PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
AUTHOWARE PELAJARAN IPA SISWA SMP NEGERI 3 SAWAN
KELAS VIII SEMESTER GENAP
Komang Joni Sukriantana
1, I Nyoman Jampel
2, Anak Agung Gd Agung
31,2,3
Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {komangjonisukriantana@gmail.com
1, nyoman.jampel@yahoo.com
2,
agung2056@yahoo.co.id
3}
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan rancang bangun multimedia; (2)
mengetahui hasil validitas multimedia pembelajaran IPA untuk siswa kelas VIII SMP;
dan (3) mengetahui efektivitas penggunaan media authoware pembelajaran terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP. Penelitian pengembangan ini menggunakan
model dari Mardika (2008) sebagai tahapan pengembangan. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data validasi ahli isi mata pelajaran, ahli media dan ahli
desain pembelajaran serta data dari hasil belajar IPA untuk melihat efektivitas media.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dan tes untuk hasil belajar IPA berupa
kuesioner untuk ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, ahli desain
pembelajaran, uji coba perseorangan, dan uji coba kelompok kecil. Analisis data
menggunakan tiga teknik yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis
deskriptif kuantitatif, dan teknik analisis statistik inferensial. Rancang bangun
multimedia yaitu membuatkan storyboard. Hasil validitas dari evaluasi ahli isi sebesar
92,86% pada kualifikasi sangat baik. Ahli desain sebesar 87,69% pada kualifikasi
baik. Ahli media sebesar 93,04% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan
sebesar 90% pada kualifikasi sangat baik. Mengetahui efektivitas pengguna media
yaitu Hasil uji kelompok kecil sebesar 90% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji
lapangan sebesar 86,29% pada kualifikasi baik. Penghitungan hasil belajar secara
manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,70. Harga t tabel taraf signifikansi 5%
adalah 2,00. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima. Hasil belajar IPA siswa setelah menggunakan media (81,67) lebih
tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (63).
Abstract
This study aims to (1) describe the design of multimedia; (2) determine
the validity of the results of multimedia learning science for eighth grade
students of SMP; and (3) determine the effectiveness of the use of
media authoware learning on learning outcomes Junior High School
eighth grade science students. This study uses a model Mardika (2008)
as a development stage. The data collected in this study is a data
validation expert subject matter content, media experts and design
experts as well as data from student learning. Data collection
instrument was a questionnaire for course content experts, instructional
media specialists, instructional design expert, individual testing, and
testing of small groups. Analysis of the data using three techniques
namely qualitative descriptive analysis, descriptive analysis of narrative,
descriptive and quantitative analysis techniques. The results of the
expert evaluation of the content of 92.86% on the excellent
qualifications. Expert design by 87.69% on good qualification. Media
expert at 93.04% in very good qualification. Individual test results by
90% in very good qualification. Small group of test results by 90% in
very good qualification. The results of the field test was 86.29% at good
qualifications. Calculation results obtained manually learning outcomes
t count of 11.70. Price t table significance level of 5% is 2.00. So the
price of t is greater than the price of the t table so that H0 is rejected
and H1 is accepted. IPA student learning outcomes after using the
media (81.67) was higher than before using the media (63).
Keywords: development, multimedia, IPA
PENDAHULUANMeningkatkan
mutu
pendidikan
adalah
menjadi
tanggung
jawab
semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan terutama bagi pendidik
atau guru yang merupakan ujung
tombak dalam pendidikan. Pendidik
adalah orang yang paling berperan
dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas yang dapat
bersaing
di
jaman
pesatnya
perkembangan
teknologi.
Namun
dalam pembelajaran di kelas pendidik
sering kali menggunakan media cetak
yang sudah tersedia, seperti modul,
buku teks, majalah, surat kabar, dan
didukung dengan alat bantu sederhana
yang masih tetap digunakan seperti
papan tulis/white board. Sedangkan
media audio dan visual (kaset audio,
siaran
TV/Radio,
overhead,
transparency, video/film), dan media
elektronik (komputer, internet) masih
belum secara intensif dimanfaatkan.
