UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI
TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Rumah Makan Di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD HENDRA PRATAMA 060502073
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Muhammad Hendra Pratama (2011) “Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri
Medan.” Pembimbing: Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Ketua Departemen Manajemen: Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi. Penguji 1: Ibu Dra. Marhaini, MS. Penguji 2: Ibu Frida Ramadini, SE, MM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap Pengetahuan Kewirausahaan pada rumah makan di Jalan Kapten Muchtar Basri
Medan.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 32 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahuan kewirausahaan pada rumah makan di Jln.
Kapten Muchtar Basri Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (6.723) > Ftabel (2.95) pada α = 5%
dan tingkat signifikansinya 0.001 < 0.05. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap
Perilaku Kewirausahaan adalah variabel Kemandirian Pribadi (X3) dengan nilai
thitung (2.765)> ttabel (2.048) dengan nilai signifikansi 0.021 < 0.05. Nilai Adjusted
R2 sebesar 0.356 berarti 35.60% variabel Perilaku Kewirausahaan dapat dijelaskan oleh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian
Pribadi. Sedangkan sisanya 64.4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata kunci: pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Hafis Hasan Zakaria, SE dan Ibunda (Alm) Hj. Dessy Sapta Utami yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, bimbingan, nasehat serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, SE, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen, Civitas Akademik, Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan dan kemudahan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.
9. Keluarga saya tercinta; Ayahanda Hafis Hasan Zakaria, SE dan Ibunda (Alm) Hj. Dessy Sapta Utami, serta adik saya Gita Aisyah Risa dan Adik saya Aqila Zara Hafshah. Terima kasih atas dukungan dan do’a sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Untuk sahabat-sahabat saya Alex, Randa, Ardi, Firdaus, Tarsa, Winny, serta seluruh anak Manajemen stambuk 2006 lainnya. Terima Kasih atas dukungannya selama ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.
Medan, 26 Mei 2010 Penulis
DAFTAR ISI
C. Pengetahuan Kewirausahaan ... 23
D. Motif Berprestasi ... 25
E. Kemandirian Pribadi ... 26
F. Perilaku Kewirausahaan ... 27
BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA A. Gambaran Umum Jln. Kapten Muchtar Basri Medan ... 30
B. Gambaran Umum Responden ... 31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
B. Metode Analisis Deskriptif ... 49
a. Deskriptif Responden ... 49
b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
c. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50
d. Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 50
e. Karekteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha ... 51
C. Metode Analisis Statistik ... 51
D. Uji Asumsi Klasik ... 55
a. Uji Normalitas ... 55
b. Uji Heteroskedastisitas ... 57
c. Uji Multikolinieritas ... 58
E. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
F. Uji Hipotesis ... 60
a. Uji F (Uji Serentak) ... 60
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 62
c. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 11
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan ... 22
Tabel 3.1 Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan ... 32
Tabel 3.2 Data Nama Usaha dan Lama Berusaha ... 33
Tabel 4.1 Item -Total Statistics ... 45
Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen ... 48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 50
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha ... 51
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Berusaha (X1) ... 51
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2) ... 53
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Usaha (X3) ... 53
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pengusaha (Y) ... 54
Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 56
Tabel 4.12 Uji Glejser ... 57
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 58
Tabel 4.14 Regresi Linier Berganda ... 59
Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 62
Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 63
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Muhammad Hendra Pratama (2011) “Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri
Medan.” Pembimbing: Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Ketua Departemen Manajemen: Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi. Penguji 1: Ibu Dra. Marhaini, MS. Penguji 2: Ibu Frida Ramadini, SE, MM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap Pengetahuan Kewirausahaan pada rumah makan di Jalan Kapten Muchtar Basri
Medan.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 32 responden sebagai sampel penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahuan kewirausahaan pada rumah makan di Jln.
Kapten Muchtar Basri Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (6.723) > Ftabel (2.95) pada α = 5%
dan tingkat signifikansinya 0.001 < 0.05. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap
Perilaku Kewirausahaan adalah variabel Kemandirian Pribadi (X3) dengan nilai
thitung (2.765)> ttabel (2.048) dengan nilai signifikansi 0.021 < 0.05. Nilai Adjusted
R2 sebesar 0.356 berarti 35.60% variabel Perilaku Kewirausahaan dapat dijelaskan oleh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian
Pribadi. Sedangkan sisanya 64.4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata kunci: pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk diterjang krisis moneter yang berkepanjangan, krisis moneter yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum mempunyai ketanggguhan dalam perekonomian. Sektor riil yang selama ini menjadi andalan sumber penerimaan negara seolah-olah berhenti, para pelaku ekonomi baik pemerintahan (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan swasta) dan koperasi banyak yang tidak lagi bisa bangkit untuk menjalani usahanya.
Krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 1996 sebesar 8% merosot menjadi -13% di akhir tahun 1998. Pendapatan per kapita yang sebelumnya mencapai di atas US$1000 merosot lagi menjadi US$300. Indonesia kembali menjadi negara miskin.
(SAKERNAS) menyebutkan, sekitar 1,4 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor formal, sementara pada sektor non formal menjadi 57,3 juta orang pada tahun 1998 (Feridhanusetyawan dalam Riyanti, 2003:2).
Sebelas tahun pasca krisis ekonomi tahun 1997 dan masih hangat dalam ingatan, ketika krisis keuangan global di tahun 2008 hampir melanda seluruh dunia. Bursa saham anjlok dan nilai tukar mata uang asia ikut rontok. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar sempat mencapai level Rp 12.000 per USD1. Sayangnya, rontoknya nilai tukar Rupiah tidak dibarengi dengan naiknya ekspor karena pasar utama tujuan ekspor Indonesia, yaitu AS, sedang bangkrut. Hal ini mengisahkan bahwa perekomomian Indonesia tidak mandiri.
Namun, dibalik kisah pilu itu, ternyata ada penanda lain yang juga tetap kontekstual dengan kondisi saat ini. Ketangguhan sektor usaha mikro dan kecil pada masa krisis merupakan penanda yang dimaksud itu. Sebuah fenomena yang layak untuk terus direnungkan dan disikapi secara proporsional dalam konteks peningkatan ketahanan ekonomi dewasa ini. Tanpa mengesampingkan peran sektor korporasi, dalam banyak aspek, sektor usaha mikro dan kecil pun memiliki peran dan kontribusi yang tidak bisa dianggap remeh.
langkah yang sangat strategis untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang adil yang merata. Disamping itu, masalah pengangguran merupakan masalah besar yang timbul akibat krisis moneter yang terjadi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan wirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Pengembangan ekonomi rakyat merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil. Keberpihakan tersebut wajar, karena dalam peta pemain bisnis di Indonesia jumlah unit-unit usaha skala kecil lebih banyak dibanding usaha menengah dan besar.
Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk melakukan proses produksi, kewirausahaan merupakan konsep, maka untuk menerapkan dalam kegiatan usaha harus diwujudkan dalam tindakan, bisa saja seseorang memiliki potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak diwujudkan dalam perilaku, maka potensi itu tidak mempunyai nilai tambah dalam dunia bisnis riil. Jadi perilaku kewirausahaan harus ada dalam aktivitas bisnis.
bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Pemerataannya ke desa-desa ikut mendorong pemerataan kesempatan kerja. Usaha kecil juga dapat digunakan sebagai kunci pemacu ekspor serta peningkatan kesejahteraan rakyat.
Jenis usaha yang sangat berkembang saat ini di kota Medan adalah usaha di bidang makanan yang banyak ditemukan dimana pun terutama di daerah pemukiman padat penduduk, sarana pendidikan atau pusat perbelanjaan yang menuntut ketersediaan kebutuhan hidup sehari-hari yaitu makanan dan minuman. Bisnis makanan terus berkembang dari waktu ke waktu dan sebagian besarnya mampu memperoleh laba yang lebih dari cukup dan bahkan memperluas usahanya menjadi lebih besar lagi. Dengan kata lain, peluang dan potensi dari bisnis makanan sangat menjanjikan dalam segi keuntungan maupun pasar yang ada.
Kemampuan untuk mengembangkan usaha bergantung kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Penelitian Cunningham (dalam Riyanti, 2003:7) terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc. Ber & CO (dalam Riyanti, 2003:7) menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut bersumber dari pengetahuan kewirausahaan, keinginan untuk maju atau motif berprestasi dan juga kemandirian pribadi dalam berpikir sehingga setiap pengusaha mampu secara maksimal memanfaatkan ketrampilan usaha pada dirinya. Kemampuan memahami lingkungan bisnis, menurut Cunningham (dalam Riyanti, 2003:9) merupakan faktor yang menyebabkan 28,1% keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Menurut Dinsi (2004:6) mengatakan bisnis adalah ajang kompetisi yang peka terhadap perubahan.
Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www.waspada.co.id).
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas dan penelitian-penelitian tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian pada usaha rumah makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri, maka penulis mengambil judul :
”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan
Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pada
Rumah Makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang tersebut terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian
C. Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran merupakan sintesa hubungan antara variabel yang diteliti dan disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan kualitatif. Berikut ini gambar model kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan.
Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49).
Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari orgasnisasi lain.
Motivasi Berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).
Berikut ini gambar model hubungan antar variabel :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber: dalam Riyanti (2003), dimodifikasi penulis (2010)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan berdasarkan argumentasi yang dipaparkan pada kerangka berpikir di atas adalah sebagai berikut “Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian
Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku
Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jalan Kapten Muchtar Basri
Medan”.
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara motif berprestasi dengan perilaku kewirausahaan.
Perilaku Kewirausahaan
(Y)
1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) 2. Motif Berprestasi (X2)
3. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian pribadi dengan perilaku kewirausahaan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain :
1. Bagi pelaku usaha rumah makan, penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam meningkatkan kemampuan diri melalui keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan pengembangan usaha.
2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk mempertajam pola pikir mengenai faktor yang perlu ditingkatkan dalam perilaku kewirausahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat
memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
3. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1)
Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.
Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Pengetahuan langsung (pengalaman sendiri)
b. Pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain) 2. Variabel motif berprestasi (X2)
Motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dalam kompetensi berdasarkan suatu ukuran keunggulan.
Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Keunggulan pribadi
b. Keunggulan orang lain
3. Variabel kemandirian mandiri (X3)
Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri sendiri melalui adanya perasaan otonomi. Indikator yang digunakan : a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam tugas
Tabel 1.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengetahuan
Suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi
a. Selalu berusaha dan tidak mudah kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain dan adanya perasaan otonomi
d. Penuh percaya diri
Likert
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert (Umar 2003:98) dimana responden menyatakan jawaban mengenai berbagai pernyataan terhadap perilaku, hal, maupun pengetahuan yang diajukan. Pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian :
a. Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b. Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju c. Nilai 3 untuk jawaban kurang setuju d. Nilai 4 untuk jawaban setuju
e. Nilai 5 untuk jawaban sangat setuju
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di Jalan Kapten Mukhtar Basri Kota Medan dengan waktu penelitian mulai bulan November 2010 sampai Januari 2011.
5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2008:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengusaha rumah makan yang masih berada dalam Jalan Kapten Mukhtar Basri yang berjumlah 32 orang.
artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 orang (Sugiyono, 2008:78).
6. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder :
a. Data primer
Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung dengan berpedoman kepada kuesioner penelitian.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.
b. Wawancara
c. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa didapatkan jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji terlebih dahulu. Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut:
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha>0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).
Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara
0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut.
Pengujian realibilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,0.
9. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Analisis Deskriptif
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:
1) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).
2) Uji Heteroskedastisitas
3) Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Metode statistik yang digunakan adalah metode regresi linier berganda (multiple linier regression), dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3Y = Perilaku kewirausahaan X1 = Pengetahuan Kewirausahaan
a = Konstanta Y X2 = Motif Berprestasi
b = Koefisien arah regresi X3 = Kemandirian Pribadi
Untuk analisis dan pengujian hipotesis , data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical
Product and Service Solution) versi . Data-data yang telah diperoleh
1. Uji F
Yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap perilaku
kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2. Uji t
Yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh-pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap
perilaku kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : b1 ≠ 0 , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5% 3. Identifikasi determinan (R2)
Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).
Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) terhadap variabel
terikat yaitu perilaku kewirausahaan (Y).
Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1,
X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan
(R2) semakin kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan
Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha Studi Kasus Pada Pendagang
Pakaian Pajak Sore Jln. Jamin Ginting”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh
hasil bahwa, variabel (X1) dan Kemandirian pribadi (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja usaha pedagang pakaian pada pajak sore Jl. Jamin Ginting.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2007), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif
Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan
(Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh
hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), Kemandirian (X3)
berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemilik usaha warnet di Padang Bulan. Variabel motif berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara
B. Wirausaha
Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.
Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Riyanti, 2003:22) :
“an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”
Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme.
(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.
(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.
Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan defenisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut :
“Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan usaha miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko dalam menemukan peluang berusaha serta secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya dan mengatur permodalan operasinya”.
Defenisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.
C. Pengetahuan Kewirausahaan
Hisrich & Brush (dalam Riyanti, 2003), usaha yang berhasil saat ini biasanya bukan usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman kerja dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri.
