• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN RUSIA MENGANGGAP NATO SEBAGAI ANCAMAN DALAM SISTEM PERTAHANAN ANTI RUDAL PASCA PERANG DINGIN TAHUN 2008-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ALASAN RUSIA MENGANGGAP NATO SEBAGAI ANCAMAN DALAM SISTEM PERTAHANAN ANTI RUDAL PASCA PERANG DINGIN TAHUN 2008-2015"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ALASAN RUSIA MENGANGGAP NATO SEBAGAI

ANCAMAN DALAM SISTEM PERTAHANAN ANTI

RUDAL PASCA PERANG DINGIN TAHUN 2008-2015

(The Reason Of Russia Consider NATO As A Threat in The Defense System Against Missiles After The Cold War Years 2008 – 2015)

NAMA : FADIAH SILMINA

NIM : 20120510452

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI………. iii

HALAMAN MOTTO……….. iv

KATA PENGANTAR………. v

DAFATR ISI………. viii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xi

ABSTRAK……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Kerangka Pemikiran……… 5

D. Hipotesa……….. 10

E. Tujuan Penelitian………. 10

F. Jangkauan Penelitian……… 10

G. Metodologi Penelitian……….. 11

H. Sistematika Penulisan………... 11

BAB II HUBUNGAN RUSIA DENGAN NATO……….. . 13

A. Kajia Rusia dan NATO………. 13

1. Rusia……… 13

1.1. Politik dan Pemerintahan Rusia……… 14

1.2. Sistem Keamanan Rusia……… 19

2. Kajian NATO………... 22

2.1. Sejarah Berdirinya NATO………. 23

2.2. Sistem Organisasi NATO………... 27

B. Hubungan Rusia dengan NATO……… 32

(3)

BAB III BERGABUNGNYA RUSIA DENGAN NATO……….… 39

A. Alasan Rusia Bergabung dengan NATO……… 39

B. Profil Negara Anggota NATO……… 42

1. Amerika Serikat………. 43

2. Britania Raya/Inggris Raya……… 45

3. Jerman……… 49

4. Italia………... 53

5. Perancis……….. 55

C. Dominasi dan Kepentingan AS melalui NATO……….. 57

D. Kepentingan Rusia Bergabung dengan NATO………... 60

BAB IV RUSIA MENGANGGAP NATO SEBAGAI ANCAMAN DALAM BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN……… 61

A. Perselisihan Yang Terjadi Antara Rusia dan NATO……… 64

1. Status Great Power………. 64

2. Doktrin Rusia Terhadap NATO………. 65

B. Langkah Rusia Dalam Menanggapi Ancaman NATO………. 70

C. Persiapan Rusia Dalam Menghadapi Tantangan-Tantangan Yang Dapat Muncul dan Mengganggu Stabilitas Negaranya……….. 75

BAB V KESIMPULAN……… 78

DAFTAR PUSTAKA……… 81

(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanallahuwata’ala yang telah

membukakan sebagian pintu-pintu ilmu-Nya untuk seluruh umat manusia dan

berkat cinta, kasih, dan saying-Nyalah penulis bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rosulullah

Muhammad Shallallahu alaihi wassalam yang telah membebaskan seluruh umat

manusia dari belenggu kebodohan dan kekafiran menuju kepada cahaya-Nya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

studi pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, juga sebagai salah satu

bentuk keprihatinan penulis terhadap kekejaman dunia dalam bentuk

perang-perang yang dewasa ini masih terjadi di berbagai Negara. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari segala kesalahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Hal ini mengingat keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan penulis serta kendala yang ada, maka penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan

(7)

Untuk itu penulis mengahaturkan banyak terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini, atas segala do’a, waktu, motivasi, bantuan, dan dukungan:

1. Kedua orangtua penulis, Ibunda Purwati M Syahli dan Ayahanda Siswanto,

terimakasih atas segala do’a, dukungan, nasihat, dan pengorbanan yang sudah

kalian berikan kepada saya selama ini. Kakak saya satu-satunya Manarina

Khusna yang sudah menjadi motivasi saya untuk menjadi yang lebih baik

darinya, kepada adik laki-laki Almas Aufar. Juga Zhaafir Azalia Ammar yang

sudah menjadi anak perempuan yang sabar, dan mengerti segala kondisi yang

terjadi, dan memotivasi agar cepat menyelesaikan pendidikan ini.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Bambang Cipto,

M.A

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Ali Muhammad, M.A., Ph.D

4. Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Dr. Nur Azizah, M.Si

5. Alm. Bapak Drs. Bambang Sunaryono, Msi sebagai Dosen Pembimbing, atas

segala kesabaran dan kesediaan untuk meluangkan waktu bagi terlaksananya

proses skripsi ini. Saya sangat bangga menjadi mahasiswa bimbingan anda.

6. Seluruh jajaran dosen dan karyawan Prodi Ilmu Hubungan Internasional

(8)

7. Teman-teman kantin Rinjani yang menemani lembur saat menyelesaikan

revisian.

8. Teman-teman seangkatan yang menjadi motivasi untuk cepat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan serta memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan dunia

(9)

MOTTO

“ Never give up with anything your situation “

(10)
(11)
(12)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan realita yang terjadi. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Rusia dan NATO. Teknik pengumpulan data sendiri dilakukan dengan cara studi pustaka (library research). Data diperoleh melalui sumber-sumber yang berasal dari buku-buku, jurnal, surat kabar dan internet. Dianalisis menggunakan konsep deterens dan pertahanan, penelitian ini lebuh mengarah pada mengetahui alasan-alasan mengapa sistem pertahanan anti rudal milik NATO memberikan ancaman terhadap Rusia.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rusia adalah sebuah Negara baru bekas pecahan dari Uni Soviet.

Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu

setelah pada tanggal 25 Desember 1991 Presiden Mikhail Gorbachev

mengundurkan diri disertai dengan berkibarnya bendera tiga warna Rusia di

Kremlin. Setelah itu lahir sebuah Negara Rusia yang merupakan ahli waris

utama kebesaran Uni Soviet. Negara ini mewarisi 50% jumlah penduduk, 2/3

luas wilayah, dan kurang lebih 50% aset-aset ekonomi dan persenjataannya.1 Rusia adalah sebuah Negara federal yang memiliki berbagai macam etnis.

Rusia membangun pemerintahannya dengan sistem Republik Federasi dengan

pengakuan akan kemajemukan ideologi sebagai perbaikan dari sistem

komunis yang mengharuskan homogenitas dalam ideologi.

Rusia adalah Negara yang memiliki wilayah dan penduduk yang

sangat besar, tetapi tidak memiliki perbatasan alam yang dapat

mengamankannya dari serangan musuh yang datang dari luar. Kondisi

tersebut membentuk mentalitas bangsa Rusia menjadi bangsa yang ekspansif.

Selalu mengembangkan diri, menduduki daerah-dearah baru di sekelilingnya

untuk dijadikan buffer zone.

1

(14)

Pertahanan keamanan yang dimiliki Rusia cukup membuatnya

menjadi negara yang dipandang dan disegani oleh negara lain. Rusia

mewarisi sebagian besar kekuatan militer Uni Soviet, namun kesulitan

ekonomi yang melanda Rusia membuatnya kesulitan membiayai kekuatan

militernya. Yang paling sulit dirasakan adalah Angkatan Laut yang banyak

membesituakan armadanya, termasuk kapal-kapal induknya. Setelah musibah

kapal selam Kursk di Laut Barents pada tahun 2000, kekhawatiran berbagai

pihak bahwa Angkatan Laut Rusia dalam waktu dekat akan musnah, semakin

bertambah. Hal yang sama dialami juga oleh Angkatan Darat dan Angkatan

Udara Rusia. Meskipun keduanya tidak separah Angkatan Laut, karena masih

mengadakan riset untuk memperbaruhi persenjataan yang dimilikinya, namun

tidak semaju Amerika Serikat maupun pada masa Uni Soviet. Militer Rusia

masih memiliki persenjataan nuklir warisan dari Uni Soviet yang sebagian

diduga dimiliki oleh Negara-negara pecahan Uni Soviet yang tergabung

dalam Persemakmuran Negara-negara Merdeka. Pada masa Uni Soviet,

Negara tersebut memiliki stasiun peluncur ruang angkasa (kosmodrom) di

Baikonur. Namun, sejak Uni Soviet bubar pada tahun 1991, kosmodorm

tersebut berada di wilayah Kazakhtan.2 Penduduk wilayah ini merupakan campuran Rusia-Kazakhtan dan memiliki tingkat kriminalitas tertinggi.

