KONSUMSI NUTRIEN DAN GAMBARAN METABOLIT
DARAH DOMBA PRA SAPIH YANG DIBERI
MILK
REPLACER
MENGANDUNG TEPUNG JANGKRIK
ATAU PUPA ULAT SUTRA
JEFFRI PRASETYA ARDI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Konsumsi Nutrien dan Gambaran Metabolit Darah Domba Pra Sapih yang Diberi Milk Replacer
Mengandung Tepung Jangkrik atau Pupa Ulat Sutra adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
Jeffri Prasetya Ardi
ABSTRAK
JEFFRI PRASETYA ARDI. Konsumsi Nutrien dan Gambaran Metabolit Darah Domba Pra Sapih yang Diberi Milk Replacer Mengandung Tepung Jangkrik atau Pupa Ulat Sutra. Dibimbing oleh LILIS KHOTIJAH dan DEWI APRI ASTUTI
Milk replacer adalah susu buatan yang dapat disusun dari berbagai hasil samping olahan susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung jangkrik (Gryllidae) dan tepung pupa ulat sutra (Bombyx mori) dalam milk replacer terhadap konsumsi karbohidrat, lemak dan protein serta gambaran metabolit darah domba pra sapih. Ternak yang digunakan 12 ekor domba pra sapih kelahiran kembar dengan bobot lahir 2.3±0.24 kg. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Peubah yang diukur adalah konsumsi karbohidrat, lemak dan protein serta metabolit darah meliputi kadar glukosa, trigliserida, protein dan albumin dalam darah. Hasil menunjukan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap konsumsi karbohidrat dan lemak tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsumsi protein. Perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap glukosa, protein dan albumin, namun berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar trigliserida darah domba pra sapih.
Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa dapat meningkatkan konsumsi karbohidrat dan lemak tetapi tidak mengganggu konsumsi protein, serta meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa ulat sutra menghasilkan kadar glukosa, protein dan albumin yang relatif normal, namun menghasilkan kadar trigliserida yang tinggi. Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa memiliki kualitas protein sama dengan susu sapi, sehingga tepung jangkrik dan tepung pupa ulat sutra dapat digunakan sebagai sumber protein dalam milk replacer.
Kata kunci : jangkrik, konsumsi nutrien, metabolit darah, milk replacer, pupa ulat sutra.
ABSTRACT
JEFFRI PRASETYA ARDI. Nutrient Consumption and Blood Metabolite Profile of Pre Weaning The Lambs Fed Milk Replacer Containing Cricket or Silkworm Pupae Meal. Supervised by LILIS KHOTIJAH and DEWI APRI ASTUTI
consumption. The treatment did not give a significant different effect in glucose, protein, and albumin plasma, but the treatment was signifficant effect (P<0.05) in levels of blood triglyceride pre weaning lamb. Milk replacer that containing of cricket or silkworm pupae meal can increased carbohydrates and fat consumption, but did’t interfere of protein consumption, as well as increase the levels of blood triglycerides. Milk replacer containing cricket flour or silkworm pupae meal produce glucose, protein and albumin were relative normal, but produce high levels of triglyceride. Milk replacer consists of crickets or silkworm pupae meal had the same quality with cow’s milk protein, so the crickets meal and silkworm pupae meal can be used as a source of protein in the milk replacer.
KONSUMSI NUTRIEN DAN GAMBARAN METABOLIT
DARAH DOMBA PRA SAPIH YANG DIBERI
MILK
REPLACER
MENGANDUNG TEPUNG JANGKRIK
ATAU PUPA ULAT SUTRA
JEFFRI PRASETYA ARDI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsumsi Nutrien dan Gambaran Metabolit Darah Domba Pra Sapih yang Diberi
Milk Replacer Mengandung Tepung Jangkrik atau Pupa Ulat Sutra”. Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan penulis pada bulan September 2014 sampai Maret 2015 di Laboratorium Lapangan Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini memuat informasi tentang konsumsi karbohidrat, lemak dan protein, serta konsentrasi glukosa, trigliserida, protein dan albumin darah pada domba pra sapih yang diberikan milk replacer mengandung tepung jangkrik atau pupa ulat sutra.
Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia pendidikan yang khususnya pada bidang peternakan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.
Bogor, Oktober 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Materi
Error! Bookmark not defined.
