PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN KONSEP NEMUI NYIMAH PADA SDN 01 SIMPANG AGUNG
Oleh
ARY MITHA ANGGRAINY
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru seni budaya SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik. Langkah-langkah penggunaan konsep nemui nyimahyaitu siswa diajarkan untuk memiliki sikap toleransidan berperilaku baik, menghargai teman, mampu bergerak sesuai dengan yang dipelajari dan kecakapan intelek yaitu siswa mampu menghafal gerak tari sigeh pengutenyang telah dipelajari.Penilaian yang diberikan oleh guru dan peneliti melalui empat aspek yaitu hafalan gerak, teknik gerak, ketepatan gerak dengan iringan, dan penghayatan atau ekspresi saat menari.Hasil pembelajaran tari sigeh pengutendengan menggunakan konsep nemui nyimah menunjukkan bahwa rata-rata dari seluruh aspek penilaian tari sigeh pengutenmendapat kriteria baik dengan rata-rata skor 81,7.
ABSTRACT
STUDY OF SIGEH PENGUTEN DANCE USING NEMUI NYIMAH CONCEPT IN SD NEGERI 01 SIMPANG AGUNG LAMPUNG TENGAH
By
ARY MITHA Anggrainy
This study aimed to describe the process and outcomes of learning dance sigeh penguten using nemui nyimah concept at SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah. The method used was descriptive qualitative. Source of data in this study were the cultural art teacher and student grade IV. Data collection techniques used observation, interviews, documentation, and test practice. Steps of using nyimah nemui concept that students were taught to have an attitude of tolerance and good behavior, able to move in accordance with the learned and intellectual skills that was the students were able to memorize dance sigeh penguten wich has been learned. Assessment iwas provided through four aspects, namely rote motion, motion technique, the precision of motion with accompaniment, and appreiation or expression. Learning outcomes sigeh penguten dance showed that the average of all aspects of dance ratings sigeh penguten got a good criterion with an average score of 81.7.
PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DENGAN
MENGGUNAKAN KONSEP NEMUI NYIMAH PADA SD NEGERI 01 SIMPANG AGUNG LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
oleh
ARY MITHA ANGGRAINY
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Dono Arum 2 Juli 1992, yang merupakan anak pertama dari
2 bersaudara pasangan Bapak Suismoro dan Ibu Sat Sih Endang, S.Pd.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Tut Wuri
Handayani pada 1998, Sekolah Dasar (SD) Negeri Bumi Dipasena Abadi pada
2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Rawajitu Selatan pada 2007,
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2010.
Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi
Pendidikan Seni Tari.
Tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 1 Atap Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di desa Tulang Bawang Udik, dan melakukan penelitian di
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia yang tak terhitung. Sholawat
serta salam selalu tercurah kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad
SAW, dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya yang sangat
sederhana ini sebagai tanda bukti cinta kasihku kepada
Ayah dan ibuku tercinta yang tidak pernah lelah melimpahkan kasih sayang,
semangat, dukungan, nasihat, serta doa yang selalu mengiringi perjalanan
hidupku.
Adikku tersayang, Barkah Agustina Mahardika terima kasih atas dukungan dan
doanya dalam mengerjakan skripsi ini.
Bang Hendri tersayang terimakasih atas bantuan, dukungan serta doa dalam
MOTO
"Bukan keberuntungan yang menjadikanmu bijak, tapi kebijakanmu lah yang
menjadikanmu beruntung."
(Mario Teguh)
Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pertunjukan, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten dengan Menggunakan Konsep Nemui Nyimah Pada Siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn. selaku Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, dan masukannya kepada penulis.
3. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.
4. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.
8. Hj. Sutarti S, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01 Simpang Agung
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswa SD Negeri 01 Simpang Agung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.
10. Teman-temanku Seni Tari seangkatan 2010 : Yuliana, Roro Arum, Tanjung, Arum Puspita, Marlina, Tahta terimakasih atas semangat, motivasi, bimbingan, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.
11. Kakak-kakakku selama di Bandar Lampung : Mb Vivi dan Mb Oted yang selalu mendukung, memotivasi dan membimbing untuk pengerjaan skripsi ini.
12. Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus Program Studi Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya.
13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PENGESAHAN ... iv
MENGESAHKAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
PERNYATAAN ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
MOTTO ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xii
DARTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 9
1.4.2 Manfaat Praktis ... 9
1.5 Ruang Lingkup... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 12
2.2 Metode Pembelajaran Tari... 14
2.3 Metode Demonstrasi ... 15
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi... 16
2.3.2 Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi ... 18
2.4 Seni Budaya ... 19
2.5 Konsep Nemui Nyimah ... 20
2.6 Seni Tari ... 22
2.7 Tari Sigeh Penguten ... 25
2.7.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 26
2.7.3 Tata Busana Tari Sigeh Penguten ... 33
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 36
3.2 Sumber Data... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.1 Observasi ... 37
3.3.2 Wawancara... 38
3.3.3 Dokumentasi ... 38
3.4 Instrumen Penilaian ... 38
3.4.1 Panduan Observasi ... 39
3.4.2 Panduan Dokumentasi ... 39
3.4.3 Lembar PengamatanTes Praktik ... 39
3.5 Tes Praktik ... 39
3.6 Analisis data ... 44
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46
4.1.1 Sejarah Berdirinya SD Negeri 1 Simpang Agung ... 46
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan ... 47
4.1.3 Sarana & Prasarana... 49
4.1.4 Ektrakurikuler ... 49
4.2 Hasil dan Pembahasan ... 50
4.2.1 Permohonan Izin ... 50
4.2.2 Pertemuan Petama ... 51
4.2.3 Pertemuan Kedua... 72
4.2.4 Pertemuan Ketiga ... 83
4.2.5 Pertemuan Keempat... 97
4.2.6 Pertemuan Kelima ... 109
4.2.7 Pertemuan Keenam ... 122
4.2.8 Pertemuan Ketujuh ... 131
4.2.9 Pertemuan Kedelapan ... 138
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 145
5.2 Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA... 147
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Rangkaian Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 27
2 Indikator Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Mempelajari Tari Sigeh Penguten Tiap Pertemuan ... 42
3 Indikator Penilaian Kemampuan Siswa Mendemonstrasikan Tari Sigeh Penguten... 42
4 Instrumen Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 44
5 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 44
6 Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru ... 45
7 Tolak Ukur Penilaian ... 47
