• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus sanguis PENYEBAB GINGIVITIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus sanguis PENYEBAB GINGIVITIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Streptococcus sanguis

2.1.1 Morfologi dan taksonomiStreptococcus sanguis

Streptococcus sanguis atau Streptococcus sanguinis merupakan

bakteri golongan alfa berbentuk kokus gram positif fakultatif. Bakteri ini

memiliki dinding yang tebal terdiri dari peptidoglikan dan tidak berspora.7

MorfologiS. sanguisberbentuk bulat sampai lonjong dengan diameter

0,6 – 1,0 μm, bersifat non motil, katalase negatif , tumbuh optimum pada

suhu 37C dengan pH antara 7,4–7,6. Morfologi koloni bewarna opak,

berdiameter 0,5-1,0mm, permukaannya kasar (hanya 7% bersifat mukoid).7

KlasifikasiStreptococcus sanguisadalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacillales

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus sanguinis9

S. sanguis memiliki stuktur DNA yang terdiri dari 2.388.435 bp.

Organisme ini mempunyai kode 2.274 protein yang terdiri dari 61 tRNA

dan rRNA. Gen dalam bakteri S. sanguis dapat mempertahankan sintesis

(2)

2.1 2.1.2

dal

pel

ter

pen

2.1.2 Pat

pem

lang

ber

yan

(pen

gi dalam

pelike

terben

penya

Patogen

pemben

langs

berfun

yang

penyak

gingi B

dalam r

pelikel

erbentuk

penyaki

atogen St

pemben

angsun

berfungsi

g sang

penyak

ngiva Bakte

rongg

el sa

ntuknya

akit per

genit Strept

bentukan

ung

ngsi

sangat

yakit

iva dan akteri

ongga

saliva

knya

kit peri

enitas Streptococc

tukan

g dala

si memp

sangat

it perio

dan keru eriS.

gga m

saliva ya

nya pl

periodon

reptococc

an pl

dalam

memper

at ber

period

dan kerus S. san

mulut

va yang

plak

odont

ococcus

plak

dalam

emper

berper

periodon

kerusakan sangu

ulut m

yang

plak gi

ontal.

ccus al

ak dan

meny

permud

berperan

odontal

usakan sanguis

ut manu

ng meny

gigi

.

us alph

dan sel

meny

mudah

peran dal

tal).

akan jar Gam uisdiya

manusi

menye

gigi,

alpha

an sela

enyeba

udah ko

dala

. S.

akan jaring Gamb

diyakin

nusia

nyeb

i, berko

ha mer

selalu

ebabkan

h kolon

alam

S. sang

ringa mbar diyakini

anusia kare

ebabkan

berkontr

merupa

lu ada

yebabkan

olonisa

m terjad

sanguis

gan peri ar 1 kini sebag

karen

abkan

kontr

erupakan

ada di

kan ter

onisasi

terjadi

sanguis

n peri 1.St sebag

karena ber

an per

ntribu

upakan

ada di dal

terjadi

sasi bak

jadiny

guis m

period Strep

sebagai

a beri

perl

ibusi

akan

di dalam

erjadiny

si bak

adinya

mem

odont reptoco

sebagai pen

berikat

perlekat

si dal

akan bak

dalam

adinya

bakter

nya pen

empu

ontal tococ

peny

rikatan

lekatan

dalam

bakter

lam plak

inya pe

kteri lai

penyak

punyai

tal (Jaw coccus

nyebab

tan kuat

atan mi

lam

kteri

plak.

penya

i lain

nyakit

nyai

(Jawetz cus sa

ebab

kuat

mikr

meny

eri yan

ak. Bakt

penya

ain ter

yakit j

ai per

wetz dk cus sang

utam

at secar

ikroo

meny

yang

Bakt

yakit

term

t jaring

perana

etz dkk,1 sanguis

utama

secar

ikroorgan

enyebab

g do

akteri

kit per

ermasu

aringa

peranan

dkk,198 uis

ama ko

ecara lang

oorgan

ebabkan

domi

eri ini

peri

asuk

ngan

anan pad

k,1986) kolon

lang

ganism

ebabkan

minan

ini tidak

periodon

k bak

n pen

pada

986). olonisa

angsung

isme

kan kar

inan pa

i tidak

iodontal

bakteri

penyan

ada per

. nisasi

sung

e oral

kari

n pada

dak ber

ontal,

kteri an

nyangga

peradang sasi bakt

ung den

oral

karies

pada

berper

al, han

eri anaer

yangga

peradan bakter

dengan

al lai

es dan

a aw

berpera

hany

anaero

gga gi

adangan akteri

dengan

lain,

dan

awal

peran

hanya

anaerob

gigi

adangan eri

gan

(3)

