• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MARKET BRIEF: HS 0902 TEH

Atase Perdagangan Tokyo

(2)

Daftar Isi

Kata Pengantar 2 Peta Jepang 3 I. Pendahuluan 4 1.1 Pemilihan Produk 4 1.2 Profil Jepang 6

II. Potensi Pasar Jepang 7

2.1 Ekspor Impor Komoditi HS 0902 Teh Jepang - Dunia 7

2.2 Potensi Pasar Ekspor Komoditi HS 0902 Teh ke Jepang 11

2.3 Kebijakan Impor Komoditi HS 0902 Teh di Jepang 12

2.4 Saluran Distribusi Komoditi HS 0902 Teh di Jepang 13

2.5 Hambatan Lainnya 14

III. Peluang dan Strategi 17

3.1 Peluang 17

3.2 Strategi 19

IV. Informasi Penting 23

Referensi 27

Lampiran I. Tabel Tarif Bea Masuk dari Indonesia 28

(3)

Kata Pengantar

Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief HS 0902 Teh" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar komoditi teh di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang disampaikan di Hotel Borobudur pada tanggal 8 Maret 2011.

Urgensi laporan ini adalah adanya dinamika perkembangan pasar komoditi HS 0902 Teh dimana tingkat persaingan dengan negara-negara pesaing menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor komoditi HS 0902 Teh, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi riil komoditi HS 0902 Teh di pasar tujuan ekspor khususnya Jepang.

Semoga laporan market brief HS 0902 Teh ini dapat bermanfaat bagi produsen, pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan ekspor komoditi HS 0902 Teh ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia ke pasar global khususnya ke pasar Jepang.

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemilihan Produk

Teh adalah komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi di Jepang. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.1, masyarakat Jepang mengkonsumsi lebih dari 120.000 ton teh pada tahun 2011. Lebih dari 80.000 ton dari total konsumsi tersebut adalah konsumsi Green Tea . Definisi HS 0902 dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012 adalah "Teh, diberi rasa maupun tidak." Produk turunan HS 0902 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012 dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

80 85 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 ton Green tea Black tea Oolong tea Total

(6)

Tabel 1.1 Komoditi Turunan HS 0902

HS Code Deskripsi Description

0902.10

Teh hijau ( tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan

tidak melebihi 3 kg

Green tea ( not fermented) in immediate packings of a content

not exceeding 3 kg

0902.10.10.00 Daun Leaves

0902.10.90.00 Lain-lain Other

0902.20 Teh hijau lainnya (tidak difermentasi) Other green tea (not fermented)

0902.20.10.00 Daun Leaves

0902.20.90.00 Lain-lain Other

0902.30

Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian, dikemas

langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg

Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate

packings of a content not exceeding 3 kg

0902.30.10.00 Daun Leaves

0902.30.90.00 Lain-lain Other

0902.40

Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang

difermentasi sebagian

Other black tea (fermented) and other partly fermented tea

0902.40.10.00 Daun Leaves

0902.40.90.00 Lain-lain Other

Indonesia merupakan negara produsen teh terbesar di wilayah ASEAN. Nilai ekspor komoditi HS 0902 Indonesia ke dunia pada tahun 2012 adalah US$ 156,7 juta. Kapasitas volume produksi teh nasional berkisar antara 120.000-150.000 ton per tahun. Asosiasi Teh Indonesia mencatat bahwa produksi teh Januari-April 2013 berkisar antara 40.000-45.000 ton, dengan sekitar 70% hasil produksi berasal dari Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Trade Statistics of Japan, total volume ekspor teh Indonesia ke Jepang masih di bawah 1.000 ton pada tahun 2012 dengan nilai US$ 2,6 juta. Dengan kapasitas produksi yang ada, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor komoditi ini ke Jepang. Analisa mengenai produk HS 0902 Teh di pasar Jepang akan disampaikan pada Bab II.

(7)

1.2 Profil Jepang

Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen.