8 Jadwal Kegiatan Belajar-Mengajar ... 54
9 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan pertama ... 66
10 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 69
11 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama... 73
12 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan kedua ... 80
13 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 81
14 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua ... 84
15 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan ketiga ... 92
16 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 95
17 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Ketiga ... 98
18 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan keempat ... 106
19 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 107
20 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keempat ... 110
21 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan kelima ... 119
22 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 120
23 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kelima ... 123
24 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan keenam ... 128
25 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 129
26 Aktivitas Siswa pada Pertemuan Keenam ... 132
27 Hasil pengamatan siswa pada pertemuan ketujuh ... 136
28 Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah) ... 137
29 Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketujuh... 138
GAMBAR Halaman
1 Pose Gerak Lapah Tebeng ... 26
2 Pose Gerak Seluang Mudik ... 27
3 Pose Gerak Jong Simpuh ... 27
4 Pose Gerak Jong Sila Ratu ... 27
5 Pose Gerak Samber Melayang ... 28
6 Pose Gerak Ngerujung Level Rendah ... 28
7 Pose Gerak Ngerujung Level Sedang ... 28
8 Pose Gerak Ngerujung Level Tinggi ... 28
9 Pose Gerak Ngetir ... 29
10 Pose Gerak Makurancang ... 29
11 Pose Gerak Kenui Melayang ... 29
12 Pose Gerak Gubukh Gaghang ... 30
13 Pose Gerak Balik Palo ... 30
14 Pose Gerak Nyiau Bias ... 30
15 Pose Gerak Sabung Melayang ... 31
16 Pose Gerak Tolak Tebeng ... 31
17 Pose Gerak Mempan Bias ... 31
18 Pose Gerak Belah Hui ... 31
19 Pose Gerak Lipetto ... 32
20 Pose Gerak Jong Gepak atau Ippek ... 32
21 Penjelasan konsep nemui nyimah kepada siswa ... 52
22 Pembelajaran gerak lapah tebeng kepada siswa ... 53
23 Pembelajaran gerak seluang mudik turun kepada siswa ... 55
24 Pembelajaran gerak makuracang kepada siswa ... 73
25 Siswa menirukan gerak balik palo saat didemonstrasikan .... 85
26 Siswa memperagakan gerak gerak mempan bias ... 99
27 Pembelajaran gerak lipetto kepada siswa ... 112
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa
transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses
adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah
pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Pendidikan nasional
sangat berfungsi dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak,
serta peradaban bangsa yang bermartabat. Sebagaimana ditulis pada
Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 bab II Pasal 3, dinyatakan sebagai berikut .
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta beradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
Pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan
oleh pengalaman (Slevin dalam Brown, 2001: 8). Pengalaman sangatlah berperan
penting dalam kehidupan khususnya sebagai salah satu bagian dari proses
pembelajaran. Pembelajaran merupakan penguasaan atau pemperolehan
pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah ketrampilan dengan belajar,
pengalaman, atau instruksi (Brown, 2001: 8).
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta
didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan
pendidikan merupakan suatu komponen sitem pendidikan yang menempati
kedudukan dan fungsi sentral sehingga setiap tenaga kependidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas
dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
(Hamalik, 1994:3).
Pendidikan seni diberikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi semuanya
didasari oleh keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak pertama kali
mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan sebagai tanggapan
untuk dan dalam kehidupan (Sukakarya, 2010:3.1.3).
Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan
pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru, baik
metode ceramah, tanya jawab, demostrasi, drill atau latihan dan sebagainya
Penggunaan metode pembelajaran memang membutuhkan penguasaan dan
keterampilan guru dalam menetukan jenis metode dan sasara yang menjadi tujuan
dari proses pembelajaran bahwa guru juga diharapkan untuk dapat melakukan dan
menggunakan metode yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat
memperoleh hasil yang maksimal.
Metode Demostrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi,
atau benda tertentu. Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif,
sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta atau data yang benar (Wetty,2011:16).
Mencermati tentang mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013, terdapat
sejumlah mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan
Seni Budaya dan Prakarya. Sebagai materi pembelajaran, mata pelajaran Seni dan
Budaya perlu di pahami guru, seperti bagaimana arah yang tepat untuk mendidik
dan membentuk karakter anak. Arah atau pendekatan seni baik itu seni rupa, seni
musik, seni tari ataupun seni teater, secara umum dapat dipilah menjadi dua
pendekatan, yaitu: (1) seni dalam pendidikan dan (2) pendidikan melalui seni.
Pertama, seni dalam pendidikan. Secara hakiki materi seni penting diberikan
kepada anak. Maksudnya adalah, keahlian melukis, menggambar, menyanyi,
menari, memainkan musik dan keterampilan lainnya perlu ditanamkan kepada
anak dalam rangka pengembangan kesenian dan pelestarian kesenian. Seni dalam
pendidikan ini sejalan dengan konsep pendidikan yaitu sebagai proses
nilai-nilai dari generasi tua kepada generasi berikutnya. Oleh sebab itu, seni dalam
pendidikan merupakan upaya kita sebagai pendidik seni dan juga lembaga yang
menaungi kita untuk mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan berbagai
jenis kesenian yang ada baik lokal maupun mancanegara.
Pendidikan seni berbasis budaya sangat penting untuk perkembangan anak di
masa depan. Pendidikan seni tidak lagi sebagai mata pelajaran tambahan yang
sewaktu-waktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi waktu luang. Hal
ini merupakan tugas para guru dan orang tua untuk mewujudkan hal tersebut.
Dengan demikian pendidikan Seni Budaya adalah bagian penting dan efektif
untuk mewujudkan hal tersebut, walaupun sampai saat ini masih diragukan dan
dikesampingkan.
Bagong Kussudiarjo (1985:16) dalam Wahyudiyanto (2008:11) menyebutkan
bahwa tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak,
berirama, dan berjiwa yang harmonis. Keindahan bukan hanya hal dengan tari -hal
yang halus dan bagus saja, melainkan sesuatu yang memberi kepuasan batin
manusia, berjiwa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan sehingga
gerak yang telah dibentuk dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat
memberikan pesan yang dapat kita mengerti dan berarti, dan harmonis adalah
kesatuan yang selaras dari keindahan yang bergerak, berirama, dan berjiwa
tersebut.
