MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR`ANI
Disusun Oleh:
Busthomi Rifa
’
i
NIM: 208051000036
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 27 Mei 2013
i
Strategi Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam Membangun Generasi Qur`ani
Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap manusia muslim, jika seorang muslim dapat bersahabat (mempelajari) al-Qur`an terlebih dahulu, maka sahabat tersebut dapat mengantarkan pada sahabat-sahabat lainnya. Karena kebahagiaan
seorang muslim terletak pada sejauh mana dia bersahabat dengan al-Qur’an dan
hidup bersamanya (membacanya, merenung-kannya, mengamalkannya, atau menghafalnya). Salah satu lembaga yang giat mencanangkan al-Qur`an sebagai sahabat adalah Rumah Tahfiz Kiai Marogan yang berusaha menepis anggapan bahwa menghafal al-Qur`an itu susah. Bagaimanakah penyusunan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an? Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang dimiliki pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif, hal ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Prosedur penelitiannya melalui
tahapan, pertama pengumpulan data menggunakan multi metode, yakni Wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Adapun pengolahan dan analisis data dengan menggunakan teori manajemen strategi Fred R. David.
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai beberapa faktor kekuatan, diantaranya nama besar Kiai Marogan dan Ust. Yusuf Mansur, selain itu masyarakat yang peduli terhadap kegiatan keagamaan turut andil dalam
mendukung pengasuh Rumah Tahfidz dalam membangun generasi Qur’ani.
Meskipun lahan yang tersedia untuk memperluas infrastruktur terbatas namun fasilitas yang tersedia sudah cukup memadai. Pengasuh juga mempunyai jaringan komunikasi yang luas sehingga kegiatan yang diadakan selalu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh pengasuh adalah bagaimana kepercayaan masyarakat itu tetap terjaga dan terbangun dengan baik, untuk itu dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam setiap langkahnya.
Pengasuh juga memanfaatkan media komunikasi dalam memasyarakatkan
nilai-nilai Qur’ani ke masyarakat, mulai dari koran, majalah, televisi, maupun
lewat ceramah melalui mimbar dan acara-acara seremonial lainnya, serta tidak lupa memanfaatkan jejaring sosial untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Hal ini menjadi lebih efektif dan dapat pula memperluas jangkauan audiens atau
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang tak terhingga penulis curahkan atas kehadirat Allah
SWT, ridha, hidayah, dan berkat rahmat yang senantiasa membina
hamba-hambaNya kejalan yang lurus. Sholawat teriring salam senantiasa peneliti
sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
melalui pedoman kebenaran, beserta para sahabat dan pengikutnya, sebagai
pencerah umat hingga akhir zaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang dihadapi
penulis, dari segi waktu, pengumpulan data, maupun biaya, dan lain sebagainya.
Namun dengan niat yang tulus, tekad yang bulat, dan kesungguhan hati serta
dorongan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas terselesainya skripsi
ini maka dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua penulis Almarhum Moh. Muklas dan Almarhumah
Siti Muzayanah yang telah membesarkan dan mendidik penulis, semoga tenang
disisiNya dan semoga amal ibadah Ayah dan Ibu selama di dunia di terima oleh
Allah SWT. Dan tak lupa ucapkan terima kasih yang sangat dalam dan rasa
iii
Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA. Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, dan juga Drs. Studi Rizal, LK. Selaku Wakil Dekan III Bidangan
Kemahasiswaan.
2. Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Umi Musyarrofah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, sekaligus selaku pembimbing yang selalu memberikan arahannya guna
mencapai hasil skripsi yang lebih baik.
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu mempermudah segala urusan dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ketua Sidang Drs. Wahidin Saputra, MA., Sekretaris Sidang Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA., Penguji I Drs. Sugiharto, MA., Penguji II H. Mulkanasir, BA,
SPd, MM.
6. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang
banyak membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi.
7. Pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dan memberikan tempat yang
nyaman bagi penulis demi kelancara skripsi ini.
8. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima kasih penulis
ucapkan atas ilmu yang telah Bapak & Ibu berikan semoga dapat bermanfaat
iv
9. Para Asatidz serta para santri Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang
terutama pengasuhnya Ustadz Masagus Fauzan Yayan,
10. Para karyawan dan staff Tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Istri penulis, Siti Patonah Khoerunnisa yang selalu setia menemani penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai, selalu menemani hari-hari
penulis selama di Jakarta penulis serta memberikan solusi di saat penulis
sedang ada masalah. Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan selalu
menjagamu.
12. Teman-teman keluarga besar KPI Ekstensi angkatan 2008. Di kampus ini
menjadi saksi bisu awal persahabatan kita yang tak akan terlupakan,
Mudah-mudahan semua kenangan yang pernah kita lakukan akan terkenang selalu
sampai kapanpun.
Peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi makna dari
pelajaran hidup dan rasa persaudaraan yang tak akan pernah rapuh. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya bagi peneliti.
Amin Yaa Allah Yaa RobbalAlamin.
Wassalam
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... .5
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 6
F. Metodologi Penelitian ... 8
G.Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KERANGKA TEORI A.Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi ... 12
2. Pengertian Strategi Komunikasi ... 15
3. Teori Manajemen Strategi a. Perumusan Strategi ... 17
b. Implementasi Strategi ... 18
c. Evaluasi Strategi ... 18
B.Pengertian Pengasuh ... 26
vi
BAB III RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN DALAM MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR’ANI
A.Sekilas Tentang Rumah Tahfidz Kiai Marogan ... 29
B.Visi dan Misi Rumah Tahfidz Kiai Marogan ... 32
C.Program-Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan ... 33
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS A.Strategi Komunikasi Rumah Tahfidz Kiai Marogan dalam Membangun Generasi Qur`ani ... 39
1. Tahapan Strategi Komunikasi ... 39
2. Komponen Komunikasi ... 43
3. Media Komunikasi ... 46
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 56
B.Saran ... ….57
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika mendengar kata „sahabat’ maka akan tergambar seseorang
yang sangat akrab dan selalu hadir ditengah-tengah kita dalam keadaan suka
maupun duka. Seorang muslim tentunya merujuk pada al-Qur`an untuk
menemukan panduan bersahabat. Maka sudah sewajarnya seorang muslim
untuk mempelajari Qur`an terlebih dahulu. Karena bersahabat dengan
al-Qur`an, dapat mengantarkan pada sahabat-sahabat sejati selanjutnya.
