Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG
PROPINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
ENDANG SUSANTI PURBA
062407040
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
PERSETUJUAN
Judul : PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI
KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ENDANG SUSANTI PURBA
Nomor Induk Mahasiswa : 062407040
Program Studi : DIPLOMA ( D3 ) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,
Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc Dra. Rahmawati Pane, M.Si
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
PERNYATAAN
PROYEKSI TINGKAT PRODUKSI KETERSEDIAAN JAGUNG PROPINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karunia Nya lah penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah ditetapkan.
Dalam kesempatan ini, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan,
petunjuk, serta nasehat-nasehat yang tidak ternilai harganya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini, terutama kepada: Bapak Dr. Edi
Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA USU, Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc
selaku Ketua Pelaksana Program Studi Statistika D-III FMIPA USU, Ibu Dra.
Rahmawati Pane, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang
telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk
menyempurnakan tugas akhir ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak Badan Ketahanan Pangan yang telah memberikan ijin, arahan dan waktunya
kepada penulis dalam pengumpulan data mengenai Produksi Ketersediaan Jagung,
semua teman – teman di Program Studi D3 Statistika, khususnya Statistika A yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih
kepada Ayahanda (Edward Purba), Ibunda (Suparni), serta semuanya yang selama ini
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Lokasi Penelitian 3 1.5 Metodologi Penelitian 3 1.6 Tinjauan Pustaka 5 1.7 Sistematika Penulisan 5 Bab 2 Landasan Teori 7 2.1 Pengertian Peramalan 7 2.2 Langkah – langkah Peramalan 8
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.2 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan
Double Exponential Smoothing dengan = 0,2 30
4.1.3 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,3 34
4.1.4 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,4 37
4.1.5 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,5 40
4.1.6 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,6 44
4.1.7 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,7 47
4.1.8 Proyeksi Produksi Ketersediaan Jagung Menggunakan Double Exponential Smoothing dengan = 0,8 50
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Produksi Jagung Propinsi Sumatera Utara 25
Tabel 4.2.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,1) 27
Tabel 4.2.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,1) 29
Tabel 4.3.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,2) 31
Tabel 4.3.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,2) 33
Tabel 4.4.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,3) 35
Tabel 4.4.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,3) 36
Tabel 4.5.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,4) 38
Tabel 4.5.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,4) 39 Tabel 4.6.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,5) 42
Tabel 4.6.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,5) 43 Tabel 4.7.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,6) 45
Tabel 4.7.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,6) 46 Tabel 4.8.1 Forecast Dengan double Exponential Smoothing ( =0,7) 48 Tabel 4.8.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,7) 49 Tabel 4.9.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,8) 51
Tabel 4.9.2 Forecast dan mean Squared Error ( =0,8) 52 Tabel 4.10.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( =0,9) 54
Tabel 4.10.2 Forecast dan Mean Squared Error ( =0,9) 55 Tabel 4.10.3 Perbandingan Hasil Taraf Signifikan dari Metode Peramalan 56
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Produksi Jagung Propinsi Sumatera Utara Tahun 1997-2007 25 Gambar 4.2 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,1) 30 Gambar 4.3 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,2) 34 Gambar 4.4 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,3) 37 Gambar 4.5 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,4) 40 Gambar 4.6 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,5) 43 Gambar 4.7 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,6) 46 Gambar 4.8 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,7) 49 Gambar 4.9 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,8) 52 Gambar 4.10 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan ( =0,9) 55
Gambar 5.1 Tampilan Microsoft Excel 58
Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Excel 59
Gambar 5.3 Tampilan Memasukkan Data Dalam Excel 59
Gambar 5.4 Tampilan Cara Memilih Grafik 60
Gambar 5.5 Tampilan Menentukan Data Range 60
Gambar 5.6 Tampilan Membuat Judul Grafik 61
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peranan sektor pertanian yang strategis harus didukung dan ditingkatkan dalam
pelestarian swasembada pangan dalam arti yang luas, tidak hanya terbatas pada
swasembada beras tetapi mencakup pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara
keseluruhan termasuk palawija, hortikultura serta tanaman bahan makanan lainnya.
Dalam perkembangan ekonomi tanaman pangan Indonesia, jagung merupakan
salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk
dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein
setelah padi / beras. Akan tetapi, dengan berkembang pesatnya industri peternakan,
jagung merupakan komponen utama (60%) dalam ransum pakan. Diperkirakan lebih
dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk
konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya
dan bibit. Dengan demikian, peran jagung sebetulnya sudah berubah lebih sebagai
bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Beberapa tahun terakhir
kebutuhan jagung terus meningkat, hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya laju
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Menurut Statistik Peternakan (2001), meningkatnya permintaan jagung untuk
pakan dikarenakan dipacu oleh perkembangan produksi ayam ras yang akhir-akhir ini
tingkat perkembangnya mencapai 10 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu,
pencapaian produksi jagung yang tinggi perlu diikuti dengan adanya pemasaran yang
pasti dan mampu menciptakan keuntungan bagi petani. Sehingga mampu
menggantikan jagung impor guna memenuhi kebutuhan perusahaan pakan ternak. Ini
membantu menciptakan penghematan devisa Negara. Disamping itu dengan
meningkatnya hasil produksi jagung dalam negeri pada tingkat yang mencukupi,
pasokan jagung untuk produksi pakan ternak akan lancar. Manfaat selanjutnya adalah
terselenggaranya kelancaran dalam usaha peternakan ayam untuk produksi daging,
yang sangat penting guna meningkatkan kualitas gizi makanan masyarakat Indonesia.
