• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel di RSUD. Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel

di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah ( KTI )

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

WAHYUNI

112500037

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, kesempatan dan kesehatan serta ketabahan hati untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini sebagai Tugas Akhir tepat waktu yang telah disediakan.

Adapun maksud dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma III Universitas Sumatera Utara, Jurusan Ilmu Keperawatan.

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, pengarahan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, antara lain kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Erniyati S.kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, M. Kep, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Ibu Nur Asnah Sitohang S.Kp, MNS, selaku penguji dalam sidang KTI saya. 6. Yang terhormat kepada kedua orang tua saya yang tidak pernah lelah

memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(4)

8. Semua pegawai dosen yang mengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dalam penyajian laporan ini.Untuk itu dengan kerendahan hati diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan yang lebih baik di masa akan datang.

Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2014 Penulis

Wahyuni

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Kata Penganta... i

Daftar Isi ... ii

Bab I Pendahuluan... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

1.3. Manfaat ... 2

Bab II Pengelolaan Kasus ... 3

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Eliminasi Bowel ... 3

2.1.1. Definisi Eliminasi Bowel ... 3

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Defekasi ... 5

2.1.3. Pengkajian Keperawatan ... 6

2.1.4. Analisa Data ... 8

2.1.5. Masalah-masalah Eliminasi Bowel ... 9

2.1.6. Perencanaan Keperawatan ... 10

2.2. Asuhan Keperawatan Kasus ... 15

2.2.1. Pengkajian ... 15

2.2.2. Analisa Data ... 25

2.2.3. Rumusan Masalah ... 26

2.2.4. Perencanaan Keperawatan ... 26

2.2.5. Pelaksanaan Keperawatan ... 27

Bab III Kesimpulan dan Saran ... 29

3.1. Kesimpulan ... 29

3.2. Saran ... 31

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yaitu eliminasi urine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar), yang merupakan bagian dari kebutuhan fisiologi dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa. System tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (BAB) adalah system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum dengan panjang kurang lebih 6 meter dan diameter 2,5 cm, serta berfungsi sebagai tempat absorpsi elektrolit. Usus besar dimulai dari rectum, kolon, hingga anus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter atau 50-60 inci dengan diameter 6 cm. (Alimul,2006)

Perdarahan saluran makan bagian atas (PSMBA) adalah perdarahan yang terjadi disebelah proksimal ligamentum treitz pada duodenumdistal. Sebagian besar perdarahan saluran cerna bahagian atas terjadi sebagai akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) yang disebabkan oleh penggunaan obat-obat anti inflamasi non-steroid (OAINS atau alcohol). Robekan Mallory-weiss, varises esophagus, dan gastritis merupakan penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang jarang. (dubey, S, 2008)

Dari pengkjian yang saya temukan diruangan XXI RSUD. Dr. Pirngadi medan, saya mengangkat diagnose eliminasi bowel sebab pasien mengalami masalah pada system saluran pencernaan bagian atas sehingga pasien tersebut mengalami masalah kebutuhan dasar manusia yaitu konstipasi bowel, dimana pasien tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari yang lalu.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar eliminasi bowel di RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

(7)

Tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

2. Mengidentifikasi perumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

3. Mengidentifikasi penyusunan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

4. Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

5. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pasien dengan masalah kebutuhan dasareleminasi bowel.

1.3. Manfaat

1.3.1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

1.3.2. Manfaat Praktis

a. Praktik Pelayanan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel.

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar eleminasi bowel yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi praktik mahasiswa keperawatan. c. Bagi Penulis

(8)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel

2.1.1. Defenisi eliminasi bowel

Makanan yang sudah dicerna kemudian sisanya akan dikeluarkan dalam bentuk feses. Eleminasi bowel adalah proses pengeluaran sisa pencernaan melalui anus. System pencernaan merupakan saluran panjang ( kurang lebih 9 meter) yang terlihat dala proses mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Saluran ini akan menerima makanan dari luar tubuh dan mempersiapkannya untuk diserap serta bercampur dengan enzim dan zat cair melalui proses pencernaan, baik dengan cara mengunyah, menelan, dan mencampur dengan zat-zat besi. (tarwoto & wartonah, 2010)

Anatomi dan fisiologi

 Saluran gastrointestinal bagian atas

Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi di mulut di lambung dengan bantuan enzim, asam lambung.

Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chime didorong ke usus halus.

 Saluran gastrointestinal bagian bawah

(9)

cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrisi, dan elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat, dan enzim.

Chyme bergerak karena adanya peristaltic usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

o Haustral shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu absorpsi air

o Kontraksi haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon

o Gerakan peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju ke anus. (tarwoto & wartonah, 2006)

Dorongan juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7-10 liter / 24 jam. Jenis gas yang terbanyak adalah CO2, metena, H2S, O2 dan Nitrogen. Feses terdiri atas 75% air dan

25% materi padat. Feses normal berwarna coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri. Bau khas karena pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensi lembek tapi berbentuk. (tarwoto & wartonah, 2006).

(10)

otot-otot dasar pelvis. Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulose yang tidak direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai macam mikroorganisme, sekresi kelenjar usus, pigmen empedu, dan cairan tubuh. Feses yang normal terdiri atas massa padat dan berwarna coklat karena disebabkan oleh mobilitas sebagai hasil reduksi pigmen empedu dan usus kecil. . (Alimul, 2006)

Dalam buku (tarwoto & wartonah, 2006) menyebutkan ada dua macam reflex yang membantu proses defekasi, yaitu :

a. Reflex defekasi instinstik

Reflex ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.

b. Reflex defekasi parasimpatis

Reflex ini berawal dari feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang menyebabkan intensifnya peristaltic, relaksasi spinter interna, maka terjadilah defekasi.

2.1.2. Factor-faktor yang mempengaruhi proses defekasi

1. Usia

Pada usia bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia lanjut control defekasi menurun

2. Diet

Makanan yang berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.

3. Intake cairan

Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan karena absorpsi cairan yang meningkat.

(11)

Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.

5. Fisiologis

Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristalik, sehingga menyebabkan diare.

6. Pengobatan

Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi, seperti penggunaan laksansia atau antasida yang terlalu sering. 7. Gaya hidup

Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air besar.

8. Prosedur diagnostic

Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya dipuasakan atau dilakukan klisma dulu agar tidak dapat buang air besar kecuali setelah makan.

9. Penyakit

Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi, seperti gastroenteritis atau penyakit infeksi lainnya. 10. Nyeri

Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid, fraktus ospubis, epesiotomi akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.

11. Kerusakan sensorik dan motorik

Kerusakan spinal cord dan injuri kepala akan meenimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk defekasi.

2.1.3. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian keperawatan

(12)

Pengkajia ini antara lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya selama defekasi. Secara normal, frekuensi normal pada bayi sebanyak 4-6 kali/ hari, sedanakan orang dewasa adalah 2-3 kali/ hari dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 g.

2. Keadaan feses meliputi :

No Keadaan Normal Abnormal Penyebab 1. Warna Bayi: kuning Putih, hitam atau merah Kurangnya

kadar empedu, perdarahan saluran cerna bagian atas atau

perdarahan saluran cerna bagian bawah Dewasa : coklat Pucat berlemak Malabsorpsi

lemak

2. Bau Khas feses dan dipengaruhi oleh makanan

Amis dan perubahan bau

Darah dan infeksi

3. Konsist ensi

Lunak dan berbentuk

Cair Diare dan

absorpsi kurang 4. Bentuk Sesuai diameter

rectum

Kecil, bentuknya seperti pensil

(13)

cepat 5. Konstit

uan

Makanan yang tidak dicerna, bakteri yang mati, lemak, pigmen empedu, mukosa usus, air.