Al-Qur`an memang pantas menjadi sahabat dalam kehidupan. Karena
kebahagiaan seorang muslim terletak pada sejauh mana dia bersahabat
dengan al-Qur’an dan hidup bersamanya (membacanya, merenungkannya,
mengamalkannya, atau menghafalnya).
Akhir-akhir ini keinginan masyarakat untuk belajar al-Qur’an mulai
tumbuh menggeliat. Gairah tersebut dapat terlihat dari pembelajaran atau
pengajian al-Qur`an yang diselenggarakan di mana-mana. Mulai dari
pengajian al-Qur’an lepas kerja ala kantor perusahaan atau instansi
pemerintah, sampai ke pembelajaran al-Qur’an di sekolah, yang bermunculan
di berbagai pelosok penjuru negeri.
Salah satu lembaga yang giat mengadakan kegiatan untuk menghapus
buta aksara dan buta bahasa al-Qur`an di kalangan masyarakat adalah Rumah
Tahfiz Kiai Marogan (RTKM). RTKM merupakan salah satu di antara
2
tiap provinsi di Tanah Air. Jumlah santri penghafalnya pun mencapai ribuan
orang. Rumah Tahfidz merupakan salah satu program dari PPPA (Program
Pembibitan Penghafal al-Qur`an) yang diprakarsai oleh Ustadz Yusuf
Mansur1.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan itu sendiri merupakan suatu bentuk
pesantren mikro berbasis masjid yang bergerak dalam pendidikan tahfidz
(penghafal) al-Qur`an, di mana pusat pembelajaran tahfidz-nya diadakan di
Masjid Kiai Marogan Palembang. Ide dasar pendirian lembaga ini, memang
untuk memakmurkan masjid atau meramaikan masjid dengan
kegiatan-kegiatan yang terkait dengan al-Qur`an, baik itu membaca, mengkaji dan
menghafal al-Qur`an.
Kegiatan menghafal al-Qur`an ini tidak saja dilaksanakan di dalam
masjid, para santri dapat menghafal di pinggir dermaga yang letaknya di
sebelah masjid, sambil memandangi hilir mudik kapal yang berlayar dan
bahkan di atas perahu sambil menyusuri Sungai Musi. Dari atas perahu
tersebut, para santri secara bergiliran lewat microfon membaca al-Qur`an
yang mereka hafal. Di tengah perjalanan, para santri kerap mendarat di
sebuah perkampungan. Baik untuk sekadar beristirahat sejenak melepas lelah
sambil berinteraksi dengan penduduk, atau untuk menunaikan sholat fardhu
di masjid sekitar bantaran sungai. Di daratan para santri itu menjelma sebagai
duta al-Qur`an yang mengajarkan al-Qur`an kepada teman-temannya yang
sebaya yang masih di daratan sambil mengajak mereka untuk ikut ke perahu.
Di dalam perahu tersebut, disiapkan pelampung, untuk antisipasi hal-hal yang
1 Wawancara pribadi dengan Ust. Rohimudin Husain (Salah satu pendiri Darul Qur’an
Ketapang)
tidak diinginkan. Di dalamnya juga terdapat rak perpustakaan mini yang
menyimpan mushaf al-Qur`an, buku-buku bacaan ringan agar tidak bosan
selama perjalanan.2
Dengan merasakan pengalaman menghafal al-Qur`an yang enjoy, fun,
dan penuh makna, setidaknya dapat menepis anggapan bahwa menghafal
al-Qur`an itu susah. Memang menghafal al-al-Qur`an bagi sebagian orang selama
ini dianggap sesuatu yang sulit dan rumit. Anggapan ini bisa muncul, jika
yang dilihat jumlah seluruh ayat al-Qur`an itu lebih dari enam ribu ayat, yang
ditulis dalam sekitar enam ratus halaman.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur`an bahwa belajar al-Qur`an itu
sangatlah mudah.
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Menghafal adalah kerja otak kiri dan otak kanan, jika hanya
menggunakan kerja otak kanan maka hasilnya kurang optimal. Dengan
menggabungkan kekuatan otak kiri dan kanan maka kemampuan menghafal
akan semakin dahsyat3.
Sebagai contoh adalah Imam Syafi’i, seorang penggagas lahirnya
mazhab Syafi’iyyah yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia, telah
2
Menikmati Musi Sambil Menghafal al-Qur’an, Harian Seputar Indonesia, Edisi 11, April
2011
3
4
hafal al-Qur`an sejak usia tujuh tahun. Begitu juga Ibnu Sina, seorang pakar
kedokteran, sudah hafal al-Qur`an sejak usia sembilan tahun.4 Bagaimana ini
mereka bisa melakukannya?
Jawabannya, cukup sederhana, mereka telah berhasil
mengkolaborasikan multiple intelegences (kecerdasan majemuk) pada diri
manusia, antara lain kecerdasan visual (cerdas rupa), kecerdasan music
(cerdas audio), kecerdasan verbal linguistic (kecerdasan bahasa), kecerdasan
kinestetic (cerdas rasa), cerdas interpersonal (cerdas sosial), dan cerdas
logis-matematis.
Bercermin kepada Imam Syafi’i dan Ibnu Sina, mereka adalah ilmuan
muslim yang berpijak di atas tahfidz al-Qur`an yang kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa tahfidz al-Qur`an sangat penting sebagai pondasi
keilmuan di bidang agama dan ilmu lainnya. Ulama terdahulu mensyaratkan
hafalan al-Qur`an sebagai awal pembelajaran sebelum mempelajari ilmu-ilmu
lain.
Setiap umat Islam tentu memiliki keinginan mampu menguasai ilmu
al-Qur`an dengan mudah. Namun, sebelum belajar al-Qur`an tak jarang
muncul perasaan malu, susah dan takut datang dengan sendirinya. Untuk
menghilangkan rasa tersebut perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa belajar
al-Qur`an itu mudah asalkan mengerti metode dan kiat yang efektif.
Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui strategi
komunikasi yang diterapkan oleh Pengasuh Rumah Tahfiz Terapung Kiai
Marogan di Pelembang dalam meretas generasi yang menjadikan al-Qur`an
4
sebagai sahabatnya. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul “Strategi Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam Membangun Generasi Qur`ani.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang,
peneliti membatasi masalah penelitian ini pada strategi komunikasi yang
diterapkan oleh Rumah Tahfiz Kiai Marogan di kota Palembang dan tidak
melakukan penelitian efek atau dampak dari strategi tersebut. Adapun
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
2. Bagaimanakah analisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
C. Tujuan Penelitian
Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan
6
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang efektif yang dimiliki
pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di
Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi
positif pada bidang ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan,
terutama dalam strategi komunikasi, tahapan-tahapan strategi komunikasi
serta fungsi strategi komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta dapat menambah
referensi di UIN Syarif Hidayatullah tentang Ilmu Komunikasi.
