• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI DIASPORA JAWA DALAM BERINTERAKSI ANTARETNIS DI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KOMUNIKASI DIASPORA JAWA DALAM BERINTERAKSI ANTARETNIS DI BALI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI DIASPORA

JAWA DALAM BERINTERAKSI

ANTARETNIS DI BALI

Ni Luh Nyoman Seri Malini,

Ni Made Dhanawaty,

Ida Bagus Putra Yadnya,

(2)

OUTLINE

1. Pengantar

2. Rasionalisasi Penelitian : a. Isu mengenai

Diaspora dan kontak bahasa, b. Urgensi

Penelitian, c. Roadmap Penelitian, d. Tujuan

Penelitian

3. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4. Methodologi Penelitian

5. Hasil Penelitian

6 . Penutup/ Referensi

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(3)

PENGANTAR

• Bagian dari penelitian skema P2GB dengan judul “Model

Akomodasi Linguistik Dan Sosial Komunitas Diaspora Di

Bali”

• Tim peneliti :

• Ucapan terimakasih :

 Universitas Udayana melalui LPPM yang telah mendanai

penelitian ini dengan dana PNBP

 Tenaga Lapangan ( Mahasiswa S1/S2 di Fakultas Ilmu

Tim

Keahlian

Ida Bagus Putra Yadnya

Applied Linguistik/ Budaya

Ni Luh Nyoman Seri Malini

Sosiolinguistik

Ni Made Dhanawati

Dialektologi

(4)

RASIONALISASI

kebhinekaan

harmoni

integrasi

konvergensi

linguistik

konvergensi

sosial

disharmoni

disintegrasi

divergensi

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(5)

Isu Diaspora...

 Terminologi : diaspora dalam bahasa Yunani kuno äéáóðïñÜ berarti penyebaran

atau penaburan benih. Istilah ini kemudian digunakan untuk merujuk kepada

bangsa atau penduduk etnis.

 Menurut Vertovec diaspora menyangkut tiga hal, yaitu:

1). Proses penyebaran,

2). masyarakat yang tinggal bagian asing,

3) tempat atau ruang geografis di mana mereka tinggal di diaspora.

 Secara sosiologis dan antropologis masyarakat diasporik mengalami : pola

perubahan akibat interaksi dan adaptasi dengan masyarakat lokal.

 Pola perubahan seputar migrasi dan status minoritas biasanya meliputi:

organisasi dan mobilisasi, politik pengakuan, posisi dan aturan tentang wanita,

regenerasi, etnis dan pluralisme agama, identitas dan kemasyarakatan, praktik

ritual, respasialisasi, jaringan: horisontal-vertikal, kesadaran identitas keagamaan

global, lokalitas vs universalitas, reorientasi pengabdian, dan lintasan

(trajectories).6

 Secara lebih luas, Steven Vertovec diaspora sebagai bentuk sosial, jenis

(6)

Ciri-ciri umum diaspora

Hubungan sosial yang direkatkan oleh ikatan sejarah dan geografi, sehingga

secara umum diaspora dilihat sebagai:

a)

akibat dari migrasi sukarela atau terpaksa dari satu lokasi rumah,

setidaknya dua negara,

b)

kesadaran mempertahankan identitas kolektif yang sering berkelanjutan

dengan mengacu pada ‘mitos etnis’ suatu asal, pengalaman sejarah, dan

beberapa jenis geografis,

c)

melembagakan jaringan pertukaran dan komunikasi yang melampaui

negara-negara teritorial dan menciptakan organisasi-organisasi komunal

baru di tempat-tempat pemukiman,

d)

mempertahankan berbagai hubungan eksplisit dan implisit dengan

kampung halaman mereka,

e)

membangun solidaritas dengan anggota co-etnis di negara-negara lain,

f)

ketidakmampuan atau keengganan untuk sepenuhnya diterima oleh

tuan rumah masyarakat sehingga memupuk perasaan keterasingan,

penolakan, keunggulan, atau jenis perbedaan lainnya

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(7)

Beberapa Isu Diaspora di Indonesia

1. Program transmigrasi pemerintah

a. Tujuan untuk mensejahtrakan masyarakat dan

pemerataan pembangunan, memperkokoh persatuaan

dan kesatuan bangsa

b. Transmigrasi sebagai mobilitas kebudayaan. Diaspora

tidak lagi sebagai sekumpulan manusia beserta

karakterisktik geografisnya, tetapi sebagai manusia yang

memiliki sistem nilai, sosial dan kebudayaan material

c. Perkembangan diaspora sebagai proses perpindahan

sumber daya sosial budaya (social cultural resources)

2. Penolakan diaspora oleh masyarakat lokal di Papua (JPPN, 5

Maret 2010)

3. Pencanangan semangat kebhinekaan dan Pancasila oleh

pemerintah.

