• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Mengoptimalkan Potensi Perikanan Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Flores Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Mengoptimalkan Potensi Perikanan Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Flores Timur"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM

MENGOPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN GUNA

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN

FLORES TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

FAZRI MUHAMMAD SENGAJI

201110050311029

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 29 Januari 2016

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Dewan Penguji :

1. Drs. Krisno Hadi,M.A ( )

2. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP ( )

3. Dr. Asep Nurjaman, M.Si ( )

4. Drs. H. Jainuri, M.Si ( )

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur Kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik.

Penulisan Skkripsi ini dengan judul “UPAYA DINAS KELAUTAN DAN

PERIKANAN DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN

GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH”, guna memenuhi

syarat dan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang

Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi penulis mohon saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril

maupun materil, memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

(4)

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang dan juga selaku Dosen

Pembimbing I yang telah banyak membimbing penulisan skripsi ini dari awal

sampai akhir.

3. Bapak Drs. H. Jainuri, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

memberikan bimbingan, masukan, saran dan arahan sampai selesainya

penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan

5. Bapak Ir. M, I.Erna da Silva, selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Flores Timur yang telah memberikan waktu, informasi,

kesempatan serta data-data yang terkait dengan skripsi saya.

Peneliti menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran

sangat diharapkan, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga

bantuan, dorongan serta motivasi yang diberikan, mendapat Ridho dari Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Malang, 5 Februari 2016

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Lembar Persetujuan

Surat Pernyataan

Berita Acara Skripsi

Kata Pengantar

Lembar Persembahan

Abstraksi

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..1

B. Rumusan Masalah ……….8

C. Tujuan Penelitian ………....………..8

D. Manfaat Penelitian ………9

E. Definisi Konseptual dan Operasional ………...9

1. Definisi Konseptual ………9

2. Definisi Operasional ……….10

F. Kerangka Berfikir ………...12

G. Metode Penelitian ………...13

1. Jenis Penelitian ……….13

(6)

3. Sumber Data ……….14

4. Teknik Pengumpulan Data ………...14

5. Teknik Analisis Data ………17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan ………20

1. Pengertian Upaya ………20

2. Lembaga Pemerintah Daerah ………..22

B. Meningkatkan PAD dari Sektor Kelautan dan Perikanan ………..23

1. Pendapatan Asli Daerah ………..23

a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ………..23

b. Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ……….…...24

2. Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Kelautan dan Perikanan ……...27

a. Pendapatan Asli Daerah dari Kelautan ………...……...27

b. Pendapatan Asli Daerah dari Perikanan ………...29

C. Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Meningkatkan PAD …………30

1. Intensifikasi PAD ………..30

2. Extensifikasi PAD ………...31

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sekilas Tentang Kabupaten Flores Timur ………..32

B. Kondisi Geografi ………....35

F. Keadaan Umum Usaha Perikanan ………..42

(7)

2. Perkembangan Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan ………..45

A. Sarana Produksi ………..45

a. Alat Tangkap ………46

b. Perusahaan Perikanan ………...47

B. Prasarana Produksi ……….49

3. Pemasaran Antar Pulau ………49

4. Ekspor Hasil Perikanan ………50

5. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah ………..50

G. Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur.52 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi .………....52

2. Visi dan Misi ...………...53

3. Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur …….………...55

BAB IV PEMBAHASAN A. Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Menikmati PAD ………..61

1. Mengembangkan Sarana dan Prasarana ………...62

2. Peningkatan Expor Hasil Perikanan ……….72

3. Peningkatan Frekuensi dan Mutu Penyuluhan ……….73

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Sektor Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Flores Timur ………75

1. Faktor Pendukung ………76

a. Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan ……….76

b. Kondisi Geografis ………..78

2. Faktor Penghambat ………..80

a. Fasilitas Perikanan ……….80

b. Batas-batas Penangkapan Ikan Yang Tidak Jelas ………...82

c. Kurangnya Pemasaran ………...85

(8)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...88

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Peta Wilayah Kabupaten Flores Timur………...36

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur …...55

Gambar 4.1 : Lokasi Tempat Pelelangan Ikan ………...…..64

Gambar 4.2 : Lokasi Pantai di Pulau Adonara ……….……..66

Gambar 4.3 : Lokasi Pasar Ikan di Kelurahan Postoh ……….……..68

Gambar 4.4 : Lokasi Solar Paket Dealer nelayan (SPDN) ………..……...71

(10)

DAFTAR PUSTAKA

A Black, James dan J. Champion, Dean. 2009. Metodelogi dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung. Refika Aditama. Cetakan keempat.