Evaluasi keberhasilan dalam peningkatan produksi jagung setiap tahunnya
akan sangat bermanfaat untuk mengetahui pencapaian hasil dan menentukan
kebijakan yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan hasil. Dengan demikian,
dirasakan perlu diperkirakan atau diramalkan situasi dan kondisi yang bagaimana
yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan diperlukan karena adanya
perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan
waktu pelaksanaan kebijakan tersebut, sehingga informasi ini dapat menjadi acuan
bagi institusi yang bersangkutan dalam usaha perumusan kebijakan dan memecahkan
masalah ketersediaan produksi.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik dan terdorong untuk mengadakan
penelitian tentang ketersediaan jagung dengan judul “PROYEKSI TINGKAT
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul tersebut maka yang menjadi identifikasi masalah adalah
bagaimana produksi ketersediaan jagung pada tahun 2010 yang akan datang
berdasarkan data yang diamati pada tahun 1997 – 2007 dan bagaimana pemerintah
mengatasi masalah kelangkaan jagung yang semakin meningkat.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi ketersediaan
jagung ditahun yang akan datang ( tahun 2010 ) berdasarkan data yang diperoleh pada
tahun 1997 – 2007.
1.4. Lokasi Penelitian
Penelitian atau Pengumpulan data mengenai Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung
diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jl. Jenderal Besar Dr. Abd. Haris
Nasution No. 24 Medan.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut :
1) Pegumpulan Data
Adapun data yang digunakan untuk penulisan ini merupakan data
sekunder dari Badan Ketahanan Pangan ( BKP ) Propinsi Sumatera Utara,
mengenai produksi ketersediaan jagung dari tahun 1997 sampai tahun
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
2) Analisis Data
Perhitungan dilakukan untuk meramalkan seberapa besar tingkat produksi
ketersediaan jagung pada tahun 2010 Propinsi Sumatera Utara berdasarkan
data pada tahun 1997 - 2007 yaitu dengan menggunakan Metode Double
Exponential Smoothing ( Pemulusan Eksponensial Ganda ) sebagai
berikut:
a. Menentukan Smoothing Pertama (S′t)
S′t : α Xt + (1-α) S′t−1
S′t : Smoothing pertama periode t
Xt : Nilai real periode t
S′t−1: Smoothing pertama periode t -1
b. Menentukan Smoothing Kedua (S″t)
S″t : α S′t + (1-α) S″t−1
S″t−1 : Smoothing kedua periode t-1
c. Menentukan Besarnya Konstanta (at)
at : 2S′t – S″t
d. Menetukan Besarnya Slope (bt)
bt :
α α
−
1 (S′t - S″t)
e. Menetukan Besarnya Forecast (Ft + m)
Ft+m : at + bt (m)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam memproses data penelitian ini penulis menggunakan Metode Double
Eksponential Smoothing ( Pemulusan Eksponensial Ganda ).
Metode smoothing (metode pemulusan / pelicin) merupakan teknik meramal
dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir
nilai pada periode yang akan datang. Dalam metode ini data histories digunakan untuk
memperoleh angka yang dilicinkan atau diratakan. Dalam metode ini peramalan
dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan
data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih
besar.
I.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau
gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan
tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada Bab ini berisi tentang pengertian peramalan,
produksi, kebutuhan dan metode double exponential
smoothing.
BAB 3 : SEJARAH BADAN KETAHANAN PANGAN (BKP)
Pada Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya BKP
beserta struktur organisasinya.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan perhitungan
Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini membahas tentang software yang digunakan
dalam analisa data serta cara penggunaan dari software
yang dipakai.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan
Dalam hal penyusunan suatu rencana dalam rangka pencapaian tujuan sering terjadi
adanya perbedaan waktu antara kegiatan penyusunan rencana yang berupa penentuan
kegiatan apa saja yang perlu atau harus dilakukan, oleh karena eratnya hubungan
perencanaan dan peramalan maka dapat dilihat bahwa dalam penyusunan rencana
sebenarnya telah terlibat masalah peramalan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana.
Berdasarkan sifatnya teknik peramalan dapat dibagi dalam dua kategori yaitu:
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada
masa lalu. Hasil pramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan
berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan
pengetahuan serta pengalaman dari penyusunannya.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut.
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi
sebagai berikut :
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu
2. Informasi tersebut dapat dukuantitatif dalam bentuk data
3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa
yang akan datang
Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik
statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola,
perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random. Termasuk
dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Box - Jenkis.
Teknik determinasi mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variabel
yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya.
Termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda,
autoregresi, dan model input output.
2.2 Langkah – langkah Peramalan
Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses
pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah –
langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga langkah
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
1. Menganalisa data yang lalu. Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi
pada masa yang lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi
dari data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari
data tersebut.
2. Menentukan metode yang dipergunakan. Masing – masing metode akan
memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik
adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda
dengan kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan
yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil
peramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksi data yang lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan.
2.3 Manfaat Peramalan
Kualitas dan mutu hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan
penyusunannya.
Suatu proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara
hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin.
Peranan proyeksi sangat membantu di bidang-bidang lain yang membutuhkan,
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
1. Dasar utama untuk membuat suatu perencanaan, agar prencanaan itu sesuai
dengan tingkat kemampuan yang telah ada.
2. Sebagai dasar pembanding dari hasil kerja yang nyata, dengan hasil
proyeksi yang telah ditentukan. Kalau suatu hasil proyeksi tidak tercapai,
maka faktor apa yang menjadi penyebabnya akan dicari dan dilakukan
perbaikan atau koreksi.
Proyeksi tingkat produksi jagung melihat kedepan akan hasil dari produksi
jagung tersebut dengan melihat perkembangan pertumbuhan tanaman jagung
tersebut dari tahun-tahun sebelumnya.
2.4 Menghitung kesalahan peramalan
Hasil proyeksi yang akurat adalah forecast yang bisa meminimalkan kesalahan
meramal (forecast error). Besarnya forecast error (kesalahan meramal) dihitung
dengan mengurangi data yang sebenarnya dengan besarnya ramalan.
Error = Data yang sebenarnya – ramalan
et = Xt – Ft
Dimana :
Xt : Data sebenarnya periode ke t
Ft : Ramalan periode ke t
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
a. Mean Absolute Error : Mean Absolute error adalah rata-rata absolute dari
kesalahan meramal, tanpa menghiraukan tanda positif atau tanda negatif.
MAE =
∑
b. Mean Squared Error : Mean Squared error adalah rata-rata kesalahan
meramal dikuadratkan.