Ternak 2
Milk replacer 2
Alat 3
Lokasi dan Waktu 3
Prosedur 3
Persiapan Bahan 3
Pembuatan Milk Replacer 3
Pemeliharaan 4
Pengambilan Sampel Darah 4
Analisis Metabolit Darah 4
Perhitungan Konsumsi Nutrien 5
Rancangan dan Analisis Data 5
Perlakuan 5
Rancangan Percobaan 5
Analisis Data 6
Peubah yang Diamati 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Konsumsi Karbohidrat, Lemak dan Protein 6
Metabolit Darah 7
Glukosa 7
Trigliserida 8
Protein 9
Albumin 10
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 13
RIWAYAT HIDUP 15
DAFTAR TABEL
1 Komposisi bahan pakan penyusun milk replacer 2
2 Komposisi zat makanan milk replacer 3
3 Rataan konsumsi karbohidrat, lemak dan protein domba pra sapih 6 4 Rataan kadar glukosa, trigliserida, protein dan albumin darah
domba pra sapih 8
DAFTAR GAMBAR
1 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi karbohidrat terhadap kadar glukosa dalam darah domba pra sapih 9 2 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi lemak
terhadap kadar trigliserida dalam darah domba pra sapih 10 3 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi protein
terhadap kadar protein dalam darah domba pra sapih 11
DAFTAR LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
Domba memiliki keunggulan yaitu merupakan jenis ternak prolifik (Inounu
et al. 2006), namun masih terdapat kendala yang dihadapi yaitu cukup tingginya tingkat mortalitas pra sapih, karena produksi susu induk yang tidak selalu sejalan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Tiesnamurti et al. (2002) menyatakan bahwa produksi susu induk domba garut yang melahirkan anak tunggal dan yang melahirkan anak kembar hanya berbeda 10%.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah pemberian milk replacer. Milk replacer adalah susu pengganti induk yang disusun berdasarkan kebutuhan zat makanan anak. Menurut Suprijati (2014) susu pengganti umumnya diformulasi dari beberapa bahan hasil samping produksi susu seperti susu skim, lemak nabati atau lemak hewani, konsentrat protein kedelai, protein limbah industri keju, sereal atau hasil sampingnya dan campuran vitamin dan mineral. Bouchard dan Brisson (1970) melaporkan pemberian milk replacer anak domba kembar dapat menghasilkan pertambahan bobot badan 120-290 g e-1h-1.
Milk replacer haruslah tersusun dari bahan makanan yang berkualitas, salah satu yang penting diperhatikan adalan protein, karena pada masa pertumbuhan anak sangatlah membutuhkan asupan protein untuk pertumbuhan yang cepat serta kesehatan. Hal ini sejalan dengan Sutama et al. (2008) yang melaporkan bahwa komposisi dan konsumsi nutrien pada domba pra sapih berpengaruh pada performa dan kesehatan. Pada saat ini milk replacer komersil yang umumnya digunakan dalam industri peternakan memiliki harga yang relatif mahal, karena sebagian besar sumber protein berasal dari olahan susu, untuk itu kita perlu mencari sumber protein alternatif.
Tepung jangkrik afkir dan tepung pupa ulat sutra berpotensi sebagai sumber protein, karena secara nutrisi tepung jangkrik mempunyai kadar protein kasar sebesar 65.07% dan kandungan lemaknya 14.48% (Sugandi 2006) dan susunan asam amino yang cukup lengkap diantaranya asam amino aspartat 1.12%, asam glutamat 1.37%, serina 0.52%, histidina 0.51%, glisina 0.69%, treonina 0.50%, arginina 0.59%, alanina 0.60%, valina 0.63%, fenilananina 0.54%, isoleusina 0.47%, leusina 0.75%, lisina 0.80%, metionina 0.42%, tirosina 0.71% (Yelmida et al. 2010). Tepung pupa ulat sutra mempunyai kadar protein kasar sebesar 52.77% dan lemak kasar 31.85% serta susunan asam amino yang seimbang meliputi asam amino aspartat 5.49%, asam glutamat 7.52%, serina 2.79%, histidina 1.51%, glisina 4.07%, treonina 2.59%, arginina 3.62%, alanina 7.72%, valina 4.17%, fenilananina 2.19%, isoleusina 2.78%, leusina 2.78%, lisina 3.75%, metionina 0.96%, tirosina
4.46% (Singhal et al. 2001). Secara produksi masing-masing dapat menghasilkan
limbah sebesar 15% dan 20% untuk satu kali proses produksi. Beberapa kajian sudah dilakukan diantaranya Sugandi (2006) yang menggunakan suplementasi tepung jangkrik dalam ransum komersial ayam ras dan Mangisah (2002) yang menggunakan tepung pupa ulat sutra sebagai campuran pakan ayam broiler. Sampai saat ini masih belum banyak informasi tentang sejauh mana penggunaan tepung jangkrik dan tepung pupa ulat sutra dalam milk replacer.