Khususnya pembahasan mengenai strategi komunikasi suatu institusi atau
lembaga.
3. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif
Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi sementara yang
penulis lakukan sampai saat ini menemukan beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, yaitu:
Tesis Farid Wajdi, dengan judul: Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian
Ulumul al-Qur`an (Studi Atas Berbagai Metode Tahfiz)5. Penelitian ini
lebih membahas metode tahfiz yang ada.
Skripsi Syarif Fadilah, yang berjudul: Strategi Komunikasi
Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an Dalam Mensosialisasikan
Program Sedekah Produktif.6 Persamaan dengan judul skripsi tersebut
yaitu pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai Strategi
Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an, namun
bedanya Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an merupakan induk
kegiatan dari rumah Tahfiz Kiai Marogan di Palembang. Selain itu
perbedaan mendasar dari penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini
adalah objeknya, yaitu Program Sedekah Produktif, sedangkan penulis
ingin meneliti tentang strategi komunikasi Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan dalam membangun generasi sahabat Qur`ani.
Skripsi Zainuddin Lubis, yang berjudul: Pola Komunikasi Ustadz
Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizul Qur`an.7 Persamaan
penelitian ini dengan skripsi tersebut terletak pada seputar permasalah
Tahfizh al-Qur`an. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi Zainudin
5
Farid Wajdi, Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al-Qur’an (Studi Atas Berbagai
Metode Tahfiz). Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2008
6
Syarif Fadilah, Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur’an Daarul Qur’an Dalam
Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2011.
7
Zainuddin Lubis, Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizhul
8
Lubis yakni jika skripsi Zainudin Lubis yang diteliti adalah pola
komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, maka pada penelitan ini yang diteliti
adalah strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfizh Kiai Marogan yang
ada di Palembang.
E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.Selain itu penelitian
deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik pada bidang tertentu.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan, dan yang menjadi objek penelitian ini adalah srategi komunikasi
yang dilakukan Rumah Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun generasi
Qur`ani.
Penelitian ini dilakukan dari bulan 25 Juni sampai 4 Juli 2012.
Adapun tempat penelitiannya berlokasi di Jl. Masjid Kiai Marogan RT. 01
No.28 Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan.
3. Tahap Penelitian
Proses penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu :
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan
instrumen-instrumen sebagai berikut:
1) Wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap
pengurus Rumah Tahfiz al-Qur`an Masagus Fauzan Yayan
sebagai data primer.
2) Observasi. Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung
serta mencermati terhadap kegiatan-kegiatan di Rumah Tahfiz
Kiai Marogan, antara lain Bimbingan Baca Tulis Qur’an
(BTQ) Menghafal itu Asyik Tau (MISYKAT), Ahad Dhuha bersama Qur’an (Aduhai Qur’an) dan lain sebagainya.
3) Dokumentasi. Peneliti mengumpulkan, membaca dan
mempelajari, berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah atau
jurnal) yang terdapat di perpustakaan. Internet atau instansi
lain yang berhubungan dengan penelitian ini
b. Pengolahan Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu masalah yang dibahas dengan
menggunakan dokumen-dokumen tadi, penyusunan dan analisa
masalah. Setelah data-data tersebut terkumpul maka data tersebut
dianalisis secara verbal dengan menyajikan data yang telah diperoleh
kemudian dianalisa kembali dengan cara menghubungkannya dengan
teori-teori secara analitis.
10
Untuk menganalisis strategi komunikasi Rumah Tahfidz Kiai
Marogan Palembang dalam Memasyarakatkan Nilai-nilai Qur’ani,
maka peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni dengan
menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh
dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik dan
metode penulisan laporan penelitian ini, penulis berpedoman pada
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skirpsi, Tesis dan Disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta tahun 2008.
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian pertama, penulis membagi dalam beberapa bagian antara
lain:
Bab I Pendahuluan, Pada bab ini penulis membagi dalam beberapa
bagian, antara lain: latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, merupakam landasan teori dari penulis yang
berisi tentang: pengertian strategi, pengertian komunikasi, pengertian strategi
komunikasi, generasi sahabat Qur`ani.
Bab III Gambaran Umum Rumah Tahfidz Kiai Marogan,
menjabarkan tentang profil Rumah Tahfiz Kiai Marogan, dimulai dari
historis, struktur organisasi, visi dan misi, tujuan, program-program,
manajemen dan kegiatan Rumah Tahfiz Kiai Marogan.
Bab IV menjelaskan analisis strategis komunikasi Pengasuh Rumah
strategis tersebut mencakup strategi komunikasi apa saja yang digunakan
Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan
nilai-nilai al-Qur`an, faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
dimiliki Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an.
Bab V Penutup, penulis memberikan kesimpulan dan saran atas apa
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi secara etimologi berasal dari kata majemuk bahasa
Yunani, yakni Stratos yang berarti pasukan dan kata agein yang berarti
memimpin. Jadi strategi berarti perihal memimpin pasukan. Ilmu strategi
adalah ilmu tentang memimpin pasukan.1 Konteks awalnya, strategi
diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para
jenderal dengan membuat rencana untuk menaklukan musuh dan
menaklukan peperangan.2 Sehingga tidak mengherankan jika konsep
strategi kerap melekat pada lingkungan militer dan usaha untuk
memenangkan perang.
Pengertian strategi mengalami perluasan, Perang sebagai gejala
kenegaraan, perang sebagai gejala kemasyarakatan, perang sebagai gejala
sejarah dan kemanusiaan, merupakan kenyataan yang sangat kompleks
yang saling berkaitan satu sama lain di mana terdapat interaksi antara
1
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and Internasional Studies-CSIS, 1978), hal.7
2
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkifirmansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep
berbagai faktor, baik yang berkenaan dengan tujuan yang akan dicapai,
sasaran-sasaran, batas waktu dan konsekuensi lainnya.3
Kompleksitas ini membawa perang menjadi semakin bersifat total, dan bahkan batas antara perang dan damai pun menjadi sukar ditegaskan. Kompleksitas ini membuat manusia meluaskan paham dan pengertiannya mengenai apa yang dinamakan strategi. Orang mulai dengan membedakan antara strategi dan direk indirek. Orang mulai berbicara tentang strategi militer, strategi politik, strategi ekonomi, strategi sosial, strategi budaya, strategi komunikasi dan lain sebagainya. Semuanya membahas strategi dalam arti luas dan sempit. Strategi bukanlah hanya sekedar paham di saat terjadi peperangan, tetapi strategi juga menjadi paham di saat-saat damai. Strategi pada hakikatnya menjadi berarti. Hal-hal yang berkaitan dengan cara pakai dan usaha menguasai dan mendayagunakan segala sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa untuk mencapai tujuannya. Sudah jelas bahwa di Indonesia mengikuti paham strategi
yang luas.4
Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.5
Sedangkan dalam manajemen suatu organisasi, strategi diartikan
sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang sebagai sistemik
dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.6
3
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and International Studies-CSIS, 1978), hal. 8
4
Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal. 8
5
Pustaka Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092
6
14
Kemudian menurut Stainer dan Minner, strategi adalah
penem-patan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam meningkatkan
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7
Dengan demikian strategi merupakan suatu rumusan rencana
terhadap suatu hal untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan
memanfaatkan dan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.