2.5 Metode double exponential smoothing (pemulusan eksponensial ganda)
Peramalan dengan menggunakan metode double exponential smoothing atau disebut
juga metode exponential smoothing yang linier dapat dilakukan dengan perhitungan
yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai α. Dasar pemikiran dari
metode double exponential smoothing ini adalah, baik nilai pelicin (smoothing value)
tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada data
itu ada trend, maka nilai-nilai pelicin tunggal (single smoothing value) ditambahkan
nilai-nilai pelicin ganda (double smoothing value).
Metode smoothing (metode pemulusan/pelicin) merupakan teknik meramal
dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir
nilai pada periode yang akan datang. Dalam metode ini data historis digunakan untuk
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan
data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih
besar.
Pada peramalan tingkat produksi jagung tahun 2010 yang menggunakan double
exponential smoothing (pemulusan eksponensial ganda) memiliki tahap-tahap dalam
menentukan ramalan. Persaman-persaman yang dipergunakan dalam penarapan
metode double exponential smoothing adalah seperti yang akan diuraikan dibawah ini,
persamaan atau formula ini dikenal dengan nama Metode atau teknik “Brown’s one
parameter linier exponential smoothing”. Pada dasarnya formula atau
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Smoothing Pertama (S′t)
S′t : αXt + (1-α) S′t−1
S′t : Smoothing pertama periode t
Xt : Nilai real periode t
S′t−1 : Smoothing pertama periode t-1
b. Menentukan Smoothing kedua (S″t)
S″t : αS′t + (1-α) S″t−1
S″t−1 : Smoothing kedua periode t-1
c. Menentukan Besarnya Konstanta (at)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
d. Menentukan Besarnya Slope (bt)
bt :
α α
−
1 (S′t - S″t)
e. Menentukan Besarnya Forecast (Ft+m)
Ft+m : at + bt (m),
dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalkan.
Dengan menggunakan rumus - rumus yang sudah ada, penulis melakukan suatu
proyeksi/peramalan tingkat produksi jagung tahun 2010. Dengan melihat selisih
produksi jagung dari setiap tahunnya tidak begitu konstan (naik turun). Sehingga
peramalan jagung dilakukan dengan metode pemulusan eksponential ganda untuk
melicinkan/ memuluskan ramalan produksi jagung dari tahun ke tahun.
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 3
SEJARAH BADAN KETAHANAN PANGAN
3.1 Sejarah Perkembangan Badan Ketahanan Pangan
Pada orde baru program intensifikasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan produksi beras menuju swasembada pangan. Untuk mewujudkan
swasembada pangan dibentuk suatu wadah koordinasi yang bersifat fungsional dari
berbagai dinas instansi terkait baik ditingkat pusat, propinsi, kabupaten kota dan
sampai ketingkat desa yang disebut Badan Pengendali BIMAS (Bimbingan Massal)
ditingkat pusat, satuan pembina BIMAS ditingkat propinsi dan satuan pelaksanaan
BIMAS ditingkat Kabupaten, dan satuan penggerak BIMAS ditingkat Kecamatan dan
desa. Wadah koordinasi ini ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden ditingkat
pusat, keputusan Gubernur ditingkat Propinsi, keputusan Bupati/Walikota ditingkat
Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Untuk mendukung wadah koordinasi yang bersifat
fungsional tersebut, maka ditetapkan adanya Sekretariat Pembina BIMAS ditingkat
Propinsi dan Sekretariat pelaksanaan BIMAS ditingkat Kabupaten/Kota yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris.
Seiring perkembangan otonomi daerah maka seluruh lembaga struktural yang
bersifat vertikal, bergabung dan menyatu ke dalam lembaga struktural dinas daerah.
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
sekarang ini tidak ada lagi kecuali Lembaga Struktural yang menangani keuangan,
kehakiman, agama dan pertahanan.
Mengingat wadah koordinasi yang bersifat fungsional yaitu satuan pembinaan
BIMAS ditingkat Provinsi, satuan pelaksanaan BIMAS ditingkat Kabupaten,
dipandang tugas-tugasnya masih diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas
dan produksi bahan pangan pokok dan strategis secara luas, maka pemerintah pusat
dan pemerintah daerah (PEMDA) Sumatera Utara membentuk suatu badan yang
disebut dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) oleh karena itu Badan Ketahanan
Pangan ini berperan sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan yang sekaligus
merupakan transparansi dari satuan pembina BIMAS.
Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas dan fungsi yang bersifat
koordinatif yang merupakan kesinambungan dari tugas dan fungsi koordinasi yang
ditanggung oleh satuan pembina BIMAS dan satuan pelaksana BIMAS pada
pemerintah orde baru. Seluruh institusi Badan Ketahanan Pangan menempati kantor
lama Kanwil Departemen Pertanian Propinsi Sumatera Utara dan kantor lama BIMAS
dan pegawainya berasal dari pegawai sekretariat satuan pembinaan BIMAS dan
pegawai Kanwil Departemen Pertanian Sumatera Utara.
3.1.1 Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara
Visi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara yaitu: “Terwujudnya
ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
3.1.2 Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara
Misi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara:
1. Meningkatkan kebudayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan
ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.
3.1.3 Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara
Tugas Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara:
1. Sebagai salah satu lembaga teknis daerah Perda No. 4 Tahun 2001, membantu
kepala daerah dala pemliharaan ketahanan pangan
2. Sebagai Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan SK GUBSU
No.188/44/250/K/Thn 2002, membantu Gubernur dalam fasilitas pelaksanaan
koordinasi perumusan kebijakan dan program dibidang ketahan pangan yang
meliputi aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi keamanan pangan, dan
melaksanakan pengendalian, monitoring, dan evaluasi ketahanan pangan
daerah.
3.1.4 Fungsi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
1. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program
peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan impor
b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman
dan terjangkau
c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi
dan beras, bermutu/ bergizi dan aman.
2. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan
melalui rapat Dewan Ketahanan Pangan, rapat kelompok kerja guna
mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan uasaha tani
b. Monitoring ekspor / impor bahan pangan strategis
c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal
d. Monitoring pengadaan / penyimpanan / penyaluran cadangan makanan
e. Monitoring kewapadaan pangan ( Bencana alam dan gangguan OPT)
f. Monitoring daerah rawan pangan
g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan
h. Monitoring mutu dan keamanan pangan
i. Survei yang terkoordinasi ke lapangan
3. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan,
terutama sembilan bahan pangan pokok
4. Mengkoordinasi pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
3.1.5 Lokasi Badan Ketahanan Pangan
Bangunan Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara seluas ± 1.276m
di atas tanah seluas 14.271m yang terletak di Jl. Jenderal Besar Dr. Abdul Haris
Nasution No. 24 Medan.
3.2 Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan
Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan yaitu:
Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Badan
(Eselon II/a) dan dibantu oleh empat orang Pejabat Struktural Eselon III/a dan 14
orang pejabat Eselon IV/a serta kelompok Jabatan Fungsional (KJF) yakni:
1. Sekretariat
a. Sub Bagian Keuangan
b. Sub Bagian Umum
c. Sub Bagian Hukum Dan Organisasi
2. Bidang Pengkajian Pangan
a. Sub Bidang Pengadaan dan Cadangan Makanan
b. Sub bidang mutu pangan dan gizi
c. Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Pangan
d. Sub Bidang Analisis Harga Pangan
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
a. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Pangan
b. Sub Bidang Sistem Informasi Manajemen Pangan
c. Sub Bidang Rawan Pangan
4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Sumber Daya
a. Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan
b. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Sumber Daya
c. Sub Bidang Penganekaragaman Pangan Lokal
5. Kelompok Jabatan Fungsional
3.3 Kegiatan dan Jaringan Kerja Badan Ketahanan Pangan
3.3.1 Kegiatan Badan Ketahanan Pangan
Program kerja Badan Ketahanan Pangan terdiri dari berbagai kegiatan yang
dilaksanakan setiap tahun yaitu antara lain:
1. Memfasilitasi Koordinasi Perencanaan Kebijakan dan Program peningkatan
ketahanan pangan Propinsi Sumatera Utara
2. Melaksanakan pemantauan dan monitoring terhadap ketersediaan bahan
pangan pokok dan strategis setiap bulan yang terdiri dari produksi, ekspor,
impor, keluar masuk Propinsi, kebutuhan konsumsi dan lain-lain, serta stok
atau cadangan pangan
3. Melaksanakan pemantauan atau monitoring terhadap harga harian bahan
pokok, dan strategi untuk koordinasi dengan Dinas Instansi terkait apabila
terjadi fluktuasi harga
4. Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan masyarakat tentang diversifikasi
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
bergizi dan berimbang (3B) untuk mengurangi konsumsi beras dan
meningkatkan konsumsi daging, telur dan sayur-sayuran
5. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu dan keamanan bahan pangan segar,
seperti buah dan sayur melalui otoritas kompetensi
6. Melaksanakan pendeteksian dini dan karawanan pangan melalui Sistem
Kewapadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
7. Menyusun peta rawan pangan setiap Kabupaten/ Kota (Food Insecurity Atlas),
guna dijadikan acuan dalam mengatasi kerawanpanganan
8. Melaksanakan berbagai kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat melalui
kelompok-kelompok masyarakat dengan menmberikan bantuan dana
penguatan modal usaha kelompok/ bantuan langsung masyarakat yaitu:
a. Bantuan dana penguatan modal bagi lembaga usaha ekonomi
pedesaan (DPM-LUEP) untuk stabilisasi harga gabah/ padi
ditingkat petani
b. Bantuan penguatan modal usaha kelompok (PMUK) bagi
kelompok lembaga pangan untuk memantapkan cadangan pangan
kelompok
c. Bantuan PMUK bagi kelompok tunda jual untuk stabilisasi harga
pangan ditingkat kelompok
d. Bantuan PMUK untuk pengembangan lokal atau tradisional bagi
kelompok-kelompok pangan lokal
e. Bantuan PMUK untuk pengembangan dan pemantapan pekarangan
bagi kelompok masyarakat untuk meningkatkan mutu dan gizi
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
f. Bantuan PMUK bagi kelompok dalam pemberdayaan daerah rawan
pangan
9. Melaksanakan pameran pangan dan pemberian penghargaan bagi aparat dan
kelompok masyarakat yang berjasa dalam bidang pangan.
3.3.2 Jaringan Kerja Badan Ketahanan Pangan
Jaringan Kerja Badan Ketahanan Pangan melalui Sekretariat Dewan Ketahanan
Pangan Propinsi Sumatera Utara meliputi:
1. Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan Dinas Perikanan
dan Kelautan beserta UPT nya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
kebijakan teknis dan pelaksanaannya yaitu:
a. Menetapkan sasaran, proyeksi areal, populasi/ produktivitas, produksi
komuditas rencana kebutuhan
b. Memberikan dan menetapkan rekomendasi teknologi penyebarannya
c. Mengatur penyiapan dan pengawasan benih/ bibit
d. Memonitor dan mengawasi penerapan paket teknologi yang direkomendasi
e. Mengendalikan OPT, hama dan penyakit ternak serta ikan
f. Mengisi materi program penyuluhan pertanian serta penyelenggaraannya
g. Menyiapkan petunjuk teknik - teknik kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi dan rehabilitas masing-masing sub sektor dan sektor
h. Menyampaikan informasi secara teratur dan berkesinambungan sekali
sebulan pada awal bulan kepada Sekretariat Dewan tentang perkembangan
pelaksanaan kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
2. Asisten Teritorial Kodam I BB, mempunyai tugas dan tanggung jawab bagi
perlindungan dan keamanan bahan pangan yang meliputi aspek ketersediaan
produksi, distribusi, konsumsi dan mutu sesuai kewenangan.
3. Kepala Biro Bina Mitra Poldasu, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
memberikan perlindungan keamanan bahan pangan yang meliputi aspek
ketersediaan produksi, distribusi, konsumsi, dan mutu sesuai kewenangannya
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam memberikan masukan bagi program peningkatan ketahanan
pangan sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah pemerintah
Propinsi Sumatera Utara
5. Badan Investasi dan Promsi mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
memberikan informasi kepada para calon investor PMA/PMDN yang meliputi
aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi dan kewaspadaan bahan pangan
nabati dan hewani.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam kerja sama pengembangan bahan pangan yang meliputi aspek
ketersediaan, distribusi, konsumsi dan kewaspadaan, mutu dan keamanan.