2
Karena itu perlu untuk mengevaluasi konsumsi nutrien (karbohidrat, lemak dan protein) serta gambaran metabolit darah domba pra sapih.
METODE dari umur satu minggu pasca lahir sampai mencapai umur delapan minggu (umur sapih).
Milk Replacer
Milk replacer yang diberikan kepada anak domba terdiri dari tiga macam yaitu susu sapi segar (MR1), milk replacer + 10% tepung jangkrik (MR2) dan
milk replacer + 10% tepung pupa ulat sutra (MR3). Jangkrik yang digunakan adalah jangkrik afkir (tidak produktif) yang diperoleh dari peternak jangkrik di Bekasi, sedangkan pupa ulat sutra yang dipakai adalah limbah dari produksi kain sutra di daerah Ciapus Bogor.
Tabel 1 Komposisi bahan pakan penyusun milk replacer
Bahan MR0 MR1 MR2 MR3
Vitamin D3:400 000 IU, Vitamin E:2 300 IU, Ca D-Pantohenate:4 000 mg, Nicotinic Acid:5 000 mg, Folic
Acid:75 mg, Cholin Chloride:20 000 mg, DL-Methionin:7 000 mg, Lysine HCL:8 000 mg, Mangan Sulfate:3 500 mg, Ferro Sulfate:9 000 mg, Zinc Sulfate:8 000 mg, Cupri Sulfate:2 500 mg, Cobalt Sulfate:66 mg, Selenium:10 mg, Zinc Bacitrasin:15 000 mg, Magnesium Sulfate:37 000 mg, Calsium Carbonat:55 000 mg, Natrium Choride:6 300 mg, Kalium Choride:1 900 mg.
3 Tabel 2 Komposisi zat makanan milk replacer
Kandungan
MR0 dan MR1 diperoleh berdasarkan hasil analisis laboratorium Teknologi Hasil Ternak, FAPET, IPB (2015), untuk MR2 dan MR3 berdasarkan hasil analisis laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB (2015), * hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan.
Alat
Alat yang digunakan pada saat pemeliharaan adalah kandang beralaskan serbuk gergaji yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum. Alat lain yang digunakan adalah timbangan badan dengan kapasitas 150 kg, timbangan berkapasitas 3 kg untuk menimbang pakan, timbangan berkapasitas 500 g untuk menimbang bahan milk replacer. Botol susu dengan kapasitas 250 ml untuk memberikan milk replacer pada anak domba. Termohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban kandang. 1 set peralatan yang digunakan untuk analisis metabolit darah adalah coolbox, syring, tabung efendorf, tabung EDTA, vortex, sentrifuse, spektrofotometer, mikropipet dan tabung reaksi.
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksakan di Laboratorium Lapangan Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, sedangkan untuk analisis metabolit darah dilaksakan di Laboratorium Analisis Nutrisi Ternak Daging dan Kerja. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai bulan Maret 2015.
Prosedur Persiapan Bahan
Limbah jangkrik dijemur dibawah sinar matahari sampai beratnya konstan, setelah kering bagian abdomen jangkrik dipisahkan dari kepala, sayap dan kaki. Bagian tubuh (abdomen) digiling untuk dijadikan tepung.
Limbah pupa ulat sutra dipisahkan dari kokonnya dan dikeringkan dibawah sinar matahari sampai beratnya konstan. Setelah kering pupa digiling hingga menjadi tepung.
Pembuatan Milk Replacer
4
sedikit yaitu sumber mineral (DCP dan Vitamin mix) dengan sumber energi (tepung gandum), kemudian campuran tersebut dicampurkan dengan sumber protein (skim, full krim, tepung kuning telur, tepung jangkrik/pupa), selanjutnya dicampurkan dengan minyak ikan. Pemberian milk replacer diberikan dengan cara mencampurkan bahan yang telah diformulasi dengan air hangat (35-40˚C) hingga mencapai 250-300 ml. Perbandingan antara campuran bahan dan air 1:4.
