4.1. Jenis Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif melalui analisis kausalitas menggunakan metode survei dengan pendekatan teknik regresi untuk kemudian diinterpretasikan dan dalam tahap akhir diberikan kesimpulan dan saran.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan aspek-aspek yang relefan dengan fenomena yang diamati dengan mendeskripsikan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan melakukan observasi, wawancara serta kuesioner yang dilanjutkan dengan uji validitas dan Reliabilitas.
4.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang diambil pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif melalui metode pengumpulan data survei dan pengisian kuisioner. 4.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan dengan mendapatkan seperangkat pemahaman mengenai pengaruh antara :
a. Pekerjaan terhadap kualitas layanan b. Gaji terhadap kualitas layanan
c. Kesempatan karir terhadap kualitas layanan
Berkaitan dengan hal tersebut maka dapat dikemukakan variabel-variabel yang terkait adalah tiga variabel independent, yaitu variabel pekerjaan (X1), Gaji
(X2), dan kesempatan karir (X3), serta satu variabel dependent yaitu Persepsi
Kualitas Layanan (Y).
4.3.1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan penjelasan tentang konsep dari variabel yang diteliti. Definisi konseptual mengenai Persepsi Kualitas Layanan adalah keseluruhan karakteristik yang mengukur tampilan karyawan dalam memberikan pelayanan yang konsisten dan berkelanjutan dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
Definisi konseptual mengenai pekerjaan adalah tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab. Definisi konseptual gaji adalah pemberian imbalan terhadap hasil kerja karyawan dan definisi konseptual kesempatan karir merupakan kesempatan bagi karyawan untuk terus maju dan berkembang sebagai bentuk aktualisasi diri (Boles et al, 2007:405).
4.3.2. Definisi Operasional
Pengukuran terhadap definisi operasional dengan mengukur dan meneliti variabel, dimensi dan indikator sebagai berikut :
Tabel 4.1 Konstruksi Variabel, Dimensi dan Indikator Pekerjaan
Variabel Dimensi Indikator No
Pertanyaan Pekerjaan
(X1) Keberartian kerja
Tugas kerja yang diberikan menambah ketrampilan karyawan
1
Tugas kerja yang diberikan menantang
2 Sejauh mana pekerjaan
mempunyai dampak pada kehidupan karyawan
3
Tanggung jawab terhadap hasil kerja
Bangga menyelesaikan pekerjaan dengan baik
4 Tanggung jawab yang besar
terhadap posisi pekerjaan
5 Tugas dan tanggung jawab yang
besar yang lebih besar
6 Pengetahuaan
tentang hasil kerja
Pekerjaan yang dilakukan untuk perusahaan sudah betul
7 Tugas kerja yang diterima
menarik untuk dikerjakan
8 Senang bila menyelesaikan
pekerjaan dengan baik
9
Tabel 4.2 Konstruksi Variabel, Dimensi dan Indikator Gaji
Variabel Dimensi Indikator No
Pertanyaan Gaji (X2) Gaji yang
diterima
Pemberian gaji telah sesuai dengan pekerjaan yang ada
10 Tunjangan yang
diterima
Tunjangan yang diberikan perusahaan telah cukup memuaskan
11 Uang lembur Perkerjaan tambahan yang dilaksanakan
tidak mendapat uang lembur yang sesuai dari perusahaan.
12
Bonus yang diberikan perusahaan
Perusahaan memberikan besaran bonus yang tidak sesuai dengan prestasi kerja
Tabel 4.3 Konstruksi Variabel, Dimensi dan Indikator Kesempatan Karir.
Variabel Dimensi Indikator No
Pertanyaan Kesempatan Karir (X3) Kesempatan promosi Perusahaan memberikan
kesempatan promosi yang adil.
14 Pemberian
promosi
Perusahaan memberikan kesempatan untuk maju.
15 Jabatan yang
cukup
Perusahaan memiliki jabatan yang cukup bagi karyawan yang ingin
maju. 16
memiliki kesempatan untuk dipromosikan.
17
Tabel 4.4 Konstruksi Variabel, Dimensi dan Indikator Kualitas Layanan.
Variabel Dimensi Indikator No
Pertanyaan Persepsi
Kualitas Layanan (Y)
Berwujud Lingkungan pelayanan 18
Penampilan dalam melayani konsumen.
19 Kelengkapan peralatan layanan. 20 Keandalan Memberikan informasi kepada
konsumen.
21 Menangani masalah konsumen. 22 Kemampuan dalam memberikan
layanan tepat waktu.
23 DayaTanggap Respon dalam melayani konsumen. 24 Menanggapi masalah konsumen. 25 Kesiagaan dalam memberikan
layanan.
26 Jaminan Kemampuan dalam memberikan
layanan sesuai dijanjikan
27 Kemampuan dalam menjawab
masalah konsumen.