Bakteri patogen mempengaruhi jalannya proses penyakit dengan cara

memproduksi substansi yang toksik terhadap jaringan, langsung menginvasi

jaringan pejamu, dan menstimulasi respon pejamu. BeberapaStreptococcus

dapat menghasilkan enzim histolitik (menghancurkan jaringan) dan

substansi toksik (hialuronidase, protease, dan asam organik). Bakteri gram

positif pada sub gingiva memproduksi berbagai produk toksik yang dapat

mengakibatkan kerusakan jaringan seperti : asam butirat dan propionat,

amina, senyawa sulfur volatil, indol, amonia, dan glikan. Hyaluronidase

sebagai suatu enzim yang dihasilkan Streptococcus dapat mengubah

permeabilitas gingiva ataupun kerusakan jaringan ikat pada gingiva

(Newman dkk.,1996).

2.2 Gingiva

2.2.1 Pengertian dan Anatomi Gingiva

Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang berlokasi disekitar leher

dari gigi geligi, memanjang secara apikal di atas tulang alveolar, dan

berakhir di mucogingival junction. Mucosa palatina, gingiva mengalami

keratinisasi dan berfungsi selama mastikasi.

Pada orang dewasa, gingiva normal menutupi tulang alveolar dan

akar gigi kearah koronal dari hubungan sementum enamel. Secara anatomis

gingiva terdiri dari Marginal Gingiva, Attached Gingiva dan interdental

(4)

1. Marginal Gingiva.

Marginal gingiva merupakan bagian tepi gingiva yang

menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Marginal gingiva dipisahkan

dari attached gingiva oleh suatu lekukan dangkal berupa garis yang

disebut, free gingival groove. Biasanya lebarnya sekitar 1 mm dari

dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat

dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal. Marginal

gingiva dapat dikenali melalui pemeriksaan klinik karena lunak dan

mudah ditarik dengansyringe. Edema pada gingiva dapat menyebabkan

gingivitis.10

2. Attached gingiva.

Attached gingiva merupakan kelanjutan dari marginal gingiva.

Jaringan padat ini terikat kuat dengan periosteum tulang alveolar

dibawahnya. Permukaan luar dari attached gingiva terus memanjang ke

mukosa alveolar yang lebih kendur dan dapat digerakkan, bagian tersebut

disebutmucogingival junction.

3. Interdental gingiva.

Interdental gingiva mewakili embrasur gingiva, dimana terdapat

ruang interproksimal dibawah tempat berkontaknya gigi. Interdental

gingiva dapat berbentuk piramidal atau berbentuk seperti lembah.

Gingiva interdental merupakan bagian gingiva yang mengisi daerah

interdental, umumnya berbentuk konkaf, menghubungkan papilla fasial

(5)

m

gi

ben

at

ter

m

sam

sang

per

ini meny

gigi

bentuk

atau

terben

meref

ama

sang

persi

inilah enyes

igi –

entukan

au konv

rbentuk

erefleks

ma se

sangat

ersisten

ilah bia enyesuaik

gigi

entukan

konvek

ntuk

fleksik

sepert

at penti

sten da

h biasa esuaikan

gigi yan

an konk

nvek

uk han

eksikan

seperti

penting

en dan

biasanya

G esuaikan t

gi yan

konkaf

eks. Ep

hanya

eksikan po

seperti pad

penting

dan str

asanya

Gam an terhad

yang

nkaf/

s. Epi

hanya

an posi

pada

ng ka

struk

ya tim

ambar erhad

g ber

af/ col

Epiteli

ya dar

posisiny

pada dae

karena

uktur

timbu

bar 2. hadap

berde

col dan

elium

dari

sisinya

daerah

rena

kturnya

bul les

ar 2.M ap bentu

dekata

dan

ium col

ari beb

nya yan

aerah

a meru

nya me

l lesi

Marg bentuk

katan

dan gingi

col

bebera

yang

ah ging

merupak

rnya menye

si aw

arginal tuk gi

an tidak

gingi

biasa

beberapa

yang ter

ging

erupakan

enyeba

awal pad

arginal uk gigi

tidak

ngiva

biasany

erapa

terli

ngiva

akan

nyebabk

al pad

nal ging

alveo gigi –

dak sal

va int

asanya

apa l

erlindu

iva lai

akan daer

ebabkan

pada gi

gingi

alveo – gel

saling

interden

nya sang

lapi

dung

lainn

daera

bkan daer

a ging

ngiva,

veolar geligi

aling

terdenta

sanga

lapis

ung.

ainnya.

aerah

an dae

gingivi

iva,att

olar ligi di

g berko

dental

angat

is se

g. Pert

nya. R

ah sta

daerah

givitis

attached di api

berko

tal kel

at tipi

sel.

