• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTRET JARINGAN SOSIAL ANAK JALANAN DI WILAYAH KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTRET JARINGAN SOSIAL ANAK JALANAN DI WILAYAH KOTA MALANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i POTRET JARINGAN SOSIAL ANAK JALANAN

DI WILAYAH KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Oleh :

Fidya Tri Pangestuti NIM. 201210310311059

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan Di Hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata 1 (S-1)

Pada tanggal 2 Mei 2016 Di Hadapan Dewan Penguji

1. Drs. Sulismadi, M.Si : ( )

2. Muhammad Hayat, MA : ( )

3. Dr. Vina Salviana DS, M.Si : ( )

4. Dr Juli Astutik, M.Si : ( )

Mengetahui Dekan FISIP UMM

(3)

iii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan

hidah-nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah (skripsi) dengan

lancar tanpa ada gangguan. Serta penulis tidak lupa memanjatkan shalawat serta

salam kepada Nabi Muhammad SAW, dimana yang selama ini membawa kita dari

alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini.

Karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul Potret Jaringan Sosial Anak

Jalanan di Wilayah Kota Malang. Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Rasa syukur dan rasa terimakasih

penulis haturkan kepada:

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

3. Bapak Muhammad Hayat, MA, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Ibu Dr. Vina Salviana DS, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, teguran, kritik serta masukan dengan bijaksana

selama proses penyusunan karya tulis ilmiah (skripsi) ini

5. Ibu Dr. Juli Astutik, M.Si , selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, teguran, kritik serta masukan dengan bijaksana

selama proses penyusunan karya tulis ilmiah (skripsi) ini

6. Untuk Orang Tua ku tercinta Bambang Ricahyono, BE dan Chastutik yang

telah memberikan dorongan motivasi sehingga selesai skripsi

7. Untuk saudara kandung ku Donny Eko Prasetyo, S.AB dan Evi Dwi

Prastiwi Amd.Keb,SST,M.Kes yang telah memberikan motivasi dan saran

dalam setiap masalah yang dihadapi peneliti

8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat ku Nursasih, Vitaria, Bintang dan

Haikal yang telah memberikan semangat sehingga selesai skripsi

9. Terimakasih Dosen-dosen sosiologi yang telah memberikan pengetahuan

(4)

iv

10.Terimakasih kepada teman-teman Jurusan Sosiologi yang telah membantu

peneliti selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam penyusunan karya tulis

ilmiah (skripsi) ini. Apabila saya selaku penulis terdapat kesalahan dalam

penulisan karya tulis ilmiah (skripsi) ini mohon maaf. Penulis juga berharap karya

tulis ilmiah (skripsi) ini dapat bermanfaat demi pengembangan pengetahuan dan

wacana bagi para pembaca.

Malang, 02 Mei 2016

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

MOTTO ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAKSI ... xv

ABSTRACTION ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 ManfaatPenelitian ... 7

1.4.1 Bagi Peneliti ... . 7

1.4.2 Bagi Anak Jalanan ... 7

1.4.3 Bagi Pemerintah ... 8

1.5 Definisi Konsep ... 8

1.5.1 Definisi Anak Jalanan ... 8

1.5.2 Definisi Jaringan Sosial ... 8

1.6 Metode Penelitian ... 9

1.6.1 Pendekatan Penelitian ... 9

1.6.2 Jenis Penelitian ... 10

1.6.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

1.6.4 Subyek Penelitian ... 10

(6)

