• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAPISAN KARBON PADA CETAKAN PERMANEN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL Pengaruh Lapisan Karbon Pada Cetakan Permanen Terhadap Distribusi Kekerasan Grinding Cyl Dengan Material Besi Cor Kelabu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAPISAN KARBON PADA CETAKAN PERMANEN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL Pengaruh Lapisan Karbon Pada Cetakan Permanen Terhadap Distribusi Kekerasan Grinding Cyl Dengan Material Besi Cor Kelabu."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAPISAN KARBON PADA CETAKAN PERMANEN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL

DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

HUSEN MUHAMMAD ASSROFI NIM : D 200 120 160

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH LAPISAN KARBON PADA CETAKAN PERMANEN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL

DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lapisan karbon pada solidifikasi besi cor kelabu dalam cetakan permanen untuk tapping awal.Penelitian ini menggunakan cetakan permanen besi cor ductile (FCD).Metodologi penelitian ini di lakukan dengan melting besi cor dalam tungku induksi kemudian di tuang pada cetakan FCD yang dilapisi karbon untuk membuat spesimen besi cor kelabu kemudian diuji sifat-sifat fisis dan mekanis. Pengujian dalam bentuk cairan besi cor kelabu menggunakan alat uji CE Meter lalu pada spesimen besi cor kelabu di uji komposisi kimia dengan spectrometer kemudian di uji kekerasan dan foto mikro yang di ambil dari bagian yang kontak langsung dengan udara dan yang kontak langsung dengan cetakan FCD.

Hasil penelitian berupa grafik yang di peroleh dari CE Meter menunjukkan temperatur 1260.3°C saat proses tapping awal di tuang dalam cetakan di mulai pada grafik yang terbaca CE Meter terjadi penurunan temperatur, pada temperatur liquid 1121.3°C bentuknya masih cair sampai temperatur solid 1118.7°C sehingga di peroleh nilai CEL=4,47% ; C=3,98% ; dan SI=1,86% di mana besi mulai padat namun masih berwarna merah hingga temperatur 1060°C dan mengeras dalam waktu 180 detik, sedangkan hasil uji komposisi kimia dalam bentuk solid atau padat antara lain : Fe 93,26% ; C 3,06% ; Si 1,80% dan unsur lainnya di bawah 1%. Hasil uji struktur mikro bagian spesimen yang di uji kekerasan terlihat grafit dan sementit dan hasil uji kekerasan spesimen pada bagian A=82.54, 90.15, 91.27, 87.60, 86.09. B=86.60, 90.44, 90.03, 88.77, 88.60. C=92.07, 96.20, 96.66, 88.38, 90.83. dan D= 96.12, 92.85, 92.28, 93.81, 94.50 dan harga kekerasan tertinggi yaitu pada bagian C3 sebesar 96.66, sedangkan harga kekerasan terendah yaitu pada bagian A1 sebesar 82.54. Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa setiap bagian mempunyai tingkat kekerasan yang bervariatif, karena setiap titik atau bagian yang di uji mempunyai kandungan karbon yang berbeda-beda. Semakin tinggi kandungan karbon maka akan semakin tinggi tingkat kekerasannya serta mempengaruhi sifat fisis besi cor kelabu.

Kata kunci :Solidifikasi, molding FCD, spectrometer, struktur mikro, kekerasan. Abstract

(6)

2

The result of the research is a chart obtained from CE Meter indicates the temperature 1260.3°C during tapping intial cast in the mold begins on the chart that reads CE Meter decrease temperature of solid 1118.7°C so that the value CEL= 4,47% ; C= 3,98% and SI= 1,86% where in iron solid starts but still the red until 1060°C temperature and hardened whitin 180 seconds, while the result of chemical composition in the form of solid or solid among others : Fe 93,26% ; C 3,06% ; Si 1,80% and other elements below 1%. Test result microstructure in the section of the specimen hardness test looks graphite and cementite and hardness content of different the higher the carbon content. The higher the level of hardness and influence the nature of fission gray cast iron.

Keyword :solidification, molding FCD, spectrometer, microstructure, hardness. 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengecoran dapat diartikan sebagai suatu proses manufaktur dengan menggunakan material cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian-bagian dengan bentuk yang mendekati geometri akhir produk. Pengecoran dapat dilakukan menggunakan material yang berupa cair, contoh adalah material logam cair, termoplastik dan material lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi kering.