Darah, pus, benda asing, mukus atau cacing

Internal bleeding, infeksi, tertelan benda, iritasi, atau

inflamasi

3. Faktor yang mempengaruhi eleminasi bowel

Faktor yang mempengaruhi eleminasi bowel antara lain perilaku atau kebiasaan defekasi, diet (makanan yang memengaruhi defekasi), makanan yang biasa dimakan, makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak, cairan (jumlah dan jenis minuman/hari) aktivitas (kegiatan sehari-hari), kegiatan yang spesifik, penggunaan obat, stress, pembedahan / penyakit menetap dan lain sebagainya.

4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi keadaan abdomen seperti ada atau tidaknya distensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltik, adanya massa pada perut, dan tenderness. Kemudian, pemeriksaan rectum dan anus dinilai dar ada atau tidaknya tanda inflamasi, seperti perubahan warna, lesi, fistula, hemorroid, dan massa. (Alimul, 2006)

5. Pemeriksaan diagnostik ( dalam tarwoto & wartonah, 2006) : a. Anuskopi

b. Proktosigmoidoskopi c. Rontgen dengan kontras.

(14)

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assesment).

Tujuan pengumpulan data :

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien 3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya

Tipe data

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

(15)

selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan ,tekanan darah, brat badan dan tingkat kesadaran.

2.1.5. Masalah-masalah umum pada eliminasi bowel

Konstipasi : Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar. Biasanya disebabkanoleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stres psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, usia.

a. Fecal imfaction : Masa feses yang keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.

b. Diare : Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar akibat cepatnya chyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. Diare dapat diakibatkan karena stres fisik, obat-obatan, alergi, penyakit kolon dan iritasi intestinal.

c. Inkontinensia bowel : Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui spinter anus akibat kerusakan fungsi spinter atau persarafan di daerah anus. Penyebabna karena penyakit-penyakit neuromuskular, trauma spinal cord, tumor spinter anus eksterna.

d. Kembung : Flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan (barbiturat, penurunan ansietas, penurunan aktivitas intestinal), mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anestesi.

(16)

2.1.6. Perencanaan Keperawatan

1) Gangguan eliminasi bowel : konstipasi (actual / risiko)

Defenisi : kondisi dimana seseorang mengalami perubahan pola yang normal dalam berdefekasi dengan karakteristik menurunnya frekuensi buang air besar dan feses yang keras.

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Imobilisasi

b. Menurunnya aktivitas fisik c. Ileus

d. Stress

e. Kurang privasi

f. Menurunnya mobilitas intestinal g. Perubahan atau pembatasan diet

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Menurunnya bising usus b. Mual

c. Nyeri abdomen

d. Adanya massa pada abdomen bagian kiri bawah

e. Perubahan konsistensi feses, frekuensi buang air besar.

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Anemia

b. Hipotiriodisme c. Dialisa ginjal

d. Pembedahan abdomen e. Paralisis

f. Cedera spinal cord g. Imobilisasi yang lama

Tujuan yang diharapkan :

(17)

b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi

Intervensi Rasional 1. Catat dan kaji kembali warna,

konsistensi, jumlah dan waktu buang air besar

2. Kaji dan catat pergerakan usus

3. Jika terjadi fecal imfaction :  Lakukan pengeluaran manual

 Lakukan gliserin klisma 4. Konsultasikan dengan dokter

tentang :

 Pemberian laksatif  Enema

 Pengobatan

5. Berikan cairan adekuat

6. Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas dengan konsultasi bagian gizi

7. Bantu klien dalam melakukan aktivitas pasif dan aktif 8. Berikan pendidikan kesehatan

tentang : cairan dan makanan yang mengandung gas

1.Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel

2.Deteksi dini penyebab konstipasi

3.Membantu mengeluarkan feses

4.Meningkatkan eliminasi

5.Membantu feses lebih lunak 6.Menurunkan konstipasi

7.Meningkatkan pergerakan usus

8.Mengurangi/menghindari inkontinensia

2) Gangguan Eliminasi : diare

Defenisi : kondisi dimana terjadi perubahan kebiasaan buang air besar dengan karakteristik feses cairan.

