KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL
TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS
REALIS)
(Studi di Pengadilan Negeri Malang)
PENULISAN HUKUM
Oleh:
ANGKIK CATUR PUTRA
08400238
FAKULTAS HUKUM
PENULISAN HUKUM
KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL
TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS
REALIS)
(Studi di Pengadilan Negeri Malang)
Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum
Oleh:
ANGKIK CATUR PUTRA
08400238
FAKULTAS HUKUM
UNGKAPAN PRIBADI
“
Orang baik tidak memerlukan hukum untuk memerintahkan mereka
agar bertindak penuh tanggung jawab, sementara orang jahat akan selalu
menemukan celah di sekitar hukum
”
~ Plato.
Untuk Orang tuaku tercinta- bapak Suhartono dan ibu Chotimah; untuk
saudara-saudaraku- Abang Arik, SE.,ME, abang agung priyanto dan seluruh sahabat-sahabatku
yang terkasih, semoga karya ini dapat memberikan sedikit celah sebagai jalan menuju
perubahan masyarakat ke arah yang lebih maju menuju masyarakat yang adil
seadil-adilnya, khususnya bagi rakyat dari klas buruh yang hingga hari ini masih terkungkung
dalam penindasan dan penghisapan klas borjuasi dan jauh dari cita-cita kemerdekaan
atas hak-hak dasarnya. .. Amin Ya Rob....
Malang, ………2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul
KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN
DALAM
HAL
TERJADI
PERBARENGAN
TINDAK
PIDANA
(CONCURCUS REALIS) ( Studi di Pengadilan Negeri Malang ). dan tak lupa
pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW. Pembawa rahmat seluruh alam semesta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan
strata satu (S-1) dalam bidang ilmu hukum di Fakultah Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa
bantuan, dukungan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta kelapangan pemikiran
serta rizki yang begitu melimpah dalam pembuatan tugas akhir ini.
2.
Bapak suhartono dan ibu chotimah selaku orang tua yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materiil hingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan lancar.
4.
Bapak Dr.Sulardi, SH., M.Si, selaku dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas dan dukungan pada
penyusunan skripsi ini;
5.
Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memotivasi dan meluangkan waktu serta memberikan masukan-masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak M. Najih, S.H., M.H.um., selaku pembimbing II, penulis secara pribadi
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya karena telah membimbing
penulis, meluangkan waktu, serta memberikan ide-ide segar dan sudut pandang
baru dalam melihat suatu permasalahan sehubungan dengan skripsi yang di
angkat penulis hingga tugas akhir ini selesai.
7.
Seluruh jajaran Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmunya
selama perkuliahan.
8.
Seluruh Staff TU Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah sabar melayani selama masa perkuliahan hingga akhir.
9.
Teman-teman Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang secara
keseluruhan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
bersama-sama berjuang dalam segala hal.
Semoga amal baik dari semua pihak tersebut mendapat balasan dari Allah SWT
atas keikhlasan membantu penulis dalam penyususnan skripsi ini hingga selesai.
membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Salam hormat,
Malang, 2 Mei 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Lembar Cover/ Sampul Dalam... i
Lembar Pengesahan I...ii
Lembar Pengesahan II...iii
Surat Pernyataan... iv
Ungkapan Pribadi...v
Abstraksi...vi
Abstract...vii
Kata Pengantar... viii
Daftar Isi...ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Metode Penelitian ... 5
E.1. Metode Pendekatan... 5
E.2. Lokasi Penelitian ... 5
E.3. Sumber Data ... 6
E.4. Teknik Pengumpulan Data ... 6
E.5. Teknik Analisis Data ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Umum Tentang Hakim Menurut Peraturan
Perundan-Undangan... ... 9
A.1. Pengertian Hakim ... 9
A.2. Peran, Tugas dan Tanggungjawab Hakim ... 10
B. Tinjauan Umum Tentang Keputusan Hakim ... 19
B.1. Pengertian Jenis dan Sifat Putusan Hakim ... 19
B.2.Isi Putusan Pengadilan ... 21
C. Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan ... 24
C.1. Pertimbangan Yuridis ... 24
C.2.Pertimbangan Sosiologis ... 26
D. Istilah Perbuatan Pidana dan Unsur-Unsur Tindak Pidana... 28
D.1. Pengertian Tindak Pidana ... 28
D.2. Unsur-Unsur Tindak Pidana ... 32
E. Perbarengan Tindak Pidana (concursus) ... 33
E.1. Pengertian Perbarengan Tindak Pidana ... 33
E.2. Bentuk-Bentuk Perbarengan Tindak Pidana... 35
E.3. Sistem Penjatuhan Pidana (stelsel dalam concursus) ... 43
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Gambaran Umum Pengadilan Negeri Kota Malang ... 47
B. Konsistensi Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku
Perbarengan Tindak Pidana ... 52
C. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana Bagi Pelaku
Perbarengan Tindak Pidana ... 92
BAB IV PENUTUP ... 104
A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 106
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Antonius Sujata. 2007.
Hati Nurani Hakim dan Putusannya. Jakarta. PT. Citra
Aditya Bakti
Andi Hamzah. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta. CV. Sapta Arta Jaya.
Ahmad Ali. 1999. Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group
Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Bambang Waluyo. 2002. Penelitian Hukum Dalam Praktik. Jakarta. Sinar Grafika
Erdianto Efendi. 2011. Hukum Pidana Indonesia. Bandung. PT. Refika Aditama
Lilik Mulyadi. 2007.
Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritis, Praktik dan
Permasalahannya. Bandung. PT. Alumni
Leden Marpaung. 2005. Teori Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika.
Mueljatno. 2008. Hukum Pidana. Jakarta. PT. Rineka Cipta
M. Syamsuddin. 2012.
Konstruksi Baru budaya Hukum Hakim Berbasis Hukum
Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Nanda Agung Dewantara. 1997.
Masalah Kebebasan Hakim Dalam Menangani
Sutau Perkara Pidana. Jakarata. Akasara Persada Indonesia
Oemar Seno Adji. 1984. Hukum Hakim Pidana. Jakarta. Airlangga.
P.A.F Lamintang. 2011. Dasar-dasar Hukum Pidana. Bandung. Citra Aditya Bakti
Rusli Muhammad. 2007. Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung. PT. Citra
Aditya Bakti
R. Soesilo. 1988. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Bogor. Politeia
Sudarto. 1981. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung. Alumni
Sanapiyah Faisal. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta. Raja Grafindo Persada
W. Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarata. Grafindo
Internet:
http://pn-malang.go.id/profil/sekilas-pn-malang/. Diakses pada tgl 10 April 2015.
Perundang-undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
Sumber lain:
Wawancara dengan Bapak Eko Wiyono selaku Hakim Ketua Pengadilan Negeri
Malang Pada tanggal 10 Februari 2015-05-02
Wawancara dengan Bapak Rightmen Ms. Situmorang selaku Hakim Ketua
Pengadilan Negeri Malang Pada tanggal 10 Februari 2015-05-02
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perbarengan tindak pidana atau biasa disebut dengan istilah concurcus
merupakan salah satu cabang penting dari ilmu pengetahuan hukum pidana.Pada
dasarnya yang dimaksud dengan perbarengan ialah terjadinya dua atau lebih
tindak pidana oleh satu orang dimana tindak pidana yang dilakukan pertama kali
belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana
berikutnya belum dibatasi oleh suatu putusan hakim.
1Perbarengan tindak pidana
juga memiliki 3 (tiga) bentuk yakni perbarengan peraturan (concurcus idealis),
perbuatan berlanjut dan perbarengan perbuatan (concurcus realis).
Dalam hal perbarengan tindak pidana banyak masyarakat yang awam
tentang ilmu hukum berfikir bahwa jika seseorang melakukan beberapa
perbuatan tindak pidana, maka masing-masing tindak pidana itu akan dijatuhi
sanksi sendiri-sendiri atau bisa dikatakan hukuman yang berat. Dan hal itu dirasa
adil dan setimpal dengan perbuatan seorang pelaku perbarengan tindak pidana.
Namun dikatakan di dalam KUHP Pasal 63 ayat (1) bahwa “jika
sesuatu perbuatan termasuk dalam beberapa ketentuan pidana, maka hanyalah
dikenakan satu saja dari ketentuan itu, maka yang dikenakan ialah ketentuan
1
2
yang terberat hukuman pokoknya”.
2Jadi jika seseorang melakukan lebih dari
satu perbuatan pidana maka hanya satu perbuatan saja yang bisa dijatuhi
hukuman yakni perbuatan yang ancaman hukumnya paling berat diantara
perbuatan yang lainnya atau dikenal dengan istilah absorbsi stelsel.
Absorbsi stelsel
bisa diterjemahkan dengan kata lain yakni sistem
hisapan yang berarti ancaman hukuman tindak pidana yang ringan terhisap oleh
ancaman hukuman yang terberat, sistem ini digunakan dalam bentuk perbarengan
tindak pidana
concurcus idealis atau perbarengan peraturan dan perbuatan
perlanjut. Berbeda lagi dengan bentuk perbarengan tindak pidana concurcus
realis atau perbarengan perbuatan yang menggunakan sistem hisapan yang
diperberat atau verscherpte absorbsi stelsel.
3Sistem
pemidanaan
perbarengan
perbuatan
atau
concurcus
realistertuang didalam pasal 65 KUHP dan pasal 66 KUHP yang menjelaskan
bahwa di dalam gabungan dari beberapa perbuatan yang masing-masing di
pandang sebagai perbuatan sendiri-sendiri dan terancam dengan hukuman utama
yang sejenis, maka satu hukuman saja yang dijatuhkan tetapi tidak boleh
melebihi hukuman maksimum yang terberat ditambah sepertiganya.Apabila
terancam dengan hukuman utama yang tidak sejenis maka tiap-tiap hukuman itu
2
R.Soesilo.1988.Kitab undang-undang hukum pidana.Politeia.bogor. hal.81
3
3
dijatuhkan namun tidak boleh melebihi hukuman yang terberat sekali ditambah
sepertiganya.
4Dalam prakteknya jika seseorang melakukan perbarengan tindak
pidana, banyak putusan hakim yang justru memperingan hukuman atau sanksi
pelaku, bahkan jauh dari ancaman pidana yang terberat sekalipun. Hakim lebih
menekankan pada pertimbangan non yuridis yang banyak meringankan pelaku
perbarengan tindak pidana daripada pertimbangan yuridis.
Hal tersebut dapat menimbulkan opini buruk terhadap peradilan oleh
masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap peradilan karena dirasa
hukuman tidak sebanding dengan beberapa perbuatan yang dilakukan. Hal ini
dapat melukai rasa keadilan di dalam masyarakat khususnya para korban atau
keluarga korban kejahatan.Hal inilah yang kemudian membuat penulis tertarik
untuk mengkaji tema ini lebih dalam untuk mengetahui konsisten hakim
menjatuhkan putusan dilihat dari penerapan stelsel pidananya.
B.
Rumusan Masalah
1.
bagaimana konsistensi hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap
pelaku perbarengan tindak pidana ?
2.
Apakah yang dijadikan pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan
sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana ?
4
4
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui konsistensi hakim menjatuhkan putusan dalam hal
terjadi perbarengan tindak pidana .
2.
Untuk mengetahui apa yang jadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan
sanksi pidana bagi pelaku perbarengan tindak pidana.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran pada
pengembangan studi ilmu hukum di Indonesia, khususnya memberikan
sumbangan pemikiran dalam hukum pidana dj Indonesia. Serta penelitian
ini diharapkan pengetahuan tentang pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan sanksi Pidana dalam hal terjadi perbarengan tindak pidana (
concurcus realis ).
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Penulis
5
b.
Bagi masyarakat
Bagi masyarakat secara umumnya diharapkan penelitian ini mampu
memberikan informasi dan sarana untuk memberikan ilmu
pengetahuan mengenai perbarengan tindak pidana ( concurcus realis ).
c.
Bagi penegak hukum
Bagi penegak hukum dalam hal ini khususnya hakim, diharapkan
penelitian ini dapat menjadi masukan positif dalam hal pertimbangan
menjatuhkan sanksi Pidana kepada pelaku perbarengan tindak pidana (
concurcus realis ).
E.
Metode Penelitian
1.
Metode pendekatan
Bahwa jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatanyuridis
sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan ditempat atau terjadinya
permasalahan-permasalahan.Dalam penelitian ini penulis meneliti,
mengkaji,
melakukan
wawancara
dan
observasi
langsung
ke
lapangan.
5Penelitian yang dilakukan tetap mengedepankan pembahasaan
secara yuridis dimana sebelum melakukan pembahasan penulis akan
berpedoman pada peraturan yang dijadikan dasar untuk menganalisa gejala
hukum yang timbul kemudian hasil pembahasan yuridis tersebut akan
diarahkan pada aspek sosiologis.
5
6
2.
Lokasi Penelitian
Sehubungan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka penulis
memilih Pengadilan Negeri Malang yang beralamat di Jalan Jenderal
Ahmad Yani utara no. 198 sebagai lokasi penelitian.Penulis memilih
lokasi tersebut dikarenakan tersedianya data-data yang sangat diperlukan
penulis dengan permasalahan sehingga diharapkan mampu menjawab
segala permasalahan yang telah diuraikan.
3.
Sumber data
a.
Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh saat peneliti
melakukan penelitian, yaitu dengan cara bertanya langsung atau
wawancara kepada pihak yang terkait yakni hakim Pengadilan Negeri
Malang
b.
Data Sekunder
7
4.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data secara langsung di lapangan melalui :
a.
Interview atau wawancara
Interview atau wawancara yaitu bentuk komunikasi langsung
antara peneliti dan narasumber atau responden.
6Dilakukan untuk
memperoleh data dengan langsung mengadakan tanya jawab antara
penulis dengan responden yang meliputi panitera dan hakim
pengadilan negeri malang.
b.
Studi Kepustakaan yaitu melakukan pencatatan terhadap data-data,
buku-buku, karya ilmiah, dan pendapat para ahli.
5.
Teknik Analisa Data
Setelah melakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi
lapangan maupun studi kepustakaan telah dipandang cukup, maka penulis
menggunakan metode analisa dengan cara deskriptif analisis, yakni
menganalisis mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan
jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti.
76
W. Gulo.2002.Metode Penelitian. Grasindo.Jakarta.hal. 119
7
8
F.
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, konsep oprasional dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian tindak pidana dan unsur-unsurnya,
penipuan, timbangan, pedagang,serta hal-hal lain yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari dari penulisan laporan penelitian ini, yang
menyajikan
gambaran
umum
tentang
lokasi
penelitian
dan
hasil
pengamatan.Data-data yang diperoleh dari studi lapangan, dimana terhadap
data-data tersebut dijelaskan dengan analisis-analisis yang logis tentang tindak pidana
penipuan melalui timbangan yang dilakukan oleh pedagang tembakau.