Adi, Rianto. 2004. Metodelogi Sosial dan Hukum. Jakarta.Granit.

Alyas, Muhammad. 2005. Wajah Ganda Otonomi Daerah. Yayasan Pembaharuan Indonesia. Surabaya

Djoko Tribowo.2002. Hukum Perikanan Indonesia. PT . Citra Aditya Bakti.

Bandung.

Heru Sasono. 2002. Refleksi Peran Manusia Dalam Perputaran Kehidupan. Nurani

Pres. Bandung.

Kartasasmita , Ginanjar. 1996. Pembangunan untuk rakyat, memadukan pertumbuhan dan pemerataan. CIDES. Jakarta.

Koentjoroningrat,1993. Metode – metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta.

Muhammad, Idrus. 2009. Metode Penelitian Sosial “Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif “. Edisi kedua. Jakarta. Erlangga.

Nawawi, Hadari. 1998. Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press.Bandung

Nazir, Moh.1999 Metodelogi Penelitian. Ghalia Indonesia Bandung

Santoso, Panji. 2008. Administrasi Publik – Teori dan Aplikasi Good Governance. PT. Revika Aditama. Bandung.

Situmorang, Victor. 1987. Sketsa Asas Hukum Laut. Bina Aksara. Jakarta Suparmoko, M.1999. Metode Penelitian Praktis. BPFE-Yogyakarta Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

(11)

http://cholichulfpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail41750bukuUpaya%20Individu%20d

alam%20 Menggapai%20Impian%20%281%20dari%202%29.html diakses

pada tanggal 15 April 2015

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/11/14/pad-modal-membangun-daerah-508948.html

https://lawforjustice.wordpress.com/tag/wilayah-perairan-laut-indonesia

http://ntt.kemenag.go.id/file/file/ProfilTTS/kysj1415591613.pdf . Diakses pada tanggal 4-Juni-2015

http://pou-pout.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-kekayaan-laut.html

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/cara-cara-untuk-meningkatkan-pendapatan.html. Diakses pada tanggal 27-05-2015

http://www.florestimurkab.go.id/index.php/sekilas-flores-timur.html. Diakses pada tanggal 29-05-2015

http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf.

Diakses pada tanggal 15 april 2015

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/53/name/nusa-tenggara-timur/detail/5306/flores-timur. Diakses pada tanggal 29-05-2015

http://www.slideshare.net/ariefebriantom/3-peluang-dan-kendala-sektor-perikanan-dan-kelautan

http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf.

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuaan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang

sebagian besar wilayahnya berbentuk perairan, dimana Indonesia berada diantara

dua benua yakni benua Asia dan Australia dan dua samudra, yakni Samudra

Hindia dan Samudra Pasifik sehingga Indonesia disebut juga nusa diantara laut

atau sering diistilahkan dengan nusantara. Sebagai negara kepulauan menurut

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the law of the sea) 1982 Indonesia memiliki kedaulatan atas perairan yang ditutup oleh atau terletak disebelah dalam dari garis pangkal

lurus kepulauan yang disebut sebagai perairan kepulauan1

Laut merupakan sumber kehidupan karena memiliki potensi kekayaan

alam yang berlimpah. Sumber kekayaan alam tersebut, menurut amanat Pasal 33

UUD-1945 harus dikelola secara berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat.

Sebagaimana ciri negara berkembang dengan populasi penduduk yang besar

ditambah dengan struktur geografis yang dikelilingi oleh laut, maka laut menjadi

tumpuan sebagian besar penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup

terutama masyarakat di daerah pesisir, selain itu bagi negara kepulauan seperti

(13)

2

Indonesia, laut memiliki posisi yang strategis dan potensi yang luar biasa baik

dalam bidang ekonomi, pertahanan, maupun keamanan.

Sejalan dengan perkembangan dan dinamika kehidupan berbangsa dan

bernegara, telah terjadi beberapa kali pergeseran mendasar pada sistem

pemerintahan daerah. salah satu ciri yang melekat pada sistem pemerintahan

daerah berdasarkan Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah adalah adanya

keinginan yang kuat dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan suatu

sistem otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Esensi pokok

yang terkandung didalamnya adalah upaya pengembangan demokratisasi dalam

sistem pemerintahan daerah, sekaligus upaya untuk memberdayakan seluruh

komponen dan potensi yang ada dan dimiliki oleh masing – masing daerah.

Adanya otonomi daerah hendaknya dipahami bahwa pengelolaan wilayah

di laut pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pelaksanaan kewenangan

yang terkait dengan berbagai kegiatan di daratan. Dalam upaya mencapai

kesejahteraan rakyat melalui otonomi daerah perlu memperhatikan hubungan

fungsional antara aspek-aspek keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan

sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, dimana pemerintah daerah

lebih memiliki keleluasaan dalam menyelenggarakan pembangunan sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan daerah serta pendanaannya didukung dengan

adanya kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang mengakibatkan

(14)

3

peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di daerahnya. Hal ini

sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya peran tersebut didominasi oleh

pemerintah pusat, sebagai konsekuensinya pemerintah daerah akan memikul

tanggung jawab public (Public Accountability) yang lebih besar terhadap konsekuen pembangunan ekonomi dan social masyarakat (quality of life).

Kondisi tersebut harus dipertanggungjawabkan sendiri oleh pemerintah daerah

dan masyarakatnya.

Otonomi Daerah benar–benar memaksa Pemerintah Daerah untuk

semaksimal mungkin mengelola alam yang dimilikinya demi kesejahteraan

rakyatnya. Dengan segala kelebihan dan keterbatasan masing–masing daerah

tuntutan akan Pendapatan Asli Daerah merupakan kewajiban yang harus

dipenuhi. Meskipun pemerintah pusat masih menyediakan dana untuk membantu

daerah yang kurang mampu, berkembang, melalui dana alokasi umum maupun

dana alokasi khusus, dalam rangka Otonomi Daerah. Kewajiban mengisi kas

daerah sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat ditunda lagi, kalau tidak mau

ketinggalan dengan daerah lain2.

Secara teoritis Otonomi Daerah ini diharapkan akan menghasilkan dua

manfaat nyata, yaitu: Pertama, mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan

kreativitas masyrakat dalam pembangunan serta mendorong pemerataan hasil –

hasil pembangunan di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumberdaya dan

potensi yang tersedia di masing–masing daerah. Kedua, memperbaiki alokasi

(15)

4

sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik

ke tingkat pemerintahan yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling

lengkap3.

Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi

daerahnya adalah dengan melihat besarnya nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang dapat dicapai oleh daerah tersebut. Dengan PAD yang relatif kecil akan

sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan secara mandiri, tanpa didukung oleh pihak lain.

Padahal dalam pelaksanaan otonomi ini, daerah dituntut untuk mampu

membiayai dirinya sendiri.

Pada dasarnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga merupakan

suatu pelayanan publik dimana dengan usaha pemerintah daerah memberikan

pelayanan kepada masyarakat baik itu dari bidang ekonomi maupun

pembangunan daerah, sehingga masyarakat lebih menikmati atau mampu hidup

sejahtera dari pelayanan tersebut. Terkait peran pemerintah daerah sebagai

penyediaan pelayanan (Rowning) berubah kepada visi sebagai pengarah, penggerak, dan fasilitator dalam penyediaan pelayanan publik. Hal ini ditandai

dengan orientasi dan peran aktif pemerintah untuk mendorong pasrtisipasi

masyarakat dalam penyediaan pelayanan publik4.

Kriteria penting lainnya untuk mengetahui secara nyata kemampuan

daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan

3

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta

(16)

5

supporting dalam bidang keuangan. Dengan kata lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam

meningkatkan kesejahteraan masyrakatnya. Sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Perusahaan Daerah, Dinas

Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya.

Dinas dikategorikan menjadi dua kategori yaitu dinas penghasil dan dinas

non penghasil. Yang dimaksud dengan dinas penghasil yaitu yang dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mendapatkan imbalan. Dinas

penghasil seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan, Dinas Peternakan,

Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian dan dinas–dinas lain yang

termasuk didalam kategori dinas penghasil. Sedangkan dinas non penghasil

diartikan sebagai dinas yang dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat

tanpa memperhitungkan imbalan, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,

Dinas Kependudukan, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan Kota, dan dinas–

dinas lain yang termasuk dalam kategori dinas non penghasil.

Dinas-dinas daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah sekalipun

tugas dan fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat

tanpa memperhitungkan untung-rugi, tetapi dalam batas-batas tertentu dapat

didayagunakan dan bertindak sebagai organisasi ekonomi yang memberikan

pelayanan jasa dan mendapatkan imbalan. Dan dari sinilah daerah dapat

(17)

6

ekonomi utama dalam perekonomian, karena dia dituntut mampu menggali dan

mencari dana bagi pembiayaan pembangunan daerahnya sendiri5.

Sebagai contoh, dengan potensi perikanan dan kelautan yang demikian

besar yang dimiliki oleh Kabupaten Flores Timur, idealnya sektor ini mampu

memberikan kontribusi yang dominan dari pada sektor-sektor lainnya. Oleh

karena itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur seharusnya

melakukan upaya-upaya strategis yang terukur dan terencana yang diupayakan

untuk menggali potensi perikanan yang demikian besar tersebut.

Pengembangan perikanan di Kabupaten Flores Timur diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat (nelayan), penyerapan tenaga kerja dan

mengurangi kemiskinan. Kebijakan yang akan dilakukan tentunya membangun

hubungan kerjasama dengan masyarakat, rintisan, serta meningkatkan

produktivitas dan produksi perikanan, meningkatkan pengelolaan sumber daya

ikan, kelestarian ekosistem perairan, pesisir dan daratan, serta meningkatkan

lapangan kerja. Cara yang dilakukan dalam upaya pengembangan bidang

perikanan di Kabupaten Flores Timur antara lain optimalisasi potensi sumber

daya Kelautan dan Perikanan, pemberdayaan masyarakat, penguatan modal,

peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan, dan modernisasi sarana dan

prasarana.

Sektor perikanan telah diprogramkan untuk ikut menopang perekonomian

di Kabupaten Flores Timur. Selain itu perikanan juga mempunyai peranan yang

cukup penting terutama dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas pendapatan

5

(18)

7

dan taraf hidup petani ikan, menghasilkan protein hewani dalam rangka

memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, penyediaan bahan

baku industry, dan memperluas lapangan pekerjaan.

Potensi perikanan di Kabupaten Flores Timur memiliki prospek yang

cukup cerah. Dengan demikian potensi perikanan dapat digunakan untuk

dibangun menjadi kegiatan ekonomi yang tangguh, strategis dan berkelanjutan.

Namun kenyataan yang ada masih terdapat kendala dalam pemanfaatan potensi

kelautan dan perikanan di Kabupaten Flores Timur tersebut, antara lain

kurangnya penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan,

Batas-batas penangkapan ikan yang tidak jelas untuk nelayan tradisional dan

perusahaan perikanan dan kurangnya pemasaran untuk meningkatkan dan

memaksimalkan potensi laut yang ada.

Berdasarkan Uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan kajian

lebih lanjut tentang upaya dan kendala yang dihadapi guna memperoleh

gambaran nyata terutama menyangkut perkembangan, pemanfaatan potensi

sektor perikanan dan kelautan serta kontribusinya terhadap Pendapatan Asli

Daerah. Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk mengambil judul

“Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Mengoptimalkan Potensi

Perikanan Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Flores Timur”.

(19)

8

Kenyataan yang terjadi dalam pemanfaatan hasil perikanan dan kelautan

belum memberikan kontribusi yang ideal terhadap pendapatan asli daerah karena

masih ditemui kendala–kendala seperti pemanfaatan potensi perikanan dan

kelautan yang belum maksimal seperti pengadaan sarana dan prasarana yang

tidak terawat serta permasalahan lainnya.

Dari uraian diatas,permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

dalam mengoptimalkan potensi perikanan guna meningkatkan

Pendapatan Asli daerah dari sektor Kelautan dan Perikanan di

Kabupaten Flores Timur?

2. a. Faktor Penghambat dalam pengembangan sektor Kelautan dan

Perikanan dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Flores Timur?

b. Faktor pendukung dalam pengembangan sektor Kelautan dan

Perikanan dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Flores Timur?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya–upaya yang dilakukan Dinas Kelautan dan

Perikanan dalam upaya mengoptimalkan potensi perikanan guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Flores Timur.

2. Untuk mengetahui faktor–faktor pendukung dan penghambat dalam

pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Flores

Timur.

(20)

9

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

untuk:

1. Untuk mengembangkan pengetahuan khususnya mengenai

pemanfaatan potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Flores

Timur

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Flores

Timur dalam menentukan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan

potensi perikanan dan kelautan.

3. Sebagai sumbangan pemikiran yang nyata bagi Dinas Kelautan dan

Perikanan kabaupaten Flores Timur dalam meningkatkan kinerja serta

mengembangkan potensi Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah.

E. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

a) Upaya

Yang dimaksud dengan upaya dalam kamus Bahasa Indonesia

adalah usaha untuk mencapai maksud atau tujuan. Jadi yang dimaksud

dengan upaya adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung yang membawa kemajuan lebih baik dari sebelumnya.

b) Dinas Kelautan dan Perikanan

Menurut Viktor M. Situmorang “Dinas adalah unsur pelaksana

pemerintah daerah’’. Jadi yang dimaksud dengan Dinas Kelautan dan

(21)

10

Kelautan dan Perikanan dalam menjalankan tugasnya dibidang

administratif dibina dan dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

c) Potensi Perikanan

Potensi perikanan adalah suatu kemampuan suatu perairan untuk

dimanfaatkan dalam usaha perikanan sehingga menghasilkan suatu jumlah

tertentu yang berupa hasil perikanan yang secara ekonomis

berkepentingan, menguntungkan dan berkelanjutan.

d) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber

dari potensi yang berada di daerah yang bersangkutan. Pendapatan Asli

Daerah merupakan salah satu modal dasar pemerintahan daerah dalam

mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah. Selain itu

Pendapatan Asli Daerah merupakan usaha daerah guna memperkecil

ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional tidak lain dari pada mengubah konsep-konsep

yang berupa konstruksi itu dengan data-data yang menggambarkan perilaku

atau gejala yang dapat diamati dan diuji serta ditentukan ukurannya oleh

peneliti6. Dalam setiap usulan laporan penelitian apapun format yang dipakai perlu penegasan batasan pengertian yang bersifat operasional dari setiap

istilah atau konsep yang terdapat baik dalam judul penelitian, rumusan

(22)

11

masalah penelitian atau tujuan penelitian. Definisi operasional dimaksudkan

disini adalah untuk mengidentifikasi variable–variable penelitian ke dalam

bentuk yang bersifat operasional menyangkut dimensi–dimensi maupun

populasi dari keseluruhan obyek penelitian.

1. Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam mengoptimalkan potensi

laut guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Adapun indikator–indikator dari upaya Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Flores Timur dalam mengoptimalkan potensi

laut guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai

berikut:

a) Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan

b) Dinas Kelautan dan Perikanan memfasilitasi pertemuan antara

Nelayan dengan Pengusaha

c) Memperbaiki fasilitas infrastruktur agar kegiatan hasil olah

tangkap berjalan dengan lancar

d) Meningkatkan frekuensi dan mutu penyuluhan

2. Faktor-faktor pendukung dalam pengembangan sektor Kelautan dan

Perikanan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

a) Sarana dan Prasarana budidaya perikanan

 Armada penangkapan

(23)

12

b) Kondisi geografis

3. Faktor-faktor yang menghambat pengembangan sektor Kelautan dan

Perikanan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

a) Fasilitas perikanan yang kurang memadai

b) Kurangnya sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur

c) Kurangnya pemasaran

d) Pengadaan alat tangkap yang tidak efektif

F. Kerangka Berfikir

Sumber Data : Hasil olahan penulis

Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam mengoptimalkan Potensi Perikanan Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Flores

Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores Timur antara lain: 1. Optimalisasi Potensi Sumber Daya

Kelautan Dan Perikanan, 2. Pemberdayaan Masyarakat, 3. Penguatan Modal,

4. Modernisasi Sarana Dan Prasarana. 5. Peningkatan Mutu Dan Pemasaran

Hasil Perikanan.

pengelolaan potensi laut yang ada.

4. Kurangnya pemasaran Fenomena

1. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi,

2. Meningkatkan ekspor,

3. Penyediaan bahan baku industry 4. Memberikan kontribusi kepada

(24)

13

G. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

sistematis, mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan metode yang

tepat, dimana data yang dikumpulkan harus ada relevansinya dengan masalah

yang dihadapi. Pengertian metodelogi menurut koentjoroningrat adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedomaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Metode menyangkut masalah cara kerja untuk memahami obyek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Tentang metode ini menurut Nawawi metode

penelitian deskriptif adalah prosedur perencanaan masalah yang

diselididki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek7.

2) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti mendapatkan

data-data dan informasi dari yang diteliti. Adapun lokasi peneliti yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah instansi yang mempunyai peran

yang cukup penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Flores Timur. Dalam hal ini adalah kantor Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Flores Timur.

7

(25)

14 a) Sumber Data

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperbolehkan langsung dari

obyek yang diteliti atau dari keterangan pihak-pihak yang

bersangkutan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Flores

Timur terkait upaya apa saja dan faktor penghambat dalam

mengoptimalkan dan meningkatkan pendapat asli daerah melalui hasil

wawancara dengan instansi terkait.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil dari dokumen,

publikasi-publikasi atau literature berupa buku-buku,artinya data yang

didapat ini sudah dalam bentuk jadi.

d.) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk

diperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta

dianalisa sesuai dengan kerangka metode penelitian.

1) Observasi

Adapun dimaksud dengan metode observasi adalah suatu

teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

(26)

15

kebutuhan-kebutuhan khusus dari peneliti, dari pentingnya

permasalahan dan sasaran umum dari penelitian8

Muhammad Idrus juga menjelaskan bahwa observasi atau pengamatan merupakan aktifitas pencatan fenomena yang dilakukan

secara sistematis9. Pengamatan dilakukan secara terlibat (partisipatif)

ataupun non partisipatif. Maksudnya, pengamatan terlihat merupakan

jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang

menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada

kegiatan atau aktifitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini

peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti. Untuk

menyempurnakan aktifitas pengamatan partisipatif ini,peneliti harus

mengikuti kegiatan keseharian yang dilakukan informan dalam waktu

tertentu, memperhatikan apa yang terjadi,mempertanyakan informasi

yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki. Misalnya

terkait kegiatan Dinas Kelautan dan perikanan dalam upaya

mengoptimalkan potensi laut guna meningkatkan pendapatan asli

daerah.

a.) Wawancara

Adapun cara untuk memperoleh data dengan jalan bertanya

jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dan

8

A Black, James dan J. Champion, Dean. 2009. Metodelogi dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung. Refika Aditama. Hal : 288

(27)

16

berhubungan dengan permasalahan. Wawancara dilakukan terutama

karena adanya anggapan bahwa hanya respondenlah yang paling tahu

tentang diri mereka sendiri, sehingga informasi yang tidak dapat

diamatinya atau tidak dapat diperoleh dengan alat lain,akan diperoleh

dengan wawancara. Misalnya informasi tentang tanggapan, keyakinan,

perasaan, cita-cita. Wawancara merupakan salah satu metode

pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak

atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan

sumber data atau responden. Komunikasi tersebut dapat dilakukan

dengan secaralangsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung

menggunakan daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden

(biasanya melalui jasa pos), dan responden menjawab pertanyaan –

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara tertulis kemudian

mengirimkannya kembali daftar pertanyaan yang telah dijawabnya

kepada peneliti. Secara langsung wawancara dilakukan dengan cara

“face to face”, artinya peneliti (pewawancara) berhadapan langsung

dengan responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang

diinginkan dan jawaban responden dicatat oleh pewawancara.10

b.) Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilaksanakan dengan melakukan

pencatatan terhadap berbagai dokumen-dokumen resmi dari kantor

Dinas Kelautan dan Perikanan, laporan-laporan, peraturan-peraturan,

10

(28)

17

maupun arsip-arsip yang tersedia dengan tujuan untuk mendapatkan

bahan-bahan atau hasil yang menunjang secara teoritis terhadap topik

penelitian. Data-data tersebut berasal dari Kantor Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Flores Timur

2) Teknik Analisis Data

Setelah data selesai terkumpulkan dengan lengkap dari lapangan,

tahap berikutnya yang harus dimasuki adalah tahap analisis data.ini

adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data

dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil

menyimpulkan kebenaran yang diajukan dalam penelitian11.

Dalam tahap akhir analisis data ini peneliti menggunakan analisis

data secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menguraikan dan

menafsirkan serta menggambarkan keadaan sesuai dengan obyek studi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai proses

penelaahan, pengurutan, pengelompokan data, dengan tujuan untuk

menyusun hipotesis kerja dan mengangkatnya sebagai teori atau hasil

penelitian.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan,

berulang dan terus menerus. Penelitian ini menggunakan analisis data

kualitatif oleh karena itu langkah yang dilakukan adalah reduksi

data,dengan cara memilih data yang benar-benar sesuai dengan

permasalahan penelitian, kemudian dilakukan penyajian data dan

11

(29)

18

selanjutnya penarikan kesimpulan. Analisis data bergerak dari penulisan

deskripsi data sampai pada produk penelitian. Dalam penelitian kualitatif,

data di analisis pada saat pengumpulan data, dengan kata lain dilakukan

bersamaan dengan penafsiran data.

Teknik analisa data model interaktif menurut Miles dan

Huberman,dalam Muhammad Idrus dimana model interaktif ini terdiri

dari tiga hal utama, yaitu : (1) Reduksi data, (2) penyajian data, dan (3)

penarikan kesimpulan atau verifikasi12. Ketiga kegiatan tersebut

merupakan kegiatan yang jalin-menjalin pada saat, sebelum, dan sesudah

pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar dan untuk membangun

wawasan umum.

12

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini belum diketahui secara jelas sejauh mana pengaruh salinitasnya terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup sebagai indikator biologis adaptasi dalam proses

dihadirkanNya di sekeliling penulis, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulisan skripsi ini, yang penulis beri judul “ Evaluasi Penggunaan Media Kampanye

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar, prestasi belajar aspek kognitif, dan prestasi belajar aspek afektif antara siswa yang

3.1 Pemanfaatan limbah (sedotan, botol/gelas, kertas dan lain-lain) sekitar lingkungan menjadi barang yang bermanfaat. 3.1.1 Mengidentif ikasi jenis limbah yang masih

Mengingat betapa pentingnya proses adaptasi peserta didik baru di lingkungan MAN Kota Palangka Raya, maka pihak madrasah sebagai penyelenggara pendidikan yang memfasilitasi

The Tanzania Coastal Management Partnership is a joint initiative between the National Environmental Management Council, the University of Rhode Island’s Coastal Resources Center

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keamanan aminoilin berdasarkan terjadinya Adverse Drug Reaction (ADR) pada pasien rawat inap di rumah sakit.. Penelitian ini meng

Maka dari itu penulis mempunyai ketertarikan tersendiri untuk mengupas lebih mendalam mengenai “Peran Pendidikan Islam dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”