Strategi umumnya dilakukan oleh suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatannya, namun strategi juga dapat dilakukan oleh individu-individu
dalam mencapai maksud yang diinginkan.
Menurut Ali Murtopo, Strategi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memusatkan perhatian kepada kekuatan. Dalam pendekatan strategis,
kekuatan bagaikan fokus pokok.
b. Memusatkan perhatian kepada analisa dinamik, analisa gerak dan
analisa aksi.
c. Strategi memusatkan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta
gerak untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Strategi memperhitungkan faktor-faktor waktu (masa lalu, masa kini
dan terutama masa depan) serta faktor lingkungan.
7
e. Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari
peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian
mengadakan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan serta
memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat
diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.8
Adapun pengambilan keputusan strategi (strategic decision)
meliputi tiga aspek, yakni:
a. Penentuan Tujuan
b. Macam-macam perumusan kebijakan
c. Pelaksanaan (operasional).9
2. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi adalah paduan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan.
Dalam arti pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan
kondisi.
Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan
8
Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
9
16
komunikasi dengan memperlihatkan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.10
Barbara O’Keets (dalam Ardianto & Bambang Q-Anees,
2007:165) menganjurkan dua pendekatan mengenai teori (produksi pesan
yang disebutnya sebagai model pilihan strategi (strategy choice) dan
disain pesan (message design). Model pilihan strategi melihat bagaimana
komunikator memilih di antara berbagai strategi pesan untuk mencapai
tujuan, sedangkan model disain pesan memberikan perhatiannya pada
bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan.11
Upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan
merupakan tujuan komunikasi yang paling umum dan paling sering
digunakan. Mendapatkan kepatuhan (gaining compliance) adalah upaya
yang kita lakukan agar orang lain melakukan apa yang kita ingin mereka
lakukan atau agar mereka menghentikan pekerjaan yang tidak kita sukai.
Pesan-pesan yang dibuat agar orang memiliki kepatuhan (compliance
gaining massages) merupakan salah satu topic yang paling banyak diteliti
dalam ilmu komunikasi. Banyak riset mengenai strategi memperoleh
kepatuhan ini terutama didorong oleh terbitnya hasil penelitian dari
Gerald Marwell dan David Schmitt.
Marwell dan Schmitt menggunakan pendekatan teori pertukaran.
Menurut mereka, kepatuhan adalah suatu pertukaran dengan sesuatu hal
10
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.6, hal. 65-66
11
lain yang diberikan oleh pencari kepatuhan. Jika anda mengerjakan apa
yang saya inginkan, maka saya memberikan anda sesuatu sebagai
imbalannya seperti penghormatan, persetujuan, uang, pembebasan
kewajiban, perasaan yang menyenangkan dan sebagainya. Pendekatan
berdasarkan pertukaran, yang sering digunakan dalam teori sosial, disusun
berdasarkan asumsi bahwa orang bertindak untuk mendapatkan sesuatu
dari orang lain sebagai pertukaran bagi hal lainnya. Model ini memiliki
orientasi pada kekuasaan. Dengan kata lain, anda akan memperoleh
kepatuhan mereka jika anda memiliki sumber daya yang cukup untuk
memberikan sesuatu yang mereka inginkan.12
3. Teori Manajemen Strategi
Menurut Fred R. David, proses strategi tidak hanya sebatas
merumuskan konsep hingga implementasi, melainkan juga harus disertai
evaluasi untuk mengukur sejauh mana strategi itu tercapai. Secara garis
besar teori manajemen strategi Fred R. David melalui tiga tahapan, 13
yaitu:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan
12
Marwell dan Schmitt dalam Morissan, Andi Corry Wardhany, Teori Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal.106
13
18
suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih
strategi untuk dilaksanakan.
Perumusan Strategi berusaha menemukan masalah-masalah
yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks
kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai
kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan
langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan
itu.14
b. Implementasi Strategi
Langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan
strategi, karena jika tidak maka proses formulasi dan analisis strategi
yang telah dirumuskan hanya akan menjadi impian yang jauh dari
kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan
struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan
bersama budaya perusahaan dan organisasi.15
14
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
15
c. Evaluasi Strategi
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah
dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan
kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.
Setidaknya ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi
strategi, yaitu :
1. Menunjukkan faktor-faktor eksternal dan internal.
2. Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan.
3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastiakn bahwa
prestasi sesuai dengan rencana.
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin “communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang
artinya „sama’, sama disini maksudnya serupa makna dan artinya. Jadi
20
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan yang diterima oleh
komunikan.16
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia
yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurannya.
Dalam bahasa komunikasi, pernyataan dinamakan pesan
(message), orang yang menyatakan pesan disebut komunikator
(communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
komunikan (communicant).
Pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan Astrid
S. Susanto, yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare
yang dalam bahasa latin memiliki arti „berpartisipasi’ atau
„memberitahukan’. Kasta communis berarti „milik bersama’ atau „berlaku
di mana-mana’.17
Para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda satu
sama lain dalam menafsirkan makna komunikasi sebagai penyampaian
informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui
penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafis, dan lain-lain. Kemudian
Shammon dan Weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup
16
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 3
17
prosedur melalui makna pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang
lain.18
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yaitu untuk:
a. Mengubah sikap (to change the attidude),
b. Mengubah opini, pendapat, pandangan (to change opinion),
c. Mengubah perilaku (to change behavior),
d. Mengubah masyarakat (to change the society)19.