Pemeliharaan
Pemeliharaan dimulai dengan menimbang bobot lahir, kemudian dibiarkan bersama induknya terlebih dahulu selama seminggu untuk mendapatkan kolostrum. Setelah itu, anak domba dipisah. Penimbangan anak domba selanjutnya dilakukan setiap satu minggu sekali pada pagi hari sebelum diberi makan. Selama pemeliharaan anak domba mendapatkan milk replacer yang diberikan tiga kali sehari pada awal adaptasi selama seminggu. Selanjutnya pemberian dilakukan dua kali pada pagi dan sore hari, sebanyak 250-300 ml. Sekitar umur dua minggu anak domba disediakan pakan (konsentrat) seperti induknya.
Pengambilan Sampel Darah
Sampel darah diambil pada akhir pemeliharaan untuk dianalisis metabolit darahnya yaitu glukosa, trigliserida, protein dan albumin. Pengambilan dilakukan empat jam setelah anak domba diberi makan pada pagi hari.
Sampel darah diambil dari vena jugularis pada bagian leher. Sebelumnya daerah vena tepatnya 1/3 atas leher dibersihkan dengan alkohol, selanjutnya dilakukan pengambilan darah sekitar 2 ml dengan menggunakan syring berukuran 5 ml. Sampel yang diperoleh segera dimasukkan ke dalam tabung EDTA, kemudian disimpan dalam termos yang berisi es untuk dibawa ke laboratorium. Sampel darah disentrifuse dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan plasma darah yang kemudian dianalisis metabolitnya.
Analisis Metabolit Darah
Pengukuran kadar metabolit darah dilakukan menggunakan teknik enzimatis dengan menggunakan KIT. Analisis glukosa menggunakan KIT dengan no katalog 112191, trigliserida 116392, protein 157092 dan albumin 156092. Dalam penggunaan spektrofotometer menggunakan panjang gelombang 500 nm untuk glukosa dan trigliserida sedangkan protein dan albumin panjang gelombangnya 546 nm. Setelah mendapatkan nilai absorbannya maka dihitung menggunakan rumus berikut.
Perhitungan kadar glukosa darah:
Konsentrasi (mg dL-1) = Standar sampelx 00 Perhitungan kadar protein darah:
Konsentrasi (g dL-1) = Standar sampelx Perhitungan kadar trigliserida:
5 Konsentrasi (g dL-1) = Standar sampelx 4
Keterangan: A = Absorbansi
Perhitungan Konsumsi Nutrien
Konsumsi nutrien perlakuan diukur berdasarkan pakan yang dikonsumsi dengan nutrien yang terkandung didalamnya. Adapun rumus untuk menghitung konsumsi nutrien adalah sebagai berikut :
Perhitungan konsumsi pakan BK :
Konsumsi (g e-1h-1) = BK pemberian (g) - BK sisa (g) Perhitungan konsumsi karbohidrat :
Konsumsi (g e-1h-1) = Konsumsi BK × % kandungan karbohidrat pakan
Perhitungan konsumsi lemak kasar :
Konsumsi (g e-1h-1) = Konsumsi BK × % kandungan lemak kasar pakan
Perhitungan konsumsi protein kasar :
Konsumsi (g e-1h-1) = Konsumsi BK × % kandungan protein kasar Pakan
Konsumsi karbohidrat pada MR0 diperoleh menggunakan estimasi berdasarkan Dove (1988) menyatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot badan anak domba, maka anak domba tersebut perlu mengonsumsi susu sebanyak 6 kg. Perhitungan ini dilakukan karena tidak diketahui banyaknya susu yang dikonsumsi anak.
Rancangan dan Analisis Data Perlakuan
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :
MR0 = susu induk/tidak disapih dari induk MR1 = susu sapi segar
MR2 = milk replacer + 10% tepung jangkrik MR3 = milk replacer + 10% tepung pupa ulat sutra Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Model matematik yang digunakan menurut Steel dan Torrie (1993) sebagai berikut :
Yij= µ + τi+ εij Keterangan :
Yij : Hasil pengamatan jenis milk replacer ke-i dan ulangan ke-j
µ : Rataan umum
τi : Pengaruh milk replacer ke-i
6
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam Analyses of Variance (ANOVA) apabila berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji Duncan (Steel, Torrie 1993). Hubungan antara konsumsi zat makanan dengan kadar metabolit dalam darah digambarkan dalam persamaan regresi.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati adalah konsumsi zat makanan yang meliputi karbohidrat, lemak dan protein, metabolit darah meliputi glukosa, trigliserida, protein dan albumin dalam darah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Karbohidrat, Lemak dan Protein
Konsumsi karbohidrat, lemak dan protein domba pra sapih selama penelitian disajikan Tabel 3.
