• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ideologi Dalam Gerakan Sosial Keagamaan Studi Sosiologis Tentang Akar Ideologis Gerakan Sosial Keagamaan di UKMKP UNIMED T2 752014008 BAB IV"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

58

BAB IV AKAR IDEOLOGIS GERAKAN SOSIAL KEAGAMAAN UKMKP

UNIMED

Bagian awal dari Tesis ini menyatakan tentang ideologi dalam gerakan sosial

sebagai rumusan permasalahan. Fokus penelitian yang menjadi arah penulisan tesis ini,

yaitu akar Ideologis dalam Gerakan Sosial Keagamaan UKMKP UNIMED. Kedua Variabel

ini telah dideskripsikan oleh penulis pada bab 3. Selanjutnya pada bagian ini penulis

akan menyajikan suatu pembahasan terhadap ideologi Perkantas dan pengaruhnya

dalam Gerakan sosial keagamaan berdasarkan landasan teori seperti yang dipaparkan

dalam bab dua.

Melalui analisis ini penulis mengeksplorasi serta menjelaskan secara sistematis

penelitian ini dengan pendekatan sosiologis. Penulis memulai bagian ini berdasarkan

fokus penelitian mulai dengan ideologi Perkantas dan selanjutnya mendeskripsikan

bagaimana Ideologi Perkantas menyebabkan perkembangan gerakan sosial keagamaan

di UKMKP UNIMED.

1. Ideologi Perkantas sebagai akar ideologis UKMKP UNIMED

Ideologi berdasarkan etimologisnya merupakan ilmu yang meliputi kajian tentang

asal-usul dan hakikat ide atau gagasan.1 Ideologi mengacu pada pengertian pada sistem

ide-ide tentang fenomena, terutama fenomena kehidupan sosial; cara berpikir khas suatu

kelas atau individu. Untuk melihat hakikat ide dan gagasan lahir, melalui pendekatan

(2)

59

sosiologi pengetahuan. Kita perlu beranjak pada pengetahuan sosial yang berkembang

pada konteks masa itu. Perlunya melakukan kajian sosio-historis dari tokoh pendiri,

masa-masa perkembangan Yayasan, serta mencoba menginterpretasikan vision

statement dari organisasi tersebut.

Untuk mengetahui Ideologi Perkantas, kita harus mencari ide-ide yang melatar

belakangi pendirian organisasi ini pada masa lampau. Konteks sosio-historis dari pendiri

Perkantas yang melahirkan Visi dan Misi Pelayanan Perkantas. Ide-ide dan sistem nilai

seperti apa yang mengkristal dalam pelayanan organisasi ini sehingga menjadi suatu

ideologi pelayanan Perkantas.

Kita akan melihat Ideologi melalui pendekatan sosiologi pengetahuan yang

merupakan teori cabang dari keilmuan yang berusaha, menganalisis kaitan antara

pengetahuan dan kehidupan masyarakat; teori ini bisa juga sebagai riset

sosiologi-historis, yang berupaya menelusuri bentuk-bentuk yang diambil oleh kaitannya dengan

perkembangan intelektual manusia. Menurut Karl Mannheim dalam sosiologi

pengetahuan sebagai berikut:

(3)

60

mengembangkan suatu gaya pemikiran tertentu dalam rangka tanggapan terus menerus terhadap situasi-situasi khusus tertentu yang mencirikan posisi umum mereka.2

Berdasarkan gambar 2.1, kita melihat proses dari sosiologi pengetahuan menurut

Mannheim. Gambar ini ketika kita melihat segala kondisi material dan sosial akan

melahirkan suatu perilaku baik individu maupun sosial. Ketika hal ini mengalami

internalisasi, perilaku ini menumbuhkan pengalaman personal dari perilaku seseorang.

Jika setiap individu berinteraksi dengan individu lain dan melakukan eksternalisasi dan

objektivikasi, maka pengalaman ini bukan hanya terjadi personal namun secara kolektif.

Hal ini yang menjadi landasan bagi Organisasi-organisasi dan Proses sosial mendasari

pembentukan ideologi. Pada tahap selanjutnya ideologi yang menyebabkan seseorang

maupun kolektif berusaha mengubah dan melestarikan kondisi material dan sosial itu

kembali.

Ideologi dalam kajian sosiologi pengetahuan merupakan hasil kristalisasi

pemikiran yang mencoba diterapkan pada konteks kekinian.3 Pengalaman sosio-historis

individu dalam kelompok ini yang melahirkan nilai-nilai penting, hal ini ketika

dituangkan dalam tujuan bersama. Visi dan Misi merupakan representasi pemikiran dari

para pendiri organisasi Perkantas. Melalui pernyataan visi ini kita bisa melihat tentang

kajian nilai-nilai dan konsep ide-ide tentang Perkantas.

Sejarah Perkantas lahir dari ide dan nilai dimana adanya suatu gerakan pelayanan

mahasiswa untuk melakukan perlawanan terhadap teologi liberal. Perlawanan terhadap

(4)

61

teologi yang tidak mengutamakan Firman sebagai hal yang penting lagi. Teologi ini

sangat dipengaruhi oleh masa-masa pencerahan dimana Rasionalisasi sangat

berkembang. Konteks sosio historis inilah yang melahirkan Pelayanan Perkantas dunia.

Tokoh-tokoh pendiri Perkantas memiliki cara pikir yang dipengaruhi oleh sejarah

gerakan pelayanan mahasiswa didunia. Berdasarkan buku Visi dan kontinuitas

dinyatakan bahwa:

Pada tahun 1963 tepatnya bulan Desember, Jonathan Parapak pada waktu itu merupakan mahasiswa dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Hobart tingkat II, bertemu dengan Ir. Soen Siregar seorang sarjana teknik sipil dan mesin lulusan Universitas Adelaide, Melbourne, Australia. Pada masa itu menjadi awal permulaan terbentuknya ide dan gagasan dalam mengerjakan pelayanan mahasiswa di Indonesia. Ia merasakan banyak sekali berkat yang diterima melalui kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab dan Persekutuan Doa di kampus masing-masing.4

Bentuk pemikiran yang mereka alami ketika di Australia mengalami suatu pertambahan

nilai. Pengalaman mereka bukan hanya perdebatan antara hal yang teologi liberal dan

injili, namun pemikiran mereka mengacu pada bentuk organisasi kemahasiswaan di OCF.

Berikut pembahasan tentang perilaku atau cara hidup yang menghasilkan nilai-nilai yang

mengkristal dan mendasari organisasi Perkantas serta mengubah dan melestarikan

kondisi material dan sosial kehidupan mahasiswa yang dilayani, yaitu:

4

(5)

62

1.1. Pelayanan dan persekutuan yang berpusat pada Kristus (Christ Centered)

Pelayanan ini merupakan pelayanan kekristenan, sehingga pusat dari tujuan dan Visinya

pun berorientasi pada Kristus. Pelayanan ini menyadari bahwa Kristus merupakan

kepala dan yang empunya pelayanan. Seperti tercantum dalam Visi Perkantas yaitu:

Visi pelayanan Perkantas adalah Mahasiswa bisa mengenal Kristus, bertumbuh

menjadi murid Tuhan yang setia, taat, dewasa, tangguh, dan menjadi teladan,

sehingga menjadi berkat yang nyata bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.5

Tujuan dari Yayasan ini adalah mahasiswa yang mengenal, bertumbuh dan menjadi

murid Kristus. Pelayanan ini berpusat pada Kristus sebagai pribadi yang menginspirasi

berdirinya pelayanan ini. Oleh sebab itu, gerakan ini bisa juga disebut sebagai gerakan

Yesus.6 Semua tindakan, perilaku, dan keseluruhan hidup Yesus menjadi sarana untuk

setiap orang bertindak.

Melalui wawancara dengan Jimmy Kuswadi, )a menyatakan bahwa proses

menerima Kristus melalui PA (Pemahaman Alkitab) merupakan cara yang saya alami

dan ini menjadi pola pelayanan Perkantas. 7 Hal ini juga terjadi dalam pengalaman dari

setiap tokoh dari pendiri Perkantas lainnya. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang

Kristus dan mengalaminya secara personal dalam dunia kampus dan melalui kegiatan

pemahaman Alkitab. Melalui Persekutuan yang mereka alami dan hidupi menyebabkan

para pendiri Perkantas mengalami suatu pemikiran, untuk setiap orang menjadi sebagai

5 Lih Perkantas Nasional. Annual Review Perkantas 2014 6

Gerd Theissen. Gerakan Yesus. (Maumere:Ledalero, 2005)

7

(6)

63

pengikut Kristus. Orang lain pun bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman

tentang Kristus secara pribadi melalui pesan dari firman Tuhan dan teladan hidup setiap

orang yang hidup dalam Kristus.

1.2. Persekutuan dan Persahabatan

Ir.Panusunan Siregar dan kawan-kawan merasakan besarnya pengaruh

komunitas mahasiswa Internasional OCF di Australia yang hangat. Kasih persaudaraan

yang tidak melihat latar belakang suku, ras, etnis dan denominasi memberikan inspirasi

ide tentang Yayasan yang akan dibentuknya. Semangat kekeluargaan dan kasih

persaudaraan menjadi landasan kuat berdirinya pelayanan Perkantas di Indonesia.

Kekeluargaan merupakan suatu nilai yang berakar dalam budaya semua

komunitas pembentuk negara Indonesia.8 Kehidupan untuk saling peduli seperti

layaknya satu keluarga menyebabkan nilai-nilai ini sangat penting untuk dimiliki

Organisasi di Indonesia. Perkantas membangun semangat persekutuan dalam dimensi

kekeluargaan. Hal ini terlihat dari strategi kelompok kecil merupakan bentuk-bentuk

membangun semangat kekeluargaan didalamnya.

Yayasan ini didesain sebagai bentuk persekutuan dan komunitas kecil dimana

setiap orang mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang nilai-nilai utama dari

Perkantas. Seperti yang selalu dinyatakan oleh Jonathan Parapak bahwa

Perkantas lebih menekankan pada fellowship dan kelompok kecil yang efektif. Kelompok -kelompok ini bisa semakin berlipatganda, dan -kelompok ini bisa mendapatkan pengalaman

(7)

64

nilai fellowship. Ia juga mengkhawatirkan ketika kelompok terlalu terorganisir akan kehilangan sisi fellowshipnya. Lembaga lain bisa menonjol namun fellowship dari organisasi

ini tidak boleh hilang 9

Cara hidup ini muncul dalam pendiri-pendiri Perkantas dikarenakan konteks

sosio-historis di Australia merupakan salah satu negara modern yang menganut

kebebasan individual, sehingga para pendiri mengganggap budaya komunal di Australia

sangatlah penting. Nuansa eksklusivitas dalam kelompok-kelompok kecil pelayanan OCF

membuat mereka bisa mengalami persekutuan yang hangat dan dalam. Kasih

persaudaraan yang mereka temukan dalam persekutuan ini membawa kepada sikap

inklusif, dimana mereka ingin supaya pengalaman mereka dalam persekutuan yang

hangat ini bisa terjadi di dalam persekutuan mahasiswa Kristen di Indonesia. Pada

perkembangan Pelayanan Perkantas empat puluh empat tahun, semangat ini tidak

pernah bisa dilepaskan. Cara hidup persekutuan ini merupakan strategi penting dimana

Perkantas bisa tersebar di seluruh Indonesia. Pendekatan Perkantas sebagai

persekutuan dibandingkan organisasi agama, sosial atau politik menyebabkan pelayanan

ini bisa masuk dalam mahasiswa sangat cepat. Bentuk persekutuan lebih dinamis untuk

melakukan gerakan-gerakan bersama dan bukan berdasarkan program.

Pola ini juga yang ditiru oleh Gerakan Pelayanan Mahasiswa di Medan yang

menjadi cikal bakal Perkantas Medan. Pelayanan Perkantas Medan kental dengan

konteks budaya Batak yang hidup dalam komunitas dan kekeluargaan oleh karena itu

(8)

65

penerimaan Pelayanan terhadap pola Perkantas yang bernuansa persekutuan bisa

terjadi.

Perilaku ini juga tercantum dalam bentuk nama Perkantas sebagai bentuk

Persekutuan yang bersifat dinamis dan organisme. Ini merupakan simbol dari Yayasan

Perkantas yang lebih mengutamakan komunitas atau persekutuan dibandingkan

organisasi atau bentuk struktural. Nuansa persekutuan dan persaudaraan menjadi

berdirinya Perkantas di Indonesia. Ide yang dibangun merupakan persekutuan yang

bukan hanya eksklusif namun akhirnya bersifat inklusif. Persekutuan bukan hanya orang

datang masuk kedalamnya tetapi juga orang yang didalamnya keluar dan masuk dalam

komunitas-komunitas lainnya serta menularkan semangat ide persekutuan yang mereka

alami serta bertransformasi.

1.3. Pemahaman Alkitab (Bible Study)

Pemahaman Alkitab merupakan bentuk kegiatan dari belajar membahas kisah

alkitab dan merefleksikan dalam praksis kehidupan masa kini. Kegiatan ini

membutuhkan metode hermeneutik10 yang tepat. Melihat perkembangannya bahwa

metodenya menggunakan pendekatan pembacaan bagi kaum awam. Metode yang biasa

digunakan dalam pelayanan Perkantas adalah metode induktif. Suatu metode yang

menggunakan prinsip OIA (Observasi, Interpretasi dan Aplikasi). Bentuk metode ini

menolong setiap orang untuk melakukan cara membaca induktif. Selain itu

kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dalam pelayanan Perkantas yaitu eksposisi Alkitab

(9)

66

sebagai bagian dari pemahaman Alkitab. Hal ini seperti dinyatakan oleh Collin Chapman

dalam buku Our Heritage:

Kegiatan utama kita adalah Penyelidikan Alkitab, dan salah satu tujuan utama kita adalah menolong setiap mahasiswa untuk mempelajari Alkitab secara mandiri dan kemudian

mengaplikasikan pengajaran yang diperoleh kedalam keseluruhan hidup mereka. 11

Metode pemahaman Alkitab begitu ditekankan dalam pelayanan Perkantas, secara

sosio-historis dikarenakan adanya perdebatan antara teologi liberal dengan teologi injili,

tidak terlalu nyata dalam persekutuan ini. Hal ini terjadi karena dalam ranah praktis

pengalaman tokoh-tokoh Perkantas bukan dalam perdebatan antara teologi tetapi

mempelajari Alkitab secara mendalam. Studi yang mereka lakukan biasanya bersifat

praksis untuk membangun etika dan moral. Suatu metode induktif yaitu berusaha

menggali apa yang dibaca dan menginterpretasikannya sesuai konteksnya. Selanjutnya

mencari pesan yang relevan praktis untuk dilakukan pada konteks mahasiswa.

Kehidupan reflektif dari pendiri Perkantas berdasarkan nilai-nilai yang Alkitabiah inilah

yang memicu pembentukan Perkantas di Indonesia. Perilaku dan pengalaman personal

ini membuat mereka mengorganisir suatu yayasan yang berpusat pada

pemahaman-pemahaman dalam makna dan pesan narasi Alkitab.

1.4. Pelayanan yang mengutamakan Doa

Satu ide penekanan dari Lembaga ini menekankan pada doa. Kekuatan berdoa

merupakan hal yang mereka dapatkan ketika memikirkan pelayanan ini di Australia.

(10)

67

Kekuatan tokoh pendiri Perkantas dalam mendirikan Pelayanan ini diawali dengan

gerakan berdoa. Berdasarkan buku 30 tahun Perkantas dinyatakan bahwa,

pada tahun 9 9 sepulangnya Jonathan Parapak kembali ke )ndonesia dan mereka mulai

merealisasikan apa yang sudah mereka rencanakan dan doakan bersama pada tahun

9 … 12

Pernyataan ini mengkonfirmasi bahwa pelayanan Perkantas didirikan dan diawal

dengan doa. Oleh karena pengalaman inilah yang mendasari organisasi dan proses

pelayanan Perkantas. Ide dan pengalaman ini membawa mereka masuk dalam konteks

materi dan sosial menyatakan kekuatan pelayanan hanya dikarenakan oleh doa semata.

Bukan hanya pada masa awal-awal perintisan saja namun ide tentang berdoa juga

mewarnai perkembangan pelayanan selama 44 tahun di Indonesia.

Persekutuan ini bisa tersebar di seluruh Indonesia bukan hanya karena kekuatan

struktur organisasi namun didasari oleh ide semangat berdoa. Perkembangan Perkantas

pada masa-masa awal dalam menjangkau 25 kota, dikarenakan seorang staf Perkantas

Iman Santosa menekankan pada kekuatan doa. Menurut Buku 30 tahun Perkatas

menyatakan bahwa

…Beliau merupakan orang yang melakukan perintisan-perintisan kota-kota diawali dengan kekuatan doa, sehingga pada tahun 1983 sebelum beliau meninggalkan Perkantas untuk melanjutkan studi di USA, Bpk. Iman sempat menyaksikan bahwa doa mereka bersama rekan-rekan sepelayanan di Surabaya pada tahun 1973 di jawab oleh Tuhan. Doa mereka

(11)

68

yaitu bahwa dalam waktu 10 tahun (1973-1983) pelayanan mahasiswa telah berkembang di

kota…13

Melalui data sejarah ini menyatakan bahwa nilai penting dalam pendirian Yayasan

Perkantas adalah pengalaman berdoa yang terealisasi dalam kehidupan orang-orang di

Perkantas. Hal ini merupakan kemampuan reflektif manusia terhadap yang kuasa yang

Ilahi dan terimplikasi terhadap daya juang, komitmen dan karakter tokoh-tokoh perintis

dan perkembangan Perkantas.

1.5. Kelompok Kecil (Small Group)

Ini merupakan perilaku atau cara hidup yang menjadi ciri khas pelayanan

Perkantas. Pola pelayanan yang selalu ditekankan bukan pada gerakan pelayanan massal

namun bentuk-bentuk kelompok diskusi dan grup yang lebih kecil, strategi ini menjadi

kekuatan pergerakan pelayanan ini. Melalui Kelompok kecil terjadinya

konstruksi-konstruksi sosial terhadap ide-ide yang sama seperti pemikiran dari para tokoh pendiri

Perkantas.

Pelayanan Perkantas muncul dari kelompok kecil, dimana tiga orang pendiri

sama-sama memikirkan ide tentang pendirian Yayasan Perkantas. Ada pergulatan untuk

bergabung dengan lembaga pelayanan Mahasiswa lainnya atau mendirikan sendiri

lembaga ini. Hasil diskusi dengan kelompok kecil inilah yang akhirnya membangun suatu

organisasi pelayanan rohani yang cukup besar.

(12)

69

Tokoh Pendiri Perkantas menyatakan melalui pengalamannya Kelompok kecil di

OCF menyebabkan mereka mengalami visi bersama terhadap Pelayanan Mahasiswa di

Indonesia. Mereka pun sepulang dari Australia berusaha menerapkan strategi pelayanan

ini dengan membuat KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) bersama Ir. Panusunan Siregar

dan kawan-kawan. Melalui strategi kelompok kecil Perkantas memiliki nilai lebih dari

pelayan-pelayan lembaga mahasiswa lainnya.

Strategi dan bentuk penekanan pelayanan dalam kelompok kecil selama empat

dekade baru terlihat dampaknya. Pada awal era Perkantas hanyalah persekutuan yang

membuka pelayanan-pelayanan secara sederhana. Menggunakan pendekatan akar

rumput ini Perkantas mampu berdiri menjadi suatu organisasi yang cukup kuat karena

memiliki kekuatan akar rumput secara dalam. Pengaruhnya pun sudah mulai masuk

dalam seluruh ranah kehidupan. Mulai dari pendidikan, bisnis, politik, ekonomi, sosial,

kesehatan, dan lainnya. Kelompok kecil yang melakukan pembinaan terhadap para

mahasiswa merupakan nilai yang sangat penting dimiliki Pelayanan Perkantas.

Perkantas mengutamakan nilai ini dibandingkan suatu pergerakan-pergerakan

massa secara masif. Nilainya bahwa Mahasiswa diakomodir dalam kelompok-kelompok

siapa pun dan dari latar belakang apa pun. Melalui strategi inilah Perkantas berorientasi

pada setiap manusia dalam kelompok perlu mendapatkan pengetahuan moral, religius

(13)

70

1.6. Kepemimpinan Mahasiswa (Inisiatif dan tanggung Jawab Mahasiswa)

Pelayanan Perkantas bukanlah pelayanan yang dikendalikan oleh pendiri maupun

tokoh pendiri Perkantas. Pelayanan ini di inisiatifkan oleh mahasiswa dan mereka yang

bertanggung jawab dalam melakukannya. Peranan Pekerja penuh waktu maupun para

alumni adalah untuk memperlengkapi mereka dalam melakukan pekerjaan pelayanan,

dengan tujuan mahasiswa bisa menjadi pemimpin maupun pelayan yang kreatif.14

Para tokoh pendiri Perkantas berusaha untuk mengutamakan inisiatif dan

tanggung jawab berasal dari mahasiswa. Pola pelayanan dari mahasiswa oleh mahasiswa

merupakan hal yang selalu ditekankan oleh pendiri Perkantas. Hal ini dikarenakan pada

masa pelayanan di OCF mereka sangat dipercayakan untuk mengerjakan pelayanan dan

oleh karena inisiatif dan tanggung jawab ini membuat mereka melihat pentingnya nilai

dimana Pelayanan Perkantas harus digerakkan oleh kepemimpinan mahasiswa. Oleh

sebab itu melalui pelayanan ini penting perlunya ada regenerasi setiap angkatan ke

angkatan lain. Mahasiswa bukan hanya berinisiatif mengerjakan pelayanan namun juga

bertanggung jawab untuk setiap rencana dan inisiatifnya mengerjakan pelayanan.

Kepemimpinan kaum muda dalam Perkantas merupakan nilai yang ditemukan

oleh penulis dari sejarah pemikiran para pendiri. Hal ini juga terlihat dari implementasi

organisasi yang mengutamakan generasi muda yang selalu memimpin organisasi

Perkantas maupun pelayanan-pelayanan kampus. Adanya regenerasi yang

berkesinambungan merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam Yayasan ini.

(14)

71

1.7. Interdenominasi

Pelayanan yang bersifat antar aliran gereja merupakan pelayanan yang tidak

terkotak-kotak dalam denominasi, melainkan pelayanan yang bertujuan membangun

kesatuan orang percaya. Pelayanan bebas denominasi merupakan hal yang cukup rumit

diterapkan karena dengan demikian akan menciptakan denominasi baru. Oleh sebab itu

Perkantas mencoba melihat bahwa Perkantas merupakan persekutuan mahasiswa yang

bertujuan untuk melayani mahasiswa dalam orientasi pembinaan kerohaniaan dalam

belajar Firman melalui pelayanan kelompok kecil. Melalui bentuk konsep statement ini,

Perkantas membangun semangat interdenominasi yaitu in essential we unity, in

non-essential we liberty,and in all things we charity.15

Para pendiri ketika ingin mendirikan pelayanan ini dicurigai sebagai pelayanan

mahasiswa yang sangat denominasional. Mereka melihat dan mengalami suatu

pelayanan yang berorientasi pada Visi dan Misi yang jelas dengan tidak memindahkan

mahasiswa dari gereja satu ke gereja lain, sehingga pelayanan ini bertujuan untuk

orang-orang yang bina untuk terlibat aktif di gereja masing-masing. Pelayanan ini pun tidak

melayani sakramen gereja. Jenis pelayanan inilah yang dialami oleh pendiri Perkantas

sewaktu mengalami pelayanan di Australia.

Perkembangan pelayanan Perkantas semakin besar dari masa ke masa. Pada

awalnya Perkantas sangat di tentang oleh gereja-gereja lokal. Salah satunya Penerimaan

Perkantas di kota Medan cukup sulit karena pelayanan ini diidentikkan dengan

(15)

72

pelayanan denominasional. Seiring dengan perjalanan pelayanan Perkantas di

daerah-daerah yang bekerjasama dengan gereja lokal. Penerimaan dari gereja-gereja semakin

lebih baik terhadap Perkantas. Yayasan ini tidak dianggap sebagai lembaga saingan

Gereja namun menjadi Parachurh.

Parachurch merupakan lembaga yang berfungsi sebagai mitra pendamping gereja untuk

menunjukkan naturnya sebagai pelayanan yang tidak terlepas dari institusi gereja, namun hadir bersama gereja-gereja lokal untuk maksud khusus menjangkau, membina, dan mempersiapkan mahasiswa untuk tugas mereka kelak sebagai para pemimpin awam di

tengah gereja dan masyarakat. 16

Para pendiri tidak ingin untuk mendirikan Gereja, STT, maupun Universitas. Mereka

hanya merindukan suatu yayasan yang mendorong pelayanan-pelayanan kampus dalam

bidang kerohanian kemahasiswaan Kristen, bisa memiliki pola pelayanan Perkantas.

Suatu pola yang menekankan delapan keunikan pelayanan mahasiswa ini. Bukan

menekankan pada ajaran, dogma maupun bentuk ibadah, melainkan suatu pelayanan

mahasiswa yang memiliki visi besar menghasilkan alumni-alumni yang menjadi murid

Kristus.

Mantan Rektor STT Jakarta, Robert Borrong menyatakan bahwa, Saya

meyaksikan banyak gereja berhasil melakukan kerjasama dengan parachurch, di mana

pihak gereja secara terbuka merangkul orang-orang yang mau membantu, dan berhasil

membuat pemuda-pemuda di gereja itu aktif. 17

(16)

73

Melalui pernyataan ini kita bisa melihat Perkantas semakin bisa bekerjasama

dengan semua pihak baik Gereja-Gereja, Kampus-kampus Teologia, maupun

Universitas-universitas untuk bekerja sama membangun kehidupan kerohaniaan dari mahasiswa.

Pendidikan Agama Kristen yang bukan hanya secara formal namun bentuk pendidikan

yang holistik dan terintegrasi.

1.8. Misi Integral

Misi adalah tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan. )ntegral adalah

satu keseluruhan. Misi integral memandang manusia dalam keutuhannya, dalam

konteks sosial-historisnya. Misi seperti ini terlalu radikal bagi kaum liberal dan terlalu

komprehensif bagi kaum konservatif.18 Kaum injili sering menyederhanakan proses

pertobatan yang mungkin saja kelihatan cepat dan sederhana dari luar, namun

sesungguhnya bukan proses yang mudah.19

Menurut pertemuan Misi dalam Micah Declaration on Integral Mission, suatu

menyatakan statement tentang Misi Integral yaitu:

Misi integral atau transformasi holistik adalah proklamasi dan demonstrasi )njil. Penginjilan

dan keterlibatan sosial bukan hanya harus dikerjakan berdampingan satu dengan yang lain. Melainkan dalam misi integral proklamasi kita memiliki konsekuensi sosial saat kita memanggil orang untuk mengasihi dan bertobat dalam semua area kehidupan. Dan keterlibatan sosial kita memiliki konsekuensi penginjilan saat kita menjadi saksi akan anugerah Yesus Kristus yang mengubahkan. Jika kita mengabaikan dunia kita mengkhianati

18Walter Brueggemann, Biblical Perspective on Evangelism: Living in a Three-Storied Universe (Nashville: Abingdon,

1993) 38.

(17)

74

firman Allah yang mengutus kita untuk melayani dunia. Jika kita mengabaikan firman Allah

kita tidak memiliki apa pun untuk dibawa kepada dunia.20

Melalui kajian ini lah kita bisa melihat pengertian suatu misi merupakan misi yang bukan

hanya suatu gerakan penginjilan, namun melihat suatu pergerakan yang lebih utuh.

Keterlibatan Perkantas dalam dunia sosial, politik dan sector yang lebih umum menjadi

sarana untuk Perkantas menjadi berkat bagi banyak bangsa.

Gagasan ini terkandung dalam pemikiran dari para pendiri ketika mereka ingin

melakukan perintisan Pelayanan mahasiswa di Indonesia. Pernyataan Panusunan

Siregar yang menyatakan bahwa kami ingin membangun pelayanan mahasiswa yang

didasarkan pada pemahaman Firman tuhan, dan ini ingin ditransformasikan kepada

lembaga-lembaga pelayanan mahasiswa yang ada 21 Adanya suatu gerakan misi yang

terintegrasi dalam pendirian Perkantas. Bukan melakukan misi sesuai dengan ide dan

pemikiran namun dengan melakukan transformasi.

1.9. Pemuridan : Ide Utama dari Pelayanan Perkantas

Kedelapan nilai ini ingin mencapai suatu tujuan yaitu Alumni yang menjadi

murid Kristus , yang tercantum dalam Visi dan Misi Perkantas. Dalam pencapaian visi ini

kita bisa melihat suatu Ide besar dan nilai paling penting dari hasil rumusan dari MP3

tahun 2006 yaitu pemuridan menjadi ide utama dari Yayasan Perkantas. Konsep

20 The Micah Declaration on )ntegral Mission dalam buku Tim Chester ed. , Justice, Mercy and Humility: Integral Mission and the Poor (Carlisle, UK: Paternoster, 2002), hal. 19.

(18)

75

menjadi murid biasa dikenal dengan pemuridan. inilah yang menjadi ide besar dari

pemikiran pendiri dan organisasi Perkantas.

Pemuridan adalah suatu proses hubungan antara seorang pengikut yang lebih

dewasa serta berpengalaman dengan orang-orang yang baru, dengan cara melakukan

transfer hidup (baik prinsip-prinsip, nilai-nilai, keyakinan, komitmen, disiplin, waktu,

tenaga, perhatian serta hal lain yang diperlukan) yang bertujuan untuk menology orang

tersebut menjadi dewasa sehingga suatu waktu mereka bisa melakukan hal yang sama

kepada orang lain.22

Pemuridan menurut Herdy bisa dikategorikan sebagai mentoring. Jika dalam

dunia religius maka mentoring yang dilakukan berdasarkan pada

kepercayaan-kepercayaan keagamaan seperti melakukan mentoring untuk seseorang untuk hidup

seperti Kristus. Banyak aspek yang dilakukan dalam proses mentoring ini, sehingga

tindakan pemuridan mencakup hal yang cukup luas.

Perkantas mencoba merumuskan arti pemuridan yaitu pemuridan adalah suatu

proses belajar berjalan mengikut Yesus, yang menuntut ketaatan total dan

penyangkalan diri, sehingga dibutuhkan kesadaran penuh untuk melakukannya.23 Jadi

Pemuridan merupakan suatu proses dari seseorang yang membagikan hidupnya bagi

orang lain yang lebih dewasa atau berpengalaman, untuk menolong mereka untuk lebih

dewasa dan mereka akhirnya mampu menolong orang lain.

22 Herdy, Hutabarat. Mentoring dan Pemuridan. (Bandung:Kalam Hidup,2011), 75

(19)

76

Delapan nilai keunikan Perkantas ini penulis kategorikan sebagai bentuk proses

pemuridan. Pola keunikan Perkantas ini masuk dalam proses pemuridan Perkantas

untuuk mencapai visi dan misi Perkantas. Pola ini jika dalam bahasa sekular biasa

disebut sebagai pola pendidikan mentoring untuk menolong orang-orang yang terlibat.

Oleh sebab itu penulis melihat Perkantas memiliki bentuk ide utama dari pelayanannya

yang sama di hampir semua pergerakan pelayanan di Indonesia. Fokus utama dan

ideologi dari Perkantas adalah Pemuridan. seluruh kegiatan berorientasi untuk

mencapai tindakan dan menerapkan semua aktifitas kegiatannya berorientasi pada

pemuridan.

Nilai utama yang mengkristal ini lahir dari pemikiran para pendiri Perkantas dan

proses kristalisasi dalam organisasi. Lalu dikembangkan oleh pelayanan di setiap daerah

dan proses ini terus berlangsung hampir 44 tahun . Yayasan yang sebenarnya bukan

lembaga berkekuatan ideologi politik namun pada nilai-nilai yang tertanam sepanjang

perjalanan 44 tahun, Perkantas menjadi suatu Yayasan yang memiliki ideologi organisasi

. Hal ini disepakati pada diseluruh pelayanan Perkantas Nasional pada tahun 2006,

dalam membahas fokus pelayanan Perkantas yaitu Pemuridan.24 Pada tahun 2009

diadakan konsultasi pemuridan membahas konsep pemuridan, kurikulum, bahan dan hal

yang berkaitan tentang pemuridan, yang dilakukan selama 4 tahun untuk mencari

benang merah konsep pemuridan di seluruh Indonesia.25 Pada tahun 2011 diadakan

sosialisasi kurikulum pemuridan.

(20)

77

Melalui proses kristalisasi tentang konsep dan ide utama pelayanan Perkantas ini,

maka penulis bisa menyimpulkan bahwa ideologi Perkantas merupakan Pemuridan.

Konsep pemuridan bukan merupakan ideologi politik namun lebih mengacu kepada

ideologi pendidikan, karena hal yang diutamakan bukan pertarungan kekuasaan dalam

pemerintah atau negara, namun lebih merupakan bentuk politik pendidikan yang

dilakukan oleh Pelayanan Perkantas untuk mengetahui posisi bentuk pembinaan

kerohanian.

1.10. Nilai-Nilai yang terkandung di Perkantas

Pada bagian ini kita akan membahas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam

delapan cara hidup atau perilaku dan ideologi Perkantas. Melalui pembahasan ini penulis

mencoba menginterpretasi berdasarkan delapan cara hidup Perkantas dan perilakunya

yaitu membagi menjadi tiga nilai yang terdapat dalam Pelayanan Perkantas. Hal ini

tergambar dari delapan cara hidup dan perilaku pendahulu Perkantas.

1. Kekeluargaan.

Hal ini ditemukan dalam cara-cara hidup pada cara hidup dalam komunitas

kelompok kecil yang tergambar dari tujuan cara hidup yang disampaikan oleh

para pendiri Perkantas. Selain itu persekutuan yang menjadi kegiatan dalam

Perkantas menjadi sarana untuk setiap orang menghargai anggota sebagai

keluargannya. Cara hidup yang Interdenominasi didasari oleh karena kasih

kekeluargaan yang muncul di Perkantas.

(21)

78

Nilai tentang kekudusan dan kesalehan muncul dari perilaku dan cara hidup

hidup berpusatkan pada Kristus. Melalui proses pemuridan dalam kelompok

kecil, hal yang diharapkan setiap orang dalam pelayanan Perkantas memiliki

hidup kudus dan saleh sesuai dengan nilai-nilai alkitabiah yang perlu di

tafsirkan sesuai dengan konteks. Oleh sebab itu melalui gerakan studi alkitab

setiap anggota kelompok bisa mencari nilai-nilai kekudusan dan kesalehan.

Selain itu perilaku hidup yang memiliki relasi dengan Tuhan, menolong setiap

orang untuk membangun spiritualitas yang saleh dan kudus.

3. Integritas

Nilai terakhir yang penulis temukan dari delapan perilaku atau cara hidup

dalam Perkantas yaitu Integritas. Kerinduan dari para pendiri Perkantas yaitu

suatu kehidupan alumni-alumni yang utuh. Apa yang dikatakan sesuai dengan

apa yang diperbuat. suatu nilai yang muncul dari perilaku hidup yang lahir

dari pembinaan dalam kelompok kecil, kepemimpinan mahasiswa dan hidup

berpusat pada Kristus. Melalui cara hidup ini kehidupan diharapkan setiap

anggota yang menghayati visi dan misi Perkantas bisa memiliki sistem nilai

ini.

2. Pemuridan sebagai Ideologi Pendidikan

Setelah melihat nilai-nilai yang terkandung dalam pelayanan Perkantas dan juga

melihat nilai utama pelayanan Perkantas merupakan pemuridan. Selanjutnya, kita

(22)

79

ideologi yang ditemukan penulis dalam melihat bentuk-bentuk nilai dan keutamaan

dalam mengerjakan pelayanan pembinaan kerohanian ini.

)deologi Pendidikan menurut William O Neil berkaitan dengan sistem-sistem

filosofis, namun mereka berbeda dari sistem-sistem filosofis yang biasanya dalam empat

hal berikut ini: Ideologi ini lebih merupakan sistem-sistem gagasan yang umum atau luas

ketimbang kebanyakan filosofi. Selain itu idenya mengakar pada etika sosial (yakni,

dalam filosofi moral serta politik), dan hanya memiliki akar yang tidak besar di dalam

sistem-sistem filosofi yang lebih abstrak, seperti misalnya realisme, idealisme, dan

pragmatisme. Sistem yang diniatkan terutama untuk mengarahkan tindakan sosial dan

bukan sekedar menjernihkan ataupun menata pengetahuan. Ideologi ini merupakan

sebab sekaligus akibat dari perubahan sosial yang mendasar.26

Melalui konsep ini penulis membandingkan dengan hasil penelitian terhadap

Perkantas tercakup dalam konsep Pemuridan Perkantas. Konsep dimana pemuridan

merupakan suatu sistem gagasan umum dan luas ketimbang pandangan filosofis.

Penggunaan pemuridan merupakan bentuk tindakan untuk menjadikan seorang murid.

Proses untuk menjadi murid Kristus merupakan bentuk filosofi keagamaan. Melalui

konsep nilai ini melahirkan sistem-sistem filosofi yang lebih abstrak dan hal ini diniatkan

untuk mengarahkan sebagai tindakan sosial buku sekedar hanya mencoba melakukan

penataan pengetahuan.

(23)

80

Perkantas merupakan organisasi sosial keagamaan yang bergerak melayani

Alumni, Mahasiswa dan Siswa. Pelayanan ini melayani unit-unit kegiatan mahasiswa di

kampus-kampus. Pergerakan pelayanan ini menolong kegiatan ekstrakulikuler di

Sekolah dan Universitas. Kegiatan ekstrakulikulernya bergerak di bidang sosial

keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Perkantas merupakan lembaga yang menawarkan

Pendidikan Agama Kristen secara non-formal. Bentuknya bukan Gereja namun

Parachurch.

Pendidikan Agama Kristen secara non-formal ini yang menyebabkan Perkantas

memiliki suatu pandangan ideologi tentang pendidikan. Metode PAK non-formal ini

bertujuan untuk melakukan pembinaan karakter secara kontinu yang berbeda dengan

bentuk pendidikan agama pada kampus-kampus. Penekanan dari PAK ini bertujuan

untuk memahami iman Kristen secara dasar dan bagaimana membangun perilaku setiap

siswa dan mahasiswa untuk memiliki karakter murid Kristus. Mengalami perubahan

pengetahuan tentang Yesus dan mengalami perubahan karakter seperti Kristus ini yang

menjadi Visi dari Perkantas.

Bentuk PAK ini memiliki struktur kurikulum, materi dan pola pembinaannya. Hal

ini disusun berdasarkan profil yang ingin dihasilkan oleh Perkantas. Bentuk ini tetap

mempertahankan tradisi yang menjadi pola dari masa lalu dan tetap terbuka untuk

disesuaikan dengan konteks. Kajian kurikulum, materi atau bahan tidak bersifat mutlak

(24)

81

Tujuan pendidikan ini adalah pembinaan karakter. Bukan pembinaaan doktrinal

atau ajaran-ajaran gereja namun melakukan pembinaan kerohanian. Hal yang

diutamakan membangun etika dan moral anggota. Dengan menggunakan tradisi

kekristenan yang relevan sesuai konteks masa kini dan juga pola bentuk terstruktur,

agar mengalami proses keteraturan. Pendidikan ini juga menekankan pada profil

mahasiswa yang memiliki karakter seperti komitmen, ketekunan, rela berkorban,

bertanggung jawab, berintegritas dan mengucap syukur, dan lainnya. Bentuk trainingnya

melalui diskusi-diskusi melalui kelompok kecil yang menjadi strategi pelayanan ini.

Dalam menghadapi suatu perubahan sosial yang perlu mempertimbangkan

tradisi ini, membuat Perkantas bisa dikategorikan dalam jenis ideologi pendidikan yang

bersifat konservatif. Suatu pendidikan agama Kristen non-formal yang dilakukan dalam

unit-unit pelayanan mahasiswa dengan kegiatan ekstrakulikuler dalam bentuk

pembinaan kerohaniaan Kristen. Perkantas memberikan bentuk pembinaan dengan

terstruktur dengan memperhatikan tradisi –tradisi dan kedelapan nilai-nilai pelayanan

Mahasiswa. Mulai dari materi pembinaan sampai dengan kurikulum pembinaan di

tawarkan untuk melakukan suatu pemuridan yang bisa dilakukan dari generasi ke

generasi.

2.1. Pemuridan sebagai Ideologi Konservatisme pendidikan

Pemuridan merupakan pandangan Perkantas tentang bagaimana cara melakukan

(25)

82

Harapannya melalui konsep ide ini Perkantas bisa mencapai visi dan misi organisasi

yaitu Alumni yang Takut Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.

Penulis melalui kajian teori dan membandingkan dengan data lapangan yang

diperoleh. Penulis Mencoba untuk menginterpretasikan mengapa Ideologi ini

merupakan termasuk dalam kategori ideologi pendidikan yang bersifat konservatisme

pendidikan.

Dalam konservatisme pendidikan religius, lebih menekankan peran sentral pelatihan

rohaniah sebagai landasan pembangunan karakter moral yang tepat. Konservatisme pendidikan sekular yang memusatkan perhatiannya pada perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan-keyakinan dan praktik-praktik yang sudah ada, sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi pendidikan yang bersifat lebih Alkitabiah dan Penginjilan, yang secara teologis jelas-jelas kurang liberal dari berbagai aliran utama Kristen Protestan. Konservatisme sekular cenderung terwakili oleh para kritisi yang tajam dari kalangan pendukung progresifisme dan

permisifisme pendidikan. 27

Penulis membandingkan melalui pernyataan dalam buku William ONeil maka IVCF

(Intervarsity Christian Fellowship) menurutnya termasuk dalam kelompok dalam

Ideologi Konservatifisme Pendidikan.28 Suatu ideologi yang mempertahankan tradisi

namun paling terbuka diantara Ideologi konservatif. Perkantas memiliki akar kesamaan

dengan IVCF di dunia, yang mengutamakan nilai-nilai yang paling fundamental namun

(26)

83

tidak reaktif. Pendekatan PAK–nya mengutamakan konteks kekinian namun

mendialogkannya dengan tradisi yang dimiliki.

Ada prinsip-prinsip nilai tentang budaya alkitabiah merupakan salah satu ciri dari

ideologi konservatisme pendidikan. Melalui pembinaan kerohaniaan ada keyakinan

bahwa Perkantas akan melakukan perubahan karakter dari setiap orang-orang yang

mengalami pembinaan di kampus-kampus. Keyakinan ini tergambar dari vision

statement dan gagasan dari tokoh pendiri Perkantas. Selain itu respon terhadap

perubahan sosial lebih bersifat lambat dan tidak reaktif. Perkantas lebih melihat

perubahan sosial yang terjadi secara akar rumput pelayanan ini.

3. Ideologi Pemuridan Dalam Gerakan Sosial Keagamaan UKMKP UNIMED

Jika melihat pendekatan teori gerakan sosial keagamaan yang diungkapkan oleh

Smelser yaitu Gerakan sosial keagamaan adalah suatu fenomena perilaku kolektif yang

berorientasi nilai yang berupaya untuk melakukan suatu perubahan, merestorasi,

memproteksi dan memodifikasi sistem nilai untuk suatu keyakinan yang digeneralisir.29

Perubahan yang dilakukan oleh perilaku kolektif ini lebih cenderung berorientasi nilai.

Ada nilai yang menyebabkan suatu gerakan melakukan tindakan kolektif bersama. Nilai

utama itu biasa di kategorikan oleh penulis sebagai ideologi, suatu ide yang

terkristalisasi dalam pengalaman sejarah dan organisasi.

UKMKP UNIMED merupakan lembaga kemahasiswaan yang lahir dari akar

sejarah dari gerakan kelompok kecil. Sebelumnya organisasi kemahasiswaan di naungi

(27)

84

oleh GMKI namun pada tahun 1964, organisasi stagnan. Pada tahun 1967-1968 ada

suatu gerakan doa untuk memulai lagi pelayanan di kampus ini. Pada tahun 1972 melalui

pelayanan Viktor Tobing ada suatu gerakan kelompok kecil yang melakukan suatu

gerakan pemahaman Alkitab dan Doa, pelayanan ini pun melakukan suatu gerakan. Hal

ini dipengaruhi oleh konsep pelayanan Viktor Tobing yang berasal dari kampus DTC

(Discipleship Training College), dimana pola pelayanan sama dengan Iman Santoso. Salah

seorang staf perkantas nasional yang sangat punya peran signifikan. Namun, pada tahun

1975 sampai dengan 1985 gerakan kelompok kecil mengalami kevakuman. Pada tahun

1986 dilakukan perintisan ulang oleh Perkantas. Pada waktu itu Perkantas melakukan

gerakan kelompok kecil yang berorientasi pada pemuridan. Melalui gerakan kelompok

pemuridan ini, terjadi suatu gerakan yang cukup masif. Ada ribuan anggota yang bisa

direkrut pertahunnya.

Pada tahun 2014 terakhir ada sekitar 1012 anggota kelompok kecil.30 Gerakan

Kelompok kecil ini pertahunnya mengalami pertambahan cukup signifikan dan sudah

mengalami banyak kontribusi bagi pelayanan organisasi UKMKP UNIMED. Gerakan

kelompok kecil yang bermultiplikasi ini menjadikan gerakan kemahasiswaan di UKMKP

menjadi besar.31 Perilaku kolektif yang dipengaruhi oleh suatu ideologi pemuridan inilah

yang menyebabkan pelayanan ini berkembang menjadi suatu gerakan sosial keagamaan.

Orientasi pergerakan ini yaitu membangun kehidupan spiritual mahasiswa, penginjilan

dan misi ke kampus-kampus lain.

30 Lih Laporan Pertanggung Jawaban Kepengurusan UKMKP UNIMED, Semester II Periode 2014, pada bulan

Desember 2014

(28)

85

Gerakan Kelompok kecil yang berorientasi pada pemuridan merupakan suatu

gerakan yang yang melakukan pembinaan karakter menjadi tujuan dari gerakan

kelompok kecil UKMKP UNIMED. Selain itu gerakan yang melatar belakangi kelahiran

dari UKMKP adalah penginjilan. Suatu tindakan untuk menjangkau orang-orang dengan

menggunakan pendekatan konsep revival, yaitu konsep hidup baru. Melalui perilaku

kolektif ini seluruh anggota kelompok kecil melakukan tindakan penjangkauan kepada

mahasiswa-mahasiswa baru untuk bisa ikut dalam kelompok kecil.

Kegiatan-kegiatan dari kelompok kecil, seminar, dan kebaktian-kebaktian mampu

menjadi sarana efektif untuk melakukan perilaku kolektif bersama yaitu setiap anggota

kelompok kecil akhirnya melakukan suatu gerakan baca Alkitab dan Saat Teduh.

Beberapa gerakan yang muncul dari pergerakan kelompok kecil melahirkan

gerakan-gerakan seperti gerakan-gerakan Pemahaman Alkitab dengan metode induktif, gerakan-gerakan

penginjilan, gerakan doa dan puasa, sampai dengan gerakan melakukan aksi nyata baik

sosial maupun politik.

Perilaku-perilaku kolektif yang tadinya suatu gerakan sudah mengalami

degradasi karena perilaku kolektif itu sudah menjadi pola pelayanan secara terstruktur

dan yang coba di terjemahkan menjadi kegiatan rutin, namun konsep dan perilaku

kolektif itu tidak menjadi suatu dorongan dari pemikiran yang melihat nilai penting

didalamnya.

Kondisi ini yang membuat Gerakan yang dahulu begitu kuat di masa-masa

(29)

86

sarana perilaku kolektif bisa dilakukan, namun problemnya hal ini terjadi bukan secara

dinamis namun bernuasa otoritatif dan ada unsur kekuasaan. Hal ini menjadi problem

dalam gerakan yang murni hasil kerinduan perilaku kolektif berubah menjadi suatu

kegiatan struktural yang kehilangan semangatnya.

3.1. Kajian Sosio-historis Ideologi Perkantas sebagai akar Ideologis UKMKP

UNIMED

Aspek kesejarahan keterlibatan Perkantas sangat berperan dalam memberikan

pengaruh dalam akar ideologis gerakan sosial keagamaan di UKMKP UNIMED. Adanya

perintisan ulang dikampus ini pada tahun 1986 melalui gerakan kelompok kecil

menyebabkan organisisasi UKMKP mulai muncul lagi yang bernama RAP (Rubrik Akhir

Pekan). Suatu gerakan pelayanan yang berorientasi pada Pemuridan semakin besar.

Alumni-alumni yang menjadi murid Kristus berdasarkan tujuan dari Visi dan Misi

UKMKP UNIMED.

Ideologi pemuridan menjadi begitu berakar dalam UKMKP, apalagi aspek sosial

mahasiswa UKMKP yang merupakan Universitas yang menghasilkan para pendidik

menjadi hal ini penting. Suatu bentuk pemuridan yang mempertahankan tradisi dan

pendekatan struktur pendidikan, membuat konsep dan penerimaan tentang ideologi

pemuridan menjadi ruang bagi organisasi ini sangat berelasi dengan kuat. Adanya

kurikulum Pemuridan dan bahan-bahan dari perkantas menolong pembinaan di UKMKP

(30)

87

3.2. Relasi Ide-ide dari tokoh perintis dan orang kunci UKMKP UNIMED

Adanya relasi tokoh-tokoh pendiri pelayanan UKMKP UNIMED menyebabkan

ideologi ini bisa terjadi. Perintisan ulang yang dilakukan oleh Almen Pasaribu dengan

memimpin Sarihot Malau yang menjadi ketua UKMKP pada periode 1987-1990 memiliki

nilai strategis. Sarihot yang dipimpin ini menangkap konsep tentang pemuridan yang

terus dimultiplikasikan diUKMKP UNIMED.32 Hal ini menjadi suatu strategi pelayanan

yaitu mendorong setiap orang untuk ikut dalam kelompok kecil pemuridan. Hal ini

difasilitasi dengan Staf perkantas pada waktu itu dan didorong pola pelayanan kelompok

kecil bisa dilakukan secara masif.

Sejarah pemikiran para pendiri UKMKP UNIMED tidak pernah bisa dilepaskan

dengan ideologi pemuridan Perkantas. Orang-orang yang mendapatkan pengalaman

kelompok kecil berorientasi pemuridan ini selalu ada generasi ke generasi. Adanya

keharusan setiap pengurus UKMKP harus mengikuti kelompok kecil, menyebabkan

perkembangan ideologi pemuridan terjadi sangat besar. Gerakan kelompok kecil yang

mendasarkan pemuridan ini menjadi sarana yang efektif untuk gerakan ini bisa terjadi

antar generasi. Hal ini pun menjadi tradisi yang ditekankan dalam pelayanan UKMKP

UNIMED sehingga gerakan ini menjadi suatu hal penting untuk dikerjakan dalam

pelayanan ini.

Peran agen sangat mempengaruhi nilai-nilai bisa tertanam untuk suatu gerakan

sosial keagamaan. Adanya Staf Perkantas (pekerja penuh waktu) yang melakukan

(31)

88

pendampingan khusus melalui kelompok kecil secara rutin dan pendampingan terhadap

pengurus UKMKP menyebabkan, ide dan gagasan pemuridan bisa terus bertahan. Salah

satu yang menyebabkan ideologi bisa terus tertanam selama beberapa waktu. Adanya

peran orang-orang kunci yang memiliki otoritas dan kharisma sangat menentukan

bagaimana nilai-nilai dari keunikan pelayanan Perkantas bertransformasi menjadi

nillai-nilai dari UKMKP UNIMED. Oleh sebab itu ide atau gagasan penekanan utama dalam

pelayanan UKMKP pun sama seperti yang ditekankan oleh Perkantas yaitu Pemuridan.

Ideologi pemuridan dalam UKMKP UNIMED membuat kelompok kecil menjadi

suatu perilaku kolektif. Mahasiswa baru yang tergabung dalam pelayanan ini

terpengaruh dengan dinamika situasi ini, sehingga perilaku kolektif ini mendorong para

mahasiswa UNIMED pun berlomba-lomba untuk menjadi anggota kelompok kecil setiap

tahunnya. Perilaku kolektif ini terjadi karena besarnya penjangkauan yang dilakukan

organisasi ini dan peran penting anggota UKMKP dalam kehidupan kampus UNIMED.

Nilai-nilai Perkantas dalam UKMKP UNIMED bisa mengalami multiplikasi secara

besar terhadap orang-orang yang mengikuti kelompok kecil. Sampai pada tahun 2015

gerakan kelompok kecil ini terus dilakukan dan berdampak besar bagi pergerakan

kelompok kecil. Banyak alumni-alumni yang akhirnya melakukan gerakan ini bukan

hanya di kampus namun sudah sampai pada pelayanan didaerah-daerah. Banyak alumni

pelayanan UKMKP menjadi guru disekolah-sekolah di daerah-daerah Sumatera Utara.

(32)

89

3.3. Ideologi Pemuridan dalam Visi dan Misi UKMKP UNIMED

Visi merupakan proyeksi tentang masa depan atau merupakan tujuan pencapaian

organisasi. Visi merupakan harapan masa depan yang belum terjadi dan hal ini

merupakan gagasan atau ide yang bersifat deskriptif tentang masa depan. yang coba

dibuat untuk Gerakan pelayanan Mahasiswa bisa mengerti apa yang akan dikerjakan.

Melalui analisis Visi UKMKP, penulis melihat ada suatu gambaran dimana tujuan

bersama itu terlihat.

Visi merupakan suatu gambaran dan tujuan pada masa depan yang kita inginkan

bersama. Bennis dan Nanus mendefinisikan visi sebagai: something that articulates a

view of a realistic, credible, attractive future for the organization, a condition that is better

in some important ways than what now exists. 33 Kita bisa melihat bahwa visi lahir dari

cara pandang pemikiran yang realistis, dapat dipercaya, masa depan yang menarik bagi

organisasi dibandingkan dengan kondisi nyata pada saat ini. Oleh sebab itu sebenarnya

Visi bisa dikatakan sebagai suatu ideologi. Suatu ide-ide yang bersifat masa depan.

Locke mengatakan bahwa kendati visi sangat bervariasi, pernyataan visi yang

membangkitkan inspirasi dan memotivasi mempunyai persamaan karakteristik yaitu:34

Ringkas, Kejelasan, Abstraksi, Tantangan, Orientasi Masa depan, Stabilitas dan Disukai.

33 Bennis,W & Nannus,B. Leaders: The Strategies for Taking Charge.(New York: HarperCollins,1997), 19

34 Edwin Locke & Assosiates. Essensi Kepemimipinan: Empat Kunci untuk Memimpin dengan Penuh Keberhasilan.

(33)

90

Visi mengandung unsur basic values, mission dan objectives. Mulyadi mencoba

menggambarkan hubungan visi, misi dan nilai sebagaimana tertuang dalam gambar 2.1

berikut.

Gambar 4.1 Hubungan Visi, Misi, Core Beliefs, dan Core Value35

Tujuan dari visi bila dikaitkan dengan proses perubahan maka visi yang baik memiliki

tujuan yaitu:

Memperjelas arah umum perubahan kebijakan organisasi

Memotivasi karyawan untuk bertindak dengan arah yang benar

Membantu proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu dari orang yang

berbeda-beda

Misi merupakan cara mengimplementasikan visi menjadi kenyataan, yang

diterjemahkan dalam strategi dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, potensi

(34)

91

dan ancaman dari kondisi realita. Misi bisa juga diterjemahkan sebagai suatu hal yang

harus dikerjakan karena dipengaruhi oleh proyeksi masa depan.

Unsur-unsur yang mempengaruhi Visi yaitu Misi, Nilai utama, selain itu kondisi

dan pengalaman agen sangat berperan penting dalam hal ini. Visi dipengaruhi oleh

Nilai-nilai utama. Nilai-Nilai-nilai utama itu bisa hal yang filosofis namun bisa berupa Ideologi.

Visi dan Misi UKMKP dipengaruhi oleh nilai-nilai atau ideologi Perkantas. Terlihat

ketika tujuan dipengaruhi oleh nilai kepemimpinan mahasiswa di masa yang akan

datang. Pernyataan misinya menggambarkan tentang sistem nilai yang ingin dikerjakan

oleh Perkantas. Kedelapan nilai inilah yang mewarnai penjabaran misi yang akan

dilakukan. Polanya pun menggunakan prinsip yang dikerjakan perkantas dengan 4 P

(Penginjilan, Pemuridan, Pelipatgandaan dan Pengutusan). Suatu bentuk yang

dipengaruhi oleh peran agen perumusan Visi dan Misi

Pada bagian sebelumnya peran tokoh kunci atau agen sangat mempengaruhi

gerakan kemahasiswaan ini. Mereka merupakan tokoh penggagas pemikiran lahirnya

visi dan misi. Perumusan visi dan misi lahir dari pemikiran para tokoh pendiri organisasi

secara terstruktur. Tradisi penjelasan lahirnya visi dan misi pada masa regenerasi

merupakan sarana penting bagi Staf Perkantas mengisi sebagai pembicara dalam acara

ini.

Ideologi pemuridan sangat mempengaruhi karena terus mempertahankan tradisi,

menjaga dan melestarikan hal ini menjadi agenda utama dalam pengerjaan pelayanan

(35)

92

organisasi secara terstruktur dan menjadi sarana bisa tercapainya Visi Perkantas

didalamnya.

3.4. Ideologi pemuridan dalam Program Kegiatan UKMKP UNIMED

Dalam bab 3 penulis telah mendeskripsikan program-program kegiatan dari

UKMKP UNIMED. Program kegiatan ini merupakan suatu gerakan yang coba

distrukturkan oleh organisasi ini. Sebelumnya gerakan ini merupakan inisiatif

orang-orang yang digerakan oleh kesadaran pentingnya pemuridan. Untuk membuat ide ini

tertanam maka dilakukan suatu kegiatan yang membuat pemuridan dipahami oleh

setiap orang dalam anggota kelompok kecil. Cara penjangkauan yang dilakukan oleh

UKMKP mulai dari perekrutan mahasiswa baru sampai mahasiswa tingkat dua.

Selain itu kegiatan-kegiatan ibadah UKMKP lebih menekankan pada pentingnya

gerakan kelompok kecil berorientasi pada pemuridan. Melalui gerakan ini terjadi

gerakan-gerakan sosial keagamaan lainnya. Terjadi gerakan baca Alkitab, gerakan

berdoa dan berpuasa, gerakan penginjilan, gerakan aksi nyata, dan beberapa gerakan

lainnya. Hal ini terjadi melalui diskusi-diskusi melihat hal realita dan kondisi ideal yang

diharapkan berdasarkan interpretasi secara induktif dari Alkitab.

Peran sentral pergerakan kelompok kecil berdasarkan ideologi pemuridan

dengan menekankan nilai-nilai keunikan pelayanan Perkantas menjadi besar.

Kemampuannya membentuk perilaku kolektif mahasiswa UNIMED secara masif

(36)

93

Terkadang ideologi bersifat positif namun disisi lain ada unsur kepentingan didalamnya.

Inilah dimensi ideologi yang perlu kita pelajari melalui pendekatan Geuss.

4. Dimensi Ideologi Pemuridan

Melihat pembahasan tentang Ideologi, dengan menggunakan pendekatan

Raymond Geuss menyatakan bahwa Ideologi punya pemahaman dalam beberapa

dimensi. Melalui bagian ini penulis mengkaji dimensi ideologi pemuridan dalam empat

pemahaman ideologi menurut Geuss, berikut pembahasannya:

4.1. Ideologi Pemuridan Dalam Pemahaman Deskriptif

Geuss menyatakan bahwa Ideologi merupakan program kajian tentang kelompok

manusia (antropologi), ada bermacam hal yang orang yang dapat kaji tentang kelompok

manusia. Konsep ideologi dalam pemahaman deskriptif muncul dalam rangka

meneruskan proyek penggambaran dan penjelasan fitur-fitur tertentu dan fakta-fakta

tentang kelompok sosial manusia.

Melihat hal ini Perkantas merumuskan suatu pandangan tentang program kajian

empiris pemuridan sebagai hal yang utama untuk mempertahankan nilai-nilai yang

terkandung dalam Yayasan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mendeskripsikan

secara jelas tentang Visi dan Misi Pelayanan Perkantas yaitu berfokus pada

menghasilkan murid Kristus.

Unsur-unsur Ideologi Pemuridan merupakan konsep atau ide-ide, keyakinan

dalam bentuk diskursif (konseptual atau proposisional). Hal-hal non diskursifnya

(37)

94

ritual yang dilakukan lebih bersifat bebas namun menggali ulang tradisi-tradisi gereja

lain namun tidak mencampur adukan.

Geuss mengutip David Bell yang menyataan bahwa ideologi sebagai cara

menerjemahkan ide menjadi tindakan dan mendefinisikan sebuah ideologi total sebagai

sistem yang termasuk pada realitas komprehensif, ini merupakan satu set kepercayaan

yang dihayati dengan semangat, dan berusaha untuk mengubah keseluruhan cara hidup.

Hal ini juga bertujuan transformasi radikal atau rekonstruksi masyarakat secara

keseluruhan. Terbuat dalam suatu program atau rencana aksi.36

4.2. Ideologi Pemuridan Dalam Pemahaman Positif

Menurut Geuss Ideologi dalam dimensi positif lebih kepada sesuatu yang

dibentuk, dibuat atau diciptakan. Pemuridan merupakan suatu ideologi yang dibuat atau

diciptakan dari hasil refleksi yang mengkristalisasi dari para tokoh-tokoh pendiri

Perkantas. Bukan hanya itu, dalam proses perjalanan sejarah nilai utama ini akhirnya

dijadikan strategi utama untuk mencapai Visi dan Misi Perkantas. Hal ini diawali dengan

gerakan kelompok-kelompok yang membutuhkan materi dan kurikulum. Pemuridan

merupakan hal yang bersifat abstrak layaknya pendidikan yang coba dibentuk dan

ditransformasikan dalam kegiatan nyata.

Selain itu Ide pemuridan akan membuat setiap anggota kelompok kemudian

saling menciptakan situasi yang memungkinkan mereka untuk merasa menjadi bagian

dari suatu kehidupan bersama. Hal yang paling nyata ketika seluruh alumni pembinaan

(38)

95

Perkantas akan bicara tentang kelompok kecil yang orientasinya menghasilkan murid.

Prosesnya bukan hanya sebagai murid namun mereka harus beranjak menjadi pembuat

murid dan menuju ke proses Pembina pembuat murid. Proses pembinaan bukan hanya

dibina namun juga penting melakukan multiplikasi didalamnya.

Dimensi Ideologi pemuridan dalam pemahaman positif juga merupakan suatu

usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepentingan suatu kelompok sosial,

mesti dilakukan dengan menjauhkan tendensi memperbudak, mengeksploitasi, atau

bahkan mendominasi pihak lain. Jadi melalui pendekatan ini ideologi bisa menjadi suatu

kesadaran positif.37 Proses ini dlakukan dengan menekankan multiplikasi dimana yang

dipimpin ada waktunya akan memimpin dan melatih kepemimpin terus menerus. Hal ini

bukan bertujuan untuk menggunakan otoritas namun, konsep melayani setiap anggota

merupakan hal yang penting.

4.3. Ideologi Pemuridan Dalam Pejoratif

Kita akan masuk tentang ideologi pemuridan dalam pemahaman pejorative atau

kepalsuan. Geuss menyatakan bahwa Konsep penggunaan ideologi pada pemahaman

pejoratif bersifat negatif, merendahkan atau kritis. Ideologi merupakan khayalan atau

kesadaran palsu dimana tidak sesuai dengan realitas yang ada. Geuss menyatakan bahwa

istilah kesadaran mengacu pada konstelasi kepercayaan tertentu, sikap, watak, dll.38

Pemuridan sebagai ideologi, memiliki potensi untuk bersifat pejorative. Ideologi

ini merupakan suatu khayalan akan masa depan melahirkan murid-murid Kristus,

(39)

96

namun hal ini bisa menjadi permasalahan didalamnya karena suatu proyeksi yang belum

tentu terjadi. Nilai kelompok kecil menjadi suatu dimensi eksklusifisme yang akan

menghasilkan diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak bisa mengikuti hal ini.

Pemuridan pernah dialami oleh tokoh pendiri dalam konteks sosial budaya yang

berbeda. Mereka melakukan bentuk konsep pemuridan dan merekalah hasilnya. Namun

apakah hal ini bisa digeneralisir. Inilah letak kepercayaan yang bersifat abstrak dan coba

dibuat untuk menjadi saran kepentingan para pendahulu mengerjakan impiannya.

Dimensi pejorative inilah yang terdapat dalam nilai-nilai pemuridan.

Adanya unsur kepentingan dalam menjaga tradisi dari nilai-nilai dan mencoba

menghambat perubahan yang cepat, membuat ideologi ini memiliki kepentingan

menjaga fungsi dan struktur. Melakukan klaim-klaim kebenaran dengan memakai

Alkitab menjadikan Perkantas bisa terjebak dalam kepentingan pemahaman teologis

tertentu. Salah satu bisa hilangnya nilai interdenominasi yang sesungguhnya,

dikarenakan Perkantas akan membentuk denominasi baru lagi. Perspektif inilah yang

perlu di perhatikan dan di pertimbangkan tentang menjaga nilai-nilai tersebut.

Gerakan UKMKP menjadi bias kepentingan antara Visi perkantas dengan

kerinduan mahasiswa secara individu. Adanya penekanan visi secara komunitas melalui

pembentukan ide-ide dalam kelompok kecil, menjadikan ide pemuridan sarat

kepentingan organisasi. Mahasiswa berada dalam dua pilihan mengikuti visi bersama

(40)

97

ideologi Pemuridan. Hal ini untuk menjaga perubahan tidak terjadi secara besar. Proses

perubahan yang diharapkan yaitu transformatif.

4.4. Kritik Ideologi Pemuridan

Bagian ini merupakan suatu jalan keluar yang penulis lakukan untuk menghindari

permasalahan dimensi pejorative dalam Ideologi. Membangun kesadaran kritis kepada

Perkantas dan UKMKP agar berhati-hati dengan ide-ide atau gagasan yang sudah

terkristalisasi. Ideologi Pemuridan bersifat Konservatisme pendidikan memiliki

kerentanan terhadap keinginan untuk mempertahankan tradisi. Walaupun ideologi ini

tetap terbuka untuk melakukan perubahan sosial berdasarkan konteks dan realita masa

kini. Namun, ada unsur susah berajak dari kondisi lama, menyebabkan adanya suatu

kekerasan secara tidak langsung baik struktural maupun budaya.

Kritik berdasarkan pendekatan Marx yaitu usaha-usaha mengemansipasi diri dari

penindasan dan alienasi yang dihasilkan oleh hubungan-hubungan kekuasaan di dalam

masyarakat.39 Tujuan dari membebaskan diri dari bentuk tekanan atas pengaruh

ideologi yang bersifat pejorative. Tindakan praksis menjadi hal penting dalam

pembebasan itu. Adanya refleksi dan aksi dalam tindakan manusia menyebabkan

manusia mengalami kesadaran kritis dan terlepas dari bentuk-bentuk pengetahuan yang

memiliki kepentingan. Geuss mencatat bahwa anggota Mazhab Frankfurt membagi kritik

ideologi dalam beberapa cara yaitu40

(41)

98

Kritik ilmiah (scientific Criticism). Suatu kritik yang menolak

keyakinan-keyakinan dalam bentuk kesadaran yang secara empiris palsu atau tidak didukung

dengan bukti. Jika dikaitkan dengan ideologi pemuridan memang ada suatu keyakinan

yang didasarkan oleh pengalaman para tokoh-tokoh pendiri Perkantas, namun inilah

yang menjadi tradisi untuk terus dipertahankan. Pada realitanya perlu adanya

pembaharuan tradisi yang diyakini berdasarkan konteks. Nilai-nilai mungkin perlu

mengalami perubahan konteks dan bersifat terbuka untuk berubah seiring perubahan

sosial yang terjadi di dalam dunia mahasiswa.

Kritik Ideologi Positivis yaitu suatu cara untuk memberikan pemisahan yang jelas

antara yang kognitif dari yang non-kognitif terlebih menolak semua keyakinan yang

dibungkus dengan atribut non-kognitif. Pemisahan yang dilakukan dalam Ideologi

pemuridan yaitu memisahkan hal-hal pemuridan dari bentuk bersifat keyakinan iman

dengan hal yang bersifat rasional dan empiris. Pendekatan ini melihat hal-hal yang bisa

diterima dalam membebaskan orang untuk bisa menyadari tradisi dalam konteksnya

serta mencari refleksi untuk masa kini. Proses pemahaman alkitab dengan induktif

merupakan cara untuk setiap mahasiswa belajar berpikir induktif. Melihat realita dan

Gambar

Gambar 4.1 Hubungan Visi, Misi, Core Beliefs, dan Core Value35

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan pengajuan nilai ganti kerugian berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Ganti Kerugian Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan

Kerangka konsep dari studi kasus ini difokuskan kepada kebutuhan kesehatan dari masyarakat yang tinggal di desa-desa di pulau-pulau terpencil terhadap pelayanan kesehatan dasar

msngumumkan Rencsna Umum Pongadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 20'12, Sspertl torsabut dlbawah ini. Pakalan Psluoer KrboGlen,Temrn, dan

Bab III Metode Penelitian, bab ini menguraikan metodologi penelitian yang dilakukan peneliti sebagai tahapan serta langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan

radikalisme agama, karena adanya pemahaman dan sikap yang bersifat atau berbentuk formal yang mengabaikan penghargaan terhadap tradisi lokal. Oleh karena itu, umat

Konsekuensi negatif dari asas legalitas berarti apabila tindakan badan atau pejabat administrasi negara tidak berdasarkan atas peraturan perundang- undangan yang berlaku,

Persamaan linear sederhana yang diperoleh, menunjukkan bahwa variabel yang berkorelasi terkuat dengan EPS adalah RoI, di mana setiap kenaikan atau penurunan satu unit RoI

memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mengungkapkan informasi melalui Internet Financial Reporting , nilai perusahaan yang.. tinggi merupakan