Oleh
ULFAH NURKOMALA SARI NIM: 0011017819
Jurusan .Pendidikan Agama Islam
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
U IN Sya rif Hidayatullah
Jakarta
JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ULFAH NURKOJ\1ALA SARI
Dra. D'u aida'tul Muuawarah M. A
NIP:
150228871Jurusan Pendidikan Agama lslallll
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegur111an
IUN Syarif Hidayatullan
Jakarta
DENGAN )NSEP DIRI SEBAGAI MUSLIMAH SIS\Vl' ウセイa@ NEGER1 33 CENGKA NG JAKARTA BARAT" telah diujikan dalarn sidang Munaqasah
Fakultas II Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pac mggal pada tanggal 21 Februari 2005.
Skr i ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pn tm Strata 1 (S 1) pada Jurusan Pendidikan Agama lslam.
Jakarta, 21 Februari 2005
Sidang .Munaqasyah
Dekan/ KetuaM
Prof. Dr. l NIP. 150 0
Penguji I,
セaョァァッエ。@
\
t ) /
falman Harun 558\
セ@
セMMM]MM
Dra. Hj. セ@ aini Ahmad, M.Fil NIP. 150 セ@ 581
Anggota
Pembantu Dekim I I
Sekretaris Mernngkap Anggota
P nguji II,
Puji 1kur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan ufiq dan HidayahNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Shah t serta Salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta kelm l dan sahabatnya, yang telah membimbing ummat dari jalan yang sesat menuju jalan auh cahaya dan keselamatan dunia akhirat.
Dalar enulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi, baik teknis n pun teori. Namun berkat kesungguhan hati disertai rasa tanggung jawab demi tersele セ。イ。ョケ。@ tugas dan pengabdian serta karunia dan pertolonganNya, alhamdulillal ripsi ini dapat terselesaikan.
Seles: ra skripsi ini tak luput dari bantuan semua pihak, baik moril maupun materil, yang ak mampu penulis lupakan jasa dan pengorbanan mereka. Semoga Allah membalas se a kebaikan dengan limpahan rahmatNya. Akhirrtya dengan penuh rasa syukur dan h tulus, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-'
dalamnya dai mghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
bimbing: pengarahan dan saran-saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis s :saikan.
3. Bapak R or UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. Azyumardi Azra, Bapak d n Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan Bapak Prof. Dr. H Salman Harun, d Bapak ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Rapak Drs. Abdul Fatah Wibisonc :.A
4. Ibu Dra. Siti Salmiah sebagai dosen penasehat akademik.
5. Para bap: lan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah mendidik dan mem ikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis yang tidak temilai harganya. 6. Bapak k< )a perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan beserta staff,
Bapak ki la perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah beserta staff, Bapak kepala p1 1stakaan umu Iman Jma' beserta staff, dan Bapak kepala perpustakaan UNJ Rav tangun beserta staff. Yang telah rnemberikan pelayanan kepada penulis, sehingga lu!is dapat ュ・ョケ・ャ・ウ。ゥォセョ@ skripsi ini.
7. Bapak k
la
sekolah SMA Negeri 33 Cengkareng Jakarta Barat, yang telah mengizin ! penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pirnpin. 8. Bapak ォセ@ [a TU sekolah SMA Negeri 33 Cengkareng Jakarta Barat, yang telahbanyak rr :bantu penulis dalam melakukan penelitian.
penulis ba lmteril maupun moril.
11. Qiqi dan . \ki serta ponakan-ponakan penulis yang lucu-luc:u, yang telah menjadi obat bagi J enatan yang penulis alami, yang senantiasa menghibur penulis.
12. Teman-ter : kelas D angkatan 2000, Muryati dan Nuryati yang banyak membantu dan menja eman seperjuangan disaat-saat penulisan skripsi ini.
KATA PEN
DAFTARn
DAFTART
BARI p
A
B
c
D
BAB II I\
A
,NTAR ... .
lV
EL. ... . Vl
DAHULUAN ... .
,atar Belakang ... .
'embatasan dan Perumusan Masai ah ... ... ... ... 7
ifetodologi Penelitian ... ... ... ... ... ... 8
istematika Penulisan ... .. .. ... ... ... ... ... 9
JAN TEORITlS ... ... ... 11
ikap dan Fah.-tor-faktor Pembentukan Sikap... ... 11
Pengertian Sikap dan Komponen Sikap... 11
Pengertian dan Kriteria Busana Muslimah ... ... .. 20
Busana Muslimah dalam Perspektif Islam ... 22
Busana Muslimah Sebagai Trend Mode dan Busana Taqwa.. 23
Busana Muslimah Sebagai Nilai Ekspresif dari Sikap Hidup Wanita Islam.... ... 26
B -Onsep Diri Sebagai Muslimah ... .. 29
Pengertian dan Unsur-unsur Pembentuk Konsep Diri ... 30
Pertumbuhan dan Perkembangan Konsep Diri ... ... 33
Islam Sebagai Sistem Nilai dalam Pembentukan Konsep Diri ... ... 35
BAB III
BAB IV
c
]\-A
B
c
D
E
F.
H
A B
·engajuan Hipotesis ... . . ... 42
rODOLOGI PENELITIAN ... ... 43
Jjuan dan Tempat Penelitian ... ... 43
fotodologi Penelitian ... 43
'ariabel, lndikator dan Definisi Operasional ... ... 44
セォョゥォ@ Pengambilan Sampel ... 45
eknijk Pengumpulan Data ... ... ... ... 46
'eknik Analisis Data .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . 4 7 IL PENELITL<\.N .. . . .. .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. 51
·ambaran Um um Sekolah . .. .. ... ... ... ... 51
engolahan Data... 58
Deskrifsi Data... 59
Perhitungan kッイ・ャ。セゥG@ ... ... 71
C 1terpretasi Data . . . ... . .. . . . .. . . ... . .. . . . .. .. . .. . ... . . 80
BAB V P UTUP .... ... ... .. .. ... ... ... ... .... ... ... ... .. 81
A セウゥューオャ。ョ@ ... . .... ··· ... 81
B >ran-saran . . . 81
DAFTARPl rAKA ... 83
16. Tabel I )istribusi Frekuensi Konsep Diri
Sebaga uslimah Aspek Diri Sosial ... ... ... ... ... 70
17. Tabel I lilai Mentah (Row Score) Sikap Berbusana Muslimah
dan Ko p Diri Sebagai Muslimah ... 72
18. Tabel I filai Rata-rata Sikap Berbusana Muslimah
dan Ko p Diri Sebagai Muslimah ... 74
I 9. Tabel 1 rfenunjukkan Koefisien Korelasi Product Moment antara
Sikap E 1usana Muslimah dengan Konsep Diri Sebagai Muslimah 77
I. Tabel ] i-kisi Sikap Berbusana Muslimah ... 46
2. Tabel 2; i-kisi Konsep Diri Sebagai Muslimah ··· 47
3. Tabel 3 ' ' dan Misi SMA Negeri 33 Cengkareng ··· 51
4. Tabel 4 セ@ Ina dan Prasarana Sekolah SMA Negeri 33 Cengkareng ... 52
5. Tabel 5 J llah Guru Berdasarkan Pendidik Terakhir dan Kedudukan Guru ... ... 55
6. Tabel 6 J lah Guru berdasarkan Bidang Studi Mata Pelajaran ... 56
7. Tabel 7 J .Jah Siswa SMA Negeri 33 Cengkareng ... ... 57
8. Tabel 8 I l Karyawan Dilihat dari Latar Belakang Pendidikan danKedi kannya ... 58
9. Tabel 9 I ribusi Frekuensi Sikap Berbusana Muslimah Aspek Kognisi ... . 60
10. Tabel 10 ;tribusi Frekuensi Sikap Berbusana Muslimah Aspek Afektif ... 62
11. Tabel 11 itribusi Frekuensi Sikap Berbusana Muslimah Aspek Konasi 63 12. Tabel 12 itribusi Frejuensi Konsep Diri Sebagai セ@ ilimah Aspek Diri Fisik ... .. ... ... 65
13: Tabel 13 :tribusi Frekuensi Konsep Diri s・「。ァ。ゥセ@ ilimah Aspek Diri Etik Moral ... . 66
14. Tabel 14 :tribusi Frekuensi Konsep Diri Sebagai セ@ limah Aspek Diri Keluarga ... 67
A. Latar I akang
Su2 ha! yang patut disyukuri sejak zaman orde barn yang lalu ialah
timbulnya Janggaan para ibu dan wanita Indonesia pada umurnnya memakai
pakaian m .mah atau apa yang populer dengan sebutan 'jilbab'.1 Karena sekitar
tahun 60-i orang akan merasa rnalu atau gengsi jika hams memperlmliukan
kelslarnam . walau hanya sekedar mengucapkan salam. la akan merasa ·tercap'
kolot, kam: gan bahkan norak.