Tabel 3 Rataan konsumsi karbohidrat, lemak dan protein domba pra sapih
Peubah Perlakuan
MR0 MR1 MR2 MR3
Karbohidrat (g e-1h-1) 31.45±12.12b 52.11±1.27a 53.13±0.53a 43.31±10.78ab
Lemak (g e-1h-1) 45.58±17.57a 20.27±0.11b 27.55±0.72b 22.48±5.90b
Protein (g e-1h-1) 25.14±12.10 25.74±0.37 23.76±0.21 19.65±4.99
MR0 = susu induk/tidak disapih dari induk, MR1 = susu sapi segar, MR2 = milk replacer + 10% tepung jangkrik, MR3 = milk replacer +10% tepung pupa, angka-angka pada baris yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata (P<0.05).
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap konsumsi karbohidrat. Konsumsi karbohidrat pada domba pra sapih berada pada kisaran (31.45 g e-1h-1-53.13 g e-1h-1). Konsumsi karbohidrat tertinggi adalah pada MR2,sedangkan yang terendah terdapat pada MR0. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat yang diperoleh dari semua milk replacer lebih tinggi dibanding kontrol. Rendahnya konsumsi karbohidrat dari MR0 dikarenakan perhitungan yang dilakukan hanya pada estimasi konsumsi susu dan capaian pbb 6.54±1.12 kg berdasarkan Dove (1988), tidak termasuk konsumsi pakan induk. Berdasarkan hasil analisa juga menunjukan bahwa kadar karbohidrat MR0 (susu induk) sangat rendah dibandingkan dengan MR lain, seperti yang terlihat pada Tabel 2.
7 MR2 sebesar 26.21% BK dan MR3 24.80% BK. Hasil yang diperoleh masih rendah apabila dibandingkan dengan Bouchard dan Brisson (1970) yang mendapatkan hasil konsumsi lemak sebesar 86 g e-1h-1.
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsumsi protein. Konsumsi protein pada domba pra sapih berada pada kisaran (19.65 g e-1h-1-25.74 g e-1h-1). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah protein yang diperoleh dari semua milk replacer sama dengan kontrol. Selain itu juga disebabkan oleh karena kandungan protein kasar bahan setiap perlakuan hampir memiliki nilai yang sama, seperti terlihat pada Tabel 2. Konsumsi yang tidak berpengaruh nyata sejalan dengan pbb yang tidak berbeda nyata juga (Putri 2015).
Metabolit Darah
Kadar metabolit darah domba pra sapih penelitian yang meliputi glukosa, trigliserida, protein dan albumin disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan kadar glukosa, trigliserida, protein dan albumin darah domba pra sapih
Peubah Perlakuan
MR0 MR1 MR2 MR3
Glukosa (mg dL-1) 118.18±14.93 126.32±19.31 144.01±14.62 134.94± 46.30
Trigliserida (mg dL-1) 47.51±5.70b 26.62±3.76b 39.30±7.09b 134.33±49.25a
Protein (g dL1) 5.52±0.49 6.03±0.50 6.14±0.71 6.04±0.21
Albumin (g dL-1) 3.36±0.44 3.22±0.12 3.66±0.47 3.38±0.16
MR0 = susu induk/tidak disapih dari induk, MR1 = susu sapi segar, MR3 = milk replacer + 10% tepung jangkrik, MR3 = milk replacer + 10% tepung pupa, angka-angka pada baris yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata (P<0.05).
Glukosa
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan berpengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar glukosa darah domba pra sapih. Kadar glukosa berada pada kisaran (118.18-144.01 mg dL-1), hasil ini lebih tinggi dari Kaneko et al. (1989) yang menyatakan glukosa pada domba secara umum yaitu antara 50-100 mg dL-1. Hal ini bisa dikarenakan nilai kecukupan energi asal karbohidrat sudah mencapai optimum, akan tetapi sedikit yang diubah menjadi energi dikarenakan aktifitas anak domba yang masih minimal. Riis (1983) melaporkan bahwa pada saat dua jam setelah makan, kadar glukosa darah meningkat, selain itu tambahan dari pakan sumber karbohidrat yang mudah larut.
