1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cukai sebagai salah satu sumber penerimaan negara mempunyai konstribusi
yang sangat penting dalam APBN khususnya dalam kelompok Penerimaan
Dalam Negeri. Penerimaan cukai dipungut dari 3 (tiga) jenis barang yaitu; etil
alkohol, minuman mengandung etil alkohol dan hasil tembakau terhadap
penerimaan negara yang tercermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun anggaran 1990/1991,
penerimaan cukai hanya sebesar Rp. 1,8 triliun atau memberikan kontribusi
sekitar 4 persen dari penerimaan dalam negeri, pada tahun anggaran 1999/2000
jumlah tersebut telah meningkat menjadi Rp. 10,4 triliun atau menyumbang
sebesar 7,3 persen dari penerimaan dalam negeri. Pada tahun anggaran 2003,
penerimaan cukai ditetapkan sebesar Rp. 27,9 triliun atau sebesar 8,3 persen dari
penerimaan dalam negeri.1 Hasil pajak cukai yang diterimakan kepada negara
merupakan kontribusi besar dari perusahaan. Buruh memiliki andil besar dalam
menentukan besarnya penerimaan dana dari adanya pajak cukai. Dengan keadaan
tersebut pendapatan Negara bergantung sekali pada kinerja buruh.
Besarnya jumlah penerimaan cukai tersebut, 95 persen berasal dari cukai
hasil tembakau yang diperoleh dari jenis hasil tembakau (JHT) berupa rokok
sigaret kretek mesin, rokok sigaret tangan dan rokok sigaret putih mesin, yang
1
2 dihasilkan oleh industri rokok. Mengingat begitu besarnya peranan cukai hasil
tembakau terhadap penerimaan negara, maka perhatian pemerintah lebih
difokuskan pada kondisi industri rokok di Indonesia yang berkaitan dengan
perkembangan perusahaan, perkembangan produksi rokok, perkembangan tenaga
kerja, serta produktivitas tenaga kerja.2 Perhatian ini tidak terlepas oleh adanya
harapan besar dari pemerintah atau negara mengenai kekuatan pajak cukai rokok
yang nantinya mampu menjaga stabilitas ekonomi negara dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas. Untuk itu berbagai pertimbangan atas kondisi
pajak menjadi hal penting yang patut mendapatkan kejelasan proses, sehingga
berjalannya sistem pajak cukai ini mampu diarahkan dalam rangka pencapaian
ketetapan keputusan.
Sejak 1 Januari 2010 pemerintah menetapkan kenaikan pajak pita cukai rokok.
Ide kenaikan tersebut bertolak dari adanya asumsi pemerintah mengenai eksistensi
cukai rokok dalam meningkatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dalam rangka menaikkan pajak pita cukai rokok pemerintah menetapkan
sejumlah aturan dan salah satu aturannya adalah pengklasifikasian perusahaan
rokok. Kondisi kenaikan pajak pita cukai rokok tersebut terbagi dalam beberapa
klasifikasi kelas disesuaikan oleh kriteria tertentu. Adapun bentuk pembagiannya
adalah sebagai berikut : (1) perusahaan rokok kelas 1 adalah perusahaan rokok
yang jumlah produksinya > 2 milyar per tahun, (2) perusahaan rokok kelas 2
adalah perusahaan rokok yang jumlah produksinya 400 juta – 2 milyar per tahun,
2
3 (3) perusahaan rokok kelas 3 adalah perusahaan rokok yang jumlah produksinya
0-400 juta per tahun. Hal ini berlaku di perusahaan rokok di seluruh Indonesia
termasuk di Malang.
Malang adalah salah satu kota penghasil rokok yang cukup besar, produksi
rokok di wilayah Kabupaten Malang pada tahun 2008 mencapai 80 milyar batang,
jumlah tersebut berasal dari 206 pabrik rokok kelas III. Bila diuangkan 80 milyar
batang rokok tersebut mencapai Rp. 24 triliun, sehingga kompensasi cukai yang
didapat Kabupaten Malang mencapai Rp. 26,3 milyar. Secara umum perusahaan
rokok adalah perusahan yang paling menjanjikan di Indonesia. Industri yang
menyerap lebih dari 320.000 pegawai ini mampu menyumbang pajak kurang lebih
24 triliyun per tahunnya dan pajak cukai 2,5 triliun per tahun untuk pemerintah.