Pac :aman orde lama dahulu wanita yang memakai jilbab dianggap kolot,
terbelakani an tidak modern. Karena itu mereka merasa lebih bergengsi dan
terhormat 1 • tidak memakai pakaian muslimah. Oleh karena itu pakaian muslimah
jarang seka セイー。ォ。ゥL@ kecuali untuk pergi beribadah seperti sholat ke masjid atau hari raya kelapl m dan takziah
Ke1 lian pada sekitar tahun 70-an Islam mulai terakui. Umat Islam mulai
berani me erlihatkan jati dirinya sebagai muslim. Dan ditahun 80-an mulai
maraknya : gajian-pengajian majlis ta'lim di lembaga-lembaga pemerintahan. Dan
dimulainya ga program 'haji bagi pejabat'. Sehingga seolah belum syah bagi
seorang pe_ it apabila belum pergi haji.
1
Ba sekitar tahun 90-an, busana muslimah atau jilbab mulai menjadi
ォ・「。ョァァ。セ@ bagi para wanita di Indonesia. Mereka merasa lebih terhormat dan berwibawi ka memakainya. Maka mulailah terbit buku-buku tentang jilbab atau
busana mt inah.
Na n sayangnya semakin banyak orang yang memuliakan jilbab, semakin
banyak pu )rang yang merusak kesucian jilbab. Hal ini tercennin dari banyaknya
orang yan nenyembunyikan keburukan dirinya dengan memakai jilbab. Bahkan
sekarang )at kita jumpai seorang wanita penghibur yang memakai jlbab.
Timbulny: !nomena ini menyebabkan muncul persepsi bahwa jilbab bukanlah ha!
yang menJ in kalau si pemakai adalah wanita baik-baik. Sehingga tak jarang wanita
berjilbab J セ@ digoda oleh laki-Iaki jahil.
011 karena itu penting bagi terbinanya akhlak wanita khususnya muslimah. Pembinaai epribadian dan akhlak dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan
sekolah, d an membentuk konsep diri yang sesuai dengan ajaran agama.
'
Se :i kegiatan berbusana muslimah yang terjadi dilingkungan SMA Negeri
33 Cengk< tg, meski sekolah tersebut saingat heterogen, ter!ihat dari siswanya yang
terdiri dar :rmacam-macam agama, status sosial dan ekonomi. Selain itu letaknya
yang cuku awan, karena berada di dekat pusat keramaian (pasar). Tetapi banyak
juga dian I siswinya yang berbusana muslimah. Terlebih setelah ditetapkan
peraturan u, yaitu pada hari tertentu (yaitu jum'at) seluruh siswi yang beragama
Islam wa berbusana muslimah. Ditambah dengan kegiatan rohis yang cukup
Pem mn kepribadian dan akhlak siswa merupakan rnasalah yang sangat
penting dir 1atikan oleh pendidikan. Pendidikan disekolali. menekankan pada
manusia In 1esia seutuhnya, yaitu menghendaki terwujudnya manusia-manusia
yang dapat up dalam pola keseimbangan, keserasian dan keselarasan
hubungan-hubungan ai a:
a. Pribadi c gan Tuhannya
b. Pribadi < gan masyarakatnya
C. Pribadi c gan sekitamya
d. Pribadi < gan dirinya sendiri2
Kese asan hubungan-hubungan diatas tentunya adalah faktor yang penting
dalam pros< Jerkembangan kepribadiaan. Kepribadian muslim dapat dilihat dari
kepribadian mg perorang (individu) dan kepribadian dalam kelompok masyarakat
(ummat). Kc badian individu meliputi ciri khas seseorang dalam sikap dan tingkah
laku, serta k ampuan intelektual yang dimilikinya. '
Mak 'alaupun sebagai individu masing-masing kepribadian berbeda, tetapi
dalam peml tukan kepribadian muslim sebagai ummat perbedaan itu dipadukan.
Dan ha! itu imungkinkan karena baik pembentukan kepribadian secara individu
maupun seb .i ummat diwujudkan dari dasar dan tujuan yang sama. Sumber yang
menjadi 、。セ@ dan tujuannya adalah ajaran wahyu. Dasar pembentukan adalah Al
2
l-I. 1 rifin, Pedoma11 I>e/aksa11aa11 Bimbinga11 da11 }Jen;:11Juha11 .Aga1na, (Jakarta: Golden
Qur'an dan lits, sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah rnenjadi pengabdi
Allah yang s• 3
Ke pr dian secara utuh hanya rnungkin dibentuk rnelalui pengaruh
lingkungan, . 'susnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan
kepribadian adalah kepribadian yang rnerniliki akhlak yang mulia. Dan tingkat
kemulian a ak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi
mengemukai
rnukrnin yan
kepribadian
yaitu irnan
c
konsep akhl:
dengan sikap
Kuali
dengan kom
dirinya. Kon
manusia. Da
tetapi juga rn
Didur
dan B。ャゥ・ョ。セ@
menarnpilkar
3
Jalalu. Persada, 1996 ),
"Orang mukmin yang paling sempuma imannya, adalah orang
ialing baik akhlaknya", yang juga merupakan tujuan pembentukan
slim. Disini ada dua sisi dalam pernbentukan kepribadian rnuslirn
akhlak. Iman seseorang berkaitan dengan akhlaknya. Iman sebagai
dan aK:hlak adalah implikasi dari konsep itu dalam hubungannya
1 perilaku sehari-hari.
individu tercerrnin dari penampilannya dengan earn penyesuaian diri
orang lain dilingkungimnya dan sangat ditentukan oleh konsep
'
diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kepribadian
l berinteraksi dengan orang lain, rnanusia tak saja menjadi subjek
adi objek persepsi sekaligus.
modem, banyak wanita khususnya remaja mengalami !crisis identitas
(keterasingan dari dirinya). Mereka mencari identitas dengan
akaian-pakaian yang diharapkan dapat rnelarnbangkan status dan
Filsqfat Pe11didika11 Jslam; Konsep da11 Pemikira1111ya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
identitasny1 ada zaman kontemporer ini, tidak jarang wanita mengalami guncangan
citra diri
i
rurbance of self image )4.mereka mencoba mengekspresikan dirinya dengan mo pakaian yang cendnmg "primitif', yang semula dianggapnya mampumengangka mengexistensikan dirinya, tapi justru akan mengakibatkan erosi
terhadap cit tewanitaannya.
Mm !nya tigur wanita-wanita trendy dengan gaya pakaian dan dandanan
yang esentr membuat para remaja merubah penampilan mereka untuk mengikuti
gaya dan de yang sedang digandrungi rersebut. Akibatnya mereka terjebak
didalam del セョウゥ@ moral yang sudah menipu mereka didalam mengekpresikan diri.
Nan didalam Islam ada etika bagi seorang gadis yang 1telah memasuki masa
haid, terutl 1 pemanpilannya dimuka umum, yaitu kewajiban untuk menutup
auratnya de n mengenakan ')ilbab" atau busana muslimah.
Dalam Al
C
an Allah bertirman;"Ha isteri-isteri tuhuh mere mereka tic Penyayang'
4Jalal
' Def
!995), ha!. 67!
,
. ·...u
' }(.):!
-},,,. " / / / .... .... 0 0 "' / /
(" q
Iセセ@
ャセケゥsM
.till
c:>LS'j
[[Nセェ[@
)IJJfi
0i
jセゥ@
2.-lh
, ,
abi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan
!mg mukmin; Hendaklah meeka mengulurkan .filbabnya keseluruh
yang demikian itu supaya mereka !ebih mudah dikenal, karena flu diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun !agi Maha
Rahmat, Islam Altematif, (Bandung: Mizan, 1986), ha!. 140
Kala: iita telaah mengenai perintah-perintah Allah kepada makhluknya,
bahwasanya .balik perintahnya itu ada makna yang terkandung didalamnya.
Begitupun < gan hukum syari'at mengenai perintah berjilbab atau berbusana
muslimah it ntara lain bersifat preventif, mencegah agar wanita tidak dilakukan
semena-men :lemi mencegah segala yang menjurus kepada kerusakan moral dan
tindakan m< fai akhlak. Hukum menutup aurat adalah untuk membendung agar
tidak エ・セェ。、Q@ ergaulan bebas, tanpa mengurangi hak dan kewajibannya sebagai
wanita, sehi1 a wanita juga dapat berperan sesuai kodratnya.