Untuk itu Rusia merasa perlu untuk mencarikan stasiun pengganti untuk

kepentingan ruang angkasa baik kepentingan sipil, bisnis, maupun militer.

North Atlantic Treaty Organisation (NATO) yang didirikan oleh blok

barat (Amerika dan sekutunya) pada masa perang dingin tahun 1949 setelah

2

(15)

runtuhnya Uni Soviet, berhasil menghadapi krisis yang terjadi dengan

menstransformasikan diri kearah politik yang fleksibel.3 Sedangkan Pakta Warsawa, organisasi keamanan yang dibentuk oleh blok timur (Uni Soviet

dan sekutunya) berakhir bersamaan runtuhnya Uni Soviet.4 Dengan pembubaran perjanjian Pakta Warsawa, NATO di bawah pimpinan Amerika

Serikat mempergunakan kesempatan berkurangnya keamanan di Eropa Timur

dan pengaruh Rusia di kawasan tersebut untuk memperluas jangkauan

kekuasaannya. Perluasan NATO dapat diyakini menjadi sebuah kekuatan

baru dalam keamanan kawasan Eropa.

Perluasan wilayah yang dilakukan NATO sampai ke Eropa Timur

pada dasarnya mendapat kecaman dari Rusia, karena dianggap dapat merusak

tatanan dunia. Selain itu, hal tersebut dapat menjadi sebuah ancaman yang

serius bagi posisi geopolitik Rusia dan dikhawatirkan akan membuat Rusia

terisolir dengan berkurangnya pintu keluar ke Laut Baltik dan Laut Hitam,

serta banyaknya perbatasan yang pindah ke Negara lain, yang memotong

Rusia dari Eropa dan Asia Tengah.5

Rusia melakukan protes terhadap hal tersebut melalui konfliknya

dengan Georgia yang berawal dari rencana Georgia untuk bergabung dengan

NATO pada tahun 2008. Konflik ini menjadi semakin besar ketika Rusia

mendengar kabar bahwa NATO berada dibalik Georgia dan membantunya

dalam berbagai bidang.

3

http://id.wikipedia.org/wiki/NATO, diakses 10 oktober 2015 4

Pembentukan Pakta Warsawa, diakses 10 oktober 2015; diunduh dari http://dunia.vivanews.com/news/read/57659-pembentukan_pakta_warsawa 5

(16)

Kesuksesan NATO dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Eropa

tidak disia-siakan oleh Amerika yang ingin melemahkan pertahanan Rusia,

dengan menjadikan negara-negara anggota baru itu sebagai pangkalan

militernya. Selain itu ada juga rencana pengembangan Pertahanan Anti Rudal

Balistik atau Anti Balistik Missiel di beberapa Negara seperti Polandia,

Cheko, dan Georgia yang disepakati pada tahun 1972.

Rencana Amerika membangun Sistem Pertahanan Anti Rudal ini jelas

mendapat kecaman keras dari pihak Rusia. Bagaimanapun juga Polandia,

Cheko dan Georgia merupakan kawasan yang sangat dekat dengan wilayah

Rusia. Ini dianggap akan menjadi ancaman tersendiri bagi Rusia dalam

bidang keamanan negaranya. Meskipun demikian, Rusia tetap menerima

ajakan NATO untuk bekerjasama dalam pembangunan Sistem Pertahanan

Anti Rudal Eropa yang tercipta pada bulan Juni tahun 2011, dengan

kesepakatan-kesepakatan tertentu oleh kedua belah pihak. Dalam pertemuan

KTT NATO yang berlangsung di Lisbon, Ibukota Portugal, dibahas tentang

perjanjian bilateral dan penandatanganannya. Pada pertemuan tersebut

dihadiri oleh Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen, dan Presiden Rusia,

Dimitry Anatolyevich Medvedev, serta disaksikan dan dihadiri pula oleh 28

negara anggota aliansi NATO.6

Rusia menyatakan siap bekerjasama dengan NATO untuk membangun

sistem pertahanan peluru kendali guna melindungi wilayah Eropa. Rusia juga

menyatakan bahwa inginnya melupakan Perang Dingin dan juga merancang

kerjasama strategis dengan bekas seteru utamanya itu.

6

(17)

Rusia menyatakan bahwa NATO sudah tidak menjadi ancaman bagi

negaranya seperti pada masa Perang dingin. Namun masih ada kekhawatiran

yang dirasakan dengan ekspansi kekuatan NATO. Kekhawatiran tersebut

muncul dikarenakan keinginan NATO untuk memproyeksikan kekuatan

militernya di luar cakupan wilayahnya. Amerika Serikat sudah lama berniat

untuk menerapkan sistem pertahanan anti rudal di Negara-negara bekas Uni

Soviet di Eropa Timur, namun rencana tersebut selalu tertunda dikarenakan

protes keras oleh Rusia, yang merasa sistem itu mengancam kedaulatannya.7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di depan, maka

rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

“Mengapa Rusia merasa terancam dengan adanya sistem pertahanan anti

rudal di Eropa Timur?”

C. Kerangka Pemikiran

Seperti diketahui, dalam berpikir, manusia menggunakan “bahasa”

yaitu suatu sistem komunikasi yang terdiri dari simbol-simbol dan

serangkaian aturan yang memungkinkan berbagai pengkombinasian

simbol-simbol itu. Konsep adalah salah satu simbol-simbol yang paling penting dalam

bahasa. Suatu konsep adalah abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu

7

(18)

objek, atau suatu fenomena tertentu.8 Konsep adalah sekumpulan gagasan atau ide yang sempurna dan bermakna berupa abstrak, entitas mental yang

universal dimana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap

ekstensinya sehingga konsep membawa suatu arti yang mewakili sejumlah

objek yang mempunyai cirri yang sama dan membentuk suatu kesatuan

pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan.

Carl Hempel memandang bahwasannya dalam tahap awal

perkembangan ilmu, deksripsi maupun generalisasi diungkapkan dalam

perbendaharaan kata bahasa sehari-hari. Tetapi pertumbuhan suatu disiplin

keilmuan selalu diikuti dengan perkembangan suatu sistem konsep-konsep

yang khusus dan kurang-lebih abstrak dan suatu terminologi teknikal yang

berkaitan dengan konsep-konsep itu.9 Kejelasan dan ketepatan dalam penggunaan konsep bisa didapat melalui definisi. Dalam penelitian sosial ada

dua tipe definisi yang sangat penting, yaitu definisi konseptual dan definisi

operasional.

Definisi Konseptual

Definisi yang menggambarkan konsep dengan menggunakan

konsep-konsep lain, disebut definisi konsep-konseptual. Misalnya, power secara konseptual

didefinisikan sebagai “kemampuan suatu aktor (individu, kelompok atau

Negara-bangsa) mempengaruhi pikiran dan tingkah laku aktor lain sehingga

mau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak disukainya”. Definisi

konseptual terdiri dari istilah primitif dan istilah turunan atau derived terms. Istilah turunan adalah istilah yang bisa didefinisikan dengan menggunakan

8

Mohtar Masoed, IlmuHubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES, 1990, hal 109

9

(19)

istilah primitif. Definisi konseptual tidak bisa disebut benar atau salah tetapi

bisa berguna atau tidak berguna bagi komunikasi.10 Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah serangkaian prosedur yang

mendeksripsikan kegiatan yang harus dilakukan kalau kita hendak

mengetahui eksistensi empiris atau derajat eksistensi empiris suatu konsep.

Definisi operasional berarti juga menjabarkan prosedur pengujian yang

memberikan kriteria bagi penerapan konsep itu secara empiris. Karena itu,

definisi operasional merupakan jembatan antara tingkat konseptual-teoritis

dengan tingkat observasional-empiris. Definisi itu mengatakan apa yang

harus dilakukan dan apa yang harus diamati untuk membawa fenomena yang

didefinisikan itu kedalam jangkauan pengalaman indrawi peneliti yang

bersangkutan.11

Untuk memudahkan penulis dalam menjelaskan analisa terhadap

permasalahan yang dihadapi serta untuk memilih kerangka pemikiran yang

tepat dalam membentuk hipotesa, maka diperlukan suatu kerangka teoritis.