8
Gambar 1 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi karbohidrat terhadap kadar glukosa dalam darah domba pra sapih
Penggunaan persamaan regresi linier kuadratik digunakan karena pada penggunaan pola ini menghasilkan nilai R yang lebih tinggi dibanding persamaan lainnya dan dapat menunjukkan tingkat konsumsi optimal karbohidrat terhadap glukosa dalam darah. Persamaan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung kadar glukosa dalam darah berdasarkan jumlah pakan yang dikonsumsi. Berdasarkan persamaan tersebut terbentuk pola YKH= 0.0529x2
-2.931+149.41, dimana nilai R pada persamaan tersebut adalah 0.3141 yang artinya bahwa sebesar 31% kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh konsumsi karbohidrat milk replacer sedangkan 69% dipengaruhi faktor lainnya seperti manajemen pemberian pakan. Grafik tersebut juga menggambarkan bahwa setiap menambah konsumsi karbohidrat sebesar 1 g akan meningkatkan kadar glukosa darah sebesar 2.9 mg dL-1. Titik optimal pada persamaan terjadi saat konsumsi karbohidrat sebesar 27.70 g e-1h-1 dan kadar glukosa dalam darah 108.81 mg dL-1. Trigliserida
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap kadar trigliserida dalam darah domba pra sapih. Kadar trigliserida darah domba berkisar antara 26.62 mg dL-1 sampai dengan 134.33 mg dL-1. Kadar trigliserida ini sangat tinggi dibandingkan Pamungkas (2014) yang mendapatkan kadar trigliserida 31 mg dL-1, sedangkan Riis (1983) mengatakan kadar trigliserida normal pada plasma domba 29 mg dL-1. Kadar trigliserida darah yang paling tinggi terdapat pada perlakuan MR3 yaitu 134.33 ± 49.25, hal ini tidak sejalan dengan konsumsi lemak yang rendah. Tingginya kadar trigliserida MR3 diduga kerena prosentase sumbangan asam lemak MR3 yang lebih tinggi dibanding MR lain .
Kadar trigliserida dapat dipengaruhi oleh konsumsi lemak yang tinggi, karena konsumsi lemak yang tinggi menunjukkan kadar lemak yang dicerna dari makanan atau banyaknya lemak dari luar tubuh yang masuk kedalam tubuh (Soehardi 2004). Untuk mengetahui hubungan antara kadar lemak plasma yang dikonsumsi dengan kandungan trigliserida dalam darah digambarkan dalam bentuk persamaan regresi linier. Persamaan regresi linier pola kuadratik antara
9 konsumsi lemak terhadap kadar trigliserida dalam darah domba pra sapih dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi lemak terhadap kadar trigliserida dalam darah domba pra sapih
Persamaan regresi linier pola kuadratik yang terbentuk antara konsumsi lemak dan kadar trigliserida dalam darah adalah YL= -0.0353x2 +3.4533x-23.369,
dimana nilai R pada persamaan tersebut adalah 0.8089 yang artinya bahwa sebesar 80% kadar trigliserida dalam darah domba pra sapih dipengaruhi oleh konsumsi lemak milk replacer sedangkan 20% dipengaruhi faktor perombakan trigliserida dari cadangan yang ada dalam tubuh. Grafik tersebut juga menggambarkan bahwa setiap menambah konsumsi lemak sebesar 1 g akan meningkatkan kadar trigliserida darah sebesar 3.4 mg dL-1. Hasil perhitungan menunjukkan titik optimal pada persamaan terjadi saat konsumsi lemak sebesar 53.73 g e-1h-1 dan kadar trigliserida dalam darah 45.83 mg dL-1.
Protein
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar protein darah domba pra sapih. Kadar protein darah yang diperoleh berkisar antara 5.52 g dL-1 sampai 6.14 g dL-1, kadar ini berada dalam kisaran normal dan sama seperti yang diperoleh Smith dan Mangkoewidjojo (1988) kadar protein dalam plasma darah domba sehat yaitu 6.0 g dL-1– 7.59 g dL-1. Kadar protein darah milk repalcer yang mengandung tepung jangkrik (MR2) dan pupa ulat sutra (MR3) tidak berbeda nyata dibandingkan dengan susu induk (MR0) dan susu sapi (MR1), hal ini sejalan dengan konsumsi protein yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.