Usaha-usaha ekonomi di kegiatan informal seperti di bidang industri rokok di satu
sisi diakui sebagai katup pengaman dalam menanggulangi pengangguran karena
mampu menyerap angkatan kerja yang tidak terserap oleh usaha-usaha ekonomi
formal, baik karena persyaratan jabatan yang ditentukan tidak dapat dipenuhi
maupun karena keterbatasan daya serap usaha-usaha ekonomi formal tersebut.
Namun di sisi lain, kebijakan pemerintah tentang pembinaan dan perlindungan
tenaga kerja belum dirasakan oleh pekerja pada usaha-usaha ekonomi informal.3
Adanya ketetapan baru mengenai kenaikan pajak pita cukai rokok ini, tentunya
memberikan pemahaman dan dugaan yang baru pula bagi masyarakat khususnya
pada komponen-komponen perusahaan-perusahaan rokok tersebut, baik pada taraf
3
4 pemilik atau pimpinan perusahaan sampai pada buruh-buruh yang dipekerjakan di
dalamnya.
Setiap adanya kebijakan baru tentunya komponen-komponen yang berkaitan
mengalami sebuah ketegangan kondisi sebagai bentuk penyesuaian terhadap
peraturan yang baru. Adanya kebijakan kenaikan pajak pita cukai rokok ini juga
memberikan pengaruh terhadap perusahaan-perusahaan rokok yang ada di
Malang. Sekitar 120 pabrik rokok berskala kecil kelas III yang beroperasi di
wilayah Malang Raya (Kota Malang dan Batu serta Kabupaten Malang) mulai
berguguran menutup usaha. Kenaikan tarif cukai yang terjadi secara terus menerus
menjadi salah satu penyebab kebangkrutan tersebut. Pada 2009, pabrik rokok
skala kecil di wilayah kerja KPPBC Malang sebanyak 467 pabrik. Pada awal 2010
mengalami penyusutan menjadi 280 pabrik. Akhir 2010 menyusut kembali
menjadi 160 pabrik. Namun, pada awal 2011, hanya tinggal 16 pabrik atau
berkurang 120 pabrik. Diperkirakan hingga akhir 2011 mendatang, pabrik rokok
skala kecil yang mampu bertahan atau tetap eksis tidak lebih dari 10 persen saja.
Izin pabrik rokok yang sudah dicabut rata-rata adalah pabrik rokok yang sudah
lebih dari 12 bulan tidak beroperasi. Hanya saja, meski banyak pabrik rokok kecil
yang gulung tikar, pendapatan bea cukai dari pita masih tetap cukup tinggi.
Bahkan pada 2010 melampaui target. 4 Kondisi ini mengindikasikan keberadaan
kebijakan mengenai kenaikan pajak pita cukai rokok memberikan konsekuensi
yang demikian rumit dalam implementasinya di masyarakat khususnya pada
perusahaan rokok di Malang.
4
5 Adanya kebijakan kenaikan pajak pita cukai rokok menjadi sebuah ancaman
atas keberlangsungan perusahaan-perusahaan rokok di Malang. Ditjen Bea dan
Cukai menghentikan pemesanan pita cukai rokok terhadap 18 pabrik rokok di
Malang. Penghentian pemesanan pita cukai rokok ini terjadi sejak sebulan yang
lalu. 18 Pabrik rokok yang terancam dibekukan antara lain, PR Djagung Padi,
Djagung Putra, Sejuk, Bintang Bola Dunia, Pundimas Nasional dan Noto
Nugroho. Berbeda dengan pembekuan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena
Cukai (NPPBKC) sebelumnya yang hanya melibatkan pabrik rokok golongan
tiga. Kini, pabrik rokok golongan dua juga dibekukan seperti PT Niaga Bersama,
CV Sejahtera dan Penamas Nusa Prima. Selain itu, sejumlah pabrik rokok yang
sebelumnya juga dibekukan juga terkena sanksi serupa yakni HF Prima, Djagung
Padi, Jagung Putra.5 Kondisi ini yang kemudian menjadi sebuah konsekunsi dari
adanya kebijakan kenaikan pajak pita cukai rokok tersebut, karena bagaimana pun
juga sebuah kebijakan baru yang diharapkan mampu mengarahkan pada
perubahan yang lebih baik dari sebelumnya tentunya memiliki sisi kelemahan
yang secara langsung maupun secara bertahap berimbas terhadap perusahaan
rokok dan para fungsionalisnya.