Mum 1ya trend jilbab pada masa kini ternyata memberi pengaruh bagi
motivasi ren 1 muslim, untuk mngenakan busana muslimah. Namun masih banyak
remaJa yani elum menyadari atau memahami tujuan dari pemakaian busana
muslimah. セ@ eka mengenakan busana muslimah, tetapi tidak memenuhi standar busana mus! ih. Bahkan terkadang perilaku mereka pun cenderung bertentangan
dengan peril i muslimah. Walaupun: tak sedikit yang berbusana muslimah yang
faham akan 1gsi busana yang mereka pakai, sehingga mereka konsisten didalam
ー・ュ。ォ。ゥ。ョョセ@
Morn .s atau tingkah laku bagi manusia sangatlah mempunyai arti penting,
khususnya t seorang muslimah yang mengenakan busana muslimah. Setiap
perbuatanny1 can selalu menjadi perhatian orang lain. Karena itulah penting bagi
muslimah u k membentuk kepribadian atau konsep diri yang sesuai dengan
busananya d harapan masyarakat, sehingga tidak timbul konflik dalam dirinya
Dalai penelitian ini, penulis mengkhususkan pengkajian pada remaJa
muslimah, n 1gingat masa remaja merupakan sumber perkembangan konsep diri6•
Masa remaj .tdalah masa transisi yang penuh ketegangan dan konflik. Tidak
terkecuali セ@ flik terhadap nilai-nilai agama. Oleh karena itu penulis ingin
mengetahui tkah ada hubungan yang positif antara sikap pemakaian busana
muslimah d セ。ョ@ konsep diri dikalangan para siswi, khususnya konsep diri
muslimah.
B. Pcmbat n dan Pcrumusan Masalah
1. Peml tsan Masalah
'Ii kemungkinan masalah yang timbul, penulis memilih permasalahan
tenta1 hubungan antara sikap terhadap pemakaian busana muslimah dan
kons< jili siswi. Untuk mengkaji masalah tersebut, penulis merasa perlu
meml tsi permasalahan dan menjelaskan definisi opeasionalnya sebagai
berik
a. Sil berbusana muslimah ·
Pe :rtian sikap yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu kesediaan atau
ke セ。ョ@ terhadap suatu nilai atau kegiatan berbusana muslimah. Dalam
pe itian ini mengkaji tiga aspek yaitu kognisi, afeksi dan konasi.
b. K< !p diri
Kc :p dili ini yang dimaksud dalam penelitian adalah kesadaran siswi sel ai muslimah untuk memberikan pendapat, pandangan atau penilaian
6
ter lap konsep dirinya yang memberikan keyakinan akan kemampuan
da 1 membuat perubahan dan menghadapi tangtangan hidup.
c. Po asi yang diteliti adalah siswi dari sekolah yang tidak menerapkan
pe 1ran berbusana muslimah kedalam tata terti sekolah mereka. Yaitu
sis SMA Negeri 33 Cengkareng Jakarta Barat
2. Perm ;an Masalah
sebag
Bag a
Kons•
Jakm
C. Metode I
Untul
penulis men1
I. Penelitim
Melalui l
tulisan iii
2. Penelitiai
Penelitia·
Iangsung
yang vali
rdasarkan pembatasan masalah, maka masalah dapat dirumuskan
ierikut:
Ina Hubungan Antara Sikap Berbusana Muslimah dengan
Diri Sebagai Muslimah Pada Siswi SMA n・ァセイゥ@ 33 Cengkareng
Barat Tahun Ajaran 2004/ 2005
1bahasan
)emperoleh data-data guna membahas permasalahan dalam skripsi,
セ。ォ。ョ@ metode penelitian sebagai berikut:
セーオウエ。ォ。。ョ@ (Library Research)
elitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji buku-buku serta
h
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.pangan (Field Research)
'ni dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui pengamatan
Iapangan, karena dalam penelitian ini memerlukan data dan fakta
Untu memperoleh data-data lapangan 1m penulis menggunakan teknik
pengumpula ata sebagai berikut:
1. Observa: yakni mendatangi objek dimaksud yang meliputi keadaan gedung,
sarana & セウ。イ。ョ。L@ struktur organisasi, dan kegiatan belajar mengajar
2. Angket, mi memberikan daftar pertanyaan kepada responden dalam ha! ini
stsw1 ya berbusana muslimah, mengenai sikap berbusana muslimah dengan
konsep d muslimah.
D. Sistema1 Penulisan
Untu mendapatkan gambaran tentang 1s1 skripsi, penulis akan
mengemukal beberapa pokok pemikiran yang melatar belakangi lahimya
masing-masing bab, am rangka pemecahan masalah pokok.
Bab I
Bab II pe
pe
A< th pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
atasan dan perumusan masalah, metode penelitian dan sistematika
isan.
M
ウゥセ@
pe
bu
Se
pe
ko
ke
Jahas tentang kajian teoritis yang meliputi penge:rtian dan komponen
pengertian dan kriteria busana muslimah, busana muslimah dalam
:ktif Islam, busana muslimah sebagai mode dan busana taqwa,
.a muslimah sebagai nialai ekspresif dari sikap hidup wanita Islam.
pengertian dan unsur pembentuk konsep diri, pembentukan dan
mbangan konsep diri, Islam sebagai sisitem nilai dalam pembentukan
p diri, dan upaya membentuk konsep diri sebagai muslimah,
[image:19.595.51.476.0.717.2]Ba_b Ill Mt uraikan tentang metodologi penelitian yang meliputi tujuan dan
ter t penelitian, variabel, indikator dan definisi operasiona!, teknik
pe1 inbilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Pei asan mengenai hasil penelitian yang mencakup deskripsi data yang
ten dari gambaran um urn sekolah dan, analisis data Clan interpretasi data.
A. Sikap di !'aktor-faktor Pembentuk Sikap
1. Pengc an dan Komponen Silrnp
a. Pe :rtian
Kata tp dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai perbuatan
dan sebagain )'ang berdasarkan pada pendirian, pendapat atau keyakinan. 1 Sedang
dalam kamw :ikologi 'sikap' atau attitude menurut definisi sederhana yaitu suatu
kecenderungi mtuk bertingkah laku atau berfikir didalam suatu cara tertentu. 2
Dalan lrti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.
Seperti kebar セ。ョ@ istilah-istilah abstrak lainnya, sikap mempunyai pengertian yang bermacam-m m. Dalam bahasa Inggris, sikap dinyatakan dengan istilah "altitude"
dan ini berasi ari bahasa latin yaitu "aptus" yang berarti keadaan siap secara mental
yang bersifat 1yektif untuk melakukan kegiatan.
Secan 'storis istilah 'sikap' (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert
Spencer dital 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental
seseorang (; :n, Guy, Edgly, 1980).1 Kemudian pada tahun 1888 Lange
1
Tin1 ! rusun Kan1us Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Ka11111s Besar Bahasa
Indonesia, (Jaka Balai Pustaka, 1988), cet. I, ha!. 8380
2
A. Bu 'djo, Kamus Psikologi, (Semarang: Dahara Prize, 1991 ), cet. 2, ha!. 42
3
Saifui Anvar, S'ikafJ Ma1111.•iia l'eori dan [>e11g11J..-ura1111¥va, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995), hal. 3
menggunaki istilah sikap dalam bidang eksperimen mengenai respon untuk
menggamba n kesiapan subyek dalam menghadapi stimulus yang datang tiba-tiba.
Jadi menun stilah Lange, sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan n cakup pula aspek respon fisik.
Sika1 anusia telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Berikut
definisi sika ,enurut beberapa ahli:
Definisi sika ang dikemukakan oleh Gordon Allport;
"An itude is a mental and neural state of readiness, organized through
expenence, 1 rting a directive or dynamic influence upon the individual's respone to
all objects i situation with wich it is related". (Sikap adalah keadaan kesiapan
mental dan .sunan saraf, yang mempengaruhi yang dinamis terhadap respon
individu 。エ。セ@ mua obyek atau situasi yang berhubungan).4
La Pierre (IS dalam Allen, Guy & Edgly 1980) '
Mern nisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatit:
r
lisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secarasederhana sii adalah respon terhadap stimulasi sosial yang telah terkondisikan.