Untuk menjelaskan alasan mengapa Rusia menganggap NATO sebagai

ancaman dalam pertahanan antirudal paska Perang Dingin, penulis

menggunakan:

Konsep Deterens dan Pertahanan

Strategi militer sekarang tidak bisa lagi hanya digambarkan dalam

konsep-konsep pertahanan (defense) dan penyerangan (offense). Para pemikir

10

Mohtar Masoed, IlmuHubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES, 1990, hal 115

11

(20)

strategi harus mengembangkan istilah atau konsep baru, dan muncul konsep

detenrens” yang dibedakan dari defense. Untuk menjelaskan perbedaan

makna kedua konsep kedua ini David Ziegler memberikan contoh.12

Pertahanan bersifat fisik, dan berfungsi ketika perang pecah.

Misalnya, tank bergerak kegaris depan, sehingga membuat musuh secara fisik

tidak mungkin maju. Sedangkan deterens bersifat psikologis dan berfungsi

sebelum perang terjadi. Ia membuat musuh tidak melakuakn gerakan melalui

perang. Bahakan, begitu perang terjadi berarti deterens gagal dan harus

digantian oleh strategi pertahanan.

Tindakan yang dimaksudkan untuk pertahanan bisa juga menciptakan

deterens. Pesawat tempur yang mengawal pesawat pengintai itu memiliki

efek deterens, sehingga membuatnya tidak perlu secara aktual melakukan

pertahanan atas pesawat yang dilindung itu. Penggabungan tindakan deterens

dan pertahanan ini sejak lama merupakan praktek yang lumrah dalam sejarah

militer. Hanya baru-baru ini saja kedua fungsi ini dipisahkan, dan inilah yang

membedakan zaman nuklir dan zaman non-nuklir. Sekarang ini

Negara-negara besar membelanjakan sejumlah besar uangnya untuk membuat senjata

yang hanya berfungsi deterens saja. Senajata-senjata nuklir yang mahal itu

tidak bernilai sama sekali sebagai sarana tindakan pertahanan. Kondisi seperti

ini sangat berbeda dengan keadaan sebelum dikenal senjata nuklir.13

Sudah sejak lama aktor-aktor yang bermain dalam arena politik

internasional menyadari bahwa pecahnya perang nuklir, seperti antara

Amerika dengan Uni Soviet, akan menyulut api perusakan yang tidak akan

12

David W.Ziegler, War, Peace, and International Politics (Little, Brown, 1984) 13

(21)

terkendaliakan dan bisa menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Karena itu sejak tahun 1960-an, Negara-negara besar itu secara serius

memperundingkan cara-cara mengendalikan perlombaan pembuatan senjata

pembunuh luar biasa itu. Mereka berusaha menciptakan “stabilitas nuklir”,

suatu keadaan dimana tidak ada satu pihak pun yeng tergoda untuk memulai

serangan menggunakan senjata nuklir.

Atas dasar konsep deterens dalam menghadapi perluasan keanggotaan

NATO di Eropa Timur yang berpengaruh terhadap stabilitas keamanan serta

kepentingan nasional Rusia, dibutuhkan strategi keamanan Rusia dengan

menggunakan elemen-elemen Negara yaitu militer, diplomasi, ekonomi,

perjanjian internasional, dan alat lain dalam mencapai kepentingan

nasionalnya. Dan dalam hal ini Rusia menggunakan strategi deterens.

Perluasan keanggotaaan yang dilakukan NATO ke wilayah Eropa

Timur dianggap Rusia sebagai ancaman dan sebuah usaha dominasi barat

dalam memperluas hegemoninya di Eropa Timur dan mempersempit

pengaruh Rusia di kawasan pecahan Soviet tersebut. Dalam perluasan ini,

NATO berusaha untuk mengisolasi Rusia. Konflik yang melibatkan pihak

Rusia dan NATO ini menyebabkan Rusia menggunakan strategi deterens,

yaitu general deterrence yang merupakan upaya untuk menggetarkan lawan dengan penambahan kekuatan dan pengembangan teknologi persenjataan

baru, untuk mencegah lawan yang berniat untuk menyerang. Salah satu

(22)

D. Hipotesa

Melalui uraian di atas, maka dapat ditarik hipotesa bahwa Rusia

menganggap NATO sebagai ancaman dikarenakan :

1. Rusia merasa terancam karena makin luasnya pangkalan militer NATO di

wilayah Eropa Timur.

2. Rusia merasa terancam karena, masuknya Negara tetangga Rusia dalam

keanggotaan NATO.

3. Rusia merasa terancam dengan keberadaan Rudal NATO di wilayah Eropa

Timur.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memberikan gambaran umum mengenai hubungan Rusia, Amerika, dan

NATO;

2. Meneliti dan mengetahui alasan Rusia bekerjasama dengan NATO dalam

pembangunan sistem pertahanan anti rudal;

3. Meneliti apa alasan NATO melakukan Ancaman Rudal NATO;

4. Meneliti apa alasan Rusia merasa terancam oleh NATO.

F. Jangkauan Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang pasang surutnya hubungan

kerjasama antara Rusia dan NATO terutama dalam sistem Pertahanan Anti

(23)

pemerintahan Putin dan Medvedev yaitu pada jangkauan waktu 2008 sampai

2015.

G. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menerapkan metode

kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai

literatur. Referensi yang digunakan meliputi studi pustaka dari berbagai buku,

surat kabar, jurnal ilmiah, internet dan dokumentasi lainnya yang mendukung

penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tujuan penelitian latar

belakang masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesa,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab II akan menerangkan mengenai hubungan Rusia dengan NATO, yang

berisikan penjelasan tentang profil Rusia dan NATO, hubungan Rusia dan

NATO, dan perluasan NATO di Eropa. Alasan Bab II menjelaskan

mengenai hal tersebut dikarenakan sebagai mata rantai dari pembahasan

penulisan ini.

3. Bab III akan menjelaskan tentang bergabungnya Rusia dengan NATO,

yang berisikan tentang alasan Rusia bergabung dengan NATO, profil

(24)

kepentingan Rusia bergabung. Dalam bab ini sebagai kelanjutan dari bab

II.

4. Bab IV akan membahas tentang Rusia menganggap NATO sebagai

ancaman dalam bidang pertahanan dan keamanan, yang berisikan tentang

perselisihan yang terjadi antara Rusia dengan NATO, langkah Rusia dalam

menanggapi ancaman NATO, Rudal NATO yang berada di Eropa Timur,

dan persiapan Rusia dalam mengahadapi tantangnan-tantangan yang dapat

muncul dan mengganggu stabilitas negaranya.

(25)

BAB II

HUBUNGAN RUSIA DENGAN NATO

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai hubungan Rusia dengan NATO

yang akan diulas dalam 3 bahasan utama. Pada sub bab pertama akan menjelaskan

tentang profil Rusia dan NATO yang berisikan politik dan pemerintahan Rusia,

sistem keamanan Rusia, sejarah berdirinya NATO, dan sistem organisasi NATO.

Pada sub bab kedua akan membahas mengenai hubungan Rusia dengan NATO.

Dan pada sub bab ketiga akan membahas perluasan NATO di Eropa.

A. Kajian Rusia dan NATO

1. Rusia

Rusia adalah sebuah Negara baru bekas pecahan dari Uni Soviet

yang memiliki luas wilayah 17.075.000 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 147,1 jiwa.14 Rusia adalah Negara yang memiliki wilayah dan penduduk yang sangat besar, tetapi tidak memiliki perbatasan alam yang

dapat mengamankannya dari serangan musuh yang datang dari luar. Hal

tersebut menjadikan bangsa Rusia selalu mengembangkan diri, menduduki

daerah-dearah baru di sekelilingnya untuk dijadikan buffer zone.

Setelah revolusi Rusia, Soviet Republik Federasi Sosial Rusia

menjadi konstituen terbesar dan terkemuka dari Uni Soviet. Negara

konstitusional dunia sosial dan Negara adidaya yang pertama diakui dunia

14

(26)

dan menjadi saingan AS.15 Pada era Soviet melihat beberapa pencapaian teknologi yang paling signifikan dari abad ke-20. Pada akhir 1990an Uni

Soviet memiliki perekonomian, militer, dan senjata pemusnah massal

terbesar di dunia.16 Rusia sebagai Negara adikuasa dan dengan anggota tetap dalam Dewan Keamanan PBB, anggota G20, Dewan Eropa,

Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi Kerjasama

Shanghai, Organisasi Kerjasama Kamanan Eropa, dan WTO, dan menjadi

anggota terkemuka Commonwealth of Independent State, organisasi perjanjian keamanan kolektif, dan salah satu dari lima anggota Eurasia

Ekonomi Union, bersama dengan Armenia, Belarus, Kazakhstan dan

Kyrgyzstan.