Luas negara Jepang yang berpenduduk 126 juta (menurut sensus tahun 2012) ini adalah sebesar 377.944 2

km . Jepang memiliki  6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang.

Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.

(8)

BAB II

POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Ekspor Impor HS 0902 Teh Jepang - Dunia

Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor teh ke dunia. Lebih dari 98% ekspor HS 0902 Jepang ke dunia didominasi oleh teh jenis Green Tea. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.1, lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 0902 Teh adalah Amerika Serikat (46%), Singapura (15,1%), Jerman (8,8%), Taiwan (5,6%), Kanada (5,2%). Indonesia (0,9%) berada di urutan ke-12. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, total ekspor komoditi HS 0902 Jepang ke dunia adalah sebesar US$ 64,4 juta, atau mengalami peningkatan 6,7% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.

Dibanding dengan total ekspor komoditi HS 0902 Jepang ke dunia, nilai impor komoditi HS 0902 Jepang dari dunia lebih besar 3 kali lipat. Total impor komoditi HS 0902 Jepang pada tahun 2012 adalah senilai US$ 195,6 juta.

Tabel 2.1 Ekspor HS 0902 Jepang ke Dunia Periode 2008-2012

(dalam juta US$)

Rank Importir 2008 2009 2010 2011 2012 Pangsa (%) 2012 PERUB (%) 12-11 1 2 3 4 5 12 WORLD Amerika Serikat Singapura Jerman Taiwan Kanada Indonesia 33,28 13,12 2,66 2,47 1,37 2,59 0,22 37,34 17,63 3,15 2,28 1,35 2,57 0,04 50,29 23,05 3,94 3,38 2,37 3,24 0,07 60,35 28,55 5,46 6,35 2,56 4,23 0,16 64,42 29,65 9,74 5,66 3,58 3,35 0,57 100 46 15,1 8,8 5,6 5,2 0,9 6,7 3,9 78,4 -10,9 39,8 -20,8 256,3 Sumber: ITC

(9)

Pada Tabel 2.2, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.10 Green

tea (not fermented) in packages not exceeding 3 kg sebesar US$ 2,87 juta. Lima

negara pengekspor komoditi HS 0902.10 adalah China (91,6%), Srilanka (1,7%), Taiwan (1,7%), Jerman (1.2%), dan Singapura (1.2%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 0902.10 ke Jepang. Pada Tabel 2.2 ini terlihat bahwa impor komoditi HS 0902.10 Jepang mengalami peningkatan 2,8% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.

Tabel 2.2 Impor HS 0902.10 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012

(dalam ribu US$)

Rank Importir 2008 2009 2010 2011 2012 Pangsa (%) 2012 PERUB (%) 12-11 1 2 3 4 5 WORLD China Srilanka Taiwan Jerman Singapura 2.778 1.848 24 65 2 0 2.580 2.312 14 58 2 0 2.737 2.597 10 52 0 47 2.789 2.671 13 41 0 19 2.868 2.627 49 48 35 33 100 91,6 1,7 1,7 1,2 1,2 2,8 -1,6 276,9 17,1 - 73,7 Sumber: ITC

Pada Tabel 2.3, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.20 Green

tea (not fermented) in packages exceeding 3 kg sebesar US$ 19,64 juta. Lima

negara pengekspor komoditi HS 0902.20 adalah China (73%), Australia (17,5%), Brasil (3,5%), Vietnam (2,5%), dan Taiwan (1,7%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 0902.20 ke Jepang lagi sejak tahun 2010. Pada Tabel 2.3 ini terlihat bahwa impor komoditi HS 0902.20 Jepang mengalami peningkatan 11,7% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.