7. Badan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam koordinasi pemberdayaan masyarakat di dalam peningkatan ketahanan
pangan
8. Badan Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas dan ketahana pangan dan
hasil yang dicapai kepada masyarakat luas.
9. Badan Koordinasi Keluarga Berencana, mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam memberikan masukan informasi jumlah tahapan kelurga serta
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
mengatasi rawan pangan serta memberikan masukan bagi Program
Peningkatan Ketahanan Pangan.
10.Dinas Sosial mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menyampaikan data
daerah rawan pangan, bencana alam guna mendapatkan penanganan mengatasi
masalah ketahanan pangan serta memberikan masukan bagi Program
Peningkatan Ketahanan Pangan.
11.Dinas Kesehatan beserta UPT nya mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam menyediakan data tingkat konsumsi bahan pangan dan status gizi
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Data Yang Dianalisis
Pada dasarnya data adalah alat bagi pengambil keputusan, bentuk-bentuk dasar
pembuatan keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik
jika diperoleh pengambil keputusan tersebut atas dasar data yang baik. Untuk
memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau masalah
merupakan salah satu kegunaan data.
Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan tersebut. Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data
Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara.
Berikut ini adalah data yang berhasil dikumpulkan penulis dan akan diolah pada
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.1 Produksi Jagung Propinsi Sumatera Utara
Tahun Produksi (ton)
Sumber : Kantor Badan Ketahanan Pangan
Produksi Jagung propinsi Sumatera Utara 1997-2007
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun
Gambar 4.1 Produksi Jagung Propinsi Sumatera Utara Tahun 1997-2007
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilakukan proyeksi tingkat produksi ketersediaan
jagung tahun 2010. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.1 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan α = 0,1
Adapun proyeksi tingkat produksi tanaman jagung tersebut adalah sebagai berikut :
Tahun ke-1 ( 1997 )
a. St′ ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 1997 ), yaitu sebesar
675982 ton
b. St′′ ditentukan sebesar produksi tahun pertama ( 1997 ), yaitu sebesar
675982 ton
c. a : belum bisa ditentukan t
d. b : belum bisa ditentukan t
e. Ft+m : Forecast tahun kedua ( F2 ) ditentukan sebesar produksi tahun
pertama, sebesar 675982 ton
Tahun ke-2 ( 1998 )
t
X = 681131
a. St′ = αXt +(1−α)S′t−1
= 0,1 ( 681131 ) + ( 1 – 0,1 ) ( 675982 )
= 676496,9
b. St′′ = α St′+ (1-α ) St′′−1
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.2.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,1 )
Tahun Produksi
(ton) S′ S′′ at bt
Forecast (m = 1 )
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 676,496.90 676,033.49 676,960.31 51.49 675,982.00
1999 619665 670,813.71 675,511.51 666,115.91 -521.98 677,011.80
2000 666764 670,408.74 675,001.23 665,816.24 -510.28 665,593.93
2001 634162 666,784.07 674,179.52 659,388.61 -821.72 665,305.97
2002 640593 664,164.96 673,178.06 655,151.86 -1,001.46 658,566.90
2003 687360 666,484.46 672,508.70 660,460.22 -669.36 654,150.40
2004 712558 671,091.82 672,367.01 669,816.62 -141.69 659,790.86
2005 735456 677,528.23 672,883.14 682,173.33 516.12 669,674.93
2006 664217 676,197.11 673,214.53 679,179.69 331.40 682,689.46
2007 812740 689,851.40 674,878.22 704,824.58 1,663.69 679,511.09
2008 - - - 706,488.27
2009 - - - 708,151.96
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Forecast tahun 2008 (m =1)
m
Foercast tahun 2009 (m =2)
2
Dari tabel diatas dapat dicari kesalahan ramalan dengan menggunakan
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.2.2 Forecast dan Mean Squared Error (α = 0,1)
Tahun Produksi
(ton) Forecast Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675982.00 5149.00 5149.00 26,512,201.00
1999 619665 677,011.80 -57,346.80 57,346.80 3,288,655,470.24
2000 666764 665,593.93 1,170.07 1,170.07 1,369,063.80
2001 634162 665,305.97 -31,143.97 31,143.97 969,946,618.21
2002 640593 658,566.90 -17,973.90 17,973.90 323,060,919.44
2003 687360 654,150.40 33,209.60 33,209.60 1,102,877,569.35
2004 712558 659,790.86 52,767.14 52,767.14 2,784,370,679.95
2005 735456 669,674.93 65,781.07 65,781.07 4,327,149,038.76
2006 664217 682,689.46 -18,472.46 18,472.46 341,231,640.07
2007 812740 679,511.09 133,228.91 133,228.91 17,749,943,219.80
2008 - 706,488.27 - - -
= 3091511642,06
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 3.091.511.642,06
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,1
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecast
Gambar 4.2 Realisasi dan Ramaln Produksi Jagung dengan ( = 0,1 )
4.1.2 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan α = 0,2
Tahun ke-2 (1998)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.3.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,2 )
Tahun Produksi S′ S′′ at bt
Forecast
( ton ) ( m = 1 )
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 677,011.80 676,187.96 677,835.64 205.96 675,982.00
1999 619665 665,542.44 674,058.86 657,026.02 -2,129.10 678,041.60
2000 666764 665,786.75 672,404.44 659,169.07 -1,654.42 654,896.92
2001 634162 659,461.80 669,815.91 649,107.69 -2,588.53 657,514.65
2002 640593 655,688.04 666,990.34 644,385.75 -2,825.57 646,519.17
2003 687360 662,022.43 665,996.75 658,048.11 -993.58 641,560.17
2004 712558 672,129.55 667,223.31 677,035.78 1,226.56 657,054.53
2005 735456 684,794.84 670,737.62 698,852.06 3,514.30 678,262.34