1.1.Politik dan Pemerintahan Rusia

Pada tahun 1992 tidak lama setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia

membentuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Boris N. Yeltsin.

Yeltsin terpilih sebagai presiden RSFSR pada tahun 1991 dan

mengundurkan diri pada tahun 1999.

Pada tahun 1993, Rusia mengadopsi konstitusi baru yang

mendirikan pemerintahan permanen. Presiden Rusia adalah kepala

eksekutif pemerintah, kepala Negara, serta pejabata yang paling kuat.

Presiden dipilih oleh rakyat untuk masa pemerintahan enam tahun.

Presiden, dengan persetujuan majelis parlemen rendah, menunjuk seorang

15

“Jonathan R. Adelman; Cristann Lea Gibson (1 July 1989). Contemporary Soviet Military Affairs: The Legacy of World War II. Unwin Hyman. Hal 4. Diunduh dari

http://en.m.wikipedia.org/rusia, diakses pada 6 Januari 2016 16“GDP

(27)

Perdana Menteri untuk menjadi kepala pemerintahan. Perdana Menteri

adalah pejabat tertinggi dari Dewan Menteri (kabinet). Dewan

melaksanakan operasi pemerintah.

Rusia membangun pemerintahannya dengan sistem Republik

Federasi dengan pengakuan akan kemajemukan ideologi sebagai perbaikan

dari sistem komunis yang mengharuskan homogenitas dalam ideologi.

Sebagai Negara federal Rusia terdiri atas puluhan unit administrasi federal,

antara lain oblast (daerah), republik, okrug otonom (daerah), krais

(wilayah), oblast otonom, dan kota-kota federal. Divisi ini bisa memiliki

unit-unit yang lebih kecil yang disebut raion (distrik). Dewan yang disebut

soviet menangani urusan lokal baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Federasi Rusia terdiri dari 89 subjek federasi. Federasi-federasi tersebut

antara lain:

a. 46 oblasts (provinsi): jenis yang paling umum dari subyek federal, dengan gubernur yang ditunjuk secara federal dan dipilih legislator

secara lokal..

b. 22 republik: otonom secara nominal masing-masing memiliki

konstitusi sendiri, presiden, dan parlemen. Republik diperbolehkan

untuk menetapkan bahasa resmi mereka sendiri disamping bahasa

Rusia, tetapi diwakili oleh pemerintah federal dalam urusan

internasional. Republik dimaksudkan untuk menjadi rumah bagi

minoritas etnis tertentu.

c. 9 krais (wilayah): secara umum sama dengan oblast, desain

(28)

perbatasan dan kemudian juga ke divisi administrasi yang terdiri

dari okrug otonom atau oblast otonom.

d. 4 okrug otonom (kabupaten otonom): awalnya entitas otonom

dalam oblast dan krais diciptakan untuk etnis minoritas, status

mereka diangkat kesubjek federal pada 1990an dengan

pengecualian oblast otonom Chukotka, semua oblast otonom masih

secara administratif menjadi bagian.

e. 1 otonom oblast (yahudi otonom oblast): secara historis otonom

oblasts adalah administrasi unit subordinasi untuk krais.

f. 3 kota federal (Moskow, Saint Petersburg, dan Sevastopol):

kota-kota yang berfungsi sebagai daerah yang terpisah.

Subjek federal dikelompokkan menjadi Sembilan distrik federal,

yang masing-masing diadministrasikan oleh seorang duta yang ditunjuk

oleh presiden Rusia.17 Berbeda dengan subjek federal, distrik federal bukan merupakan tingkat pemerintahan subnasional, tetapi merupakan

tingkatan administrasi dari pemerintah federal. Duta distrik federal

menjalankan atau bertugas sebagai penghubung antara subjek federal dan

pemerintah federal dan terutama bertanggung jawab untuk mengawasi

pemenuhan subjek federal terhadap undang-undang atau hukum federal.

Pada tanggal 12 desember 1993 disahkan kostitusi federasi Rusia

yang mendeklarasikan Rusia sebagai: “Negara hukum yang berbentuk

federasi dengan sistem pemerintah presidensil”. Konstitusi menekankan

17

Russian Classification of Economic Regions (OK 024-95) of 1 January 1997 as amended by the Amendments #1/1998 through #5/2001. (Section I. Federal Districts) diunduh dari

(29)

prinsip pemisahan kekuasaan Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif, yang

masing-masing berdiri sendiri.18

Menurut konstitusi dari Rusia adalah Negara federal dan semi

presidential republik, yang mana presiden adalah kepala Negara dan

perdana menteri menjadi kepala pemerintahan.19 Fedarasi Rusia pada dasarnya memiliki struktur sebagai sebuah perwakilan multi-partai

demokrasi dengan pemerintah pusat yang terdiri dari tiga cabang:

a.) Legislatif: Dewan federal Rusia yang terdiri dari 450 member

Negara Duma dan 166 anggota Dewan federasi, dan mengadopsi

hukum federasi, mendeklarasikan perang, memiliki kekuatan dari

materi atau uang, dan kekuatan untuk pendakwaan terhadap

presiden.

b.) Eksekutif: presiden adalah keberhasilan komandan dari angkatan

bersenjata, dapat menolak rancangan hukum legislative sebelum

disahkan, dan yang menjadikan pemerintahan Rusia (kabinet), yang

mengelola dan menegakkan peraturan dan kebijakan federal.

c.) Yudisial: Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan

Mahkamah Pengadilan Federal, adalah hakim yang ditunjuk oleh

Dewan Federasi atas rekomendasi presiden, menafsirkan hukum

dan dapat membatalkan undang-undang yang mereka anggap tidak

konstitusional.

Presiden dipilih berdasarkan suara untuk masa jabatan enam tahun

(dapat memenuhi syarat untuk jangka kedua, namun tidak untuk jangka

18

A. Fahrurodji, Op.Cit., hal. 194 19

The Constitute of the Russian Federation. Article 80. Diunduh dari

(30)

waktu ketiga kalinya berturut-turut).20 Departemen pemerintah terdiri dari Pedana Menteri dan wakilnya, Menteri-menteri, dan pejabat lain yang

diseleksi secara individual; semua diangkat oleh presiden atas usul

Perdana Menteri. Beberapa partai politik di Rusia termasuk Rusia Bersatu,

Partai Komunis, Partai Demokrat Liberal dan Hanya Rusia. Pada 2013,

Rusia telah menduduki peringkat 122 dari 167 negara dalam indeks

demokrasi, yang disusun oleh The Economist Intelligence Unit.21 Sementara proyek keadilan dunia saat ini menempati urutan 80 dari 99

negara yang disurvei dalam hal penegakan hukum.22

Federasi rusia diakui dalam hukum internasional sebagai Negara

penerus Uni Soviet. Rusia terus melaksanakan komitmen internasional Uni

Soviet, dan telah diasumsikan menduduki kursi tetap Uni Soviet di Dewan

Keamanan PBB, keanggotaan dalam organisasi internasional lain, hak dan

kewajiban dibawah perjanjian internasional, dan propeti dan hutang.

Rusia memiliki kebijakan luar negeri multifaset. Pada tahun 2009, ia

mempertahankan hubungan diplomatik dengan 191 negara dan memiliki

144 kedutaan. Kebijakan luar negeri ditentukan oleh presiden dan

dilaksanakan oleh Departemen Luar Negeri Rusia.23

Sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB,

Rusia memainkan peran utama dalam menjaga perdamaian dan keamanan

20

The Constitution of the Russian Federation”. (Article 81), diunduh dari

htpp://en.m.wikipedia.org/rusia/politic-rusia, diakses pada 6 Januari 2016

21“Democracy at a standstill” (PDF). World Justice Project,

hal 7, diunduh dari

http://en.m.wikipedia.org/rusia/politic-rusia, diakses pada 6 Januari 2016

22

“World Justice Project Rule of Law Index 2014” diunduh dari

http://en.m.wikipedia.org/rusia/politic-rusia, diakses pada 6 januari 2016

23

Kosachev. K. “Russian Foreign Policy Vertical” diunduh dari

(31)

internasional. Rusia adalah anggota dari Negara-negara G8 industri,

Dewan Eropa, OSCE, dan APEC. Rusia juga mengambil peran penting

dalam organisasi regional seperti CIS, EurAsEC, CSTO, dan SCO.

1.2.Sistem Keamanan Rusia

Rusia mewarisi sebagian besar kekuatan militer Uni Soviet, namun

kesulitan ekonomi yang melanda Rusia membuatnya membiayai kekuatan

militernya. Rusia selalu menekankan penguasaan terhadap bekas wilayah

Uni Soviet, baik yang di kawasan Eropa Timur maupun Asia Tengah.