Tari adalah bagian dari kebudayaan, tari merupakan subjek yang memiliki
kekuatan yang serupa dalam perubahan seperti pada aspek kebudayaan yang lain.
terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna
(meaning). Keindahan tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus
mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:3).
Tari terdiri atas tari tradisional dan tari kreasi (modern), salah satu tarian
tradisional yaitu tari sigeh penguten yang berasal dari provinsi Lampung. Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional Lampung yang fungsinya sebagai penyambutan tamu. Bentuk tari sigeh penguten ini adalah tari kelompok putri yang berjumlah ganjil (5, 7, 9). Tari sigeh penguten ini harus dijaga kelestariannya agar tidak punah seiring berjalannya waktu, oleh karena itu tarian
ini diajarkan kepada siswa sekolah.
Nemui nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban dan kerukunan serta silaturahmi. Nemui-nyimah merupakan
kewajiban bagi suatu keluarga dari masyarakat Lampung umumnya untuk tetap
menjaga silaturahmi, dimana ikatan keluarga secara genealogis selalu terpelihara
dengan prinsip keterbukaan, kepantasan dan kewajaran. Pada hakekatnya
nemui-nyimah dilandasi rasa keikhlasan dari lubuk hati yang dalam untuk menciptakan
kerukunan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
Susunan prinsip dasar tersebut adalah, (1) pi’il pesenggiri yang berarti segala
sesuatu yang menyangkut harga diri, perilaku dan sikap yang dapat menjaga nama
baik, (2) sakai sambaian meliputi pengertian yang luas, seperti gotong royong, tolong menolong, toleransi terhadap sesama maupun terhadap orang lain, (3)
nengah nyappur adalah sebagai tata kehidupan masyarakat Lampung dalam pergaulan dan bermasyarakat, (5) bejuluk beadek adalah nama panggilan di waktu masih kecil, yang diwariskan secara turun temurun
(I Wayan Mustika, 2010 : 13,14).
Sesuai dengan pengertian nemui nyimah yang berarti menghormati dan bermurah hati kepada tamu, maka penggunaan konsep nemui nyimah dalam pembelajaran tari sigeh penguten bermanfaat melatih siswa untuk bersikap saling menghormati dan bermurah hati kepada sesama dan kepada tamu yang akan disambut dengan
tari sigeh penguten. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat menerapkan sikap saling menjaga silaturahmi, sopan santun, berprilaku baik
dalam berkeluarga berkeluarga dan bermasyarakat.
SD Negeri 01 Simpang Agung merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang
ada di Kabupaten Lampung Tengah. Di SD Negeri 01 Simpang Agung,
pendidikan seni tari sangat tertinggal, pendidik di sekolah tersebut bukan pendidik
dengan latar belakang pendidikan seni tari, sehingga hasil yang didapatkan dalam
pembelajaran seni tari tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kekurangan
tarian di sekolah tersebut sangat terasa saat sekolah akan mengadakan suatu acara,
seperti peringatan Maulid Nabi dan acara perpisahan sekolah.
Pembelajaran Seni Tari di SD Negeri 01 Simpang Agung masuk dalam jam
pengembangan diri yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler tari saja. Seni budaya
pada pembelajaran intrakurikuler hanya diajarkan menggambar dan ketrampilan
mencakup seni rupa dan seni musik saja, melainkan terdapat seni tari dan seni
teater.
Dalam penelitian ini akan meneliti mengenai seni tarinya dengan:
Standar Kompetensi : Mekspresikan diri melalui karya seni tari
Kompetensi Dasar : Menyiapkan peragaan tari Nusantara daerah setempat
Kelas IV merupakan objek penelitian, alasan dipilihnya kelas IV karena antusias
siswa di kelas ini dalam bidang seni tari cukup tinggi, dapat dilihat dari jumlah
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari, serta agar di setiap acara-acara yang
dilaksanakan disekolah ataupun diluar sekolah mereka dapat menarikannya karena
kelas IV akan lebih mudah untuk mengikuti proses latihan dibandingkan dengan
kelas V dan VI yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional.
Pembelajaran tentang seni tari di SD Negeri 01 Simpang Agung hanya ada dalam
kegiatan ekstrakurikuler tari, sedangkan ekstrakurikuler tari di sekolah tersebut
kurang begitu berkembang. Tidak ada pengagendaan jadwal, hanya latihan apabila
akan ada suatu kegiatan saja, dan terdapat beberapa gerak tari yang tidak tepat,
dikarenakan pada setiap akan diadakan suatu acara, pendidik mengajarkan tarian
hanya melalui video saja, jadi apa yang didapatkan para siswa dalam
ekstrakurikuler tari tidak maksimal. Tarian yang diajarkan sekedar tarian
sederhana yang siswa cukup mudah untuk menghafalnya. Padahal minat tari di
sekolah tersebut cukup baik, hanya saja sarana dan prasarananya yang tidak
tercukupi. Penelitian ini sekaligus diharapkan mampu untuk mengembangkan seni
Ketidaksesuaian keahlian pendidik akan sangat berpengaruh dengan hasil yang
akan diterima oleh perseta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga pendidik
yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Meskipun seni tari
dikatakan sebagai materi yang tidak cukup berat, namun apabila pembelajaran
tidak menggunakan metode penyampaian yang tepat maka tujuan dari
pembelajaran ini tidak akan tercapai dengan baik. Pendidik dengan latar belakang
pendidikan seni diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengajaran
yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Untuk dapat mencapai tujuan tentunya
dibutuhkan suatu metode yang dapat digunakan untuk membantu proses
pengajaran menjadi maksimal. Selain itu siswa SD Negeri 01 Simpang Agung
sangat kurang untuk bersikap saling menghormati, menghargai dan bermurah hati
kepada guru dan sesama. Siswa belum dapat menerapkan sikap saling menjaga
silaturahmi, sopan santun, berprilaku baik dalam berkeluarga dan bermasyarakat.
Untuk itu diperlukan penerapan konsep nemui nyimah dalam sekolah tersebut agar dapat membantu siswa untuk bersikap lebih baik lagi.
Berdasarkan permasalahan di atas, dibutuhkan penelitian yang berjudul
Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Dengan Menggunakan Konsep Nemui Nyimah Pada Siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang berhubungan
menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah tahun 2013/2014.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan khususnya
menambahkan referensi penelitian dibidang seni khususnya kreativitas. Penelitian
ini dapat memberi referensi bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan
teori kreativitas yang memusatkan perhatian pada tari.