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Inflamasi, iritasi, dan malabsorpsi b. Pola makan yang salah

c. Perubahan proses pencernaan d. Efek samping pengobatan

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Feses berbentuk cair

(18)

c. Meningkatnya peristaltic usus d. Menurunnya nafsu makan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi :

a. Peradangan bowel

b. Pembedahan saluran pencernaan bawah c. Gastritis / enteritis

Tujuan yang diharapkan :

a. Pasien kembali buang air besar ke pola normal b. Keadaan feses berbentuk dan lebih keras

Intervensi Rasional 1. Monitor / kaji kembali konsistensi,

bau feses, pergerakan usus, cek berat badan setiap hari

2. Monitor dan cek elektrolit, intake dan output cairan

3. Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV, oral, dan makanan lunak

4. Berikan anti diare, tingkatkan intake cairan

5. Cek kulit bagian parineal dan jaga dari gangguan integritas

6. Kolaborasi dengan ahli diet tentang diet rendah serat dan lunak

7. Hindari stress dan lakukan istirahat cukup

8. Berikan pendidikan kesehatan :  Cairan

 Diet

 Obat-obatan

 Perubahan gaya hidup

1. Dasar memonitor kondisi

2. Mengkaji status dehidrasi

3. Mengurangi kerja usus

4. Mempertahankan status hidrasi

5. Frekuensi buang air besar yang menigkat menyebabkan iritasi kulit sekitar anus

6. Menurunkan stimulasi bowel

7. Stress meningkatkan stimulasi bowel

(19)

pengetahuan dan mencegah diare

3) Gangguan Eliminasi bowel : inkontinensia

Defenisi : kondisi dimana pasien mengalami perubahan pola dalam buang air besar dengan karakteristik tidak terkontrolnya pengeluaran feses.

Kemungkinan berhubungan dengan : a. Menurunnya tingkat kesadaran b. Gangguan spinter anus

c. Gangguan neuromuscular d. Fecal imfaction

Kemungkinan data yang ditemukan : a. Tidak terkontrolnya pengeluaran feses b. Baju yang kotor oleh feses

Data klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Injuri spinal cord b. Pembedahan usus c. Pembedahan ginekologi d. Stroke

e. Trauma pada daerah pelvis f. Usia tua

Tujuan yang diharapkan :

a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses b. Pasien kelbali pada pola eliminasi normal

Intervensi Rasional 1. Tentukan penyebab inkontinensia

2. Kaji masalah penurunan masalah

1. Memberikan data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan

(20)

ADL yang berhubungan dengan masalah inkontinensia

3. Kaji jumlah dan karakteristik inkontinensia

4. Atur pola makan dan sampai berapa lama terjadinya buang air besar

5. Lakukan bowel training dengan kolaborasi fisioterapis

6. Lakukan latihan otot panggul

7. Berikan pengobatan dengan kolaborasi dokter

karena takut buang air besar

3. Menentukan pola inkontinensia

4. Membantu mengontrol buang air besar

5. Membantu mengontrol buang air besar

6. Menguatkan dasar otot pelvis

7. Mengontrol frekuensi buang air besar

2.2. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

I. BIODATA

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 53 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

(21)

Alamat : Dusun II Jl. Pasar Lama Gg. Mistar

Tanggal Masuk RS : 01 Juni 2014

No. Register : 00.92.76.29

Ruangan / Kamar : XXI / karar 1 no. 5

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2014

Tanggal Operasi : Tidak Ada Rencana Operasi

Diagnosa Medis : Suspensi PSMBA

II. KELUHAN UTAMA

Tn. S mengatakan perutnya terasa tidak nyaman, sperti masuk angin, buang air besar terkhir bercampur darah dan hitam serta encer.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG a. Provocative / Palliative

1. Apa penyebabnya

- Tn. S mengatakan tidak mengetahui apa penyebabnya 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

- Tn. S mengatakan hanya minum obat yang dberi dokter untuk dapat meredakan sakitnya, yaitu :

 Omeprazole injeksi 40 mg  Sucralfar captopril

 Alopurinol 1x300 mg

 ISDN 3x5 mg, klitabs transamin

b. Quantity / quality

1. Bagaimana dirasakan

Tn. S mengatakan jika terlalu lama duduk perutnya akan terasa ngilu dan sakit

2. Bagimana dilihat

Tn. S terlihat lemah dan sekali-kali memegang perutnya

(22)

