• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLINIK HEWAN PELIHARAAN DI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KLINIK HEWAN PELIHARAAN DI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

 

I

 

PENDAHULUAN

 

 

1.1 Latar Belakang 

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan peradaban kehidupan manusia, maka kebutuhan  pun semakin bertambah.   Kesibukan dan beratnya pekerjaan, membuat manusia bekerja lebih  keras dan  cenderung  tidak  memiliki  hiburan.    Hal ini menimbulkan  manusia  berfikir  untuk  mempunyai hiburan tersendiri dengan akses yang mudah dan dapat menghilangkan rasa penat dari  kegiatannya yang telah di lakukan seharian tadi.   Memiliki hewan peliharaan adalah salah satu  solusinya.    Dengan  melihat  hewan  yang  begitu  menggemaskan  dan  menyenangkan  dapat  meregangkan dan merilekskan syaraf otak sejenak. 

“Menurut buku Animal in Our Lives yang diedit oleh Peggy McCune, ada bukti – bukti yang  mengindikasikan interaksi dengan binatang memiliki implikasi penting terhadap perkembangan  anak terutama di area – area pertumbuhan social dan komunikasi.   Studi yang dilangsungkan oleh  Robert Elias Bierer dari university of New Mexico pada tahun 2000 menemukan, anak – anak  berusia 10 tahun yang di rumahnya memelihara anjing memiliki skor empati dan kepercayaan diri  lebih tinggi ketimbang anak – anak yang tidak memiliki anjing di rumahnya.   Semakin erat  hubungan anak dengan hewan peliharaannya, makin tinggi empati yang terjalin begitu hasil  kesimpulan penelitian lain yang dilakukan di tahun 90‐an.” (www.beritasatu.com) 

Keinginan untuk memiliki hewan peliharaan menjadi salah satu prioritas untuk mendapatkan  hiburan tersendiri di dalam rumah.   Bagi para pecinta hewan, memiliki hewan peliharaan yang  sehat merupakan suatu kebanggaan tersendiri.   Seperti halnya manusia, hewan juga merupakan  makhluk yang atraktif dan dinamis.  Hal ini menyebabkan setiap hewan memiliki karakteristik yang  berbeda – beda.   Untuk tetap bisa merawat hewan kesayangannya dengan baik, para pecinta  hewan peliharaan maupun ternak akan selalu mencari tahu segala sesuatu mengenai hal yang  berhubungan dengan peliharaan mereka.  Namun di Indonesia, hanya terdapat beberapa sarana  kesehatan dan pusat informasi yang melayani khusus untuk hewan.  Pelayanan yang ada sekarang  didapat dari dokter hewan, pet shop dan penitipan hewan yang lokasinya tidak pada satu tempat  yang sama. 

“Dewasa ini masalah kesehatan hewan harus dipandang sebagai masalah kesehatan semesta,  yang  memerlukan  pendekatan paradigma “one  world, one health,  one  medicine”.    Hal  ini  mengandung implikasi pentingnya penyelesaian masalah kesehatan hewan secara tuntas dan  berkesinambungan dalam suatu sistem kesehatan hewan nasional” (Permentan Jasa Medik No. 02  Tahun 2010).  Adanya Kinik Hewan Prliharaan memberikan suatu pelayanan yang lebih terpecaya  karena di bawah konstitusi pemerintahan dan berada dalam 1 wadah yang mencangkup paradigma  tersebut. 

Sekarang komunitas‐komunitas pecinta hewan   sedang marak‐maraknya mengkampanyekan  binatang‐binatang kesayangannya tersebut untuk lebih diperhatikan untuk kelestarian kehidupan 

(2)

hewan  tersebut  dengan  mengadakan  acara‐acara  perlombaan,  pameran  maupun  sosialisasi  edukasi ke masyarakat.  Pentingnya akan hewan kesayangan mereka tersebut menjadi salah satu  prioritas mereka untuk menggandeng sesama pecinta hewan peliharaan di kota yang sama bahkan  sampai regional tertentu. 

Seperti kota‐kota besar lainnya, Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah berpotensi besar  dalam mendukung perkembangan dunia hewan di Indonesia. Tingkat kepemilikan akan hewan  peliharaan sendiri pun semakin meningkat dilihat dari munculnya komunitas‐komunitas pecinta  hewan seperti komunitas pecinta kucing (Semarpeking, Pekunsemar, ICA), komunitas pecinta  anjing (PERKIN, Group of Siberian Husky Semarang, Semarang Pitbulls Comunity), Komunitas Sugar  Glider Indonesia, Semarang Bird Comunity dan lain‐lain yang setiap tahunnya minimal mengadakan  pameran ataupun perlombaan serta gathering‐gathering bersama yang diadakan di beberapa lokasi  di Semarang.  Namun hal ini tidak di imbangi dengan tumbuhnya klinik hewan di Kota Semarang,  klinik‐klinik yang tumbuh hanya memiliki fasilitas‐fasilitas yang kurang menunjang. 