Kenaikan pajak pita cukai ini memberikan dampak layaknya dua keping mata
uang, yakni di satu sisi meningkatkan penerimaan negara tetapi di sisi lain
menjadi sebuah bencana bagi para perusahaan dan terlebih para buruh. Pada
masyarakat yang dipaksa dan terpaksa mengikuti arus industrialisasi seperti
Indonesia terminologi buruh bukan merupakan hal baru, sebaliknya buruh adalah
5
6 bagian dari sistem ekonomi pembangunan (pada masa Soeharto) yang tak
terpisahkan. Ramah atau tidak ramah, ternyata istilah ini terasa kurang bergengsi
di kalangan buruh sendiri karena kesan makna dari istilah ”buruh” kurang
berharga. 6 Akibatnya kinerja yang telah dilakukan oleh para buruh dianggap tidak
memberikan efek apapun terhadap yang lain, bahkan akhir-akhir ini pekerjaan
sebagai buruh di pabrik bukan menjadi sebuah kebanggaan lagi, masih
terkalahkan oleh profesi-profesi yang lain yang dianggap lebih bergengsi.
Buruh pada akhirnya bekerja demi upahan, bukan demi pekerjaan maupun
demi pengembangan diri, sebab ada kondisi yang memaksa. Untuk dapat bertahan
hidup dan mendapatkan uang, mereka harus bekerja sesuai kehendak majikan.
Posisi buruh dalam sistem indudtrial yang ada saat ini sangat lemah, baik secara
sosial, ekonomi maupun politik. Buruh menjadi elemen masyarakat yang berada
dalam posisi ditentukan, sebagai objek, dan sangat sedikit ruang bagi buruh untuk
turut berpartisipasi menentukan kebijakan berkaitan dengan dirinya. 7 Buruh kini
menjadi semacam robot hidup yang bergerak untuk kepentingan pabrik dan
eksistensi perusahaan. Buruh hanya menjalankan kerja sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan dari atasan atau perusahaan juga dari kebijakan-kebijakan yang
telah mengaturnya.
Syukur, Amin, 2004. Wahyu Pembebasan Relasi Buruh-Majikan, hal 26. 7
7 menengah dalam konsep peratuan pemerintah tentunya dengan kenaikan pajak
pita cukai tersebut memberikan efek yang kompleks terhadap situasi perusahaan.
Dampak kenaikan pita cukai rokok tidak hanya dirasakan oleh perusahaan
rokok secara umum, tetapi juga para buruh yang bekerja di dalamnya, karena ada
ribuan tenaga kerja yang bergantung terhadap produksi pabrik rokok. Hal ini
tentunya akan memunculkan kekhawatiran bagi para buruh. Hampir rata-rata
buruh yang dipekerjakan di PR. HF. Prima adalah masyarakat sekitar yang
memang telah lama mengadu nasibnya di perusahaan rokok tersebut. Apalagi
bekerja sebagai buruh tersebut rata-rata merupakan satu-satunya mata pencaharian
yang mereka miliki. Terutama bagi buruh kontrak, di mana buruh kontrak hanya
bekerja sesuai dengan taken kontrak yang diberikan perusahaan yakni buruh kontrak yang posisinya dalam perusahaan masih belum aman, artinya mereka
masih khawatir akan keberlangsungan karirnya dalam perusahaan setelah masa
kontrak habis. Sementara bukan tidak mungkin para buruh kontrak tersebut juga
hanya sebagai buruh pabrik rokok itulah satu-satunya mata pencahariannya. Tidak
adanya kenaikan pita cukai rokok saja posisi mereka sebagai buruh merasa belum
aman bekerja di perusahaan, apalagi setelah ada kebijakan tentang kenaikan pajak
pita cukai rokok.
Kenaikan pajak pita cukai rokok dapat menggangu produktivitas kerja buruh
kontrak di perusahaan rokok terutama perusahaan rokok skala menengah seperti
PR. HF Prima, pasti akan berdampak pula terhadap buruh yang bekerja di
dalamnya. Rantai logisnya adalah ketika pajak pita cukai rokok dinaikkan berarti
hendaklah mengikuti aturan produksi yang telah ditetapkan pemerintah, padahal
8 rokok. Berarti dalam hal ini perusahaan hendaknya juga mempertimbangkan pasar
dan hasil produksinya. Di samping itu dengan adanya kondisi yang demikian
buruh sebagai salah satu faktor penting dalam kegiatan produksi menjadi sebuah
perhatian tersendiri oleh peneliti mengenai kelangsungan hidupnya di perusahaan,
terlebih pada kondisi buruh kontraknya.