vi

1.6.6 Teknik Penentuan Subyek ... 11

1.6.7 Teknik Pengumpulan Data ... 11

1.6.8 Teknik Analisa Data ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

2.2 Kategori Anak Jalanan ... 19

2.3 Ciri – Ciri Anak Jalanan ... ... 20

2.4 Perilaku Anak Jalanan ... 21

2.5 Permasalahan Anak Jalanan Yang Dihadapi ... 21

2.6 Isu Prioritas Anak Jalanan ... 25

2.7 Solusi Mengatasi Anak Jalanan ... 26

2.8 Jaringan Sosial ... 29

2.9 Ciri – Ciri Jaringan Sosial ... 33

2.10 Jenis – Jenis Jaringan Sosial ... 34

2.11 Bentuk-Bentuk Jaringan Sosial ... 38

2.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Jaringan Sosial ... 40

2.13 Konsep Teori Jaringan Sosial Anak Jalanan ... 41

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 45

3.1 Gambaran Umum Kota Malang ... 45

3.2 Kondisi Umum Wilayah Kota Malang... 46

3.2.1 Bio Fisik ... 46

3.2.2 Demografi ... 48

3.2.3 Perekonomian ... 48

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA ... 49

4.1 Penyajian Data ... 49

4.1.1 Anak Jalanan di Kota Malang ... 49

4.1.2 Jumlah Anak Jalanan di Kota Malang ... 50

4.2 Identitas Informan ... 50

4.3 Profil Anak Jalanan ... 51

4.4 Hasil Penelitian ... 54

4.4.1 Cara Membangun Jaringan Sosial pada Anak Jalanan ... 55

(7)

vii

4.4.3 Jaringan Sosial ... 60

4.4.4 Identitas Kelompok Anak Jalanan ... 64

4.4.5 Bentuk-Bentuk Jaringan Sosial ... 64

4.4.6 Kelompok atau Group ... 66

4.5 Analisa Teori ... 67

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(8)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 3.1 Luas Kecamatan ... 47

Tabel 4.1 Data Jumlah Anak Jalanan Di Kota Malang ... 50

[image:8.595.147.451.270.575.2]

Tabel 4.2 Identitas Informan ... 50

(9)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Dokumentasi Foto bersama Farhan

[image:9.595.147.451.268.575.2]

Gambar 2 Dokumentasi Foto bersama Sholehudin dan Fikih

(10)

x DAFTAR PUSTAKA

Departemen Sosial RI, Sekjen Departemen Sosial (2009), Praktek Pekerjaan Sosial dengan Anak,Jakarta.

Ikbar,Yanuar:2012.Metode Penelitian Sosial Kualitatif Panduan Membuat Tugas Akhir/Karya Ilmiah.Bandung:PT.Refika Aditama.hal 65

Imam Ma’ruf (2002). Latar Belakang Anak Jalanan di Kecamatan Kepanjen Tahun 2002.Malang

Karnaji 1999, Anak Jalanan dan Upaya Penanganannya, Surabaya.

Kusnadi. Jaringan Sosial Sebagai Strategi Adaptasi Masyarakat Nelayan. Studi

Kasus di Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Tesis Antropologi. Depok.

Ritzer,George.2012.Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Riyadi, Buyung. 2011. Tindakan Sosial Anak Jalanan (Pengamen)di Kawasan

Pantai Losari. Skripsi 1 Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeresitas Hasanuddin

Rudi Agusyanto.2007.Jaringan Sosial Dalam Organisasi.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Sutriyanto, Eko. Jumlah Anak di Indonesia. 2011.

http://www.tribunnews/jumlah-anak-jalanan-230-ribu-di-indonesia. com, Diakses tanggal 24 April 2012.

Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana

Tata Sudrajat tahun 1999, dengan Isu Prioritas dan Program Intervensi untuk Menangani Anak Jalanan

Usman, Hunaini.dkk.2009.Metodelogi Penelitian Sosial(Jakarta: PT Bumi Aksara)hal 85:88.

ht t p:/ / m alangkot a.go.id/ sekilas-m alang/ sejarah-m alang/ diakses t anggal 9 April 2016

ht t ps:/ / id.scribd.com / doc/ 272365405/ Gam baran-Um um -Kot a-M alang diakses t anggal 9 April 2016

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus dan potensi sumber daya

manusia yang berkualitas. Dalam hidupnya, anak mempunyai hak dan

kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi, diantaranya yaitu hak pemenuhan

kebutuhan nutrisi, kesehatan diri pada anak, masa bermain bersama teman,

rasa aman dan nyaman terhadap lingkungan sekitar, pendidikan serta

memerlukan lingkungan keluarga dan sosial yang mendukung kelangsungan

hidupnya. Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia, menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan

perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental,

penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual selama dalam

pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang

bertanggungjawab atas pengasuhan.

Keadaan ekonomi yang kurang dalam keluarga memunculkan

sekelompok anak jalanan menjadi seorang pengemis, pengamen, asongan

yang menjadikan tempat apapun sebagai arena hidup, termasuk stopan lampu

merah, kolong jembatan, trotoar, ataupun ruang terbuka yang ada di daerah

perkotaan. Selain itu, kegagalan rumah tangga (keluarga) juga menjadi

penyebab lain munculnya anak jalanan. Banyak anak jalanan muncul akibat

kelahiran yang tidak dikehendaki dan ada anak melarikan diri dari rumah

(12)

2

mendorong berkumpulnya anak jalanan menjadi satu kesatuan dengan

keragaman problematika yang dialami untuk kemudian saling mengisi satu

sama lain hidup di jalanan, tanpa adanya pengawasan dari orang tua.

Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk

mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. 1

Anak jalanan mempunyai ciri-ciri berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun,

melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan

kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi. Masalah anak jalanan

masih merupakan masalah kesejahteraan sosial yang serius dan perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hal ini dikarenakan anak-anak yang

hidup di jalanan, sangatlah rentan sekali terhadap terjadinya eksploitasi anak

baik secara fisik maupun mental. Kondisi yang tidak kondusif di jalanan

dengan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi anak, akan berpengaruh

pula pada kehidupan anak di masa yang akan datang.

Menurut WHO (World Health Organization) dalam modulnya

mengenai anak jalanan,2 menyebutkan bahwa setiap anak jalanan memiliki

alasan tersendiri untuk tinggal dijalanan. Rasionalisasinya cukup beragam,

akan tetapi faktor kemiskinan menjadi pemicu utama yang mendorong

sebagian besar anak-anak hidup di jalanan. Ada beberapa alasan yang

biasanya mendorong anak - anak untuk tetap hidup di jalan yaitu adanya

1

Departemen Sosial Republik Indonesia.2005. Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

2

(13)

3

tuntutan untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan diri sendiri dan

keluarganya, mencari tempat berteduh untuk orang-orang yang memang tidak

memiliki tempat tinggal dan bagi mereka yang terbuang dari lingkungannya,

untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dalam rumah tangga atau penolakan

dari lingkungan keluarga, untuk menghindar dari tuntutan dan peraturan

rumah yang dianggap terlalu mengikat dan mengekang, serta menghindar dari

institusi yang berhubungan dengan anak-anak seperti sekolah yang dianggap

tidak menyenangkan dan terlalu banyak aturan. Lingkaran kemiskinan adalah

salah satu faktor utama yang menyebabkan anak turun ke jalan.

Menurut UNICEF bahwa jumlah anak jalanan di dunia sebanyak 100

juta. Di Asia, menurut Childhope Asia, sebuah NGO yang berbasis di

Philipina, memperkirakan ada sekitar 25-30 juta anak jalan. Di Indonesia,

berdasarkan hasil analisis situasi mengenai anak jalanan yang dilakukan oleh

Departemen Sosial menunjukkan 230.000 pada tahun 2009 anak

jalanan.3Diperkirakan jumlah anak jalanan akan meningkat menjadi 800 juta

pada tahun 2020.

Berdasarkan data dari hasil sensus Tim Penganggulangan

Kemiskinan Pusat tahun 2009 menyampaikan bahwa jumlah penduduk yang

masuk kategori miskin sebesar 5,58% dari total penduduk kota Malang yang

berjumlah sekitar 814.000 jiwa. Jumlah penduduk miskin tersebut menurun

dari tahun yang sebelumnya yang memiliki sekitar 11,42% dari total

penduduk kota Malang.Di wilayah kota Malang masih sering dijumpai

3

(14)

4

kegiatan anak jalanan. Anak-anak yang seharusnya masih berada dalam

lingkungan bermain dan belajar tetapi mereka sudah mencari nafkah dengan

melakukan kegiatan-kegiatan (mengamen, mengemis, asongan) di

perempatan jalan yang penuh resiko. Mereka yang seharusnya masih

mengenyam masa indah di bawah kasih sayang dan bimbingan orang tua

sudah harus menjalani kehidupan dunia jalanan yang penuh kekerasan dan

eksploitasi tanpa mengenyam pendidikan moral maupun agama.

Studi pendahuluan yang dilakukan di sekitar wilayah Alun – Alun

kota Malang pada tanggal 6 November 2014, dari 8 anak jalanan yang

ditemui, 5 anak mengamen, dan 3 anak mengemis meminta uang kepada

setiap orang yang lewat di depannya. Dan dari 5 orang pengamen yang

diwawancarai, mengatakan bahwa mereka mengamen dikarenakan kondisi

ekonomi keluarga yang memang mengharuskan mereka ke jalan untuk ikut

mencari uang, guna memenuhi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Dari

5orang, 3 orang yang pernah sekolah, dan 2 orang lainnya tidak pernah

sekolah karena ketidaktahuan mereka dimana keluarganya. Sehingga

memaksa mereka untuk turun ke jalan mencari uang demi mencukupi

kebutuhan hidupnya.