Dari  kenyataan  di  atas,  maka kota  Semarang  membutuhkan  wadah  untuk  menampung  berbagai hal tentang hewan, mulai dari perawatan dan terutama pada aspek kesehatannya.  Suatu  bangunan yang dapat menampung semua hal tersebut yaitu Klinik Hewan Peliharaan yang bersifat  aktraktif  dan  dinamis.    Pet  shop  –  pet  shop  kecil  pun mulai bermunculan seiring dengan  meningkatnya permintaan para pecinta hewan ini, tetapi sebagian pet shop yang berlokasi di  Semarang  tidak  memiliki  fasilitas  yang  memadai  untuk  menampung  kebutuhan  hewan  ini,  dibeberapa petshop contohnya hanya memiliki fasilitas grooming. 

Hal tersebut di atas mendorong penulis untuk menawarkan suatu bangunan Klinik Hewan  Peliharaan yang meliputi fasilitas‐fasilitas di atas namun tidak terlepas dari konteks lingkungannya.  1.2 Tujuan dan Sasaran 

1.2.1 Tujuan 

Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain  yang spesifik sesuai karakter/keunggulan judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang  diajukan tersebut.  

1.2.2 Sasaran 

Tersusunnya usulan langkah‐langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan  Rumah Sakit Hewan di Semarang melalui aspek‐aspek panduan perancangan (design guide  lines  aspect)  dan  alur  pikir  proses  penyusunan  Laporan  Program  Perencanaan  dan  Perancangan Arsitektur (LP3A) dan Desain Grafis yang akan dikerjakan.

1.3 Manfaat 

Bermanfaat untuk memperoleh wawasan dan pemahaman tentang Klinik Hewan Peliharaan di Kota  Semarang untuk Proposal Tugas Akhir yang di ajukan sebagai proses awal dalam praktikum Tugas  Akhir sebelum tahap penyusunan LP3A dan Studio Grafis. 

1.4 Ruang Lingkup 

Lingkup pembahasan menitikberatkan pada berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan dan  perancangan bangunan Klinik Hewan Peliharaan di Semarang  ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur.  Hal‐hal di luar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung  masalah utama. 

(3)

1.5 Metode Pembahasan 

Metode yang digunakan ialah dengan mengadakan pengumpulan data primer dan data sekunder  yang dianalisa sehingga memperoleh dasar program perencanaan dan perancangan bangunan.   Metode yang digunakan antara lain : 

1.5.1 Metode Deskriptif  a. Data Primer : 

• Wawancara dengan narasumber  • Observasi lapangan 

• Data dari instansi yang terkait  b. Data Sekunder : 

• Pengumpulan data dengan cara studi pustaka/ studi literature yang berkaitan dengan  teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan serta browsing internet. 

1.5.2 Metode  Dokumentatif,  yaitu  dengan  mendokumentasikan  data  yang  menjadi  bahan  penyusunan penulisan ini.  Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar  visual dari foto‐foto yang di hasilkan. 

1.5.3 Metode Komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan Klinik  Hewan, Rumah Sakit Hewan dan Pet Shop di suatu kota atau Negara yang sudah ada. 

Selanjutnya dari data‐data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk  memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada,  sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur  Klinik Hewan Peliharaan di Semarang. 

1.6 Sistematika Pembahasan 

Kerangka bahasan laporan perencanaan dan perancangan Tugas Akhir dengan judul Klinik Hewan  Peliharaan di Semarang adalah sebagai berikut: 

BAB I  PENDAHULUAN 

Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metode penulisan dan sistematika bahasan  yang mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun Landasan  Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A). 

BAB II TINJAUAN UMUM KLINIK HEWAN PELIHARAAN 

Berisi tentang tinjauan, penjelasan uraian singkat tentang bangunan Klinik Hewan Peliharaan  secara umum. Terdiri dari : pengertian, ataupun penjelasan yang memberi gambaran mengenai  bangunan dengan fungsi serupa, gambaran jenis‐jenis kegiatan yang diwadahi, kebutuhan ruang,  program ruang, standar‐standar perancangan ruang, dan juga studi banding Rumah Sakit Hewan  yang sudah ada. 

BAB III  TINJAUAN KOTA SEMARANG  

Membahas tentang tinjauan kota Semarang berupa data – data fisik dan nonfisik   seperti letak  geografis, luas wilayah, kondisi topografi, iklim, demografi, serta kebijakan tata ruang wilayah di  Kota Semarang.  