(8)

Isu Kontak bahasa dan Akomodasi Bahasa

(1)

• Menurut Giles dan Coupland (1991:61) perubahan perilaku

linguistik dapat terjadi karena (a) seorang penutur berusaha

menyesuaikan diri dengan kemampuan bahasa lawan tuturnya

karena ingin berkomunikasi dengan mereka dan (b) seorang

penutur sama sekali tidak berusaha untuk menyesuaikan tuturnya

dengan kepentingan lawan tuturnya dan justru dengan sengaja

membuat tuturannya sama sekali tidak serupa dengan lawan

tuturnya.

• Giles dan Coupland (1991:61) menggunakan istilah convergence

(konvergensi) dan divergence (divergensi). Convergence

(konvergensi) mengacu kepada proses apabila terdapat dua atau

lebih penutur yang mengganti atau mengubah tuturannya untuk

menyesuaikan dengan lawan tuturnya. Divergence (divergensi)

mengacu kepada cara seseorang yang mempertahankan

tuturannya, baik verbal maupun non-verbalnya agar dapat

membedakan dirinya dengan penutur lain.

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(9)

Isu Kontak bahasa dan Akomodasi Bahasa

(2)

• Mahsun (2006) menemukan bahwa adaptasi linguistik yang

terdapat pada komunitas berbeda bahasa. Untuk

komunitas Sumbawa dalam hubungannya dengan

komunitas Sasak, adaptasi yang sangat intens terlihat pada

serapan pada tataran bunyi, leksikon, dan gramatika.

Bahkan, sampai pada tataran pragmatik, seperti terlihat

pada bentuk adaptasi linguistik yang berwujud campur

kode dan alih kode.

• Yadnya, dkk. (2010) melakukan penelitian untuk

mendeskripsikan situasi kebahasaan yang mengitari

pertumbuhan bahasa daerah asal transmigran di daerah

transmigrasi dan menggambarkan pola-pola komunikasi

interaktif yang dilakukan etnis Bali dengan etnis non-Bali

(Jawa dan Lampung) di daerah transmigrasi Lampung.

(10)

• Malini (2011) menemukan bahwa karakteristik

kebahasaan yang dituturkan transmigran Bali di daerah

transmigrasi Lampung ditandai oleh (1) degradasi

penguasaan leksikal transmigran Bali di kalangan

generasi muda (2) adanya interferensi pada tataran

fonologis gramatikal pada tuturan transmigran Bali (3)

terjadinya campur kode dan alih kode di antara bahasa

Bali, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia yang cukup

tinggi.

• Dhanawaty dkk.(2013) transmigran di Kabupaten Parigi

Moutong maupun di Kabupaten Sumbawa menjadikan

akomodasi bahasa sebagai strategi komunikasi dalam

membangun toleransi antaretnis.

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

Indonesia, Manokwari 13-16 Agustus 2018 10

(11)

Konsep Komunikasi dan Akomodasi

• Arnold dan Brower, seperti disitir Devito (1997),

menyatakan bahwa tindak komunikasi memiliki

empat tujuan utama –tujuan yang pada dasarnya

tetap sama dari waktu ke waktu--, yakni untuk (1)

menemukan informasi tentang diri dan dunia

luar; (2) berhubungan atau membina hubungan

dengan pihak lain, (2) meyakinkan pihak lain, dan

(4) bermain atau menghibur dan dihibur

• Semua tujuan itu dapat dicapai dengan baik

dengan memberdayakan bahasa sebagai sarana

komunikasi.