28 Kecakapan dalam memberikan rasa
kepercayaan kepada konsumen.
29 Empaty Perhatian dalam melayani setiap
konsumen.
30 Pengertian tentang kebutuhan
konsumen.
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi, dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran, 2006:158). Rumus Slovin (dalam Umar 2008:108) digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian: 𝑛 ≥ 𝑁 1 + 𝑁𝑒2 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (1) Dimana : n = ukuransampel N = ukuranpopulasi
e = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%.
Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah sampel dengan menggunakan taraf kesalahan 10%, adalah sebagai berikut :
𝑛 ≥ 1489
1 + 1489(0,1)2
𝑛 ≥ 1489 1 + 14,89
𝑛 ≥ 1489 15,89
𝜂 ≥ 93,70 dibulatkan menjadi 94
Berdasarkan perhitungan rumus Slovin ditentukan jumlah sampelnya adalah 94 orang, ini berarti bahwa jumlah anggota sampel atau besarnya sampel yang ditetapkan adalah 94 responden. Tabel 4.5 memperlihatkan populasi dan sampel karyawan Operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno – Hatta.
Tabel 4.5 Populasi dan Sampel Karyawan Operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno – Hatta.
No Nama Unit Kerja Populasi Sampel %
1 Petugas Aviation Security (Avsec) dan PK-PPK
937 60 62
2 Terminal Operation System 276 17 18
3 Teknisi Operasional 207 13 15
4 Petugas Operasional Komersil 69 4 5
Jumlah 1489 94 100
Sumber: SDM Angkasa Pura II Bandara Sekarno Hatta. 2014
Proporsi pengambilan sampel di setiap bagian pada Tabel 4.5 berdasarkan teknik proportional sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara proporsional sehingga dapat menggambarkan keseluruhan populasi (Sugiyono, 2012:115).
4.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Primer
Merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya (tanpa perantara).
Data primer yang digunakan adalah data primer kuantitatif yang memiliki pola berstruktur sehingga mudah dibaca.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, dengan cara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data tersebut diperoleh melalui literatur, jurnal, data statistik publikasi dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Berikut beberapa data sekunder sebagai acuan dalam penelitian ini :
a) Company profile PT. Angkasa Pura II 2012. b) Data Penghasilan PT. Angkasa Pura II (Persero)
c) Data Survey Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Bandara Soekarn Hatta, Desember Tahun 2014.
d) Data Survey Kepuasan Kerja karyawan Angkasa Pura II.
e) Daftar Rekap Karyawan Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta. f) Data-data pendukung lainnya berkenaan dengan penelitian ini. 4.6 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik Pengumpulan data yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Riset Lapangan
Metode penelitian dengan riset lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat primer. Data primer yang diperoleh melalui wawancara dandengan memberikan kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada responden.Kuisioner tersebebut diisi langsung oleh responden maupun disi dan dikembalikan pada saat yang sudah ditentukan.
2. Metode Studi kepustakaan.
Metode studi kepustakaan merupakan metode untuk memperoleh materi data sekunder. Data tersebut diperoleh dari studi pustaka dan dari buku-buku, jurnal-jurnal maupun kebijakan-kebijakan dan peraturan maupun ketentuan-ketentuan yang relevan dengan penelitian ini.Data tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.
3. Pengaruh Variabel.
Instrument penelitian untuk mengukur nilai variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Penelitian tersebut menggunakan instrumen kuisioner untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Gejala sosial dalam penelitian ini ditetapkan secara spesifik yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Skala Likert menggunakan variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur (Alma, 2009:21).
Pertanyaan dengan skala Likert terdapat lima pertanyaan sebagai berikut : Tabel 4.6 Tabel Kuisioner Jawaban Pernyataan dan Skor Penilaian.
No. Keterangan Pengertian dan Bahasan
1 Sangat tidak setuju Apabila responden tidak menyetujui pertanyaan 100%
2 Kurang setuju Apabila responden menyetujui sebagian kecil dari pertanyaan atau maksimal 30% dari pertanyaan yang sesuai dengan harapan.
3 Netral
Apabila responden menyetujui 50% atau ragu-ragu antara sangat baik/setuju dengan sangat tidak setuju/baik
4 Setuju Apabila responden menyetujui sebagian besar dari pernyataan atau pada kisaran 70% – 90 % dari
pernyataan atau sesuai dengan harapan. 5 Sangat setuju
Apabila responden menyetujui penuh dari pernyataan bahkan lebih dari yang diharapkan oleh responden atau lebih dari 91% atau lebih dari 100% harapan responden.
Tabel 4.6 diatas menjelaskan beberapa konstruk, variabel, indikator dan pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan memberikan jawaban sebagaimana dijelaskan pada skala diatas.