Pertukar

ya. Regi

stagn

daerah ini

vitis.

tached apik

berkontak,

kelihat

tipis,

sel. St

tukar

egio

gnasi

ini sang

ached gi pikal daer

ntak,

kelihatan

pis, tidak

Strukt

tukaran

egio int

asi bak

ni sang

ed ging al daer

ak, tidak

hatan

tidak

truktur

an sel

inter

bakter

sangat

gingiva daerah

tidak

an ber

dak ber

rukturny

sel –

nterdent

bakteri

at pek

ivadan daerah kon

dak ad

berbe

berker

urnya

– se

rdental

teri ya

peka.

dan kont

ada

bentuk

erkeratin

ya mu

sel ep

tal be

yang

ka. Di

an m ntak.

a ter

ntuk dat

keratin

mun

sel epit

al berper

ng pa

Di daer

ukosa ntak. Bi

erlihat

uk dat

atin dan

ungk

epiteli

rpera

paling

daerah

ukosa Bila

lihat

datar

dan

gkin

elial

peran

ling

daerah

osa la

hat

ar

dan

in

al

n

ng

(6)

2.2 2.2.2 2.2.2 Su Sulk

meng

deng

yang

keda

Ukur

mm.

sulku

prob

dapa ulkus

S

engel

ngan

ng d

dalam

kuran

m.12,1

P

lkus

obe

pat d us gin

Sulk

gelilin

an gi

dap

laman

ran no

2,13

Pem

s de

e per

t dite gingiva ulkus

ilingi

gigi

dapat

an s

norm

emeri

deng

period

itemb giva us gi

gi gi

gi yan

at d

sulk

rmal

eriksa

ngan

iodon

mbus va

gingi

gigi

yang

dim

ulkus

al ata

ksaan

an m

donta

us ole ngiva

gi pad

g lai

imasu

us gin

atau

an kl

men

tal.

oleh va ad

pada

lainn

asuki

gingi

au uk

klini

engg

l. Pe

eh pro adala

a sat

nnya.

ki o

ngiva

ukur

linik

ggun

Penil

probe alah

satu l

ya. Su

ole

va m

uran

ik dap

unaka

nilaia

be pe

G h cel

lap

Sulk

leh

meru

an id

dapat

akan

aian

perio

Gam celah

apisa

lkus

h pro

erupa

ideal

at di

n in

n dil

riodo

ambar ah da

isan

us ini

probe

pakan

eal ke

digun

instru

dilaku

donta

bar 3. dang

n epi

ini be

obe

kan p

keda

gunak

strum

akuka

ntal.

ar 3.S ngkal

epithe

berb

per

para

dalam

akan

men

ukan

.

Sulk kal at

theliu

erben

perio

arame

laman

an u

en lo

n be

ulkus l atau

lium

entuk

riodon

mete

an s

untu

loga

berd

ulkus ging au ru

m fre

tuk V

donta

ter d

sulk

ntuk m

gam

rdasa

gingi ruang

free g

V da

tal.

r diag

kus

k me

m ya

asarka

ngiva ang d

e gin

dan

l. De

iagno

us gi

enen

yang

rkan

va g dise

ingiv

n han

Dete

nostik

gingi

nentu

ng d

n ke isekit

gival

hanya

eterm

stik y

ngiva

tukan

dike

keda kitar

al ma

nya se

rmina

k yan

iva se

kan k

ikena

dalam tar gi

marg

sedi

inasi

ang p

sekit

n ked

enal

laman gigi y

rgin

dikit

si k

g pen

kitar

edala

l den

an y i yan

in gi

kit sa

klin

entin

ar 0,4

alama

denga

yan ang

gigi

saja

linik

ting.

0,43

man

ngan

(7)

2.2.3 Gingiva Normal 1. Warna

Warna attached gingiva dan marginal gingiva pada umumnya

berwarna pink yang dipengaruhi oleh suplai darah, ketebalan dan tingkat

keratinisasi epitelium dan adanya kandungan sel pigmen. Warna gingiva

bervariasi dan berbeda tergantung dari individunya karena berhubungan

dengan pigmentasi kutaneus. Warna gingiva lebih terang pada individu

yang berambut hitam. Warna gingiva pada anak lebih kemerah-merahan

dikarenakan adanya peningkatan vaskularisasi dan epitelium yang lebih

tipis dibandingkan dengan orang dewasa.12

Attached gingiva yang berbatasan dengan mukosa alveolar pada

aspek bukal terlihat jelas sebagaiMucogingival Junction. Mukosa alveolar

berwarna merah, halus dan mengkilat, pink dan berstipling. Epitelium

mukosa alveolar lebih tipis, nonkeratinisasi dan tidak mengandung rete

pegs.