2006 664217 680,679.27 672,725.95 688,632.59 1,988.33 702,366.36
2007 812740 707,091.42 679,599.04 734,583.79 6,873.09 690,620.92
2008 - - - 741,456.88
2009 - - - 748,329.97
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Forecast tahun 2008 ( m = 1 )
m
F2007+ = a2007 +b2007(m)
1 2007+
F = a2007 +b2007(1)
2008
F = ( 734583,79 ) + ( 6873,09 ) ( 1 )
= 741456,88
Forecast tahun 2009 ( m = 2 )
2 2007+
F = a2007 +b2007(2)
2009
F = ( 734583,79 ) + ( 6873,09 ) ( 2 )
= 748329,97
Forecast tahun 2010 ( m = 3 )
3 2007+
F = a2007 +b2007(3)
2010
F = ( 734583,79 ) + ( 6873,09 ) ( 3 )
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.3.2 Forecast dan Mean Square Error ( = 0,2 )
Tahun Produksi Forecast Error Absolute Squared Error
( ton )
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 678,041.60 -58,376.60 58,376.60 3,407,827,427.56
2000 666764 654,896.92 11,867.08 11,867.08 140,827,587.73
2001 634162 657,514.65 -23,352.65 23,352.65 545,346,168.61
2002 640593 646,519.17 -5,926.17 5,926.17 35,119,467.16
2003 687360 641,560.17 45,799.83 45,799.83 2,097,624,054.30
2004 712558 657,054.53 55,503.47 55,503.47 3,080,635,070.15
2005 735456 678,262.34 57,193.66 57,193.66 3,271,114,949.91
2006 664217 702,366.36 -38,149.36 38,149.36 1,455,373,765.88
2007 812740 690,620.92 122,119.08 122,119.08 14,913,069,310.52
2008 - 741,456.88 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 2.897.345.000,28
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,2
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Gambar 4.3 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan = 0,2
4.1.3 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
Exponential smoothing dengan = 0,3
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.4.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,3 )
Tahun Produksi
(ton) St′
t
S′′ at bt Forecast
(m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 677,526.70 676,445.41 678,607.99 463.41 675,982.00
1999 619665 660,168.19 671,562.24 648,774.14 -4,883.17 679,071.40
2000 666764 662,146.93 668,737.65 655,556.22 -2,824.59 643,890.97
2001 634162 653,751.45 664,241.79 643,261.11 -4,495.86 652,731.62
2002 640593 649,803.92 659,910.43 639,697.41 -4,331.36 638,765.26
2003 687360 661,070.74 660,258.52 661,882.96 348.09 635,366.04
2004 712558 676,516.92 665,136.04 687,897.80 4,877.52 662,231.05
2005 735456 694,198.64 673,854.82 714,542.46 8,718.78 692,775.32
2006 664217 685,204.15 677,259.62 693,148.68 3,404.80 723,261.25
2007 812740 723,464.91 691,121.21 755,808.60 13,861.59 696,553.48
2008 - - - 769,670.19
2009 - - - 783,531.78
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tahun Produksi
(ton)
Forecast (m=1)
Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 679,071.40 -59,406.40 59,406.40 3,529,120,360.96
2000 666764 643,890.97 22,873.03 22,873.03 523,175,501.38
2001 634162 652,731.62 -18,569.62 18,569.62 344,830,861.22
2002 640593 638,765.26 1,827.74 1,827.74 3,340,649.96
2003 687360 635,366.04 51,993.96 51,993.96 2,703,371,572.84
2004 712558 662,231.05 50,326.95 50,326.95 2,532,801,403.80
2005 735456 692,775.32 42,680.68 42,680.68 1,821,640,802.12
2006 664217 723,261.25 -59,044.25 59,044.25 3,486,222,897.09
2007 812740 696,553.48 116,186.52 116,186.52 13,499,307,755.52
2008 - 769,670.19 - - -
2009 - 783,531.78 - - -
2010 - 797,393.36 - - -
Jumlah 28,470,324,005.89
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 2.847.032.400,59
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,3.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,3
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecast (m=1)
Gambar 4.4 Realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan = 0,3
4.1.4 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan menggunakan = 0,4
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.5.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,4 )
Tahun Produksi
(ton) St′ St′′ at bt
Forecast (m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 678,041.60 676,805.84 679,277.36 823.84 675,982.00
1999 619665 654,690.96 667,959.89 641,422.03 -8,845.95 680,101.20
2000 666764 659,520.18 664,584.00 654,456.35 -3,375.88 632,576.08
2001 634162 649,376.91 658,501.16 640,252.65 -6,082.84 651,080.46
2002 640593 645,863.34 653,446.04 638,280.65 -5,055.13 634,169.81
2003 687360 662,462.01 657,052.42 667,871.59 3,606.39 633,225.52
2004 712558 682,500.40 667,231.62 697,769.19 10,179.19 671,477.98
2005 735456 703,682.64 681,812.03 725,553.26 14,580.41 707,948.38
2006 664217 687,896.39 684,245.77 691,547.00 2,433.74 740,133.67
2007 812740 737,833.83 705,680.99 769,986.67 21,435.22 693,980.74
2008 - - - 791,421.89
2009 - - - 812,857.12
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tahun Produksi Forecast Error Absolute Squared Error
(ton) (m=1)
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 680,101.20 -60,436.20 60,436.20 3,652,534,270.44
2000 666764 632,576.08 34,187.92 34,187.92 1,168,813,873.93
2001 634162 651,080.46 -16,918.46 16,918.46 286,234,424.12
2002 640593 634,169.81 6,423.19 6,423.19 41,257,395.47
2003 687360 633,225.52 54,134.48 54,134.48 2,930,541,647.70
2004 712558 671,477.98 41,080.02 41,080.02 1,687,568,356.07
2005 735456 707,948.38 27,507.62 27,507.62 756,668,976.03
2006 664217 740,133.67 -75,916.67 75,916.67 5,763,340,562.43
2007 812740 693,980.74 118,759.26 118,759.26 14,103,760,824.26
2008 - 791,421.89 - - -
2009 - 812,857.12 - - -
2010 - 834,292.34 - - -
Jumlah 30,417,232,531.44
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 3.041723253,14
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,4.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,4
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecast (m=1)
