• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

633

PERFORMANS PEDET SAPI P.O LEPAS SAPIH DENGAN IMBANGAN PAKAN PROTEIN RENDAH DI LOKA PENELITIAN SAPI POTONG

(Performance of P.O cattle calf weaning with a low protein balanced feedin Indonesian Beef Cattle Research Station)

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong

Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan 67184

Email : luthfi.m888@gmail.com

Abstrak

Harga bahan pakan sebagai salah satu pembatas dalam penyusunan formulasi pakan ruminansia, sangat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya kadar dan kualitas protein yang terkandung didalamnya. Tingginya kadar dan kualitas protein akan berbanding lurus dengan harga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan penguat berprotein rendah (<10%) terhadap performans pedet sapi PO lepas sapih. Penelitian ini dilakukan di kandang percobaan Loka Penelitian Sapi Potong selama lima bulan. Materi penelitian menggunakan 36 ekor pedet sapi PO lepas sapih (umur 7 bulan) yang dibagi menjadi dua perlakuan masing - masing 18 ekor. Perlakuan A diberikan pakan penguat dengan kadar protein <10% dan perlakuan B sebanyak 16%. Pakan basal yang diberikan berupa jerami padi secara ad libitum, dengan sistem pemeliharaan menggunakan model kandang kelompok Litbangtan. Parameter yang diamati pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi pakan dan efisiensi pakan. Data dianalisis dengan uji t menggunakan

Microsoft Excel 2007 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa PBBH pada perlakuan A 0,47 kg/ekor/hari tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan PBBH perlakuan B sebesar 0,54 kg/ekor/hari; sedangkan efisiensi pakan pada perlakuan A dan B adalah 9,49 % dan 11,18 %. Disimpulkan bahwa pemberian pakan penguat protein rendah maupun protein tinggi tidak berpengaruh pada performans (PBBH dan efisiensi pakan) sapi pedet lepas sapih.

Kata kunci : Sapi potong, pakan protein rendah dan performans pedet Abstract

The limiting factor in ruminant feed formulated quality of which is the price factor and the availability of protein feed materials. The price of feed is very influenced by low levels and high-quality protein. The higher grade and quality of the protein, the feed prices are more expensive. This study aims to determine the effect of low-protein balance feed of the performances PO cattle calf weaning. This research was conducted in experimental houses Indonesian Beef Cattle Research station for five months. The research material using 36 head calf PO cattle weaning (age 7 months) were divided into two treatments each 18 heads that treatment A calf cow PO weaning given feed concentrates with a protein content of 10% and treatment B given feed concentrates with a protein content 16%; for the basal feed given in the form of rice straw ad libitum, the maintenance system using stable model Litbangtan group. The parameters observed daily body weight gain (ADG), feed intake and feed efficiency. Data were analyzed by t test using Microsoft Excel 2007 to differentiate the observed parameters of both treatments. The results showed that the treatment ADG are A 0.47 kg / head / day and B of 0.54 kg / head / day; while the feed efficiency in the treatment of A and B are 9,49 % and 11,18 %. Based on statistical analysis showed that treatment ADG A and B were not significantly (p> 0.05). It was concluded that the balance of the low protein feed does not always produce the body performance and feed efficiency were worse.

(2)

Malang, 26 Maret 2016

634

PENDAHULUAN

Biaya produksi pada usaha pemeliharaan ternak sapi potong terbesar berasal dari pakan sekitar 60 - 70%. Harga pakan mahal atau murah didasarkan pada kadar proteinnya, semakin tinggi kadar protein pakan maka harganya semakin tinggi. Fenomena ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita untuk dapat mencari atau mengetahui kebutuhan protein suatu ternak yang optimal. Pemberian pakan yang berkualitas dengan jumlah pemberian sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan.

Pakan di daerah tropis pada umumnya memiliki mutu rendah; yang ditandai dengan rendahnya total digistible nutrien (TDN), kadar protein kasar (PK) dan mineral esensial (Mariyono, 2012). Di samping itu pakan sebagian besar yang digunakan merupakan limbah hasil pertanian atau industri pertanian; sedangkan pakan berupa biji-bijian atau protein hewani belum banyak digunakan karena adanya persaingan kebutuhan dengan ternak non-ruminansia maupun manusia.

