• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah wesel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah wesel"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang maha pengasih lagi maha penyayang atas segala karunia dan rahmat-nya saya dapat menyusun Makalah tentang Wesel ini hingga selesai.

(2)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN...

1.1... Latar belakang...

BAB II PEMBAHASAN...

2.1... Penger tian dan syarat-syarat wesel...

2.2... Sejara h Wesel ...

2.3... Timbu lnya bentuk surat wesel ...

2.4... Bentu k Surat Wesel ...

2.5... Syarat Formal Wesel (Pasal 100 KUHD)...

2.6... Berba gai Bentuk Surat Wesel Khusus...

2.7... Kewaj iban dan Tanggungan Jawab Penerbit...

2.8... Endos emen...

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cara pembayaran semacam ini sampai sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan cara ini, eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah harga barang beserta biaya-biaya pengirimannya sekali. Wesel atau bill of exchange tersebut, yang dilampiri dengan dokumen-dokumen berupa faktur, konosemen, daftar isi, surat keterangan asal barang, surat keterangan pabean dan asuransi diserahkan oleh eksportir kepada bank dinegrinya. Dengan diterimanya dokumen-dokumen tersebut, bank dapat membayar wesel tersebut seketika dengan dipotongnya diskonto. Wesel tersebut oleh bank secara langsung atau lewat bank lain dinegara pengimpor ditagihkan kepada importer. Apabila bank sudah mendapatkan pembayaran dari importer, maka perhitungan nya antara bank dengan eksportir otomatis berakhir.

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian dan Syarat-syarat Wesel

Istilah wesel berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda yaitu wissel, dalam bahasa Jerman Wechsel, dalam bahasa Perancis letter de Change. Beberapa istilah ini mempunyai pengertian yang sama dari sistem Perancis dan Jerman yang sudah diseragamkan dalam perjanjian internasional di jeneva tahun 1930. Dalam hal ini, Inggris memberikan pngertian lain tentang apa yang disebut dengan wesel, dalam bahasa Inggris wesel disebut bill of change, hal in terjadi disebabkan Inggris pada waktu itu tidak ikut menandatangani perjanjanjian dalam konferensi jeneva.

Menurut C.S.T Kansil wesel adalah surat berharga yang mengandung suatu perintah pembayaran yang harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam KUHD. Lebih lanjut, ia menjelaskan wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh penarik kepada yang kena tarik yang harus melakukan pembayaran kepada pemegangnya.

Wesel merupakan surat yang berharga yang mengandung suatu perintah pembayaran yang harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam KHUD. Atau lebih jelas lagi, wesel adalah suatu perintah pembayaran yang di berikan oleh penarik kepada yang kena tarik yang harus memlakukan pembayaran itu kepada pemegangnya.

2.2. Sejarah Wesel

Pada abad pertengahan, dibagian barat daripada benua Eropa wesel mulai dikenal dan dipergunakan orang di mana ketika itu perniagaan atau perdagangan antara orang-orang yang negaranya saling berjauhan sudah terjalin.

(6)

tengah-tengah jlan terutama bahaya-bahaya ini dirasakan benar-benar apabila para pedagang itu membawa banyak uang tunai yang mereka perlukan untuk membeli barang-barang di tempat lain.

Pengiriman uang tunai semacam itu juga ada biayanya yang agak tinggi, oleh karena harus ada alat-alat pengangkut uang itu cukup kuat, sedang orang-orang yang diserahi menjalankan pengiriman uang itu, tentunya harus dibayar agak tinggi, justru oleh karena adanya bahaya maut baginya dalam melakukan perjalanan itu.

Selanjutnya di dalam buku hukum Wesel Cek dan Askep di Indonesia , Prof.Dr. R. Wirjono Prodjodikoro,SH menyatakan, bahwa : Pemikiran ini berhasil pada waktu para pedagang mendapatkan pertolongan dari pada tukang tukar-menukar uang (geldwisselaar,bankier). Caranya adalah seperti berikut : orang pedagang A, yang harus membayar sejumlah uang kepada pedagang B di lain tempat, membayar uang itu kepada seorang bankier C, yang menyanggupkan seurh bankeir lain, si D, di tempat yang lain itu, supaya membayar uang sejumlah itu kepada si B tadi.