(12)

Bahasa sebagai sarana komunikasi

• Apa fungsi bahasa?”, maka jawaban yang paling

banyak dan cepat sampai pada kita adalah

“Sebagai alat komunikasi.” Menanggapi jawaban

seperti ini interpretasi, kita hendaknya tidak

terhenti pada pengertian komunikasi sebagai

“transmisi informasi” (the transmission of

information) semata, tetapi harus sampai pada

aspek komunikasi yang lebih spesifik, yakni

sebagai “penataan hubungan sosial” (the

management of social relations), yang oleh

Spencer-Oatey (2000), disebut dengan istilah

“penataan hubungan” (rapport management)

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(13)

Hubungan Sosial dalam komunikasi

 bersifat asosiatif.

• bersifat diasosiatif

Menurut Teori Akomodasi Komunikasi,

hubungan asosiatif dibangun melalui akomodasi

bahasa yang bersifat konvergen, sedangkan

hubungan diasosiatif dibagun melalui

akomodasi yang bersifat divergen.

(14)

Kantong Bahasa di Bali

Dewi dkk (2015) :

 Di Bali barat dan Utara terdapat 6 kantong bahasa non Bali

• Di Jembrana: Melayu, Jawa, Madura

• Kabupaten Buleleng: Mandar, Bajo, Sasak, Madura

, Jawa

 Telah terjadi saling pengaruh, Madura menunjukkan beda

dialek dengan Jawa, Mly, Sasak

• Karangasem: Sasak

• Klungkung: Jawa

• Metode dialektometri

 Jawa hampir tersebar di semua kab

(15)

URGENSI PENELITIAN

• Sifat bahasa yang mudah berkontak karena sifatnya

lebih terbuka dan lebih mudah menerima pengaruh

luar dibandingkan dengan adat dan budaya membuat

bahasa menjadi salah satu faktor penentu dalam

penyelesaian berbagai disharmoni sosial.

• Pluralitas selain dapat menciptakan pembauran dengan

masyarakat lokal, kontak tersebut juga dapat

menimbulkan berbagai konflik (disharmoni) sosial

horizontal antar kelompok masyarakat Disharmoni

tersebut sangat rentan menghampiri masyarakat plural

baik dari segi etnis maupun agama

• Langkah strategis : adalah salah satunya dengan

melakukan akomodasi linguistik dan sosial dalam

(16)

Tujuan penelitian

1.

Tujuan Umum :

 mengetahui bagaimana karakteristik kebahasaan yang meliputi

pilihan bahasa, karakteristik leksikal dan karakteristik gramatikal

yang diproduksi oleh diaspora yang ada di Bali yaitu diaspora asal

Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera dan Papua.

 menjawab pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab

penggunaan variasi bahasa tersebut dikaitkan dengan aspek sosial

budaya komunitas diaspora tersebut.

2. Tujuan khusus :

(1) menganalis pola komunikasi yang digunakan komunitas diaspora

dalam berinteraksi antaretnis,

(2) mengetahui akomodasi linguistic komunitas diaspora,

(3) merancang model revitalisasi bahasa di daerah heterogen di Bali

khususnya dan di Indonesia umumnya

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(17)

METODE PENELITIAN

• Bahasa Jawa di Buleleng, Denpasar

• Bahasa Melayu : Jemberana

• Bahasa Sasak : di Karangasem

• Etnis Cina – kabupaten Bangli

• Etnis Madura - Denpasar

Lokasi :

Kantong etnis

diaspora di Bali

• Jumlah rseponden di masing masing kantong etnis : 30 orang

• Data :

• data lisan berupa teks percakapan antar etnis

• a) hasil survei sosiolinguistik

• b) informasi situasi kebahasaan, kebudayaan dan tradisi

masyarakat Bali

Sumber data

• Instrumen utama : peneliti sendiri (human instrument).

• Moleong (1998:19) : kealamiahan data diri sendiri sebagai

pengumpul data

(18)

Hasil penelitian sementara- Denpasar (1)

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

Indonesia, Manokwari 13-16 Agustus 2018 18

Pada bagian ini, diambil data mengenai penggunaan bahasa ketika berbicara kepada 7

orang lawan tutur, yaitu orang tua, saudara kandung (kakak/adik), keluarga

(om/tante/sepupu), kakek/nenek, teman dekat, teman sekolah/teman kampus/teman

kantor, dan orang lain yang tidak dikenal. Dengan empat pilihan bahasa, yaitu bahasa

Indonesia (BI), bahasa Bali (BB), bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah

(Campur 1), bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris (Campur 2)

BI BB Campur 1 Campur 2 Orang Tua - 16,7% 33,3% 50% Kakak/Adik 16,7% 33,3% 16,7% 33,3% Om/Tante/ Sepupu 33,3% 16,7% 16,7% 33,3% Kakek/Nenek 33,3% 16,7% 33,3% 16,7% Teman Dekat 16,7% 16,7% 66,7% Teman Sekolah/ Kampus/ Kantor 50% - - 50% Orang Lain 66,7% - - 33,3%

(19)

• Penggunaan bahasa selanjutnya merupakan penggunaan

bahasa pada situasi yang tidak disadari, seperti bermimpi,

berhitung, bertengkar, kesal, dan berdoa. Dengan empat

pilihan bahasa, yaitu bahasa Indonesia (BI), bahasa Bali (BB),

bahasa Jawa (BJ), dan bahasa Inggris (Bing).

BI BB BJ BIng Lainnya Bermimpi 83,3% - - - 16,7% Berhitung 100% - - - - Bertengkar 33,3% 50% - 16,7% - Kesal - 50% 16,7% 33,3% - Berdoa 66,7% 16,7% - 16,7% -

(20)

Hasil Sementara-

Pola Komunikasi Etnis Jawa

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(21)

Percakapan 1

Lokasi

: Pasar Agung

Kegiatan

: Transaksi Jual – Beli

Partisipan

: Pedagang (etnik Jawa)

Pembeli (etnik Bali)

Pembeli

: “Bes cenik ne, sing cukup, sing ada ne

gedenan Bu?”

‘Ini terlalu kecil, tidak cukup, apakah tidak

ada yang lebih besar?’

Pedagang

“Cukup, salukin, salukin Gek.”

‘Cukup dicoba dulu Gek.’ (sambil

(22)

Percakapan 2

Lokasi

: Pasar Agung

Kegiatan

: Transaksi Jual – Beli

Partisipan

: Pedagang dan istri (etnik Jawa)

Pembeli (etnik Bali)

Partisipan

Tuturan

Pembeli

: Berapa satu pisaunya ni Mas?

Pedagang

: Nah aba gen biang.

‘Iya bawa saja Bu.’

Pembeli

Ah ndak

Istri Pedagang

: Aba mek.

’Bawa Bu.

Pembeli

Ndak, ndak.

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(23)

Berdasarkan Objektivitas

Pada Percakapan 1 tampak Pedagang melakukan penyesuaian

kebahasaan ke arah Pembeli dengan ikut menggunakan bahasa Bali

seperti yang digunakan pembeli. Penyesuaian ini tergolong

akomodasi objektif

karena pedagang secara aktual kebahasaan

menyesuaikan diri ke arah mitra tutur, dalam hal ini pembeli.

Pada Percakapan 2 Pedagang dan Istri memilih menggunakan

bahasa Bali, padahal Pembeli menggunakan bahasa Indonesia (lek

Bali). Secara linguistik Pedagang dan Istri sesungguhnya

berdivergensi dari tuturan Pembeli namun secara sosial Pedagang

dan Istri dipandang berkonvergensi dengan menjadi inisiator

penggunaan bahasa Bali, yang dalam persepsinya merupakan

bahasa yang paling dikuasai dan paling membuat nyaman Pembeli.

(24)

Berdasarkan Waktu

• Penyesuaian kebahasaan pada dua

percakapan di atas dari segi waktu tergolong

akomodasi jangka pendek

dilihat

berdasarkan peristiwa tutur itu saja.

• Dalam transaksi jual beli dimungkinkan juga

terjadi

akomodasi jangka panjang

, misalnya

di daerah yang pergaulan multikulturalnya

berlangsung lama.

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(25)

Berdasarkan Arah

• Dilihat berdasarkan arah akomodasi,

penyesuaian bahasa pada percakapan di atas

dapat dianggap

konvergensi horizontal

, karena

dalam konteks kebijakan kebahasaan di

Indonesia, bahasa Bali dan bahasa Jawa

memiliki kedudukan yang sejajar, yakni

sama-sama sebagai bahasa daerah. Akan tetapi, dalam

konteks kehidupan masyarakat di Bali,

penyesuaian tersebut dapat digolongkan

konvergensi ke atas

karena penyesuaian terjadi

dari bahasa dengan masyarakat tutur minoritas

ke bahasa dengan masyarakat tutur mayoritas.

(26)

Berdasarkan Kelengkapan

• Dari segi kelengkapan pada tingkat tuturan,

penyesuaian kebahasaan di atas dapat

digolongkan sebagai akomodasi

total

karena

penyesuaian terjadi pada tingkat tuturan,

bukan hanya sepatah dua patah kata. Namun

secara fonologis dapat dianggap

akomodasi

parsial

karena bunyi tertentu bahasa Bali

belum dilafalkan seperti bunyi bahasa Bali.

• Misalnya bunyi retrofleks [ʈ, ɖ, ɳ]

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(27)

Konvergensi Terwaris

Di Bali ada sejumlah komunitas diasporis,

yang keberadaannya di Bali telah berabad-abad,

yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa

Ibu. Misalnya, masyarakat Sasak di Karangasem,

masyarakat Jawa di Desa Pegayaman.

Berikut ini digambarkan fenomena

konvergensi terwaris di Pegayaman

(28)

Setting- desa Pegayaman

Secara geografis : Desa Pegayaman berada pada keringgian antara 450 sampai 1.200

meter dari permukaan laut yang berbatasan dengan penyanding-penyanding sebagai

berikut :

1. disebelah utara : desa pegadungan (daerah padang bulia)

2. disebelah timur : desa silangjana

3. disebelah selatan : desa pancasari

4. disebelah barat : desa padang bulia dan desa gitgit

Secara administratif :

Desa Pegayaman dalam tertib wilayah administrasi dibagi empat :

1. dusun atau banjar barat jalan atau dauh mardi yang berpenduduk 100% beragama

islam dengan jumlah penduduk sebanyak -+ 300 kk

2. dusun atau banjar timur jalan atau dangin margi yang berpenduduk 100% beragama

islam dengan jumlah penduduk -+ 250 kk (kedua dusun tersebut itulah yang dikenal

dan disebut Desa Pegayaman yang rumah penduduknya rapat ala kota)

3. dusun atau banjar kubu madya yang berpenduduk 95% beragama islam dengan

jumlah penduduk -+ 400 kk dan sisanya 5% beragama hindu

4. dusun atau banjaramerta sari yang berpenduduk 90% beragama hindu dengan

jumlah penduduk -+ 165 kk dan sisanya 10% beragama islam.

(kedua dusun tersebut diatas dinamakan palemahan Desa Pegayaman yang rumah dan

penduduknya terpencar dan tidak dalam satu komplek perkampungan)

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(29)
(30)

Pernyataan mengenai identitas

• Tokoh Pegayaman : Suku Bali Islam

• Masyarakat Bali : Nyame Selam ( Saudara

Islam )

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(31)

Akomodasi Linguistik dan Budaya

1.Penamaan

• Drs. Muhammad Suharto

• Bq. Palmaeni Zahara

• Wayan Nanda putri harni pratama

• Nengah ade harma galang ramadhan

• Nyoman dinda harni bina imania

• Ketut nada harni maulidiyah

• Agung harma genta buana

(32)

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

Indonesia, Manokwari 13-16 Agustus 2018 32

2. Akomodasi Budaya

1).Melakukan ‘ ngejot’

2). Cara berpakaian

(33)

Masyarakat Dwibahasawan

/multibahasawan

Menggunakan

B1 – B2

Pemertahanan Bahasa :

sebaran ranah

PILIHAN BAHASA

Bergeser

ke bahasa lain –

B Ind / B Ing

Pergeseran Bahasa

Holmes

(2001:63-64)

(34)

PENUTUP

1. Penggunaan bahasa dalam berinteraksi : BB,

BJw, Bindo, Bingg

2. Pola komunikasi ditandai dengan akomodasi

linguistik dan budaya

Selanjutnya...