Besi cor merupakan paduan besi yang mengandung karbon 2-4 %, Silikon 1,10 %, mangan 1-15%, fosfor 0,05-15% dan belerang. Unsur karbon dalam besi cor berupa sementit, karbon bebas atau grafit.besi cor mempunyai keuletan yang relatif rendah sehingga tidak dapat ditempa, diroll atau didrawing. Dari diagram Fe C percepatan pendinginan menghasilkan perubahan fisis. Penggunaan besi cor cukup luas karena besi cor ini memiliki sifat khusus seperti mudah dituang pada saat kondisi cair sehingga banyak digunakan di industri pengecoran logam.

1.2. Tujuan

(7)

3

2. Meneliti komposisi kimia pada hasil pengecoran menggunakan cetakan permanen FCD.

3. Meneliti kekerasan pada hasil pengecoran menggunakan cetakan permanen FCD.

4. Meneliti struktur mikro pada hasil pengecoran menggunakan cetakan permanen FCD.

1.3. BatasanMasalah

Adapunbatasandalampenelitianini, yaitu :

1. Material yang dipakai adalah besi cor kelabu di PT. Bonjor Jaya Klaten.

2. Mengetahui laju pendinginan dan komposisi pada saat material cair menggunakan alat CE Meter.

3. Pengujian kekerasan hasil coran menggunakan kekerasan Rockwell.

4. Pengujian struktur mikro hasil coran.

5. Proses pelapisan carbon pada cetakan permanen FCD. 2. METODE PENELITIAN

2.1. Alat dan Bahan

Alat : Tanur Induksi, Cetakan Permanen FCD, Frame, Pyrometer laser, Ladle, Tang penjepit, Kamera DSLR, Pukul besi, Sekop,Uji

Komposisi spectrometer, Uji Kekerasan Rockwell, Mikroskop optic Olympus metallurgical tester,CE meter.

(8)

4 2.2. Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.3. Tahapan Penelitian

a. Proses pencairan logam dilakukan di dalam tungku induksi pencairan logam.

b. Sebelum penuangan pada cetakan, molding disiapkan untuk proses pemanasan (preheating). Setelah itu dilakukan proses pelapisan karbon pada cetakan dengan menggunakan karbon yang dicampur solar.

c. Melakukan proses penuangan besi cor cair ke dalam cetakan permanen. d. Proses pelepasan produk (coran) dari cetakan.

e. Proses pendinginan udara bebas. MULAI

Studi literatur dan menyiapkan alat

Melting besi cor dapur peleburan

Molding

Pelapisan karbon pada cetakan Penuangan besi cor

dalam cetakan tapping

CE Meter

Solidifikasi besi cor kelabu

Preparasi spesimen

Pengujian komposisi Pengujian kekerasan Pengujian struktur mikro

Hasil dan kesimpulan Analisa data

(9)

5

f. Setelah coran dingin dilakukan pemotongan dengan alat wire cut di Politeknik ATMI Surakarta, pemilihan pemotongan dengan wire cut bertujuan struktur kimia pada spesimen tidak berubah dan menghasilkan potongan yang rapi. Selanjutnya potongan hasil coran dimounting untuk proses pengujian.

g. Kemudian melakukan proses pengujian kekerasan menggunakan alat uji kekerasan Rockwell, pengujian komposisi kimia dan pengujian struktur mikro.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Uji CE Meter

Gambar 2. Grafik Hasil Uji CE Meter

(10)

6 3.2. Pengujian Kekerasan (Rockwell)

Gambar 3. Bagian yang di Uji Kekerasan (Rockwell)

Tabel 1. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell Menggunakan Karbon pada Bagian A

No Lokasi pada

bagian A

Hasil Kekerasan (HRB)

HRB ( kgf )

1 A1 82,54 100

2 A2 90,15 100

3 A3 91,27 100

4 A4 87,60 100

5 A5 86,09 100

Tabel 2. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell Tidak Menggunakan karbon pada Bagian A

No Lokasi pada

bagian A

Hasil Kekerasan (HRB)