Sec01 & Backman ( 1964 ), misalnya mendefinisikan sikap sebagai
keteraturan t セョエオ@ dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (ko: i) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.5
4
Abrc bd. Rahman, Psikologi Pendidikan, (Y ogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1998), cet. 4,
ha!. 108
5 Sa'1fu
Kemudian I H.M Alisuf Sabri. Dalam bukunya mengemukakan;
Sika iartikan sebagai suatu kecenderungan untuk mernaksi terhadap suatu
ha!, orang a · benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh. Kecenderungan
mereaksi at sikap seseorang terhadap sesuatu ha!, orang a tau benda dengan
demikian b tiga kemungkinan, yaitu suka ( menerima/scnang), tidak suka
(menolak/tic $enang) dan sikap acuh tak acuh.6
DefiI ini senada dengan Bruno; Sikap (attitude) adalah kecenderungan
yang relatif: セ・エ。ー@ untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang terter
Berbi
suatu kerang
1. Sikap 2. Dapat
3. Memi
dalam ar:
Jadi
pengertian y<
kecenderung
obyek, ide, s
6 Alis
Pedoman Ilmu .
7
Muh Rosdakarya, 20
dengan para ahli yang lain, Prof Dr. Mar'at membahas sikap dalam
teoritis:
1at merupakan suatu kondisioning, dan dibentuk.
bul konflik dalam memiliki kesediaan bertindak.
. fungsi, yang berarti bahwa sikap mempunyai fungsi bagi manusia
indakannya.
:ap adalah konsisten dengan komponen kognisi. Dari berbagai
dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulakan bahwa sikap adalah
I
bertindak, berfikir, berpersepsi dan memilih dalam menghadapi
1si, atau nilai. Lebih jelasnya bahwa sikap merupakan kesiapan untuk
Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan K11rik11/11m Nasional, (Jakarta; CV.
: 1996 ), cet. 2, ha! 83
n Syah, Psikologi Pendidikan de11ga11 Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
bereaksi terl 'tp obyek sebagai penghayatan terhadap obyek tersebut. Proses ini
sifatnya tert1 > yang menjadi dasar pembentukan tindakan, yang akhimya bersifat
terbuka_ Jnil2 ang disebut tingkah laku.
b. K< mnen Sikap
Deng melihat adanya satu kesatuan dan hubungan yang selaras antara sikap
dan tingkah I t, maka kita harus meninjau sikap sebagai suatu sistem yang memiliki
berbagai kon nen. Menurut skema triodik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen
yang saling n tmJang, yaitu: . - 8
a. Kompon< tognitif
Adalah n tpakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap.
Kepercay datang dari apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui.
Berdasarl apa yang telah kita ketahui itu kemudian terbentuk suatu ide atau
gagasan r 1genai sifat atau karakteristik umum suatu obyek. Sekali kepercayaan
terbentuk aka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang
dapat dih pkan dari obyek tertentu. Dengan demikian interaksi kita dengan
pen gal am dimasa datang, serta prediksi kita mengenai pengalaman tersebut
akan lebil empunyai arti dan keteraturan_
b. Kompone fektif
Kompone :fektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap
suatu oby /ikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang
dimi!iki I •adap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan
kompom tfektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai 1agai ha! yang benar dan berlaku bagi obyek terma,ksud.
c. Kompon conas1
Dalam : 1.1:ur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperila yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi , Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak n 1pengaruhi perilaku. Maksudnya bagaimana orang berperilaku dalam situasi t mtu dan dalam stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimai :epercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
Untu 11embedakan dari aspek-aspek psikis yang lain, seperti motif dan kebiasaan, p• : ditinjau ciri-ciri sikap. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya mengemukal ciri-ciri sikap sebagai berikut:9
I. Dalam si • selalu terdapat hubungan subyek-obyek. Tidak ada sikap yang tanpa obyek. C :k ini bisa berupa benda, orang, kelompok orang, nilai-nilai sosial,
'
pandangi :idup, hukum, lembaga masyarakat, dan sebagainya.
2. Sikap ti< dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalarr ·pengalaman.
3. Karena s p dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkung< disekitar individu yang bersangkutan pada saat-saat yang berbeda-bed a.
9
4. Dalarn ! p tersangkut juga faktor rnotivasi dan perasaan.
5. Sikap ti· rnenghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
6. Sikap ti r hanya satu rnacarn saja, rnelainkan sangat berrnaca-macam sesua1
dengan I yaknya obyek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
Man 1 dapat rnempunyai bermacam-macam sikap 1terhadap
bennacam-macam ha!. rwujudan atau terjadinya sikap seseorang itu dapat dipengaruhi oleh
faktor peng< 1uan, kebiasaan dan keyakinan. Karena itu untuk menghilangkan suatu
sikap yang •sitif atau untuk menghilangkan suatu sikap yang negatif dapat
dilakukan d セ。ョ@ rnemberitahukan atau menginfonnasikan faedah atau kegunaan obyek sikap 1gan membiasakan atau dengan dasar keyakinan.
Peml tukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan rnelalui suatu
proses terte1 melalui kontak sosial terns rnenerus antara individu dengan individu
lain disekiU •a. Sikap sosial terbenttik dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individ nteraksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak
sosial dan h1 ngan antara individu sebagai anggota kelompok sosial.
Dala interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara
'
individu yar iatu dengan yang lainnya, terjadi hubungan yang timbal balik yang
turut mem1 garuhi pola perilaku masing-rnasing individu sebagai anggota
masyarakat. bih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu
Dr. ; lito Wirawan Sarwono membagi faktor yang dapat mempengaruhi
terbentukny: kap kedalam dua hai, yaitu: JO
l. Faktor セイョL@ yaitu faktor-faktor yang terdapat dal.am diri orang yang
bersangi m sendiri, seperti selekiivitas yang ditentukan oleh motif-motif dan
kecende gan.
2. Faktor e em, ditentukan oleh faktor l uar, yaitu: - Si fat rek yang dijadikan sasaran sikap.
- Ke'.'.1 vaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
- Sifat ng-orang atau kelompok yang mendukung sikap tcrsebut.
- Medi )munikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
- Situa: ada saat sikap itu dibentuk.
Lebif mjut lagi Drs. Saifuddin Av.var menjelaskan fakior-faktor yang
b k ·k · II
mempengaru iem entu an s1 ap, yaitu:
I. Pengalan pribadi
Middle f ik (1974) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali
dengan s1 1 obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap
obyek te Jut. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi t .s melalui kesan yang kuat. Karena itu sikap akan Iebih mudah terbentuk pabila pengalaman pribadi tersebut terjadi clalam situasi yang
melibatk: aktor emosional.
'0 Sarli Virawan Sarwono, ibid, ha!. 96
11
2. Pengaruh tng lain yang dianggap penting
Pada um O.ya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah de m sikap orang yang dianggap penting. Kecendemngan ini antara lain
、ゥュッエゥカ。セ@ 1leh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik d1 an orang yang dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh Judayaan
4.
Tanpa 、ゥセ@ lri, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap
berbagai salah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,
karena k< :layaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu
yang mei li anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian
individu
pembentu
Media mi
Sebagai s
surat kabi
dan kepe1
media m
mengarah
memberi
pesan SU!
memberi'
terse but.
ig !mat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam
1 sikap individual.
na komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
najalah dan lainnya, mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini
'aan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
a membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
1 opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
:lasan kognitif, bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-if yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan
5. Lembagi ndidikan dan lembaga agama
Lembagi :ndidikan serta lembaga agama sebagai sistem mempunyai pengaruh
da!am p oentukan sikap, karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep r al dalam diri individu. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama
sangat n entukan sistem kepercayaan, maka apabila terdapat suatu ha! yang
bersifat I traversial, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau
dari ajan .gama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
6. Pengarul ktor emosional.
Kadang ! u bentuk sikap merupakan pemyataan yang didasari oleh emosi, yang
berfungs bagai semacam penyalur frustasi atau peralihan bentuk mekanisme
pertaharn ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera
berlalu b tu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang
lebih kor ten dan bertahan lama.
'
Sikar katakan sebagai suatu respons evaluatif. Respons hanya akan timbul
apabila indi1 i dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
individual. Ji Jons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai
sikap itu tin lya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi
kesimpulan hadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif,
menyenangk, iidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi
2. Peni 'ian dan Kriteria Busana Muslimah
Bern 1 dari Q.S 24:31, Allah berfirman:
セ@ _, /;l
セャNfMQ@
t.i
/
-
,(1' : .J_,Jl)
0
Nイセ@
/
Dima wanita diperintahkan UI)tuk menutup aurat dan diiarang menampakan
'
perhiasannya セ」ョ。ャゥ@ yang biasa terlihat. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
usaha perlin( gan terhadap moral kaum wanita, tidak cukup hanya dengan perhatian
terhadap glu 1hul bashar (penundukan pandangan) dan pemeliharaan kemaluan
saja. Melainl juga harus memperhatikan ha! lain seperti cara berpakaian.
Seba) hana telah diketahui bahwa dalil-dalil Al Qur'an dan hadits serta
fatwa para t na salaf, banyak yang mengharamkan tabbaruj atau bersolek, dan
mewajibkan 1m wanita untuk menutup seluruh tubuhnya apabila mereka hendak
Dala Al Qur'an, kata jilbab ditulis dalam bentuk kata jamak yaitu
'.falaabiib' nya jilbab adalah se3ems baju kurung yang lapang yang dapat
menutupi k< la, muka dan dada. Pengertian jilbab secara syari'at Islam adalah pakaian war yang dapat menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Lebih singk: ra jilbab adalah busana muslimah. 12 Maka untuk selanjutnya da!am menuliskan :ana muslimah, terkadang digunakan kata jilbab, busana muslimah maupun kata ab.
Keba ikan wanita beranggapan apabi!a mereka te!ah memakai busana atau pakaian yan erba panjang dan menutupi sebagaian kepalanya, berarti ia telah berbusana m imah. Mereka tak perdu!i bagaimana bentuk dan jenis bahan pakaian yang digunal nya. Padahal dalam Islam telah diatur bagaimana syarat busana yang hams diguna I oleh seorang muslimah.
Adap syarat-syarat hijab yang disebutkan oleh Al Bani dalam kitabnya yang berjudt '!fabul Mar 'ah al Muslimah, dan juga disebutkan oleh para ulama di dalam kitab J , yaituJ3
I. Harns me Gセp@ seluruh tubuh (kecuali wajah dan telapak tangan)
Syarat ini セオ。ゥ@ dengan finnan Allah Q.S. An Nur: 31 dan Q.S. Al Ahzab: 59 yang berb a:
12
Ista1 Jto, Hikmah jilbab da!am pembinaan akhkak, (Solo< CV. Ramadhani, 1986), cet. 2,
hal. 13
13
Jah1 i\hmad Al Al Ma'iy, Wahai putriku /11/uplah auratmu, (Jakarta< Granada Nadia,
2. Harns de
3. Pakaian i
Syarat in
"Dan hi bertingkc
4. Harns lor
5. Tidak bo]
6. Tidak bol
7. Tidak bol
8. Bukan lib
3. Busa
k・エゥセ@
),,- セ@ / / / / / 0 " / / /
'-:-'ly-'YI)
セI@
|セセ@
.\lii
01.5')
P[セェ[@
Iセ@
Jft
Lil J;I
2.-lE
/ /
n kain tebal dan tidak boleh tipis
:endiri bukan mernpakan perhiasan
Tdasarkan dengan firman Allah Q. S. Al Ahzab: 33
2klah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan 'Jku seperti orang-orangjahiliyah yang pertama"
lr dan tidak sempit
memakai parfum yang baunya sangat menyengat
menyernpai pakaian pria
menyernpai pakaian-pakaian wanita kafir
'
tyuhrah (pakaian untulc mencari populeritas)
Muslimah dalam Petspektif Islam
tita membaca Al Qur'an dan merenungkan ayat-ayatnya, maka kita
akan mene kan banyak ayat yang mengkhususkan masalah jilbab dan
menganjurk< va, dan menegaskan agar kaum wanita benar-benar menJaganya
Alla! wt menginginkan wanita muslimah berbeda dengan wanita lainnya,
dan sesuatt ang membuatnya berbeda dengan wanita lairmya adalah saat ia
memakaia ji b. Dan dengan memakai ji!bab maka kehormatannya terjaga.14
Perir berbusana muslimah diturunkan setelah adanya perintah untuk
menutup au Karena itulah ulama ahli tafsir sepakat, bahwa yang dinamakan
busana mus! th (jilbab) adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita, bukan
I mnya se e k d 1 . k . a aian yang menutup aurat. 15
Perin untuk berbusana muslimah ini terkandung dalam surat al Ahzab: 59.
Dalam mena kan ayat tersebut bukan berarti keharusan berbusana muslimah, hanya
tertuju pada .eri-isteri Nabi, anak-anak perempuannabi, dan isteri sahabat saja.
Tetapi perin1 ini tertuju pada semua muslimah.
Al Qi mbi memberi komentar, bahwa rasulullah memerintahkan pada
isteri-isterinya, am mak perempuan dan kaum mukminah untuk mengulurkan jilbabnya
"agar dapat
c
dakan sifat perempuar,i jahiliyah dengan perempuan mulia"164. Busa1 W:uslimah Sebagai Trend Mode dan Busana Taqwa
Sejak val dikenal manusia, pakaian lebih berfungsi sebagai penutup tubuh
daripada seb 1i pernyataan lambang status seseorang dalam masyarakat. Sebab
berpakaian t• {ata memang merupakan perwujudan dari sifat dasar manusia yang
14
Ali! saili Al Amili, Nikmamya be1jilbab, (Jakana: Pustaka Zahra, 2002), cet. !, hal. 30
15
Mud Mahalli, 1vfusfimah dan Bidadari, (Yogyakana: Mitra Pustaka, 1996), cet. I
16 SaYJ l'luhammad Namir,
Karakter Wanita Muslim, (Surabaya: Pustaka Progresif, l 987),
mempunym n malu, sehingga selalu berusaha menutupi tubuhnya.17 Namun
menurut Kefg dan Touchre Speeht, fungsi busana adalah sebagai diferensiasi,
perilaku dan e ;irn
Seman ya berbagai mode pakaian ala barat yang akhir-akhir ini menjadi
kiblat masyarn dunia, telah membawa generasi muda pada jurang degradasi moral
yang teramat < vat. Keadaan ini pemah diramalkan Rasulullah akan terjadi di akhir
zaman nanti.
Fenom . remaja Islam modem dengan jilbabnya yang ·'khas", bisa dikatakan
sedang menjai ·· di zaman sekarang. Dimana mereka berusaha tetap menjalankan
perintah Allah tuk tetap menutup aurat, tetapi tidak ingin ketinggalan trend mode.
Maka muncul busana-busana muslimah yang dirancang sedemikiau rupa untuk
mengimbangi · nd mode. Dengan hadirnya mode-mode busana muslimah yang
menarik, mak: 1enambah peminat bagi pengguna busana untuk ikut memakainya.
Sehingga timl ah trend busana muslimah, seperti sekarang ini. Ditambah lagi
,
semakin banyi elebritis yang menggunkannya.
Allah セ@ T. telah berkenan menganugerahi manusia dengan berbagai macam
nikmat karuni ;mg tiada terhingga nilainya. Berkaitan dengan kewajiban wanita
mukminah urn mengenakan busana muslimah yang merupakan wujud rasa syukur
kepada Allah ; t dengan menjalankan apa yang diperintahkan Nya. Rasa syukur itu
17
Nina! :retna, AnggunBerjlbab, (Bandung: Al Bayan, 1995), cet. I, haL 15
18
akan diungk :an dengan jalan melaksanakan cara berpakaian sesuai dengan yang
dikehendaki L
Kare; itu seperti juga makanan yang dapat melahirkan berbagai perubahan
tingkah laku l!sana juga dapat mempengaruhi terbitnya kesadaran dan ketaqwaan
seseorang kc la Allah Swt, sehingga dalam Al Qur' an akan kita temukan konsep
Libas al Taq sebagai sebaik-baiknya pakaian, ha! ini tertuang dalan Q.S Al A'raf:
26:
"Wah pakaian untu taqwa itu!ah Allah supaya
Dal an
aurat, dan ke
pakaian adal1
untuk memJJl
estetika perh
bentuk atau n
melanggar ba
Deng<
kesehatan, ke
,,. :)1:)1 ;11,.., / /
(\I
」NNSQ⦅_セQI@
0
J'_?
.i;
セ@
4\JI
MNZ⦅L|NAiLNセ@
RMljセ@
:;;.
/ ,.., ,,. /
anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu ienutupi aura/mu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian ng paling baik. Yang demikian itu termasuk tanda-tanda (karunia)
reka ingat. "
yat diatas menjelaskan dua fungsi pakaian; pertama sebagai penutup
1 sebagai perhiasan. Dengan demikian fongsi pertama dan utama dari
sebagai penutup aurat Dan fungsi kedua adalah sebagai perhiasan
dah penampilan dihadapan Allah dan sesama manusia. Inilah fungsi
an. Sebagai perhiasan, seseorang bebas merancang dan membuat e serta wama pakaian yang dianggap indah dan menarik selama tidak
·batas yang telah ditentukan.
:lemikian fungsi pakaian yang ketiga adalah untuk memenuhi syarat
(terik matah udara dingin, maupun gigitan serangga) dan untuk menyelamatkan diri dari sern m musuh. Dengan kata iain pakaian berfungsi sebagai pelindung dari gangguan Iu dan menjaga agar temperatur tubuh terpelihara dari udara dingin diluar tubuh.
Dari 1 ian di atas berdasarkan Q.S Al A'araf: 26, Al Ahjab: 59, dan An Nur:
31 Drs. M. · lib menyebutkan fungsi pakaian/ busana taqwa (busana muslimah) adalah sebag; erikut: 19
I. Menji kan wanita dari gangguan laki-laki jahil
2. Meml akan antara wanita berakhlak hina dengan wanita berakhlak mulia 3. Menc1 h timbulnya fitnah birahi pada kaum laki-laki
4. Mem( ara kesucian agama yang dianut wanita yang bersangkutan.
5. BusaE Muslimah Sebagai Nilai Ekspresif dari Sikap Hidup Wanita Islam
Wanit mslimah yang ュ・ョ」ゥ、セォ@ dari sumber Islam yang bening dan tumbuh dalam iklim ) セ@ sejuk, tidak boleh mengenakan hijab hanya karnna ikut-ikutan dan berdasarkan t isi. Seperti yang dilakukan ibu dan nenek-neneknya dan seperti yang dilakukan sel ian wanita, tanpa dibatasi ilmu yang memadai atau hujjah secara rasional atau I mjuk dari suatu kitab yang dapat diandalkan.
Wanit .uslimah harus mengenakan jilbab atau busana muslimah dengan hati yang dipenuh 1an kepada Allah SWT, bahwa hijab itu perintah dari Allah dan ia
19
hams suka 1 meyakini hahwa itu memang aturan yang diturunkan Allah untuk melinduni,Yi ' 1ita muslimah, mengangkat jati dirinya dan menjauhkan dari cobaan yang mengg< cirkan dari kehinaan dan jurang yang menyesatkan. Dengan begitu ia akan meneri1 dengan lapang dada dan jiwa yang rela, seperti yang dilakukan wanita muhajirin da ishar.20
Berb1 1a muslimah bagi seorang wanita Islam (mukminah) merupakan nilai ekspresif da sikap hidupnya sebagai muslimah. Di dalam Islam, berbusana muslimah ti< saja bemilai sebagai sikap atau akhlak yang berhubungan dengan sesama mam . (hahlumminannas ), tetapi sekaligus juga sikap dalam berhubungan dengan Tuhi izahlumminal/ah) karena merupakan salah satu kewajiban (ibadah) bagi seorang nita Islam.
Busai muslimah mempunyai fungsi ganda. Pertama berbusana muslimah berarti meml tuk pola sikap atau akhlak yang luhur sebagai pencegah terhadap dorongan un: bertindak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kedua, berbusana muslimah m :egah orang lain untuk bertindak sewenang-wenang pada diri si pemakai.
Dipar ;g dari sudut sosioloi,Yi, busana muslimah rnempunyai fungsi penegas identitas. Ia r nbedakan si pemakainya dengan wanita lain. Perbedaan yang kontras menimbulkai fek psikologis dalam bersikap dan bertingkah laku. Hal ini akan berpengaruh' 1m pergaulan dan berinteraksi.
20
Al t imy dan Muhammad Ali, .lati diri 1va11ita 1n11slilnah, (Jaka1ta: Pustaka Al Kaustar,
Tujua ierbusana muslimab tidak hanya berkaitan dengan moral tetapi juga
hampir mem ms semua dimensi kehidupan ummat manusia (sosiologi, pedagogis,
etis dan psik< セゥウIN RQ@
Disan 1g wanita berjilbab itu tampak lebih sopan, beradab, lebih fominim,
tetap anggun 1 luwes, sederhana dan penuh wibawa, hingga mudah membuat orang
langsung me: Jh hormat, segan dan mengambil jarak yang wajar anrata wanita dan
pria ataupun tara wanita beriman dengan yang tidak beriaman, hingga gangguan
nafsu dapat :egah semaksimal mungkin. Selain itu menurut Anne R. " busana
muslimah j1 dapat memberikan ketentraman jiwa dan dapat mendorong
pemakainya 1 セォ@ berbuat kebaikan dan bertanggungjawab akan perilakunya"n
Tingg a peradaban dan kemajuan dapat tercermin melaui etika berpakaian
yang meniml mn kesan sopan, rapi dan tertib. Dengan berbusana muslimah, wanita
Islam dihara: n terdidik untuk berpakaian sopan, rapi, dan tertib sesuai dengna
pemyataan A lur'an (diakhir surat Ap. Nur ayat 60) yaitu menjaga kehormatan dan
jiwa sopan b I wanita.
Secar psikologis tujuan Islam memerintahkan wanita agar berbusana
muslimah ad i karena keinginan untuk mempertunjukan diri rnerupakan ciri khas
wanita. Kee :erungan wanita untuk memamerkan diri berasal dari esensi
ォ・キ。ョゥエ。。ョョセ@
21
Mur
22
Hik
Republika, ( 19,
ha Muthahari, H!Jab gaya hidup wanila Islam, (Bandung: Mizan, 1987), hal.52
1 fajar rctiセ@ (Busana sebagai cer1ni11 u1a11ila musli111 sejati), harian umum
Siswi au rema3a putri Islam yang berbusana muslimah sebagai sikap
hidupnya, m< makannya dalam beraktifitas di sekolah dan di luar sekolah maka ia
akan terdidik 1tuk bersikap dan mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran-ajaran
agama Islam arena akan timbul dalam dirinya bahwa busana muslimah yang
dikenakanny2 alah cermin dan identitas dari kepribadiannya sebagai wanita Islam.
B. Konsep I Sebagai Muslimah
Manu: adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan dengan
ュ。ォィャオォMュ。セ@ ik lainnya. Manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, b: perubahan dari segi fisiologi maupun dari segi psikologi. Mengenai
faktor yang mpengaruhi perkembangan manusia ternyata エ\セイ、。ー。エ@
bermacam-macam teori mgenai perkembangan manusia. Teori-teori tersebut adalah; teori
nativisme, tee )illpirisme dan teori konvergensin
Manm sebagai makhluk hidup selalu berkembang. Dan perkembangan ini
dipengaruhi c dua faktor, yaitu: faktor endogeen ( faktor dari dalam yang diterima
!
dari Tuhan Y : Maha Esa yang dibawanya semenjak diciptakan dalam kandungan)
dan faktor ・クセ@ een (berupa pengalaman, pengaruh serta pendidikan yang dialaminya selama masa I cembangannya).24
Menurut ,fi empirisme bahwa perkembangan individu akan ditentukan oleh
ー・ョァ。ャ。ュ。ョMセ@ セ。ャ。ュ。ョョケ。@ yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Hal ini bererti me akan faktor exsogeen. Pada faktor inilah konsep diri akan terbentuk.
23
Bimo Igito, Pengantar Psiko/ogi Umum, (Y ogyakarta: Andi Offset, 1981 ), cet. l, ha!. 43
24
Kasn I Wmyo & Ali Saifullah, Pengantar /{mu Jiwa Sosial, (Jakarta: Erlangga, ]983),
L Peng< an dan Unsur-unsur Pembentuk Konsep Diri a. P gertian Konsep Diri
Dalan 1mus psikologi, se(f concept (konsep diri) adalah jumlah keseluruhan
dari sikap-s
o
seseorang menuju dirinya sendiri dan evaluasikecakapan-kecakapanny: Pada umumnya konsep diri didefinisikan sebagai sikap, pandangan
atau keyakim eseorang terhadap keseluruhan dirinya. 26
sepert alnya sikap, konsep diri pun mempunyai bermacam versi definisi
yang dikemul an oleh para ahli, diantaranya:
williai D. Brooke mendefinisikan konsep diri sebaga1; "Those physical,
sicial and セ@ hological perception of ourselves that we have derived from expenences,a our interection with other".27(Persepsi psikologis, sisoal, dan fisik
diri kita send1 1erdasarkan pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain).
Anita ylor mendefinisikan konsep diri sebagai :" All you think and fell '
about you, ti セョエゥイ・@ complex of belief and attitude you hold. about yourself'.28
Sedang menu Bum (Metcalfe, 198 l) konsep diri adalah hubungna antara sikap dan
keyakinan te 1g diri kita sendiri.29 Ada lagi yang mengemukakan konsep diri
adalah serang an kesimpulan yang diambil seseorang tentang dirinya berdasarkan
25
A. B1 rdjo. op. Cit., hal. 277 26
Dann Vatim, Kepribadian, KeluargadanNarkotika. (Jakarta: Arcan, 1991), ha!. 25
27
Jalalt .1 Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1988), ha!. 112
28
Jalak .1 Rhmat, Ibid, ha!. 97
29
pengalaman,
seseorang te1
diberikan orar
Kai au
jelas oleh kit
tentan" dirin'
"'
.
dirinya sendir
menganggap .
disebut sebagi
Konse1
komponen afi
dirinya yang
merupakan p1
terhadap diri (
Menur
internal dan 1
bentuk yangnl
terhadap kesel
dinamis ュ・ャゥセ@
30 Samu Lembaga Penerbi
'' M.Ng
le
secara langsung, maupun secara tidak langsung. Jadi konsep diri1tuk dari pengalaman-pengalaman sendiri dan dari uraian yang
. d" . 30
am tentang mnya.
a perhatikan dalam pergauian manusia sehari-hari, terlihat dengan
ahwa setiap manusia mempunyai anggapan dan perasaan-perasaan
sendiri. Anggapan-anggapan dan perasaanperasaan orang tentang
da yng disadari dan ada yang tidak disadari. Bagaimana seseorang
1 memandang dan merasakan tentang dirinya sendiri itulah yang
jiri" atau "konsep diri"31
liri terbentuk atas dua komponen, yaitu komponen kognitif dan
f Komponen kognitif merupakan pengetahuan tentang gambaran
m membentuk citra diri (self images). Sedang komponen afektif
aian individu terhadap diri yang akan membentuk penenmaan
r acceplence) dan harga:diri (self esteem) individu.
'
Fitts (1971) " konsep diri terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi
1ensi ekstemal yang keduanya saling berhubungan dan memberi
; bagi diri seseorang." Dimensi internal yaitu pengamatan individu
1han dirinya yang dihayatinya sebagai suatu kesatuan yang unik dan
penghayatan diri terhadap identitas dirinya, tingkah lakunya, dan
,oeitoe, Psikologi I'endidikan 111e11gu1a111akan segi-segi perke1nba11ga11, (Jakarta:
kultas Ekonomi UI, l 982), Jilid 2, ha!. 2
kepuasan dal menilai dirinya. Dimensi eksternal merupakan penghayatan dan
peniiaian ind lu dalam berhubungan dengan dunia luar, khususnya dalam hubungan
interpersonal imensi eksternal meliputi: diri fisik, diri etika moral, diri personal,
diri keluarga l diri sosial.
b. U ll"-unsur Konsep Diri
!. Diri fisil ?hysica/ self) adalah perseps1 seseorang terhadap keadaan fisik,
kesehatan h penampilan diri serta gerak motoriknya.
2. Diri etik )ra! (moral etikal self) adalah persepsi seseorang tentang dirinya
ditinjau < standar pertimbangan nilai-nilai etik moral, seperti hubungan
seseorang lengan Tuhannya, rasa puas seseorang terhadap kehidupan
keagamrui 1a dan nilai-nilai moral yang dianut berkenaan de:ngan apa yang baik
danyang 1.ik.
3. Diri persc
I
(personal self) adalah perasaan individu terhadap nilai-nilai pribadi terlepas d 'keadaan fisiknya dan hubungannya dengan orang lain seperti sejauh' mana ia n Isa muslimah sebagai pribadi.
4. Diri kel11 i (familiar self) adalah perasaan dan harga diri seseorang sebagai
anggota I iarga dan perasaan terhadap teman dekatnya serta sejauh mana
dirinya m :i muslimah sebagai anggota keluarga.
5. Diri sosi: (social self) adalah penialian seseorang terhadap dirinya dalam
interaksin :iengan orang lain dilingkungan yang lebih lllis.
Den 1 memperhatikan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan
persepsi dan nilaian seseorang terhadap keseluruhan dirinya yang meliputi diri fisik, diri eti 1oral, diri personal, diri keluarga dan diri sosia.l sebagai hasil dari pengalaman c interaksi sosialnya.
2. Pemb ukan dan Perkembangan Konsep Diri
Konse liri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, mel!ainkan faktor yang dipelajari dar bentuk dari pengalaman individu dalam berhubu.ngan dengan orang lain. Dalam ku Man, Mind and Society, G.H Mead menulis: "konsep diri merupakan セ@ luk sosial yang dibentuk melaui proses interaksi dan orgamsas1 pengalaman-r 5alaman psikologis. Pengalaman ini merupakan hasil eksplorasi individu terh: p lingkungan fisiknya dan refleksi dari dirinya yang diterima dari Ora g n - r 0 a ng s 'am , ya. ,,32
Orang ng pertama kali dikenal individu adalah orang tua, anggota keluarga barn kemudi lingkungan yang lebih luas. Meluasnya intcraksi sosial akan mempengarul roses pembentukan konsep diri.
Masa 1aja dapat dikatakan. sebagai masa potensial untuk perkembangan konsep diri. f yang paling penting dalam masa ini adalah penemuan identitas diri oleh si remaji rickson menamakan masa remaja ini sebagai masa "self identity".33
Penemuan id i'tas diri berhubungan dengan upaya si remaja untuk menemukan keadaan diri ig sebenamya. Keadaaan atau kondisi-kondisi yang penting bagi イ・ュセQ。@ mencl ? kondisi fisik (citra fisik), dan kondisi mental seperti cita-cita,
ide-32
Dann {atim, Op. Cit., hai 27
33
ide agama, k1 tmpuan dan kelemahan dirinya. Kondisi-kondisi ini akan dikenali,
dihayati dan <i rsepsikan oleh si remaja sehingga menjadi konsep dirinya.
Konse iri terbentuk dan berkembang karena adanya proses umpan balik dari
individu lain. ia!am melakukan interaksi sosial, setiap individu (remaja) akan
menerima tan pan, baik positif maupun negatif. Tanggap yang diberikan tersebut
akan dijadikai mnin untuk mengembangkan konsep dirinya menjadi positif ataukah
negatif. Seper ata Hurlock (1978):
"Kons· :liri yang positif akan berkembangan jika seseorang mengembangkan
sifat-sifat sep< sefl esteem, sejl confidence, dan mapu melihat diri secara realistik.
Sifat-sifat ini lnungkinkan seeorang untuk berhubungna dengan orang lain secara
akurat dan me :trah pada penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya konsep diri yang
negatif akan ncul jika seseorang mengembangkan perasaan rendah diri kurang
pasti clan kura percaya diri".
Pada 1 imnya ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep
diri, yaitu:
1. Orang lai
perilaku, p
2. Kelompok
mengikat
kelompok1
34
Jalalu·
(signifikan others) meliputi semua orang yang mempengaruhi
:an dan perasaan kita.
セオォ。ョ@ (reference gruop) yakni kelompok yang secara emosional
orang clan mengarahkan serta mensucikan dirinya dengan ciri-ciri
34
3. Islam bagai Sistem Nilai dalam Pembentukan Konsep Diri
Perin1 memakai jilbab memang ada hubungannya dengan masalah akhlak. Orang yang · nakai jilbab seharusnya perlu menjaga dirinya. Ibarat orang yang memakai se1 nn korp, tidak boleh tidak, dia hams menjaga gerak geriknya. Demikian j1 orang yang memakai jilbab, dia hams senantiasa hams menampakka sifat kemuslimatannya35
Sebab erbuatan jelek yang dilakukan dikala memakai jilbab akan menumnkan rtabat muslimah pada umumnya. Sebab orang yang selalu berbuat baik biasanya salahan yang kecil saja sering diungkit-ungkit orang. Seperti pepatah "Semut di sel mg laut kelihatan sedang gajah di pelupuk mata tak kelihatan". Dan .iangan samp: ikibat perbuatan seorang maim jeleklah selumhnya, seperti juga pepatah men! kan "hanya karena nila setetes maka msaklah susu sebelanga". Nabi bersabda:
) .,,. } ' ...