Wilayah Eropa Asian merupakan orientasi geopolitik terpenting bagi rusia.

Rusia menginginkan kembali status great power yang pernah dimilikinya

dan menjadi oposisi dari unilateralisme Amerika Serikat dan

sekutu-sekutunya di NATO. Great power akan tercapai apabila Rusia

menjalankan politik luar negeri yang waspada terhadap persaingan

geopolitik dan mampu mempertahankan wilayah Eurasia.

Banyak fakta menunjukkan bahwa keamanan suatu Negara

bergantung pada efektivitas kebijakan pertahanan Negara serta perinsip

keamanan yang dianutnya. Pentingnya kebijakan ini adalah untuk

menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas territorial, kesejahteraan,

stabilitas politik, ekonomi, sosial kultur, dan kepentingan militer. Tiap

Negara memiliki kepentingan nasionalnya masing-masing. Penggunaan

kekuatan militer khususnya ditentukan atas pandangan sejauh mana tingkat

(32)

Strategi keamanan Rusia menjelaskan bahwa federasi Rusia

menggunakan elemen-elemen Negara yaitu militer, diplomasi, ekonomi,

perjanjian internasional, dan alat lain dalam mencapai kepentingan

nasionalnya. Strategi keamanan membantu dalam mencegah ancaman dari

luar. Strategi keamanan ini diwujudkan dalam kebijakan dalam kebijakan

pertahanan yang didasarkan pada doktrin militer.

Doktrin militer Rusia dapat dibagi menjadi tiga kategori yang

menyangkut kebijakan terhadap kekuatan militer dalam level internal

Rusia yang meliputi angkatan darat, laut dan udara, dan kebijakan militer

eksternal yang menyangkut perlakuan terhadap aliansi contohnya NATO.

Doktrin militer Rusia berkonsentrasi pada perang dan pencegahannya,

kekuatan bersenjata, persiapan Negara dan angkatan bersenjata bila adanya

agresi dan cara-cara untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah

territorial. Doktrin tersebut berisi dua pokok panduan yaitu pertama

menyangkut kebutuhan akan personel angkatan bersenjata dan peralatan

militer, kedua tentang penanganan perang atau angkataan bersenjata.

Doktrin militer Rusia berisi tentang kekuatan militer dan pasukannya.

Perkembagan Doktrin Rusia dimulai pada tahun 1990-an. Setelah

pecahnya Uni Soviet, militer Rusia dilihat dalam pembentukan Organisasi

Commonwealth of Independent State (CIS), sebuah organisasi yang berisi dari Negara-negara bekas Uni Soviet yang tentunya berada di bawah

(33)

masing-masing Negara-negara anggotanya. Doktrin militer Rusia ini

disahkan pada tahun 1992.24

Pada 1990-an, perkembangan kebijakan militer berisikan tentang

Rusia dalam penyelesaian konflik dan keterlibatannya dalam kerjasama

militer dengan CIS, apabila dibutuhkannya penggunaan kekuatan nuklir,

penyebaran angkatan darat dan pasukan lain diluar wilayah Rusia, dan

persepsi ancaman anti barat.

Pada Doktrin Militer dan Konsep Keamanan Nasional yang akan

diperbaharui tahun 2010, dijabarkan bahwa Rusia akan menggunakan

kekuatan nuklir strategisnya terhadap Negara-negara yang menjadi

ancaman bagi Rusia. Doktrin militer yang berlaku saat ini menekankan

peranan militer Rusia dalam memastikan pertahanan Negara dan jika

diperluakan, mempersiapkan dan melancarkan perang meski ditekankan

bahwa doktrin tersebut bertujuan definif. Dalam doktrin tersebut

disebutkan bahwa senjata nuklir juga dapat dipergunakan dalam konflik

lokal jika dianggap ada ancaman kritis terhadap keamanan nasional.25 Pada tahun 2000, Putin memulai kebijakannya dengan menandatangani

dokumen keamanan baru yang kemudian dipublikasikan sebagai National SecurityConcept (NSC) pada januari 2000.26

Rusia yang mewarisis persenjataan terbesar Uni Soviet tentu masih

memiliki peralatan militer yang unggul dalam hal kuantitas dan kualitas.

24

Deputy of Commonwealth of Independent States (CIS). May 2007. Diunduh dari

http://cns.miis.edu/inventory/pdfs/cis.pdf. diakses pada 20 desember 2015

25

Suara Media. Doktrin militer Rusia siap jungkir balikkan NATO. Diunduh dari

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/eropa/11993-doktrin-militer-rusia-siap-jungkirbalikkan-serbuan-nato.html#. Diakses pada 21 desember 2015

26

Arms Control Association. 2000. Russia’s National Strategy Concept. Diunduh dari

(34)

Pada masa Perang Dingin, Uni Soviet telah mengembangkan persenjataan

nuklir dalam memperkuat eksistensi dan menangkal ancaman serangan

dari Negara yang juga mengembangkan persenjataan nuklirnya. Uni Soviet

membangun dan membina kekuatan pertahanan strategis yang pada masa

itu termasuk yang terkuat di dunia. Ini termasuk kekuatan pertahanan aktif

seperti pesawat pencegat, rudal udara dan permukaan (surface-to-air missiles, SAM), Anti Ballistic Missiles (ABM), serta pertahanan pasif seperti sistem pengawas dan peringatan dini, pertahanan sipil dan lainnya.

Ketika dikombinasikan dengan konsep strategi pertahanan soviet, hal ini

menjadikan nilai penting dalam membentuk sistem pertahanan nasional

Rusia secara keseluruhan.27

2. Kajian NATO

North Atlantic Treaty atau NATO adalah salah satu organisasi internasional yang merupakan perkumpulan Negara-negara yang berada di

kawasan Antlantik Utara dengan spesifikasi dalam bidang pertahanan dan

keamanan militer. NATO dibentuk untuk menciptakan keamanan bersama

(collective security). Dasar pembentukan NATO sendiri tercantum dalam

North Atlantic Traety, yang mana secara ringkasnya NATO berdiri sebagai usaha stabilitas ideologi atas ancaman yang ada saat itu dengan

menggunakan pendekatan keamanan. Dalam pembentukannya, NATO

menerapkan beberapa nilai dasar yang menjadi acuannya. Yaitu, keutuhan

aliansi, atas nama demokrasi, kebebasan individu, dan aturan hukum.

27

Rusia ubah doktrin Perang Nuklir”. Diunduh dari

(35)

2.1.Sejarah Berdirinya NATO

Perjanjian Brussels yang ditanda tangani pada 17 Maret 1948 oleh

Belgia, Belanda, Luksemburg, Perancis, dan Britania Raya adalah sebagai

awal mula dibentuknya perjanjian NATO. Perjanjian dengan blockade Uni

Soviet Berlin mengarah kepada pembentukan organisasi pertahanan

Western European Unions pada bulan September 1948.28

Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty

Organization adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan

bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan

terhadap persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington,

DC pada 4 April 1949.29 Dan Lord Ismay perwakilan dari United Kingdom menjadi Sekretaris Jendral pertama NATO.

NATO merupakan sebuah organisasi intragovermental, dimana

Negara-negara sekutu sepakat membentuk badan pertahanan ini, dimana

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Kanada,

Islandia, Italia, Portugal, Denmark, dan Norwegia menandatangani

perjanjian dan menjadi anggota pertama dari organisasi keamanan NATO.

Keanggotaan NATO bertambah hingga saat ini NATO memiliki 28 negara

anggota yang terletak di kawasan Eropa dan Amerika Utara.30

Anggota pendiri pada saat itu adalah Amerika Serikat, Belanda,

Belgia, Britania Raya, Denmark, Islandia, Italia, Kanada, Luksemburg,

Norwegia, Prancis, dan Portugal. Setelahnya pada masa Perang Dinging

mulailah masuk Yunani (1952), Turki (1952), Jerman (1955), dan

28

Ibsy & Kamps Jr. 1985, hal 13.

29

http://id.m.wikipedia.org/wiki/NATO, diakses 10 oktober 2015

30

(36)

Sepanyol (1982) bergabung menjadi anggota. Pasca Perang Dingin

Negara-negara mantan anggota Blok Timur pun bergabung, Jerman Timur

(1990), Ceko (1999), Polandia (1999), Hungaria (1999), Bulgaria (2004),

Estonia (2004), Latvia (2004), Lituania (2004), Rumania (2004), Slowakia

(2004), Slovenia (2004), Albania (2009), dan Kroasia (2009).

Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisikan:

Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap

salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun si Amerika Utara akan

dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka

setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota,

dalam menggunakan hak untuk mempertahankan diri secara pribadi

maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari

Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan

kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan

perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan

dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.

Pasal ini diberlakukan agar jika suatu saat anggota Pakta Warsawa

ataupun pihak lain berusaha melancarkan serangan terhadap salah satu

anggota NATO akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota

NATO. Akan tetapi pada kenyatannya, Pasal ini ternyata tidak berlaku

karena berjalannya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur tidak

terjadi serangan apapun. Akan tetapi pada 12 September 2001, sebelumnya

(37)

ini pun diberlakukan yaitu dengan bersekutunya seluruh anggota aliansi

NATO untuk mencari dan menghancurkan terorisme.31

Keanggotaan NATO dari tahun ke tahun mengalami penambahan.

Pembentukan NATO oleh Negara-negara Eropa Barat dan Amerika

khususnya, merupakan sebuah respon bersama terhadap ancaman militer

Uni Soviet yang merupakan formalisasi dari Amerika sebagai pembuat

keputusan utama dalam struktur keamanan Eropa Barat. Didirikannya

NATO sendiri dimaksudkan sebagai bentuk komitmen untuk menjaga

keamanan Trans Atlantic Amerika di Eropa.

Dalam website resminya, disebutkan bahwa latar belakang

pembentukan NATO pada saat perang dingin dilatarbelakangi oleh tiga hal

utama yaitu “In fact, the Alliance’s creation was part of a broder effort to

serve three purposes: deterring Soviet expansionism, forbidding the revival of nationalist militarism in Europe through a strong North American presence on the continent, anf encouraging European political integration.”32 NATO merupakan aliansi militer yang penting pada masa Perang Dingin, dimana NATO identik dengan respresentasi kekuatan

sekutu dan memiliki fungsi sebagai penyeimbang kekuatan Pakta Warsawa

yang merupakan aliansi kekuatan USSR beserta Negara-negara kawasan

Eropa Timur. Dalam setiap aksinya NATO mengutamakan keamanan

31

Pakta Pertahanan Atlantik Utara, diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/pakta-pertahanan-atlantik-utara, diakses pada 12 Desember 2015

32

(38)

bersama anggotanya sehingga dalam menjalankan aksinya peace-keeping

merupakan agenda utama NATO.33

Ketika USSR runtuh dan Perang Dingin berakhir pada tahun 1991,

NATO menjadi satu-satunya badan pertahanan dan keamanan yang masih

berdiri. Organisasi ini kemudian mengalami perkembangan saat beberapa

Negara eks komunis di Eropa Timur bergabung ke dalam aliansi ini dan

menjadi anggota tetap NATO hingga saat ini.34 Terdapat tiga fungsi atau tugas utama NATO sebagai aliansi dan organisasi keamanan regional,

diantaranya adalah pertahanan kolektif, krisis manajemen, dan operasi

keamanan melalui kemitraan; “Aliansi berkomitmen untuk melindungi

anggotanya melalui cara-cara politik dan militer. Mempromosikan

nilai-nilai demokrasi dan didedikasikan untuk resolusi damai sengketa. Jika

upaya demokrasi gagal, kemampuan militer yang akan dilakukan untuk

melakukan pertahanan dan krisis-manajemen operasi kolektif sendiri atau

bekerja sama dengan Negara-negara mitra dan organisasi internasional.” /

The Alliance is committed to protecting its members through political and

military means. It promotes democratic values and is dedicated to the peaceful resolution of disputes. If diplomatic efforts fail, it has the military capability needed to undertake collective defence and crisis-management operations alone or in cooperation with partner countries and international organizations.”35

33

Rockwood, Irving.1995. “The Role Of International Organization”. Dubuque: Brown & Benchmark Publishers

34

http://www.nato.int/cps/en/natolive/what-is-nato.htm, diakses pada 12 Desember 2015

35

(39)

Pecahnya Perang Korea pada bulan Juni 1950 adalah suatu hal

yang penting bagi NATO karena menaikan ancaman yang nyata terhadap

Negara-negara komunis, dan memaksa aliansi untuk mengembangkan

rencana kongkrit bagi militer.36 Pada bulan September 1950, Komite Militer NATO menyerukan pembangunan pasukan konvensional untuk

memenuhi ambisi Soviet, kemudian menegaskan kembali pada februari

1952 dalam pertemuan Dewan Atlantik Utara di Libson. Konfrensi Libson

berusaha untuk memberikan kekuatan yang diperlukan untuk rencana

pertahanan jangka panjang NATO, dan menyerukan ekspansi ke-96 divisi.

Namun persyaratan ini dijatuhkan pada tahun berikutnya kira-kira 35

divisi menggunakan pembuatan senjata nuklir. Dan sekitar 15 divisi siap di

Eropa Tengah dan 10 lainnya di Italia dan Skandinavia.37

2.2.Sistem Organisasi NATO

Seperti aliansi lainnya, NATO juga diatur oleh ke 28 negara

anggotanya. Namun, NATO dan perjanjian lainnya menjelaskan

bagaimana keputusan harus dibuat dalam NATO. Masing-masing dari 28

negara anggota mengirimkan perwakilan delegasinya atau sebuah misi ke

markas NATO di Brussels, Belgia.38 Anggota tetap atau senior dalam masing-masing delegasi dikenal sebagai perwakilan tetap dan menjadi duta

besar dari delegasi Negara anggota. Beberapa Negara memiliki misi

diplomatik untuk NATO melalui kedutaan di Belgia.

36

Ibsy & Kamps Jr. 1985, hal 13-14 37

Osgood 1962, hal 76. Diunduh dari http://en.m.wikipedia.org/NATO/history, diakses pada 12 desember 2015

38

National delegations to NATO What is their role?” diunduh dari

(40)

Negara-negara anggota tetap secara bersama-sama membentuk

Dewan Atlantik Utara atau North Atlantic Council, adalah sebuah badan yang memiliki otoritas pemerintahan yang efektif dan kekuasaan dalam

keputusan NATO. Para Dewan juga melakukan pertemuan tingkat tinggi

yang melibatkan menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan kepala

Negara atau pemerintah yang biasanya pertemuan ini diadakan ketika

menyangkut keputusan utama mengenai kebijakan NATO diambil atau

diputuskan. Dewan memiliki kewenangan dan kekuasaan pengambilan

keputusan yang sama dan validitas, ditingkat apapun. Beberapa Negara

yang merupakan kelompok diskusi informal dalam NATO diantaranya

adalah Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.39

Pada prinsipnya dalam NATO terdapat dua struktur organisasi

yaitu militer dan sipil. Strukture organisasi militer dikepalai oleh Dewan

Militer serta termasuk kelompok perencana Regional Amerika

Serikat-Kanada dan tiga komando NATO, yaitu: SACEUR, CALANT, dan

CICHAN. Beberapa struktur oraganisasi NATO diantaranya:

a. Dewan Atlantik Utara

Dewan atlantik utara merupakan badan pembuat kebijakan di

NATO. Pertemuan dilakukan dua kali dalam sebulan. Dewan ini

berfungsi sebagai forum utama bagi diskusi-diskusi koordinasi di

bidang politik dan kebijakan pertahanan.40 b. Sekertaris Jenderal

39

Battle for Ukraine: How a diplomatic success unravelled. The Financial Times. Diunduh dari

http://en.m.wikipedia.org/NATO/structure-nato-council, diakses pada 12 Desember 2015 40

NATO Handbook. Chapter 7: Policy and Decission-Making, diunduh dari

(41)

Sekertaris Jenderal NATO atau kepala eksekutif NATO ini

bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Atlantik Utara, DPC, Komisi

Hubungan Pertahanan Nuklir dan kelompok Perencana Nuklir. Sekjen

juga memimpin staf multinasional dan seluruh administrasi NATO di

Brussel. Sekjen bertanggung jawab terhadap kunsultasi awal langsung

dalam aliansi.