Menganalisis karakteristik leksikal bahasa etnis ,

mengidentifikasi sistem pewarisan bahasa

13-16 Agustus 2018 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dan Sugono, Dendy (ed). 2003. Politik Bahasa: Rumusan Seminar Politik Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa • Bawa, I.W. 1983. “Bahasa Bali di Daerah Propinsi Bali: Sebuah Analisis Geografi Dialek” (Disertasi Doktor). Jakarta:

Universitas Indonesia

Bell, R. T. 1976. Sociolinguistics: Goals, Approaches, and Problems. London: Batsford

Brannen, J. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Diterjemahkan oleh H. Nuktah Arfawie dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

• Dhanawaty, Ni Made. 2002. “Variasi Dialektal Bahasa Bali di Daerah Transmigrasi di Lampung Tengah” (Disertasi). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Downes, W. 1984. Language and Society. London: Fontana Paperbacks Fasold, R. 1984. The Sociolinguistics of Society. Oxford: Basil Blackwell

Fishman, J. A. (ed). 1968. Readings in the Sociology of Language. The Hague; Mouton

Grosjean, F. 1982. Life with Two Languages: An Introduction to Bilingualism. England: Harvard University Press.

Mandala, H. 2000. “Pemakaian Bahasa Bali di Lombok” dalam Kumpulan Makalah Kongres Bahasa Bali V di Denpasar, 13-16 November 2001

• Malini, Ni Luh Nyoman Seri. 2011. ” Dinamika Bahasa Bali di Daerah Transmigran di Provinsi Lampung’’. Disertasi. Universitas Udayana. Denpasar

Nursaid, dkk. 2000. Karakteristik Kebahasaan Warga Transmigrasi di Sitiung Provinsi Sumatera Barat: Suatu Kajian

Sosiolinguistik.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas

• Putra Yadnya, I.B, dkk. 2010. “Akomodasi Linguistik dan Sosial Antaretnis Daerah Transmigrasi di Provinsi Lampung: Menuju Pola Penanggulangan Disharmonisasi Sosial”. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Strategis Nasional DIKTI

• Showalter, C.J. 1991. ”Getting what you asked for : A study of sociolinguistics survey questionnaires”. Dalam Kindel, Gloria E (ed).1991. Proceedings of the Summer Institute of Linguistics International Language Assesment Conference,Horsleys Green,

23-31 May 1989. Dallas;SIL,Paper 20

Sumarsono. 1993. Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan di Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Sutama, P. 2007. “Profil Sosiolinguistik Bahasa Bali” dalam Prosiding Seminar Perdana Bahasa Ibu Program Studi Magister

dan Doktor Linguistik Universitas Udayana. Hal 374-385

• Sutjaja, I. G. M. 1990-1992. “Language Change: The Case of Balinese in the Transmigration Areas of Lampung, Sulawesi, Sumbawa, and Timor”. Laporan Penelitian dengan Dukungan Dana Toyota Foundation, Tokyo

(36)

THANK YOU

TERIMAKASIH

MATUR SUKSMA

seri.malini@unud.ac.id

kmserimalini@yahoo.com

Referensi

Dokumen terkait

Selama pembebanan terjadi tegangan jatuh atau Droop Voltage ( VD) melebih dari 5% maka harus dilakukan perbaikan tegangan pada transformator distribusi. Penurunan tegangan

Hasil tabulasi data terhadap jawaban dari pertanyaan Media Classroom dan Perkuliahan adalah jawaban 53 orang Responden dapat di simpulkan bahwa 72%

Guru melaksanakan tugas yang meliputi: merencanakan(RPP, Silabu dll), melaksanakan(absensi, jurnal mengajar, nilai dll), mengevaluasi( penilaian dll),

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang terdapat dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Validitas “Modul Automotive

d. Ancaman : 1) Belum optimalnya koordinasi antar SKPD yang menangani pengembangan investasi produk agribisnis, 2) Dengan posisi geografis Kabupaten Cilacap yang

Pulau Kodingareng Keke Makassar, yang dapat ditempuh dengan 30 menit dari pelabuhan rakyat (jetty) yang terletak di depan Benteng Fort Rotterdam merupakan tujuan

instrumen final yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur variabel. stres

ini ditunjukan dengan hasil pencapaian keterampilan sosial kelas VIII A yang menggunakan instrumen lembar observasi dan sosiometri lebih baik dibandingkan dengan kelas