2. Kontur

Kontur gingiva sangat bervariasi dan bergantung pada bentuk

maupun kesejajarannya dalam lengkung gigi, lokasi dan bentuk daerah

kontak proksimal, serta luas embrasur gingiva sebelah fasial dan lingual.

Marginal gingiva mengelilingi gigi menyerupai kerah baju. Selama masa

erupsi gigi permanen, marginal gingiva lebih tebal dan memiliki

protuberantia atau tonjolan. Bentuk interdental gingiva ditentukan oleh

(8)

embrasur gingiva. Pada gigi yang versi lingual, gingiva horizontal dan

lebih tipis.

3. Tekstur

Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang

lembut dan tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling

adalah gambaran gingiva sehat, dimana berkurang atau menghilangnya

stippling umumnya dihubungkan dengan adanya penyakit gingiva.

Stippling tampak terlihat pada anak usia 3 dan 10 tahun, sedangkan

gambaran ini tidak terlihat pada bayi. Pada awal masa erupsi gigi

permanen,stippling menunjukkan gambaran yang bergerombol dan lebih

lebar 1/8 inci, meluas dari daerah marginal gingiva sampai ke daerah

attached gingival.

3. Konsistensi

Konsistensi gingiva padat, keras, kenyal dan melekat erat pada

tulang alveolar. Kepadatan attached gingiva didukung oleh susunan

lamina propria secara alami dan hubungannya dengan mukoperiosteum

tulang alveolar, sedangkan kepadatan marginal gingiva di dukung oleh

serat-serat gingiva

2.3 Gingivitis

2.3.1 Pengertian Gingivitis

Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan

periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh

(9)

yang melekat pada tepi gingiva. 11 Meskipun gingivitis adalah suatu

peradangan pada gingiva, namun pada kondisi ini tidak terjadi kehilangan

perlekatan gigi. Pada pemeriksaan klinis terdapat gambaran kemerahan di

margin gingiva, pembengkakan dengan tingkat yang bervariasi, perdarahan

saat probing dengan tekanan ringan dan perubahan bentuk gingiva. Selain

itu gingivitis juga tidak disertai rasa sakit, sehingga penyakit ini dapat

berjalan bertahun-tahun tanpa diperhatian (Depkes R.I 1983)

Berdasarkan durasi keparahannya, gingivitis dibagi menjadi gingivitis

akut, gingivitis rekuren, dan gingivitis kronis. Gingivitis akut muncul

tiba-tiba dengan durasi pendek dan disertai rasa sakit. Gingivitis rekuren adalah

gingivitis yang muncul kembali setelah disembuhkan melalui perawatan

ataupun hilang dengan sendirinya. Sementara itu gingivitis kronis muncul

secara perlahan dengan durasi yang lama dan tanpa disertai rasa sakit,

kecuali jika terjafi komplikasi eksaserbasi akut.

Jika berdasarkan distribusinya, gingivitis dibagi menjadi:

Localized marginal gingvitisdimana distribusinya terbatas pada satu area

atau lebih pada marginal gingiva.

Localized diffuse gingivitis memiliki perluasan distribusi yang terbatas

dari marginal gingiva kemucobuccal fold.

Localized papillary gingivitis dimana distribusinya terbatas pada satu

area atau lebih dari interdental gingiva.

Generalized marginal gingivitis berdistribusi melibatkan marginal

(10)

2.3 2.3.2

2.3.2 Pen

ber

di

hu

N

ku

er

sel

spi

20

adal G

gi

Penyeb

berper

dijum

hubu

Nurm

kumpu

erat di

selam

spiroc

2010

adala Gener

ging

enyeb Peny

berperan

jumpai

bung

urmal

mpul

at diat

selama

spirocha

10)

Fakt

adalah seba enerali

ingiva.

ebab Penyeb

eran

pai ka

ngan

ala,

pulan

diatas

a tuj

chaeta

Faktor

h seba eneralize

iva.

ab G enyebab

n penti

i karen

an berm

a, 2010

an bakte

diatas perm

tujuh

aeta,

aktor

sebagai alized

Gingivi ebab

penting

karena

bermak

2010

bakter

perm

ujuh

, plak

or pen

sebagai be zed dif

ingivi ebab gi

enting

ena aku

ermaknan

10).