1. Dimana lokasinya

Tn. S mengatakan lokasi sakitnya berada dibagian atas dekat ulu hati

2. Apakah menyebar

Tn. S mengatakan tidak menyebar

d. Severity

Tn. S mengatakan sangat mengganggu aktivitas karena klien tidak bisa terlalu bebas bergerak bila perutnya sakit

e. Time

Tn. S mengatakan waktunya tidak jelas, bisa jadi pada waktu istirahat dan bisa jadi pada saat santai.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Tn. S mengatakan penyakit ini pernah terjadi pada dirinya sekitar sebulan yang lalu, klien juga mempunyai riwayat penyakit Asam Urat dan Hipertensi ( Tekanan Drah Tinggi ).

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Tn. S mengatakan penyembuhan penyakit yang saat ini hanya minum obat dari dokter, tapi untuk penyakit asam urat dan hipertensi minum obat tradisional yaitu dedaunan.

C. Pernah dirawat / dioperasi

Tn. S mengatakan pernah dirawat dirumah sakit Adam Malik, namun klien tidak pernah menjalani operasi.

D. Lama dirawat

Tn. S mengatakan dirawat selama satu minggu

E. Alergi

(23)

F. Imunisasi

Tn. S mengatakan tidak mengetahui tentang imunisasi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Tn. S mengatakan tidak mengetahui adanya riwayat penyakit

B. Saudara kandung

Tn. S mengatakan ada riwayat hipetensi

C. Penyakit keturunan yang ada

Tn. S mengatakan tidak tahu, tapi saya mengambil kesimpulan penyakit keturunan yang ada yaitu hipertensi, karena Tn. S dan saudara kandungnya mengalami penyakit yang sama yaitu hipertensi.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tn. S mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tn. S mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal, semua masih sehat wal’afiat

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Tn. S mengatakan yakin pasti akan sembuh

B. Konsep Diri

- Gambaran diri : Tn.S mengatakan menyukai matanya

- Ideal diri : Tn.S berharap menjadi kepala keluarga yang baik untuk keluarganya.

(24)

- Peran diri : Tn.S akan berusaha tetap bisa menafkahi keluarganya.

- Identitas : Tn.S adalah seorang suami dan ayah bagi anaknya

C. Keadaan Emosi

Tn.S masih mampu mengendalikan emosinya dengan baik

D. Hubungan social

- Orang yang berarti

Tn.S mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah orang tua dan keluarganya.

- Hubungan dengan keluarga

Baik, keluarga tetap setia menemani dan merawat serta menjaga klien ketika sedang berada di RS

- Hubungan dengan orang lain

Baik, klien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada, namun terkadang klien merasa sakit dibagian perutnya jika harus berlama-lama duduk atu ngobrol.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Tn.S berkeyakinan sebagai orang islam - Kegiatan ibadah

Tn.S mengatakan selama dirawat ia melakukan ibadah sesuai kemampuannya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : Tn.S tampak lemah, bibir terlihat pucat, badan terlihat kurus.

B. Tanda-tanda Vital

Suhu tubuh : 36,5 0C

(25)

Skala Nyeri : tidak ada nyeri

TB : 160 cm

BB : 50 kg

C. Pemeriksaan head to toe 1) Kepala

Bentuk : bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan

Ubun-ubun : simetris

Kulit Kepala : bersih, tidak ada iritasi

2) Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : rambut ikal dan tidak merata

Bau : tidak ada bau

Warna Kulit : berwarna sawo mateng

3) Wajah

Warna kulit : berwarna sawo mateng Struktur Wajah : simetris, tidak ada pembengkakan dan memar

4) Mata

Kelengkapan dan Kesimetrisan : mata lengkap dan simetris Palpebra : tidak ada edema

Konjungtiva dan sclera: konjungtiva: anemis, scelera: tidak khterus

Pupil : isokor

Cornea dan iris : transparan, putih dan jernih

Visus : penglihatan baik

Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan

5) Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris Lubang hidung : bersih Cuping hidung : tidak ada

(26)

Bentuk telinga : simetris kanan / kiri Ukuran telinga : simetris kanan / kiri Lubang telinga : bersih dan tidak bau Ketajaman pendengaran : pendengaran baik

7) Mulut dan faring

Keadaan bibir : mukosa bibir kering dan pecah-pecah

Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan Keadaan lidah : lidah bersih dan tidak ada kelainan

Orofaring : tidak dilakukan pemeriksaan

8) Leher

Posisi trachea : Medial

Thyroid : Tidak ada pembengkakan Suara : Suara pelan tapi jelas Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran Vena jugularis : Teraba

Denyut nadi karotis : Teraba

9) Pemeriksaan integument

Kebersihan : Kurang bersih Kehangatan : Hangat Warna : sawo mateng

Turgor : Baik ,kembali < 2 detik Kelembaban : Lembab

Kelainan pada kulit : Ada, gatal-gatal (alergi)

10) Pemeriksaan thoraks / dada

Inspeksi toraks : tidak ada pembengkakan Pernafasan : 23x/I, regular

Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada

11) Pemeriksaan paru

(27)

Perkusi : resonan Auskultasi : vesikular

12)Pemeriksaan jantung

Inspeksi : tidak ada pembengkakan atau massa

Palpasi : Tidak ada pulsasi Perkusi : dullnes

Auskultasi : lopp-dup

13)Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : tidak ada benjolan

Auskultasi : terdengar suara peristaltic usus 4-6x/i

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada massa

Perkusi : tidak ada suara tambahan

14)Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitar

Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

Anus dan premium : tidak dilakukan pemeriksaan

15)Pemeriksaan musculoskeletal / ekstremitas

Kesimetrisan : simetris, tidak ada cacat Kekuatan otot : kekuatan otot 5

Edema : tidak terdapat edema di bagian ekstremitan

16)Pemeriksaan neurologi (nervus cranialis)

a. Nervus olfaktorius / N I

Tn.S mampu mengidentifikasi bau makanan

b. Nervus optikus / NII, nervus Okulomotoris / N III, Trockhlearis / N IV, abdusen / VI

Tn.S mampu menggerakkan bola mata ke segala arah c. Nervus Trigeminus / N V

(28)

diberikan pada ekstrimitas superior sinistra dan ekstremitas inferior sinistra

d. Nervus Fasialis /N VII

Tn.S mampu mengangkat alis, mengrutkan dahi dan tersenyum

e. Nervus Vestibulococlearis / N VIII Tidak dilakukan

f. Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X Tn.S mampu menelan

g. Nervus assesoris / N XI

Tn.S mampu mengangkat bahu kiri dan kanan dan gerakan bahu

h. Nervus Hipoglossus / N XII

Tn.S mampu menjulurkan lidah dengan gerakan lurus dan mampu mendorong pipi kiri dan kanan dari dalam

17)Fungsi motorik

a. Cara berjalan : Tn.S berjalan denagn bantuan istri dan anak

b. Romberg test : Tn.S tidak dapat berdiri sendiri c. Test jari-hidung : tidak dilakukan

d. Pronasi dan supinasi : Tn.S dapat melakukan supinasi dan pronasi

e. Hell to shin test : tidak dilakukan

18)Fungsi sensorik

Tn.S masih bisa merasakan sentuhan dan merasakan tajam tumpul, panas dan dingin serta getaran yang diberikan

19)Refleks

Tidak dilakukan pemeriksaan

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan / hari : 3 kali / hari

(29)

- Nyeri ulu hati : ada

- Alergi : alergi obat tidak ada, namun alergi makan ada yaitu ikan tongkol

- Mual dan muntah : tidak ada

- Waktu pemberian makan : pagi (07.30 wib), siang (13.00 wib), malam (19.00 wib)

- Jumlah dan jenis makan : - / M-II (bubur) - Masalah makan dan minum : tidak ada masalah