(10)

Tabel 2.3 Impor HS 0902.20 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012

(dalam ribu US$)

Rank Importir 2008 2009 2010 2011 2012 Pangsa (%) 2012 PERUB (%) 12-11 1 2 3 4 5 WORLD China Australia Brasil Vietnam Taiwan Indonesia 18.490 15.917 1.155 429 245 118 53 14.291 11.558 899 218 257 71 476 15.861 12.550 1.896 102 252 143 0 17.583 12.644 3.292 313 354 139 0 19.640 14.334 3.442 691 484 343 0 100 73 17,5 3,5 2,5 1,7 0 11,7 13,4 4,6 120,8 36,7 146,8 0 Sumber: ITC

Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.30 Black tea (fermented) &

partly fermented tea in packages not exceeding 3 kg adalah Srilanka (41,3%),

China (23,5%), India (18,2%), Amerika Serikat (6,4%), dan Kenya (4,3%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-11. Pada Tabel 2.4, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.30 sebesar US$ 55,25 juta, mengalami peningkatan 4,5% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.

Tabel 2.4 Impor HS 0902.30 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012

(dalam ribu US$)

Rank Importir 2008 2009 2010 2011 2012 Pangsa (%) 2012 PERUB (%) 12-11 1 2 3 4 5 11 WORLD Srilanka China India Amerika Serikat Kenya Indonesia 42.141 15.476 9.130 0.895 912 430 1.454 40.296 15.818 9.052 8.820 1.258 447 1.883 49.704 20.272 10.918 11.461 3.626 425 1.062 52.862 21.328 11.950 10.565 2.834 2.241 544 55.246 22.807 12.990 10.080 3.520 2.382 144 100 41,3 23,5 18.2 6,4 4,3 2,1 4,5 6,9 8,7 -4,6 24,2 6,3 -73,5 Sumber: ITC

(11)

Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.40 Black tea (fermented) &

partly fermented tea in packages exceeding 3 kg adalah China (44,2%), Srilanka

(29,2%), India (15,8%), Kenya (4,3%), dan Taiwan (3,1%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-6. Pada Tabel 2.5, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.40 sebesar US$ 117,89 juta, mengalami penurunan 12,1% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.

Tabel 2.5 Impor HS 0902.40 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012

(dalam juta US$)

Rank Importir 2008 2009 2010 2011 2012 Pangsa (%) 2012 PERUB (%) 12-11 1 2 3 4 5 6 WORLD China Srilanka India Kenya Taiwan Indonesia 117,97 53,48 26,23 15,15 4,24 4,29 2,45 107,96 48,82 32,76 14,61 4,65 2,39 3,27 126,79 53,88 41,85 16,92 4,96 3,41 4,14 134,07 55,27 43,89 21,53 5,09 2,64 3,81 117,89 52,08 34,42 18,67 5,04 3,69 2,5 100 44,2 29,2 15,8 4,3 3,1 2,1 -12,1 -5,8 -21,6 -13,3 -1 39,8 -34,4 Sumber: ITC

Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi HS 0902. Indonesia berada di urutan pertama di antara negara anggota ASEAN lainnya dengan perbedaan yang cukup signifikan.

(12)

Gambar 2.1 Lima negara pengekspor utama ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi HS 0902

2.2 Potensi Pasar Ekspor Komoditi HS 0902 Teh ke Jepang

Tabel 2.6 menunjukkan potensi ekspor Indonesia ke Jepang untuk komoditi HS 0902 Teh pada tahun 2012. Dengan kapasitas ekspor komoditi HS 0902 Teh sebesar US$156,7 juta dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 195,6 juta, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 123,3 juta. Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk komoditi HS 0902 Teh di Jepang masih sangat terbuka.

(13)

HS code Produk Impor Jpn dr Ina

Dunia Dunia Perdagangan Ina 0902.10 0902.20 0902.30 0902.40 Green tea (< 3 kg) Green tea (> 3kg) Black tea (< 3kg) Black tea (> 3kg) 0 0 144 2.504 33.669 3.098 6.645 113.329 2.868 19.640 55.246 117.891 2.868 3.098 6.501 110.825

Sumber: ITC (Satuan: ribu US$)

2.3 Kebijakan Impor Komoditi HS 0902 Teh di Jepang

Untuk impor komoditi HS 0902 Teh, regulasi yang berlaku di Jepang adalah

Food Sanitation Law dan Custom Law.

(1) Food Sanitation Law. Berdasarkan Food Sanitation Law, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List dapat dilihat pada situs yang tercantum di bagian Referensi dari Market Brief ini. Untuk produk yang sudah dalam bentuk tea bag, umumnya tidak diinspeksi lagi.

(2) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk komoditi HS 0902 Teh dari Indonesia dapat dilihat pada Lampiran I. Komoditi HS 0902 telah dimasukkan dalam perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)) sehingga dalam beberapa tahun ke depan, seluruh turunan HS 0902 ini menjadi bebas tarif bea masuk. Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

(14)

berlaku JAS Law yang mengatur standarisasi label yang mewajibkan penulisan negara asal impor dari komoditi HS 0902 yang dijual. JAS Law ini juga mengatur apakah suatu produk dapat menggunakan label organik atau tidak.

2.4 Saluran Distribusi Komoditi HS 0902 Teh di Jepang

Gambar 2.2 mendeskripsikan alur distribusi komoditi HS 0902 Teh dari produsen teh, lalu diekspor dan sampai ke tangan konsumen. Produsen teh dapat mengekspor melalui eksportir atau langsung bertransaksi dengan importir di Jepang. Importir akan mendistribusikan komoditi teh ke wholesaler dan perusahaan produsen produk teh dan minuman. Setelah itu produk akan tersalur ke penjual ritel, restoran, dan sebagainya, yang akan menyalurkan produk langsung kepada konsumen.

Gambar 2.2 Saluran distribusi komoditi HS 0902 Teh dari luar negeri

Beverage or Tea Industry Company Wholesaler

Importer Tea Manufacturer

Exporter

Local Broker Tea Industry Company

Retailers, Mass Merchandisers, Restaurants

(15)

2.5 Hambatan Lainnya

Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor komoditi HS 0902 Teh ke Jepang adalah sebagai berikut.

(a) Teh dari Indonesia masih kurang dikenal oleh masyarakat Jepang. Masih banyak orang Jepang yang tidak mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara produsen teh yang cukup besar. Istilah Java Tea memang cukup dikenal karena sudah ada perusahaan minuman yang mengeluarkan produk teh dengan nama Java Tea ini, namun tidak sedikit orang Jepang yang tidak tahu bahwa Java Tea maksudnya adalah teh yang berasal dari Jawa. Pengusaha komoditi HS 0902 Teh perlu ikut dalam pameran-pameran dagang di Jepang untuk memasarkan dan mempromosikan teh Indonesia. Upaya lain untuk lebih memasyarakatkan teh Indonesia pun perlu dipikirkan. (b) Reputasi pesaing. Ada 3 jenis teh yang terkenal: Uva Tea (jenis Ceylon Tea) (lihat Gambar 2.3) dari Srilanka, Keemun Tea (lihat Gambar 2.4) dari China, dan Darjeeling Tea (lihat Gambar 2.5) dari India. Masyarakat Jepang sangat menghargai ketiga jenis teh tersebut sehingga negara-negara penghasil ketiga jenis teh tersebut memiliki pangsa pasar yang besar untuk komoditi HS 0902 ini. Selain itu, secara sejarah, budaya teh di Jepang memang sangat dipengaruhi oleh budaya dari China. Saat ini pun, sertifikat penguji teh yang dikeluarkan oleh lembaga di China diakui oleh masyarakat Jepang, dan tidak sedikit orang Jepang yang memiliki sertifikat penguji teh dari China tersebut. (c) Berkurangnya lahan perkebunan teh. Luas areal perkebunan teh terus

(16)

Gambar 2.3 Uva Tea

Gambar 2.4 Keemun Tea

(17)

dengan menggunakan kapal laut. Proses pengiriman dari Indonesia lebih memakan waktu dan biaya bila dibandingkan dengan pengiriman dari negara pesaing seperti China.

(e) Kendala bahasa/komunikasi. Kendala bahasa/komunikasi antara produsen komoditi HS 0902 Teh di Indonesia dengan importir Jepang ada karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris dan hal ini dapat menghambat proses transaksi.

(18)

PELUANG DAN STRATEGI 3.1 Peluang

a. Tarif bea masuk

Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, pada tahun 2023 seluruh produk turunan HS 0902 dari Indonesia akan menjadi bebas tarif bea masuk. Saat ini pun IJEPA telah memberikan keuntungan bagi Indonesia dibanding negara pesaing seperti China. Sebagai contoh, untuk produk turunan HS 0902.40.210.4 Other black tea (fermented) and other partly

fermented tea; Other; Black tea, produk dari Indonesia telah bebas tarif bea

masuk. Namun, China sebagai negara pesaing tetap dikenakan tarif bea masuk. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia.

b. Reputasi produk Indonesia

Walau masih belum banyak orang Jepang yang mengerti bahwa Java Tea itu berarti teh dari Jawa, namun produk minuman dengan merek Sinvino Java Tea (lihat Gambar 3.1) yang memang menggunakan teh dari Jawa dapat ditemukan di situs-situs internet shopping di Jepang. Ada juga perusahaan lain yang sudah memproduksi produk Java Tea dalam kemasan tetrapack yang berisi racikan teh Jawa dengan grade BOP, BOPF dan PF (lihat Gambar 3.2). Taste dari teh Jawa dapat diterima oleh masyarakat Jepang. Walaupun masih dalam lingkup yang terbatas, reputasi teh Indonesia cukup baik di Jepang.

(19)

Gambar 3.1 Produk minuman Sinvino Java Tea

Gambar 3.2 Produk Java Tea dalam kemasan tetrapack c. Peningkatan nilai impor Green Tea di Jepang

Dari Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 dapat terlihat bahwa pangsa impor Green Tea Jepang dari dunia semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6, pada tahun 2012, Indonesia memiliki potensi ekspor Green Tea ke Jepang sebesar hampir US$ 6 juta. Peluang untuk meningkatkan pangsa pasar HS 0902 ada bila Indonesia bisa mendapatkan kembali pangsa pasar Green Tea di Jepang.

(20)

Pengiriman komoditi HS 0902 Teh ke Jepang dalam volume besar hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kapal laut. Dibanding dengan negara pesaing seperti India dan Srilanka, Indonesia memiliki keuntungan jarak lebih dekat.

3.2 Strategi

Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar Indonesia untuk komoditi HS 0902 Teh di Jepang.

a. Mengadakan pendekatan dan kerjasama dengan lembaga yang mengadakan pelatihan atau pemberian sertifikat yang berhubungan dengan teh. Misalnya,

Japan Tea Association mengeluarkan sertifikat Tea Instructor. Ada juga

lembaga yang mengeluarkan sertifikat Black Tea Coordinator. Bila dapat

mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga tersebut untuk

menggunakan teh dari Indonesia, akan sangat membantu promosi teh Indonesia.

b. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran yang terkait komoditi HS 0902 Teh dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha komoditi HS 0902 Teh di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan produsen teh Indonesia dapat semakin dikenal di Jepang. Hal ini terutama perlu dilakukan untuk mendapatkan kembali pangsa pasar untuk komoditi Green Tea.

(21)

0902 Teh di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait komoditi HS 0902 Teh ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. d. Membina terus hubungan yang baik dengan pembeli dari Jepang. Bila

berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha komoditi HS 0902 Teh di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut.

e. Membina kerjasama dengan peneliti kuliner. Teh memiliki berbagai macam

grade dan karakteristik rasa. Penelitian dapat dilakukan, misalnya bagaimana

meracik teh dari berbagai jenis sehingga dapat menghasilkan perpaduan rasa yang baik. Sebagai contoh, teh dari Srilanka cocok dipadukan dengan teh dari Jawa. Hal-hal seperti ini dapat digunakan untuk lebih mempromosikan keberadaan teh Indonesia.

f. Mengembangkan kapasitas produksi teh yang memiliki nilai tinggi. Teh seperti

golden tip (lihat Gambar 3.3) dan white tea (lihat Gambar 3.4) memiliki nilai

harga yang tinggi. Kapasitas produksi teh dengan grade tinggi ini masih sangat sedikit di Indonesia. Kemampuan produksi jenis-jenis teh dengan

(22)

Gambar 3.3 Golden Tip

Gambar 3.4 White Tea

g. Meningkatkan produktifitas teh dengan kondisi lahan yang berkurang. Berkurangnya lahan teh merupakan masalah yang terjadi di Indonesia sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan produktifitas teh per hektarnya. Kerjasama dengan peneliti di bidang pertanian perlu dilaksanakan, misalnya untuk meningkatkan kesuburan tanah.

h. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertikasi sebagai produk organik.

(23)

untuk meningkatkan kualitas rasa dari produk organik. Tidak dapat dipungkiri bahwa produk organik belum dapat memiliki taste sebaik produk non-organik. Namun di tengah meningkatnya demand untuk produk organik, pengembangan kualitas produk organik dapat memberi nilai tambah yang sangat baik untuk peningkatan nilai ekspor komoditi HS 0902 Teh ke Jepang.

(24)

1 Kamar Dagang Jepang

The Tokyo Chamber of Commerce & Industry

Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523

Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp

2 Asosiasi Terkait Produk HS 0902 Teh di Jepang Japanese Association of Tea Production

1-1-12, Uchi Kanda, Chiyoda-ku, Tokyo-101-0047, Japan Phone: +81-3-5259-5671

Fax: +81-3-5259-1177

Website: www.zennoh.or.jp/bu/nousan/tea

Japan Tea Association

Tokyo Cha-Gyou Kaikan 6th Floor

2-8-5, Higashi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0021, Japan Phone: +81-3-3431-6509

Fax: +81-3-3431-6711 Website: www.tea-a.gr.jp

National Federation of Agricultural Cooperative Associations

JA Building, 1-3-1, Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-6832, Japan Phone: +81-3-6271-8055

Fax: +81-3-5218-2506 Website: www.zennoh.or.jp

World Green Tea Association

Mizu no Mori Bld. 3rd Floor (inside Shizuoka O-Cha Plaza)

14-1, Minami-cho, Suruga-ku, Shizuoka-shi, Shizuoka-422-8067, Japan Phone: +81-54-654-3700

Fax: +81-54-202-1460 Website: www.o-cha.net

(25)

Java Tea Japan Co., Ltd.

Fukuda Bldf. 2F, W7 S1 Chuo-ku, Sapporo, Hokkaido-060-0061, Japan Phone: +81-11-231-0521

Fax: +81-11-231-0522 Website: www.javatea.co.jp

Nanyang Trading Inc.

4-869-2 Kawaguchi, Ogaki-shi, Gifu-503-0941, Japan Phone: +81-584-89-4924

Fax: +81-584-89-4984

Website: http://www.nanyang.co.jp

Otsuka Foods Co., Ltd.

3-2-27, Otedoori, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka-540-0021, Japan Phone: +81-6-6943-7755

Website: www.otsukafoods.co.jp

O'will Corporation

12F Aoyoma Building,

1-2-3, Kita Aoyama, Minatoku, Tokyo, Japan Phone: +81-3-5772-4488

Website: owill.co.jp

Puratama Godo Kaisha

8-6-3-1711, Minami Senju, Arakawa-ku, Tokyo-116-0003 Phone/Fax: +81-3-3891-9380

Website: www.puratama.com

Sakafuji Corporation

1485-206, Sendabori, Matudo-shi,Chiba-Pref 270-2252, Japan Phone: +81-47-386-0224

Fax:+81-47-311-7717 Website: sakafuji.jp

(26)

Agri Food Expo Website: www.exhibitiontech.com/afx Phone: +81-3-5775-2856 FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: +81-3-3434-3453

Gourmet & Dining Style Show

Website: www.gourmetdiningstyleshow.com Phone: +81-3-3843-9850

International Hotel & Restaurant Show

Website: www.jma.or.jp/hcj Phone: +81-3-3434-1377

International Food Expo UTAGE in Osaka

Website: www.shokuhaku.gr.jp Phone: +81-6-7688-0377

Supermarket Trade Show

Website: www.smts.jp Phone: +81-3-5209-1056

The World Food and Beverage Great Expo

Website: www.fabex.jp Phone: +81-3-3271-4816

(27)

KBRI Tokyo

Duta Besar: Bpk. Muhammad Lutfi

Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi

5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201

Fax: +81-3-3447-1697 E-mail: info@kbritokyo.com Website: kbritokyo.jp

KJRI Osaka

Konsul Jenderal: Bpk. Ibnu Hadi Resona Senba Building 6th Floor

4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826

Fax: +81-6-6252-9872

E-mail: kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website: www.indonesia-osaka.org

ITPC Osaka

Kepala: Ibu Rosiana Christina Frederick Wakil Kepala: Bpk. Eko Priyantoro

ITM 4-J-8, Asia and Pacific Trade Center

2-1-10, Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Phone: +81-6-6615-5350

Fax: +81-6-6615-5351 Website: www.itpc.or.jp

(28)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012.

International Trade Center. http://www.trademap.org Japan Customs, July 2013, www.customs.go.jp

JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization.

Positive List for Tea.

http://www.m5.ws001.squarestart.ne.jp/foundation/fooddtl.php?f_inq=13200 The Japan Food Chemical Research Foundation. http://www.ffcr.or.jp

Trade Statistics of Japan, Ministry of Finance, July 2013, http://www.customs.go.jp/toukei/info/index_e.htm

(29)

Tarif Bea Masuk Komoditi HS 0902 Teh dari Indonesia

HS Number Description Tariff Note

0902 TEA, WHETHER OR NOT FLAVORED

0902.10.000.6 - Green tea (not fermented) in immediate packings of a

content not exceeding 3 kg 10,6%

IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free

- Other green tea (not fermented):

0902.20.100.5 - - Waste, unfit for beverage free

0902.20.200.0 - - Other 10,6%

IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free

- Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate packings of a content not exceeding 3 kg:

0902.30.010.3 - - Black tea 5,5% IJEPA B10 2014 4,4%, 2015 3,3%, 2016 2,2%, 2017 1,1%, 2018 free 0902.30.090.6 - - Other 10,6% IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free

- Other black tea (fermented) and other partly fermented tea:

0902.40.100.6 - - Waste, unfit for beverage free

- - Other:

0902.40.210.4 - - - Black tea free

0902.40.220.0 - - - Other 10,6%

IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free

Gambar

Tabel 1.1 Komoditi Turunan HS 0902
Tabel 2.1    Ekspor HS 0902 Jepang ke Dunia  Periode 2008-2012
Tabel 2.2    Impor HS 0902.10 Jepang dari Dunia  Periode 2008-2012
Tabel 2.4    Impor HS 0902.30 Jepang dari Dunia  Periode 2008-2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian terhadap program aplikasi kriptografi menggunakan algoritma MARS dengan modus ECB yang bekerja di dalam jaringan ini dilakukan dengan tujuan supaya program ini

Jadi, menurut mereka penggunaan presentasi audio dalam pelatihan online tersebut sudah dikategorikan sangat baik, karena mampu menciptakan pelatihan yang bermakna

Penelusuran ilmiah tersebut akan penulis laksanakan dalam wujud penelitian sebagai syarat akademik dengan judul penelitian “Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tenaga

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... penyusunan Skripsi ini diantaranya Keterampilan Elektronika

Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada gerakan naik-turun slave arm

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan atau masukan untuk meninjau kembali dan memperbaiki sistem pembagian jasa pelayanan di RSUD

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishba&gt;h yaitu gabungan dari beberapa metode, seperti tahlîli karena dia menafsirkan berdasarkan urutan ayat yang ada

Mereka berpendapat naskh adalah suatu hal yang dapat diterima akal dan telah pula terjadi dalam hukum-hukum syara’ berdasarkan dalil-dalil:. a. Perbuatan-perbuatan Allah