HRB ( kgf )

1 A1 200,91 200

2 A2 250,96 200

3 A3 205,52 200

4 A4 158,63 200

(11)

7 Diagram Bagian A

Gambar 4. Diagram Harga Kekerasan Bagian A

Tabel 3. Hasil Pengujian Kekerasan RockwellMenggunakan Karbon pada Bagian B

No Lokasi Pada

Tabel 4. Hasil Kekerasan Rockwell Tidak Menggunakan Karbon pada Bagian B

No Lokasi Pada

Karbon 82,54 90,15 91,27 87,6 86,09

(12)

8 Diagram Bagian B

Gambar 5. Diagram Harga Kekerasan Bagian B

Tabel 5. Hasil Pengujian Kekerasan RockwellMenggunakan Karbon pada Bagian C

No Lokasi Pada

Tabel 6. Hasil Kekerasan Rockwell Tidak Menggunakan Karbon pada Bagian C

No Lokasi Pada

Karbon 86,6 90,44 90,03 88,77 88,6

(13)

9 Diagram Bagian C

Gambar 6. Diagram Harga Kekerasan Bagian C

Tabel 7. Hasil Pengujian Kekerasan RockwellMenggunakan Karbon pada Bagian D

No Lokasi Pada

Tabel 8. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell Tidak Menggunakan Karbon pada Bagian D

Karbon 92,07 96,2 96,66 88,38 90,83

(14)

10 Diagram Bagian D

Gambar 7. Diagram Harga Kekerasan Bagian D 3.3. Pengujian Foto Micro

Foto micro bagian A

Gambar 8. Hasil Foto Micro Bagian A1,A2,A3,A4,A5 Dengan Pembesaran 200x Foto micro bagian B

D1 D2 D3 D4 D5

Karbon 96,12 92,85 92,28 93,81 94,5

(15)

11

Gambar 9. Hasil Foto Micro Bagian B1,B2,B3,B4,B5 Dengan Pembesaran 200x Foto micro bagian C

Gambar 10. Hasil Foto Micro Bagian C1,C2,C3,C4,C5 Dengan pembesaran 200x Foto micro bagian D

Gambar 11. Hasil Foto Micro Bagian D1,D2,D3,D4,D5Dengan Pembesaran 200x Dari hasil foto micro pada bagian A3 91,27 HRB mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi. Pada bagian B2 90,44 HRB mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena cementit lebih mendominasi dari pada grafit. Pada bagianC3 96,66 HRB mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena cementit lebih mendominasi dari pada grafit. Pada bagian D1 96,12 HRB mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena cementit lebih mendominasi dari pada grafit.

C1

grafit grafit

(16)

12 3.4 Pengujian Komposisi Kimia

No KandunganUnsur

Sampel Uji diperoleh kandungan karbon sebesar 3.98%, silicon sebesar 1.86% dan fospor sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besi cair dengan kandungan karbon sebesar 3.98% maka pada saat membeku disebut besi cor kelabu.

(17)

13

menggunakan karbon paling tinggi pada bagian B2 90,44 HRB dan tanpa karbon paling tinggi pada bagian B2 236,02 HRB. Bagian C (sisi kiri atau bagian tengah yang telah dibelah) menggunakan karbon paling tinggi pada bagian C3 96,66 HRB dan tanpa karbon paling tinggi pada bagian C4 221,09 HRB. Bagian D (bagian atas yang kontak langsung dengan udara bebas) menggunakan karbon paling tinggi pada bagian D1 96,12 HRB dan tanpa karbon paling tinggi pada bagian D3 219,04 HRB. Dari hasil foto mikro dapat di lihat terbentuknya struktur grafit dan sementit yang berseragam tergantung dari tingkat kekerasannya. Pada pengujian komposisi kimia di dapat 20 unsur kandungan yang berbeda dan dapat diketahui jenis besi cor kelabu FC 150 karena terdapat kandungan C sebesar 3,06% dan Si sebesar 1.80%.

4.2 Saran

Dalam penelitian selanjutnya, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat digunakan untuk proses pengembangan dan pembuatan besi cor kelabu pada cetakan permanen untuk pengembangan tapping awal, yaitu: 1. Melakukan study literatur tentang teknik pengecoran sebagai referensi

pendukung.