Berdasarkan fenomena di atas maka hal yang akan diteliti adalah tentang
“Produktivitas Buruh Kontrak Pasca Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok di Industri
Rokok (Studi Kasus pada Buruh Kontrak Perusahaan Rokok HF. Prima
Landungsari Malang)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti mengambil rumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana produktivitas buruh kontrak pasca kenaikan pajak pita cukai rokok di
PR. HF. Prima Malang ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui dan
mendiskripsikan bagaimana produktivitas buruh kontrak pasca kenaikan pajak
pita cukai rokok di PR. HF. Prima Malang.
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kalangan
akademisi pada khusunya dan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini
9 1. Manfaat Teoritis
Penelitian tentang Produktivitas Buruh Kontrak Pasca Kenaikan Pajak Pita
Cukai Rokok di Industri Rokok PR. HF. Prima Malang ini diharapkan dapat
memberikan wawasan dan menambah referensi khususnya pada kajian Ilmu
Sosiologi Industri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan rekomendasi dalam menentukan hak
kerja dan kebijakan upah yang diberikan pada karyawan di era selanjutnya.
b. Bagi buruh yaitu memberikan informasi mengenai dampak kenaikan pajak
pita cukai rokok terhadap kerja buruh.
c. Bagi peneliti yaitu mendapatkan wawasan baru mengenai dampak
kenaikan pita cukai rokok terhadap kerja buruh.
E. Definisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (1982), definisi konsep
adalah unsur penelitian untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena
sosial atau alami. agar penelitian ini terarah dan mempermudah ruang lingkup
penelitian maka digunakan beberapa konsep untuk batasan-batasan atau
definisi istilah sebagai berikut :
1) Produktivitas
Jika membicarakan masalah produktivitas munculah satu situasi yang
paradoksia (bertentangan) karena belum ada kesepakatan umum tentang maksud
pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk
10 bahasa latin, Producere yang berarti membuat dan menghasilakn sesuatu proses kerja pabrik, yang dalam bahasa Inggris disebut Production. Hasil kerja production disebut product, apabila hasil itu ditingkatkan kuantitas atau menjadi lebih berkualitas disebut productive. Dengan demikian produktivitas atau productivity adalah peningkatan dan pengembangan proses pekerjaan dari pabrik agar hasilnya menjadi lebih berkualitas dan mempunyai nilai baru.8
2) Buruh
Buruh adalah orang yang melakukan kegiatan kerja yang bersifat
ekonomis yaitu bekerja pada orang lain dengan menerima upah dan bekerja
dibawah perintah.9
Buruh adalah seseorang yang berkecimpung dalam suatu lembaga atau
perusahaan atau usaha atau instansi terkait yang diikat oleh suatu sistem. Buruh
juga adalah kelompok individu yang dipekerjakan oleh perusahaan dari sebuah
perusahaan yang ada. Sifat dari buruh sendiri memang membentengi dari sisi
operasional dasar suatu perusahaan. Buruh bertindak sebagai urat nadi atas
pembauatan sebuah produk. Sesuai dengan pekerjaannya, biasanya buruh akan
mendapat gaji/upah yang ukurannya standart dari kebijakan perusahaan.
3) Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Industri adalah bidang mata pencaharian yang
menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di
8
Liliweli, Alo.1997. Sosiologi Organisasi. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. 9
11 bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka
industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha
mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah
pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,
budaya dan politik. 10
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan/
menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di tempat penelitian. Bopgan dan
Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diminati.11
Lebih lanjut Moleong menyebutkan jika menggunakan metode kualitatif,
maka metode tersebut digunakan karena beberapa pertimbangan: Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan respoden. Dan ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
10
(http://id.wikipedia.org/wiki/Industri). 11
12 terhadap pola-pola yang dihadapinya.12 Dalam menggunakan pendekatan tersebut
diharapkan peneliti dapat mendiskripsikan kejadian dan kenyataan yang
sebenar-benarnya tentang hal-hal yang diteliti yaitu tentang Produktivitas Kerja Buruh
Kontrak Pasca Kenaikan Pita Cukai Rokok.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Perusahaan Rokok HF. Prima, yang beralamatkan di
Jl. Tirto Mulyo No 2 Desa Landungsari RT 07 RW 03 Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Adapun yang menjadi alasan penentuan lokasi penelitian adalah karena
pertimbangan di sana banyak terdapat buruh kontrak yang merupakan mata
pencaharian utama masyarakat sekitar. Selain itu perusahaan ini merupakan
industri yang sebagian besar adalah buruh kontrak.