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan serta informasi positif bagi pendidik dan calon
pendidik khususnya dalam bidang seni tari agar yang diharapkan dapat tercapai.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat
1. Objek Peneletian
Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 01 Simpang Agung
Lampung Tengah.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Simpang Agung
Lampung Tengah
4. Waktu Penelitian
Surat izin penelitian diserahkan pada bulan Desember 2013 dan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian
yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran,
metode demonstrasi, konsep nemui nyimah dan tari sigeh penguten belum ada yang mencatat tentang Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Dengan Menggunakan Konsep Nemui Nyimah Pada Siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah.
Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari cenderung bersifat
permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan
informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi kognitif.
Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada keaktifan
siswa dalam merespons dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada diri siswa ataupun lingkungannya (M. Thobroni & Arif Mustofa, 2011: 19).
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks. Proses itu sendiri sulit
diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan
perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Setiap
tindakan belajar mengandung beberapa unsur yang sifatnya dinamis, karena dapat
berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau menjadi lemah.
belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi subjek yang belajar.
Kelima unsur inilah yang bersifat dinamis dan dapat mempengaruhi proses belajar
tersebut (Hamalik 2008: 50).
Nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pendidikan guna membentuk dan
memperkokoh karakter bangsa diidentifikasi dari budaya adalah sebagai suatu
kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak
didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu
dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam
komunikasi antar anggota masyarakat. Posisi budaya yang demikian peting dalam
kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam
pendidikan bangsa (Sofan Amri, 2013: 248).
Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional Lampung yang fungsinya sebagai penyambutan tamu. Bentuk tari sigeh penguten ini adalah tari kelompok putri yang berjumlah ganjil (5, 7, 9). Salah satu penari yang berada paling depan
membawa properti yang bernama tepak. Tari sigeh penguten pada awalnya hanya ditarikan oleh keluarga Pangeran Muhammad Ali yang merupakan pemimpin
pada 1886 di Wilayah Mesuji Wiralaga, sebelah utara Provinsi Lampung.
Awalnya di daerah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah yang kemudian dikenal dengan tari sigeh penguten (Habsary, 2003: 27).
2.1Landasan Teori
Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh,
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data.
Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara
sistematis, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena (Cooper and Schindler : 2003).
Sitirahayu Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan
meramalkan gejala yang ada.
Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian
adalah:
1. Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari
2. Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin dapat menghasilkan
makna terbesar
3. Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan
rangka mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling bermakna
4. Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan
menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung
5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran, konsep
nemui nyimah , dan metode demonstrasi.
Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup
mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan
dan kepribadian sesuai dengan kehidupannya budaya masyarakatnya (Hamalik:.
2011).
Untuk mengungkap metode yang paling efektif untuk mengajarkan dan
mengamati tari sigeh penguten yaitu metode demonstrasi. Dipilihnya metode demostrasi sebagai metode pembelajaran seni tari karena metode ini merupakan
pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu pristiwa atau benda benda
sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan
dipahami oleh peserta didik (Sagala, 2003:210).
2.2Metode Pembelajaran Tari
Metode pembelajaran membicarakan bagaimana membelajarkan siswa sesuai
dengan harapan-harapan dan mewujudkan perubahan positif. Metode merupakan
kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan pembelajaran yang efektif yang
melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar. Pola ini
dapat berupa pengalihan langsung pengetahuan atau proses-proes yang berkaitan
dengan pengajaran. (Soeteja,2009 :11)
Setiap metode erat kaitannya dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Oleh karena
itu, pemilihan metode tidak terlepas dari kepentingan pencapaian tujuan, bahan
atau materi ajar dan fasilitas. Pada proses pengajaran tidak hanya bertumpu pada
satu metode saja, melainkan sering dipadukan dengan metode-metode lainnya.
Dengan demikian keberhasilan penggunaan metode ditentukan oleh ketepatan
metode yang disesuaikan dengan melihat situasi dan kondisi lingkungan belajar,
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tari ada bermacam-macam.
Pembelajaran tari yang diajarankan sebagai bentuk yang harus diterima oleh anak
tanpa menyadari dan memahami konsep-konsep belajar bagi anak. Hal seperti ini
lebih merupakan paksaan unruk mengikuti pola-pola yang telah jadi, dengan
petunjuk-petunjuk dan perintah yang tidak boleh dilanggar, melainkan harus
ditaati.
Dalam proses belajar-mengajar praktik tari sebagai bentuk belajar keterampilan
sering menggunakan metode demonstrasi (mempertunjukkan), peniruan, dril-resitasi (latihan), SAS (Stuktur Analitis Sintesis), metode wawancara dan sebagainya. Adapun dalam penelitian ini difokuskan pada metode demonstrasi.
2.3Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam
topik bahasan (Mulyani Sumantri, 2001 : 82).Pendapat lain menyatakan bahwa
metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses ( Roestiyah N. K, 2001 : 83 ).
Menurut (Udin S. Wianat Putra, dkk 2004 : 424 ) “ Metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan proses tertentu “.Sedangkan
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode
demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran
denganmemperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai
dengan penjelasan lisan.
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Seperti pada metode yang lain, metode demonstrasi juga mempuyai kelebihan dan
juga beberapa kekurangan, diantarannya :
Kelebihan/ keuntungan :
1. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh Guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya.
Perhatian peserta didik lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan
tidak tertuju pada hal-hal lain.
2. Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu
saluran berpikir yang sama.
3. Ekonomis dalam jam pelajaran disekolah karena materi yang memerlukan
waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui Demonstrasi dengan
waktu yang relatif pendek.
4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya
membaca didalam buku, karena peserta didik telah memperoleh gambaran
5. Bila peserta didik turut aktif bereksperimen, maka peserta didik akan
memperoleh pengalaman-pengalaman langsung untuk mengembangkan
kecakapannya.
6. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri peserta didik
dapat dijawab waktu mengamati proses Demonstrasi/Eksperimen.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya :
1. Daya tangkap setiap peserta didik berbeda, sehingga Guru harus
mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar peserta didik dapat
mengikuti pelajaran.
2. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama
dibandingkan dengan metode ceramah.
3. Untuk melakukan Demonstrasi diperlukan peralatan khusus dan apabila
terjadi kekurangan peralatan, Metode Demonstrasi menjadi kurang
efesien.
4. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli peralatan
dan bahan.
5. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
6. Apabila peserta didik tidak aktif maka Metode Demonstrasi menjadi tidak
efektif
7. Kadang-kadang peserta didik melihat suatu proses yang didemonstrasikan
2.3.2 Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3. Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
di antaranya:
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi
a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal
ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses
demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada
baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
2.4 Seni Budaya
Seni atau kesenian dalam hal ini dipandang sebagai unsur dalam kebudayaan atau
subsistem dari kebudayaan. Melihat kesejajaran konsepnya, maka kesenian
sebagaimana halnya kebudayaan, dapat dikatakan sebagai pedoman hidup bagi
masyarakat pendukungnya (seniman) dalam melakukan kegiatannya (berkarya
seni) sehari-hari. Pedoman ini berisikan model kognisi (pengetahuan), sistem
simbolik, atau pemberian makna yang terjalin secara menyeluruh dalam
symbol-simbol yang ditransmisikan melalui pendidikan formal maupun non formal dalam
digunakan secara selektif oleh masyarakat pendukungnya untuk berkomunikasi,
melestarikan, menghubungkan pengetahuan, dan bersikap serta bertindak untuk
memenuhi kebutuhan integratifnya yang bertalian dengan pengungkapan atau
penghayatan estetiknya (Rohendi dalam Soeteja, 2009: 1.2.3).
Melalui pendekatan kebudayaan, prilaku berkesenian dapat dipandang sebagai
salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu untuk memenuhi
kebutuhan integratif. Kebutuhan ini mencerminkan manusia sebagai mahluk
pemikir, bermoral dan bercita rasa yang berfungsi untuk mengintegrasikan
berbagai kebutuhan menjadi suatu sistem yang dibenarkan secara moral, dipahami
akal pikiran, dan diterima oleh cita rasa (Haviland dalam Soeteja, 2009: 1.2.3).
2.5 Konsep Nemui Nyimah
Nemui berasal dari kata benda temui yang berarti tamu, kemudian menjadi kata
kerja nemui yang berarti mertamu atau mengunjungi/silaturahmi. Nyimah berasal dari kata benda “simah”, kemudian menjadi kata kerja “nyimah” yang berarti suka
memberi (pemurah). Secara harfiah nemui nyimah diartikan sebagai sikap santun, pemurah, terbuka tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai
dengan kemampuan. Nemui nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban dan kerukunan serta silaturahmi.
Nemui-nyimah merupakan kewajiban bagi suatu keluarga dari masyarakat
Lampung umumnya untuk tetap menjaga silaturahmi, dimana ikatan keluarga
secara genealogis selalu terpelihara dengan prinsip keterbukaan, kepantasan dan
Nemui nyimah juga diartikan sebagai sikap penghormatan terhadap tamu, yang dimaksud menghormati tamu disini adalah menganggap orang lain selalu sebagai
tamu yang harus dihormati. Bila menganggap masyarakat sebagai tamu maka
seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menyuguhi tamu, yaitu
masyarakat luas dengan suguhan yang sangat menarik dan menyenangkan.untuk
itu seseorang diharuskan mempunyai produk atau karya yang dapat disuguhkan
kepada masyarakat, dan masyrakat memang membutuhkan produk itu yang
dirasakannya sebagai perlakuan yang santun yang dianggap sebagai keramahan
(Fachruddin, 39:1996).
Nemui nyimah diartikan sebagai sikap pemurah, terbuka tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai dengan kemampuan. Secara garis besar
sikap-sikap tersebut merupakan bentuk dari sikap berperilaku baik. Nemui nyimah merupakan ungkapan asas kekeluargaan untuk menciptakan suatu sikap keakraban
dan kerukunan serta silaturahmi.
Bentuk konkrit nemui nyimah dalam konteks kehidupan masyarakat dewasa ini lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap kepedulian sosial dan rasa setiakawan
atau secara sederhana sikap tersebut merupakan cerminan dari sikap toleransi.
Suatu keluarga yang memiliki keperdulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan,
tentunya berpandangan luas ke depan dengan motivasi kerja keras, jujur dan tidak
merugikan orang lain.
Dalam konsep nemui nyimah seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menyuguhi tamu, yaitu masyarakat luas dengan suguhan yang sangat menarik dan
yang dapat disuguhkan kepada masyarakat misalnya tari sigeh penguten. Karya tersebut diimplementasikan dengan sikap halus dalam bergerak yang merupakan
bentuk keramahan kepada masyarakat.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penggunaan konsep nemui nyimah mendukung pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Mengusahakan agar siswa dapat mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang selanjutnya menjadikan suatu karakter yang sesuai dengan
kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong siswa untuk
melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial. Siswa mampu menerapkan konsep
nemui nyimah dalam tari sigeh penguten, yaitu berprilaku baik dalam proses pembelajaran seni tari dan sopan santun kepada guru dan tamu yang akan
disambut dengan tari sigeh penguten, halus dalam bergerak serta saling menghargai dan toleransi terhadap daya tangkap siswa lain. Tari Lampung
khususnya tari sigeh penguten di dalamnya terdapat sikap yang mencerminkan adat lampung, karakter, falsafah (piil pesenggiri) yang salah satu butirnya adalah
nemui nyimah dan semua sikap nemui nyimah ada dalam gerak tari sigeh penguten.
2.6 Seni Tari
Tari adalah keindahan gerak badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa
atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan
Curt sack mengatakan dalam buku “World History Dance‟ menyebutkan bahwa
tari adalah gerak yang ritmis. Gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya yang
diatur sedemikian rupa sehingga berirama.
Tari adalah susunan gerak yang beraturan yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai kesan tertentu atau bentuk upaya yang mewujudkan keindahan susuna
gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi (Edy Sedyawati
dalam Susi, 2007:17).
Menurut Suryodiningrat, tari adalah keseluruhan gerak anggota tubuh, suara
gamelan ditata menurut irama gending dalam suatu kesesuaian simbol dengan
maksud tari itu sendiri.
Atmadibrata dalam “Budaya Jaya”(1978) menjelaskan bahwa, pengertian seni
tari bukan hanya gerak fisik yang indah berirama, yang tampil dipentas serta
dilakukan oleh sekelompok pelaku, dan ditangkap oleh sekelompok yang disebut
penonton. Tari tumbuh karena kebutuhan manusia dalam rangka menemukan
keserasian dengan lingkungan guna mempertahankan kesinambungan hidupnya.