akteri yan

ermukaan

uh har

plak

penyeb

gai beri diffuse

givitis ging

ng seba

aku

aknan

). Plak

eri yan

ukaan

hari

ak ini

penyebab

beriku ffuse gi

givitis gingivi

seba

akumul

nan ant

Plak

yang ber

aan gi

hari m

inilah

yebab

ikut: se ging

givitis

ebagai

mulas

antara

ak meru

ng berke

gigi

mengandu

ilah yan

ab terja gingiviti

Gam

itis ber

gai pen

lasi pla

tara sko

merupa

erkemb

gi yang

engandu

yang

terjadin givitis

Gam

bervar

gai pencet

plak

a skor

rupaka

berkembang

yang

engandung

ng men

terjadinya vitis di

ambar

bervar

pencet

plak sup

skor pl

akan

bang

g tidak

andung

meny

dinya dim

bar 4.

variasi

cetus

supr

r plak

akan suat

bang bi

tidak

ung ku

enyebab

a ging dimana

ar 4.G

iasi,

cetus a

supra

plak da

suatu

biak

dak diber

kum

enyebab

gingivi ana d

Ging

asi, mi

awal

ra ging

dan sko

suatu l

biak di

dibersi

kuman

ebabkan

ngivit a distri

ingivi

mikroo

wal

gingiva

n skor

u lapis

di ata

bersihka

man

kan gi

ivitis m istribus

ivitis

ikroorga

l gingi

giva

skor gin

lapisa

atas suat

sihkan.

koku

n gingi

is menu ribusi

tis

oorgan

gingivi

va dan

r ging

apisan l

s suat

an. P

kokus,

gingivi

menur businya

ganism

ngiviti

dan t

gingivi

san lun

suatu m

an. Plak

kus,

ngivitis

enurut nya m

ganisme

vitis.

dan tepi

ivitis

unak

suatu mat

lak yan

s, filam

vitis (B

ut Sr a mel

sme dan

s. Gi

epi gi

vitis (M

ak yan

matriks,

yang

filame

(Be,

Sriyo elibat

dan

Ging

ging

(Musai

yang

atriks,

yang sud

amen,

e, 19

iyo et libatka

dan pr

ingivit

ingiva,

Musai

ang ter

ks, plak

sudah

en, sp

1987,

et al, tkan

produ

ivitis

iva, ter

saikan,

terdi

plak me

dah me

spir

987, ano

t al, n sel

produk

tis ser

va, terdap

kan, 2

erdiri

ak me

ah menet

spiril

, ano

al, (20 seluru

odukny

sering

erdap

, 200

diri atas

elekat

eneta

il dan

anonim

(2005 uruh

uknya

sering

dapat

003,

atas

lekat

netap

dan

nim,

05),

ekat

p

dan

,

(11)

2.3.2.1 Faktor internal

Faktor internal penyebab gingivitis adalah:

1. Lapisan karang gigi, noda atau zat-zat pada gigi.

2. Bahan makanan yang terkumpul pada pinggiran gingiva yang

tidak dibersihkan.

3. Gigi berjejal secara abnormal sehingga makan yang tertinggal

tidak teridentifikasi, terkadang terbentuk ruangan akibat

pembuangan gigi.

4. Kebiasaan yang menyebabkan terlukanya gusi, seperti

menempatkan peniti, kancing, buah pinang dan kawat dalam

mulut.

2.3.2.2 Faktor eksternal

Makanan yang salah dan malnutrisi merupakan faktor dari luar

yang menyebabkan terjadinya gingivitis. Pada orang yang kurang gizi

memiliki kelemahan, gejala ini dikarenakan oleh pentingnya latar

belakang sosial pendidikan. Pada masyarakat dengan pendapatan rendah

tidak biasa melakukan pemeriksaan kesehatan yang bersifat umum. Diet

hanya dengan memakan sayur tanpa unsur serat di dalamnya dapat

menjadi faktor tambahan.

2.3.3 Proses terjadinya gingivitis

Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental

yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla

(12)

perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang

kecil, di sebelah apikal dari epitelium fungsional khusus yang merupakan

perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher

gingiva), tidak terlihat adanya tanda-tanda klinis perubahan jaringan pada

tahap ini. Bila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan

berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva. Pada tahap ini

tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papilla Interdental

menjadi lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase,

dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih

parah. Gingiva berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah (Manson dan

Eley, 1993)