Perjanjian antara mereka ini disebutkan dalam surat, yang ditanda-tangani oleh pedagang A dan bankier C. Dan inilah yang mula-mula dinamakan surat wesel.

2.3. Timbulnya dan Bentuk Surat Wesel

(7)

Di dalam perjanjian jual beli sesuatu baang antara A sebagai penjual dan B sebagai pembeli telah disepakati, bahwa B menerima barang yang dibeli dan A menerima pembayaran sejumlah harga barang iu. Tetapi pembayaran tersebut tidak berupa uang seperti biasanya, melainkan dengan cara tersendiri yaitu menerbitkan surat wesel sejumlah harga waktu yang telah ditentukan sebagaimana tercantum di dalam surat wesel itu. Selaku penerbit B di dalam surat wesel itu memrintahkan tanpa syarat kepada C untuk membayarkan kepada A sejumlah yang telah tercantum di dalam surat wesel sesuai dengan harga barang.

Apa sebabnya B memerintahkan C untuk membayar kepada A pada hari yang telah ditentukan? Karena antara B (penerbit) dan C (Pihak ketiga) itu juga terdapat hubungan hukum, dimana penerbit mempunyai dana atau menyediakan dana pada pihak ketiga itu. Dana tersebut dapat diambil oleh penerbit atau yang ditunjukkan pada waktu tertentu dengan bukti tertentu, yaitu surat wesel.

2.4. Bentuk Surat Wesel a. Bentuk Surat Wesel Biasa

(8)

2.5. Syarat Formal Wesel (Pasal 100 KUHD) 1. Kata wesel

2. Waktu dan tempat penerbitan 3. Tanda tangan penerbit

4. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang 5. Nama si tersangkut (si tertarik)

6. Penetapan hari pembayar atau jatuh tempo

Hal mengenai jatuh tempo ini diatur dalam afdeeling 5 dari titel 6 (pasal 132-136 KUHD). Ada 4 macam sistem di dalam menentukan hari pembayaran surat wesel, menurut pasal 132 KUHD :

a. Wesel yang harus dibayar pada sewaktu-waktu ditunjukkan kepada tertarik (op zicht) tetapi menurut pasal 133 surat wesel harus ditunjukkan dalam satu tahun terhitung dari tanggal penarikan wesel (zich wissel/dermand draft).

(9)

menyetujuinya tanggal si pemegang wesel memajukan proses (mazicht wissel/after sight draft).

c. Wesel yang harus dibayar setelah lampau suatu tenggang waktu tertentu, terhitung dari tanggal penarikan wesel (datawissel/date draft). d. Wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu (dagwissel/date draft). 7. Tempat pembayaran

8. Nama orang yang menerima pembayaran

2.6. Berbagai Bentuk Surat Wesel Khusus

Di samping bermacam-macam bentuk surat wesel menurut hari pembayarannya, masih ada lagi beberapa macam surat wesel ditinjau dari segi kepentingannya, yang merupakan bentuk surat wesel khusus.

Menurut Undangan-undang terdapat lima macam bentuk surat wesel khusus, yaitu :

a. Wesel pengganti penerbit: b. Wesel atas penerbit sendiri;

c. Wesel untuk rekening orang ketiga; d. Wesel incasso (wesel untuk menagih); e. Wesel berdomisili.

a) Wesel Atas Pengganti Penerbit

(10)

menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai pemegang pertama. Kekhususan bentuk surat wesel semacam ini ialah bahwa kedudukan penerbit sama dengan kedudukan pemegang pertama.

b) Wesel Atas Penerbit Sendiri

Pasal 102 ayat 2 KUHD menentukan, bahwa surat wesel dapat diterbitkan atas penerbit sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa penerbit memerintahkan kepada dirinya sendiri untuk membayar, atau penerbit menunjukkan dirinya sebagai pihak tertarik (tersangkut).

c) Wesel untuk Rekening Orang Ketiga

Ada juga terjadi bahwa seseorang menarik suatu wesel atau permintaandan untuk rekening orang pihak ketiga. Pada umumnya di penarik semacam ini adalah suatu bentuk bank.