3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah buruh konrak yang bekerja di PR. HF. Prima.
Dalam penentuan subjek penelitian ini teknik yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan data yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengambilan data
menggunakan purposive sampling agar tidak terjadi pelebaran atau dapat dikatakan agar pertanyaan ataupun data yang diberikan sesuai dengan tujuan dari
12
13 penelitian. 13 Alasan lain karena peneliti memerlukan data yang lebih teliti dan
detail sehingga memenuhi tujuan penelitian.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka yang menjadi subyek penelitian
adalah buruh kontrak yang bekerja di PR. HF. Prima. Adapun kriteria untuk
menentukan subyek penelitian sebagai berikut :
1. Buruh kontrak yang bekerja yang hanya difokuskan pada unit
dalam memproduksi barang.
2. Buruh kontrak yang sudah bekerja sebelum kenaikan pajak pita
cukai rokok. Karena buruh ini merasakan berproduksi sebelum dan
sesudah pajak pita cukai rokok itu naik.
3. Buruh kontrak perempuan. Karena kebanyakan buruh yang
berproduksi adalah perempuan.
4. Frekuensi masuk kerja. Buruh yang menjadi subyek penelitian saya
yaitu buruh yang mempunyai frekuensi masuk kerja.
4. Sumber Data
4.1 Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data langsung dari
sumber yang diteliti, yakni Buruh Kontrak yang bekerja pada Perusahaan
Rokok HF. Prima.
13
Sugiyono.2007:213 dalam Ambarwati, 2011. Skripsi “Modal Sosial pada Masyarakat Petani”
14 4.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian adalah data yang diperoleh
dari literatur yang dipelajari serta dokumen-dokumen/ arsip perusahaan,
hal ini bisa didapatkan seperti struktur organisasi dan data karyawan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah
teruji validitas dan realibitasnya. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai cara Maka dari itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
G.1 Observasi
Observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.14 Peneliti
mengawali langkah observasi pertama-tama dengan mengamati lokasi penelitian
secara umum, selanjutnya hal-hal yang akan diamati oleh peneliti dalam kegiatan
observasi adalah tentang aktifitas-aktivitas buruh kontrak yang ada di PR. HF
Prima. Peneliti akan mencari data yang berhubungan dengan aktivitas buruh
kontrak, seperti aktivitas menggiling bahan baku rokok, menggelinting rokok,
packing rokok dan aktifitas lainnya. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa
14
Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. CV. Mandar Maju.
15 mengetahui secara langsung bagaimana kondisi kerja buruh kontrak selama
bekerja ditengah perusahaan yang mengalami dampak kenaikan pita cukai rokok.
Observasi ini dilakukan didalam perusahaan dengan maksud untuk
mengamati secara lebih mendalam mengenai cara kerja buruh kontrak
berdasarkan sistem yang diterapkan dalam perusahaan yang bersifat produktif.
Penulis mendapati aktivitas-aktivitas buruh kontrak, seperti aktifitas menggiling
bahan baku rokok, menggelinting rokok, packing rokok dan aktifitas lainnya.
G.2 Wawancara
Wawancara (Interview) adalah suatu percakapan tanya-jawab lisan antara
dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada
suatu masalah tertentu.15 Langkah awal yang akan dilakukan peneliti dalam
melakukan wawancara dimulai dengan menemui kepala pimpinan bagian
personalia untuk menanyakan tentang kondisi buruh kontrak sesudah kenaikan
pita cukai rokok agar peneliti mengetahui secara umum bagaimana kondisi buruh
kontrak sejak berlakunya pajak kenaikan pita cukai. Selanjutnya peneliti akan
melakukan wawancara langsung dengan buruh kontrak tentang bagaimana
tanggapan para buruh terhadap kenaikan pajak pita cukai rokok.
Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
wawancara tidak terstruktur agar pada saat wawancara berlangsung suasana yang
teradi bisa santai dan terkesan wajar.16 Wawancara tidak menggunakan pedoman
secara sistematis agar proses wawancara berjalan apa adanya tetapi masih dalam
15
Ibid halaman 157 16
16 konteks tema yang diangkat dalam penelitian ini. Data yang penulis peroleh
melalui wawancara yaitu tentang produktivitas kerja buruh kontrak di PR. HF.
Prima Malang.
G.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
mencatat data yang bersumber dari catatan, agenda, buku/pustaka,
peraturan-peraturan tertulis, serta merekam hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.17 Cara pendokumentasian yang dilakukan adalah datang langsung ke
PR. HF Prima lalu menminta ijin untuk mengambil data-data berupa tulisan dan
foto-foto yang berhubungan dengan tema penelitian. Peneliti akan mencatat data
yang mempunyai relevansi dengan tema penelitian dan menggunakan kamera
untuk memotret aktifitas yang ada di PR. HF Prima.
H. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui kredibilitas penulisan ini digunakan teknik pemeriksaan
kecukupan refensial. Data-data yang tidak direncanakan dalam penelitian,
disimpan dan digunakan dalam analisis hasil penelitian. Data-data tersebut berasal
dari obeservasi, wawancara serta dokumentasi. Data–data yang diperoleh
dianalisa dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif yaitu dengan cara
menggambarkan dan menjelaskan permasalahan-masalahan secara terperinci.
Pada data yang diperoleh kemudian disusun dengan aturan-aturan dan analisa
17
17 sedemikian sehingga memperindah bahasan.18 Alasan penulis menggunakan
diskriptif kualitatif karena metode ini menggambarkan suatu fenomena sosial
dalam masyarakat terutama tentang Produktivitas Buruh Kontrak Pasca Kenaikan
Pajak Pita Cukai Rokok.
H.1 Pengumpulan Data
Data pada penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan
kata-kata, tetapi sesungguhnya yang dimaksud dengan data dalam penelitian kualitatif
adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar dan diamati.
Dengan demikian data dapat berupa catatan lapangan sebagai hasil pengamatan,
deskripsi wawancara, catatan harian atau pribadi, foto, pengalaman pribadi, jurnal,
cerita sejarah, riwayat hidup, surat-surat, agenda, atribut seseorang, simbol-simbol
yang melekat dan dimiliki dan banyak hal lain sebagai hasil pengamatan dan
pendengaran.
H.2 Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi awal muncul dari
catatan-catatan di lapangan. Reduksi data dilakukan terus menerus selama penelitian
berlangsung. Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga
pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola
mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita apa yang
berkembang merupakan pilihan-pilihan analitis.
18
18 H.3 Penyajian Data
Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan
mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya apakah peneliti meneruskan
analisisnya atau mencoba mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam
temuan tersebut.
H.4 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari suatu penelitian,
karena merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Tujuan dari
penarikan kesimpulan adalah untuk menganalisis, mencari makna dari data-data
yang tersedia, sehingga dapat ditemukan pola hubungan atau proposisi-proposisi
yang berkaitan dengan rumusan masalah dari penelitian ini. Pada tahap ini peneliti
memberikan dalam bentuk narasi hasil wawancara dan observasi yang berkaitan
19 Gambar 1.1
Komponen-komponen Analisa Data; Model Interaktif
ta
Sumber: Miles dan Huberman.19
Miles dan Huberman (1984), menegemukakan bahwa aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, hingga sampai pada
data yang jenuh. Aktifitas dalam analisis data , yaitu data pengumpulan
data, data reduction, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
19
Ibid Halaman 247
Penarikan kesimpulan Pengumpulan data
Reduksi Data
PRODUKTIVITAS BURUH KONTRAK
PASCA KENAIKAN PAJAK PITA CUKAI ROKOK
(Studi Kasus Pada Buruh Kontrak Perusahaan Rokok HF. Prima Landungsari Malang)
SKIRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi
Disusun Oleh:
MOKHAMAD FIRMAN SOFI’I
07240022
JURUSAN SOSIOLOGI
KONSENTRASI SOSIOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan Di hadapan Dewan Penguji Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dan diterima sebagai Persyaratan untuk.
Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata 1.
Pada tanggal: 06 Agustus 2011
Di hadapan dewan Penguji.