4.7 Teknik Analisis Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian di olah agar bisa di ambil kesimpulan serta menjadi landasan penting dalam proses pengambilan keputusan, proses olah data ini menggunakan beberapa analisis sebagai berikut ;
4.7.1. Analisa Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, dimana penelitian ini menerangkan suatu hal secara deskriptif terhadap suatu hal sebagai berikut:
1) Ingin memberikan ciri-ciri yang khas dalam suatu kelompok.
2) Ingin menjelaskan bagaimana hubungan individual dalam kelompok dan memperlihatkan keragamannya.
3) Ingin memperlihatkan aspek-aspek lain tentang distribusi individu-individu. Data tersebut dapat dilihat dari berbagi sudut sehingga analisis dapat menjadi sumber informasi (Widiyono, 2013:93).
4.7.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dimaksudkan untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan pada kuisioner sudah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2009:54) menyatakan
pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) maka butir instrumen dinyatakan valid, dan tidak valid apabila koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3. Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut (Alma, 2013).
2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy ... Rumus 2 Dimana : rxy = koefisien korelasi N = jumlah subyek/responden ∑ 𝑋 = skor suatu butir/item ∑ 𝑌 = skor total (Arikunto, 2005)𝑟𝑥𝑦 menunjukkan indek variabel antara dua variable yang dikorelasikan. Setiap korelasi mengandung tiga makna yakni:
1) Ada tidaknya korelasi. 2) Arah korelasi
3) Besarnya korelasi.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujianannya adalah sebagai berikut :
jika rxy ≥ rtable ≥ (r-hitung lebih kecil dari nilai r Tabel), maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor (dinyatakan valid). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat dipakai berulang–ulang (Umar, 2010:170). Kuesioner yang sudah lolos ujilah
yang dapat dipakai untuk diisi data dari responden. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, maka digunakan metode Alpha Cronbach, dimana metode ini digunakan untuk menentukan reliabilitas setiap butir pertanyaan. Suatu instrument dinyatakan reliabel apabila alfa cronbach ≥ 0,60, dan tidak reliabel apabila alfa cronbach <0,60 (Sekaran, 2006).
Dalam menguji reliabilitas digunakaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagaiberikut.
2 2 1 1 t b V k k rxy
... Rumus 3 Dimana: rxy = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b
= jumlah varian butir/item 2
t
V = varian total 4.7.3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) menyebutkan bahwa model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi uji asumsi klasik, oleh karena itu uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisa regresi.
4.7.3.1 Uji Normalitas.
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53), uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametric-test (uji parametrik) adalah
data harus memiliki distribusi normal (berdistribusi normal) Kriteria pengujian dalam uji normalitas adalah:
1) Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig.>0,05 menunjukkan data berdistribusi normal.
2) Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig.<0,05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
4.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:80), multikorelasi atau gejala multikolinearitas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah pada hubungan antar variabel bebas.Uji multikorelasi perlu dilakukan apabila jumlah variabel bebas lebih dari satu. Adapun beberapa cara untuk mendeteksi multikolinearitas sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan pada estimasi model regresi empiris sangatlah tinggi tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2) Melakukan analisis korelasi diantara variabel-variabel bebas. Multikolinearitas terjadi apabila terdapat korelasi yang cukup tinggi antara variabel bebas.
3) Melakukan analisis terhadap nilai VIF (variance-inflating factor). Nilai VIF yang lebih besar dari 10 mengindikasikan tingkat kolinearitas tidak dapat ditoleransi.
Multikolinearitas terdeteksi apabila nilai Eigenvalue satu atau lebih variabel bebas mendekati nol.Pendeteksian multikolinearitas pada data penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap nilai VIF.
4.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sarjono dan Julianita (2011:74) menjelaskan bahwa heteroskedastisitas menunjukkan varians variabel untuk semua pengamatan (observasi) tidak sama, sebaliknya homokedastisitas menunjukkan varians dari residual pengamatan satu dan pengamatan lainnya adalah tetap. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan scatterplot ataupun melalui uji gletjer, uji Park, dan uji White. Pendeteksian heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan scatterplot.
4.7.4. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Umar (2009:279), regresi sederhana merupakan perhitungan yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independendengan satu variabel dependen. Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen adalah pekerjaan, gaji dan promosi (X) dan variabel dependen yaitu Persepsi Kualitas Layanan (Y).
Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3+ € ... Rumus 3 Keterangan :
Y = Kualitas Layanan 𝛼 = Nilai Konstanta 𝛽 = Nilai Koefisien regresi X1 = Pekerjaan
X2 = Gaji
X3 = Kesempatan Karir
€ = Standart error
4.7.4.1. Koefisien Determinasi ( R Square )
Koefisien Determinasi (R²) dapat diinterpretasikan sebagai besaran proporsi (persentase) dari keragaman Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari variabel bebas X terhadap keragaman variabel tidak bebas Y. Secara statistik koefisien determinasi dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2010:139).