Namun dalam kenyataannya masih
terdapat
guru
belum
mampu
memanfaatkan
teknologi
dalam
menunjang proses belajar mengajar,
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan
data
yang
diperoleh di SMP Negeri 3 Sawan
melalui wawancara dengan guru mata
pelajaran
IPA,
yaitu
Dra.
Made
Murniati, tanggal 11 November 2013,
yang
menyatakan
bahwa
sesuai
dengan daftar nilai kelas VIII A8
semester genap tahun 2013, rata-rata
nilai siswa pada mata pelajaran IPA
khususnya pada materi perkembangan
dan pertumbuhan makhluk hidup,
kurang dari nilai ketentuan yang telah
ditentukan
sekolah
dengan
nilai
minimal 68. Sebanyak 25 siswa dari 28
siswa atau 87,05% dari jumlah siswa
dari salah satu kelas yang belum
memenuhi KKM Sekolah, yaitu dilihat
dari
nilai
UTS
semester
ganjil.
Permasalahan lain yang ditemukan di
sekolah adalah guru belem mampu
memanfaatkan
secara
maksimal
fasilitas yang sudah ada di sekolah
mulai dari 10 komputer dan 2 LCD
proyektor yang sudah disediakan oleh
sekolah. Permasalahan yang paling
menonjol dalam proses pembelajaran
adalah
terbatasnya
media
pembelajaran
yang
menarik
dan
mampu
memotifasi
siswa
dalam
proses belajar mengajar, khususnya
pada mata pelajaran IPA. Penggunaan
media
yang
masih
sangat
konvensional seperti papan tulis dirasa
sudah tidak menarik lagi. Hal ini diduga
sangat berpengaruh terhadap minat
dan motifasi siswa untuk belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu merancang
sebuah media pembelajaran yang
menarik bagi siswa serta dapat
memotifasi minat belajar siswa.
Model pembelajaran yang berpusat
pada guru sebenarnya sudah tidak
relevan lagi diterapkan pada era
seperti sekarang ini, oleh sebab itu
peneliti
memandang
perlu
untuk
mengembangkan
sebuah
desain
multimedia pembelajaran pada mata
pelajaran IPA kelas VIII di SMP N 3
Sawan.
Memanfaatkan
teknologi
dalam pembelajaran merupakan salah
satu terobosan yang menjanjikan
dalam proses pembelajaran. Dengan
memanfaatkan
peranan
teknologi
khususnya sebuah desain multimedia,
memberikan peluang cukup besar
untuk
melakukan
transfer
ilmu
pengetahuan secara cepat dan akurat
serta bisa menembus dimensi ruang,
waktu dan daya indra ( Sadiman dkk,
2005).
Beralih ke kurikulum KTSP yang
digunakan
saat
ini
pada
mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
SMP, (secara implicit dan eksplisit
tertuang di dalam Permen Diknas
Nomor
22
Tahun
2006
tentang
Standar Isi untuk satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah). Tentu terdapat
berbagai penyesuaian dalam proses
pembelajarannya, dikarenakan guru
harus sebisa mungkin memberikan
kemudahan
pada
siswa-siswanya
untuk
dapat
menguasai
dan
memahami materi-materi dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Siswa harus dibantu agar belajar
lebih mudah, lebih lancar dan lebih
terarah
serta
fokus.
Untuk
itu
diperlukan banyak sumber belajar
salah satunya media pembelajaran
yang bisa dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran di kelas. Guru dituntut
untuk memiliki kemampuan khusus
yang berhubungan dengan manfaat
media pembelajaran.
Gambaran
keadaan
diatas
menunjukkan betapa pentingnya suatu
upaya
mencari
alternatif
untuk
meningkatkan proses pembelajaran
sehingga hasil yang dicapai dalam
pembelajaran
dapat
meningkat.
Berdasarkan analisis yang dilakukan
terhadap
mata
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di SMP
Negeri 3 Sawan, ditengarai para siswa
dan guru sangat membutuhkan Media
dan bahan pembelajaran yang relevan.
Penggunaan
media
pembelajaran
berbasis multimedia berbantu software
Authoware
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
meningkatkan
efesiensi,
meningkatkan
motivasi,
memfasilitasi
belajar
aktif,
memfasilitasi belajar eksperimental,
konsisten
dengan
belajar
yang
berpusat pada siswa dan memandu
untuk belajar lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk
membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran IPA maka dalam
kesempatan
ini
akan
dilakukan
penelitian
yang
berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis
Multimedia
Berbantu
Software
Authoware
Pada
Mata
Pelajaran IPA Untuk Siswa Kelas VIII
Semester Genap di SMP Negeri 3
Sawan Kabupaten Buleleng Tahun
Pelajaran 2013/1014.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam
pengembangan multimedia berbasis
authoware adalah model
Mardika
. Modelmardika adalah model desain
pembelajaran penyajiannya
didasari atas
pertimbangan bahwa model ini lebih
sederhana disusun secara terprogram
dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya memecahkan
masalah
belajar
yang
berkaitan
dengan sumber belajar yang sesuai
dengan kebutuhan pebelajar
.Penelitian pengembangan ini
menggunakan
2
(dua)
metode
pengumpulan
data,
yaitu
metode
pencatatan dokumen dan metode
angket/kuesioner. Metode pencatatan
dokumen
dilakukan
untuk
mendeskripsikan
proses
rancang
bangun
multimedia
pembelajaran,
sedangkan
angket/kuesioner
yang
digunakan berupa lembar pertanyaan
untuk mengumpulkan data hasil review
dari ahli isi mata pelajaran, ahli desain
pembelajaran
dan
ahli
media
pembelajaran, siswa saat uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan. Berikut kisi-kisi
dan instrumen pengumpulan data
dalam penelitian pengembangan ini
Menurut Agung (2012) metode
pencatatan dokumen adalah metode
pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan segala macam dokumen
dan melakukan pencatatan secara
sistematis. Pada penelitian ini pencatatan dokumen dilakukan dengan membuat laporan tentang tahap-tahap yang telah dilakukan dalam mengembangkan produk media pembelajaran. Pada penelitian ini,
metode pencatatan dokumen
menggunakan instrumen pengumpulan data berupa agenda kerja. Hasil dari
agenda kerja adalah laporan
pengembangan produk.
Efektivitas penggunaan media
pembelajaran ini dapat diukur dengan menggunakan metode tes. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan
berupa lembar soal. Lembar soal yang digunakan yaitu soal objektif. Metode tes tertulis ini dilakukan dilakukan dengan
cara pre-test dan post-test untuk
mengukur pengetahuan siswa sebelum
dan sesudah menggunakan media
pembelajaran berbasis authoware dengan menggunakan soal-soal pilihan ganda.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini berupa (1) laporan
pengembangan produk, (2) lembar
kuesioner dan (3) soal tes pilihan ganda. Laporan pencatatan dokumen dalam bentuk atau format perkembangan produk, digunakan untuk mengumpulkan data tentang desain pengembangan produk mulai dari tahap analisis hingga desain.
Lembar kuesioner (angket),
digunakan untuk mengumpulkan data hasil evaluasi (expert judgement) dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perorangan, kelompok, dan lapangan.
Soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media pembelajaran.
Tujuan mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk media pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar yang dilakukan dengan cara menggunakan uji t untuk sampel berkorelasi.
Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu (1) teknik analisis deskriptif kualitatif, (2)
teknik analisis deskriptif kuantitatif dan (3) teknik analisis statistik inferensial.
Analisis deskriptif kuantitatif
digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor.
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.
Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan produk terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan, sebelum dan sesudah menggunakan
produk pengembangan media
pembelajaran. Data uji coba kelompok
sasaran dikumpulkan dengan
menggunakan pre-test dan post-test
terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test
dan post-test. Pengujian hipotesis
digunakan uji t berkorelasi dengan
penghitungan manual. Sebelum
melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain pengembangan media
pembelajaran telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai
dengan prosedur pengembangan.
Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan. Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan media pembelajaran.