1. Muhammad Hayat, S.Sos ( )
2. Drs. Sulismadi, M.Si ( )
3. Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si ( )
4. Rachmad KDS, S.Sos, MA ( )
Mengetahui:
Dekan FISIP-UMM
iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Mokhamad Firman Sofi’i
Tempat, Tgl Lahir : Lumajang, 24 Oktober 1987
Nim : 07240022
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi :PRODUKTIVITAS BURUH KONTRAK PASCA
KENAIKAN PAJAK PITA CUKAI ROKOK DI INDUSTRI ROKOK (Studi Kasus Pada Buruh Kontrak Perusahaan Rokok HF. Prima Landungsari Malang)
Pembimbing : I. Rachmad KDS, S.Sos, MA
Rachmad KDS, S.Sos, MA Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si Mengetahui:
Dekan FISIP
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Mokhamad Firman Sofi’i
Tempat, Tgl Lahir : Lumajang, 24 Oktober 1987
Nim : 07240022
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah/ skripsi saya yang berjudul:
PRODUKTIVITAS BURUH KONTRAK PASCA KENAIKAN PAJAK
PITA CUKAI ROKOK DI INDUTRI ROKOK (Studi Kasus Pada Buruh
Kontrak Perusahaan Rokok HF. Prima Landungsari Malang)
Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 06 Agustus 2011
Yang menyatakan,
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Mokhamad Firman Sofi’i
Tempat, Tgl Lahir : Lumajang, 24 Oktober 1987
Nim : 07240011
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi :PRODUKTIVITAS BURUH KONTRAK PASCA
KENAIKAN PAJAK PITA CUKAI ROKOK DI INDUSTRI ROKOK (Studi Kasus Pada Buruh Kontrak Perusahaan Rokok HF. Prima Landungsari Malang)
Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Rachmad KDS, S.Sos, MA Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si
Mengetahui:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi (Konsentrasi Sosiologi Industri)
Dekan FISIP Ketua Jurusan Sosiologi
vi
PERSE M BAH AN
Kupersembahkan K arya ini Kepada:
Nenek dan Orang Tua yang amat aku sayangi dan cintai. Terima
kasih telah memberikan aku kesempatan lahir di dunia ini. Aku
tahu memang berat perjalanan kuliah ini, tapi ketika melihat
mereka, kuliah terasa seringan kapas.
Aku mohon maaf kepada Nenek dan Orang Tua jika selama ini
aku lebih banyak menyusahkan kalian semua, sampai aku
matipun takkan pernah bisa membalas segala kebaikan kalian
hanya do’a yang bisa aku hanturkan buat kalian.
Buat My Dear “Lusi” terima kasih atas dukungan mu selama ini
terima kasih sudah menjadi tempat aku berkeluh kesah kau
selalu ada disaat aku butuh, aku sudah memenuhi janjiku.
vii
telah memberikan rahmat, hidayah serta kesabaran kepada penulis. Tak lupa pula
penulis panjatkan shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW,
yang selama ini telah menjadikan suri tauladan bagi umat manusia dan sebagai
inspirasi penulis dalam meneladani ketabahan beliau dalam menghadapi masalah.
Selama 4 bulan lebih ini penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
”PRODUKTIVITAS BURUH KONTRAK PASCA KENAIKAN PAJAK PITA
CUKAI ROKOK (Studi Kasus Pada Buruh Kontrak Perusahaan Rokok HF.
Prima Landungsari Malang)” dapat penulis selesaikan dengan baik dan lancar.
Semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan-bantuan baik secara moril
maupun materil yang telah diberikan kepada penulis.
Banyak suka maupun duka yang penulis alamai selama dalam proses
pengerjaan skripsi ini, namun semua itu menjadikan suatu pelajaran yang sangat
berharga bagi penulis melalui pengalaman-pengalaman di lapangan dalam proses
observasi, penyusunan, dan bimbingan. Maka dari itu penulis ingin sekali
mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
membantu penulis selama ini. untuk itu penulis memberikan penghargaan serta
terimaksaih kepada:
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendi, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin
kepada peneliti.
3. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si selaku Ketua Jurusan sosiologi sekaligus
Pembimbing II bagi penulis, karena telah banyak memberikan dukungan
serta masukan-masukan dalam setiap bimbingan guna lebih baiknya
viii
4. Bapak Rachmad KDS, S.Sos, MA selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan dukungan, saran dan kritik guna menunjang agar lebih baiknya
skripsi ini.
5. Nenekku Sapuati dan orang tuaku Pak Soli, Bu Sofiyah, Pak Eko dan Bu Sri
merekalah yang telah menjadikan penulis seperti ini. Terima kasih banyak.