Dari sekian pendapat mengenai pengertian seni tari, penulis menarik kesimpulan
bahwa substansi tari adalah gerak. Maksud gerak di sini, bukan gerak yang
dilakukan manusia sehari-hari, melainkan gerak dalam arti dan proses tertentu
sehingga berubah dari bentuk alami.
Kedudukan seni tari sebagai salah satu ilmu pengetahuan memiliki fungsi dan
tujuan seperti bidang ilmu lainnya. Soedarsono dalam bukunya membedakan
1. Seni Tari Sebagai Sarana Upacara
Pada masa budaya purba, kepercayaan kepada dewa, ruh leluhur, dan alam gaib
masih sangat kuat. Sehingga segala kegiatan dihubungkan dengan hal-hal magis
dan spiritual dengan mengadakan upacara-upacara. Upacara-upacara tersebut
dilakukan dengan maksud tertentu dengan media seni tari. Maksud dari
pengadaan upacara ritual itu bermacam-macam diantaranya permohonan
keselamatan, pesta panen padi, bersih desa, kelahiran, kematian, perkawinan,
upacara pemotongan gigi dan lain-lain.
2. Seni Tari Sebagai Pergaulan
Tari pergaulan merupakan bentuk tari yang bersifat gembira. Tari ini berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman, karena selalu menyesuaikan perkembangan
budaya dan selera rakyat.
3. Seni Tari Sebagai Hiburan
Tari hiburan diperuntukkan sekedar memberi kepuasan perasaan saja tanpa
membutuhkan pengamatan secara serius. Pada umumnya tari-tarian ini merupakan
acara pelengkap pada acara-acara tertentu seperti ulang tahun kemerdekaan,
pembukaan sebuah kantor atau gedung, penyambutan kenegaraan, dan
sebagainya.
4. Seni Tari Sebagai Sarana Hiburan atau Tontonan
Tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan atau tontonan merupakan tarian yang
dipertontonkan untuk kepuasan manusia. Walaupun demikian tari ini
misi-misi dan maksud tertentu agar mudah dipahami dan ditelaah peminatnya. Tari ini
juga memiliki nilai estetis yang tinggi.Tari merupakan salah satu jenis seni yang
direkomendasikan digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Melalui tari,
anak dilatih untuk menggerakkan berbagai sensori motoriknya, melatih
kepekaannya, mengkoordinasikan antara gerakan dan bunyi, menginterprestasikan
pengalaman disekitarnya dalam gerak dan sebagainya.
2.7 Tari Sigeh Penguten
Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional Lampung yang fungsinya sebagai penyambutan tamu. Bentuk tari sigeh penguten ini adalah tari kelompok putri yang berjumlah ganjil (5, 7, 9). Salah satu penari yang berada paling depan
membawa properti yang bernama tepak. Tari sigeh penguten pada awalnya hanya ditarikan oleh keluarga Pangeran Muhammad Ali yang merupakan pemimpin
pada 1886 di Wilayah Mesuji Wiralaga, sebelah utara Provinsi Lampung.
Awalnya di daerah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah yang kemudian dikenal dengan tari sigeh penguten (Habsary, 2003: 27).
Sebuah koreografi tari tidak terlepas dari beberapa unsur yang selalu
menyertainya yaitu : gerak, iringan, pola lantai, rias dan busana. Seluruh unsur
tersebut dipadukan dalam waktu yang bersamaan dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai estetis yang sesuai dengan ketentuan dari wujud sebuah koreografi.
1. Gerak
Gerak merupakan gejala yang paling primer dan merupakan media yang paling
bentuk reaksi spontan dari gerak batin manusia.apabila susunan gerak itu ditata
dengan memperhatikan unsur ruang, waktu, dan estetika yang didukung pula oleh
irama maka terjadilah gerak tari.
Gerak pada tari sigeh penguten secara garis besar hanya berupa pengulangan. Secara singkat ragam gerak yang ada pada tari sigeh penguten ini adalah sebagai berikut : lapah tebeng, seluang mudik, hormat, kilat mundur, gubuh gakhang,
ngiyau bias, tolak tebeng, ngerujung, lipetto, mempam bias, belah hui, samber
melayang, jong silo ratu, sembah. Tari sigeh penguten seperti yang telah disebutkan memiliki 18 motif ragam gerak. Berikut adalah deskripsi dari 18
ragam gerak tari sigeh penguten.
2.7.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
Tabel 1. Rangkaian Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
No Gambar Bentuk Ragam Tari Sigeh Penguten Deskripsi Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
1 Lapah tebeng adalah gerakan
[image:41.595.107.525.435.756.2]2
Seluang mudik: motif gerak untuk transisi dari posisi berdiri menuju level rendah. Gerakan ini selain sebagai gerak perubahan level,bagi penari yang membawa tepak digunakan untuk meletakkan tepak. Posisi badan tegap, kepala selalu melihat arah
perpindahan tangan.
Perpindahan tangan ini dilakukan dengan cara memutar pergelangan tangan kanan dan kiri secara bergantian dan hitungan empat sampai delapan terakhir, tangan berada di depan dada. Gerakan ini dilakukan 2x8 hitungan
3 Jong simpuh : gerakan ini
dilakukan dengan cara badan penari bersimpuh dengan posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri dengan posisi jari ngecum. Hitungan sebanyak 1x8 merunduk dan 1x8 bangun
4 Jong silo ratu : gerakan ini
5 Samber melayang : gerakan ini dilakukan sebagai penghubung gerak selanjutnya. gerakan ini dilakukan dengan cara
menyilangkan kedua tangan dengan posisi jari tangan ngecum di depan dada , kemudian membuka atau direntangkan sejajar lengan menyerupai burung yang akan terbang. Gerakan ini dilakukan 1x8 hitungan
6
Ngerujung level rendah Ngerujung level sedang
Ngerujung level tinggi
dilakukan dengan menari ke dalam dan ke luar dengan jari di ukel.
7 Ngetir : gerakan ini dilakukan
dengan cara posisi kaki kanan di depan kaki kiri dengan posisi badan mendak lalu kedua tangan di depan dada. Pergelangan tangan diukel ke dalam lalu di dorong ke kanan dan ke kiri.
8 Makurancang : gerakan ini
dilakukan dengan tangan kanan berada sejajar pinggang dan tangan kiri sejajar dengan lutut, jari-jari jempol di tutup, posisi badan mendak.
