Oleh:
Oleh:
Doddy Kridasaksana,SH.,MHum.
Doddy Kridasaksana,SH.,MHum.
Bab 2
Bab 2
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
2
Pengertian sumber hukum
Pengertian sumber hukum
internasional
internasional
Sumber hukum dibedakan
Sumber hukum dibedakan
menjadi dua yaitu sumber
menjadi dua yaitu sumber
hukum formil dan sumber
hukum formil dan sumber
hukum materiil.
hukum materiil.
Sumber hukum formil adalah
Sumber hukum formil adalah
sumber hukum yang dilihat
sumber hukum yang dilihat
dari
bentuknya
dari
bentuknya
(contoh
(contoh
sumber2
HI,KUHAP,UU
sumber2
HI,KUHAP,UU
Korupsi).
Korupsi).
Pengertian sumber hukum
Pengertian sumber hukum
internasional
internasional
Sumber hukum dibedakan
Sumber hukum dibedakan
menjadi dua yaitu sumber
menjadi dua yaitu sumber
hukum formil dan sumber
hukum formil dan sumber
hukum materiil.
hukum materiil.
Sumber hukum formil adalah
Sumber hukum formil adalah
sumber hukum yang dilihat
sumber hukum yang dilihat
dari
bentuknya
dari
bentuknya
(contoh
(contoh
sumber2
HI,KUHAP,UU
sumber2
HI,KUHAP,UU
Korupsi).
Pengertian
sumber
hukum
Pengertian
sumber
hukum
internasional
internasional
S
S
umber hukum materiil adalah
umber hukum materiil adalah
:
:
S
S
egala sesuatu yang menentukan isi
egala sesuatu yang menentukan isi
dari hukum. Menurut Starke, sumber
dari hukum. Menurut Starke, sumber
hukum materiil hukum internasional
hukum materiil hukum internasional
diartikan sebagai bahan-bahan aktual
diartikan sebagai bahan-bahan aktual
yang digunakan oleh para ahli hukum
yang digunakan oleh para ahli hukum
inte
inte
r
r
nasional
nasional
untuk
untuk
menetapkan
menetapkan
hukum yang berlaku bagi suatu
hukum yang berlaku bagi suatu
peristiwa
atau
situasi
tertentu.
peristiwa
atau
situasi
tertentu.
Pengertian
sumber
hukum
Pengertian
sumber
hukum
internasional
internasional
S
S
umber hukum materiil adalah
umber hukum materiil adalah
:
:
S
S
egala sesuatu yang menentukan isi
egala sesuatu yang menentukan isi
dari hukum. Menurut Starke, sumber
dari hukum. Menurut Starke, sumber
hukum materiil hukum internasional
hukum materiil hukum internasional
diartikan sebagai bahan-bahan aktual
diartikan sebagai bahan-bahan aktual
yang digunakan oleh para ahli hukum
yang digunakan oleh para ahli hukum
inte
inte
r
r
nasional
nasional
untuk
untuk
menetapkan
menetapkan
hukum yang berlaku bagi suatu
hukum yang berlaku bagi suatu
peristiwa
atau
situasi
tertentu.
Sumber Hukum
Internasional
Mochtar Kusumaatmadja
, membedakan sumber hukum
dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.
SUMBER
SUMBER
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
DALAM ARTI
DALAM ARTI
MATERIAL :
MATERIAL :
Adalah sumber hukum
Adalah sumber hukum
yang membahas dasar
yang membahas dasar
berlakunya hukum
berlakunya hukum
suatu negara.
suatu negara.
DALAM ARTI FORMAL :
DALAM ARTI FORMAL :
Adalah sumber dari mana
Adalah sumber dari mana
kita mendapatkan atau
kita mendapatkan atau
menemukan
menemukan
ketentuan-ketentuan hukum
ketentuan hukum
internasional.