Pakan yang baik adalah yang mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti energi, protein, lemak, mineral dan juga vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang, sehingga bisa menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi. Kebutuhan pakan bagi ternak sangat penting karena sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Zat-zat pakan dalam ransum hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang sebab keseimbangan zat-zat pakan dalam ransum sangat berpengaruh terhadap daya cerna (Tillman et al., 1991).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan penguat protein rendah terhadap performan pedet lepas sapih pada sapi PO di Loka Penelitian Sapi Potong. Dengan harapan dapat menjadi informasi dalam memperbaiki manajemen pemberian pakan pedet lepas sapih pada sapi PO terutama dalam perbaikan performan pedet lepas sapih yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas sapi potong dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging nasional.

MATERI METODE

Penelitian ini dilakukan di kandang percobaan Loka Penelitian Sapi Potong selama lima bulan. Materi penelitian menggunakan 36 ekor pedet sapi PO lepas sapih (umur 7 bulan) yang dibagi menjadi dua perlakuan masing - masing 18 ekor. Perlakuan A diberikan pakan penguat dengan kadar protein 10% dan perlakuan B sebesar 16%, adapun susunan bahan pakan konsentrat sebagai berikut;

(3)

Malang, 26 Maret 2016

635

Tabel 1. Susunan bahan pakan penguat yang dipergunakan sebagai perlakuan Bahan Pakan Pakan (%)

A B Dedak Padi 28 28 Bungkil kopra 15 45 Singkong 45 15 Ampas Kecap 10 10 DCP 1 1 Urea 1 1 Total 100 100

Ket : Imbangan jerami padi dan pakan konsentrat 50 : 50 (%)

Pakan basal yang diberikan berupa jerami padi ad libitum terkontrol. Selanjutnya dilakukan penimbangan bobot badan rutin setiap bulan dan konsumsi pakan secara kelompok. Kandang yang digunakan pada penelitian ini yaitu pedet sapi PO lepas sapih dikumpulkan dalam satu kandang kelompok Litbangtan dengan kepadatan 2-3 m2/ekor yang dilengkapi dengan palungan pakan dan minum serta bank pakan yang berisi tumpukan jerami. Selanjutnya dilakukan penimbangan bobot badan rutin setiap bulan dan konsumsi pakan. Parameter yang diamati pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi pakan dan efesiensi pakan. Data dianalisis dengan Uji-T menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk membedakan parameter yang diamati dari kedua perlakuan. Rumus Perhitungan Konsumsi Pakan, Nutrien dan Efisiensi Pakan :

Konsumsi Pakan BK (Kg) = BK Pemberian (kg) - BK Sisa (kg)

Konsumsi Nutrien (kg) = Konsumsi BK x % kandungan nutrien pakan.

Efisiensi pakan =( PBBH (kg/ekor/hari) / Total konsumsi pakan per hari (kg/hari)) x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan dan konsumsi gizi pakan pedet sapi PO lepas sapih

Pakan memiliki peran besar dalam pertumbuhan dan produksi ternak sehingga diperlukan perhatian khusus. Semakin baik ketersediaan dan kualitas pakan yang diberikan (Tabel 2), maka akan semakin baik pula hasil produksi yang akan didapat. Guna meningkatkan produktivitas ternak maka perlu diketahui jenis pakan dan manajemen pemberiannya, serta kebutuhan nutrien untuk memenuhi hidup pokok, pemeliharaan dan produksi.

(4)

Malang, 26 Maret 2016

636

Tabel 2. Kandungan gizi dalam pakan penguat Nilai Gizi Pakan (%)

A B

Protein Kasar 10,22 15,76

Lemak Kasar 3,69 6,79

Serat Kasar 10,93 10,17

Total Pakan Tercerna 68,51 66,54

Abu 10,93 12,20

Calsium 0,50 0,57

Phospor 0,20 0,27

Tabel 3. Konsumsi kandungan gizi pakan pada pedet sapi PO lepas sapih

BK PK LK SK TDN Ca P Pakan A 3,56±0,5 0 0,29±0,0 4 0,07±0,0 1 0,68±0,1 0 2,07±0,2 9 1,14±0,1 6 3,10±0,4 4 Pakan B 4,15±0,6 1 0,46±0,0 7 0,17±0,0 2 0,75±0,1 1 2,36±0,3 5 1,49±0,2 2 3,77±0,5 6 Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa konsumsi kandungan gizi pakan pada pedet sapi PO lepas sapih pada perlakuan B lebih baik dari pada perlakuan A. Hal ini wajar terjadi karena kadar protein pada perlakuan B (16%) lebih tinggi dari pada perlakuan A (10%). Menurut Mariyono (2012) yang diambil dari Sutardi (1980) berdasarkan teori amino statik Mellinkof mengemukakan, bahwa konsumsi protein tinggi cenderung menyebabkan rasa kenyang cepat tercapai akibat tingginya kadar asam amino plasma sehingga pada saat kadar asam amino plasma tinggi, maka selera makan menurun.