9 Kenui melayang : gerakan ini
10 Gubugh gakhang adalah gerakan maju ke depan tetapi dilakukan dengan perlahan, posisi kaki mendak, arah hadap serong kanan dan kiri, posisi tangan menengadah berada di depan dada, kemudian diturunkan ke samping pinggang. Gerakan ini dilakukan 1x8 hitungan
11 Balik palo adalahgerakan yang
dilakukan dengan cara telapak tangan kanan dihadapkan ke depan dengan posisi berada di depan dahi dan tangan kiri berada di depan dada lalu badan berbalik ke arah belakang. Gerakan ini dilakukan sebnyak 1x8 hitungan
12 Nyiau bias adalah gerakan
13 Sabung melayang : gerakan ini dilakukan hampir sama dengan samber melayang akan tetapi posisi tangan disilangkan di depan dada kemudian tangan direntangkan sejajar bahu dengan posisi jari ngecum. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8.
14 Tolak tebeng adalah gerakan
yang dilakukan dengan cara tangan kanan direntangkan sejajar bahu sedangkan tangan kiri ditekuk di depan dada, begitu sebaliknya tangan kiri direntangkan sejajar bahu sedangkan tangan kanan ditekuk di depan dada tergantung dengan posisi penari. Kaki bergerak bergeser dengan posisi kaki mendak. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8.
15 Mempam bias adalah gerakan
berpindah tempat membentuk posisi berhadap-hadapan. Posisi badan mendak dan dicondongkan ke kanan dan ke kiri.Kedua telapak tangan terbuka di atas bahu. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8 hitungan
16 Belah hui adalah gerakan yang
dilakukan dengan cara para penari saling berhadapan lalu tangan disilangkan dan posisi kaki kanan di depan kaki kiri,
ketika tangan akan
kaki mendak. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8
17 lipetto menyerupai gerakan
berputar namun tidak sekaligus, bertahap dari pojok kanan kemudian pojok kiri, posisi kaki mendak dan disertai dengan gerakan pergelangan tangan (ukel), tangan kanan di samping kepala, tangan kiri di depan dada dan sebaliknya tangan kiri di samping kepala, tangan kanan di depan dada secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8
18 Jong geppak/ippek adalah
gerakan yang dilakukan dengan posisi duduk simpuh, tangan kanan di atas lutut sedangkan tangan kiri berada di samping pinggang kemudian badan bersimpuh atau merunduk. Gerakan ini dilakukan sebanyak 1x8
2.7.2 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten
Iringan merupakan unsur pendukung yang membuat suatu tarian menjadi hidup.
Musik dan tari dapat dikatakan dua buah seni yang tidak dapat begitu saja
dipisahkan. Tari bukanlah suatu seni yang dapat berdiri sendiri melainkan selalu
disertai dengan seni musik. Iringan yang terdapat dalam tari ada 2 macam yaitu
iringan internal dan iringan eksternal. Iringan internal adalah suatu pengiring yang
berasal atau yang dihasilkan oleh penari itu sendiri, misalnya tepuk tangan,
teriakan, dan lain-lain. Iringan eksternal adalah suatu pengiring yang berasal atau
adalah talo balak, adapun irama dalam tarian ini dapat dibagi pula menjadi dua bentuk yaitu :
a. Gupek, merupakan iringan yang temponya cepat, bentuk iringan ini dipakai pada awal dan akhir tarian
b. Tarei, merupakan iringan yang temponya lambat, bentuk iringan ini dipakai pada pokok tarian.
2.7.3 Tata Busana Tari Sigeh Penguten
Rias dan busana adalah pendukung suasana tari. Rias yang dipakai dalam tarian
ini adalah rias cantik. Adapun kostum dan perlengkapan yang digunakan
adalah :
a. Mahkota (Siger)
Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat, siger berwarna kuning emas dan dipakai di kepala, banyaknya gerigi lancip berlekuk sembilan, sebagai lambang sembilan
sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka, Way Sekampung,
Way Seputih,Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way
Kanan, Way Tulang Bawang dan Way Mesuji.
b. Gaharu Kembang Goyang
Gaharu kembang goyang yang berwarna kuning emas, ini digunakan di atas
kepala, cara memakainya seperti ditusukkan di rambut.
c. Kembang Melati
Kembang melati merupakan asesoris yang dipakai di bagian kepala yang
d. Anting-anting
Anting-anting merupakan asesoris yang digunakan pada telinga untuk
memperindah bagian telinga.
e. Kain Tapis
Kain Tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat Lampung untuk
enghadiri upacara-upacara adat atau acara seremonial lainnya. Kain ini
merupakan kain tenun yang salah satu bahannya adalah benang warna
emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam seperti hijau, merah, dan hitam.
Namun umumnya yang dipakai pada tari sigeh penguten adalah kain tapis berwarna dasar merah dan hitam atau yang lebih teatrikal.
f. Baju Kurung
Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat
berwarna putih seperti pada baju pengantin adat Lampung.
g. Bebe usus ayam
Bebe Usus Ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup
bagian dada penari. Warna Bebe Usus Ayam sesuai dengan baju yang
dikenakan penari.
h. Kalung Buah Jukum dan Kalung Papan Jajar
Asesoris kalung Buah Jakum dan Kalung Papan Jajar ini dipakai di leher
i. Gelang Kano, Gelang Burung dan Gelang Pipih Properti tersebut digunakan di lengan penari.
j. Tanggai
Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah properti yang dikenakan pada jari
tangan. Pada tanggai Lampung seluruh permukaan tanggai tertutup
sehingga kuku penari tidak terlihat, dan terdapat rantai-rantai kecil yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan penelitian
deskriptif ini berupaya ingin memaparkan data-data dan menganalisis data secara
objektif serta menggambarkan pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah.
Penelitian desksiptif berusaha untuk memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu (Margono, 2007: 8). Hal yang
dideskripsikan adalah pembelajaran tarisigeh pengutendengan menggunakan konsep nemui nyimah pada siswa SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah.
3.2Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi dan guru seni
budaya SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah.Penerapan pembelajaran
seni tari yaitu dengan menggunakan konsep nemui nyimah dan metode demonstrasi. Dipilihnya siswi yang tergabung dalam pembelajaran seni tari atas
01 Simpang Agung Lampung Tengah yakni Ibu Dwi Purwani karena antusias dan
minat belajar siswa yang cukup besar dalam mengenal tari sigeh penguten.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan hal yang esensial. Teknik
pengumpulan data adalah langkah yang strategis, kerena tujuan pokok penelitian
adalah mengumpulkan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
3.3.1 Observasi
Dalam observasi ini dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan diharuskan untuk ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna
setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2009:204).
