• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAL MULA boardgame REOG PONOROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASAL MULA boardgame REOG PONOROGO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ASAL MULA REOG

PONOROGO

Dahulu kala ada seorang puteri yang sangat cantik jelita bernama Dewi Songgolangit. Ia puteri seorang raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lemah lembut,banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin meminangnya untuk dijadikan sebagai seorang istri.

Namun sayang, Dewi Songgolangit nampaknya belum berminat untuk berumah tangga,hal ini membuat pusing kedua orang tuanya. Padahal kedua orang tuanya sudah sangat mendambakan hadirnya seorang cucu.

“Anakku, sampai kapan Kau menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?” tanya raja pada suatu hari.

Dewi Songgolangit terdiam. Ini adalah untuk yang kesekian kali ayahnya bertanya tentang lamaran orang.

“Sebenarnya apa maumu anakku?” tanya raja dengan bijak. “Hamba belum tahu…..”

“Lho….kok aneh….?” Sahut baginda.

“Hamba minta disedikan tempat khusus untuk semedi. Hamba akan memohon petunjuk dewa. Setelah itu hamba akan menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba.”

(2)

Pada hari keempat, sang puteri nampak keluar dari ruang semedi dengan wajah pucat dan langkah terhuyung-huyung. Biyung emban, kepala para dayang segera memapahnya.

Dewi Songgolangit segera menghadap ayahanda di balairung istana.

“Bagaimana anakku,apakah sudah Kau dapatkan syarat untuk calon suamimu?” tanya sang raja.

Dewi Songgolangit membungkuk hormat lalu berkata,”Ayahanda,calon suami hamba harus mampu menghadirkan suatu tontonan atau keramaian yang belum ada sebelumnya. Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan. Dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak 140 ekor. Nantinya akan dijadikan iringan pengantin. Terakhir harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua.”

“Wah…berat sekali syaratmu itu!” sahut Baginda. Kita coba umumkan kepada masyarakat,siapa tahu ada yang bisa memenuhinya.

Para pelamar yang tadinya menggebu-gebu untuk memperistri Dewi Songgolangit,sekarang jadi ciut nyalinya. Banyak dari mereka yang mengundurkan diri karena tidak sanggup memenuhi permintaan sang Dewi.

Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan dewi Songgolangit. Mereka adalah raja Singobarong dari kerajaan Lodoyo dan raja Kelonoswandono dari kerajaan Bandarangin. Singobarong adalah manusia yang aneh,ia seorang manusia yang berkepala harimau. Wataknya buas dan kejam. Sedang Kelonoswandono adalah seorang raja yang berwajah tampan dan gagah,namun punya kebiasaan aneh,suka pada anak laki-laki. Anak laki-laki tersebut dianggapnya sebagai gadis-gadis cantik.

(3)

Pada suatu hari raja Singobarong memanggil patihnya yang bernama Iderkolo. “Hai patih…coba kau selidiki sampai dimana si Kelonoswandono mempersiapkan permintaan dewi Songgolangit. Kita jangan sampai kalah cepat oleh si Kelonoswandono.

Patih Iderkolo dengan beberapa prajurit pilihan segera berangkat menuju kerajaan Bandarangin dengan menyamar sebagai seorang pedagang. Mereka menyelidiki berbagai upaya yang dilakukan oleh raja Kelonoswandono. Setelah melakukan penyelidikan dengan seksama selama lima hari,mereka kembali ke lodoyo.

“Ampun Baginda. Kiranya si Kelonoswandono hampir berhasil mewujudkan permintaan dewi Songgolangit. Hamba lihat lebih dari seratus ekor kuda kembar telah dikumpulkan. Mereka juga telah menyiapkan tontonan yang menarik,yang sangat menakjubkan.” Patih Iderkolo melaporkan.

“Wah…celaka! Kalau sebentar lagi dia dapat merebut dewi Songgolangit sebagai istrinya,” kata raja Singobarong. “Lalu bagaimana dengan binatang berkepala dua,apa juga sudah disiapkan oleh mereka?”

“Hanya binatang itulah yang belum mereka siapkan. Tapi nampaknya sebentar lagi mereka dapat menemukannya,” sambung patih Iderkolo.

Raja Singobarong menjadi gusar sekali. Ia bangkit berdiri dari kursinya dan berkata keras.

“Patih Iderkolo! Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan senjata yang lengkap. Setiap saat mereka harus siap diperintah menyerbu ke Bandarangin.”

(4)

hasil usaha raja Kelonoswandono untuk diserahkan sendiri kepada dewi Songgolangit.

Pada suatu hari raja Kelonoswandono memanggil semua pejabat kerajaan dan para pendeta. Ia berkata,bahwa ia akan menghentikan kebiasaannya jika dapat memperistri Dewi Songgolangit dari Kediri.

Karena mendapat dukungan seluruh rakyatnya,maka dalam tempo yang tidak begitu lama,raja Kelonoswandono dapat menyiapkan permintaan Dewi Songgolangit. Hanya binatang berkepala dua yang belum didapatnya. Patih Pujanggeleng yang bekerja mati-matian mencarikan binatang itu akhirnya angkat tangan,menyatakan ketidaksanggupannya kepada raja.

“Tidak mengapa! Kata raja Kelonoswandono.” Soal binatang berkepala dua itu,aku sendiri yang akan mencarinya. Sekarang tingkatkan kewaspadaan,aku mencium gelagat yang kurang baik dari kerajaan tetangga.”

“Maksud Baginda?” tanya patih Pujanggeleng penasaran. “Coba Kau menyamar jadi rakyat biasa,berbaurlah dengan penduduk di pasar dan keramaian lainnya.”

Perintah itu dijalankan,maka patih Pujanggeleng mengerti maksud raja. Ternyata ada penyusup dari kerajaan Lodoyo. Mereka dalah prajurit pilihan yang menyamar sebagai pedagang keliling. Patih Pujanggeleng yang juga mengadakan penyamaran serupa akhirnya dapat mengorek keterangan secara halus apa maksud kedatangan prajurit Lodoyo itu ke Bandarangin.

Prajurit Lodoyo merasa girang setelah mendapatkan keterangan yang diperlukan. Ia bermaksud kembali ke Lodoyo. Namun sebelum melewati perbatasan,anak buah patih Pujanggeleng sudah mengepungnya,karena prajurit itu melawan maka terpaksa para prajurit Bandarangin itu membunuhnya.

(5)

“Ada penyusup dari kerajaan Lodoyo yang ingin mengorek keterangan tentang usaha baginda memenuhi persyaratan Dewi Songgolangit. Raja Singobarong hendak merampas usaha baginda dalam perjalanan menuju Kediri.”

“Kurang ajar!” sahut raja Kelonoswandono. “Jadi raja Singobarong akan menggunakan cara licik untuk memperoleh Dewi Songgolangit. Kalau begitu,kita hancurkan kerajaan Lodoyo. Siapkan bala tentara kita.”

Sementara itu raja Singobarong yang menunggu laporan dari prajurit mata-mata yang dikirim ke Bandarangin,nampak gelisah. Ia segera memerintahkan patih Iderkolo menyusul ke perbatasan. Sementara dia sendiri segera pergi ke Taman Sari. Di taman sari ia tertidur. Karena tertidur,ia sama sekali tidak mengetahui jika di luar istana pasukan Bandarangin sudah datang menyerbu dan mengalahkan prajurit Lodoyo. Bahkan patih Iderkolo yang dikirim ke perbatasan telah binasa lebih dahulu karena berpapasan dengan pasukan Bandarangin.

Ketika peperangan itu sudah merembet ke dalam istana dekat Taman Sari,barulah raja Singobarong terbangun karena mendengar suara ribut-ribut.

“Hai…mengapa kalian ribut-ribut?” tanya raja Singobarong. Tak ada jawaban,kecuali berkelebatnya bayangan seseorang. Yang tak lain adalah raja Kelonoswandono. Raja Bandarangin itu tahu-tahu sudah di hadapan raja Singobarong.

Raja Singobarong sangat terkejut dan bertanya,”Hai raja Kelonoswandono,mau apa kau datang kemari?”

“Jangan pura-pura bodoh!” sahut raja Kelonoswandono. “Bukankah kau hendak merampas usahaku dalam memenuhi persyaratan Dewi Songgolangit?”

(6)

“Ya…maka untuk itu aku datang menghukummu!” berkata demikian raja Kelonoswandono mengeluarkan kesaktiannya. Diarahkan ke bagian kepala raja Singobarong. Seketika kepala Singobarong berubah. Burung merak yang bertengger di bahunya tiba-tiba melekat jadi satu dengan kepalanya,sehingga raja Singobarong berkepala dua.

Raja Singobarong marah bukan kepalang,ia mencabut kerisnya dan meloncat menyerang raja Kelonoswandono. Raja Kelonoswandono tak mau ketinggalan lagi,kini ia yang ganti menyerang. Raja Kelonoswandono hampir saja kalah. Namun raja Kelonoswandono segera bangkit berdiri dan melepas sabuk yang melingkar di pinggangnya. Itulah cambuk sakti bernama Samandiman. Begitu diayunkan…. Cambuk itu mengeluarkan hawa panas dan suaranya seperti halilintar.

“Jedduarrrr……. “

Luar biasa. Begitu terkena cambuk Samandiman,tubuh raja Singobarong terpental,menggelepar-menggelepar di atas tanah,kemudian tubuhnya mendadak lemah.

Dengan tertatih-tatih,raja Singobarong berusaha bangkit berdiri. Ia masih mencoba melawan raja Kelonoswandono,namun ia hanya mampu berdiri saja,tidak lagi punya kekuatan untuk menyerang.

Raja Kelonoswandono datang mendekat,ia bersedekap membaca mantra,lalu tangannya diacungkan ke arah raja Singobarong. “Jadilah binatang berkepala dua!” demikian sabda raja Kelonoswandono dengan suara keras.

Ajaib,tiba-tiba tubuh raja Singobarong berubah menjadi binatang aneh,berkepala dua,yaitu kepala harimau dan kepala merak. Ia tidak dapat berbicara,dan akalnya telah hilang.

(7)

Demikianlah,pada hari yang sudah ditentukan,datanglah rombongan raja Kelonoswandono dengan kesenian reog sebagai pengiring.

Raja Kelonoswandono datang dengan diiringi 144 ekor kuda kembar,dengan suara gamelan dan gendang,dan terompet,yang menimbulkan perpaduan suara aneh,merdu mendayu-ndayu. Ditambah lagi dengan hadirnya seekor binatang berkepala dua yang menari-nari liar namun indah dan menarik hati.

Semua orang yang menonton bersorak kegirangan,tanpa terasa,mereka ikut menari dan berjingkrak-jingkrak kegirangan mengikuti irama musik.

Referensi

Dokumen terkait