2. Perawatan diri / personal hygiene

- Kebersihan tubuh : kurang bersih - Kebersihan gigi dan mulut : kurang bersih - Kebersihan kuku kaki dan tangan : cukup bersih

3. Pola kegiatan / aktivitas

- Selama Tn.S dirumah sakit, pada saat klien mau makan, mandi, ganti pakaian dibantu oleh istri atau anaknya - Selama Tn.S dirawat dirumah sakit, ia mengatakan

beibadah sesuai dengan kemampuannya

4. Pola eliminasi

1) Buang Air Besar ( BAB )

o Pola BAB : 1-2 kali / hari

o Karakter feses : lembek o Riwayat perdarahan : ada

o BAB terakhir : 2 hari yang lalu

o Diare : tidak ada

2) Pola BAK

o Pola BAK : 3 kali / hari o Karakter urine : jernih o Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada o Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada

(30)

- Adaptif

 Bicara dengan orang lain

o Mampu menyelesaikan masalah o Tehnik relaksasi

o Aktivitas kontruksi o Olahraga

- Maladaptif

o Minum alcohol

o Reaksi lambat / berlebihan o Bekerja berlebihan

(31)

2. Analisa data

Dari pengkajian diatas saya menemukan beberapa masalah keperawatan, yang akan saya uraikan sebagai berikut :

No Data Penyebab Masalah keperawatan

1. Ds : klien mengatakan sudah 3hari tidak BAB dan BAB terakhir bercampur darah (hitam)

Do : peristaltic usus menurun 6x/ i

gastritis

mukos lambung terkikis

PSMBA

Malas makan

Konstipasi bowel

Konstipasi bowel

2. Ds : - Do :

- kebersihan tubuh : Kurang bersih

- kebersihan gigi dan mulut : kurang bersih - kebersihan kuku dan tangan : cukup bersih

PSMBA

Immobilitas

Kurang perhatian keluarga tentang

kebersihan

Defisit perawatan diri

(32)

3. Rumusan Masalah

MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Eliminasi Bowel : Konstipasi 2. Defist perawatan diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN ( PRIORITAS )

1. Gangguan Eliminasi Bowel : Konstipasi berhubungan dengan menurunnya mobilitas intestinal (gastritis) ditandai dengan menurunnya bising usus, perubahan kosistensi feses dan frekuensi buang air besar

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang perhatiannya keluarga tentang kebersihan ditandai dengan gigi dan mulut serta tubuh klien kurang bersih

4. Perencanaan keperawatan dan rasional

Hari / tanggal

No. dx Perencanaan keperawatan

02 juni 2014 1 Tujuan dan kriteria hasil :

- Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel

- Terjadi peubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab konstipasi

Rencana tindakan Rasional 1. Catat dan kaji kembali

warna, konsistensi, jumlah, dan waktu buang air besar

2. Kaji dan catat pergerakan usus

3. Jika terjadi fecal imfaction : lakukan gliserin klisma

4. Berikan cairan adekuat 5. Berikan makanan tinggi

serat dan hindari makan yang bnyak mengandung gas dengan konsultasi bagian gizi

6. Pantau vital sign pasien 7. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang cairan dan makanan yang mengandung gas, kebiasaan diet

1.Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel

2. Deteksi dini

penyebab konstipasi 3.Membantu

mengeluarkan feses

(33)

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari / tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Senin,

02 juni 2014

- - Memperkenalkan diri dan minta persetujuan untuk jadi pasien binaan

- Melakukan pengkajian kepada Tn. S

- Melakukan vital sign

- Memantau cairan infus pasien RL 20 tts/i

- Memberikan diet siang M-II (bubur) Sudah BAB atau belum

- Mengkaji pergerakan usus

- Memberikan diet M-II (bubur)

- Melakukan vital sign

S : -

- Mengkaji feses pasien : wawancara

- Mengganti cairan infuse : Nacl 20 gtt / i

(34)

: 12 x/i

- Mengajarkan klien melakukan gerakan aktif  Menggerakan jari-jari

kaki dan tangan.