Anak jalanan setiap hari ke jalanan untuk menyanyi di hadapan

orang yang ada di jalanan, dan mendapatkan uang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dan keluarganya.Kegiatan anak jalanan itu erat kaitannya

dengan tempat mereka mangkal sehari-hari, yakni di alun-alun, jalan raya,

(15)

5

Para teoritisi jaringan pendekatan-pendekatan normatif berfokus

pada kebudayaan dan proses sosialisasi yang merupakan sarana untuk

menginternalisasi norma-norma dan nilai-nilai kepada para aktor. Di dalam

orientasi normatif, orang-orang dipersatukan oleh sekumpulan ide yang dianut

bersama. Para teoritisi jaringan menolak pandangan demikian dan berargumen

bahwa orang harus berfokus pada pola-pola ikatan objektif yang

menghubungkan para anggota masyarakat

Satu aspek yang khas dari teori jaringan ialah bahwa ia berfokus

pada deretan luas struktur-struktur mikro hingga makro. Yakni, bagi teori

jaringan para aktor mungkin adalah orang-orang, tetapi mereka juga mungkin

adalah kelompok-kelompok, korporasi-korporasi, dan masyarakat.

Hubungan-hubungan terjadi pada level struktur sosial berskala besar dan juga pada level

yang lebih mikroskopik. Mark Granovetter melukiskan hubungan-hubungan

level mikro seperti tindakan yang “melekat” di dalam “hubungan-hubungan

pribadi yang konkret dan struktur-struktur (atau ‘jaringan-jaringan’)

relasi-relasi demikian”. Dasar bagi setiap hubungan itu ialah ide bahwa setiap “aktor”

(individual atau kolektif) mungkin mempunyai akses yang berbeda kepada

sumber-sumber daya yang bernilai (kekayaan, kekuasaan, informasi). Hasilnya

ialah bahwa sistem yang terstruktur cenderung terstratifikasi, dengan beberapa

komponen yang bergantung kepada yang lain. 4

Jaringan sosial yang ada dilingkungan ini sangat berpengaruh,

dimana jaringan tersebut menfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi

4

(16)

6

yang memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama

dengan anak jalanan. Menurut Mitchell, melihat bahwa jaringan sosial sebagai

seperangkat hubungan khusus atau spesifik yang terbentuk diantara

sekelompok orang yang karakteristik hubungan-hubungan tersebut dapat

digunakan untuk menginterpretasi motif-motif perilaku sosial dari orang-orang

yang terlibat didalamnya.5 Melihat hal diatas siapa aktor yang berhubungan

dekat dengan anak jalanan. Orang tua bisa sebagai tokoh yang berperan

penting karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang, sehingga membiarkan

anaknya untuk mencari nafkah di jalanan. Selain itu orang-orang yang

memanfaatkan keberadaan anak jalanan sebagai aset yang berharga, seperti

preman yang juga bisa sebagai aktor dari fenomena adanya sekumpulan anak

jalanan yang ada di Wilayah Kota Malang, dengan melindungi anak jalanan

dalam melakukan kegiatannya atau sebagai underpressing yang menekan anak

jalanan sehingga terpaksa melakukan kegiatannya.

Pemerintah beserta masyarakat sudah seharusnya lebih

memperhatikan anak jalanan, agar anak jalanan dapat hidup tumbuh dan

berkembang serta berpartisipasi dalam pembangunan secara optimal sesuai

dengan harkat dan martabat kemanusiaan, demi terwujudnya anak Indonesia

yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Sehingga dengan adanya

perhatian dan tindakan sosial yang lebih serius lagi, baik dari pemerintah

danmasyarakat, diharapkan jumlah anak jalanan dapat berkurang, dan anak

jalanan bisa menikmati haknya sebagai anak Indonesia yang terpenuhi

kebutuhan dasar hidupnya.