Macam-macam sumber
Macam-macam sumber
hukum Internasional
hukum Internasional
1. Berdasarkan penggolongannya:
1. Berdasarkan penggolongannya:
Berdasarkan penggolongannya sumber hukum
Berdasarkan penggolongannya sumber hukum
internasional dibedakan menjadi dua:
internasional dibedakan menjadi dua:
a
a
Penggolongan menurut Pendapat Para sarjana
Penggolongan menurut Pendapat Para sarjana
Hukum Internasional, meliputi:
Hukum Internasional, meliputi:
1. Kebiasaan
1. Kebiasaan
2. Traktat
2. Traktat
(misal : Persoalan politik, ekonomi)
(misal : Persoalan politik, ekonomi)
3. Keputusan Pengadilan atau Badan-badan
3. Keputusan Pengadilan atau Badan-badan
Arbitrase
Arbitrase
(UUno.39 thn 1999 di Indonesia untuk
(UUno.39 thn 1999 di Indonesia untuk
perdatanya contoh investasi)
perdatanya contoh investasi)
4. Karya-karya Hukum
4. Karya-karya Hukum
5. Keputusan atau Ketetapan Organ/lembaga
b Penggolongan menurut Pasal 38 (1) Statuta
b Penggolongan menurut Pasal 38 (1) Statuta
MAhkamah Internasional, terdiri dari :
MAhkamah Internasional, terdiri dari :
1. Perjanjian Internasional (International
1. Perjanjian Internasional (International
Conventions)
Conventions)
2. Kebiasaan International (International
2. Kebiasaan International (International
Custom)
Custom)
3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of
3. Prinsip Hukum Umum (General Principles of
Law) yang diakui oleh negara-negara eradab.
Law) yang diakui oleh negara-negara eradab.
4. Keputusan Pengadilan (judicial decisions)
4. Keputusan Pengadilan (judicial decisions)
dan pendapat para ahli yang telah diakui
dan pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya (Theachings of the most highly
kepakarannya (Theachings of the most highly
qualified publicists).
2. Berdasarkan sifat daya ikatnya:
2. Berdasarkan sifat daya ikatnya:
Sumber hukum Internasional jika dibedakan
Sumber hukum Internasional jika dibedakan
berdasarkan sifat daya ikatnya maka dapat
berdasarkan sifat daya ikatnya maka dapat
dibedakan menjadi sumber hukum primer dan
dibedakan menjadi sumber hukum primer dan
sumber hukum subsider.
sumber hukum subsider.
Sumber hukum primer adalah sumber hukum
Sumber hukum primer adalah sumber hukum
yang sifatnya paling utama artinya sumber
yang sifatnya paling utama artinya sumber
hukum ini dapat berdiri sendiri-sendiri
hukum ini dapat berdiri sendiri-sendiri
meskipun tanpa keberadaan sumber hukum
meskipun tanpa keberadaan sumber hukum
yang lain.
8
2. Berdasarkan sifat daya ikatnya:
a Sumber Hukum Primer hukum
a Sumber Hukum Primer hukum
Internsional
Internsional
1. Perjanjian Internasional (International
1. Perjanjian Internasional (International
Conventions)
Conventions)
2. Kebiasaan International (International
2. Kebiasaan International (International
Custom)
Custom)
3. Prinsip
Hukum
Umum
(General
3. Prinsip
Hukum
Umum
(General
Principles of Law) yang diakui oleh
Principles of Law) yang diakui oleh
negara-negara
Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional
merupakan sumber hukum utama apabila
merupakan sumber hukum utama apabila
perjanjian tersebut ber bentuk Law Making
perjanjian tersebut ber bentuk Law Making
Treaties, yaitu perjanjian internasional yang
Treaties, yaitu perjanjian internasional yang
berisikan
prinsip-prinip
dan
ketentuan-berisikan
prinsip-prinip
dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum,
ketentuan yang berlaku secara umum,
Misalnya :
Misalnya :
1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945;
1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945;
2. Konvensi Wina mengenai Hubungan
2. Konvensi Wina mengenai Hubungan
Diplo
Diplo
tik 1961, Konsuler 1963.
tik 1961, Konsuler 1963.
3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982,
3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982,
dll
Tahap-tahap Dalam Pembuatan Perjanjian
Tahap-tahap Dalam Pembuatan Perjanjian
Internasional
Internasional
Negar
Negar
a
a
A
A
Negar
Negar
a
a
B,C,D
B,C,D
dst.
dst.
Penjajakan
Penjajakan
Perundinga
Perundinga
n
n
Perumusan
Perumusan
naskah
naskah
Penerimaa
Penerimaa
n
n
Penandatanga
Penandatanga
nan
nan
Penandatanganan suatu perjanjian internasional
Penandatanganan suatu perjanjian internasional
dapat merupakan persetujuan atas naskah yang
12
12
Pengesahan perjanjian internasional mrp tahap
Pengesahan perjanjian internasional mrp tahap
penting dalam proses pembuatan perjanjian
penting dalam proses pembuatan perjanjian
internasional, karena suatu negara telah menyatakan
internasional, karena suatu negara telah menyatakan
diri untuk
diri untuk
terikat secara definitif
terikat secara definitif
.