2. Komponen Komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai
berikut :
a. Sumber (Source)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian
pesan yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.20
b. Penyampaian Pesan (Communicator)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti: surat kabar,
radio, televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian
18
Aubery Fisher, Teori-Teori Komunikasi, Penerjemah Soedjono Trimo (Bandung: Remaja Karya, 1986), hal. 10
19
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, hal. 3
20
22
pesannya bisa juga sebagai komunikan, begitu juga sebaliknya.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang komunikator di
antaranya adalah:
1. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
2. Keterampilan berkomunikasi
3. Mempunyai pengetahuan yang luas
4. Sikap
5. Memiliki daya tarik
c. Pesan (Message)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan si penyampai.
Pesan dapat berupa informative, member keterangan-keterangan yang
kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Persuasif
bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang bahwa apa yang
kita sampaikan akan berupa pendapat atau sikap, sehingga ada
perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi,
coersif dapat berbentuk perintah, instruksi.
d. Saluran (Chanel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada
dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung
menurut dua saluran, yaitu:
1. Saluran formal atau bersifat resmi
e. Penerima Pesan (Communicant)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan menjadi
tiga jenis, yaitu: personal, kelompok, dan massa.
f. Hasil (effect)
Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yakni sikap
dan tingkah laku orang, baik sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita
inginkan.21
3. Media Komunikasi
Media massa saat ini telah merasuk (pervasive) ke dalam
kehidupan modern. Melalui media, orang mampu membentuk opini dari
informasi dan interpretasi atas informasi yang mereka terima. Ini berarti
bahwa bahkan liputan berita sekalipun mengandung unsur persuasi. Akan
tetapi upaya media untuk melakukan persuasi biasanya dilakukan melalui
editorial (tajuk rencana) dan alasan atau komentar yang jelas-jelas
bertujuan persuasi. Hampir semua media memisahkan antara materi yang
didesain untuk membujuk dengan materi berita. Koran mengemas artikel
opininya dalam bagian editorial. Ulasan di televisi biasanya bersifat opini.
Pesan media yang paling jelas dimaksudkan untuk keperluan
persuasi adalah advertisement (iklan). Iklan mengajak audiens atau
pembaca untuk menuruti apa yang dikehendaki iklan, contohnya membeli
pasta gigi, makanan ataupun lainnya. Public Relations adalah persuasi
yang lebih halus, berusaha membujuk tetapi biasanya tidak mengajak
21
24
untuk melakukan tindakan langsung. Public Relations berusaha
membentuk sikap, biasanya dengan mengajak audiens media massa untuk
melihat suatu institusi atau aktivitas tertentu dari sudut pandang tertentu.
John Vivian menyebutkan ada tujuh media komunikasi, yakni buku,
majalah, koran, radio, advertising, internet, dan televisi.22
Adapun jenis-jenis media massa yang bersifat “komunikasi
massa” telah berkembang dari segi kuantitas maupun kualitas, antara lain
adalah:
a. Buku
Produksi buku secara massal pertama kali dilakukan pada
pertengahan 1400-an, telah mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi antara manusia. Buku
merupakan gudang penyimpan kebudayaan. Buku adalah wahana
utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru dan
sarana utama bagi generasi baru untuk memahami pelajaran generasi
lama.
b. Koran
Koran adalah medium massa utama bagi orang tertentu untuk
memperoleh berita. Di sebagian besar kota, tidak ada sumber berita
yang bisa menyamai keluadan dan kedalaman liputan berita koran. Ini
memperkuat poularitas dan pengaruh koran. Banyaknya para pembaca
membuat koran menjadi media efektif dalam penyampaian pesan.
22
c. Majalah
Saat ini majalah-majalah besar merupakan medium massa
yang mempengaruhi kultur negara-negara maju, termasuk Amerika.
Literatur besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah
yang berbeda dengan buku, dapat dijangkau oleh hampir semua orang.
Periklanan memanfaatkan majalah di antaranya membangun pasar
nasional untuk produk-produk mereka. Karena orang mempunyai
selera yang sangat luar biasa pada majalah. Singkatnya majalah adalah
medium pervasive. Keluasan audiens majalah membuat majalah
menjadi medium yang amat kompetitif.23
d. Advertising
Advertising adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa
iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang
tersedia. Advertising dalam kenyataannya adalah penting untuk
masyarakat yang makmut. Advertising juga merupakan basis financial
dari media massa yang kontemporer. Walaupun demikian advertising
bukan medium massa, tetapi mengendalkan pada media untuk
menyampaikan pesannya.
e. Radio
Radio telah menjadi medium massa yang sangat luas, ada di
berbagai tempat dan di sepanjang waktu. Tetapi sebagai sebuah
industri, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio,
23
26
yakni musik, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain dan banyak
tanpa iklan. Audiesn utama radio, yakni kelompok usia 18 sampai 24
tahun telah banyak berkurang.
f. Televisi
Banyaknya audiens televisi menjadikannya sebagai medium
dengan efek yang sangat besar terhadap orang dan kultur dan juga
terhadap media lain. Sekarang televisi adalah medium massa dominan
untuk hiburan dan berita. Tidak bisa dipungkiri, di Indonesia hampir
setiap rumah tangga memiliki satu televisi. Jelas bahwa televisi
mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
g. Internet
Internet muncul sebagai medium massa besar yang melebihi
media massa tradisional dalam banyak hal. Setiap perusahaan media
massa besar menempatkan produknya di internet. Ribuan perusahaan
baru membangun jaringan internet. Teknologi ini sangat langsung dan
aksesnya murah, sehingga jutaan individu bisa membuat situs milik
sendiri.24
C. Pengertian Pengasuh
Pengasuh atau mengasuh adalah menjaga dan memelihara anak kecil,
membimbing agar bisa mandiri. Pengasuhan anak ditujukan kepada anak
yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara
24
wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.25 Pengasuhan anak
tersebut, dilakukan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu.
Dalam hal ini lembaga harus berdasarkan agama, karena anak yang diasuh
harus seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang
bersangkutan.
Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar
panti sosial. Perorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui
lembaga-lembaga tersebut di atas. Pengasuhan tersebut melalui bimbingan,
pemeliharaan, perawatan dan pendidikan secara berkesinambungan, serta
dengan memberikan bantuan biaya atau fasilitas lain untuk menjamin tumbuh
kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial,
tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.26
D. Sahabat Qur’an
Lutfi Fathullah menjelaskan bahwa berdasarkan hadits Rasulullah saw
terdapat beberapa tingkatan orang dalam berinteraksi dengan Al-Qur`an.