Sesuai dengan model penelitian
yang dijadikan pedoman yaitu Model
Pembelajaran
Mardika,
tahapan
pengembangan produk terdiri dari
beberapa tahap
yaitu merancang naskahsebagai acuan alur pengembangan
produk. Desain ini digunakan untuk
mengembangkan sebuah produk media
pembelajaran IPA untuk kelas VIII
semester genap di SMP Negeri 3 Sawan. Produk ini telah melewati tahap uji ahli yaitu (1) uji ahli isi mata pelajaran yang memperoleh skor 92,86% yang berada pada kualifikasi sangat baik, (2) uji ahli desain pembelajaran yang memperoleh skor 87,67% yang berada pada kualifikasi baik, dan uji ahli media pembelajaran yang memperoleh skor 93,04% yang berada pada kualifikasi sangat baik.
Setelah produk tersebut direvisi
sesuai saran dan masukan dari para ahli, maka produk tersebut dapat diuji cobakan ke siswa. Uji coba yang dilakukan yaitu (1) uji coba perorangan, (2) uji coba kelompok kecil, (3) uji coba lapangan.
Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan jumlah responden sebanyak 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 90 % dan berada pada kualifikasi sangat baik.
Pada uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini sebanyak 12 (dua belas) siswa. Siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, empat orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan empat orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian media pembelajaran pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 90% dan berada pada kualifikasi sangat baik.
Media pembelajaran ini ditayangkan kepada 30 orang siswa kelas VIII di SMP
Negeri 3 Sawan dan langsung
memberikan penilaian melalui angket yang
sudah disediakan. Dari data yang
diperoleh, persentase tingkat pencapaian media pembelajaran pada saat uji coba
lapangan memperoleh nilai sebesar
86,29% dan berada pada kualifikasi baik.
Efektivitas pengembangan media
pembelajaran IPA telah dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan
ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan melalui pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest sebesar 63 dan nilai rata-rata posttest sebesar 81,67. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkolerasi
secara manual. Sebelum pengujian
hipotesis penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians.
Setelah dilakukan penghitungan
secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,70. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel
dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 =
58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
berarti, terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran.Pembahasan dalam
penelitian pengembangan ini jelas
membahas hasil-hasil pengembangan
untuk menjawab pertanyaan dalam
pengembangan media pembelajaran IPA untuk siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 3 Sawan. Secara umum ada 3 pertanyaan
ilmiah yang harus dijawab dalam
penelitian pengembangan media
pembelajaran berbasis authoware IPA,
yaitu 1) M
endeskripsikan
proses
rancang
bangun
multimedia
pembelajaran pada mata pelajaran IPA
kelas VIII semester ganjil di SMP
Negeri 3 Sawan?
, 2) Mengetahui hasil
validasi pengembangan multimedia
pembelajaran pada mata pelajaran IPA
kelas VIII semester ganjil di SMP
Negeri 3 Sawan menurut review para
ahli
dan
uji
coba
produk
?, 3) Mengetahui tingkat keefektifan produk
terhadap
hasil
belajar
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa
kelas VIII di SMP Negeri 3 Sawan
?Pembahasan pertama, Desain
pengembangan media pembelajaran IPA
telah dilakukan dengan metode
pencatatan dokumen. Berdasarkan
pencatatan dokumen yang telah
dilakukan, menghasilkan laporan
pengembangan produk. Laporan
pengembangan produk didesain sesuai tahapan-tahapan model mardika. Desain pengembangan media pembelajaran ini menghasilkan Naskah. Desain naskah mencakup tentang pengambilan gambar, musik latar, pewarnaan background dan sebagainya.
Pada desain media pembelajaran berbasis authoware, media diawali dengan intro animasi pembukaan tentang media pembelajaran IPA dengan materi drama, mulai dari judul media, menampilkan standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator serta tujuan pembelajaran.
Kemuadian dilanjutkan dengan
pembukaan oleh presenter dan dilanjutkan dengan isi materi yang ditampilkan dengan teks dan gambar serta contoh-contoh video yang mendukung tentang materi pembelajaran pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam media
pembelajaran ini juga dilengkapi dengan tugas- tugas latihan yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah siswa itu paham terhadap isi dari media pembelajaran ini.
Berdasarkan paparan desain naskah
yang berkaitan dengan pengambilan
gambar, musik latar, pewarnaan
background dan sebagainya sudah
didesain sesuai dengan karakteristik
media yang baik, maka desain tersebut jelas digunakan untuk mengembangkan
sebuah produk media pembelajaran
berbasis authoware IPA untuk kelas VIII semester Genap di SMP Negeri 3 Sawan.
Pembahasan kedua, Validitas hasil pengembangan media pembelajaran IPA telah dilakukan dengan metode kuesioner.
Berdasarkan uji coba yang telah
dilakukan, menghasilkan instrumen
berupa angket hasil evaluasi ahli isi, hasil evaluasi ahli desain pembelajaran, hasil evaluasi ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.
Berdasarkan hasil evaluasi (expert judgement) ahli isi melalui instrumen berupa angket, hasil yang diperoleh yaitu 92,86% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Media ini dinilai sangat baik
dari segi ketepatan materi dengan
kompetensi dasar maupun indikator.
Sebagai contoh, materi tentang
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa media pembelajaran menurut ahli desain pembelajaran memiliki
kualifikasi baik dengan memperoleh
persentase nilai sebesar 87,69%. Dengan demikian media pembelajaran berbasis authoware ini memiliki tingkat kelayakan
yang baik dari aspek desain
pembelajaran. Namun demi
kesempurnaan produk, ahli desain
pembelajaran memberikan saran dan
komentar yaitu 1) ma
teri
tentang
mengapa makhluk hidup tumbuh dan
berkembang tidak ada di slide, 2)
bahasa narasi hendaknya lembut dan
tajam
Hasil review ahli media
pembelajaran menunjukkan media
pembelajaran memiliki kualifikasi sangat baik dan memperoleh persentase sebesar 93,04%. Namun demi kesempurnaan
produk, ahli media pembelajaran
memberikan saran dan komentar sebagai
berikut: 1) u
ntuk menarik perhatian,
isikan gambar yang sesuai dengan isi
program pada cover CD, 2) pada cover
CD
belakang
uraikan
deskripsi
program
lebih
dikhususkan
pada
karakteristik program yang dibuat
(jangan
terlalu
umum),
3)
pada
pendahuluan
diisikan
identitas
halaman.
Uji coba yang dilakukan pertama
yaitu uji coba perorangan. Media
pembelajaran yang dikembangkan telah melewati hasil evaluasi oleh para ahli diantaranya adalah ahli isi mata pelajaran IPA, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Setelah melakukan
revisi produk dari ahli media
pembelajaran, selanjutnya produk tersebut diuji cobakan ke siswa SMP Negeri 3 Sawan. Berdasarkan penilaian siswa
dalam uji coba perorangan, media
pembelajaran berbasis authoware memiliki kualifikasi sangat baik yaitun memperoleh persentase 92,86 %. Dengan demikian
media pembelajaran ini layak digunakan dalam proses pembelajaran siswa untuk dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar aktif. Sebagai acuan dalam penyempurnaan produk, adapun komentar dan saran yang diberikan oleh salah satu siswa yang menyarankan agar diberi gambar yang banyak dan tugas kedua dari media lumayan susah, namun karena komentar siswa tersebut rancu, maka peneliti tidak melakukan penambahan gambar pada bagian manapun dan perubahan tugas, mengingat komentar
yang diberikan masih belum jelas
ditujukan pada bagian yang mana yang harus ditambahkan gambar dan tugas yang diberikan dirasa tidak terlalu sulit.