6. Perusahaan Rokok HF. Prima yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk penelitian di perusahaan tersebut.
7. Personalia, tentu saja Bu Djatur Rudji Sinduwati, SE yang telah mengijinkan
penulis untuk penelitian di perusahaan ini.
8. Teman-temanku angkatan 2007 dan sahabat-sahabatku Ambar, Sofyan,
Rizal, Iwan, Mirza, Wisnu, Sofi, Siti, Nuryu, Ririn, Uya, Lalu Puguh,
Wildan, Wahid dll. Selama ini mereka telah berjuang bersama dalam
masa-masa kuliah, kalian adalah para sahabat yang mengisi warna-warni
kehidupan penulis dalam berbagai pengalaman.
9. Teman-teman Sosiologi angkatan lain Acil, Fariz, Ibad, Rezki, Wuri, Nia,
Farisa, dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebut satu per-satu namanya
terma kasih banyak untuk semua.
10. Teman-teman kosan Yova, Dedy, Cila, Uceng, Ipang, Irul. Kalian mengisi
warna selama penulis kuliah. Terima kasih
11. Buat My Dear “Lusi” yang telah memotivasi penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian ini.
Sebagai manusia yang selalu akan keterbatasan, penulis tentunya
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu saran serta
kritikan penulis harapkan agar kedepannya penulis dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga dengan adanya skripsi ini mampu memberikan kontribusi bagi pembaca
dan semua pihak yang berkepentingan.
Malang, Agustus 2011
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii
x
H.2 Reduksi Data ... 17
H.3 Penyajian Data ... 18
H.4 Penarikan Kesimpulan ... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 20
G. Produksi, Bahan Baku dan Proses Produksi ... 61
H. Sejarah Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok ... 67
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data ... 69
A.1 Gambaran Umum Subyek ... 69
A.2 Identitas Subyek Penelitian ... 72
A.3 Produktivitas Buruh Kontrak PR. HF. Prima ... 77
A.4 Pengukuran Produktivitas Buruh Kontrak ... 84
A.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Buruh Kontrak PR. HF. Prima Malang ... 87
B. Analisa Data ... 97
xi BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 101 B. Saran-saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu ... 33
3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja di PR. HF. Prima Malang 2011 ... 58
3.2 Tingkat Pendidikan Karyawan PR. HF. Prima Malang 2011 ... 59
4.1 Jumlah Subyek Pada Bagian Produksi ... 70
4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Nama dan Lama Bekerja ... 73
4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 74
4.4 Distribusi Subyek Berdasarkan Umur ... 75
4.5 Status Perkawinan Subyek ... 76
4.6 Jumlah Produksi Subyek Sebelum Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok 78 4.7 Pendapatan Subyek Sebelum Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok ... 79
4.8 Jumlah Produksi Subyek Sesudah Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok 81 4.9 Pendapatan Subyek Sesudah Kenaikan Pajak Pita Cukai Rokok ... 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Sri Suyati. 1995. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), penerbit: Rineka Cipta, Jakarta
Hasibun, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. CV. Mandar Maju.
Kusriyanto, Bambang. 1991. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Cetakan Ketiga. PT. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta
Kusriyanto, Bambang. 1991. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Cetakan Ketiga. PT. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung
Moleong, Lexy, 1994, Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung.
Panji, Ardhian Utomo. 2005. Implementasi Kebijakan Cukai Rokok.
Poloma, M. Margaret, Sosiologi Kontemporer (terjemahan), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
Simamora, Henry. 2001. Manajemen Suber Daya Manusia Edisi Kedua. STIE YKPN. Yogyakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 1982. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Edisi Kedua Cetakkan Keempat. Bumi Aksara. Jakarta.
Soetomo, Drs, Masalah Sosial dan Pembangunan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995
Sri Haryani. 2002. Hubungan Industrial Di Indonesia. Yogyakarta, Penerbit: AMP YKPN Yogyakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset perilaku Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wasito, Hermawan. 1995. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
http://buruhberjuang.wordpress.com/
http://finance.dir.groups.yahoo.com/group/fspmi/message/4338
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri/14-04-2011/19.14
http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/05/outsourcing-dan-tenaga-kerja.html
http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_indust ri_di_indonesia_perekonomian_bisnis/14-04-2011/19.10