26 26 SHAFAR - 11 RABIULAWAL 1432 H
S
ehat adalah nikmat Allah yang memungkinkan manusia menjalani kehidupan secara maksimal dan sempurna. Namun ironisnya, nikmat sehat ini paling terabaikan. Syukur terhadap nikmat sehat hanya dalam mukadimah sambutan atau pidato dan praktiknya nol.Penyakit itu tidak datang secara tiba-tiba, melainkan bertahap. Riwayat penyakit secara garis besar ada dua fase, yaitu prepatogenesis dan patogenesis. Pada fase
prepatogenesis, tubuh masih dalam keadaan sehat, tetapi perilaku hidupnya sudah mengarah menuju risiko penyakit. Fase patogenesis terdiri dari fase klinis dan fase terminal. Tanda dan gejala penyakit sudah kelihatan jelas, proses penyakit berlangsung hingga berakhir.
Titik akhir penyakit ada dua kemungkinan, yaitu sembuh (total atau dengan kecacatan) atau meninggal.
Contoh: riwayat alamiah penyakit jantung koroner. Fase prepatogenesis dimulai setelah usia 12 tahun. Timbunan lemak dalam pembuluh darah dimulai. Bila saat remaja, anak cenderung malas berolahraga, suka makan makanan berlemak, bahkan merokok, berarti berada pada fase rentan. Jika kondisi ini berlangsung
terus, bahkan meningkat lebih parah ketika memasuki usia sukses (30 tahun ke atas), maka fase subklinis dimulai. Jika usia antara 30-40 tahun terjadi hipertensi, berarti fase klinis dimulai. Jika hipertensi tidak dapat dikendalikan, maka pada usia 45 ke atas, kemungkinan terjadi penyumbatan lemak pada pembuluh darah koroner. Terjadilah penyakit jantung koroner.
Sehat adalah pemanfaatan kesempatan untuk menyadari dan melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Semakin tua usia seseorang, semakin besar peluang timbulnya penyakit sistemik. Mempelajari dan mengamalkan ilmu hidup sehat bukan persoalan sederhana dan perlu dibiasakan sejak dini.
Ada tiga tingkatan pencegahan, yaitu primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer ditujukan pada saat kondisi tubuh masih dalam keadaan sehat dan pondasi penyakit belum terjadi. Tahap pencegahan ini dipilah menjadi dua, yaitu peningkatan kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection). Peningkatan kesehatan dilakukan
dengan mempelajari dan mengamalkan cara-cara pencegahan penyakit. Misalnya, cuci tangan sebelum makan,
mengonsumsi zat gizi sesuai kebutuhan tubuh, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dsb. Perlindungan khusus, misalnya imunisasi, penggunaan alat pelindung diri (seperti helm dan jaket saat mengendarai motor; masker, celemek, dan sarung tangan bagi perawat, bidan, dan tenaga medis dan paramedis).
Pencegahan sekunder ditujukan kepada individu atau masyarakat yang berisiko terkena penyakit. Tahap ini dibagi dua, yaitu diagnosis dini dan tindakan tepat. Diagnosis dini
dimaksudkan untuk menentukan status kesehatan seseorang yang dalam risiko penyakit, sekaligus untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit. Bila telah terjadi penyakit, dilanjutkan dengan diagnosis penyebab penyakit. Bila penyebab penyakit sudah diketahui, diteruskan dengan tindakan segera untuk mengatasi penyebab. Dengan cara ini, tindakan yang sifatnya sementara dan sekadar mengurangi tanda dan gejala penyakit dapat dihindari. Jika teknologinya tersedia, tindakan terhadap penyakit, sedapat mungkin, benar-benar tindakan untuk mengatasi sumber atau penyebabnya.
Tahap ketiga adalah pencegahan tersier, yang dilakukan pada subjek yang sakit agar tidak begitu saja mati atau menjadi cacat. Ada dua tindakan pencegahan tersier, yaitu pembatasan kecacatan (disability limitation) dan pemulihan (rehabilitation). Pembatasan kecacatan misalnya amputasi untuk mengurangi risiko kerusakan organ tubuh lebih luas, menjahit luka agar dapat menyatu dengan baik, memasang gips agar patah tulang menyatu dengan sempurna. Tindakan pemulihan dapat berupa rehabilitasi medik maupun sosial. Rehabilitasi medik, misalnya fisioterapi pasca stroke untuk memulihkan anggota badan yang kurang berfungsi. Sedangkan rehabilitasi sosial, misalnya pembinaan mantan pekerja seks komersial, narapidana, dan korban PHK dengan berbagai keterampilan hidup dan pendalam-an agama agar bisa mpendalam-andiri dalam konteks sosial dpendalam-an spiritual.
Bukankah sehat itu mencakup fisik, mental, sosial, dan spiritual?l(Penulis adalah dosen Epidemiologi & Penyakit
Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat UM Semarang)
Sehat, Investasi Dunia-Akhirat
SAYONO, S.KM, M.KES(EPID)
SEHAT. Olah raga beladiri Capoeira dapat menyehatkan
lahir dan batin Foto: WWW. GOOGLE.COM