Pertambahan bobot badan dan efesiensi pakan sapi PO lepas sapih

Besarnya badan dapat diukur dengan ukuran-ukuran tubuh. Kombinasi berat dan besarnya badan dapat dipakai sebagai ukuran pertumbuhan. Bobot badan adalah ukuran dari pertumbuhan secara keseluruhan. Informasi mengenai rekording bobot badan seekor sapi dapat digunakan untuk menentukan laju pertambahan bobot badan. Berikut pertambahan bobot badan harian dan efisiensi pakan yang ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Pertambahan bobot badan harian dan efisensi pakan pada sapi pedet PO lepas sapih

Parameter

Pakan

Ket

A B

Bobot badan Awal (kg) 136,06±29,21 136,75±29,72 Bobot badan Akhir (kg) 198,67±38,95 196,17±41,15

PBBH (kg/hari) 0,47±0,18 0,54±0,13 n.s

Efisiensi pakan (%) 9,49 11,18 n.s

(5)

Malang, 26 Maret 2016

637

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 pertambahan bobot harian (PBBH) pada perlakuan B lebih besar daripada perlakuan A. Nilai efisiensi pakan pada perlakuan B lebih bagus dari pada A. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan sapi potong. Menurut Parakkasi (1999) bahwa pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh konsumsi pakan. Hal ini sangat terkait dengan kandungan nutrisi yang terkandung dalam pakan dan tingkat kecernaan pakan tersebut. Ransum yang memiliki nilai nutrisi tinggi dan tingkat palatabilitas yang baik dapat dengan cepat meningkatkan pertambahan bobot badan selama pemeliharaan. Akan tetapi menurut Mariyono (2012) yang diambil dari Oldham dan Smith (1982) bahwa pemberian pakan yang mengandung protein tinggi, tanpa diimbangi oleh energi yang cukup menyebabkan penurunan kecernaan pakan. Di samping itu dapat menimbulkan

ruminal alkaliosis akibat meningkatnya konsentrasi amonia dalam rumen. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Wardhani et al., (1991) yang menyatakan bahwa perbedaan kandungan protein kasar pada konsentrat tidak menyebabkan terjadinya peningkatan kecernaan nilai gizi pakan.

Hasil analisis statistik terhadap PBBH dan efisiensi pakan dari kedua perlakuan A dan B tidak berbeda nyata atau (P>0,05) . Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan yang semakin tinggi berakibat pada ransum yang dikonsumsi semakin sedikit untuk menjadi hasil produk salah satunya yaitu PBBH. Menurut Campbell et al., (2006) bahwa efisiensi penggunaan pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kecukupan zat pakan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan fungsi tubuh serta jenis pakan yang digunakan. Hasil penelitian Siregar (2001) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan pakan untuk sapi potong berkisar 7,52% - 11,29%. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi pakan antara lain umur, kualitas pakan dan bobot badan. Semakin baik kualitas pakan semakin baik pula efisiensi pembentukan energi dan produksi (Pond et al., 2005).

Tingkat Pertumbuhan pedet sapi PO lepas sapih pada pakan imbangan protein rendah

Pertumbuhan pedet setelah lahir sangat bergantung pada jumlah dan kualitas pakan. Pertumbuhan merupakan suatu proses nyata yang terlihat, tetapi sulit untuk didefinisikan secara formal. Konsep sederhana pertumbuhan adalah bertambah besar (Lawrence dan Fowler, 2002). Pertumbuhan murni meliputi pertambahan dalam bentuk dan berat jaringan – jaringan bangunan seperti urat daging, jantung, otak dan jaringan tubuh lainnya (kecuali lemak) serta alat – alat tubuh (Anggorodi, 1994).