BAB IV  PENDEKATAN  PROGRAM  PERENCANAAN  DAN  PERANCANGAN  KLINIK  HEWAN 

PELIHARAAN  DI SEMARANG 

(4)

Berisi tentang kajian/ analisa perencanaan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan  aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, aspek kontekstual, dan aspek visual arsitektural.  BAB  PROGRAM  PERENCANAAN  DAN  PERANCANGAN  KLINIK  HEWAN  PELIHARAAN  DI 

SEMARANG 

Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan arsitektur untuk  Klinik Hewan Peliharaan di Semarang dengan penekanan desain arsitektur Ekologi

 

1.7

Alur

 

pikir

 

PERENCANAAN

INPUT  PROSES OUTPUT

Aktualita : 

•Terdapat kawasan‐kawasan permukiman  kelas  menengah ke atas yang memiliki  hewan  peliharaan  tentunya  berpotensi  akan memanfaatkan fasilitas medis bagi  hewan perliharaan yang di sediakan  •Meningkatnya jumlah komunitas pecinta 

hewan  peliharaan  tertentu  di  kota 

Semarang 

•Adanya pameran serta perlombaan akan  hewan peliharaan di beberapa lokasi kota 

Semarang 

•Meningkatnya  minat  masyarakat  Kota 

Semarang  memelihara  hewan  dari 

meningkatnya  kebutuhan  akan  klinik 

hewan di Kota Semarang 

•Meningkatnya jumlah pertumbuhan klinik  hewan di semarang tidak disertai dengan  pelayanan yang optimal 

Urgensi 

• Diperlukan  fasilitas medis yang mengacu  pada kesehatan hewan dengan fasilitas  yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan 

hewan  dengan  penekanan  desain 

Arsitektur Ekologi 

• Fasilitas medis untuk kesehatan hewan  milik pemerintah kurang terkelola dengan 

baik  dan  kurang  mengakomodir 

kebutuhan yang ada  Originalitas  

Perencanaan dan perancangan bangunan 

Klinik  Hewan  Peliharaan  dengan  konsep 

Arsitektur Ekologi yang dapat menunjang 

Problematika : 

Kota Semarang sudah memiliki  poliklinik hewan dan 

pemotongan daging dengan  kepemilikan Dinas Pertanian  dan Kesehatan Hewan Kota  Semarang di Jalan Slamet Riyadi  dan Klinik‐klinik hewan lainnya  dengan fasilitas‐fasilitas  kesehatan yang kurang lengkap. 

DIBUTUHKANNYA KLINIK 

HEWAN PELIHARAAN DI 

SEMARANG 

(5)

fasilitas  medis  untuk  hewan  di  kota  - Analisa Aktifitas Pengguna 

Studi banding : 

Griya Satwa Lestari, Klinik Kasih Satwa 

PERANCANGAN

INPUT  PROSES OUTPUT

Aspek Fungsional : 

Pelaku kegiatan, hubungan ruang, besaran  ruang, program ruang 

Aspek Kontekstual : 

Tapak, aksesibilitas, view, klimatologi  Aspek Teknis : 

Tata  guna  lahan,  bentuk  dan  massa  bangunan, pemilihan material 

  Lokasi : 

- Tata  guna  lahan  sebagai  kawasan 

permukiman,  industri  perdagangan dan  jasa 

perdagangan dan jasa   

Penilaian tapak :  Potensi tapak  Potensi sekitar tapak 

     

Fungsi karakter kawasan   

(6)

6   

Zoning Gubahan Massa  Program Ruang  Sirkulasi    Siteplan  Program Ruang  Sirkulasi     

Karakter Bangunan  Penekanan Desain   

Siteplan, Denah, Tampak, Potongan  

Alternatif Studi Proporsi   

   

Eksplorasi  

Sirkulasi dan hubungan ruang   

Eksplorasi Bentuk  Struktur dan Konstruksi   

Presentasi  Struktur  dan 

Konstruksi 

SITEPLAN          

DENAH 

   

TAMPAK DAN POTONGAN 

  PRA‐DESAIN 

Tabel 1.1 Alur Pikir 

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik.

BPS Propinsi Jawa Tengah, Semarang Dalam Angka 2009.. BPS Propinsi Jawa Tengah, Jawa Tengah Dalam

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat Nya, penyusun dapat menyelesaikan penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

• Perlunya perencanaan dan perancangan Rumah Pemotongan Hewan di Boyolali yang ideal dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Boyolali dan sekitarnya dan susuai

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR/ S1. SEMARANG

Investasi  apartemen  juga  mulai  menjadi  tren  masyarakat  Kota  Semarang,  dimana  fenomena  ini  juga  tidak  luput  dari  investor  asing  karena 

Bappeda  Kota  Semarang  dan  Badan  Pusat  Statistik  Kota  Semarang.  2013.  Semarang  Dalam .