5

(17)

7 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah potret jaringan sosial anak jalanan di wilayah Kota Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran secara umum tentang

jaringan sosial anak jalanan di wilayah Kota Malang

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Dapat mengetahui jaringan sosial anak jalanan yang ada di wilayah Kota

Malang, sehingga dapat diketahui siapa aktor yang berhubungan dekat

dengan anak jalanan.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

a. Dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam

bidang penelitian sosial

b. Dapat menambah wawasan tentang kehidupan anak jalanan

beserta jaringan sosialnya

2. Bagi Anak Jalanan

a. Dapat memberikan arahan kepada anak jalanan untuk

berinteraksi sosial dengan baik terhadap lingkungan di

sekitarnya, sehingga interaksi sosial yang muncul adalah

interaksi yang positif.

b. Dapat memberikan motivasi kepada anak jalanan untuk tetap

menjalankan kehidupannya sesuai dengan usia

(18)

8 3. Bagi Pemerintah

a. Sebagai sumber informasi untuk mencari solusi tepat

penanganan anak jalanan

b. Dapat menjadi masukan dalam pembuatan kebijakan terkait

permasalahan sosial anak jalanan beserta jaringan sosial yang

terjadi pada anak jalanan

1.5 Definisi Konsep

1.5.1 Definisi Anak Jalanan

Berdasarkan definisi operasional dan karakterisitik jenis

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dimana anak

jalanan termasuk ke dalam jenis penyandang masalah kesejahteraan

sosial, anak jalanan adalah Anak yang berusia 5 sampai < 18 tahun

yang sebagian waktunya berada di jalanan sebagai pedagang asongan,

pengemis, pengamen, jualan koran, jasa semir sepatu dan mengelap

mobil.6

1.5.2 Definisi Jaringan Sosial

Jaringan sosial menurut Lawang (2005), menunjuk pada semua

hubungan dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan

kegiatan berjalan secara efisien dan efektif. Analisis jaringan sosial

merupakan salah satu pendekatan dalam studi antropologi, pendekatan

ini berkaitan erat dengan upaya memahami bentuk dan fungsi hubungan

sosial dalam masyarakat kompleks.

6

Riyadi, Buyung. 2011. Tindakan Sosial Anak Jalanan (Pengamen)di Kawasan

(19)

9

Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana

‘ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan

adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara

langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial

adalah manusia (person). Mungkin saja, yang menjadi anggota suatu

jaringan sosial itu berupa sekumpulan dari orang yang mewakili titik-titik

seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.,jadi tidak harus satu titik

diwakili dengan satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah,

atau negara (jaringan negara-negara nonblok).7

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif artinya penelitian dilakukan secara mendalam serta

menggunakan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk

mendapatkan gambaran umum tentang potret jaringan sosial anak

jalanan di Wilayah Kota Malang. Deskriptif yang dimaksud disini

adalah dengan menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya

sesuai dengan permasalahan yang diteliti barulah kemudian peneliti

menarik kesimpulan. Untuk mengetahui masalah anak jalanan secara

mendalam dalam hubungannya dengan jaringan sosial maka harus

dilakukan penelitian yang bersifat mendalam, sehingga penelitian ini

7

(20)

10

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

1.6.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang

secara langsung dapat menyajikan data yang diperoleh dari penelitian

mengenai jaringan sosial anak jalanan. Seorang peneliti dengan jenis

penelitian fenomenologi ini, harus terjun ke lapangan jika ingin

memperoleh data yang valid dan berada disana lebih lama guna

mendapatkan data yang teruji kebenarannya secara lengkap dan valid.

Penelitian fenomenologi memiliki ciri menyajikan data dalam bentuk

narasi, deskriptif dari hasil wawancara maupun observasi. 8

1.6.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini difokuskan di Wilayah Kota Malang. Karena masih

terlihat adanya anak jalanan di kota Malang diantaranya di Alun-alun Kota

Malang, perempatan lampu merah, dan daerah pertokoan.

1.6.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan peneliti adalah anak jalanan.

Anak-anak jalanan yang biasanya melakukan berbagai pekerjaan di

sektor informal, baik sebagai pedagang asongan, menjajakan koran,

menyemir sepatu, mencari barang bekas atau sampah, mengamen di

perempatan lampu merah, tukang lap mobil.

8

(21)

11 1.6.5 Fokus Penelitian

Fokus penelitian yaitu menggambarkan jaringan sosial anak

jalanan, yaitu siapa aktor yang berhubungan dekat dengan anak jalanan,

yang memfasilitasi anak- anak tersebut turun di jalanan, sehingga

menjadikan kegiatan di jalanan sebagai suatu aktivitas keseharian anak-

anak jalanan.