 Menggerakan kaki dan tangan

- Memberikan pendidikan kesehatan tentang :

Cairan dan makanan yang mengandung gas

S : klien mengatakan

mengerti dengan yang disampaikan

menanyakan keadaan pasien

- Mengukur vital sign

- Mengkaji peristaltic usus

- Memantau cairan infus pasien

- Melakukan pendkes tentang :

 Kebiasaan buang air besar

S : klien

(35)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan pelaksanaan “Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Masalah prioritas

Eliminasi Bowel” adalah suatu tindakan keperawatan yang diberikan kepada

pasien dengan gangguan eliminasi bowel mulai dari pengkajian data, menyusun dan menentukan prioritas masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan terakhir melakukan evaluasi keperawatan. Pengkajian sudah dapat dilakukan pada Tn. S dengan metode wawancara, pengamatan dan observasi, dan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah melakukan pengkajian pada Tn. S prioritas masalah yaitu Gangguan Eliminasi Bowel : Konstipasi berhubungan dengan menurunnya mobilitas intestinal (PSMBA) di tandai dengan menurunnya bising usus, perubahan konsistensi feses dan frekuensi buang air besar. Rencana keperawatan pada Tn. S sudah disusun dengan baik. Tindakan keperawatan pada Tn. S sudah dilaksanakan pada tanggal 03-06 juni 2014. Dan setelah melakukan tindakan kemudian melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. S dengan hasil evaluasi yaitu prioritas masalah mampu teratasi dan intervensi dapat dihentikan.

3.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan study kasus mengenai Asuhan Keperawatan Eliminasi Bowel adalah :

(36)

2. Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya agar pasien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia . Edisi 3. Jakrta : Salemba

Medika.

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia . Edisi 4. Jakrta : Salemba

Medika.

Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

(37)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi keperawatan

No.

Dx

Hari / tanggal

Pukul Tindakan keperawatan SOAP

1 03 juni

- Melakukan pengkajian ulang - Melakukan pemeriksaan abdomen : peristatltik usus - Melakukan vital sign kepada

pasien

- Memberikan diet M-II (bubur)

S : Klien

Pukul Tindakan keperawatan SOAP

1 04 juni

- Menanyakan keadaan - Melakukan vital sign - Mengkaji feses pasien :

wawancara

- Mengganti cairan infuse Nacl 20 tt / i

- Memberikan diet M-II (bubur)

(38)

12x/i

Pukul Tindakan keperawatan SOAP

1 05 juni

- Menanyakan keadaan - Mengajarkan pasien gerakan

aktif

 Menggerakan jari-jari tangan, gerakan kaki dan tangan - Memberikan pendidikan

kesehatan tentang :

Cairan dan minuman yang mengandung gas

- Memberikan injeksi Omeprazole injeksi 40mg Suclarfar captopril

Pukul Tindakan keperawatan SOAP

1 06 juni 2014

09.00 Wib

- Menanyakan keadaan

- Mengukur vital sign

- Memantau cairan infuse Nacl 20 tts / i

- Melakukan pendkes tentang Kebiasaan buang air besar

Referensi

Dokumen terkait

In cattle, a gregarious species, the social group influences individual stress responses to fear-eliciting situations. As handling can be stressful for farm animals, it can

Developed the X-0 complex in Kuningan: a 5-star Gran Meliã Hotel and Graha Surya Internusa Office Building 1991 Developed 1,400 hectare industrial estate development in

Dustbathing is one of the major behavioural systems of domestic fowl that is constrained by commercial caging systems. Although research conducted over the last 20 years has revealed

The aim of this experiment was to study the relationship between feather pecking and ground pecking in laying hens and the effect of group size on feather pecking behaviour. Hisex

 To be a world class mining company with a diversified portfolio of high quality coal and metals. assets with the following

Bourne, Pathogenesis of acy- clovir-resistant herpes simplex type 2 isolates in animal models of genital herpes: models for antiviral evalua- tions 47 , 159.. Bernstein, D.I.,

Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas yang diakuisisi, dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam kasus pembelian dengan

the large investment by integrating and synthesising research results, the Global Change and Terrestrial Ecosystems Core Project (GCTE) of the International