Data Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 18 Hasil Analisa Data
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
umur harapan hidup yang sangat ditentukan oleh indikator kesehatan lain
yakni angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). (Depkes
RI, 2010)
Di Indonesia AKI pada tahun 2009 mencapai 119/100.000 dan AKB
sebesar 28/1000 kelahiran hidup. Untuk propinsi Jawa Tengah, AKI
mencapai 116/100.000 dan AKB sebesar 10,37/1000 kelahiran hidup. Kota
Surakarta pada tahun 2009 AKI sebesar 153,82 /100.000 dan AKB
5,67/1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan DKK Surakarta Tahun 2010)
Penyebab kematian maternal tersebut paling banyak adalah pada
waktu nifas sebesar 45,16%, disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar
31,24%, dan pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian adalah
perdarahan sebesar 27,87%, eklampsi sebesar 23,27%, infeksi sebesar 5,2%
dan lain-lain sebesar 43,18% (Dinkes Jateng, 2009).
Kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan, dan rendahnya status wanita
merupakan beberapa faktor sosio-budaya yang berperan pada tingginya
angka kematian maternal. Tingginya AKI mencerminkan rendahnya
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Tingkat
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal,
keterpaparan informasi, pengalaman, dan usia (Irmayati, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah salah satu usaha pendidikan yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan /informasi menanamkan keyakinan (Fitriani,
2011). Dengan adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu hamil
tentang persalinan akan bertambah sehingga mengerti dan bersedia
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan dengan 17 puskesmas salah
satunya adalah Puskesmas Ngoresan, kecamatan Jebres. Melalui studi
pendahuluan yang telah dilakukan tanggal 2 Mei 2011 dilaporkan populasi
ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Ngoresan sebanyak
104 orang terhitung dari bulan Januari 2011 hingga akhir April 2011.
Observasi dilakukan terhadap 10 ibu hamil dengan memberikan tes
pengetahuan tentang persalinan dan kuesioner tentang penyuluhan
persalinan, didapatkan hasil sebanyak 80% menyatakan bahwa penyuluhan
persalinan itu sangat dibutuhkan ibu hamil untuk menghadapi persalinan,
dan sebesar 40% dari ibu hamil yang mengetahui persalinan dan tanda
bahaya persalinan dengan kata lain sebanyak 60% ibu hamil belum
Dari data hasil studi pendahuluan tersebut peneliti ingin meneliti
pengaruh penyuluhan tentang persalinan terhadap peningkatan pengetahuan
ibu hamil di kelas ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
“Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
tentang persalinan pada ibu hamil?”
C. Tujuan
1) Tujuan umum
Mengetahuai pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil
2) Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang
persalinan sebelum diberikan penyuluhan persalinan.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang
persalinan setelah diberikan penyuluhan persalinan.
c. Untuk menganalisa pengaruh penyuluhan tentang persalinan
terhadap tingkat pengetahuan pada ibu hamil tentang persalinan.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan penyuluhan persalinan
b. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi profesi bidan
Penyuluhan merupakan salah satu peran bidan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang persalinan.
b. Bagi Masyarakat
Dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang persalinan melalui
penyuluhan tentang persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan menurut Fitriani (2011) adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan.
Menurut Emilia (2008), pendidikan kesehatan timbul dari
kebutuhan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang
masalah kesehatan. Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi
masalah keehatan dan penyakit dikenal tahap pencegahan:
a. Pencegahan primer, meliputi promosi kesehatan (health promotion)
dan perlindungan khusus ( Spesific Protection)
b. Pencegahan sekunder, meliputi diagnosis dini dan pengobatan
segera (Early diagnosys and Prompt Treatment)
c. Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi
2. Tujuan penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan dalam waktu pendek adalah (immediate
impact), yaitu menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan
3. Tahap kegiatan penyuluhan
Menurut Harlon (1964) dikutip oleh Azwar (1983) dalam Fitriani
(2011) mengemukakan tahapan dalam penyuluhan antara lain:
a. Tahap sensitisasi
Tahapan ini dilakukan untuk memberikan informasi dan kesadaran
pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah kesehatan.
Pada kegiatan ini tidak memberikan penjelasan mengenai
pengetahuan, tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak
atau belum bermaksud untuk mengubah perilaku masyarakat.
b. Tahap publisitas
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk
kegiatan berupa press release yang dikeluarkan Departemen
Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
pelayanan kesehatan.
c. Tahap edukasi
Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sentisisasi yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta
mengarahkan pada perilaku yang diinginkan.
d. Tahap motivasi
Pada tahap ini masyarakat telah mampu perilakunya sesuai dengan
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
Septalia (2008) berpendapat, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang
menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi,
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah
pula dalam menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita
masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak
boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat terhadap Penyampai Informasi
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
dalam penyuluhan.