Tingkatan pertama Qara’ –yaqra’u (sekadar membaca). Tingkatan berikut
Qari’ (Pembaca) yaitu orang yang sering membaca, lalu hafidz (penghafal),
selanjutnya shahib (pembaca, penghafal, pengamal), dan yang terakhir yang
tertinggi, yaitu ahl atau hamalah (pembawa) artinya ialah orang yang menjadi
keluarga al-Qur`an.27
25
Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 75
26
Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia , hal. 76
27
28
Dengan demikian, istilah sahabat al-Qur`an adalah gelar bagi orang
yang senantiasa membaca dan mengamalkan nilai-nilai dan ajaran al-Qur`an.
Selama ini, terutama di Indonesia masyarakat baru mengenal istilah Qari’
untuk pembaca al-Qur`an, hafidz untuk orang yang hafal al-Qur`an, mufassir
untuk gelar orang yang mengkaji tafsir al-Qur`an atau istilah ahlul Quran
untuk para pakar di bidang al-Qur`an. Sedangkan bagi orang yang tekun
mengamalkan al-Qur`an di dalam praktek kehidupan sehari-hari belum
popular predikat atau julukan untuk mereka.
Istilah Sahabat al-Qur`an yang mengandung makna bukan hanya
orang tersebut gemar membaca dan menghafal akan tetapi juga akrab dan
bersahabat dengan al-Qur`an yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam al-Qur`an.
Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorang pemimpinpun.28
28
29 BAB III
RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN
DALAM MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR’ANI
A. Sekilas Tentang Rumah Tahfidz Kiai Marogan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan merupakan suatu bentuk pesantren mikro
berbasis masjid yang bergerak dalam pendidikan tahfidz (hafalan) al-Qur`an, di
mana pusat pembelajaran tahfidz-nya diadakan di masjid Kyai Marogan. Ide dasar
pendirian lembaga ini, memang, untuk memakmurkan masjid dan musholla, yaitu
dengan kegiatan tahfidz al-Qur`an. Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan
(RTKM) digulirkan untuk mendukung program Gerakan Seribu Satu Masjid
(GESSID) yang pernah dicanangkan Walikota Palembang beberapa tahun yang
lalu, sebuah cita-cita untuk menjadikan Palembang kota religius1.
Dengan konsep pesantren berbasis masjid ala rumah tahfidz, diharapkan
keberadaan 776 Masjid yang berada di kota Palembang menjadi lebih makmur
dengan kegiatan pembelajaran al-Qur`an yang intensif. Bukan hanya diisi dengan
kegiatan seremonial Peringatan Hari Besar Islam.
Masjid Kyai Marogan merupakan masjid tua yang bersejarah, buah
peninggalan Masagus KH. Abdul Hamid alias Kiai Marogan, sosok ulama
legendaris pelopor dakwah Islam di Bumi Kesultanan Palembang Daarussalam.
Kyai Marogan masih dikenang masyarakat Sumatera Selatan sampai sekarang.
Hampir tiap hari, tak kurang 500 orang peziarah mengunjungi makam tersebut
1 “
30
dari berbagai daerah2.
Letak masjid ini memang sangat strategis. Dapat ditempuh melalui jalan
darat dan laut. Dari jalan darat masuk melalui Stasiun Kereta Api Kertapati.
Tetapi masyarakat lebih senang ke masjid ini dari arah sungai, menggunakan
transportasi sungai seperti Kapal, speed boat, perahu mesin, perahu dayung. Letak
masjid ini persis menghadap ke tepi sungai Musi dan muara sungai Ogan. Julukan
Kyai Marogan pun diambil dari kata Muara Ogan atau muara sungai Ogan. Dari
tepi sungai, bangunan masjid ini tampak anggun sedap dipandang mata.
Jantung kota Palembang memang terletak di tepi sungai, tepatnya di
Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera. Pemkot sendiri ingin mengembalikan
sungai Musi sebagai denyut nadi kota Palembang. Sebagai sungai terpanjang,
Sungai Musi, dapat menjangkau daerah-daerah se-Sumatera Selatan.3
Karena posisi masjid yang tepat di tepi sungai Musi dan sungai Ogan
inilah menjadikan Pemerintah Kota Palembang terpincut untuk mencantumkan
masjid ini sebagai daftar objek kunjungan wisata pendukung Visit Musi.4
Selain kawasan wisata ziarah, masjid ini merupakan pusat kegiatan
dakwah bagi umat Islam di Palembang dan sekitarnya. Pelbagai pengajian digelar
di masjid ini; mulai pengajian rutin fiqih, pengajian mingguan thariqah
Sammaniyah, pengajian bulanan Majelis Dhuha Nasional, hingga pengajian
al-Qur`an yang diadakan Rumah Tahfidz.
2 “
RTKMLaboratorium al-Qur`an Di Palembang” Majalah Hidayah Oktober 2010
3
Muslim Zuhdi, Dakwah di Palembang; Memahami Penyebaran dan Perkembangan Dakwah
di Kecamatan Kertapati Kota Palembang, (Palembang: T.pn., 2012) h. 3
4
Muslim Zuhdi, Dakwah di Palembang; Memahami Penyebaran dan Perkembangan Dakwah
Rumah Tahfidz yang berlokasi di kompleks masjid Jami’ Kyai Marogan
ini diresmikan oleh Ust. KH. Yusuf Mansur, Pengasuh Pesantren Tahfidz Daarul
Qur`an dalam acara Tabligh Akbar dan pengukuhan kepengurusan Majelis Dhuha
Nasional Cabang Palembang. Launching RTKM diadakan tidak jauh waktunya
dengan momen haul Kiai Marogan yang jatuh pada bulan Rajab.5
Pendirian Rumah Tahfidz Kiai Marogan ini atas inisiatif beberapa orang.