.
Tentang pengesahan
Tentang pengesahan
perjanjian internasional,
perjanjian internasional,
dapat dibedakan antara
dapat dibedakan antara
pengesahan dengan
pengesahan dengan
undang-undang dan pengesahan
undang dan pengesahan
dengan keputusan presiden.
PENGESAHAN PENGESAHAN PERJANJIAN PERJANJIAN INTERNASIONAL INTERNASIONAL DENGAN DENGAN UNDANG-UNDANG
UNDANG DENGAN KEPUTUSAN DENGAN KEPUTUSAN PRESIDENPRESIDEN
Apabila berkenaan dengan : Apabila berkenaan dengan : a.
a. Masalah politik, perdamaian, Masalah politik, perdamaian,
pertahanan, dan keamanan negara; pertahanan, dan keamanan negara; b.
b. Perubahan wilayah atau penetapan Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah;
batas wilayah; c.
c. Kedaulatan negara;Kedaulatan negara; d.
d. Hak asasi manusia dan lingkungan Hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
hidup; e.
e. Pembentukkan kaidah hukum baru;Pembentukkan kaidah hukum baru; f.
f. Pinjaman atau hibah luar negeri.Pinjaman atau hibah luar negeri.
Pengesahan perjanjian internasional Pengesahan perjanjian internasional dilakukan berdasarkan materi
dilakukan berdasarkan materi perjanjian
perjanjian
dan bukan berdasarkan bentuk atau dan bukan berdasarkan bentuk atau
Jenis-jenis perjanjian yang Jenis-jenis perjanjian yang pengesahannya melalui pengesahannya melalui keputusan presiden pada keputusan presiden pada umumnya memiliki materi yang umumnya memiliki materi yang bersifat prosedural dan bersifat prosedural dan memerlukan penerapan dalam memerlukan penerapan dalam waktu singkat tanpa waktu singkat tanpa mempengaruhi peraturan mempengaruhi peraturan perundang-undangan nasional, perundang-undangan nasional, di antaranya adalah perjanjian di antaranya adalah perjanjian induk yang menyangkut induk yang menyangkut
kerjasama kerjasama di bidang
di bidang Iptek, ekonomi dan Iptek, ekonomi dan teknik, perdagangan,
teknik, perdagangan,
kebudayaan, pelayaran niaga,
14
Suatu perjanjian internasional dapat berakhir
Suatu perjanjian internasional dapat berakhir
bila :
bila :
1.
1.
Terdapat kesepakatan para pihak melalui
Terdapat kesepakatan para pihak melalui
prosedur yg ditetapkan dalam perjanjian;
prosedur yg ditetapkan dalam perjanjian;
2.
2.
Tujuan perjanjian tersebut telah dicapai;
Tujuan perjanjian tersebut telah dicapai;
3.
3.
Terdapat perubahan dasar yang
Terdapat perubahan dasar yang
mempengaruhi pelaksanaan perjanjian;
mempengaruhi pelaksanaan perjanjian;
4.
4.
Salah satu pihak tidak melaksanakan atau
Salah satu pihak tidak melaksanakan atau
melanggar ketentuan dalam perjanjian;
melanggar ketentuan dalam perjanjian;
5.
5.
Dibuat suatu perjanjian baru yang
Dibuat suatu perjanjian baru yang
menggantikan perjanjian lama;
menggantikan perjanjian lama;
6.
6.
Munculnya norma-norma baru dalam hukum
Munculnya norma-norma baru dalam hukum
internasional;
internasional;
7.
7.
Hilangnya objek perjanjian
Hilangnya objek perjanjian
8.
8.
Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan
Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan
nasional.
Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa “
Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa “Presiden dengan
Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
”.
”.
Bahwa perjanjian yang harus disampaikan kepada DPR
Bahwa perjanjian yang harus disampaikan kepada DPR
untuk mendapat persetujuan sebelum disahkan oleh
untuk mendapat persetujuan sebelum disahkan oleh
presiden ialah perjanjian-perjanjian yang lazimnya
presiden ialah perjanjian-perjanjian yang lazimnya
berbentuk treaty dan mengandung materi :
berbentuk treaty dan mengandung materi :
1.