Gambar 4.5 realisasi dan Ramalan Produksi Jagung dengan = 0,4
4.1.5 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan = 0,5
Tahun ke-2
t
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.6.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,5 )
Tahun Produksi
(ton) St′ St′′ at bt
Forecast (m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 678,556.50 677,269.25 679,843.75 1,287.25 675,982.00
1999 619665 649,110.75 663,190.00 635,031.50 14,079.25 681,131.00
2000 666764 657,937.38 660,563.69 655,311.06 -2,626.31 620,952.25
2001 634162 646,049.69 653,306.69 638,792.69 -7,257.00 652,684.75
2002 640593 643,321.34 648,314.02 638,328.67 -4,992.67 631,535.69
2003 687360 665,340.67 656,827.34 673,854.00 8,513.33 633,336.00
2004 712558 688,949.34 672,888.34 705,010.33 16,061.00 682,367.33
2005 735456 712,202.67 692,545.50 731,859.83 19,657.16 721,071.33
2006 664217 688,209.83 690,377.67 686,042.00 -2,167.83 751,517.00
2007 812740 750,474.92 720,426.29 780,523.54 30,048.62 683,874.16
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.6.2 Forecast dan Mean Square Error ( = 0,5 )
Tahun Produksi
(ton) Forecast Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 681,131.00 -61,466.00 61,466.00 3,778,069,156.00
2000 666764 620,952.25 45,811.75 45,811.75 2,098,716,438.06
2001 634162 652,684.75 -18,522.75 18,522.75 343,092,267.56
2002 640593 631,535.69 9,057.31 9,057.31 82,034,909.72
2003 687360 633,336.00 54,024.00 54,024.00 2,918,592,576.00
2004 712558 682,367.33 30,190.67 30,190.67 911,476,668.26
2005 735456 721,071.33 14,384.67 14,384.67 206,918,784.95
2006 664217 751,517.00 -87,300.00 87,300.00 7,621,289,317.97
2007 812740 683,874.16 128,865.84 128,865.84 16,606,403,671.87
2008 - 810,572.17 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 3.459.310.599,14
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,5.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,5
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.6 Proyeksi produksi ketersediaan kedelai dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan = 0,6
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.7.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,6 )
Tahun Produksi
(ton) St′ St′′ at bt Forecast
(m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 679,071.40 677,835.64 680,307.16 1,853.64 675,982.00
1999 619665 643,427.56 657,190.79 629,664.33 20,644.85 682,160.80
2000 666764 657,429.42 657,333.97 657,524.88 143.18 609,019.48
2001 634162 643,468.97 649,014.97 637,922.97 -8,319.00 657,668.06
2002 640593 641,743.39 644,652.02 638,834.75 -4,362.95 629,603.97
2003 687360 669,113.36 659,328.82 678,897.89 14,676.80 634,471.81
2004 712558 695,180.14 680,839.61 709,520.67 21,510.79 693,574.69
2005 735456 719,345.66 703,943.24 734,748.07 23,103.63 731,031.46
2006 664217 686,268.46 693,338.37 679,198.55 10,604.87 757,851.70
2007 812740 762,151.39 734,626.18 789,676.59 41,287.81 668,593.69
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.7.2 Forecast dan Mean Square Error ( = 0,6 )
Tahun Produksi
(ton)
Forecast
(m=1) Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 682,160.80 -62,495.80 62,495.80 3,905,725,017.64
2000 666764 609,019.48 57,744.52 57,744.52 3,334,429,590.03
2001 634162 657,668.06 -23,506.06 23,506.06 552,534,668.68
2002 640593 629,603.97 10,989.03 10,989.03 120,758,824.30
2003 687360 634,471.81 52,888.19 52,888.19 2,797,161,123.82
2004 712558 693,574.69 18,983.31 18,983.31 360,366,078.60
2005 735456 731,031.46 4,424.54 4,424.54 19,576,530.26
2006 664217 757,851.70 -93,634.70 93,634.70 8,767,457,016.04
2007 812740 668,593.69 144,146.31 144,146.31 20,778,159,883.88
2008 - 830,964.40 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 4.066268.093,42
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,6.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,6
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecas t (m =1)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.7 Proyeksi produksi ketersediaan kedelai dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan = 0.7
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.8.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0.7 )
Tahun Produksi
(ton) S′ S′′ at bt
Forecast ( m = 1 )
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 679,586.30 678,505.01 680,667.59 2,523.01 675982
1999 619665 637,641.39 649,900.48 625,382.30 -28,604.53 683190.6
2000 666764 658,027.22 655,589.19 660,465.24 5,688.72 596777.77
2001 634162 641,321.57 645,601.85 637,041.28 -9,987.34 666153.96
2002 640593 640,811.57 642,248.65 639,374.48 -3,353.20 627053.94
2003 687360 673,395.47 664,051.43 682,739.52 21,802.77 636021.29
2004 712558 700,809.24 689,781.90 711,836.59 25,730.47 704542.29
2005 735456 725,061.97 714,477.95 735,646.00 24,696.05 737567.06
2006 664217 682,470.49 692,072.73 672,868.25 -22,405.22 760342.05
2007 812740 773,659.15 749,183.22 798,135.07 57,110.49 650463.03
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.8.2 Forecast Dan Mean Square Error ( = 0.7 )
Tahun Produksi
(ton) Forecast Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 683,190.60 -63,525.60 63,525.60 4,035,501,855.36
2000 666764 596,777.77 69,986.23 69,986.23 4,898,072,389.61
2001 634162 666,153.96 -31,991.96 31,991.96 1,023,485,376.67
2002 640593 627,053.94 13,539.06 13,539.06 183,306,267.54
2003 687360 636,021.29 51,338.71 51,338.71 2,635,663,649.64
2004 712558 704,542.29 8,015.71 8,015.71 64,251,657.25
2005 735456 737,567.06 -2,111.06 2,111.06 4,456,559.35
2006 664217 760,342.05 -96,125.05 96,125.05 9,240,024,863.77
2007 812740 650,463.03 162,276.97 162,276.97 26,333,813,774.43
2008 - 855,245.57 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 4.844.500.859,49