Mereka adalah ketua Masjid Jami’ Kyai Marogan, Masagus Memet Ahmad,
Ketua Yayasan Kiai Marogan, Masagus A. Fauzi, Sesepuh keluarga Kyai
Marogan, Abah Masagus Amancik Ujang, dan pengajar tahfidz al-Qur`an di
Sekolah Daarul Qur`an Tangerang pimpinan Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz
Masagus Fauzan Yayan, beserta istrinya, Umi Cholifah, Al-Hafidzah, serta jama’ah masjid Kiai Marogan sendiri.6
Pembelajaran di Rumah Tahfidz Kiai Marogan sebenarnya sudah dirintis
sejak tahun 2007. Embrionya adalah seminar dan training belajar al-Qur`an
keliling di masjid-masjid, dengan peserta mayoritas kalangan pendidikan seperti
pelajar SMP-SMA, Mahasiswa, dan bapak-ibu guru. Training atau seminar yang
pernah diadakan di masjid Agung Palembang antara lain; Kiat Jitu Bersahabat
dengan al-Qur`an, Kiat Meraih Persahabatan Sejati Menurut Al-Qur`an, Kiat
Menjemput Malam Lailatul Qadar. Selain itu, pernah pula diadakan Training
Terjemah Qur`an metode CSQ (Cerdas, Smart, Quantum) di hotel Duta
Palembang, Pelatihan Tahfiz Qur`an Metode Quantum di masjid Lawang Kidul,
Palembang. Seminar Wirausaha, Al-Qur`an dan Teknologi Canggih bekerja sama
5“
Belajar Menghapal Al-Qur`an di Rumah Tahfidz” Berita Pagi, Selasa, 20 Juli 2010
6
32
dengan ICMI Korwil Palembang dan Bimbingan Cepat Bisa Baca al-Qur`an
Sistem 8 Jam di rumah-rumah.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan juga membuka diri untuk masyarakat luas
seluruh lapisan, mulai dari pelajar, karyawan, ataupun lansia (lanjut usia). Adapun kegiatannya meliputi; memperbaiki bacaan (Tahsinul Qiro’ah), Setoran hafalan
(tahfizhul Qur`an), Sistem Memahami al-Qur`an (Tafhim Qur`an), dan Daqu
Methode yakni Metode Daarul Qur`an dalam ibadah sehari-hari).
B. Visi dan Misi Rumah Tahfidz Kiai Marogan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai visi mencetak generasi Sahabat
al-Qur`an demi terwujudnya Kampung Marogan sebagai Kampoeng Qur`an yang
Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur.7
Sementara Rumah Tahfdiz Kiai Marogan juga mempunyai misi; Pertama,
Meretas Sahabat Qur’an yang hatinya selalu terpatri pada al-Qur’an, mengimani
al-Qur’an, dan berusaha mengajarkan dan mengamalkan isi al-Qur’an dengan
penuh keikhlasan. Kedua, Mengembangkan mental santri yang SIAP
(Spiritualisme, Intelektualisme, Aktivisme, dan Profesionalisme). Ketiga
Menggembleng generasi yang CAKEP (Cerdas, Kreatif, dan Produktif), dalam
menghadapi tantangan zaman.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan diproyeksikan menjadi laboratorium
al-Qur`an atau pusat pembelajaran al-al-Qur`an di kota Palembang. Dengan memakai
teknologi terkini terkait al-Qur`an yang tersimpan dalam 2 buah komputer
lengkap, yang tak hanya memuat software terkait bacaan, tapi juga bagaimana
metode terbaik dalam menerjemahkan dan menghafal Qur`an. Software
7
Qur`an dan koleksi buku al-Qur`an yang dimiliki oleh RTKM seperti Al-Qur`an
Playyer 2.0 (Laptop), Islamic Software (Laptop), Qari CD Vol, 1,2,3 (Laptop),
Tilawah Syeikh M. Shiddiq Al-Minsyawi (MP3), tilawah anak-anak Timur
Tengah (MP3), CD training terjemah Qur`an, CD training tahfizh Qur`an,
Qur`an_in_Word, Modul Metode Baca Tulis Qur`an Metode CSQ (Cerdas, Smart,
Quantum), modul Metode Terjemah Qur`an Metode CSQ, buku Quantum Tahfiz;
Siapa Bilang Menghafal al-Qur`an Susah?, Buku The True Friends of al-Qur`an,
dan kitab Kiat Jitu Bersahabat dengan Qur`an.
Kegiatan belajarnya diadakan di masjid Kiai Marogan dan bangunan rumah
2 buah bangunan bertingkat disebelah masjid. Setoran hafalan dan pembelajaran
al-Qur`an bagi karyawan dan orang tua diadakan tiap akhir pekan yakni Jum’at,
Sabtu, dan Minggu. Pada hari Minggu diadakan pula pengajian bertajuk Aduhai
Qur`an (Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an) yaitu kegiatan tadarrus dan tadabbur
al-Qur`an dengan membedah kandungan al-al-Qur`an. Sebagaimana namanya, kegiatan ini diawali dengan shalat Dhuhaa bersama (tidak berjama’ah), kemudian zikir
Asmaa'ul Husna dan ditutup doa Dhuhaa. Selepas itu baru mulai Training Belajar
Qur`an.
Siapapun dibolehkan mengikuti program tahfidz di Rumah Tahfidz Kiai
Marogan, syaratannya adalah ikhlas, punya tekad yang kuat, dan harus sudah
mampu Baca Tulis al-Qur`an. Santri yang mengikuti program ini tidak dipungut
biaya. Selain itu sebagai laboratorium al-Qur`an, Rumah Tahfidz Kiai Marogan
menerima pertanyaan, konseling dari masyarakat yang ingin bertanya seputar
34
C. Program-Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan 1. Bimbingan Baca Tulis Qur`an (BTQ)
Setiap umat Islam tentu memiliki keinginan menguasai ilmu
al-Qur`an dengan mudah, untuk itu Rumah Tahfidz Kiai Marogan
menggunakan metode CSQ (Creative, Smart dan Quantum) yang
berisikan lima tahap menguasai baca al-Qur`an. Lima tahapan tersebut
adalah :
a. Menguasai huruf hijaiyah dan makhrajnya.
b. Menguasai tanda baca.
c. Menguasai isyarat bacaan.