Untuk mengetahui hubungan antara protein yang dikonsumsi dengan kandungan protein dalam darah digambarkan dalam bentuk persamaan regresi linier. Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi protein terhadap kadar protein dalam darah domba pra sapih dapat dilihat pada Gambar 3.
10
Gambar 3 Persamaan regresi linier pola kuadratik antara konsumsi protein terhadap kadar protein dalam darah domba pra sapih
Persamaan regresi linier pola kuadratik yang terbentuk antara konsumsi protein dan kadar protein dalam darah adalah YP= -0.0041x2+0.1977x+3.7107,
dimana nilai R pada persamaan tersebut adalah 0.3154 yang artinya bahwa sebesar 31% kadar protein dalam darah domba pra sapih dipengaruhi oleh konsumsi protein milk replacer sedangkan 69% dipengaruhi faktor lainnya seperti status fisiologis dan waktu pengambilan. Grafik tersebut juga menggambarkan bahwa setiap menambah konsumsi protein sebesar 1 g akan meningkatkan kadar glukosa darah sebesar 0.19 g dL-1. Titik optimal pada persamaan terjadi saat konsumsi protein sebesar 24.10 g e-1h-1 dan kadar protein dalam darah 6.09 g dL-1. Menurut Astuti et al. (2008) kadar protein darah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti konsumsi, kualitas ransum dan waktu pengambilan darah, status fisiologis hewan, umur dan kesehatan.
Albumin
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa dapat meningkatkan konsumsi karbohidrat dan lemak tetapi tidak mengganggu konsumsi protein, serta meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa ulat sutra menghasilkan kadar glukosa, protein dan albumin yang relatif normal, namun menghasilkan kadar trigliserida yang tinggi. Milk replacer yang mengandung tepung jangkrik dan tepung pupa memiliki kualitas protein sama dengan susu sapi, sehingga tepung jangkrik dan tepung pupa ulat sutra dapat digunakan sebagai sumber protein dalam milk replacer.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengamati apakah ada pengaruh dari pemberian suplementasi tepung jangkrik dan pupa ulat sutra pada milk replacer saat anak domba dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti DA, Ekastuti DR, Sugiarti Y, Marwah. 2008. Profil darah dan nilai hematologi domba lokal yang dipelihara di gutan pendidikan gunung walat sukabumi.
AgriPet 2(8):1-8.
Bounchard R, GJ Brisson. 1970. Tallow versus corn oil in a milk substitute for artificially reared lambs and digestibility of diet constituents. J Anim Sci.
31 : 804-809.
Dove H. 1988. Estimating the intake of milk by lambs, from the turn over of deuterium or tritium labelled water. J. Brit Nutr. 60 (2): 375-387.
[FAO] Food and Agricultural Organization of United Nation. 2011. Rearing young ruminants on milk replacers and starter feeds. FAO Animal
Production and Health Manual no. 13.
www.deltasearch.com/?affID=119529&tt=gc_190513.
Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Pr.
Inounu I, Sukmawati S, Noor RR. 2006. Keunggulan relatif produksi susu domba Garut dan persilangannya. JITV 11 (4) : 102-309.
Kaneko JJ. 1989. Biokimia Klinis Hewan Domestik. Ed 4. Academic Press. New York.
Mangisah I, Estiningsih I, Sumarsih S. 2002. Evaluasi nilai nutrisi tepung pupa ulat sutra dan pengaruh penggunaannya dalam ransum ayam petelur terhadap peforma produksinya. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Pamungkas A. 2014. Penggunaan minyak biji bunga matahari dan minyak ikan
12
Putri A. 2015. Suplementasi tepung pupa dan tepung jangkrik dalam milk replacer
terhadap performa anak domba prasapih [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Riis PM. 1983. Dynamic Biochemistry of Animal Production. NY. Pp363.
Singhal B.K. 2001. Sericultural by-products for various valuable commercial products as emerging bio science industry.Sericologia 41(3) 369-391.
Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta (ID): University Press.
Soehardi S. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani Melalui Makanan. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Ketiga. Terjemahan: Bambang Sumantri. PT> Gramedia Pustaka. Jakarta.
