PERUBAHAN MOTU BUAH SAWIT SEGAR AKIBAT
PENYINARAN
ITEMPERATUR DAN KELEMBABAN
SELAMA DI TEMPAT PENGUMPULAN HASIL
TESIS
Oleh:
NUEmIN SITOHANG
97310100S/AGR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
200 0
Judu1 Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Perubahan Mutu Buah Sawit Segar
a セ ゥ「。Penyinaran, Temperatur dan Ke1embaban
Se1ama di Tempat Pengumpu1an Hasi1
Nurdin Sitohang
973101005
Agronomi
Menyetujui:
Komisi Pembimbing
JJt
Prof. Dr. Ir.J.A.Napitupu1u,MSc.
Ketua
Dr.Sc.R.K.Damanik, Dip1. Ing.Agr.
lmggota
Tangga1 Lu1us
12 September 2000
RINGKASAN
NURDIN SITOHANG.
Perubahan Mutu
Buah
Sawit
Segar
Akibat
Penyinaran,
Temperatur
dan
Kelembaban
Selama
di
tempat
Pengumpulan
Has
i
l .
Dibimbing
oleh
J
.A.NAPlTU-PULU,
sebagai
ketua,
P.M.
NAlBAHO
dan
R.K.
DAMANIK
sebagai anggota.
Tujuan
Penelitian
untuk menentukan
perubahan
mutu
buah
sawit
segar
akibat
penyinaran,
temperatur,
dan
kelembaban
alami
selama
berada
di
tempat
pengumpulan
hasil.
Penelitian ini dilaksanakan di
5 lokasi
perkebunan
di
Kabupaten
Deli
Serdang
dan
Simalungun
yang
ber-langsung
pada
bulan
Agustus
1999.
Metode
penelitian
ialah
metode
survei,
dan
analisis
data
dengan
regresi
dan korelasi.
Hasil Penelitian menunjukkan perubahan mutu terjadi
selama
tandan
buah
sawi t
berada
di
tempat
pengumpulan
hasil.
Intensi tas
penyinaran yang
lebih
kuat
cenderung
mempercepat
respirasi,
meningkatkan
kadar minyak,
me-nurunkan kadar air, meningkatkan kadar ALB, meningkatkan
kadar karoten,
dan meningkatkan ni1ai
DOBI.
Peningkatan
\
temperatur dapat menurunkan nilai DOBI (penurunan mutu) ,
selanjutnya
memperlambat
kenaikan
kadar
ALB
dan
kadar
karoten.
Peningkatan
kelembaban
cenderung
mempercepat
respirasi,
menurunkan
kadar
minyak,
meningkatkan
kadar
air, meningkatkan kadar ALB, meningkatkan kadar karoten,
dan menurunkan nilai DOBI
(mempercepat oksidasi minyak).
Interaksi
antara
intensitas
penyinaran,
temperaturdan
kelembaban
berpengaruh
terhadap
perubahan
respirasi,
kadar air dan kadar ALB pada hari ketiga;
dan perubahan
kadar minyak serta DOBI padahari kedua.
r
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lumban Sitohang
(Taput)
pada
tanggal
10
September
1964,· merupakan anak
ketujuh dari
sembilan
bersaudara
dari
pasangan
Ayahanda
J.Sitohang
(+)
dan
Ibunda
A.
br
Lumbangaol.
Menikah
dengan
Augustina Lumbangaol tanggal 30
Juli 1994,
dikaruniai 3
anak
yaitu:
Yoericad
Todosadha
Bernardinus
Sitohang,
Sabrina
Duma
Ignatia
Sitohang,
dan
Harry
Mananda
Aloysius Sitohang.
Pada
tahun
1976
penulis
tamat
dari
Sekolah
Dasar
(SD)
Negeri
Ria-ria
(Taput),
tahun 1980 tamat dari
Se-kolah Menengah Pertama
(SMP)
Negeri Pollung
(Taput),
ta-hun 1983 tamat dari Sekolah Menengah Atas
(SMA)
Negeri V
Medan,
dan
tahun
1988
1ulus
sebagai
Sarjana
Pertanian
(Sl) dari Fakultas Pertanian USU Medan.
Penulis
bekerja
di
Kopertis
Wilayah
I
Sumut-Aceh,
diperbantukan pada Fakultas Pertanian UNlKA
s
エ
N
セ
ィッュ。
SU
Medan sejak tahun 1990.
Pada
tahun
1997 penulis
meng-ikuti
pendidikan
Program
Pascasarjana
USU
(S2)
Program
Studi Agronomi.
ii
KATA PENGANTAR
Masalah mutu merupakan masalah yang sangat peka
da-lam pemasaran min yak sawi t,
apalagi dalam pemasaran
in-ternasional. Mutu minyak sawit pertama sekali ditentukan
oleh mutu panen,
buah
busuk tidak mungkin menghasilkan
minyak segar,
dan buah mentah tidak mungkin menghasilkan
minyak
dalam
jumlah
optimal,
sekalipun
diproses
dengan
pabrik
terbaik.
Masalah
mutu
minyak
sawit
(khususnya
peningkatan asam lemak bebas atau ALB) merupakan masalah
yang dilemmatis, bila ingin mencapai produksi yang lebih
tinggi
dalam
buah,
maka
kematangan
buah
harus
cukup
namun pada saat itu kadar ALB sudah tinggi,
bila dipanen
buah
yang
kurang
matang
akan
diperoleh
minyak
dengan
kadar
ALB
yang
rendah
tetapi
produksi
minyak
rendah.
Selanjutnya,
penurunan mutu akan terus berlangsung
sesa-at
setelah
panen,
di
tempat
pengumpulan
hasil,
dalam
transportasi panen,
dalam pengolahan,
dalam penyimpanani
penimbunan,
dan dalam pengiriman ke konsumen.
Dalam
pe-nelitian ini diamati perubahan mutu buah sawit selama di
tempat pengumpulan hasil yang disebabkan oleh intensitas
penyinaran,
temperatur
dan
kelembaban
alami.
Ternyata
intensitas
penyinaran
dan
kelembaban
berperan
penting
dalam penurunan mutu minyak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
te-rimakasih
atas
bimbingan
dan
pengarahan
selama
iii
melaksanakan
penelitian
serta
penyusunan
laporan
pene-litian
ini,
kepada:
Bapak
Prof.Dr.lr.J.A.Napitupulu,-MSc.,
selaku
ketua komisi
pembimbing,
Bapak Prof.Dr.lr.
P.M.Naibaho
dan
Bapak
Dr.Sc.R.K.Damanik,Dipl.
Ing.Agr.,
selaku anggota komisi pembimbing.
Penulis menyadari
ba-hwa tUlisan ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis
berharap
kiranya
hasil
penelitian
ini dapat
bermanfaat
bagi berbagai kalangan yang berminat dengan komoditi
ke-lapa sawit,
khususnya pemerhati mutu minyak sawit.
Medan, September 2000
Penulis
iv