(table daftar Sekjen dan Wasekjen NATO, terdapat pada hal 101-102)

c. Dewan Militer

Dewan Militer termasuk salah satu badan tertinggi dalam NATO

yang bertanggung jawab terhadap pemberian rekomendasi dan

petunjuk-petunjuk mengenai masalah militer kepada Dewan Atlantik

Utara dan DPC. Dewan Militer terdiri dari kepala-kepala staf angkatan

bersenjata dari semua anggota-anggota NATO. Jabatan ketua Dewan

Militer dipilih secara bergiliran berdasarkan abjad Negara-negara

anggota oleh Dewan Atlantik Utara, untuk masa jabatan dua sampai

tiga tahun.

d. Komando NATO

Badan Komando NATO terbagi atas tiga badan yaitu, Komando

Sekutu Eropa (ACE/Allied Command Europe), Komando Sekutu Atlantik (ACLANT/Allied Command Atlantic), dan Komando Penghubung (CINCHAN/Channel Command). Komando NATO bertanggung jawab untuk membangun rencana bagi wilayah geografis

(42)

kebutuhan kekuatan dan bagi aturan-aturan latihan kekuatan di dalam

komando mereka masing-masing.

e. Majelis Atlantik Utara

Majelis Atlantik Utara bertugas untuk mempromosikan

ikatan-ikatan yang lebih erat antara Negara-negara anggota NATO yang

membuat undang-undang. Majelis ini bertugas melalui lima badan

yaitu, Badan Militer, Badan Ekonomi, Badan Pendidikan, hubungan

Kebudayaan dan Informasi, Badan Politik, dan Badan Teknik dan

Ilmu Pengetahuan. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh majelis

Atlantik Utara ini nantinya ditujukan pada Dewan Atlantik Uni Soviet

melalui sekjend NATO.

f. Kelompok Eropa

Kelompok Eropa adalah perkumpulan informal yang terdiri dari

para Menteri Pertahanan Belgia, Denmark, Jerman, Yunani, Italia,

Luxemburge, dan Belanda, Norwegia, Portugal, Turki, dan Inggris

Raya yang terbentuk pada tahun 1968 dan bertujuan untuk membuat

kerjasama Eropa yang lebih erat dalam NATO. Kelompok ini

bertanggung jawab untuk mendukung usaha-usaha saling

ketergantungan keamanan di antara Negara-negara anggota melalui

program perbaikan pertahanan Eopa dan kelompok program

independen Eropa. Kebanyakan dari tujuan-tujuan ini diarahkan pada

sistem persekutuan, komunikasi, pendukung logistik, proyek-proyek

bantuan serta usaha-usaha untuk memperolehnya.41

41

(43)

Pertemuan Dewan Atlantik Utara ini biasanya dipimpin oleh

Sekretaris Jenderal NATO dan ketika keputusan harus dibuat, atas dasar

tindakan yang sesuai dan disepakati. Tidak ada voting atau keputusan

mayoritas. Setiap Negara memiliki perwakilan dalam meja Dewan atau

komite dalam mempertahankan kedaulatan dan tanggung jawab atas suatu

keputusan.

Badan yang menetapkan tujuan strategis yang luas untuk NATO

adalah NATO Parliamentary Assembly (NATO-PA) atau Majelis Parlemen yang bertemu disidang tahunan, dan merupakan badan yang

secara langsung berinteraksi dengan struktur parlemen dari pemerintah

nasional Negara anggota yang menunjuk sebagai anggota tetap, atau duta

besar untuk NATO. NATO-PA terdiri dari legistalif dari Negara-negara

anggota dari aliansi Atlantik Utara serta tiga belas anggota asosiasi.42 Majelis badan integrasi politik NATO untuk menghasilkan

pengaturan agenda kebijakan politik untuk Dewan NATO harus melalui

laporan dari lima komite NATO, diantaranya:

1.) Komite Keamanan Sipil

2.) Komite Pertahanan dan Keamanan

3.) Komite Keamanan Ekonomi

4.) Komite Politik

5.) Komite Ilmu dan Teknologi

Laporan ini memberikan dorongan dan arahan yang disepakati oleh

pemerintah nasional dari Negara-negara anggota melalui proses politik

42

(44)

nasional mereka sendiri dan pengaruh kepada entitas organisasi

administratif dan eksekutif NATO.

Dalam struktur militer operasi militer NATO diarahkan oleh Ketua

Komite Militer NATO dan membaginya menjadi dua perintah strategis

yang diperintahkan oleh pejabat tinggi AS dan perwira tinggi Prancis yang

dibantu oleh staf-staf yang ditarik dari seluruh NATO.43 Komandan startegis bertanggung jawab kepada komite militer untuk seluruh perilaku

dan semua hal yang diperintahkan kepada aliansi militer dalam wilayah

mereka.44

B. Hubungan Rusia dan NATO

Diketahui bahwa hubungan antara Rusia dengan NATO yang tidak

baik saat ini bukanlah awal dari sejarah terbentuknya hubungan diantara

keduanya. Hubungan yang terbentuk antara Rusia dan NATO sebenarnya

sudah terjadi sejak berakhirnya Perang Dingin, dan bukan hanya sekedar

hubungan dalam perselisihan. Terjadinya hubungan kerjasama antara Rusia

bukan berarti Rusia masuk dalam keanggotaan NATO, namun hubungan

tersebut hanyalah sebatas kerjasama saja.

Awal mula dibangunnya kerjasama antara Rusia dan NATO adalah

North Atlantic Cooperation Council (NACC) dan Partnership for Peace

(PfP) pada tahun 1991 yaitu kerjasama dalam bidang militer, dan kerjasama

untuk membentuk suatu kemitraan antara setiap individu mitra NATO dan

43

“General Stephane Abrial, French Air Force, assumed duties as Supreme Allied Commander Transformation in summer 2009”, diunduh dari http://en.m.wikipedia.org/NATO/structure-nato-council, diunduh pada 12 Desember 2015

44

“Allied Command Operations (ACO)” NATO, diunduh dari

(45)

Negara sesuai dengan kebutuhan individunya, serta bersama-sama

menciptakan perdamaian. Kerjasama yang sudah terjalin diupayakan untuk

ditingkatkan dan diperluas seperti untuk meningkatkan perdamaian dunia,

keamanan ekologi, keilmuan serta dalam bidang kemanusiaan.

Hubungan Rusia dan NATO juga terbentuk dalam membangun sebuah

kesepakatan dalam bentuk partisipasi tentara Rusia bersama dengan

kontingen dari Negara NATO dan Negara mitra lainnya. Kerjasama ini

terbentuk dalam Implementation Force (IFOR) dimana kepemimpinannya dipegang oleh NATO yang kemudian pada tanggal 26 Desember 1996 IFOR

diambil alih oleh Stabilitation Force (SFOR) yang didirikan oleh NATO. Bentuk kerjasama lainnya adalah pada tanggal 20 Maret 1996 Rusia

dan NATO menandatangani Memorandum of Understanding on Civil Emergency Planning and Disaster Preparetnes, sebagai bentuk dari usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia. Setelah itu pada tanggal 27

Mei 1997 mereka mengembangkan perjanjian Founding Act on Mutual Relation Cooperation and security, yang ditandatangani oleh Sekretaris Jendral NATO dengan Presiden Rusia di Paris. Perjanjian tersebut merupakan

salah satu bentuk komitmen yang terus berlanjut dan dikembangkan untuk

membangun bersama perdamaian yang abadi di kawasan Eropa dan

Atlantik.45

Hubungan yang terjadi diantara Rusia dan NATO mengalami pasang

surut yang berkepanjangan. Setelah hubungan kerjasama yang sebelumnya

terjalin diantara keduanya perlahan muncul konflik-konflik yang terjadi

45

(46)

diantara mereka. Dimana NATO melakukan perluasan kekuasaannya ke

kawasan Eropa yang membuat Rusia merasa terancam oleh ekspansi tersebut.

Perselisihan terus terjadi sampai akhirnya NATO berhasil untuk membujuk

Rusia kembali untuk bekerjasama dengan NATO dalam bidang sistem

pertahanan. Dan seiring berjalannya waktu hubungan yang terjalin antara

Rusia dan NATO mengalami masa konflik kembali. Hubungan yang terjalin

diantara keduanya kini tidak berjalan dengan baik dan mengalami

perselisihan yang menyebabkan situasi yang sama seperti pada saat perang

dingin.

C. Perluasan NATO di Eropa

Awal mula konsep perluasan NATO di Eropa ini diusulkan oleh

Presiden Amerika, Bill Clinton pada saat menjelang diselenggarakannya KTT

NATO ke 13 di Brussel, Belgia pada tanggal 10-11 Januari 1994 dengan

upaya meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa dan Atlantik.