(6)

Malang, 26 Maret 2016

638

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan pedet sapi PO lepas sapih

Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dari perlakuan A dan B menunjukkan trend kenaikan pertumbuhan seiring dengan pertambahan umur ternak, akan tetapi pada perlakuan B memiliki pertumbuhan yang lebih cepat daripada perlakuan A. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994) bahwa pakan dengan kandungan protein yang cukup dapat memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme untuk energi dan merupakan penyusun hormon. Lebih lanjut menurut Anggorodi (1994) bahwa protein adalah zat organik yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan makhluk hidup. Protein merupakan senyawa yang digunakan untuk mengganti atau memperbaiki sel-se1 yang mati; merupakan bahan utama penyusun protoplasma aktif dalam semua sel hidup; berperan penting dalam proses-proses pertumbuhan dan menopang fungsi-fungsi biologis penting lainnya dalam tubuh.

Menurut Rakhmanto, 2009 pertumbuhan adalah pertambahan bobot badan atau ukuran-ukuran tubuh sesuai dengan umur. Pertambahan bobot badan pada ternak muda merupakan bagian dari pertumbuhan urat daging, tulang dan organ-organ vital, sedangkan pertambahan bobot badan pada ternak tua berupa penimbunan lemak. Pertumbuhan dipengaruhi oleh pakan, bobot lahir, kondisi lingkungan, dan penyakit (Roy, 1980).

KESIMPULAN

Pemberian pakan penguat dengan kadar protein rendah maupun kadar protein tinggi pada sapi PO pedet lepas sapih yang dipelihara pada kandang Litbangtan tidak berpengaruh pada performans (PBBH dan efisiensi pakan).

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R.1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.Gramedia. Jakarta

Campbell, J.R., M. Douglas Kenealy & Karen L. Campbell. 2006. Animal Sciences. 4th Edition. Mc Graw-Hill. New York.

Lawrence, T.L.J. dan V.R.Fowler.2002. Growth of Farm Animals.2nd Edition. CABI Publishing. CABI International. Wallingford.Oxon.UK

Mariyono, 2012. Teknologi Pakan Protein Rendah untuk Sapi Potong. Sinar Tani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Edisi 21-27 Nopember 2012 No.3483 Tahun XLIII

(7)

Malang, 26 Maret 2016

639

Parakassi, A.1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta Pond, W. G., D. C. Church, K. R. Pond, & P. A Schoknet,. 2005. Basic Animal

Nutrition and Feeding. 5th .revised edition. John Willey and Sons Inc, New York. Roy, J. H. B. 1980. The Calf, Studies in Agriculture and Food Science. 4th ed.

Butterworths, London.

Rakhmanto, F. 2009. Pertambahan ukuran tubuh dan bobot badan pedet sapi FH

jantan lepas sapih yang diberi ransum bersuplemen biomineral cairan rumen.Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Siregar, S.B. 2001. Penggemukan Sapi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tillman, A. D.,S, Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, H. Hartadi dan Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wardhani, N.K., A. Musofie., L.Affandhy dan Aryogi.1991. Pemberian Ransum Berprotein Tinggi Terhadap Pertumbuhan Awal Pedet Sapi Perah Betina. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Vol II No 1. Sub Balai Penelitian ternak. Grati. Pasuruan

Gambar

Tabel 1. Susunan bahan pakan penguat yang dipergunakan sebagai perlakuan  Bahan Pakan  Pakan (%)
Tabel 3. Konsumsi kandungan gizi pakan pada pedet sapi PO lepas sapih
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan pedet sapi PO lepas sapih

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan lain dari VHD encryption adalah banyak pengguna dapat membuat sendiri virtual drive mereka pada satu komputer yang sama, sepanjang kapasitas hard

Dari prosentase te11inggi ( 57 %) yang masuk dalam kategori usia produktif tua, dapat dikatakan bahwa petani golongan inilah yang masih eksis dalam kegiatan

Jaringan santri Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang ini sendiri menjadi salah satu bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam politik elektoral Pilgub Jateng

Skripsi yang berjudul “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup (Adiwiyata) Kelas X SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali Tahun Pelajaran

Berdasarkan pada peneltian atas yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan, yakni bahwa pada pemberitaan tanggal 5 Juli mengenai lengsernya Mursi, Republika cenderung

Bentuk – bentuk Kesalahan Semantik No Kesalahan Jenis kesalahan Sifat Kesalahan Benar 1 ةسردملا ةيوناثلا Ambiguita s makna Mengguna kan kata khusus untuk kata

Dalam upaya pengembangan dan mengantisipasi penyebab tidak berfungsinya Terminal Induk Kota Bekasi maka dapat dilakukan beberapa upaya yang diperoleh dari Matriks

Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dinamika kehidupan seorang ibu yang memiliki anak autis dari sebelum dan sesudah terdiagnosis autisme dan untuk