Ghozali (2011:97) mengatakan bahwa koefisien determinasi (R²) adalah besarnya nilai pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan kisaran nilai koefisien antara 0 sampai dengan 1, artinya semakin nilai R² mendekati 1, maka semakin baik model regresi yang terbentuk untuk menjelaskan permasalahan (testgoodness of fit model). Derajat ketepatan terhadap pengujian dan analisa data didapatkan dengan menggunakan alat bantu software StatisticServise Solution (SPSS) versi 21.
Rumus koefisien determinasi : 𝐾𝐷 = 𝑅²x 100%
KD = Koefisien Determinasi R2 = Rsquare
4.7.4.2. Uji Signifikansi
Uji signifikansi pada penelitian ini dengan metodologi kuantitatif merupakan sebuah uji yang akan menentukan kesimpulan hasil penelitian. Uji signifikasi menentukan apakah hipotesis yang dibuat diawal penelitian akan diterima atau ditolak. Pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi dengan mengukur variabel-variabel independen terhadap variabel-vaiabel dependen dengan skala pengukuran dalam persamaan linear.
Uji terhadap signifikan tersebut menggunakan uji signifikan pengaruh uji t-parsial dan uji F-Simultan sebagai berikut :
1. Uji t-parsial
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan thitung dengan tTabel atau
denganmelihat kolom signifikansi pada masing-masing thitung, proses uji t identik
denganUji F (lihat perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter) ataubisa diganti dengan Uji metode Stepwise.Uji t-parsial menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
a. Rumus uji t adalah : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝛽𝑡
𝑆𝐸𝛽𝑡 ... Rumus 4 Dimana :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = nilai t
𝑆𝐸𝛽𝑡 = standard error of regression coefficient b. Formula hipotesis sebagai berikut :
Ho :𝛽𝑡 = 0, koefisien regresi variebel bebas tidak berpengaruh secara
signifikan dengan variabel terikat.
Ho :𝛽𝑡 ≠ 0, koefisien regresi variabel bebas berpengarh signifikan dengan variabel terikat.
c. Dasar pengambilan keputusan.
Jika t hitung ≤ t Tabel, (0,05) maka Ho diterima Ha ditolak artinya adalah tidak
ada pengaruh signifikan variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel Y. Jika t
hitung > t Tabel, (0,05) maka Ho ditolak ,Ha diterima artinya adalah ada
pengaruh signifikan variabel bebas X terhadap variabel Y. 2. Uji F-Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2011:52).
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan FTabel, jika F hitung> dari F Tabel, maka Ho di tolak Ha diterima.Model signifikan atau bisa dilihat
dalam kolom signifikansi pada Anova (data olah dengan SPSS, dengan menggunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model). Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung< F Tabel, maka model tidak signifikan,
hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari alpha. Uji F simultan menggunakan rumus-rumus sebagi berikut :
a. Rumus uji F adalah : Fhitung=
𝑅2 𝑘
(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘) ... Rumus 5 Dimana :
R2 = koefisien determinan
K = jumlah variabel independen N = jumlah anggota sampel
F = Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan FTabel.
b. Formula hipotesis sebagai berikut :
Ho : b1 = b2 ≤ 0 tidak ada pengaruh signifikan variabel X1, X2 secara parsial
terhadap variabel Y.
c. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berkut : Jika Fhitung = FTabelmaka Ho diterima.
Jika Fhitung < FTabel maka Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak berpengaruh
signifikan.
Jika Fhitung > FTabel maka Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak berpengaruh
signifikan.Pengolahan data dan analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Product and Solution (SPSS).
4.7.5. Matrik Korelasi Dimensi antar Variabel
Matrik korelasi dimensi antar variable digunakan untuk mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi antar variable independen terhadap variable dependen. Menurut Sugiyono (2010) dalam Priyantno (2010:65), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000 Sangat kuat 0.60 – 0.799 Kuat 0.40 – 0.599 Cukup kuat 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah Sumber: Riduwan. (2006)
4.8 Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Tesis
Jadwal dan langkah-langkah penelitian serta bimbingan penulisan Karya Akhir ini diuraikan secara rinci dalam bentuk Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8. Jadwal dan Langkah-Langkah Penyusunan Tesis
No Kegiatan
Tahun 2014 Thn2015
8 9 10 11 12 1 2 3 1. Tahap persiapan/studi literatur
2. Seminar proposal 3. Penyusunan instrument 4. Pengumpulan data/kegiatan
lapangan
5. Pengolahan data
6. Penulisan laporan Karya Akhir 7. Ujian sidang Karya Akhir 8. Perbaikan Karya Akhir,
penggandaan, pengesahan dan penyerahan Karya Akhir