Berakhirnya Perang Dingin pada saat itu menimbulkan terjadinya krisis

identitas yang dialami NATO, dimana NATO menjadi lembaga tanpa misi,

sehingga tujuan-tujuan dari adanya NATO ini menjadi tidak jelas dan perlu

adanya peninjauan kembali. Serangkaian diskusi dilakukan sehingga muncul

suara-suara yang memperjuangkan aliansi jenis baru yang akan mencakup

Rusia, namun ada juga suaru-suara lain yang lebih dominasi oleh

pertimbangan geopolitika. Dan akhirnya terciptalah sebuah kompromi

(47)

anggota Pakta Warsawa.46 Pada bulan Maret 1999, tiga Negara Eropa Timur bergabung dengan NATO, yaitu Polandia, Ceko, dan Hongaria. Lalu pada

tahun 2004, tiga Negara Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania, dan empat

Negara Eropa Timur lainnya yaitu, Bulgaria, Rumania, Slovenia dan

Slowakia juga masuk NATO. Dan disusul oleh Albania dan Kroasia yang

memutuskan untuk bergabung dengan NATO. Perubahan tersebut

memberikan dampak pada sistem keanggotaan dari NATO menjadi lebih

terbuka. Sebelumnya keanggotaan dari NATO hanya dikhususkan untuk

Negara yang berada di kawasan Eropa Barat dan Atlantik. Akan tetapi setelah

mengalami masa transisi, keanggotaan menyebar ke wilyah Eropa Timur.

Berakhirnya Pakta Warsawa menjadi alasan NATO untuk memperluas

keanggotaannya meliputi Negara-negara bekas anggota Pakta Warsawa di

Eropa Timur serta republik-republik bekas Negara bagian Uni Soviet di

kawasan Baltik.

Berakhirnya Perang Dingin dan bubarnya Pakta Warsawa

mengakibatkan adanya kebutuhan untuk membangun suatu arsitekstur

keamanan yang lebih baik diseluruh Eropa dan Atlantik tanpa adanya garis

pemisah. Perluasan NATO akan menjadi langkah maju meuju tujuan dasar

aliansi untuk meningkatkan keamanan dan memperluas menuju integrasi

Eropa.47 Perluasan NATO ke kawasan Eropa telah berlangsung sejak tahun 1990-an dan pada akhir Perang Dingin. Dengan bertambahanya

anggota-anggota baru dalam NATO merupakan bagian dari evolusioner sebagai

46

Soros. George, Open Society: Reforming Global Capitalism. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 2007. Hal. 371

47

Edison Muchlis M., “Integrasi Menuju Uni Eropa”, Analisa CSIS. Volume 26, No.6, 1997, hal

(48)

pertimbangan-pertimbangan perkembangan politik dan keamanan di kawasan

Eropa. Tujuan perluasan keanggotaan NATO menjaga keamanan dunia,

warisan kebudayaan dan peradaban anggota NATO, tertera dalam beberapa

poin, diantaranya:48

a. Mendorong dan mendukung terciptanya demokrasi di dunia

b. Menciptakan terjadinya kerjasama yang baik antara anggota lama dengan

anggota baru

c. Meningkatkan hubungan baik serta adanya manfaat bagi anggota NATO

serta Negara serta Negara tetangganya

d. Meningkatkan pertahanan dan keamanan dengan menekankan pada

pertahanan bersama serta sikap lebih transparan dalam membahas

anggaran militer dan strategi pertahanan keamanan

e. Mendorong kerjasama integrasi yang didasarkan pada nilai-nilai demokrasi

f. NATO sebagai aliansi yang kuat dan bertahan sehingga dapat ikut serta

dalam menjaga keamanan Eropa dan dunia internasional

g. Memperkuat dan memperluas jaringan kerjasama Trans-Atlantik

NATO menjadi organisasi terbuka bagi siapapun yang ingin

bergabung dengan organisasi pertahanan ini, khususnya diwilayah Eropa.

Ketertariakan akan salah satu pokok penting akan sebuah pertahanan yang

kuat agar bisa melindungi Negara lain, membuat banyak negara memutuskan

untuk bergabung. Negara-negara yang berminat untuk bergabung bersama

NATO, dengan sengaja akan dilibatkan dalam berbagai dialog tentang

48

(49)

keinginan mereka bergabung dengan NATO dan tentang akan adanya

kerjasama yang lebih jauh.

Dalam “study of NATO enlargement” terdapat syarat-syarat yang

harus dipenuhi untuk bergabung dalam keanggotaan NATO, antara lain:

1. Menjelaskan prinsip, kebijakan dan prosedur NATO, termasuk demokrasi,

kebebasan individual dan aturan hukum

2. Menerima penuh kewajiban terhadap pakta Washington, termasuk prinsip

kensensus pembuatan kebijakan

3. Memperlihatkan komitmen resolusi perselisihan etnis dan territorial

eksternal, kemajuan stabilitas dan pembangunan control efektif sipil

terhadap militer

4. Memiliki standar minimum pengoprasian

5. Bersedia memberikan ijin angkatan perang Negara sekut lain untuk masuk

dan beroperasi di wilayahnya pada waktu krisis atau perang, atau

menempatkan angkatan mereka sendiri diluar batas Negara sebagai bagian

dari pertahanan kolektif aliansi

6. Siap untuk memberi kontribusi terhadap budget dan financial keanggotaan

Perluasan NATO ditujukan kepada Negara Eropa Tengah dan Eropa

Timur, karena keberadaan Negara-negara yang berada di kawasan ini banyak

muncul Negara baru yang telah memiliki kedaulatannya atau

kemerdekaannya pasca runtuhnya Uni Soviet. Dengan perluasan NATO di

Negara-negara tersebut, diharapkan akan berdampak pada bertambahnya

jumlah pasukan NATO yang akan menjadikan NATO semakin solid dan

(50)

akan meringankan NATO dalam mewujudkan demokrasi di kawasan ini

sehingga dapat memudahkan NATO dalam menyelesaikan tanggung jawab

(51)

BAB III

BERGABUNGNYA RUSIA DENGAN NATO

Hubungan yang terbentuk antara Rusia dengan NATO sudah terjadi sejak

berakhirnya Perang Dingin, dalam bentuk kerjasama antara keduanya.

A. Alasan Rusia Bergabung dengan NATO

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia sebagai Negara baru yang lahir

kembali yang menjadi pewaris utama Uni Soviet mengalami keterpurukan

dalam perekonomiannya. Rusia sebagai Negara yang memiliki wilayah

terluas di dunia dengan sumber alamnya yang besar, terutama dalam bidang

energi, harus mampu melakukan strategi untuk memperbaiki kondisi

perekonomiannya dalam waktu yang singkat agar dapat menjadi Negara

adikuasa. Dengan memanfaatkan sumber alamnya tersebut Rusia memiliki

perusahaan monopoli yang memproduksi gas terbesar di dunia yang

menyediakan hampir seperempat kebutuhan gas di Eropa, perusahan tersebut

adalah perusahaan Gazprom. Selain itu Rusia juga memiliki sumber minyak

bumi yang besar dan memiliki cadangan batu bara terbesar kedua di dunia.

Ditengah situasi krisis ekonomi dan politik yang menyebabkan

Negara-negara di Eropa Timur meragukan kepercayaannya kepada Rusia,

Amerika melalui NATO mulai menampakan dirinya di kawasan Eropa,

dengan melakukan diplomasi untuk membangun kerjasama dalam bidang

Gambar

Table 2.2
Table 3.1 Angkatan Bersenjata dalam Tiga Era: Amerika Serikat
Table 4.1 Persebaran Basis Militer NATO dan US di Eropa
Table 4.2 Organisasi di Wilayah Teritori bekas Uni Soviet
+2

Referensi

Dokumen terkait

• Selain itu hal yang terpenting dalam mempelajari struktur data adalah eratkaitannya dengan pemilihan struktur data yang tepat membuat suatu algoritma yang

Di dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) ini saya selalu berkoordinasi dengan guru pamong atau dengan kata lain selalu melakukan proses bimbingan

Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri atau lubang abnormal pada sekat yang memisahkan kedua belah

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (9) dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, mengamanatkan kepada Menteri Dalam

Hubungan Antara Polimorfisme Gen Fat Mass Obesity Associated (FTO) rs 9939609, Asupan Makanan, Aktivitas Fisik dan Mikrobiota Usus dengan Obesitas Pada Remaja.

Sebaliknya , kajian doktor menunjukkan bahawa kandungan garam galian yang berlebihan dalam tubuh manusia pula boleh

Jadi dapat disimpulkan bahwa global moral leadership adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mempengaruhi pemikiran, sikap dan perilaku orang atau

Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan intimotorik batang otak, dan