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,7.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,7
0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.8 Proyeksi produksi ketersediaan jagung dengan menggunakan double
exponential smoothing dengan = 0,8
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.9.1 Forecast dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,8 )
Tahun Produksi
(ton) S′ S′′ at bt
Forecast (m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 680,101.20 679,277.36 680,925.04 3,295.36 675,982.00
1999 619665 631,752.24 641,257.26 622,247.22 -38,020.10 684,220.40
2000 666764 659,761.65 656,060.77 663,462.52 14,803.51 584,227.12
2001 634162 639,281.93 642,637.70 635,926.16 -13,423.07 678,266.03
2002 640593 640,330.79 640,792.17 639,869.40 -1,845.53 622,503.09
2003 687360 677,954.16 670,521.76 685,386.55 29,729.59 638,023.87
2004 712558 705,637.23 698,614.14 712,660.33 28,092.38 715,116.15
2005 735456 729,492.25 723,316.62 735,667.87 24,702.49 740,752.70
2006 664217 677,272.05 686,480.96 668,063.13 -36,835.66 760,370.36
2007 812740 785,646.41 765,813.32 805,479.50 79,332.36 631,227.47
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
(m=1) Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 684,220.40 -64,555.40 64,555.40 4,167,399,669.16
2000 666764 584,227.12 82,536.88 82,536.88 6,812,336,560.13
2001 634162 678,266.03 -44,104.03 44,104.03 1,945,165,638.66
2002 640593 622,503.09 18,089.91 18,089.91 327,244,916.17
2003 687360 638,023.87 49,336.13 49,336.13 2,434,053,336.58
2004 712558 715,116.15 -2,558.15 2,558.15 6,544,111.20
2005 735456 740,752.70 -5,296.70 5,296.70 28,055,067.57
2006 664217 760,370.36 -96,153.36 96,153.36 9,245,467,782.19
2007 812740 631,227.47 181,512.53 181,512.53 32,946,797,066.32
2008 - 884,811.86 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 5.793.957.634,90
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,8.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,8
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecast (m=1)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
4.1.9 Proyeksi produksi ketersediaan kedelai dengan menggunakan double
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.10.1 Forecast Dengan Double Exponential Smoothing ( = 0,9 )
Tahun Produksi
(ton) S′ S′′ at bt
Forecast (m=1)
1997 675982 675,982.00 675,982.00 - - -
1998 681131 680,616.10 680,152.69 681,079.51 4,170.69 675,982.00
1999 619665 625,760.11 631,199.37 620,320.85 -48,953.32 685,250.20
2000 666764 662,663.61 659,517.19 665,810.04 28,317.82 571,367.53
2001 634162 637,012.16 639,262.66 634,761.66 -20,254.52 694,127.85
2002 640593 640,234.92 640,137.69 640,332.14 875.03 614,507.14
2003 687360 682,647.49 678,396.51 686,898.47 38,258.82 641,207.17
2004 712558 709,566.95 706,449.91 712,683.99 28,053.39 725,157.29
2005 735456 732,867.09 730,225.38 735,508.81 23,775.47 740,737.39
2006 664217 671,082.01 676,996.35 665,167.67 -53,229.03 759,284.28
2007 812740 798,574.20 786,416.42 810,731.99 109,420.07 611,938.64
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009. Tabel 4.10.2 Forecast dan Mean Square Error ( = 0,9 )
Tahun Produksi
(ton)
Forecast
(m=1) Error Absolute Squared Error
1997 675982 - - - -
1998 681131 675,982.00 5,149.00 5,149.00 26,512,201.00
1999 619665 685,250.20 -65,585.20 65,585.20 4,301,418,459.04
2000 666764 571,367.53 95,396.47 95,396.47 9,100,486,488.46
2001 634162 694,127.85 -59,965.85 59,965.85 3,595,903,645.95
2002 640593 614,507.14 26,085.86 26,085.86 680,472,326.71
2003 687360 641,207.17 46,152.83 46,152.83 2,130,083,849.93
2004 712558 725,157.29 -12,599.29 12,599.29 158,742,167.90
2005 735456 740,737.39 -5,281.39 5,281.39 27,893,046.38
2006 664217 759,284.28 -95,067.28 95,067.28 9,037,788,569.58
2007 812740 611,938.64 200,801.36 200,801.36 40,321,184,965.47
2008 - 920,152.06 - - -
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diperoleh MSE sebesar 6.938.048.572,04
ton produksi jagung dengan menggunakan =0,9.
Realisasi dan Ramalan Menggunakan Alpha 0,9
0.00
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
P
roduk
s
i
Produksi (ton) Forecast (m=1)
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.10.3 Perbandingan Hasil Taraf Significant dari Metode Peramalan
α Forecast 2010 Mean Squared Error
0,1 709.815,65 3,091,511,642.06 0,2 755.203,07 2,897,345,000.28 0,3 797.393,36 2,847,032,400.59 0,4 834.292,34 3,041,723,253.14 0,5 870.669,41 3,459,310,599.14 0,6 913.540,01 4,066,268,093.42 0,7 969.466,55 4,844,508,859.46 0,8 1.043476,57 5,793,957,634.90 0,9 1.138.992,19 6,938,048,572.04
Dari tabel 4.10.3 yang berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
terlihatlah bahwa yang menghasilkan nilai MSE yang minimum atau terkecil yaitu
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengenalan Excel
Microsoft Excel adalah aplikasi pengolahan angka (Spread sheet) yang sangat populer
dan canggih saat ini yang dapat digunakan untuk mengatur, menyediakan maupun
menganalisa data dan mempresentasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram.
5.1.1 Mengaktifkan Microsoft Excel
Cara 1
a. Klik tombol Start
b. Pilih dan klik Program, Microsoft Office, Microsoft Excel
Cara 2
c. Klik tombol Start
d. Pilih dan klik Run
e. Ketik pada bagian Open: Excel, klik OK
Cara 3
f. Klik tombol Start
g. Pilih dan klik Open, klik ganda pada Program File, Microsoft Office, Office,
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
5.1.2 Tampilan Micosoft Excel
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Excel
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Gambar 5.4 Tampilan Cara Memilih Grafik
Endang Susanti Purba : Proyeksi Tingkat Produksi Ketersediaan Jagung Propinsi Sumatera Utara, 2009.
Gambar 5.6 Tampilan Membuat Judul Grafik