Pasal 102 ayat 3 KUHD menetukan, bahwa surat wesel dapat diterbitkan untuk rekening orang ketiga (voor rekening van een derde), for account of a third party). Penerbitan surat wesel dalam bentuk ini bisa terjadi jika seorang ketiga itu untuk tagihannya memungkinkan diterbitkan suarat wesel artinya ia mempunyai rekening yang cukup dananya. Karena alasan tertentu ia minta kepada pihak lain untuk menjadi penerbit surat wesel atas perhitungannya itu. Di atas dikatakan, bahwa pada umumnya si penarik wesel semacam ini adalah bank, maksudnya adalah dimana orang ketiga itu mempunyai rekening.

Bank inilah yang bertindak sebagai penerbit surat wesel untuk perhitungan orang ketiga yang menyuruh diterbitkannya wesel atas perhitungan rekeningnya. d) Wesel Incasso (Wesel Untuk Menagih)

(11)

dibayarkan kepada si penarik. Atau apabila si penerima itu tidak dapat pembayaran dari si tertarik, maka ia akan mengembalikan surat wesel kepada si penarik.

e) Wesel Berdomisili

Wesel berdomisili ini adalah surat wesel yang harus dibayarkan di tempat tinggal seorang ketiga, baik di tempat tinggal tersangkut, maupun di tempat lain (pasal 103 KUHD).

Akibatnya ialah, bahwa pembayaran dari uang wesel harus diminta dan dilakukan oleh seorang ketiga itu. Tetapi yang harus menyetujui (akseptasi) adalah tetap si tertarik (Pasal 130 jo Pasal 126 KUHD).

Dengan demikian seorang ketiga itu tidak masuk golongan pihak-pihak dalam persetujuan wesel. Ia hanya ditunjuk untuk melakukan pembayaran.

Pasal 103 KUHD menyebutkan selaku tempat pembayaran tidak hanya tempat kediaman seorang ketiga, melainkan juga tempat domisili dari tertarik atau lain tempat.

2.7. Kewajiban dan Tanggungan Jawab Penerbit a) Kewajiban menjami akspetasi dan pembayaran

Akspetasi dan pembayaran harus dijamin oleh penerbit surat wesel, seperti yang dinyatakan oleh pasal 108 ayat 1 KUHD. Artinya ialah penerbit menjamin pemegang pertama atau berikutnya bahwa tersangkut akan mengakseptasi surat wesel itu, atau tersangkut akan membayar pada hari bayar baik dengan maupun tanpa akseptasi. Jika ternyata ia tidak mau mengakseptasi, atau setelah mengakseptasi tetapi tidak membayar pada hari bayar, penerbit berkewajiban untuk membayar sendiri kepada pemegang surat wesel itu.

(12)

Untuk pembayaran surat wesel yang diterbitkannya penerbit berkewajiban menyediakan dana yang cukup pada tersangkut pada hari pembayaran, di samping kewajiban menjamin pembayaran (Pasal 109b KUHD). Penyediaan dana pada tersangkut adalah menjadi kewajiban penerbit, karena dalam hubungan hukum wesel itu, tersangkutlah yang diperintahkan tanpa syarat untuk membayar kepada pemegangan surat wesel atas dasar hubungan pribadi anatara penerbit dan tersangkut.

c) Tanggung jawab

Pokok pangkal yang terjadi antara penerbit dan pemegang pertama adalah merupakan pokok pangkal daripada terbitnya surat wesel. Surat wesel ini di dalam praktek sesuai dengan fungsi dan tujuan suatu berharga, akan berpindah dari tangan ke tangan, dari pemegang pertama kepada pemegang berikutnya. Perpindahan yang demikian ini dapat terus menerus terjadi hingga datangnya jatuh tempo (hari pembayarannya).