Uji coba yang kedua adalah uji
coba kelompok kecil. Berdasarkan
penilaian pada tahap uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Sawan dengan 4 siswa berprestasi belajar tinggi, 4 siswa berprestasi belajar sedang, dan 4 siswa
berprestasi belajar rendah, media
pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik dan memperoleh nilai
persentase sebesar 90%, dengan
demikian media pembelajaran ini tidak perlu direvisi dan media pembelajaran ini
layak digunakan dalam proses
pembelajaran. Tetapi ada beberapa
masukan serta saran yang diberikan yaitu medianya sudah cukup bagus, tetapi musiknya masih kurang keras. Hal ini terjadi karena pada saat uji coba dilaksanakan, suasana diluar kelas sangat gaduh, sehingga suara yang muncul dimedia tidak terdengar dengan jelas oleh siswa. Peneliti mengantisipasi dengan
membersarkan volume suara pada
speaker (output device), sehingga kendala suara yang kurang jelas dapat teratasi.
Uji coba yang terakhir yaitu uji coba lapangan. Berdasarkan penilaian pada tahap Uji coba yang terakhir yaitu uji coba lapangan diberikan kepada 30 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan. Media pembelajaran IPA ini ditayangkan
secara langsung dan bersamaan
dihadapan 30 orang siswa masing-masing
siswa langsung mecermati dan
memberikan penilaian melalui angket yang
diperoleh, persentase tingkat pencapaian media pembelajaran pada saat uji coba
lapangan memperoleh nilai sebesar
86,29% dan berada pada kualifikasi baik. Jadi, berdasarkan penilaian yang telah dilakukan maka jelas dihasilkan sebuah media pembelajaran berbasis authoware yang telah teruji validitasnya
berdasarkan ahli isi, ahli desain
pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Secara umum, media pembelajaran ini tidak perlu
direvisi sehingga dilanjutkan untuk
mengetahui efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa.
Pembahasan ketiga, Efektivitas
pengembangan media pembelajaran IPA telah dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan melalui pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi.
Rata-rata nilai pretest adalah 63 dan rata-rata nilai posttest adalah 81,67. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar
11,70. Kemudian harga t hitung
dibandingkan dengan harga t pada tabel
dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 =
58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
berarti, terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis authoware.
Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan, nilai rata-rata posttest peserta didik 81,63 berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPA sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran berbasis authoware
pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Desain pengembangan media pembelajaran berbasis authoware mata
pelajaran IPA menggunakan model
Mardika. Pada tahap perancangan atau desain telah dilaksanakan pembuatan rancangan (design) spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur media pembelajaran, naskah, dan kebutuhan materi untuk
produk media pembelajaran sebagai
acuan alur pengembangan produk.
Kemajuan pengembangan produk telah
dilaporkan dalam table laporan
pengembangan produk. Desain ini
digunakan untuk mengembangkan sebuah produk media pembelajaran IPA untuk kelas VIII semester genap di SMP Negeri 3 Sawan.
Validitas hasil pengembangan
media pembelajaran berbasis authoware mata pelajaran IPA telah dilakukan dengan metode kuesioner. Menurut ahli isi
mata pelajaran, media pembelajaran
dengan model mardika pada mata
pelajaran IPA kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi sangat baik (92,86%) sehingga dari segi isi/subtansi materi media pembelajaran tidak perlu direvisi dan media pembelajaran berbasis authoware dari aspek isi mata pelajaran layak dipakai dalam proses pembelajaran karena materi yang disajikan sesuai dengan KD dan SK. (1) Menurut ahli media pembelajaran, validitas media pembelajaran dengan model mardika pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi sangat baik (93,04%), sehingga media pembelajaran ini tidak perlu direvisi dan layak digunakan dalam segi media pembelajaran. (2) Menurut ahli desain
pembelajaran, validitas media
pembelajaran dengan model mardika pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi
baik (87,69%), sehingga media
pembelajaran ini tidak perlu direvisi dan layak digunakan dalam segi desain pembelajaran. (3) Pada tahap uji coba perorangan, media pembelajaran yang diuji berada pada tingkat pencapaian 90% dan berada pada kualifikasi baik, sehingga
media pembelajaran ini layak digunakan untuk siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, rendah dan media
pembelajaran tersebut tidak perlu direvisi. (4) Pada tahap uji coba kelompok kecil dilaksanakan, ke 12 siswa tersebut sangat
antusias menyimak media yang
ditampilkan. Pada tahap validasi kelompok kecil, media yang diuji berada pada tingkat pencapaian 90% dan berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang divalidasikan layak digunakan pada aspek validasi kelompok kecil sehingga media pembelajaran tersebut tidak perlu direvisi. (5) Pada tahap uji coba lapangan dilaksanakan, angket hasil uji coba lapangan yang berada pada kualifikasi baik yaitu 86,29%,. Dengan demikian media pembelajaran ini tidak perlu direvisi dan digunakan untuk penelitian lebih lanjut
.
Efektivitas pengembangan media
pembelajaran telah dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan instrumen berupa lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sawan melalui pretest dan posttest. Rata-rata nilai pretest adalah 63 dan rata-rata nilai posttest adalah 81,67. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,70. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran
Berdasarkan simpulan, adapun saran
yang disampaikan berkaitan dengan
pengembangan media pembelajaran
berbasis authoware mata pelajaran IPA ini adalah sebagai berikut.
Bagi
Siswa,
Multimedia
pembelajaran
ini
dapat
mengoptimalkan pemahaman siswa
terhadap
materi
pelajaran
yang
disajikan
dengan
multimedia
pembelajaran,
disarankan
bahwa
media ini juga digunakan sebagai
sumber belajar mandiri di rumah.
Bagi
Guru,
Multimedia
pembelajaran ini dikembangkan lebih
menekankan pengembangan aspek
kognitif siswa. Selain menggunakan
multimedia
pembelajaran
dalam
pembelajaran,
guru
disarankan
menggunakan sumber belajar lain dan
menerapkan multi metode. Sehingga
aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik siswa dapat berkembang
secara seimbang.
Bagi Sekolah, Perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat,
sekolah sebagai salah satu pusat
pendidikan,
idealnya
mampu
mengakomodasi
perkembangan
tersebut.
Multimedia
pembelajaran
yang dikembangkan diharapkan dapat
digunakan dengan sarana yang lebih
praktis seperti laptop dan LCD.
Bagi Peneliti Lain, Penelitian ini,
hanya menguji sampai batas validitas
sebuah
multimedia
pembelajaran,
untuk
kedepannya
diharapkan
pengembangan
media
khususnya
multimedia pembelajaran dilakukan uji
keefektifan
media
dan
pengaruh
penggunaan media ini terhadap hasil
belajar siswa, sehingga media yang
dikembangkan lebih berdayaguna dan
dapat
dimanfaatkan
secara
berkesinambungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya dan
setulus-tulusnya kepada yang terhormat :
1) Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd.,
selaku
Rektor
Universitas
Pendidikan Ganesha yang telah
memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan
pada jurusan Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan.
2) Drs. Ketut Pudjawan, M. Pd.,
selaku
Dekan
Fakultas
Ilmu
Pendidikan;
3) Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,
selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pendidikan, sekaligus sebagai ahli
desain pembelajaran yang telah
membantu dalam validasi produk
pengembangan;
4) Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.,
selaku pembimbing I;
5) Prof. Dr. A.A Gede Agung, M.Pd.,
selaku pembimbing II;
6) I Gde Wawan Sudatha, .S.T.,
S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing
akademik;
7) I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd.,
selaku ahli media pembelajaran
yang
telah
membantu
dalam
validasi produk pengembangan;
8) Bapak/Ibu dosen di lingkungan
Jurusan Teknologi Pendidikan;
9) Drs Putu Budayana,M.Pd., selaku
Kepala SMP Negeri 3 Sawan, yang
telah memberikan izin penelitian
dan membantu dalam pelaksanaan
uji coba produk pengembangan;
10) Prof. Dr Nyoman Wijana, M.Si.,
selaku ahli isi mata pelajaran yang
telah membantu dalam validasi
produk pengembangan;
11) Teman-teman
mahasiswa
Jurusan
Teknologi
Pendidikan,
Fakultas
Ilmu
Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha;
12) Seluruh pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, saran, dan
dorongan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A. Gede. 2010. Evaluasi
Pendidikan. Singaraja: Undiksha.