1.6.6 Teknik Penentuan Subyek

Teknik penentuan subyek dilakukan secara, Snow-ball

sampling (penarikan sample secara bola salju). Penarikan sample pola

ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya

ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga

ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya

sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola

salju. Dimana peneliti akan menemui anak jalanan yang ada di wilayah

kota Malang, ketika melakukan observasi.

1.6.7 Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer

Pengumpulan data primer penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu :

1. Observasi

Peneliti melihat secara langsung kegiatan apa saja yang dilakukan

anak jalanan selama berada di jalanan dan siapa saja yang terlibat

di dalam kegiatan anak jalanan

(22)

12

Peneliti melakukan wawancara mendalam untuk menggali

informasi terkait dengan jaringan sosial kegiatan anak jalanan

dalam upaya melengkapi data yang ada sebagai dasar dalam

menganalisa permasalahan anak jalanan

b. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari studi kepustakaan untuk memperoleh konsep

teori tentang jaringan sosial anak jalanan, sehingga bisa dianalisa

apakah terdapat kesenjangan antara konsep teori yang ada dengan

permasalahan yang terjadi di masyarakat, sehingga harapannya

penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi tambahan

dalam upaya memberikan solusi yang terbaik bagi anak – anak jalanan

tersebut.

1.6.8 Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan langkah terakhir sebelum menarik

kesimpulan, untuk itu teknik analisis data sangat diperlukan dalam

penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang

diperoleh. Dalam penelitian ini yang digunakan metode penelitian

kualitatif dengan analisis fenomenologi kualitatif model analisis

interaktif yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman melalui empat

tahap yakni :

a. Pengumpulan data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang di

peroleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan

(23)

13

b. Reduksi data

Memiliki arti sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal

yang muncul dari catatan-catatan dilapangan. Peneliti mengedit data

dengan cara memilih bagian data yang mana untuk dikode,dipakai,

dan diringkas, serta dimasukkan dalam ketegori,dan sebagainya.

c. Penyajian data

Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberi

diskripsi menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus

mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara

keseluruhan dan disajikan secara sistematis.

d. Penarikan kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari

kegiatan penelitian karena merupakan kesimpulan dari penelitian.

Proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis

mencari makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan tema

dalam penelitian yang telah di lakukan.

Bagan 1. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif dari

Miles dan Huberman

Sumber: Miles dan Huberman (Miles dan Huberman, 1992:20)

Pengum pulan Dat a Penyajian Dat a

(24)

14

Pada gambar tersebut tampak adanya ketiga kegiatan yang saling

terkait dan rangkaian yang tidak berdiri sendiri. Penyajian data selain

berasal dari reduksi data, perlu juga dilihat kembali kedalam proses

pengumpulan data untuk memastikan bahwa tidak ada data yang penting

yang tertinggal. Demiikian pula jika dalam verivikasi ternyata ada data

kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati kebenaran

maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data. Tindakan

menvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan.9

9

Gambar

Tabel 4.3 Identitas Kelompok Anak Jalanan.............................................................
Gambar 3 Dokumentsi Foto bersama Yusuf, Aris dan Arip

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan Self Regulation phase Forethought yang diharapkan oleh Bank Swasta “X” adalah tidak sekedar calon Relationship Officer (RO) mampu mempersiapkan kegiatan

Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayahNya sehingga penulis

Penelitian tentang modifikasi bentonit dari Kuala Dewa, Aceh Utara menjadi bentonit terpilar alumina dan uji aktivitasnya pada reaksi dehidrasi etanol, 1-propanol dan 2-propanol telah

Kita hitung dulu kecepatan benda atas ketika benda bawah hampir naik (telah dihitung pada soal a bahwa saat ini pegas teregang x = mg/k). Disini terjadi perubahan energi pegas pada

Membangun sistem informasi berbasis website sebagai media informasi dan promosi yang efektif dan efesien merupakan upaya untuk memberitahukan tempat wisata yang

Luas CA Situ Patengan yang hanya 21,18 ha dan letaknya yang berbatasan dengan kawasan perkebunan dan kawasan hutan produksi Perum Perhutani, dapat menjadi ancaman bagi

Rata-rata jumlah neutrofil pada setiap pengamatan mengalami penurunan, rata-rata jumlah neutrofil terkecil terdapat pada pengamatan jam ke-72 pada kelompok perlakuan

Hal ini tidak terlepas dengan kata jahada yang semula berarti mengerahkan segenap kemampuan, energi, dan usaha un- tuk mencapai sebuah tujuan terutama dalam menghadapi musuh