2. Memperhatikan persiapan alat dan bahan guna mendapatkan waktu yang tepat dan hasil yang baik.

3. Saat proses penelitian berjalan koordinasi dalam tim sangatlah penting baik dalam pembuatan dokumentasi, pembuatan spesimen, dan proses pengujian spesimen, guna mendapatkan data yang akurat.

4. Memperhatikan tingkat kekerasan pada setiap titik yang di uji, karena penelitian ini berkosentrasi pada analisa kekerasan, begitu juga untuk pengujian yang lainnya.

(18)

14 PERSANTUNAN

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-NYA sehingga penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan.

Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Lapisan Karbon Pada Cetakan Permanen Terhadap Distribusi Kekerasan Grinding Cyl Demgan Material Besi Cor Kelabu”, dapat terselesaikan atas dukungan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan dan keikhlasan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D., Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Tri Widodo Besar Riyadi, ST., MSc., Ph.D., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Agus Yulianto, ST, MT. Dosen pembimbing yang banyak memberikan ilmu, waktu, dorongan serta arahan dalam proses bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. M. Alfatih Hendrawan, ST,MT. Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi selama masa kuliah.

(19)

15

DaftarPusataka

Abdan Syakura, 2011. “Proses Pengecoran Vakum dan Mikrostruktur Paduan”,

Skripsi S-1, Universitas Indonesia, Depok.

Amanto, Hari, danDaryanto. 1999. IlmuBahan, Jakarta: PT. BumiAksara.

ASM, Metals Handbook Volume 4 Forming, ASM Handbook Committe,America1991.

Darmoko C, 2016.“Pengaruh lapisan karbon terhadap sifat fisis dan mekanis pada

solidifikasi besi cor kelabu dalam cetakan permanen untuk tapping

awal”, TugasAkhir S-1, UMS, Surakarta.

De Garmo, E. Paul, 1981. Material and Processes In Manufacturing, edisi keempat, Erlangga, Jakarta.

Doru M. Stefanescu The Ohio State University, Colombus, Ohio, USA2005.

Dunia Erie, “Besi Cor Kelabu”. 19 July 2010.

http://mantantukanginsinyur.blogspot.co.id/2010/07/19/besi-cor-kelabu.html 14 Juli 2016./ 17:03

Ganwarich P. Hasil berkolerasi dengan yang di ukur sifat mekanik: konten grafit di kurangi meningkatkan kekuatan tarik.

Kuryloa P. 2012.Klarifikasi jenis material paduan sangat diperlukan dalam industri mesin.

Stefanescu, Doru M. B., Juli 2007, “Modeling Of Cast Iron Solidification” Tata

McGraw Hill, 7 West Patel Nagar, New Delhi 110 008.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Grafik Hasil Uji CE Meter
Tabel 2. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell Tidak Menggunakan karbon pada Bagian A
Gambar 4. Diagram Harga Kekerasan Bagian A
+5

Referensi

Dokumen terkait

Telinga sebagai alat pendengar ini, yaitu meliputi fungsinya untuk pengahantar bunyi yang merupakan tugas dari telinga luar dan telinga tengah.. Serta telinga sebagai penerima bunyi

• Magnet Alnico(alloy yang dibentuk dari Al, Ni dan Co) Ditemukan pada tahun 1930an, alnico adalah magnet permanen modern yang pertama. Dengan temperatur Curie yang tinggi

Pendapatan Bagi Hasil Bukan

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (SI) pada program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret

dilihat daerah dan jenis tanaman yang mempunyai kerapatan tinggi.

Grafik Hasil Pengukuran Torsi Maksimum pada Sepeda Motor Yamaha Vixion 2010 Menggunakan Variasi Penambahan Bubuk CamphorBubuk Camphorke dalam Bahan BakarPertalite

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditentukan kriteria untuk mendapatkan tingkat pelayanan dari perusahaan tahu takwa di Kota Kediri, terbukti bahwa

Kemampuan Dalam Pengguasaan Teori asesment dan evaluasi hasil belajar dari materi yang diberikan dengan hasil belajar adalah :(1) katagori baik sekali ,kriteria ini