5. Sasaran Penyuluhan
Menurut Machfoedz (2008) sasaran penyuluhan kesehatan antara
lain: masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan,
masyarakat dalam kelompok tertentu, sasaran individu dengan teknik
pendidikan kesehatan individual.
Sasaran penyuluhan menurut Emilia (2008) adalah penyuluhan
meliputi
a. Penyuluhan massa yaitu penyuluhan ditujukan pada semua orang
b. Penyuluhan kelompok yaitu penyuluhan ditujukan pada kelonpok
melalui ceramah, demonstrasi. Dalam penyuluhan kolmpok
komunikasi trejadi secara timbale balik sehingga kemungkinan adanya
salah tafsir yang disampaikan.
c. penyuluhan perorangan yaitu penyuluhan yang disampaikan dengan
berhadapan langsung.
6. Langkah –langkah dalam penyuluhan
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluh yang baik harus
melakukan langkah–langkah sebagai berikut: mengkaji kebutuhan
kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
memprioritaskan masalah, menyusun perencanaan penyuluhan,
pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan serta tindak lanjut
7. Materi atau pesan penyuluhan
Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya memenuhi
persyaratan, antara lain: menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
materi tidak sulit dan mudah dipahami (Fitriani, 2011).
Menurut Emilia (2008) materi yang disampaikan dalam penyuluhan
dapat berasal dari berbagai sumber dengan mempertimbangkan hal-hal:
a. Apakah pesan dapat menyentuh sasaran?
b. Apakah pesan sesuai denga culture setempat?
c. Bagaimana pemahaman sasaran?
d. Apakah informasi akurat?
e. Apakah pesan dapat mencapai tujuan?
8. Metode Penyuluhan
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa metode harus disesuaikan
dengan sasarannya. Adapun metode penyuluhan antara lain:
a. Metode pendidikan individual (perorangan)
1) Bimbingan atau penyuluhan (Guidance dan counceling)
Dengan metode ini setiap masalah yang dialami klien dapat
dibantu penyelesainnya.
2) Wawancara
b. Metode pendidikan kelompok
1) Kelompok besar: ceramah, seminar. Ceramah merupakan
metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
menggunakan metode ini adalah tahap persiapan meliputi
kesiapan materi dan penguasaan materi serta tahap pelaksanaan
meliputi hal – hal yang harus diperhatikan oleh penceramah
dalam menyampaikan materi.
2) Kelompok kecil: diskusi kelompok, brain storming, snow
balling, buzz group, role play, dan permainan simulasi.
c. Metode pendidikan massa (public)
9. Media Penyuluhan
Menurut Fitriani (2011) media penyuluhan kesehatan digunakan
untuk mempermudah penerimaan kesehatan bagi masyarakat atau klien.
Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media
elektronik, dan media papan (billboard). Penelitian ini menggunakan
leaflet yaitu bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
gambar atau kombinasi keduanya (Fitriani, 2011)
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Notoatmodjo (2007) mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari
tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang.
2. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:
a. Tahu (know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang
yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang real, yaitu penggunaan hokum-hukum,
rumus-rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan menghubungkanbagian-bagian dalam bentuk
keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation).
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu obyek atau materi. Penilaian tersebut berdasarkan suatu criteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
Menurut Irmayati (2007) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain:
a. Pendidikan formal maupun informal
Adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.semakin tinggi pendidikan semakin banyak
pengetahuan yang didapat.
b. Keterpaparan informasi
Informasi sebagai transfer penegtahuan. Informasi dapart dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disalurkan melalui
komunikasi interpersonal atau melalui media masa antara lain
c. Pengalaman
Merupakan upaya memperoleh pengetahuan. Seiring dengan
bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga semakin
bertambah. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mubarak,
2007)
d. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya memperoleh pengetahuan lebih
mendalam.
e. Usia
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
fisik dan psikologi (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf
berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
4. Pola Umum Sistem Syaraf yang Terlibat
Guyton (1995) mengatakan bahwa sebagaian besar kegiatan sistem
syaraf berasal dari pengalaman sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa
reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau
reseptor lain. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi
segera, atau kenangan di dalam otak selama bermenit-menit,
berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan
Sebagian sistem sensoris, bagian somatik, menghantarkan informasi
sensoris dari reseptor-reseptor pada seluruh permukaan tubuh dan
struktur-struktur dalam tubuh. Informasi ini memasuki sistem saraf melalui nervus
spinalis dan dihantarkan ke dalam medula spinalis pada semua tingkatan;
substansi retikularis medula oblongata, pons dan mesenfalon; serebelum;
talamus; dan daerah somestetik korteks serebri. Tetapi di samping daerah
“sensoris primer” ini, pada dasarnya sinyal-sinyal kemudian disampaikan
ke semua segmen lain dari sistem saraf.