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai penghimpunan bahan-bahan
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan serta
sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan (Sobry
Sutikno, 2013:133).
Bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas IV di SD
Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran seni tari pada siswa
di SD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah. Melalui observasi ini diharapkan
Simpang Agung Lampung Tengah sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pada
proses observasi lebih di tekankan pada pengamatan siswa saat berada di dalam kelas.
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang
diwawancarai. Tujuan wawancara ialah untuk memperoleh informasi untuk
menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu dan untuk melengkapi suatu
penyelidikan ilmiah (Sobry Sutikno, 2013:134). Wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini dilakukan dengan Ibu Dwi Purwani selaku kepala sekolah
dan merangkap sebagai guru seni budaya di SD Negeri 01 Simpang Agung
Lampung Tengah, untuk menggali data yang berkaitan dengan pembelajaran seni
tari di sekolah tersebut.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen tertulis, gambar, ataupun elektronik
(Sukmadinata, 2007:222). Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan
berupa foto dan video yang digunakan untuk mendokumentasikan proses
pembelajaran tarisigeh pengutendengan menggunakan konsep nemui nyimahpada siswaSD Negeri 01 Simpang Agung Lampung Tengah. Dokumentasi ini
digunakan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian.
3.4Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai fasilitator.
Pengumpulan data yang digunakan ini menggunakan beberapa panduan,
3..4.1 Panduan Observasi
Lembar pengamatan observasi digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang
apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.
3.4.2 Panduan Dokumentasi
Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan
video yang menggunakan alat bantu kamera handphone.
3.4.3 Lembar Pengamatan Tes Praktik
Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil
belajar tari tari sigeh penguten dengan menggunakan konsep nemui nyimah. Lembar tes praktik yang digunakan adalah instrumen yang berupa aspek-aspek
penilaian yang sudah ditentukan.
3.5Tes Praktik
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes praktik. Tes ini
digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan mengenai pembelajaran tarisigeh penguten. Data tes yang digunakan berupa data penguasaan materi praktik siswa yang dinilai menggunakan pedoman
Tabel 2. Indikator Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Mempelajari Tari Sigeh Penguten Tiap Pertemuan (Proses)
No Aspek Indikator Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
1 Gerak Mengerti materi dan menghapal ragam gerak
Siswa mampu mengerti materi dan meghapal 3 ragam gerak
5 Baik
sekali Siswa mampu mengerti materi
dan menghapal 2 ragam gerak
4 Baik
Siswa mampu mengerti materi dan menghapal 1 ragam gerak
3 Cukup
Siswa hanya mampu mengerti materi
2 Kurang
Siswa tidak mengerti materi dan ragam gerak
1 Gagal
Jumlah Skor Maksimum 5
Tabel 3. Indikator Penilaian Kemampuan Siswa Mendemonstrasikan Tari Sigeh Penguten
No Aspek Indikator Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
1 Wiraga
Urutan gerak
Siswa mampu mempraktikan
urutan gerak dari awal hingga akhir tanpa lupa
5 Baik
sekali
Siswa mampu mempraktikan
urutan gerak dengan tingkat kesalahan 1-2 kali
4 Baik
Siswa mampu mempraktikan
urutan gerak dengan tingkat kesalahan 3-4 kali
3 Cukup
Siswa mampu mempraktikan
urutan gerak dengan tingkat kesalahan 5-6 kali
2 Kurang
Siswa mampu mempraktikan
urutan gerak dengan tingkat kesalahan lebih dari 6 kali
1 Gagal
Teknik gerak
Siswa mampu mempraktikan
semua ragam gerak sesuai dengan teknik gerak
5 Baik
sekali
Siswa mampu mempraktikan enam ragam gerak sesuai dengan teknik gerak
4 Baik
Siswa mampu mempraktikan lima ragam gerak sesuai dengan teknik gerak
3 Cukup
Siswa mampu mempraktikan
empat ragam gerak sesuai dengan teknik gerak
[image:55.595.114.518.140.310.2] [image:55.595.114.514.390.754.2]Siswa mampu mempraktikan satu hingga tiga ragam gerak sesuai dengan teknik gerak
1
Gagal
2 Wirama
Ketepatan gerak dengan musik
Siswa mampu mempraktikan
gerakan tari mengikuti alunan musik tari piring dua belas yang irama dan temponya cendrung pelan, mengikuti ritme setiap ragam gerak yang ada
5
Baik sekali
Siswa mempraktikan gerakan
1-2 kali terlambat atau
mendahulukan musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada
4 Baik
Siswa mempraktikan gerakan
3-4 kali terlambat atau
mendahulukan musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada
3 Cukup
Siswa mempraktikan gerakan
5-6 kali terlambat atau
mendahulukan musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada
2 Kurang
Siswa mempraktikan gerakan Lebih dari 6 kali terlambat atau mendahulukan musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada
1 Gagal
3 Wirasa Ekspresi
Siswa mampu mendemonstrasikan dengan tersenyum dan pandangan ke depan
5 Sangat
baik Siswa mampu mendemonstrasikan
dengan tersenyum tapi terkadang lupa dan pandangan ke depan
4 Baik
Siswa mampu mendemonstrasikan dengan tersenyum tapi terkadang lupa dan pandangan belum fokus
3 Cukup
Siswa mampu mendemonstrasikan
dengan tidak tersenyum dan
pandangan ke depan
2 Kurang
Siswa mampu mendemonstrasikan
dengan tidak tersenyum dan
pandangan belum fokus
1 Gagal
Nilai Akhir
x 100
Tabel 4. Instrumen Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Bersikap (Nemui Nyimah)
No Sikap Aspek
1 Toleransi
Siswa mampu menerima adanya perbedaan pendapat dan kemampuan dengan siswa lain serta saling menghargai Siswa mampu saling menghargai dengan siswa lain
Siswa mampu menerima adanya perbedaan kemampuan dengan siswa lain
2 Berperilaku Baik
Siswa mampu berprilaku baik selama proses pembelajaran tari sigeh penguten
Siswa mampu berprilaku baik dalam memeragakan gerak tari sigeh