d. Menguasai hukum-hukum tajwid
e. Latihan yang Istiqamah.8
Belajar al-Qur`an itu tidak sulit. Allah swt telah menggaransi
bahwa belajar ilmu al-Qur`an itu mudah,
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”9
2. Sistem Memahami Qur`an (SIMAQ) Allah Swt berfirman,
8
Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, h. 93-95
9
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab
supaya kamu memahami(nya).10
Kemudahan memahami bahasa al-Qur`an telah terbukti. Memang,
untuk memahami al-Qur`an, cara yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan terjemahan. Seperti terjemahan al-Qur`an yang dikeluarkan
oleh Departemen Agama. Akan tetapi, alangkah lebih baik jika setiap
orang memahami langsung bahasa al-Qur`an yang ternyata dapat dipelajari
dengan mudah dan singkat melalui penguasaan struktur bahasa al-Qur`an
serta rumus-rumus terjemahnya secara mandiri. Salah satu metode
terjemah mandiri itu adalah metode CSQ (Cerdas, Smart, dan Quantum)
yang telah diujicobakan dalam pelatihan Yayasan Pesantren Tahfidz Kiai
Marogan.11
3. Menghafal Itu Asyik Tau (MISYKAT)
Menghafal al-Qur`an bagi sebagian orang selama ini dianggap
sesuatu yang sulit dan rumit. Perasaan ini wajar jika diingat jumlah seluruh
ayat al-Qur`an itu lebih dari enam ribu ayat, yang ditulis dalam sekitar
enam ratus halaman. Di Rumah Tahfidz Kiai Marogan dengan metode
Quantum Tahfidz ingin menawarkan sebuah cara menghafal yang lebih
mudah, dan yang paling penting lebih menyenangkan.12
10
Al-Qur`an Surat Az-Zukhruf ayat 3
11
Masagus Fauzan Yayan, “Sistem Memahami Al-Qur`an,” Majalah Hidayah, Oktober
2010, h. 58
12
“Quantum Tahfidz: Metode Menghafal Al-Qur`an yang Mudah dan Menyenangkan”
36
Dengan metode ini seorang santri dapat merasakan pengalaman
menghafal al-Qur`an yang enjoy, fun, dan penuh makna.
4. Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an (ADUHAI QUR`AN)
Hati Nabi Muhammad saw dilukiskan al-Qur`an kecewa
bercampur sedih seraya mengadu kepada Rabb-Nya perihal sikap
kaumnya nanti sepeninggal beliau akan mengabaikan al-Qur`an dari
kehidupan mereka,
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al
Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".13
Pengajian Aduhai Qur`an (Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an)
program kerjasama RTKM dengan MDN (Majlis Dhuha Nasional)
Palembang, ingin membangkitkan kesadaran umat terhadap al-Qur`an,
kitab suci mereka. Sesuai namanya acara pengajian ini diadakan setiap hari
Ahad diisi dengan sholat Dhuhaa, dilanjutkan dengan belajar mengkaji
al-Qur`an.14
5. Beasiswa Santri Qur`an (BESANQU)
Merupakan apresiasi kepada para santri dhu’afa untuk
mendapatkan beasiswa dalam belajar menghafal al-Qur`an.15 Bantuan
13
Al-Qur`an Surat Al-Furqon ayat 30
14 “
Santri Musi Menghafal Al-Qur`an”Majalah DAQU, Januari 2011
15
berupa beasiswa bagi para santri tahfidz dari rumah tahfidz dan TPQ serta
memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi.
6. Safari Dakwah Al-Qur`an (SDQ)
Program safari dakwah dengan mengirim Duta Al-Qur`an dan Duta
Dhuhaa dari Tim MDN Palembang, ke daerah terpencil.16 Hal ini
merupakan upaya menghidupkan kembali ruh dakwah Kiai Marogan yang
di masa hidupnya berkeliling menghampiri masyarakat Sumsel di
pelosok-pelosok melalui jalur transportasi sungai. Terlebih lagi di era sekarang
kebutuhan tenaga pengajar al-Qur`an di daerah terpencil cukup tinggi
tetapi tantangan dan biaya operasional tidak sedikit.
7. Wakaf Sejuta Buku Al-Qur`an (WSBQ)
Gerakan wakaf sejuta buku Al-Qur`an ini merupakan wujud
kepedulian Rumah Tahfidz Kiai Marogan terhadap kualitas pemahaman
dan pengetahuan masyarakat terhadap Al-Qur`an.17 Selanjutnya buku
bertemakan Al-Qur`an itu akan dibagikan kepada perpustakaan sekolah,
perpustakaan masjid di Sumatera Selatan khususnya di daerah pelosok.
Adapun buku yang kami pilih antara lain buku yang dikarang oleh
pengasuh Rumah Tahfidz sendiri yaitu, Kiat Jitu Bersahabat dengan
Al-Qur`an, Quantum Tahfidz; Siapa Bilang Menghafal Al-Qur`an itu Susah?
16
Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, h.151
17
38
The True Friends of Al-Qur`an; Panduan Meraih Persahabatan Sejati.
Untuk besar wakaf perbuku adalah Rp.50.000,-
8. Bimbingan Spiritual Qur`an (BSQ)
Keberadaan masjid tua peninggalan Kiai Marogan di pinggir
Sungai Musi dan Sungai Ogan cukup menjadi saksi bisu perjuangan
dakwah Kiai Marogan di Bumi Kesultanan Palembang Darussalam. Di
usianya yang hampir satu abad, bangunan masjid yang masih terjaga
keaslian bangunannya itu dapat menjadi alternatif wisata spiritual. Bagi
masyarakat metropolis kota Palembang dan sekitarnya yang ingin melepas
kepenatan aktifitas sehari-hari dan menambah kekhusyukan dalam ibadah
disediakan Bimbingan Spritual di akhir pekan.18 Rangkaian acaranya
meliputi qiyamullail (sholat tahajjud), tadabbur al-Qur`an, Muhasabah,
konseling persoalan hidup.
18
39
A. Strategi Komunikasi Rumah Tahfizh Kiai Marogan dalam Membangun Generasi Qur’ani
Untuk melaksanakan kebijakan atau rencana yang cermat mengenai
kegiatan diperlukan adanya strategi. Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan yang direncanakan sebuah lembaga atau perusahaan. Begitu pula yang
dilakukan Rumah Tahfidz Kiai Marogan di Palembang. Dalam membangun generasi sahabat Qur’ani terdapat hubungan dengan komunikasi. Komunikasi
menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam melakukan sosialisasi program guna tercapai tujuan membangun generasi sahabat Qur’ani.
1. Tahapan strategi komunikasi
Guna tercapainya komunikasi yang baik dan efektif, diperlukan strategi
dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pendapat Fres R. David, dalam bukunya
Manajemen Strategi Konsep yang dikutip dalam bab 2 skripsi ini, terdapat
tahapan-tahapan strategi yang diperlukan dalam proses pelaksanaannya.
Tahapan-tahapan tersebut adalah perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi. Ketiga tahapan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
40
a. Perumusan Strategi
Dalam melaksanakan strategi komunikasi untuk membangun generasi sahabat Qur’ani, sebelumnya diperlukan perumusan strategi agar
pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar dan efektif. Dalam hal
tersebut, Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan merumuskan program
besar di awal tahun yang nantinya akan menjadi acuan bagi para pengurus
lainnya dalam melaksanakan strategi komunikasi ke depannya. Misalnya
dengan mengadakan rapat tahunan pada 24 Desember