Hanya sebagian kecil saja dari informasi sensoris yang penting dan
menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar sisanya disimpan
untuk mengatur kegiatan motorik di waktu yang akan datang dan
digunakan untuk proses berpikir. Penyimpanan terbesar ini terjadi di
korteks serebri, tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan
medula spinalis dapat menyimpan sejumlah kecil informasi.
Penyimpanan informasi merupakan proses yang kita sebut daya ingat
dan juga merupakan suatu fungsi sinaps. Setiap kali suatu sinyal sensoris
tertentu melalui serangkaian sinaps, sinaps yang bersangkutan menjadi
lebih dapat menghantarkan sinyal yang sama pada kesempatan berikutnya,
proses ini disebut fasilitasi. Bila sinyal sensoris tersebut telah melalui
sinaps-sinaps itu berulang-ulang, sinaps-sinaps itu akan menjadi demikian
terfasilitasi sehingga sinyal-sinyal ”pusat pengatur” di otak dapat
suatu persepsi mengalami perasaan yang asli, meskipun itu sebenarnya
hanya merupakan suatu ingatan mengenai perasaan tersebut.
Dalam korteks serebri, perangsangan listrik pada korteks visual
primer di dalam lobus oksipital menyebabkan orang dapat melihat
objek-objek yang sederhana. Korteks visual saja tidak dapat menganalisa
informasi secara sempurna pola visual yang rumit, sehingga harus
bekerjasama dengan daerah-daerah lain yang berdekatan di dalam korteks
oksipital, daerah asosiasi visual.
Penghantaran listrik pada korteks auditorius di dalam lobus
temporal menyebabkan orang mendengar bunyi sederhana. Sama seperti
pada korteks visual, korteks auditorius harus bekerjasama dengan daerah
asosiasi auditorius agar dapat menganalisa informasi secara sempurna.
Hampir semua mengetahui apa yang dimaksud dengan pikiran dan
bagaimana menguraikannya, akan tetapi dalam istilah abstrak hampir tidak
mungkin dapat didefinisikan. Pengertian mengenai suatu pemandangan
visual pada suatu saat tertentu atau seluruh pengertian mengenai keadaan
sekitar seseorang, respons terhadap informasi sensoris lainnya merupakan
pikiran lainnya, gambaran suatu persamaan matematis dalam pikiran
seseorang merupakan pikiran ketiga. Jadi, pengetahuan setiap saat dapat
didefinisikan sebagai suatu pikiran dan dapat pula didefinisikan sebagai
kesadaran. Pikiran, kesadaran, daya ingat dan belajar, semuanya
5. Pengukuran pengetahuan
Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan domain di atas (Fitriani, 2011).
C. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Proses pengeluran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2007)
2. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung adalah:
a. Kekuatan kontraksi: semakin lama semakin kuat. Saat mulas dinding
perut terasa keras.
b. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit
sekali, kemudian semakin sering.
c. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera
melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika
perdarahan banyak, ibu perlu segera ke polindes atau puskesmas
tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur
3. Hal –Hal yang Dilakukan Ibu ketika Proses Persalinan Berlangsung
Meliputi:
a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu
masih dapat makan, minum, buang air kecil, dan jalan-jalan selama
proses persalinan sesuai nasehat tenaga kesehaan.
b. Jika mulas bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan
keluarkan melalui mmulut
c. Jika ibu ingin buang air besar segera beritahu bidan atau dokter.
d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi
akan lahir
4. Tanda Bahaya Persalinan
Proses persalinan diduga mengalami gangguan jika terdapat kondisi
sebagai berikut
a. Perdarahan dari jalan lahir
b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu tidak kuat mengejan
d. Ibu mengalami kejang
e. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
f. Air ketuban keruh dan berbau
g. Ketuban pecah dini
Jika keadaan di atas dialami ibu di rumah maka ibu harus segera
dibawa ke petugas kesehatan baik di polindes maupun puskesmas dengan
(Varney, 2007)
5. Posisi untuk Persalinan
Posisi yang baik untuk berlangsungnya proses persalinan adalah:
a. Duduk atau setengah duduk: posisi ini memudahkan penolong untuk
membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/ mensupport
perineum
b. Posisi merangkak: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,
membantu bayi melakukan rotasi, memininalisasikan peregangan pada
perineum sehingga memperkecil kemungkinan terjadi robekan
perineum
c. Berjongkok atau berdiri: membantu penurunan kepala bayi,
memperbesar ukuran panggul (menambah 28% ruang outlet), dan
memperbesar dorongan untuk meneran sehingga memberikan
kontribusi pada laserasi atau robekan pada perineum
d. Berbaring miring ke kiri: posisi ini memberikan rasa santai pada ibu
yang keletihan, memberikan oksigenasi yang baik bagi janin, dan
membantu mencegah terjadinya laserasi / robekan jalan lahir
Sedangkan posisi yang tidak diperbolehkan untuk proses persalinan
adalah posisi terlentang atau litotomi. Posisi ini tidak diperbolehkan
karena:
a. Dapat menyebabkan sindrome supine hypotension karena tekanan
b. Dapat menambah rasa sakit
c. Dapat memperlama proses persalinan
d. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
e. Membuat buang air menjadi lebih sulit
f. Membatasi pergerakan ibu
g. Membuat ibu semakin lemah tidak berdaya
h. Menambah kemungkinan terjadi laserasi pada perineum
i. Bisa menimbulkan kerusakan syaraf kakidan punggung
(Varney, 2007)
6. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu;
a. Kala I ( Pembukaan)
Pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10cm).
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase:
1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat: sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase
yaitu:
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi
4cm.
b) Periode delatasi maksimal: selama 2 jam pembukaan
c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2jam
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
(Varney, 2007)
b. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin masuk panggul, pada his dirasakan tekanan pada
otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa mengejan. Perinium
menonjol, anus dan labia membuka, kemudian kepala janin tampak di
vulva. Kala II pada primi berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multi rata-rata 0,5 jam. (Winkjosastro, 2005)
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Dalam kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, plasenta akan terlipat, menebal. (DepKes RI,
2007)
Dalam 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke vagina dan
akan lahir spontan yang disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200
cc. (Varney, 2007)
d. Kala IV (Observasi)
TTV (Tanda-Tanda Vital), kontraksi uterus dan perdarahan. (DepKes
RI, 2007)
7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Sebelum persalinan berlangsung bidan atau penolong persalinan akan
memberi tahu kepada ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (½-1 jam) setelah lahir,
dengan cara bayi dikeringkan terlebih dahulu kemudian letakkan bayi di
dada ibu agar bayi berusaha mencari putting susu ibunya. Upaya untuk
menyusu dilakukan dalam 30 menit sampai satu jam pertama kelahiran.
Hal ini penting untuk proses menyusui selanjutnya yaitu merangsang
produksi ASI serta memperkuat reflek menghisap bayi. Reflek menghisap
awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
(Varney, 2007)
D. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Persalinan.
Penyuluhan kesehatan menurut Fitriani (2011) adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan. Tujuan dari penyuluhan dalam waktu pendek adalah (immediate
impact), yaitu menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan
masyarakat. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Tingkat
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal,
adanya penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan
akan bertambah sehingga mengerti dan bersedia melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan. Jika dilihat dari segi kedokteran,
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Proses Penerimaan informasi
Sinyal sensoris (Reseptor visual)
Sinyal sensoris (Reseptor auditorius)
Corteks cerebri
Korteks visual primer
Korteks auditorius primer
Analisa informasi Informasi
E. Kerangka konsep
Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan kerangka konsep sebagai
berikut:
Gambar 2. Skema Kerangka Konsep
(Moekijat (2003), Guyton (1995))
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
F. Hipotesis
Penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil
tentang persalinan. 2. Tanda –tanda persalinan 3. Hal yang perlu dilakukan ibu
saat persalinan
4. Tanda bahaya persalinan 5. Posisi meneran
6. Proses persalinan
7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Faktor – faktor yang
Tingkat Pengetahuan tentang Persalinan Menerima informasi
Melakukan persepsi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental
untuk dengan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok (one group
pra- post test design). Pretest-postest design adalah penelitian yang
dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih
dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah diberikan intervensi kemudian
dilakukan kembali post test (pengamatan akhir) (Hidayat, 2007). Peneliti
memberikan perlakuan atau intervensi terhadap subyek penelitian yaitu
penyuluhan tentang persalinan, kemudian hasil dari perlakuan tersebut
diamati, diukur dan dianalisis
Pola one-group pre-post testdesign adalah:
OI (X) O2
Gambar 3. Rancangan Penelitian
Keterangan :
OI : pengamatan sebelum intervensi
X : intervensi
O2 : pengamatan setelah intervensi
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ngoresan, Surakarta
pada bulan Mei-Agustus 2011.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil di
Kecamatan Jebres
2. Populasi aktual
Semua ibu hamil trimester III (usia kehamilan 28-42 minggu) yang
memeriksakan kehamilannya di wilayah Puskesmas Ngoresan
D. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2007). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan dan berada dikawasan Puskesmas Ngoresan
Surakarta serta memenuhi kriteria restriksi.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling dalam
penelitian ini adalah simple random sampling yaitu sampel acak
sederhanayaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap
unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
E. Estimasi Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
rumus (Notoatmodjo, 2005) :
n = N
1+ N ( d2)
Keterangan :
N = besar populasi (52 jiwa)
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan (0,1/10%)
Dari rumus diatas, besar sample yang digunakan dalam penelitian
sebesar 34 orang.
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakter sebuah subyek dalam
populasinya, yaitu semua ibu hamil di wilayah puskesmas Ngoresan
Surakarta. Adapun kriteria inklusi pada ibu hamil adalah:
a. Ibu hamil trimester III (usia kehamilan 28-42 minggu)
b. Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis
c. Ibu tidak tuli, dan sehat jasmani (tidak gila)
2. Kriteria Eksklusi
a. Subyek menolak untuk menjadi responden.
G. Pengalokasian Subyek
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel penelitian dari data
anggota populasi kemudian dilakukan undian dan didapat daftar nama
sebanyak 34 responden dan semua sampel sebagai kelompok eksperimen.
H. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas: Penyuluhan
a) Definisi : kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan yang bertujuan
jangka pendek yakni penghasilkan perubahan pengetahuan.
b) Alat Ukur : tercatat dalam lembar presensi
c) Skala pengukuran: Nominal dikotomik yaitu ibu yang diberi
penyuluhan dan yang tidak diberikan penyuluhan.
2. Variabel terikat, yaitu tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang persalinan
a) Definisi : pemahaman ibu hamil tentang persalinan, tanda-tanda
persalinan, hal yang harus dilakukan ibu dan keluarga ketika proses
persalinan, tanda bahaya pada persalinan, proses persalinan.
b) Teknis pengukuran :Tingkat pengetahuan diukur sebelum
penyuluhan (pre-test ) dan sesudah penyuluhan (post test). Pre test
dan post testPre-test dan post-test dilakukan pada hari yang sama.
c) Alat ukur : kuesioner (pre test dan post test)
I. Cara Kerja
1. Intervensi Penelitian
Intervensi yang diberikan oleh peneliti adalah memberikan
penyuluhan. Subyek penyuluhan di beri undangan 2 minggu sebelum
diadakan penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap
dengan estimasi waktu sama yaitu 30 menit tanpa sesi diskusi. Penyuluhan
pertama dilakukan pada tanggal 20 Mei 2011 dengan peserta sebanyak 10
orang. Penyuluhan kedua pada tanggal 15 Juni 2011 dengan peserta
sebanyak 12 orang dan penyuluhan ketiga tanggal 22 juni 2011 sebanyak
12 orang .Peneliti mengundang responden untuk mengikuti penyuluhan
pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Penyuluh atau pemberi
materi dalam penyuluhan ini adalah peneliti sendiri. Sebelum penyuluhan
subyek diberikan pre test dan setelah penyuluhan diberikan post test.
Pelaksanaan post test dilakukan pada hari yang sama. Hal ini karena
subyek bisa drop out karena persalinan.
2. Instrument penelitian
Instrumentasi penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dah hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2006)
a. Penyuluhan
3) Alat ukur : terpapar hadir, dicatat dalam lembar presensi
b. Tingkat pengetahuan
Alat ukur berupa kueisioner (pretest dan postest) untuk
mengetahui pengetahuan responden tentang persalinan terdiri dari 37
pertanyaan dan responden dipersilakan memilih dengan memberikan
tanda pada kolom benar atau salah, kemudian dikoreksi sesuai dengan
kunci jawaban. Untuk jawaban benar diberikan skor 1 dan jawaban
salah diberikan skor 0.
Tabel 3. 1. Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan
Variasi
Persalinan 1) Pengertian persalinan 1, 4, 5, 6, 38 5 butir
2) Tanda persalinan 7, 8, 9, 10, 11 5 butir
3) Tanda bahaya
persalinan
12, 13, 14, 15, 23, 26 6 butir
4) Posisi meneran 16, 17, 18, 33, 40 5 butir
5) Hal-hal yang bisa
dilakukan ibu saat persalinan
20, 21, 27, 34, 35 5 butir
6) Tahap persalinan 22, 24, 25, 36, 37 5 butir
7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2, 28, 29, 30, 31, 32 6 butir
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebuah instrumen yang telah diujikan terlebih dahulu kepada 20
orang ibu hamil diluar sampel penelitian yang berasal dari tempat yang
berbeda dan karakteristik yang sama (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas di Puskesmas Sibela
dengan jumlah item soal sebanyak 40 butir dengan kisi soal sebangai
Tabel 3.2 Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan
Sebelum Dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas
Variasi
Persalinan 1) Pengertian persalinan 1, 4, 5, 6,7 5 butir
2) Tanda persalinan 8, 9, 10, 11,12 5 butir
3) Tanda bahaya
persalinan
13, 14, 15, 16, 23, 26 6 butir
4) Posisi meneran 17, 18, 20, 21, 38 5 butir
5) Hal-hal yang bisa
dilakukan ibu saat persalinan
22, 23, 27, 34, 35, 5 butir
6) Tahap persalinan 24, 25, 36, 37, 39 5 butir
7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2, 28, 29, 30, 31, 32, 40 6 butir
a. Uji Validasi
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Azwar 2007). Untuk
menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus korelasi product
momment , yaitu
rxy = koeisien korelasi antara variable x dan variable y, dua variable
yang dikorelasikan.
N = banyaknya peserta tes
∑X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total
∑XY = jumah perkalian skor item dan skor total
(Arikunto, 2006)
Proses uji validitas data dibantu dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17. Nilai
signifikasi yang digunakan 0,05 dengan jumlah sampel (N) sebanyak
20 maka nilai rtabel adalah 0,444. Validitas dilakukan dengan
membandingkan hasil korelasi (rhitung) dengan rtabel. Butir pertanyaan
kuesioner dinyatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan rhitung >
rtabel. Berdasarkan uji validitas dari total 40 pertanyaan, jumlah yang
tidak valid sebanyak 3 item yaitu nomor 3, 19 dan 39 (rhitung < 0,444).
Instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sehingga
dihilangkan, maka jumlah pertanyaan menjadi 37 (Azwar, 2007;
Riyanto, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mengarah pada tingkat
keterandalan sesuatu. Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat
keandalan suatu instrument sehingga dapat diramalkan apabila alat
ukur yang digunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang hampir
sama dalam waktu yang berbeda dalam wakatu yang berbeda (Azwar,
2007).
Untuk uji reliabilitas alat ukur, peneliti menggunakan rumus
ri = ( k / k - 1 ) ( 1 - ∑
σ
b
2/σ
t2 )Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = jumlah item yang valid
∑σb2
= jumlah keseluruhan varians item
σt2 = varians total atau varians skor total
Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach dikatakan reliabel jika
hasil olah data didapatkan nilai ≥ 0,6, setelah dilakukan uji reliabilitas
kepada 20 responden didapat besarnya nilai Alpha pada kuesioner
persalinan dimasukkan dalam rumus didapatkan hasil uji koefisien
reliabilitas instrumen adalah 0,923 (r hitung > 0,6), maka hasil uji
reliabel valid. Jadi kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini telah
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows
J. Rencana Analisis Data
1. Rencana pengolahan data
Dalam proses pengolahan data menurut Hidayat (2007) terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
a. Editing
Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di
b. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori untuk mepermudah proses
pengolahan data.
c. Entry Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telahdikumpulkan
ke dalam master tabel atau data base komputer kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana.
2. Rencana Analisis Data
a. Analisis Univariat
Menurut Notoatmodjo (2005) analisis univariat merupakan
analisis terhadap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Variabel yang
dianalisa secara univariat adalah karakteristik responden, variabel
penyuluhan, variabel tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
persalinan.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis variabel-variabel
penelitian guna menguji hipotesis penelitian dan melihat hubungan
antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisis ini untuk
membandingkan nilai variabel terikat berdasarkan variabel bebas
digunakan disesuaikan dengan skala yang dipakai. Dalam hal ini
variabel data berskala nominal dan interval sehingga digunakan uji
t-test berpasangan atau paired t-test. Proses analisis data dengan
menggunakan SPSS 17.0 for windows. Dalam analisis ini, suatu
hipotesis (Ha) dapat diterima apabila nilai t hitung lebih besar dari t
tabel dengan derajat kesalahan yang bernilai 0,05 (Sugiyono, 2009).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Ngoresan adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat
pertama di wilayah kecamatan Ngoresan Kota Surakarta. Puskesmas
Ngoresan merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan Ibu dan Anak
yang melayani pemeriksaan KIA, KB, dan imunisasi. Akses menuju pusat
pelayanan kesehatan masyarakat ini relatif mudah dengan jalur
transportasi yang baik.
Penelitian ini dilakukan terhadap ibu hamil trimester III dengan
usia kehamilan 28-42 minggu sebanyak 34 orang. Jumlah tersebut sesuai
dengan perhitungan estimasi besar sampel. Sebelum dilakukan penelitian
pada bulan Mei 2011 peneliti telah melakukan uji validasi kuesioner lebih
dahulu kepada 20 orang ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan
28-42 minggu di Puskesmas Sibela sebagai prasyarat kuesioner yang akan
dipakai sebagai instrument penelitian. Uji validitas dan reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 17.
B. Analisis Univariat
1. Karakteristik responden
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi (jiwa) Persentase
(%)
<20 tahun 2 6
20-35 tahun 31 91
>35 tahun 1 3
Total 34 100
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut menunjukkan paling
dominan responden dengan umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 31
responden (91%). Sebanyak 2 responden (6%) berumur <20 tahun,
dan sebanyak 1 responden (3%) berumur >35 tahun.
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi (jiwa) Persentase(%)
SD 1 2,94
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden mempunyai pendidikan hingga lulus Sekolah
Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 21 responden (61,76%).
Sedangkan ibu hamil yang berpendidikan hingga tingkat SMP
adalah 7 responden (20,59%), diploma sebanyak 3 responden
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 responden
(73,53%), sebanyak 5 responden (14,71%) bekerja sebagai
wiraswasta, 2 responden (5,88%) bekerja sebagai PNS (Pegawai
Negeri Sipil) dan sebanyak 2 responden (5,88%) bekerja sebagai
buruh.
d. Karakteristik responden berdasarkan paritas
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak
21 responden (61,76%) belum pernah melahirkan, 9 responden
(26,74%) pernah melahirkan satu kali dan sebanyak 4 responden
(11,76%) pernah melahirkan sebanyak dua kali.
C. Analisis Bivariat
1. Data Hasil Penelitian
a. Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
(pre test dan post test)
Pre test dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dasar responden sebelum diberikan penyuluhan tentang persalinan.
Sedangkan post test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan
responden yang sudah diberikan penyuluhan persalinan.
Rata-rata selisih skor pre test dan post test adalah 9,94
(positif) yang menunjukkan bahwa skor hasil post test lebih tinggi
daripada pre test. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan
sebelum diberi penyuluhan dan sesudah diberi penyuluhan.
2. Uji Normalitas
Uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum uji analisis adalah
uji normalitas data. Uji normalitas terhadap hasil skor pre test and Tabel 4.5 Hasil Pre Test dan Post Test tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Persalinan Mean/
rata-rata
Standar Deviasi Skor
Tertinggi
Skor Terendah
Pre Test 63,99 9,09 78,38 37,84
post test dihitung menggunakan shappiro wilk dengan program
SPSS 17. Hasil perhitungan normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor Hasil Pre test dan Post test
Uji Shapiro-Wilk
Statistik Df /N Signifikansi
Pre test .957 34 .202
Post test .961 34 .258
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa data pre
test terdistribusi normal karena nilai signifikansi 0.202 atau > 0,05,
sedangkan data post test juga terdistribusi normal yakni 0, 258 atau
>0,05.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis statistik. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
Ho: data terdistribusi normal
Ha: data tidak terdistribusi normal.
Dari out put SPSS pada tabel uji normalitas dapat dilihat
bahwa nilai p value > 0,05, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi
normal.
b. Analisis data
Untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan terhadap
pengetahuan ibu hamil tentang persalinan pada ibu hamil dengan
skala variabel nominal dan interval digunakan uji statistik paired
Tabel 4.7 Hasil Uji Paired t-test (T-test berpasangan)
Hipotesis pada penelitian ini adalah Ho (tidak ada pengaruh
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
persalinan) dan Ha (ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Dalam penelitian ini,
suatu hipotesis (Ha) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari
nilai t table dengan derajat kesalahan < 0,05.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil dari tahu dan mempunyai
6 tingkatan dari tingkat rendah ke tingkat lebih tinggi yaitu tahu, paham,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan terhadap 34 responden di Puskesmas
Ngoresan Surakarta dengan melakukan pre test tentang persalinan
sebanyak 37 soal diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,99 dengan nilai
tertinggi sebesar 78,38 dan nilai terendah sebesar 37,84. Dalam hal ini
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain
faktor pendidikan, keterpaparan informasi dan pengalaman (Irmayati,
2007).
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 61,76%
pendidikan ibu adalah tamatan SMA. Sesuai dengan pendapat Irmiyati
(2007), bahwa pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Sehingga, semakin tinggi pendidikan
semakin banyak pengetahuan yang didapatkan.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan adalah
melalui komunikasi interpersonal, atau melalui media massa antara lain
televise, radio, koran, dan majalah. Notoatmodjo (2007) menambahkan
bahwa sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
penginderaan terutama melalui mata dan telinga. Sehingga dengan
penginderaan, seseorang dapat dengan lebih mudah memperoleh
informasi.
Akses dalam memperoleh informasi dapat didukung melalui
pekerjaan seseorang. Purwanti (2004) dalam penelitian yang dilakukan
oleh Febrianti (2007) berpendapat bahwa pekerjaan seseorang sangat
berhubungan dengan pergaulan sosial seseorang, sehingga sangat
memungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dan memperoleh
informasi lebih luas. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu rumah tangga memiliki lebih banyak
waktu untuk mengakses informasi melalui media elektronik dan juga
mengikuti kegiatan masyarakat. pada saat mengikuti kegiatan di
masyarakat akan terjadi komunikasi, saling tukar informasi dan
pengalaman (Soekamto, 2002)
Selain itu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan adalah
pengalaman. Irmayanti (2007) menjelaskan bahwa pengalaman adalah
upaya untuk memperoleh pengetahuan. Seiring dengan bertambahnya usia
seseorang, maka bertambah pula pengalamannya. Seseorang cenderung
berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur
20-35 tahun yaitu sebanyak 91%. Hal ini juga berkaitan dengan
pengalaman melahirkan sebelumnya. Dari hasil penelitian terdapat
sebanyak 61,76% ibu belum pernah melahirkan sehingga belum memiliki
pengetahuan secara detail tentang persalinan..
B. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Persalinan
Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat
tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan maka dilakukan
pre test dan post test.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pengetahuan
sebelum dilakukan penyuluhan (pre test) sebesar 63,99. Sedangkan
rata-rata skor pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan (post test)
meningkat menjadi 73,93. Hasil pre test lebih baik daripada post test
karena adanya suatu perlakuan yaitu sebelum post test ibu hamil diberikan
perlakuan (penyuluhan tentang persalinan). Uji statistik dengan paired
t-test mendapatkan hasil yaitu nilai t hitung > t table ( 4, 246 > 2,042) dan
nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (penyuluhan)
ini sesuai dengan teori bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Fitriani, 2011).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Pengaruh Penyuluhan terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan di Puskesmas Ngoresan
Surakarta“ dengan sampel sebanyak 34 orang dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sebelum diberikan
penyuluhan dapat dilihat berdasarkan hasil pre test didapatkan nilai rata
sebesar 63,99 dengan skor tertinggi sebesar 78,38 dan skor terendah
sebesar 37,84.
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persalinan setelah siberi
penyuluhan dapat dilihat dari hasil post tes yaitu nilai rata-rata sebesar
73,93 dengan nilai tertinggi sebesar 73,93 dan nilai terendah sebesar
48,65.
3. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sebelum
dan sesudah penyuluhan. Hasil analisis data untuk pengetahuan
menggunakan uji Paired t-test menunjukkan nilai p = 0,000. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan.
B. Saran
Diharapkan agar tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih
meningkatkan pengetahuan tentang persalinan kepada komunitas melalui
penyuluhan di posyandu, pemberian leaflet dan lain sebagainya.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran mengenai pentingnya pentingnya pengetahuan tentang
persalinan, agar nantinya ibu dapat bersalin secara normal dengan ibu dan
bayi sehat.
3. Bagi Penelitian Lanjutan
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
penyampaian penyuluhan yang berbeda dari penelitian ini (ceramah) untuk
menilai seberapa besar peningkatan pengetahuan antara metode satu
dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.P=35-253
Azwar, S.2008. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pp 4-8
DepKes Kota Surakarta. 2010. Profil Kesehatan DKK Surakarta Tahun 2010. Surakarta.pp 3-16
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. tidak
dipublikasikan P1-35
DepKes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Persalinan. pp 123-124
Depkes RI Tenaga Kesehatan. 2010. “Prioritas pada Angka Kematian Ibu
dan Bayi”, http:/www.tenaga-kesehatan.or.id/publikasi. (20 Februari
2011)
Emilia, O. 2008 Promosi Kesehatan Dalam Ruang Lingkup Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Cendekia Press. Hal: 7-11
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal: 69-81, 139-128, 193-168.
Guyton, Athur C. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.pp400-421
Hidayat A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.pp 43-132
Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.pp 25-40
Irmayanti. 2007.Pengetahuan. http:/id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan. Diakses tanggal 25 Februari 2011
Machfoedz, I. dan Suryani, E. 2008. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan, Yogyakarta: Fitramaya.pp 24-27
Maimunah, S. 2004. Kamus Istilah Kebidanan.Jakarta: EGC pp142
Meliono. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI. Pp 12-15
Moekijat. 2003. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung; Mandiri Maju.pp.1-41
Mubarak, I. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Mengajar
dalamPendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. P: 10-20
Murti, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.pp.42, 118-121
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.pp 185-191
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.pp.77-130
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. P: 127-44
Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Edisi 1 Cetakan 10. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatis, dan R&D . Bandung : Alfabeta.P:91
Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu Pengatar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. PP: 57-67
Septalia, R.E. 2008. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Dari
Http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Februari 2011
Taufiqurohman M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakart: UNS Press.pp.91-122
Varney H. dkk, 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi 3 Cetakan 8. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pp 171-202