Rizky Restiani, 2014
Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dan
rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling serta penelitian selanjutnya.
A.Kesimpulan
Pengaruh teman merupakan hal yang umum pada kehidupan remaja yang dapat
diamati hampir tiap sisi kehidupan remaja, begitupun dengan perilaku
konformitas, konformitas pada penelitian merupakan perilaku dari siswa SMP
Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 untuk menyesuaikan diri
dengan kelompoknya melalui perubahan perilaku berdasarkan pengaruh sosial
informasional dan pengaruh sosial normatif. Perilaku konformitas pada subjek
penelitian pada umumnya merupakan perilaku yang terstimulus oleh kelompok
namun tidak mengikuti perilaku negatif. Berdasarkan temuan penelitian dapat
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum konformitas siswa di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun
Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang artinya siswa memiliki
kecenderungan yang sangat besar untuk mengubah perilakunya
berdasarkan pengaruh sosial informasional dan pengaruh sosial normatif,
sehingga siswa menganggap kelompok yang memberikan informasi yang
berguna dan keinginannya untuk disukai atau diterima orang lain, siswa
menjadi tidak keberatan untuk bersedia mengubah perilakunya
berdasarkan pengaruh kelompok. Pada pencapaian aspek konformitas
siswa, yang memiliki persentase paling tinggi menunjukan pada aspek
pengaruh sosial informasional, artinya pengaruh sosial informasional lebih
92
Rizky Restiani, 2014
Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada diri siswa pada kelompoknya, karena pengaruh sosial informasional
merupakan sumber konformitas yang sangat kuat.
2. Konformitas memiliki perbedaan yang signifikan antara perilaku
konformitas siswa perempuan dengan siswa laki-laki, pengaruh perilaku
konformitas sebagian besar lebih dominan pada siswa perempuan, artinya
perempuan lebih konfrom dibanding laki-laki karena kepribadian
perempuan lebih fleksibel dan status perempuan yang lebih terbatas,
sehingga perempuan tidak memiliki banyak pilihan kecuali untuk
menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh sosial informasional maupun
pengaruh sosial normatif.
3. Konformitas memiliki perbedaan yang signifikan antara siswa kelas VII,
VIII, dan IX di SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
baik secara umum maupun per aspek dari perilaku konformitas hal ini
dikarenakan siswa pada masa remaja memiliki keinginan untuk
menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh sosial informasional maupun
pengaruh sosial normatif.
4. Rancangan program bimbingan dan konseling pribadi sosial yang peneliti
rancang diberikan kepada siswa yang memiliki kategori sedang, tinggi
serta sangat tinggi, hal ini bertujuan agar siswa dapat terreduksi perilaku
konformitas yang tinggi sehingga tidak mengarah pada perilaku negatif
seperti kenakalan remaja.
B.Rekomendasi
1. Bagi Bimbingan dan Konseling (Konselor)
a. Berdasarkan hasil penelitian yang merancang suatu program bagi
siswa yang memiliki konformitas tinggi, ketika konselor menemukan
93
Rizky Restiani, 2014
Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
program yang telah dirancang peneliti guna mereduksi perilaku
konformitas yang tinggi yang ada pada diri siswa.
b. Berdasarkan hasil penelitian, ketika konselor menemukan kembali
suatu masalah pada siswa akibat konformitas baik secara individu atau
kelompok, konselor dapat menggunakan suatu teknik bimbingan dan
konseling yang tepat seperti assertive training untuk mereduksi
perilaku konformitas siswa yang tinggi sehingga siswa dapat
menghindari perilaku negatif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi
peneliti selanjutnya agar dapat membandingkan gambaran umum
perilaku konformitas siswa pada jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA/sederajat), berdasarkan gendernya, dan jenjang
kelasnya sehingga gambaran yang dihasilkan dapat lebih luas dan
menyeluruh.
b. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan rekomendasi bagi
peneliti selanjutnya agar konformitas yang tinggi dapat direduksi
dengan membantu konseli untuk mengendalikan dirinya sendiri,
dengan menghubungkan antara konformitas yang tinggi dengan locus
of control.
c. Implikasi dari hasil penelitian berupa program yang dirumuskan oleh
peneliti yang masih bersifat hipotetik, peneliti selanjutnya diharapkan
mampu melakukan uji coba program bimbingan dan konseling untuk
mereduksi konformitas yang tinggi sehingga dapat diperoleh
94
Rizky Restiani, 2014
Profil perilaku konformitas siswa dan Implikasi pada program bimbingan dan konseling