Pendidikan sebagai faktor demografi lainnya, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Katz (dalam Riyanti, 2003), melalui penelitian yang dilakukannya tahun 2001 menemukan bahwa 86% wirausaha berpendidikan akademi, dan 90% memiliki pengalaman dalam mengelola usaha. Menurut Staw (dalam Moko, 2005:54), pendidikan berperan penting karena member bekal pengetahuan yang dibutuhkan, lebih-lebih ketika wirausaha menemui masalah di tengah jalan.
terjadi proses pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.
D. Motif Berprestasi
Para pakar wirausaha berpendapat bahwa aspek sifat merupakan faktor penting dalam keberhasilan wirausaha. Misalnya, wirausaha adalah orang yang suka mengambil resiko (Zimmerer dan Schorborough, 1998; Schumpeter dalam Riyanti, 2003), atau orang yang ingin berprestasi tinggi (McClelland & Brockhaus dalam Riyanti, 2003).
Menurut Stoltz (dalam Riyanti, 2003:13), keberhasilan dapat berarti seberapa jauh orang bergerak ke depan dan menanjak, mengalami kemajuan misinya sepanjang hidup, menyingkirkan semua hambatan atau bentuk-bentuk kemalangan lainnya. Ia melakukan riset selama 19 tahun dan 10 tahun praktek langsung untuk menemukan jawaban tentang apa yang menyebabkan keberhasilan. Ia lalu menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan adalah determinan panjang dari adversity quotient. Adversity seseorang menunjukkan dinamikanya pada saat dia menghadapi rintangan-rintangan dalam mencapai tujuan. Stoltz membagi individu dalam tiga tipe, yaitu tipe climber, champer, dan quiter.
berhenti karena sudah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Ia tidak mau berusaha lebih keras lagi agar lebih berhasil, dan cenderung hanya berusaha agar bisa tetap bertahan pada posisinya itu. Tipe quiter adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kegagalan. Ia merasa takut dan tidak mau mengambil resiko untuk memulai berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.
Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus-menerus sampai berhasil. Adapun motif berprestasi dalam penelitian ini diukur dari keinginan wirausaha untuk berada di atas tingkat keberhasilan orang lain.
E. Kemandirian Pribadi
Berdasarkan hasil penelitian Katz dan Staw di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil, sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian wirausaha merupakan faktor utama, menyusul sesudahnya faktor kemampuan, faktor teknologi dan faktor lain.
harus merealisasikan gagasannya itu. Inovasi adalah proses melakukan sesuatu yang baru.
Kreativitas entrepreneurial adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan kreatif demi kemajuan usaha. Gagasan itu tidak harus baru, yang penting ada solusi baru yang dapat diterapkan dalam proses menciptakan dan menjual barang atau jasa ke pasar. Gagasan baru itu bisa saja menyangkut barang atau jasa itu sendiri, bisa berupa kemampuan untuk mengenali pasar baru, bisa dalam bentuk cara-cara memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, atau juga cara mengelola finansial dan karyawan. Adapun kreativitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan pribadi dalam menemukan gagasan dalam mengelola masalah keuangan dan sumber-sumber modal apakah melalui pemanfaatan sumber keuangan pribadi atau melalui fasilitas pinjaman/kredit dari lembaga keuangan.
F. Perilaku Kewirausahaan
a. the personal achiever, ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki kebutuhan berprestasi 2. Memiliki kebutuhan atas umpan balik
3. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan b. the supersales person, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain 2. Memliki keinginan untuk membantu orang lain
3. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting c. the real manager, ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut :
1. Keinginan untuk bersaing 2. Ketegasan
3. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain
d. the expert idea generation, ciri-ciri wirausaha tipe expert idea generation
adalah sebagai berikut :
1. Keinginan untuk melakukan inovasi 2. Menyukai gagasan-gagasan
3. Inteligensi yang tinggi
Dalam penelitian ini tipe kepribadian Miner digunakan bukan untuk menentukan tipe kepribadian yang paling cocok bagi wirausaha, tetapi lebih kepada profil keempat tipe kepribadian Miner pada wirausaha.
keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar. b. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah,
adil pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain.
c. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar, pengetahuan tentang produk dan jasa serta pemahaman tentang persaingan.
d. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.
e. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PENGUSAHA
A. Gambaran Umum Jalan Kapten Muchtar Basri Medan.
Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha Tgl 15 Januari 2011).
Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan indikasi bahwa Medan merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau nafkah. Berdasarkan data kependudukan tahun 2007, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.048.460 jiwa > 1.034.696 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan salah satu
kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Januari 2011)
Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak sebagai target pasar bagi pengusaha.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan bahwa Jln. Kapten Muchtar Basri ini termasuk jalan penghubung antara pemukiman penduduk dengan daerah pusat kota Medan serta perniagaan sehingga sangat sesuai dijadikan daerah komersial disekitar jalan ini. Jln. Kapten Muchtar Basri ini juga sangat strategis, karena di daerah ini terdapat banyak tempat pemukiman penduduk serta dekat dengan perkantoran yang terdapat di daerah sekitarnya.
Sumber : http://maps.google.co.id
Gambar 3.1 : Peta Lokasi Jln. Kapten Muchtar Basri dan Sekitarnya
B. Gambaran Umum Responden
Tabel 3.1
Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan
NO. Responden Umur
Bpk. Syaiful dengan umur 56 tahun sebagai pemilik dari Nasi Goreng 5000. Pada rentang umur tersebut sebagian responden telah menikah. Pemilik usaha yang paling dominan adalah laki-laki. Pendidikan responden termasuk beragam yaitu dari tamatan SLTP hingga S-1 (Sarjana).
Tabel 3.2
Data Nama Usaha dan Lama Berusaha
NO. Responden Nama Usaha Jumlah
Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukan bahwa responden yang diwawancarai memiliki jabatan yang berbeda yaitu pemilik dan manajer. Pemilik adalah pengusaha yang memiliki langsung usaha tersebut sekaligus merangkap menjadi manajer usahanya. Manajer adalah pengusaha yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya usaha.
Jumlah tenaga kerja yang ada pada 32 usaha ini berjumlah kurang lebih 185 orang. 185 orang untuk 32 usaha seperti rumah makan, warung bakso dan mie ayam atau bubur ayam di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan. Jumlah karyawan yang paling banyak terdapat pada Steak & Snack Cafe yang mempunyai karyawan 12 orang dengan sistem paruh waktu. Dan yang paling sedikit adalah Nasi Goreng 5000 karena pemilik merangkap sekaligus karyawan.
C. Gambaran Umum Usaha Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri
Medan
1. Steak & Snack Café
Usaha ini adalah usaha rumah makan yang menawarkan menu makanan dengan harga standard dan sering menawarkan paket makanan murah yang menarik. Keistimewaan usaha cafe ini adalah memiliki konektivitas internet berupa wifi yang merupakan magnet tersendiri bagi para pelanggannya yang kebanyakan mahasiswa.
2. Ayam Rica-rica Kampoeng Bamboe
Usaha ini adalah rumah makan yang menawarkan menu special yakni ayam goreng pedas cabe ijo bumbu rica-rica yang membuatnya beda dari rumah makan lain di sekitarnya. Selain itu usaha ini juga menawarkan menu-menu makanan lainnya yang sudah dikenal masyarakat.
3. Warung Serunai
4. Minnie Cafe
Usaha ini jelas sekali menargetkan mahasiswa sebagai pelanggannya. Harga yang murah dan banyaknya pilihan minuman kopi menggambarkan café ini sering dikunjungi untuk sekedar ngobrol atau berkumpul sesama mahasiswa.
5. Warung Rosi
Warung ini merupakan usaha makanan yang beragam dan menawarkan harga miring dan lokasinya dekat dengan toko fotokopi terbesar di sekitarnya. Kebanyakan pelanggan warung ini adalah mahasiswi.
6. Ayam Penyet Cak Gareng
Usaha ini merupakan usaha yang menjual menu makanan ayam penyet dengan sambel yang khas juga dengan harga yang murah namun dengan ruangan yang relatif sempit. Rumah Makan ini menawarkan paket-paket makanan untuk dibawa pulang.
7. Warung 6000
8. Warung Pak Dang
Warung makan yamg tetap bertahan dengan harga standard dan tidak terpengaruh dengan persaingan harga yang terjadi pada usaha saingan yang sejenis. Letak usaha rumah makan ini berada di dekat simpang Al-Falah.
9. Café Corner 108
Usaha café ini juga memiliki ragam makanan dengan harga yang murah. Café ini menawarkan tempat berkumpul mahasiswa yang nyaman dan letaknya bersebelahan dengan warung internet yang ramai.
10. R.M Sinar Family
Usaha ini merupakan usaha keluarga yang menawarkan menu nasi padang yang khas dan terletak sangat dekat dengan UMSU sehingga banyak sekali pengajar ataupun karyawan yang makan atau memesan makan siang disini. Harganya relatif mahal namun menawarkan cita rasa makanan yang lezat.
11. Nasi Goreng 5000
12. Bakso Juli
Usaha ini merupakan usaha yang menjual makanan bakso dan jenis makan lainnya. Usaha bakso ini kurang begitu dikenal oleh masyarakat, karena lokasi dan tempat usahanya tergolong masih sangat sederhana. Dan warung bakso ini juga tidak terlalu besar, sehingga sulit bagi pelanggan untuk parkir.
13. Mie Ar-Ridho
Usaha rumah makan ini juga merupakan usaha keluarga , dimana makanan yang menjadi ciri khas rumah makan ini adalah mie ayam Ar-Ridho yang cukup banyak peminatnya.
14. Nasi Soto Buk Mila
Rumah makan ini merupakan usaha yang menawarkan nasi soto khas Medan dengan harga yang standar. Nama usaha ini diambil dari nama pemilik usaha sendiri. Target pasar usaha ini adalah mahasiswa.
15. R.M Basamo
16. Rayan Café
Tempat makan ini merupakan tempat yang cocok bagi mahasiswa-mahasiswi untuk berkumpul bersama karena letaknya yang sangat dekat dengan lembaga pendidikan. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau untuk makanan sehari-hari seperti nasi goreng, mie goreng dll.
17. Warkop Bang Lis
Menerapkan konsep yang sama dengan warung kopi anak muda pada umumnya, Warkop Bang Lis tidak sulit mendapatkan pelanggan dan memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu di depan lembaga pendidikan dan warung-warung internet.
18. Café Pinky
Rumah makan menerapkan konsep warna merah muda dan memiliki tempat yang bersih serta nyaman sehingga dipastikan pelanggan yang telah berkunjung akan tertarik mengunjunginya lagi.
19. Siomay & Bakso Mas Ari
20. Mie Ayam Bakso Pakde Dono
Mie ayam bakso Pakde Dono pada umumnya menawarkan menu-menu yang sama dengan warung mie ayam pada umumnya. Hanya saja menu special disini adalah mie ayam bakso, yaitu mie ayam yang ditambah bakso khas warung ini.
21. R.M Reihan
Rumah Makan Reihan adalah rumah makan yang menjual menu makanan sehari-hari dengan konsep rumah makan padang bercampur dengan menu-menu café. Bisa dibilang rumah makan ini cukup lengkap dari segi menu yang ditawarkannya.
22. Cafe Mamy
Cafe Mamy memiliki konsep yang sama dengan warung makan di Jln. Kapten Muchtar Basri lainnya dan memiliki target pasar mahasiswa. Cafe ini terletak di sebelah Café Pinky.
23. Mie Ayam & Bakso Mas Pen
24. Warkop Budi
Warkop Budi merupakan tempat berkumpul terutama bagi mahasiswa-mahasiswa laki-laki dilihat dari pengunjung yang datang ke warkop ini. Pemilik dari warkop ini juga masih muda dan sering berkumpul dengan pelanggannya sendiri.
25. R.M Udin
Rumah makan ini merupakan rumah makan yang dimiliki oleh Bpk. Udin, yang merupakan suku Padang. Sehingga makanan yang ditawarkan oleh rumah makan ini sekaligus menjadi ciri khasnya adalah makanan Padang.
26. Bakso Mas Habib
Bakso ini didirikan tahun 2009 oleh pemiliknya sekaligus nama dari usha bakso ini yaitu Bpk. Habib. Usaha ini memiliki pasar sendiri yakni karyawan dan keluarga yang tinggal disekitarnya ataupun orang yang sekedar berlalu lalang.
27. Warkop Sri
28. Bubur Ayam Cirebon
Bubur Ayam Cirebon merupakan usaha yang memiliki konsep lain daripada yang lain sehingga cukup menarik perhatian. Dibuka pada tahun 2010, Bubur Ayam Cirebon memiliki pasar sendiri dan terus berkembang. Saat ini, Bubur Ayam Cirebon telah memiliki 6 orang karyawan. Bubur Ayam Cirebon juga menawarkan menu-menu lainnya yang telah dikenal masyarakat.
29. Syukur Nikmat Bubur Kacang Ijo
Warung Bubur Kacang Ijo ini merupakan tempat duduk-duduk untuk sekedar minum dan ngobrol bersama teman-teman. Memiliki rasa yang enak, tak heran bubur kacang ijo ini sering kehabisan dan tidak bisa memenuhi pesanan pelanggan. Syukur Nikmat Bubur Kacang Ijo ini juga sering dipesan pelanggan rumah makan lain untuk menjadi hidangan minumannya.
30. Pisang Goreng Bandung
31. R.M Namira
Rumah Makan Namira ini adalah usaha yang menawarkan makanan dengan rasa yang berbeda dengan rumah makan saingan. Keistimewaan dari usaha ini adalah harga makanan yang lebih murah bila dibawa pulang atau dibungkus.
32. Rumah Makan Manna Wa Salwa
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Production and Service Solution) versi 16.0 dengan tingkat signifikansi sebesar
5% adalah 0,361.
Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel4.1 berikut:
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Januari,2011) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
1. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid 3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
Pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai
Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga semua
butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Interpretasi item total statistic, yaitu :
1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata
variabel sebesar 85,3000, jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 85,4667, dan seterusnya.
2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika
variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 31.459, sedangkan jika
variabel (butir) item 2 dihapus adalah 30,395, dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui
validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Januari,2011) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
Cronbach's
Butir10 .957 Reliabel
Butir11 .956 Reliabel
Butir12 .952 Reliabel
Butir13 .952 Reliabel
Butir14 .953 Reliabel
Butir15 .958 Reliabel
Butir16 .952 Reliabel
Butir17 .953 Reliabel
Butir18 .958 Reliabel
B. Metode Analisis Deskriptif
a. Deskrtiptif Responden
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala
Likert untuk menanyakan hubungan antara pengetahuan kewirausahaan, motif
berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel
motif berprestasi (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, dan variabel
kemandirian pribadi (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel
perilaku kewirausahaan (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 32 orang responden.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini, yaitu:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 21 66%
Perempuan 11 34%
TOTAL 32 100%
Tabel 4.3 menunjukkan komposisi responden menurut jenis kelamin dimana terlihat dari total responden sebesar 32 orang, komposisi perempuan sebanyak 11 orang (34%) dan laki-laki sebanyak 21 orang (66%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
20 - 25 1 3,1%
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa moyaritas usia responden berada pada usia 20-25 tahun sebesar 3,1%, usia >25-30 tahun sebesar 21,9%, usia >30-35 sebesar 28,1%, usia >35-40 sebesar 18,8%, usia >40-45 sebesar 3,1%, usia >45-50 sebesar 12,5%, usia >>45-50-55 sebesar 9,4%, dan usia >55-60 sebesar 3,1%. Total responden yang menjawab adalah 32 orang yaitu 100%.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Jlh Tenaga Kerja Frekuensi Persentase
1 – 5 15 46,9%
>5 – 10 16 50%
>10 – 15 1 3,1%
TOTAL 32 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang paling dominan yang terdapat pada usaha rumah makan di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan adalah >5-10 orang sebesar 50 %.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha
Lama Berusaha Frekuensi Persentase
1 – 5 23 71,9%
>5 – 10 8 25%
>10 – 15 1 3,1%
TOTAL 32 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa lama berusaha berkisar antara 1-5 tahun sebesar 71,9% terdiri dari 23 orang, >5-10 tahun sebesar 25% terdiri dari 8 orang, >10-15 tahun hanya sebesar 3,1% terdiri dari 1 orang.
C. Metode Analisis Statistik
Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.
1) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X1
Tabel 4.7
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
a. Berdasarkan pertanyaan 1, sebagian besar responden menjawab setuju 13 orang (40,6%) dan sangat setuju 19 orang (59,4%). Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden terhadap variabel pengetahuan kewirausahaan akan lokasi yang strategis cukup tinggi dalam menjalankan usaha yang lebih berhasil.
b. Berdasarkan pertanyaan 2, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 25 orang (78,1%) dan menjawab sangat setuju 7 orang (21,9%). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha didasari dengan pengetahuan akan usaha yang dijalankan cukup tinggi.
c. Berdasarkan pertanyaan 3, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 19 orang (59,4%) dan menjawab sangat setuju 13 orang (40,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman berusaha memegang peran penting untuk keberhasilan usaha.
d. Berdasarkan pertanyaan 4, sebagian responden menjawab setuju yaitu 21 orang (65,6%) dan menjawab sangat setuju 11 orang (34,4%). Hal ini menunjukkan bahwa responden menganggap usaha yang baik adalah usaha yang banyak diminati konsumen (pasar).
2) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X2
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motif Berprestasi (X2)
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian kecil responden yang menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa motif berprestasi itu penting untuk menggambarkan perilaku kewirausahaan.
3) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X3
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Pribadi (X3)
Item SS S KS TS STS TOTAL
4) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel (Y)
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Perilaku Kewirausahaan (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011) Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
a. Berdasarkan pertanyaan 15, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 14 orang (43,8%), dan menjawab sangat setuju 18 orang (56,2%). Hal ini menunjukkan bahwa menjalankan sebuah usaha harus dekat dengan konsumen.
b. Berdasarkan pertanyaan 16, sebagian besar responden menjawab setuju 10 orang (31,2%) dan menjawab sangat setuju 22 orang (68,8%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjalankan usaha rumah makan karena relatif lebih mudah pengelolaannya dibandingkan usaha lain.
c. Berdasarkan pertanyaan 17, ada 18 orang (56,2%) menjawab setuju, 11 orang (34,4%) menjawab sangat setuju, 3 orang (9,4%) menjawab kurang setuju dengan ide-ide baru dalam meningkatkan perkembangan usaha. d. Berdasarkan pertanyaan 18, ada 11 orang (34,4%) yang menjawab setuju,
dan 21 orang (65,6%) yang menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden dimotivasi oleh keberhasilan orang lain sehingga membuka usaha yang sama.
e. Berdasarkan pertanyaan 19, ada 17 orang (53,1%) menjawab setuju, dan ada 15 orang (46,9%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa semua biaya pengeluaran dan pemasukan, harus dicatat untuk dapat melakukan pengembangan usaha.
D. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.
1. Pendekatan Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil dari analisis Grafik
Gambar 4.1
Scatter Plot Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2011)
Berdasarkan Gambar 4.1 data terlihat berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.
2. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini uji normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 32
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.09120731
Most Extreme
Differences
Absolute .112
Positive .112
Negative -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .631
Asymp. Sig. (2-tailed) .821
a. Test distribution is Normal
Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,821, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0,05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan cara uji glejser:
PengetahuanKewirausahaan -.154 .090 -.313 -1.708 .099
MotifBerprestasi -.113 .127 -.169 -.894 .379
KemandirianPribadi .201 .117 .297 1.709 .099
a. Dependent Variable: absut
Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2011)
(absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinierritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF).
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
a. Dependent Variable: PerilakuKewirausahaan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2011)
E. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap
variabel terikat yaitu perilaku kewirausahaan (Y).
Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3 + ePenjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada Tabel 4.14 berikut ini:
a. Dependent Variable: PerilakuKewirausahaan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2011)
Interpretasi model:
a. Konstanta (a) = -1,756 artinya menunjukkan harga konstan, dimana jika
b. Koefisien regresi (X1) = 0,423, ini artinya bahwa variabel pengetahuan
kewirausahaan (X1) berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan,
atau dengan kata lain jika pengetahuan kewirausahaan (X1) ditingkatkan
sebesar satu-satuan, maka perilaku kewirausahaan akan bertambah sebesar 0,423.
c. Koefisien regresi (X2) = 0,235 artinya bahwa variabel motif berprestasi (X2)
berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan, atau dengan kata lain jika motif berprestasi (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka perilaku kewirausahaan akan bertambah sebesar 0,235.
d. Koefisien regresi (X3) = 0,624 artinya setiap penambahan variabel
kemandirian pribadi (X3) sebesar satu satuan, sedangkan variabel lainnya
dianggap tetap, maka akan menaikkan (positif) perilaku kewirausahaan sebesar 0,624.
F. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Serentak)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3) secara bersama-sama atau
serentak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kewirausahaan (Y) para pemilik usaha rumah makan di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1
b. Mencari nilai ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan
c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan
d. Mencari nilai fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0
e. Kesimpulan
Hasil pengujian adalah sebagai berikut:
1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi) terhadap variabel dependent (perilaku
kewirausahaan).
H1 : b1≠ b2≠ b3≠ 0
Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi) terhadap variabel dependent (perilaku
kewirausahaan).
2. ftabel dapat diperoleh dari tabel F pada α = 5% dimana:
df pembilang = k-1, df penyebut = n-k (k=4 , n=32) maka ftabel = 2,95
3. Kriteria Pengambilan Keputusan:
H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan 95%.
H1 diterima jika fhitung > ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan 95%.