Mikroorganisme dilapisan plak yang lebih dalam mendapat suplai

makanan jauh lebih sedikit dibanding mikroorganisme di lapisan perifer,

oleh karena itu bakteri dilapisan dalam plak mempunyai aktivitas metabolik

lebih terbatas. Organisme di lapisan dalam ini terkumpul lebih padat dan

memiliki dinding sel lebih tebal. Sebaliknya bakteri dilapisan luar plak

mendapat makanan lebih banyak sehingga aktivitas metabolismenya lebih

tinggi dan lebih aktif berkembang biak. Aktivitas metabolik organisme di

dalam plak dipengaruhin oleh keadaan lingkungan seperti jumlah dan jenis

makanan yang ada, konsentrasi karbohidrat, asam amino, mineral dan

bahan–bahan toksik hasil metabolisme bakteri, pH lingkungan dan pH di

dalam plak. Kegiatan metabolisme di dalam plak gigi merupakan proses

(13)

2.3 2.3.4 2.3.4 In

di

gi

(fasi

sko

0

1

2

3 Indeks

digunak

gingi

(fasial

skor

0 =

1 =

2 =

3 = deks

G

gunak

ngiva.

asial,

skor dar

= Gi

tidak

= Per

edem

= Per

per

= Per

edem

dan ks Peng

Gingiv

nakan

iva. Men

al, mes

dari 0

Gingiva

tidak

Peradan

edem

Peradangan

perdara

Perada

edem

dan Pengu ingivit

an untu

. Menuru

mesial,

dari 0 samp

Gingiva

dak terda

radangan

ema,

radanga

perdarahan

eradangan

ema,

dan Este enguk

ivitis

untuk

enurut

esial,

sampai

va no

terdap

adangan

a, tet

adangan

darahan

adangan

a, ul

Ester, gukura vitis di

untuk

nurut m

al, dist

sampai

norm

erdapat

ngan r

tetapi

gan seda

ahan pad

ngan ber

ulser

er, 20

G uran

diuk

uk m

ut met

distal

pai 3.

rmal,

dapat per

ring

api tidak

gan seda

ahan pada

berat

serasi

2005

Gam uran Gi

diukur

meni

etod

stal dan

3. Rinci

al, ti

at perdar

ingan,

pi tidak

sedang

pada saat

berat,

asi, kece

05)

amb Gingiv ur den

enilai

toda ini

dan

Rincia

tidak

dara

gan, ter

idak ada

sedang,

a saat

at, warn

i, kec

mbar ngiviti

dengan

ilai ti

a ini keem

an lingu

ncian

dak me

arahan.

, terli

ada per

g, warn

atpr

warna

ecender

ar 5. givitis

ngan

tingkat

ini keemp

lingual),

incian penil

menga

han.

rlihat

a perdar

warna

probing

a mer

enderung

5.Indek gan m

ngkat

keemp

ngual),

penila

engal

hat ada

perdar

arna kem

obing

merah

erungan

Indeks meng

kat kep

keempat

ual), di

ilaiann

engalam

ada

darahan

kem

ing

erah

ungan

eks pen enggu

kep

at are

dinilai

iannya

alami

da sedi

ahan

kemer

ah ter

gan adan

eks pengu gunak

keparaha

area gi

nilai

annya adal

i per

sediki

ahan pad

erahan

terang

adan

penguku unakan

araha

a gingi

ai ting

ya adal

perada

dikit

pada

ahan,

ang a

danya

gukuran kan ind

han

gingiva

tingkat

dalah

radanga

it perbe

da saa

an, terd

g atau

ya per

uran indeks

n dan

ngiva pa

ngkat i

adalah seb

adangan,

perbedaan

saat pr

terdap

tau m

perdar

an ging ndeks

dan ban

pada

kat infl

sebagai

gan, per

bedaan

prob

erdapat

mer

perdarah

gingivi eks gi

ban

pada m

inflam

sebagai

n, perub

daan

probing

dapat edem

erah

darahan

ngiviti ging

banyak

da masi

lamasi

agai ber

perubaha

daan war

obing

at edem

ah meny

ahan sp

vitis gingiva.

yakny

asing

asiny

beriku

ubaha

warna

edema

meny

an spon giva.

aknya

sing-ma

sinya

erikut:

ahan wa

arna dan

ema dan

enyala

spontan . Indek

ya inf

masin

a dan

ut:

n warna

dan

dan

ala, t

ntan ndeks

inflam

asing

dan di

arna

dan sedi

dan ter

a, terdap

an (W eks i

nflama

asing gi

diber

na da

sediki

terjadi

erdap

(Wilki eks ini

amasi

gigi

diberi

dan

sedikit

erjadi

dapat

ilkis ni

si

gi

beri

n

kit

adi

at

(14)

2.4 2.4

2.4 2.4 2.4.1

2.4.2 A 2.4.1 Pen

hasi

ban

lai

ar

day

um

pan

cai

tem

2.4.2

ko Asap Pengert

hasil

banya

lain.