1.
Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan
Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan
politik negara (perjanjian persahabatan, perubahan wilayah, atau
politik negara (perjanjian persahabatan, perubahan wilayah, atau
penetapan tapal batas.
penetapan tapal batas.
2.
2.
Ikatan-ikatan yang sedemikian rupa sifatnya dapat mempengaruhi
Ikatan-ikatan yang sedemikian rupa sifatnya dapat mempengaruhi
haluan politik negara, perjanjian kerjasma ekonomi, atau pinjaman
haluan politik negara, perjanjian kerjasma ekonomi, atau pinjaman
uang.
uang.
3.
3.
Soal-soal yang menurut UUD atau menurut sistem perundangan
Soal-soal yang menurut UUD atau menurut sistem perundangan
harus diatur dengan undang-undang, seperti soal-soal
harus diatur dengan undang-undang, seperti soal-soal
kewarganegaraan dan soal-soal kehakiman.
16
16
Hukum Kebiasaan Internasional
Hukum Kebiasaan Internasional
Hal ini berasal dari praktek negara-negara
Hal ini berasal dari praktek negara-negara
melalui sikap dan tindakan yang diambilnya
melalui sikap dan tindakan yang diambilnya
terhadap suatu persoalan.
terhadap suatu persoalan.
Contoh hasil
Contoh hasil
kodifikasi
hukum
kebiasaan
adalah
kodifikasi
hukum
kebiasaan
adalah
Konvensi Hubungan Diplomatik, Konsuler,
Konvensi Hubungan Diplomatik, Konsuler,
Hukum Laut tahun 1958, dan Hukum
Hukum Laut tahun 1958, dan Hukum
Perjanjian tahun 1969.
Prinsip-prinsip Umum Hukum
Prinsip-prinsip Umum Hukum
Yaitu prinsip-2 umum hukum nasional yang
Yaitu prinsip-2 umum hukum nasional yang
dapat mengisi ke kosongan dalam hukum
dapat mengisi ke kosongan dalam hukum
internasional. Misalnya : Praduga tak
internasional. Misalnya : Praduga tak
Bersalah, dll.
b
b..SumberSumber Hukum Hukum SubsiderSubsider Bahwa yang termasuk sumber hukum tambahan dalam Bahwa yang termasuk sumber hukum tambahan dalam hukum internasional adalah:
hukum internasional adalah:
4. Keputusan Pengadilan.
4. Keputusan Pengadilan.
5. Pendapat Para sarjana Hukum Internasional yang terkemuka.
5. Pendapat Para sarjana Hukum Internasional yang terkemuka.
Oleh karena sumber hukum internasional nomor 4 dan 5 merupakan sumber hukum Oleh karena sumber hukum internasional nomor 4 dan 5 merupakan sumber hukum subsider maka Mahkamah Internasional tidak dapat memutuskan suatu perkara yang
subsider maka Mahkamah Internasional tidak dapat memutuskan suatu perkara yang
diajukan kepadanya dengan hanya berdasarkan sumber hukum nomor 4 saja, 5 saja,
diajukan kepadanya dengan hanya berdasarkan sumber hukum nomor 4 saja, 5 saja,
atau 4 dan 5 saja. Hal ini berarti bahwa kedua sumber hukum tersebut hanya
atau 4 dan 5 saja. Hal ini berarti bahwa kedua sumber hukum tersebut hanya
bersifat menambah sumber hukum primer sehingga tidak dapat berdiri sendiri.
Keputusan –Keputusan Peradilan
Keputusan –Keputusan Peradilan
1. Memainkan peranan yang cukup penting da
1. Memainkan peranan yang cukup penting da
lam pembentukan norma-norma baru dlm
lam pembentukan norma-norma baru dlm
hukum internasional, misalnya dalam seng
hukum internasional, misalnya dalam seng
keta ganti rugi dan penangkapan ikan.
keta ganti rugi dan penangkapan ikan.
2. Mahkamah diperbolehkan memutuskan sua
2. Mahkamah diperbolehkan memutuskan sua
tu perkara secara “ex aequo et bono” yaitu
tu perkara secara “ex aequo et bono” yaitu
keputusan yang bukan atas pelaksanaan hu
keputusan yang bukan atas pelaksanaan hu
kum positif tetapi atas dasar prinsip keadil
kum positif tetapi atas dasar prinsip keadil