Sugandi S. 2006. Suplementasi tepung jangkrik dalam ransum komersial terhadap komposisi fisik telur ayam ras. [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Suprijati. 2014. Pemanfaatan Susu Pengganti untuk Anak Domba dan Kambing Periode Pra sapih. Bogor (ID): Balai Penelitian Ternak. Wartazoa 24 (3): 139-150
Sutama IK, Kostaman T, Budiarsana IGM, Priyanto D. 2008. Pre-weaning growth performance of Etawah grade goats on different rearing management systems. In: Yulistiani D, Sutama IK, Wina E, Puastuti W, Praharani P, editors. Improv dairy meat goat Prod small-scale farmers Asia Proceeding Int Semin Prod Increases Meat Dairy Goats By Increm Improv Technol Infrastruct Small-Scale Farmers Asia. Bogor, August 4-8, 2008. Bogor (Indonesia): FFTC, IRIAP- Indonesia, LRI/COA-Taiwan ROC. p. 68-74. Tiesnamurti B, Inounu I, Subandriyo. 2002. Kapasitas produksi susu domba
peridi : I. Pertumbuhan anak prasapih. JITV 7 : 227-236.
13 Lampiran 1 Hasil sidik ragam konsumsi karbohidrat domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Karbohidrat 908.998 3 302.999 4.575 0.038
Error 529.879 8 66.235
Total 1438.877 11
JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, F = nilai F yang diperoleh dari
hasil pengolahan data; Sig = Signifikasi dengan taraf kesalahan sebesar 5% (α = 0.05)
Lampiran 2 Hasil uji lanjut duncan konsumsi karbohidrat domba pra sapih
Perlakuan N Subset Lampiran 3 Hasil sidik ragam konsumsi lemak domba pra sapih
Komponen JK db KT F Sig.
Perlakuan 1165.623 3 388.541 4.519 0.039
Error 687.804 8 85.975
Total 1853.427 11
Lampiran 4 Hasil uji lanjut duncan konsumsi lemak domba pra sapih
Perlakuan N Subset
Lampiran 5 Hasil sidik ragam konsumsi protein domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Perlakuan 67.764 3 22.588 0.526 0.676
Error 343.280 8 42.910
14
Lampiran 6 Hasil sidik ragam kadar glukosa darah domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Perlakuan 1105.383 3 368.461 0.499 0.693
Error 5905.909 8 738.239
Total 7011.292 11
Lampiran 7 Hasil sidik ragam kadar trigliserida darah domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Perlakuan 21624.344 3 7208.115 11.428 0.003
Error 5045.935 8 630.742
Total 26670.279 11
Lampiran 8 Hasil uji duncan kadar trigliserida darah domba pra sapih
Perlakuan N Subset
1 2
MR1 MR2 MR0 MR3
3 3 3 3
26.6167 39.3033 47.5133
134.3267
Lampiran 9 Hasil sidik ragam kadar protein darah domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Perlakuan 0.711 3 0.237 0.926 0.471
Error 2.048 8 0.256
Total 2.759 11
Lampiran 10 Hasil sidik ragam kadar albumin darah domba pra sapih
Komponen JK db KT Fhit Sig.
Perlakuan 0.313 3 0.104 0.930 0.469
Error 0.899 8 0.112
15
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun Jawa Timur pada tanggal 01 Agustus 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dikin dan Ibu Sri Hartini.
Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri Kartika 3 Candra Kirana YONIF 315 Garuda Bogor dan selesai pada tahun 2006, selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah Pertama dimulai pada tahun 2005 sampai tahun 2008 di SMP Negeri 1 Nglames, Penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nglames dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2011.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2012. Selama di IPB, penulis mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Nutrisi Ternak (HIMASITER) pada periode tahun 2013/2014. Penulis juga aktif menjadi ketua Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Madiun, Malam Keakraban INTP pada tahun 2013, Student Seminar dan Feed Formulation Training tahun 2014.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ibunda Sri Hartini dan Ayahanda Dikin yang sangat penulis sayangi atas segala yang telah diberikan baik kasih sayang yang tulus, nasihat, doa, kesabaran, dukungan, pengorbanan dan bimbingan selama ini serta dukungan moril dan materil dengan ikhlas diberikan pada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Lilis Khotijah, M Si selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik serta Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti, MS selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih kepada Dr Indah Wijayanti, S TP, M Si selaku dosen penguji seminar pada tanggal 23 Juni 2015. Terima kasih kepada Dr Sri Suharti, S Pt M Si dan Iyep Komala S Pt, M Si selaku dosen penguji sidang pada tanggal 21 September 2015. Terima kasih kepada Dr Ir Widya Hermana, M Si selaku dosen panitia sidang.