arom

daya

umum

panga

cair

tempu

K

kompl sap cai engert

A

hasil pem

banyak

ain. A

oma dan

A

daya ant

umny

pangan.

cair adal

empurun

Kan A

mpleks, cair ertian

Asap

pem

ak me

Asap

a dan

Asa

antioks

mnya

an. Be

adalah

urung

andu Asap

pleks, cair gertian asa

sap ca

mbakar

mengan

Asap ca

an ras

sap ca

tioksida

ya as

n. Bebera

dalah bon

ng dan

dunga sap

ks, terdi an asa cair

bakara

engand

cair

rasa

sap cair

oksidan

asap

eberap

ah bong

dan se

ngan cai

terdir asap cai cair adal

aran

andun

cair ber

asa yang

cair jug

dan yan

asap cai

berapa

bonggo

dan ser

gan A cair m

erdiri dar p cair

adalah

an sec

andung

berw

yang spesi

juga

dan yang

cair

apa bah

nggol

serabu

Asap r meng

i dari cair dalah hasi

secar

ung lign

erwarna

ng spesi

uga m

yang dap

cair ini

bahan

gol jagu

abut kel

sap C mengand

dari aldeh ah has

secara la

lignin,

arna

spesifi

memi

g dapa

ini

ahan ba

jagung

ut kela

ap Cair engandu

aldehi asil dar

a langsu

nin,

na co

spesifik.

emiliki

apat ber

ni digu

n baku

ung,

elapa.

Cair andung

dehid, hasil dari

angsung

gnin, sel

coklat

ik.

iliki efe

dapat berefe

digunak

aku

g, sek

pa.

Gam

ung

id, ket dari pr

sung

selulo

klat m

ki efek

berefe

digunak

ku yang

sekam

Gam

g ko

d, keton i proses

sung at

ulosa,

at mud

efek tok

efek t

nakan

yang

am pa

ambar

kompo

on, al proses

atau

sa, he

uda

ek toksi

k terhad

an se

ng dapat

padi

bar 6

mponen

on, alko oses ko

au tidak

hem

a sam

oksik

erhad

sebag

dapat

padi, a

ar 6. A

ponen

alkoho konden

tidak

emise

sampai

sik terh

hadap

bagai

pat dik

i, ampa

. Asa

nen se

ohol, ndensa

ak lang

iselulos

sampai

terhad

ap kea

gai pen

dikond

mpas

sap ca

senya

ol, asa ensasi

langsun

selulosa,

pai cok

hadap

keaw

pen

kondensasi

pas tebu

sap cair

senyaw

asam ensasi at

angsun

osa, ser

coklat

hadap m

keawetan

pengaw

ndensasi

tebu

cair

awa

asam kar atau

sung

osa, sert

oklat t

mikr

etan su

gawet

ensasi

ebu, ku

a ki

karbo au pen

g bah

serta seny

at tua

ikrob

an suat

et beb

ensasi m

, kuli

kimi

boksi penge

bahan

a seny

ua yang

kroba dan

suatu pr

beb

mem

kulit kacan

mia

ksilat ngembu

han-bah

senyaw

yang

ba dan

tu prod

beberap

emben

it kacan

ia yang

ilat, es embuna

bahan

yawa

ng mem

dan mem

produk.

erapa

bentuk

acang

yang

, ester, bunan

bahan

a kar

mem

mem

oduk. P

apa bah

bentuk

kacang tan

g sang

ester, fur nan ua

an yan

karbo

emili

emili

uk. Pada

baha

uk asa

tanah,

sang

, furan uap

yang

arbon

iliki

iliki

Pada

bahan

asap

anah,

sangat

uran, p

g

n

ki

ki

ada

n

p

ah,

at

(15)

turunan firan, fenol, turunan fenol, hidrokarbon dan senyawa-senyawa

nitrogen. Asap cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti ; untuk

memberiaroma,rasadanwarnakarena adanya senyawafenoldankarbonil;

sebagai bahanpengawetalami karena mengandung senyawafenoldanasam

yang berperan sebagaiantibakteridanantioksidan.11

Asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan

memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri yang cukup

aman sebagai pengawet alami, antara lain asam, fenolat dan karbonil

(Sugiyono dan Dadang dalam Akhirudin, 2006). Komposisi kimia asap cair

tempurung kelapa adalah fenol 5,13%; karbonil 13,28%; asam 11,39%

(Tranggono dkk,1997). Tranggono dkk (1996) juga menyatakan bahwa asap

cair mengandung senyawa fenol 2, 10-5,13% dan dikatakan juga bahwa

asap cair tempurung kelapa memiliki 7 macam senyawa dominan yaitu

fenol, 3-metil-1,2-siklopentadion, 2-metoksifenol, 2-metoksi-4metilfenol,

2,6-dimetoksi-fenol, 4 etil-2-metoksifenol dan 2,5-dimetoksi-benzilalkohol.