2.8. Endosemen

Suatu penyerahan surat tunjuk (order papier) oleh seorang yang berhak memegang kepada orang lain adalah disebut “endosemen” apabula disertai pernyataan mengalihkan hak atas surat itu, yang ditulis pada surat itu juga. Atau dengan perkataan lain, endosemen adalah suatu proses yang terjadi didalam hukum wesel dimana hak tagih dari pemegang surat wesel dapat diperalihakan kepada pemegang berikutnya. Pengaturan mengenai endosemen ini terdapat di dalam pasal 110-119 KUHD.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, fungsi surat berharga itu salah satunya ialah untuk diperdagangkan atau diperjual belikan karena itu diperulukan peralihan secara mudah dan sederhana. Untuk memnuhi fungsi tersebut, undang-undang lalu mengatur cara peralihan hak yaitu dengan endosemen.

(13)

a. Macam-macam Endosemen

Menurut undang-undang, endosemen ada empat macam yang mana terhadap ke semuanya tetap berlaku syarat-syarat umum yang sama, yaitu harus ada tanda tangan endosan, harus dilakukan tanpa syarat dan harus untuk (tidak hanya sebagian).

Adapaun keempat macam endosemen termaksud ialah : a. Endosemen Biasa (Endosemen Rekta)

Pengaturan endosemen biasa yang peraturannya terdapat di dalam pasal 110 ayat 1 KHUS ini adlah yang paling lazim terjadi bahkan popular.

Endosan yang memindahkan hak tagihnya atas surat wesel dapat membebaskan dirinya dari kewajiban menanggung akseptasi dan pembayaran. Hal ini ditentukan dalam pasal 114 ayat 2 KHUD yang menyatakan : “Endosan boleh melarang endosemen baru dalam hal demikian endosan tidak menjamin akseptasi dan pembayaran terhadap endrosi.

b. Endosemen blanko

(14)

(endosemen sempurna). Jika blanco itu diisi dengan nama orang lain itu menjadi sempurna. Tetapi jika pemegang tidak mengisikan nama pada blanko itus, susrat wesel itu tetap dipindah dari tangan ke tangan dengan demikian blanko endosemen itu dianggap sebagai endosemen atau unjuk sesuai dengan ketentuan pasal 111 ayat KUHD. Karena itu sifat surat wesel dengan endosan blanko adalah mirip dengan surat berharga atau tunjuk.

c. Endosemen incasso(endosemen porocura)

Apabila dalam endosemen itu dimuat kata-kata “harga’ untuk di tagih atau untuk incasso atau dalam pemberian kuada. Atau kata lain yang berarti memberi perntah untuk menagih semata-mata, maka menurut ketentuan didalam pasal 117 ayat 1 KUHD si pemegang dapat melaksanakan semua hak yang timbul dari surat wesel.

(15)

3.1. Kesimpulan

Sebagai alat bayar wesel telah banyak ditinggalkan orang. Wesel sudah tidak populer lagi di masyarakat, dalam praktek perbankan jarang digunakan dalam masyarakat. Masyarakat lebih menyukai cek sebagai alat bayar giral dibandingkan dengan wesel. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tentang hal tersebut, yakni :

a. Sifat cek sebagai alat bayar tunai, sedangkan wesel sebagai alat bayar kredit. Faktor ini sangat sesuai dengan tuntutan dunia bisnis yang menghendaki uang cash dalam waktu sedangkan wesel satu tahun. Jangka waktu peredaran ini semakin pendek jangka terkait dengan aspek kepastian dalam hal pembayaran. Juga singkat masa peredaran cek pendek, hanya 70 hari, waktunya orang akan lebih senang.

b. Penerbitan cek lebih fleksibel disesuaikan dengan keuangan dan jenis kebutuhan penerbitannya.

c. Pemindahtanganan cek lebih mudah dan praktis

d. Cek telah berkembang di dunia, sehingga masyarakat Indonesia pun lebih menyukai cek seiring dengan perkembangan di tingkat global. Salah satu bentuk perkembangan adalah adanya wacana untuk menciptakan cek bilyet digital dalam suatu protokol khusus.

3.2. Saran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait