• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Kerja Praktek NETWORK ELEMENT ADSL SPEEDY Anton Prabowo (L2F004458) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Kerja Praktek NETWORK ELEMENT ADSL SPEEDY Anton Prabowo (L2F004458) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

NETWORK ELEMENT ADSL SPEEDY

Anton Prabowo (L2F004458)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak - Saat ini penyebaran jaringan akses internet mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Internet telah menjadi media bagi masyarakat di zaman sekarang untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Oleh karena itu PT.Telkom sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi merasa perlu untuk menyediakan suatu jaringan yang mendukung hal tersebut. Dengan jaringan telepon existing yang telah dimiliki, PT. Telkom kemudian meluncurkan layanan akses internet Speedy yang menerapkan teknologi ADSL. Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) sendiri adalah teknologi modem yang memungkinkan untuk mengirimkan data dan voice secara bersamaan melalui satu media kawat tembaga yang sama. Penerapan teknologi ini tentunya memerlukan perangkat-perangkat tambahan yang harus diinstalasikan baik di sisi sentral maupun di sisi pengguna.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknologi komunikasi di dunia terutama di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Komunikasi dan informasi adalah suatu hal yang menjadi kebutuhan pokok setiap orang. Keduanya adalah dua hal yang saling berkaitan karena dalam implementasinya, komunikasi dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan informasi. Saat ini jenis informasi semakin beragam mulai dari yang berbentuk voice, data maupun video. Layanan informasi yang sebelumnya hanya berupa layanan informasi tunggal (voice, data atau video) mulai berkembang menjadi gabungan dua layanan dalam satu jaringan seperti layanan voice + data, kemudian berkembang lagi menjadi layanan

broadband (kemampuan jaringan mengirim berbagai jenis informasi secara bersamaan). Perkembangan layanan harus diimbangi dengan perkembangan jaringan yang ada sehingga dibutuhkan suatu jaringan berkualitas yang dapat mendukung layanan terintregasi dengan kebutuhan bandwidth yang cukup tinggi. Untuk memenuhi perkembangan tersebut, PT. TELKOM sebagai salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi berusaha untuk meningkatkan kualitas sistem telekomunikasi yang dimilikinya. Salah satunya adalah dengan cara mengoptimalkan jaringan kabel tembaga

eksisting yang dimilikinya dengan

menerapkan teknologi Asymmetric Digital

Subscriber Line (ADSL). 1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek di PT.Telkom Kandatel Solo adalah untuk mengenal dan memahami teknologi ADSL yang digunakan pada layanan akses internet

Speedy dan perangkat-perangkat yang

menjadi elemen dari jaringan ADSL

Speedy.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, penulis membatasi pembahasan makalah ini hanya pada: 1. Prinsip dasar teknologi ADSL yang

berdasarkan pada standar ITU G.922.1 (G.dmt)

2. Fungsi perangkat-perangkat pada jaringan ADSL Speedy, tanpa membahas prinsip kerja setiap perangkat secara detail.

II. TEKNLOGI ADSL

Pada penyebaran jaringan akses internet, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah saluran akses antara pelanggan dan jaringan. Dengan milyaran

potential endpoint world wide, prospek

pemasangan kabel baru untuk setiap pelanggan baru nampak menakutkan. Hal inilah yang mendorong munculnya pemikiran untuk mengeksploitasi jaringan

(2)

yang telah ada. Jaringan telepon adalah satu-satunya pilihan yang tepat karena jaringan telepon yang telah banyak digunakan saat ini sudah sangat luas dan mencakup hampir seluruh wilayah.

Jaringan telepon yang telah ada saat ini menggunakan media kabel tembaga

twisted pair untuk membawa sinyal-sinyal

suara. Frekuensi efektif suara manusia hanya berkisar pada 300 Hz sampai 3400 Hz. Pada jaringan telepon, sinyal-sinyal suara ditransmisikan melalui kabel tembaga dengan lebar frekuensi 4 KHz (dari 0 sampai 4 KHz). Padahal spektrum frekuensi yang dimiliki kabel tembaga bisa mencapai 1104 KHz. Dengan kapasitas sebesar ini tentunya masih banyak “ruang” yang tersedia jika hanya digunakan sebagai jalur voice (suara). “Ruang” inilah yang digunakan untuk mengirimkan data berkecepatan tinggi untuk mendukung layanan akses internet. Teknologi yang telah ditemukan saat ini untuk merealisasikan hal tersebut adalah teknologi Digital Subsrciber Line. DSL memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah ADSL.

Definisi ADSL

ADSL (Asymmetrical Digital Subscriber Line) adalah teknologi modem

yang memungkinkan data atau sinyal digital berkecepatan tinggi ditransmisikan melalui jaringan akses tembaga eksisting (jaringan telepon). ADSL bekerja dengan memanfaatkan frekuensi yang tidak digunakan untuk POTS (Plain Old

Telephone Service) – POTS adalah layanan

yang berhubungan dengan aplikasi dan teknologi voice-band seperti telepon,

caller identification, call waiting, analog facsimile dan analog modem-- pada kabel

tembaga eksisiting. ADSL memiliki karakteristik asymmetric dimana kapasitas

downstream (aliran data dari sentral ke

pelanggan) lebih besar daripada kapasitas

upstream (aliran data dari pelanggan ke

sentral). Dalam akses internet, sebagian besar transmisi user merupakan suatu transmisi pesan-pesan singkat seperti

alamat web atau e-mail sedangkan transmisi downstream melibatkan sejumlah besar data termasuk gambar dan video. Dengan kata lain pengguna internet akan lebih banyak mengambil (download) data dari Internet daripada mengirim (upload) ke internet sehingga kecepatan

downstream harus lebih tinggi daripada

kecepatan upstream. Jadi karakteristik

asymmetric pada ADSL sangat sesuai

dengan persyaratan untuk akses internet.

Modulasi Discrete Multi Tone (DMT)

Untuk mengeksploitasi kapasitas kabel tembaga twisted pair, ADSL menggunakan modulasi Discrete Multi

Tone (DMT) dalam melewatkan voice dan

data. DMT adalah suatu modulasi dimana sinyal dibawa menggunakan sinyal carrier

multiple pada frekuensi-frekuensi yang

berlainan. Pada modulasi DMT, bandwidth yang tersedia pada kabel tembaga sebesar 1,1 MHz dipecah menjadi sejumlah besar

subchannel dengan bandwidth sebesar 4

KHz. Antara subchannel satu dengan yang lain diberi spasi 300 Hz, jadi terdapat ± 255 subchannel. Dalam beberapa literatur,

subchannel dapat disebut dengan tone, bin

atau sub-carrier.

Gambar 3.3. Pembagian kabel tembaga dalam beberapa subchannel

Bandwidth kabel tembaga eksisting

kemudian dibagi menjadi 2 bagian, band frekuensi rendah digunakan untuk voice (POTS) dan frekuensi tinggi untuk transmisi data. Kabel tembaga eksisting terdiri dari 255 tones, channel POTS diletakkan pada tone 1 (frekuensi 0 – 4 KHz) dan channel data diletakkan pada

tone 7 keatas. Pada channel data, upstream band diletakkan pada tone 7 – 29 dan

(3)

downstream band pada tone 38 – 255.

Spasi frekuensi antara upstream band dan

downstream band dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya interferensi. Pada

upstream band dan downstream band,

subchannel-subchannel inilah yang akan digunakan untuk membawa setiap beberapa bit data.

Gambar 3.4. Pembagian bandwidth kabel tembaga dalam DMT

Dengan adanya pemisahan channel ini, maka tentu saja memungkinkan voice dan data dapat berjalan secara simultan melalui media yang sama dan tidak saling mengganggu.

Gambar 3.5. Pembagian channel dalam satu kawat tembaga

ADSL merupakan teknologi yang dapat beradaptasi secara dinamis pada berbagai kondisi saluran Saat inisialisasi, modem DMT akan mengirimkan sinyal-sinyal pengujian pada setiap subchannel untuk mengetahui nilai atenuasi dan signal

to noise ratio. Nilai tersebut digunakan

untuk menentukan berapa bit yang dapat dibawa pada setiap subchannel. Modem akan mengirimkan lebih banyak bit pada subchannel dengan mutu transmisi sinyal yang lebih tinggi dan lebih sedikit bit untuk subchannel dengan mutu transmisi sinyal yang lebih rendah. Untuk kondisi ideal, tiap subchannel dapat digunakan untuk membawa hingga 15 bit sekaligus. Banyaknya bit yang dapat dibawa berhubungan dengan besarnya kecepatan akses (bit rate) yang dapat dicapai.

Gambar 3.6. Jumlah bit tiap tone untuk kondisi ideal

Gambar 3.7. Perubahan daya karena adanya perubahan atenuasi dan SNR

Gambar 3.8. Alokasi bit tiap tone setelah menganalisa jaringan

Kelebihan dan Kekurangan

Layanan ADSL Speedy memiliki kelebihan sebagai berikut :

1. Layanan ADSL Speedy menggunakan jaringan telepon yang sudah ada sehingga tidak perlu menambah saluran baru.

2. Jika pengguna telah memiliki sambungan telepon, maka biaya pemasangan akan lebih rendah.

3. Dengan adanya pemisahan antara jalur sinyal suara dan data, maka pengguna dapat menggunakan telepon sambil tetap terhubung ke internet.

4. Karakteristik transmisi asymmetric

yang dimiliki ADSL sangat sesuai untuk kebutuhan akses internet.

5. Saluran telepon dari pengguna ke sentral merupakan saluran yang bersifat

dedicated sehingga tidak terjadi share line pengguna lain dan kestabilan

koneksi akan lebih terjamin.

6. Kecepatan akses yang lebih tinggi daripada menggunakan modem analog. Layanan ADSL Speedy memiliki kekurangan sebagai berikut :

1. Kecepatan akses internet Speedy akan tergantung pada kualitas jaringan. jika

(4)

kualitas kawat tembaga pada jaringan kurang bagus, maka kecepatan akses akan rendah

2. Semakin besar jarak pengguna dari sentral maka kecepatan akses akan semakin rendah.

3. Layanan ADSL Speedy hanya dapat menjangkau pengguna dalam radius 5 km saja.

III. NETWORK ELEMENT ADSL SPEEDY

3.1. Konfigurasi Umum

Teknologi ADSL Speedy adalah teknologi yang memanfaatkan jaringan telepon yang sudah ada. Di Indonesia jaringan telepon sendiri telah dibangun dan dikembangkan oleh PT.Telkom. Jaringan telepon yang ada saat ini terdiri dari beberapa komponen yang ditunjukkan dalam gambar berikut.

Keterangan: RK = Rumah Kabel DP = Distribution Point KTB = Kotak Terminal Batas MDF = Main Distribution Frame STO = Sentral Telepon Otomat

Gambar . Konfigurasi jaringan telepon kawat tembaga

Agar jaringan telepon dapat digunakan untuk mendukung layanan ADSL Speedy, maka ada beberapa komponen yang perlu ditambahkan pada jaringan seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar 4.2. Konfigurasi jaringan ADSL Speedy melalui jaringan telepon

Splitter, connector dan modem ADSL adalah perangkat tambahan yang harus disediakan di sisi pengguna, sedangkan perangkat lainnya merupakan perangkat tambahan yang dipasang pada STO penyedia layanan ADSL Speedy, yaitu PT.Telkom.

3.2. Perangkat di Sisi Pengguna 3.2.1. Perangkat Komputer

Perangkat komputer memiliki fungsi antara lain untuk melakukan browsing dan

setting modem. Spesifikasi minimum untuk

layanan Speedy:

1. Pentium II 450 MHz.

2. Memory (RAM) sebesar 64 MByte.

3. Hardisk dengan kapasitas 2 GByte.

4. Dapat menggunakan sistem operasi

Windows atau Linux.

5. Memiliki aplikasi untuk browsing seperti Internet Explorer.

Untuk memantau pemakaian Speedy secara mudah, PT.Telkom menyediakan aplikasi

Speedy Alert System untuk dijalankan pada

perangkat komputer. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengetahui informasi pemakaian Speedy (Usage) secara realtime sesuai dengan quota yang dimiliki dan untuk mengetahui informasi tagihan pada periode sebelumnya.

3.2.2. Modem ADSL

Modem ADSL digunakan untuk melakukan demodulasi data dari sentral data downstream) dan melakukan modulasi data menuju sentral (data upstream). Standar modem yang digunakan untuk layanan Speedy adalah ADSL G.922.1 (standar ITU). Modem ADSL terdiri dari beberapa jenis yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Jenis modem berdasarkan fungsinya 1. Modem Router

Pada modem ini akan terjadi proses

routing untuk menentukan jalur paket

data yang melewati modem. Satu

modem dianggap sebagai satu user

sehingga user ID dan password disetting di modem. Dapat digunakan untuk penggunaan lebih dari satu

(5)

komputer secara share tanpa perangkat tambahan.

Gambar 4.3. Koneksi modem router dengan beberapa PC

2. modem Bridge

Modem ini hanya berfungsi sebagai

penghubung (melakukan modulasi-demodulasi data) antara jaringan dengan perangkat komputer. Definisi satu user ditetapkan pada perangkat komputer sehingga user ID dan

password disetting di komputer.

Untuk penggunaan lebih dari satu komputer, maka harus digunakan HUB/Switch setelah melalui modem. Dalam implementasinya, untuk terhubung ke jaringan harus melakukan proses dial-in terlebih dahulu, yaitu suatu proses dimana perangkat komputer “meminta” kepada sentral agar dapat dihubungkan ke jaringan internet.

Gambar 4.4. Koneksi modem bridge dengan beberapa PC

 Jenis modem berdasarkan instalasinya 1. Internal Modem

Merupakan piranti yang berbentuk

card yang terpasang pada

motherboard komputer yang berfungsi sebagai modem ADSL. Jadi modem ini sifatnya berada di dalam perangkat komputer (internal).

Gambar 4.5. Internal modem ADSL

Dynalink ALH110 PCI

2. External Modem

Adalah modem yang sifatnya berada di luar perangkat komputer (external). Jadi modem ini merupakan suatu piranti tersendiri yang dipasang terpisah dari perangkat komputer. Biasanya modem ini dilengkapi dengan kabel atau interface

(UTP/USB) untuk menghubungkan komputer dengan modem.

Gambar 4.6. Salah satu bentuk eksternal

modem ADSL dari D-Link 3.2.3. Splitter

Splitter digunakan untuk memisahkan sinyal suara dan data agar sinyal suara dapat diterima ke pesawat telepon dan data dapat diterima ke perangkat komputer. Splitter memiliki tiga

interface, yaitu line/wall, phone terminal

dan modem/ADSL. Interface line/wall,

phone terminal dan modem/ADSL

menggunakan port untuk socket RJ-11. 1. Line/Wall

Merupakan port untuk sambungan dari jaringan akses (roset pada saluran telepon).

Port ini sebagai masukan ke splitter. 2. Phone/Terminal

Merupakan port untuk sambungan ke pesawat telepon. Port ini merupakan keluaran dari LPF yang hanya melewatkan sinyal suara.

3. Modem/ADSL

Merupakan port sambungan ke modem ADSL. Port ini merupakan keluaran dari HPF yang hanya melewatkan data.

Gambar 4.8. Bentuk splitter ADSL

3.2.4. Connector

Connector digunakan untuk menghubungkan dua perangkat agar dapat saling berkomunikasi. Ada beberapa jenis

(6)

connector yang digunakan pada jaringan

ADSL Speedy, yaitu:

 RJ-11

Gambar 4.9. Bentuk socket RJ-11

Untuk RJ-11, pada socket terdapat enam pin, namun connector ini hanya menggunakan dua pin. Connector ini digunakan untuk mengkoneksikan:

― Pesawat telepon ke splitter ― Splitter ke modem ADSL

― Saluran (line) telepon ke splitter

MODEM

SPLITTER

TELEPON

Saluran telepon

Gambar 4.10. Penggunaan connector RJ-11

 RJ-45

Gambar 4.11. Bentuk socket RJ-45

RJ-45 terdiri dari 8 pin dan digunakan untuk pengguna yang menggunakan

ethernet card. Connector ini terdiri dari

dua macam konfigurasi, yaitu: 1. Straight-through

Gambar 4.12. Pengkabelan pada RJ-45

straight-through

Pada konfigurasi ini, kedua socket

connector memiliki pola pin yang sama. Connector jenis ini digunakan untuk

menghubungkan :

HUB/Switch dengan modem ADSL

HUB/Switch dengan komputer

Gambar 4.13. Penggunaan connector

straight-through RJ-45

2. Crossover

Gambar 4.14. Pengkabelan pada RJ-45

crossover

Pada konfigurasi ini, kedua socket

connector memiliki pola pin yang yang

bersilangan pada pin 1,2,3 dan 6.

Connector jenis ini digunakan untuk

menghubungkan :

HUB/Switch dengan HUB/Switch

– Komputer dengan komputer

Modem dengan modem

Gambar 4.15. Penggunaan connector crossover RJ-45

 USB (Universal Serial Bus)

Connector ini digunakan untuk mengkoneksikan modem ADSL dengan perangkat komputer yang menggunakan USB card. Biasanya diperlukan driver agar USB dapat digunakan pada perangkat komputer.

(7)

Gambar 4.16. Connector USB

 802.11 (wireless)

Jenis connector ini tidak membutuhkan kabel. Pada modem akan terdapat antena transceiver sedangkan pada perangkat komputer dipasang wireless

access.

Gambar 4.17. Connector wireless

3.3. Perangkat di Sisi Sentral 3.3.1. DSLAM

Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM) adalah konfigurasi

perangkat X-DSL yang secara fisik modem sentralnya berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM sebagai

modem sentral dapat berisi berbagai jenis

teknologi X-DSL (ADSL, SDSL, HDSL, G.Lite, dll). DSLAM merupakan perangkat yang dipasang di setiap sentral. DSLAM terdiri dari beberapa jenis yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Jenis DSLAM berdasarkan kapasitas

Stand alone (Back to Back)

Mini DSLAM Compact Modular Standard Density High Density Ultra Density Extreme Density

• Jenis DSLAM berdasarkan lokasi

Indoor

Outdoor

• Jenis DSLAM berdasarkan aplikasi

– IP DSLAM

– ATM DSLAM

Gambar 4.18. Contoh DSLAM

Dalam jaringan ADSL Speedy, DSLAM memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Melakukan fungsi splitter untuk memisahkan sinyal suara dan data. Sinyal suara diteruskan ke sentral PSTN (Public Switch Telephone Network) dan data diproses di DSLAM.

2. Melakukan modulasi dan demodulasi data dalam berhubungan dengan

modem ADSL.

3. Melakukan fungsi multiplexing dan

demultiplexing port pelanggan untuk

berhubungan dengan network data. DSLAM mengumpulkan sinyal dari banyak modem pengguna untuk kemudian diteruskan ke network data dengan multiplexing dan juga melakukan demultiplexing data dari

network data untuk kemudian diteruskan ke modem pengguna.

4. Melaksanakan fungsi paketisasi data dari pelanggan ke format ATM / frame

ethernet dan sebaliknya.

5. Mengirimkan data menuju BRAS dan menerima data dari BRAS.

6. Mengatur kecepatan upstream dan

downstream dari modem ADSL sampai

DSLAM.

3.3.2. Switch Aggregator

Perangkat ini memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Sebagai gateway atau titik interkoneksi jaringan ethernet / ATM dari DSLAM dan BRAS.

2. Melakukan pengiriman paket data dengan format IP dari DSLAM ke BRAS dengan menggunakan transmisi

gigabit ethernet.

Ke PC

(8)

3. Titik penyambungan / switching (cross

connect) antara DSLAM dan BRAS.

4. Melakukan multiplexing data dari banyak DSLAM.

Gambar 4.24. Contoh switch aggregator

BRAS BRAS

ATM/IP

Gambar 4.25. Konfigurasi DSLAM – switch

aggregator – BRAS 3.3.3. BRAS

Gambar 4.26. Contoh BRAS

Broadband Remote Access Server

(BRAS) memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Melakukan fungsi point to point

protocol (PPP). Untuk DSLAM berbasis ATM digunakan PPPOA dan untuk DSLAM berbasis ethernet

digunakan PPPOE.

2. Melakukan fungsi routing untuk menghubungkan pelanggan ke ISP (Internet Service Provider). Layanan

Speedy terhubung ke TelkomNet sebagai ISP.

3. Melakukan IP management.

4. Melakukan fungsi network accounting untuk memonitor pemakaian

pelanggan. Fungsi ini dilakukan secara bersama dengan RADIUS.

5. Melakukan fungsi security untuk melindungi jaringan (network). Hal ini dilakukan salah satunya dengan menyandikan user password saat dilewatkan dalam jaringan untuk menghindari adanya penyalahgunaan

user password. 3.3.4. RADIUS

Remote Authentication Dial In User Service (RADIUS) memiliki beberapa

fungsi, yaitu:

1. Melakukan fungsi authentication Adalah proses pengidentifikasian pengguna melalui user name, password dan calling number.

2. Melakukan fungsi authorization

Adalah fungsi untuk melayani akses pengguna sesuai dengan service level yang digunakan.

3. Melakukan fungsi accounting

Adalah fungsi untuk melaukukan proses billing dan informasi penggunaan dari pengguna.

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas maka didapatkan kesimpulan berikut:

1. Digital Subsrciber Line (DSL) adalah

teknologi modem yang memungkinkan data atau sinyal digital berkecepatan tinggi ditransmisikan melalui jaringan akses tembaga eksisting (jaringan telepon).

2. ADSL (Asymmetric Digital Subscriber

Line) adalah salah satu jenis teknologi

DSL yang memiliki karakteristik asimetrik, dimana kecepatan

downstream lebih tinggi daripada kecepatan upstream.

3. Layanan internet Speedy adalah bentuk implementasi dari teknologi ADSL yang memungkinkan voice dan data dilewatkan secara simultan melalui satu media kawat tembaga yang sama. 4. Pada teknologi ADSL, sinyal

(9)

ditransmisikan menggunakan modulasi DMT (Discrete Multi Tone) dimana

bandwidth kawat tembaga dipecah

menjadi sejumlah besar subchannel. 5. Agar jaringan telepon telepon existing

dapat digunakan untuk mendukung layanan akses ADSL Speedy, maka jaringan kabel harus memenuhi standar persyaratan untuk layanan broadband. 6. Pada jaringan akses ADSL Speedy,

diperlukan beberapa perangkat seperti DSLAM, BRAS, switch aggregator dan RADIUS yang diinstalasikan di setiap sentral serta perangkat komputer,

splitter, modem ADSL dan connector

yang diinstalasikan di sisi pengguna.

4.2. Saran

Sebaiknya dalam pengiinstalasian perangkat Speedy terutama di sisi pengguna harus sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan agar tidak terjadi berbagai gangguan seperti koneksi yang lambat dan terputus-putus.

Perlu adanya penggantian kabel tembaga yang sudah rendah kualitasnya agar kualitas layanan ADSL Speedy dapat tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

1. ____,Materi Training Speedy Teknika.

TELKOM Training Centre. 2007.

2. ____,Parameter Pengukuran dan Broadband

Access. TELKOM Training Centre.

3. ____,Basic Technology x-DSL. PT.TELKOM. 4. ____,Fungsi dan Karakteristik Network

Element. TELKOM Training Centre. 2007.

5. ____,O&M SETUP ADSL. TELKOM Training Centre. 2007.

6. Stallings,William. Dasar-Dasar Komunikasi

Data. Jakarta : Salemba Teknik. 2001.

7. Giralt, Victoriano. RADIUS Identity Management Workshop. Spain: University of

Malaga. 2007.

8. W Purbo, Onno. Sepintas Teknologi ADSL. 9. W Purbo, Onno. Beberapa Detail Teknologi

ADSL.

10.Timur, Anton. Mengenal Teknologi ADSL. 11.J Langlois, Matthew. ADSL Tutorial. University

of New Hampshire InterOperability Laboratory. USA. 2002.

12.Agustina, Ellisa. ADSL: Teknologi Jaringan

Internet Broadband Berbasis Multimedia. 2005.

13.http://www.wikipedia.org. 14.http://www.paradyne.com 15.http://www.ilmukomputer.com 16.http://www.vocal.com 17.http://www.interpeak.com. 18.http://www.telkomspeedy.com. 19.http://www.huawei.com. Anton Prabowo (L2F004458) . Lahir di Karanganyar. Menempuh pendidikan di TK Dharma Wanita Bolon, SDN Malang Jiwan II Colomadu, SLTPN 2 Surakarta, SMUN 4 Surakarta dan sekarang tercatat sebagai Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP, Angkatan 2004, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.

Mengetahui/Mengesahkan Dosen Pembimbing

Achmad hidayatno, ST MT NIP 132 137 933

Gambar

Gambar  3.3. Pembagian kabel tembaga dalam  beberapa subchannel
Gambar  3.4. Pembagian bandwidth kabel tembaga  dalam DMT
Gambar 4.3. Koneksi modem router dengan  beberapa PC
Gambar 4.24. Contoh switch aggregator

Referensi

Dokumen terkait