Fraksi netral dari asap kayu juga mengandung fenol yang juga dapat

berperan sebagai antioksidan seperti guaikol (2-metoksi fenol) dan siringol

(16)

di

dal

ant

m

m

pan didihn

dalam

antiok

mend

meng

panga Seny

dihnya.

dalam kead

G

D

antioksi

endon

engham

pangan Senyaw

nya. T

kead

Gamb

Dala

ksidan,

donorka

ghambat

an kare enyawa

a. Tit

eadaan

ambar

alam

oksidan,

orkan

mbat

karena awa

Titik di

keadaan

bar 7.

m asa

dan, sehi

kan hi

bat au

karena a peny

ik didi

aan mur

ar 7.K

asap

sehing

hidr

autoo

ena oksi peny

didih se

urni

Kand

asap cai

sehingga

hidrogen

autooksi

oksidas enyusun

dih seny

urni dap

andun

cair

ngga dap

ogen

ooksida

ksidasi usun

senyaw

dapat

ndungan

air men

a dapa

en se

sidasi

asi lem n as

yawa

pat dil

ngan

mengan

apat

sehingg

dasi lem

lemak asap

nyawa-sen

t dilihat

ngan asap

ngandun

dapat meng

hingga

lemak,

mak ap ca

senyaw

lihat pad

asap cai

andun

meng

ngga ef

emak,

ak oleh cair

senyaw

hat pad

asap cair

ung

engham

ga efekt

ak, sehi

oleh ok ir dap

yawa pen

pada gam

cair ber

g seny

hambat

efektif

sehing

eh oksi dapat

a pendu

a gam

berdasa

senyaw

bat

ektif dal

sehingga

oksigen apat

penduku

gambar

erdasar

nyawa

at keru

dala

ngga

sigen. dapat dipi

dukung

bar di

asarkan

wa fen

kerusak

alam

dapa

en. Seny dipisah

kung si

bar di baw

rkan

fenol

kerusakan

m jum

dapat

Seny pisahkan

ng sifat

di baw

kan titik

enol yan

usakan

jumlah

at m

enyaw sahkan

sifat fun

bawah

itik didi

ol yan

kan pan

lah sang

meng

awa f kan ber

at fungsi

ah ini

didihn

yang ber

pangan

ah sang

engur

a feno berda

ungsion

ini:

didihnya

g ber

pangan

sangat

engurang

enol erdasa

gsional

ihnya

bersif

an deng

gat keci

rangi

ol men asarka

onal a

sifat

dengan

t kecil

gi kerus

mengha sarkan

al asap

at sebag

dengan

kecil un

kerusak

engham n tit

sap ca

sebag

gan ca

l untuk

kerusakan

hamba titik

cair

sebagai

cara

untuk

usakan

hambat ik

(17)

pertumbuhan populasi bakteri dengan memperpanjang fase lag secara

proporsional di dalam tubuh atau di dalam produk sedangkan kecepatan

pertumbuhan dalam fase eksponensial tetap tidak berubah kecuali

konsentrasi fenol sangat tinggi. Kandungan asam pada asap cair juga sangat

efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada

produk makanan yaitu dengan cara senyawa asam ini menembus dinding sel

mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis

Referensi

Dokumen terkait

Isi Tugas : Untuk mempelajari kelayakan abu vulkanik sebagai bahan dasar untuk membuat material geopolimer untuk aplikasi bahan bangunan dan menganalisis pengaruh

Pengaruh peran kepemimpinan ketua program studi dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap akurasi formulasi rencana stratejik Universitas Pendidikan Indonesia1.

Data dan analisis disajikan berdasar urutan sebagai berikut: hasil pengujian komposisi kimia dari baja karbon, data hasil analisis SEM + EDS pada daerah yang

Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem penataan arsip yang baik dan benar¸ sehingga apabila ada pihak yang

Melalui tulisan ini, penulis ingin menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai calon pustakawan, terutama dalam bidang penataan arsip dan juga untuk mengetahui

Dari pengertian arsip di atas dapat disimpulkan bahwa kearsipan berperan penting dalam suatu organisasi dan merupakan bahwa informasi yang erat sekali

Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

PENENTUAN KADAR AFLATOKSIN DALAM JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERNAK IKAN SECARA.. SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL