• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MATHEMATIC CORNER DAN PEMBERIAN REWARD KEPADA SISWA DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN | Hermiyati | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8650 28388 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI MATHEMATIC CORNER DAN PEMBERIAN REWARD KEPADA SISWA DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN | Hermiyati | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8650 28388 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Yosepha Endang Hermiyati

Email: yosephaendang@yahoo.com

Staf Pengajar pada SMK Negeri 7 Palu

Abstrak: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang bertanggung jawab pula pada proses pembentukan karakter siswa. SMK Negeri 7 Palu sebagai salah satu sekolah kejuruan yang fokusnya pada bidang perikanan dan kelautan, mempunyai kecirian tertentu yaitu menerapkan sistem pendidikan semi-militer. Kondisi saat ini, siswa-siswi atau yang disebut dengan taruna-taruni mempunyai tingkat kedisiplinan dan motivasi yang sangat rendah untuk hadir di kelas mengikuti pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. Kekurangtertarikan siswa untuk hadir di kelas mengikuti mata pelajaran, merupakan permasalahan yang utama. Pembelajaran matematika yang disajikan dengan menarik dan metode bervariasi sampai sekarang belumlah cukup mampu mendorong motivasi belajar siswa. Strategi baru yang ditawarkan sebagai inovasi pendidikan karakter bagi siswa SMK Negeri 7 Palu adalah strategi Mathematic Corner dan pemberian reward. Strategi

Mathematic Corner adalah strategi pembelajaran dengan model komunikasi tertulis pada papan informasi. Display informasi disajikan semenarik mungkin dengan kombinasi warna yang umumnya disukai remaja, sehingga akan menggugah rasa ingin tahu siswa mendekati, membaca dan mengetahui informasi yang disajikan. Keberadaan Mathematic Corner

dikondisikan nyaman dan bersuasana matematika santai, selalu disampaikan kepada siswa saat di kelas, karena informasi Mathematic Corner menyajikan informasi terkait materi pembelajaran di kelas dan tugas-tugas saat itu. Dengan demikian tidak ada alasan bagi siswa tidak dapat mengerjakan tugas karena berhalangan hadir di kelas. Melalui strategi Mathematic Corner dan pemberian reward mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kedisiplinan siswa. Hal ini ditandai oleh peningkatan motivasi belajar, ketepatan waktu menumpulkan tugas dan kehadiran siswa di kelas. Disamping itu siswa diberi kebebasan untuk berkreasi dan memperoleh pengetahuan dan informasi tanpa tekanan. Siswa secara sadar, mereka membutuhkan pengetahuan dan informasi yang tersedia di Mathematic Corner. Strategi pemberian reward ditujukan bagi siswa yang aktif mengikuti informasi yang disajikan pada Mathematic Corner, atau yang berpartisipasi aktif berbagi informasi, artikel, ide-ide, pemikiran atau hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Bentuk reward yang diberikan berupa poin tambahan pada nilai karakter dan nilai matematika. Reward juga diberikan pada siswa yang memberi jawab pada kuis atau game teka-teki matematika dan bagi siswa yang mempunyai poin paling tinggi, yaitu berbentuk hadiah yang menunjangnya dalam belajar matematika. Kesimpulan: (1) Mathematic corner dan pemberian reward dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran. (2) Mathematic corner dan pemberian reward dapat meningkatkan motivasi taruna/i mengikuti pelajaran, kehadiran taruna/i di dalam kelas dan pencapaian nilai KKM, (3) Mathematic corner dan pemberian

reward dapat meningkatkan karakter disiplin siswa.

Kata Kunci:Mathematic corner, reward, disiplin

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(2)

dikembangkan potensi diri anak didik secara maksimal. Sekolah merupakah jalur pendidikan formal, secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan tahap perkembangan intelektual dan psikologi anak.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang bertanggung jawab pula pada proses pembentukan karakter siswa. Berbagai mata pelajaran diantaranya matematika harus diajarkan kepada siswa dengan tatanan kurikulum yang sudah ditetapkan, namun harus diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang diharapkan menjadi karakter siswa. Guru bertanggungjawab dalam mengolah dan menyajikannya secara baik, supaya dapat memaksimalkan semua aspek potensi diri siswa, baik kecerdasan kognitif, psikomotorik maupun afektif.

SMK Negeri 7 Palu sebagai salah satu sekolah kejuruan yang fokusnya pada bidang perikanan dan kelautan, mempunyai kecirian tertentu yaitu menerapkan sistem pendidikan semi-militer. Hal itu bisa dilihat dari seragam dinas yang dipakai, keadaan fisik siswa-siswinya serta model kedisplinan yang diterapkan. Selama ini siswa-siswi SMK Negeri 7 yang disebut dengan taruna-taruni sangat bangga dan sangat menjiwai model kedisiplinan tersebut. Hal yang paling memprihatinkan adalah kedisiplinan tersebut hanya sampai pada aturan-aturan fisik (aturan berpakaian seragam dinas, atribut, rambut siswa, petugas upacara, apel pagi dan apel siang) namun belum menyentuh pada proses belajar-mengajar. Hal tersebut dapat diindikasi yaitu rendahnya : (1) motivasi belajar, (2) tingkat kehadiran di dalam kelas, (3) tidak tepat waktu mengumpulkan tugas, (4) lebih dari 75% siswa mendapatkan hasil belajar dibawah ketuntasan (KKM ≥ 75).

Kekurangtertarikan siswa untuk hadir di kelas mengikuti mata pelajaran, merupakan permasalahan yang utama. Peranan disiplin belajar berpengaruh sangat kuat terhadap motivasi belajar (Huda, 2013; Scubania, 2014), selanjutnya dijelaskan beberapa indikator bahwa siswa memiliki disiplin rendah antara lain: menganggap sepele terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar dengan sikap dan tindakan yang tidak mematuhi peraturan-peraturan yang ada di sekolah seperti masuk dan keluar ruangan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, membuat tugas asal-asalan bahkan tidak membuat, mencontek ketika ujian, tidak membawa alat tulis dan atau buku, sering izin keluar kelas dengan alasan yang tidak jelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tidak melaksanakan arahan-arahan guru dengan baik.

Sering kali ditemui keadaan dimana siswa tidak masuk sekolah karena terlalu lelah untuk mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler. Hal yang menjadi sumber permasalahan adalah rendahnya motivasi taruna/i untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran yang berhubungan dengan hitung-hitungan seperti Matematika. Siswa lebih tertarik pada kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan lain yang tidak membutuhkan pemikiran. Keadaan ini sangat berdampak terhadap hasil evaluasi belajar (ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester) masih banyak taruna/i yang tidak tuntas, lebih khusus lagi nilai hasil Ujian Nasional matematika setiap tahunnya selalu di bawah ketuntasan (KKM ≥ 5,5). Pujiastuti (2015) mengemukakan bahwa kedisiplinan dan motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar matematika.

(3)

luang saat di sekolah, hanya dimanfaatkan untuk aktivitas mengobrol, duduk-duduk santai, bermain HP atau berdiam diri. Fasilitas yang tersedia di sekolah seperti perpustakaan dan jaringan internet tidak memotivasi siswa untuk banyak membaca dan menambah informasi/wawasan dari buku atau internet, meskipun diberikan tugas untuk diselesaikan. Siswa cenderung untuk memperpanjang waktu pengumpulan tugas, bahkan tidak mengumpul sama sekali.

Strategi baru yang ditawarkan adalah strategi Mathematic Corner dan pemberian

reward, agar dapat meningkatkan kehadiran dan diikuti dengan peningkatan motivasi belajar, dimulai dari rasa ingin tahu, kemudian melakukan untuk memperoleh informasi (misalnya dengan membaca) dan keinginan untuk memperoleh reward (penghargaan). Strategi Mathematic Corner adalah strategi pembelajaran dengan model komunikasi tertulis yang berisi tentang informasi/materi pembelajaran, tugas-tugas, artikel, game teka-teki yang disajikan dengan menarik terkait dengan matematika. Mathematic Corner

ditempatkan pada suatu sisi lokasi sekolah dimana siswa sering berkumpul pada waktu istirahat.

Keberadaan Mathematic Corner juga selalu disampaikan kepada siswa saat di kelas, karena informasi Mathematic Corner akan menyajikan informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran di kelas dan tugas-tugas saat itu. Dengan demikian tidak ada alasan bagi taruna-taruni tidak dapat mengerjakan tugas karena berhalangan hadir di kelas. Isi dari

Mathematic Corner diupdate secara berkala sehingga siswa diharapkan akan terus-menerus mengikuti dan memantau. Pada Mathematic corner ini, siswa diberi peluang untuk menuliskan ide-ide, pemikiran, umpan balik serta artikel yang berhubungan dengan matematika.

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan strategi ini, disamping mampu meningkatkan kedisiplinan dan motivasi belajar, juga dapat mendorong para taruna/i untuk lebih gemar mencari tahu hal–hal yang berhubungan dengan matematika, mulai suka membaca baik melalui buku-buku ataupun informasi dari internet. Keadaan ini juga menumbuhkan sisi positif dari era keterbukaan komunikasi dan informasi melalui internet, yang saat ini sedang sangat digemari oleh para taruna/i. Hal itu bisa dilihat dari keaktifan taruna-taruni dalam penggunaan teknologi internet hanya untuk media sosial.

Strategi pemberian reward ditujukan bagi taruna/i yang aktif mengikuti informasi yang disajikan pada Mathematic Corner, dimana dapat dilihat dengan cara mereka mengerjakan tugas-tugas atau memberikan respon pada game-game yang disajikan. Reward juga diberikan pada taruna/i atas partisipasinya berbagi tulisan, artikel, pemikiran atau hal-hal apa saja yang tentang matematika. Bentuk reward yang diberikan berupa tambahan poin untuk nilai karakter dan nilai matematika. Bagi taruna/i yang mempunyai poin paling tinggi akan diberikan suatu reward berbentuk hadiah yang mendukungnya dalam belajar matematika (misal: kartu-kartu rumus, jangka, mistar dll).

2. Rumusan Masalah

Terkait dengan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat

membentuk karakter disiplin siswa SMKN 7 Palu

(2) Apakah strategi mathematic corner dan pemberian reward tersebut dapat meningkatkanmotivasi belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?

(4)

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

(1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi mathematic corner dan pemberian reward

yang dapat membentuk karakter disiplin siswa SMKN 7 Palu

(2) Untuk mengevaluasi strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?

(3) Untuk mengevaluasi strategi mathematic corner dan pemberian reward yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa SMKN 7 Palu?

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah yaitu: (1) Siswa SMKN 7 dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar

(2) Siswa SMKN 7 mendapat bimbingan menuju pembentukan karakter disiplin belajar tanpa paksaan

(3) Guru SMKN 7 mendapat pengetahuan baru mengenai strategi mathematic corner untuk meningkatkan motivasi belajar, hasil belajar dan membentuk karakter disiplin siswa.

(4) Sekolah mendapatkan lingkungan dan suasana yang kondusif untuk belajar, baik di kelas maupun di luar kelas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis penelitian eksplorasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7, yang beralamat di Jalan Komodi No. 78 Mantikulore, Kota Palu. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai bulan September sampai November 2016. Subyek penelitian adalah siswa SMKN 7 tahun ajaran 2016/2017, kelas XI (4 kelas) yang berjumlah 75 siswa dan Kelas XII (2 kelas) yang berjumlah 34 siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ada empat yaitu: (1) data motivasi belajar, (2) data kehadiran siswa, (3) data ketepatan mengumpulkan tugas dan (4) data hasil belajar. Teknik pengumpulan data adalah: angket, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket motivasi, instrumen tes, lembar catatan dan dokumentasi guru.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis angket motivasi belajar: dianalisis secara statistik deskriptif dengan langkah: a. Data kualitatif yang diperoleh dari angket dianalisis secara kuantitatif

b. Data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1. Konversi hasil angket motivasi belajar

Keterangan Skor

Selalu 5

Sering 4

Cukup sering 3

Kadang-kadang 2

(5)

c. Setelah data terkumpul, kemudian menghitung skor rata-rata

d. Mengubah nilai tiap aspek kriteria menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal dengan ketentuan:

Tabel 2. Kriteria hasil angket siswa Rentang skor Kategori kualitatif 1 > 4 Sangat baik 2 3,33 < ≤ 4 Baik 3 2,67 < ≤ 3,33 Cukup 4 2 < ≤ 2,67 Kurang

5 ≤2 Sangat Kurang

2. Analisis kehadiran siswa: dianalisis untuk menentukan persentase kehadiran siswa dengan formula:

3. Analisis siswa dalam mengumpulkan tugas individu: dianalisis untuk menentukan persentase siswa yang mengumpukan tugas sebelum waktu yang ditentukan, dengan formula:

4. Analisis hasil belajar siswa: dianalisis untuk menentukan adanya peningkatan ketuntasan klasikal dengan langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor yang diperoleh siswa dengan formula:

b. Menghitung ketuntasan klasikal (siswa dinyatakan tuntas jika memperoleh skor ≥ 70 dengan nilai maksimum 100), dengan formula:

Indikator dalam penelitian ini adalah meningkatnya motivasi belajar, kehadiran siswa di kelas, ketepatan waktu mengumpulkan tugas dan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi mathematic corner dan pemberian reward.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penerapan strategi mathematic corner dan pemberian reward

Penerapan strategi mathematic corner dan pemberian reward sebagai modifikasi inovasi pada desain pembelajaran yang sudah dilakukan di dalam kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

% kehadiran =

x 100 %

% pengumpulan tepat waktu =

x 100

%

Skor =

x 100

% ketuntasan =

(6)

Tabel 3. Tugas dan Peran Pimpinan, Guru dan Siswa pada Setiap Tahap Penerapan Strategi

Mathematic Corner dan Pemberian Reward

Tahapan

Tugas dan Peran

Pimpinan Guru Siswa

I. Tahap Persiapan Memberi ijin penelitian Meminta ijin Dskusi bersama guru

tentang lokasi

Diskusi bersama kepala sekolah

Diskusi bersama guru tentang desain dan pendanaan

(7)

Memberi masukan untuk

III. Tahap Evaluasi Menganalisis hasil pengamatan tingkat

(8)

2. Motivasi Belajar Matematika

Tabel 4. Persentasi Skor Motivasi Setiap Kategori

Kategori kualitatif Pra Tindakan Akhir Tindakan Kenaikan

XI XII XI XII XI XII

Gambar 1. Persentase Skor Motivasi Kelas XI Setiap kategori

Gambar 2. Persentase Skor Motivasi Kelas XII Setiap kategori

(9)

Pada kategori motivasi sangat baik persentase rataan baik kelas XI maupun kelas XII adalah nol persen (0 %), hal ini dimungkinkan karena pengamatan yang relatif singkat, sehingga pergeseran belum terlalu nyata. Motivasi siswa masih terakumulasi di kategori Cukup.

3. Kehadiran Siswa

Tabel 5. Rataan Persentase Kehadiran Siswa di Kelas Kehadiran di kelas

Pra Tindakan

Pengamatan pada Materi I

Pengamatan pada Materi II

Kelas XI 81 % 89 % 93 %

Kelas XII 73 % 82 % 85 %

Gambar 3. Rataan Persentase Kehadiran Siswa di Kelas

Kenaikan persentase kehadiran siswa menunjukkan suatu respon yang positif terhadap suasana pembelajaran yang lebih kondusif. Siswa merasa siap hadir di kelas, karena telah memiliki informasi dari mathematic corner baik pengetahuan maupun tugas yang dapat diselesaikan. Selama ini alasan siswa enggan mengikuti pelajaran di kelas, dikarenakan memiliki beban atas ketidak-mengertian pada pelajaran matematika, catatan yang tidak lengkap, tidak membuat tugas. Dengan kehadiran siswa di dalam kelas, pesan pelajaran kepada siswa tersampaikan, dan diharapkan akan terus berlanjut. Indikator kehadiran siswa ini adalah salah satu wujud terbentuknya karakter disiplin pada proses pembelajaran matematika. Hal ini juga akan memberikan dampak positif terhadap tingkat pemahaman dan pengetahuan matematika.

4. Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas

Tabel 6. Rataan Persentase Siswa yang Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu

Pra Tindakan Pengamatan pada Materi I

Pengamatan pada Materi II

Kelas XI 56 % 65 % 84 %

Kelas XII 59 % 76 % 85 %

0% 50% 100%

Pra Materi I Materi II

XI

(10)

Gambar 4. Rataan Persentase Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas

Ketepatan waktu pengumpulan tugas, merupakan perwujudan dari karakter tanggungjawab dan disiplin. Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat terjadi peningkatan persentasi dimulai dari pra tindakan, materi I dan Materi II. Siswa mulai mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang lebih, setelah diberi tindakan.

5. Ketuntasan Belajar

Tabel 7. Rataan Persentase Ketuntasan Klasikal Hasil belajar

Pra Tindakan Pengamatan pada Materi ke-1

Pengamatan pada Materi ke-2

Kelas XI 48 % 65 % 75 %

Kelas XII 59 % 67 % 74 %

Gambar 5. Rataan Persentase Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan belajar merupakan dampak positif dari pembentukan karakter tanggungjawab dan disiplin. Dimulai dari keingintahuan, kemudian pemahaman dan akhirnya penguasaan materi. Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat kenaikan persentasi yang cukup berarti terhadap ketuntasan belajar. Hal tersebut menggambarkan keberhasilan metode ini dalam tujuan akhir penyampaian materi sehingga siswa dapat menguasai materi yang diberikan.

KESMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian masalah yang ada dan solusi yang dipilih, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Mathematic corner dan pemberian reward dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran

0% 50% 100%

Pra Materi I Materi II

XI

XII

0% 50% 100%

Pra Materi I Materi II

XI

(11)

2. Mathematic corner dan pemberian reward dapat meningkatkan motivasi taruna/i mengikuti pelajaran, kehadiran taruna/i di dalam kelas dan pencapaian nilai KKM 3. Mathematic corner dan pemberian reward dapat meningkatkan karakter disiplin siswa.

Beberapa harapan dengan penerapan inovasi yang ditawarkan adalah:

1. Perlu penelitian untuk melihat keefektifan strategi mathematic corner terhadap pembelajaran matematika.

2. Tercipta corner-corner untuk mata pelajaran yang lain.

3. Peningkatan motivasi pada pelajaran matematika, akan diikuti oleh peningkatan motivasi pada pelajaran-pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, A. 2013. Pengaruh Peranan Teman Sebaya, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. UNP. Padang.

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. cetakan pertama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lickona, T. 1991. Educating for Character. New York: Bantam Books.

Nursetya, S.B. 2013. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wates dalam Mengikuti Pembelajaran Penjasorkes Melalui Penguatan (Reinforcement). Skripsi. UNY. Yogyakarta.

Pujiastuti, T. 2015. Pengaruh Kedisiplin Siswa dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Tesis. IAIN. Salatiga.

Purnama, D.S. 2006. Upaya Guru dalam Mengembangkan Disiplin Siswa. Jurnal Paradigma. Vol. 1 tahun I/2016 : 101-109.

Gambar

Tabel 2.  Kriteria hasil angket siswa
Tabel 3. Tugas dan Peran Pimpinan, Guru dan Siswa pada Setiap Tahap Penerapan Strategi Mathematic Corner dan Pemberian Reward
Tabel 4.  Persentasi Skor Motivasi Setiap Kategori
Tabel 5.  Rataan Persentase Kehadiran Siswa di Kelas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat adanya pengaruh pemberian infusa buah adas ( Foeniculum vulgare Mill) terhadap kadar kalsium dan fosfor dalam darah

dapat diajukan oleh dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk

Data yang diperoleh dari pengukuran berupa nilai tes, dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika berupa persentase dan nilai rata-rata kelas, sedangkan

Pada tahap ini penulis menuju lapangan yakni Bumi Perkemahan Kiarapayung untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh komitmen organisasi dan social capital terhadap

Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan baik dan seksama, kemudian berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang tersedia bagi setiap pernyataan yang menurut

Apabila pembelajaran sebelumnya dilakukan dengan menyajikan pokok berita dan ilustrasi gambar sebagai dasar penulisan teks berita siswa, pembelajaran menulis teks berita

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab anak di SMP N 2 Patebon tahun