PQォZセセNェ@
セl@
セisGI@
,セMLLセ@
セgセNセセ@
ZZ⦅LNNセ@
"Orm •rang mikmin itu berada diantara lima kesusahan yailu: orang
mikmin yang 1gki padanya, orang munajik yang membencinya, orang kajir yang
memeranginy, vaitan yang menyesatkannya dan nafi;u yang menentangnya ".
Allah rt yang Maha Kasih lagi Maha Sayang kepada hambanya, telah menumnkan ran yang agung lagi paripuma. Di dalamnya tidak terlewatkan
35
sesuatupun t k mengatur dan menata kehidupan manusia dimuka bumi ini, baik
yang berupa . fah ataupun syari ·at. 36
Diant syari'at yang berkaitan dengan kehidupan manusia itu adalah menata
soal pakaian au busana yang didalamnya dapat dipergunakan untuk menutup
anggota- ang a tertentu dari tubuh manusia dan sekaligus melindunginya dari
berbagai pern 1ara11 yang membahayakan dan juga sebagai perhiasan.
Konse liri muslimah (wanita Islam) bersumber dari Al Qur'an dan hadits,
serta tercerrr dalam pribadi Rasulullah. Setiap muslim/muslimah berkewajiban
mengidentifH kan diri pada nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur'an, hadits
serta akblak E 1L
Meng1 pada Al Qur' an dan Had its, karakteristik konsep diri
muslim/musli
'i
antara lain:1. Peka pada butuhan orang lain (Q. S. 2: 280)
'
2. Memiliki ;abaran dalam mengatasi problem dan tabah dalam menghadapi
kesukaran 1 kegagalan. (Q. S. 3: 200)
3. Mampu m perbaiki dirinya karena ia menyadari kelemahan dirinya. (Q. S. 4:28,
33:72)
4. Mampu m pertinggi nilai-nilai moral manusia dengan mengkaitkannya kepada
Tuhan seb: j sumber kebenaran dan kesempurnaan. (Q. S. 10:9, 16:97)
36
Syaik .bdullah Shalih al Fauzan, Kriteria B11sa11a M11sli111ah, (Jkarta: Khazanah Ilmu),
5. Tenang, t k cemas pada apa yang telah terjadi serta optimis pada hari esok dan
yang aka1 i,tang. (Q. S. 13:28, 33:72)
6. Meyakini nilai-nilai dan prinsif-prinsif 3cJaran Islam dan bersedia
memperti 104-107,
7. Mampun
8. Memiliki
9. Bertindak
10. Merasa st
merasa le 11. Tidak me1
Al
Qu
memelihara tantara lain m
dini kita tera1
menjadi terbi
4. Upay:
Ada b
ini diakibatki
yang dialami
31 Sayy
cet. 3, hal. 74
1kannya walupun orang lain tidak menyetujui tindakannya. (Q. S 10:
l6, 22:54)
ikmati dan mensyukuri keadaan dirinya. (Q. S 31:12, 14:27)
t bebas dari pengaruh dan penguasaan orang lain. (Q. S. 25: 3, 39:38)
aksana. (Q. S. 49:6)
a dengan orang lain sebagai manusia, tidak merasa tinggi dan tidak rendah. (Q. S. 49:13)
abiskan waktu untuk yang tidak perlu. (Q. S. 59: 18)
n mensiyalir agar terketuk lubuk hati setiap orang tua untuk bangkit
rgung jawabnya, menanamkan moral pada putra-putrinya. Caranya
biasakan putri-putrinya memakai pakaian yang baik. Bila sejak usia
n apa saja yang diizinkan syari'at, kelak dalam kehiduparrnya akan
37
fembentuk Konsep Diri Sebagai Muslimah
irapa kecenderungan yang dialami oleh anak pada ma pubertas. Hal
lari masih labilnya emosi mereka. Adapun diantara kecenderungan
セ@ anak yang pubertas, adalah sebagai berikut:
L kecendert m untuk meniru
2. kecenden )n untuk mencari perhatian
3. kecenderu ti mulai tertarik pada lawan jenis
4. kecenderu m mencari idola
5. selalu ingi 1encoba hal-hal yang barn
6. emosmya dah meletup. 38
Untuk :mperoleh gambaran atau pemahaman tentang konsep diri seseorang,
dapat ditelaal nelalui sikap, persepsi, atau penilaiannya terhadap keseluruhan
dirinya. Hal berarti bahwa sikap, persepsi dan penilaian seseorang tentang
keseluruhan < Jya, dapat menjadi petunjuk indikator tentang konsep diri yang
di mi I ikinya.
Dari p セャ。ウ。ョ@ tersebut dapat difahami bahwa konsep diri mengandung unsur
penilaian oby< >sikologis yang bergerak antara positif dan negatiE Para ahli banyak
merumuskan ' lcripsi tentang orang yang memiliki konsep diri positif atau negatif
Dalam kenya hnya memang tidak ada orang yang betul-betul sepenuhnya
berkonsep diri sitif atau negatif
Jalaluc , Rahmat mengutip pendapat William D. Brooks tentang orang yang
memiliki tand mda konsep diri positiC yaitu:39
I. la yakin 。セ@ kemampuannya mengatasi masalah
38
Fuad. na, Sensasi remqia dimasa puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), cet. l, hal. 9
39
2. Ia merasa ira dengan orang lain
3. Ia menerit pujian tan pa rasa malu
4. la menya( bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku y tidak seluruhnya disetujui masyarakat
5. Ia mampu セュー・イ「。ゥ。ォゥ@ dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadii ang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya".
Konse iri wanita dan pria relatif berbeda. Keadaan fisik, peran dan tugas
yang dilajank1 !alam kehidupan sehari-hari membuat adanya perbedaan konsep diri
antara pria da vanita. Penelitian ini juga membuktikan bahwa wanita mempunyai
sumber konse iri yang berbeda dari pria. Konsep diri wanita akan bersumber dari
keadaan fisikr dan populeritas dirimya, sedangkan konsep diri pria bersumber dari
agresifitas dar :kuatan dirinya. Dengan kata lain, konsep diri wanita akan bersandar
pada citra ke· 1itaannya, dan konsep diri pria akan bersandar pada citra
kelaki-lakiannya.40
Citra セ@ anitaan pada diri wanita merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembentukan nsep dirinya. Bagi seorang wanita, nilainya yang paling tinggi
terletak pada mampuannya menjaga kehormatan, rasa malu dan peka dalam
menJUllJUng セァゥ@ kesopanan pergaulan. Karena wanita diciptakan dengan dianugerahi si halus, indah dan perasa. 41
'0 Dann) ·atim & lrwanto, Op. Cil., ha!. 29
41
Sifat '1s, indah dan perasa juga mewamai dalam berpakaian. Pakaian bagi
wanita adala ermin dari emosi pakaiannya, dan pada saat yang sama juga dapat
mempengaru :mosi orang lain. Seperti kata Kefgent dan Touchie Spect, pakaian
mempunyai I セウゥ@ emosional.
Jika c l upaya pembentukan konsep diri muslimah berbenturan dengan tata
tertib sekolal セュァ@ melarang siswi menggunakan jilbab (busana muslimah), maim
kondisi ini arang berubah total, dengan makin banyaknya para siswi yang
berusaha mer :rtahankan keimanannya dengan tetap berbusana muslimah disekolah.
Kond ini makin diperkuat sejak tahun 1991, khususnya setelah pemerintah
mengeluarkai ·eraturan yang membolehkan para sisiv.i memakai pakaian seragam
khusus (mus! th) sebagai pakaian seragam, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
sekolah men :ah umum. Sebagaimana tertuang dalam surat keputusan direktur
jendral pend can dasar dan menengah departemen pendidikan dan kebudayaan
republik Indo •ia No. 1001 Cl Kepi Df 1991, Tanggal 1 Pebruari 1991.42
Deng: terbitnya SK ini, secara yuridis formal tak ada lagi hambatan bagi
wanita Indo ia, khususnya yang beragama Islam, untuk memakai pakaian
muslimah ses · dengan ajaran agama yang mereka yakini.
Maka 1pat disimpulkan bahwa upaya membentuk k·onsep diri sebagai
muslimah, I 1slah dimulai dari institusi terkecil yaitu keluarga. Dengan
42
membiasakai berbusana sesuai ketentuan syari'at dan menanamkan akhlak
mahmudahp; usia dini. Selain itu lembaga pendidikan pun mempunyai peranan
penting dala mempengaruhi pembentukan konsep diri khususnya pada remaja.
Mengingat l 1pir separuh wak1:unya dihabiskan dilembag