• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh laporan (1) PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh laporan (1) PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN

BERBASIS WEB

Megaria Purba / Lennaria L. Tarigan / Dameri E br Jabat, M.Kom

Dosen Tetap Politeknik Santo Thomas Medan Jl. Matahari Raya Helvetia Medan www.polito.ac.id / Email : Megaria18@ymail.com

ABSTRAK

Perpustakaan difungsikan oleh pengguna sebagai media untuk mencari referensi dan memperoleh informasi. Permasalahan yang dihadapi di perpustakaan Politeknik Santo Thomas saat ini adalah belum adanya sistem informasi perpustakaan yang berbasis web, sehingga seluruh aktifitas baik sirkulasi peminjaman, layanan referensi, pengarsipan data buku di perpustakaan masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi masalah tersebut, selayaknya di rancang sistem informasi perpustakaan yang berbasis web yang memberi kemudahan bagi pengguna untuk mendapatkan layanan yang diinginkan.

Kualitas layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh prasarana dan sarana yang mendukung pelayanan tersebut. Sistem informasi perpustakaan dapat membantu pengguna perpustakaan untuk mencari dan menemukan referensi maupun informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Kegiatan pada tahun pertama akan dilakukan analisis dan perancangan sistem informasi perpustakaan berbasis web. Tahun kedua diadakan sosialisasi sistem, implementasi sistem, dan diakhiri dengan analisis pengaruh system informasi perpustakaan berbasis web terhadap kualitas layanan perpustakaan. Analisis pengaruh akan dilakukan menggunakan metode regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 17.

Luaran penelitian ini adalah software system informasi perpustakaan berbasis web sehingga pengguna perpustakaan mendapat informasi yang cepat, tepat dan akurat, pendukung keputusan pihak manajemen untuk pengembangan perpustakaan, artikel ilmiah dalam publikasi nasional.

Kata Kunci: sistem, informasi, perpustakaan, kualitas, layanan

1. PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan salah satu unit Pelaksana Teknis yang secara khsusus sebagai unit penunjang proses belajar mengajar. Sebagai pilar

utama dalam melestarikan dan menyediakan

informasi bagi seluruh sivitas akademika,

perpustakaan senantiasa diharapkan dapat

memberikan layanan yang berkualitas serta

menyeluruh kepada seluruh penggunanya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sarana dan

prasarana penunjang kualitas pelayanan di

perpustakaan yang memadai. Kualitas layanan merupakan standar proses yang harus dilaksanakan dalam suatu layanan perpustakaan guna memenuhi harapan dan tuntutan pengguna. Bila kualitas layanan perpustakaan sesuai dengan yang diharapkan pemakai maka pemakai akan puas. Sebaliknya bila kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkan maka tidak ada kepuasan di pemakai.

Kualitas layanan perpustakan Politeknik Santo Thomas hingga saat ini masih kurang memuaskan penggunanya. Hal ini tercermin dari wawancara yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa pengguna perpustakaan yang menyatakan bahwa kualitas layanan belum memuaskan. Hingga saat ini layanan registrasi anggota, layanan atas ketersediaan buku, layanan pemesanan, pengambilan buku, pengarsipan data buku maupun layanan sirkulasi masih dilakukan secara manual. Petugas

perpustakaan dalam memberikan layanan sirkulasi harus mencatat data buku yang dipinjam ke kartu

perpustakaan dan kartu kontrol perpustakaan

sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu sulitnya pencarian data buku yang ada diperpustakaan karena mahasiswa yang ingin mencari buku harus mengecek ke tiap rak untuk memperoleh buku yang mereka inginkan. Data buku hanya diarsip dalam buku besar perpustakaan, sehingga pengecekan data buku, keadaan buku dan jumlah buku memerlukan waktu relatif lama. Demikian juga untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh pihak

manajemen sering menghadapi kendala, ini

dikarenakan informasi jumlah buku, permintaan judul buku, permintaan referensi kurang akurat, lambat dan tidak efisien.

Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa sistem yang ada sekarang ini tidak memberikan akses yang optimal terhadap seluruh

pengguna perpustakaan. Sehingga sudah

(2)

1.1.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

Merancang dan membangun sistem informasi perpustakan yang tepat untuk perpustakaan Politeknik Santo Thomas dengan berbasis web

1.2.Manfaat Penelitian

1. Mempermudah pegawai perpustakaan untuk

melayani para pengguna perpustakaan dalam hal waktu dan keakuratan data.

2. Mempermudah para pengguna perpustakaan

untuk mengakses informasi tanpa dibatasi waktu dan ruang dalam hal informasi yang tepat, cepat dan akurat.

2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Kadek Surya Mahedy,(2010), berjudul Pemanfaatan Sistem Informasi Layanan

Perpustakaan Berbasis Teknologi untuk

Meningkatkan Kualitas Layanan Perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah sistem informasi layanan perpustakaan berguna untuk mengatasi kendala kendala pada proses pelayanan perpustakaan dan pengarsipan data yang dilakukan secara manual. Sistem ini bersifat otomatis sehingga

mudah digunakan oleh pemakainya dalam

memberikan layanan yang optimal kepada seluruh penggunanya. Sistem ini dibangun dengan model

desktop application menggunakan bahasa

pemrograman Visual Basic 6.0 dan data base menggunakan SQL Server 2000.

Penelitian Yanuar (2010), berjudul analisis pengaruh penerapan sistem informasi perpustakaan terhadap layanan kualitas di perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sisstem informasi

perpustakaan berpengaruh signifikan terhadap

kualitas layanan di perpustakaan. Hal ini Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis yang dilakukan dengan uji T, yaitu dengan membandingkan tabel dan t-hitung dengan _ = 5%. Hasilnya ada pengaruh signifikan antara sistem informasi perpustakaan dengan kualitas layanan perpustakaan, dengan t-hitung (6,884) lebih besar dari t-tabel (1,662).

2.2. Teori Sistem Informasi Perpustakaan 2.2.1. Definisi Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem informasi menurut Bodnar dan Hopwood yang dikutip kadir (2003) adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna Definisi sistem informasi juga diberikan oleh Aziz (2006) bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi, dan komponen system

informasi meliputi hardware, software, manusia, data dan prosedur.

Basuki juga memberikan definisi mengenai perpustakaan yaitu sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya (termasuk koleksi elektronik atau digital) yang disimpan menurut tata susunan tertentu untuk dibaca, bukan untuk dijual.

Jadi dapat disimpulkan definisi sistem informasi perpustakaan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari manusia, hardware, software, prosedur, dan data yang terintegrasi, digunakan untuk

manajemen otomasi perpustakaan sehingga

mengemas sebuah informasi yang bernilai bagi penggunanya (pustakawan maupun pemustaka).

2.2.2. Komponen-komponen Sistem Informasi Perpustakaan

Dalam sebuah sistem Informasi untuk otomasi perpustakaan terdapat beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan dan mendukung satu

dengan lainnya. Menurut Supriyanto (2008),

komponen-komponen tersebut adalah

a. Pengguna (users), pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem informasi untk otomasi perpustakaan. Dalam pembangunan

system perpustakaan hendaknya selalu

dikembangkan melalui konsultasi dengan para penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi, dan para anggota perpustakaan.

b. Perangkat Keras (Hardware), perangkat Keras merupakan mesin komputer yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat serta diperlukan program untuk menjalankannya.

c. Perangkat Lunak (Software), perangkat lunak

adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan instruksi-instruksi yang

mengoperasikan perangkat keras untuk melakukan tugas sesuai dengan perintah.

d. Jaringan (Network), jaringan (Network) adalah sebuah jaringan yang menghubungkan komputer induk (server) dengan komputer yang lain dan dengan alat-alat penunjang sistem otomasi yang lain dalam sebuah system yang terintegrasi. e. Data, data merupakan bahan baku informasi. Data

dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus.

f. Panduan Operasional/Manual, panduan

Operasional/Manual merupakan penjelasan

bagaimana memasang, menyesuaikan,

menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak.

Komponen-komponen tersebut di atas harus dapat dipenuhi untuk membangun sebuah sistem informasi perpustakaan.

2.2.3. Kriteria Penilaian Software (Sistem Informasi)

Suatu software (sistem informasi)

(3)

proses kerja, untuk menilai suatu software tentu ada banyak kriteria yang harus diperhatikan. Arif (2003) memberikan beberapa kriteria untuk menilai suatu

software adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan, fasilitas dan aplikasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan serta menghasilkan informasi (output) dengan cepat dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.

b. Ekonomis, biaya yang dikeluarkan untuk

mengapilaksikan software sebanding dengan hasil yang didapatkan.

c. Keandalan, software yang digunakan mampu menangani operasi pekerjaan porsi besar dengan frekuensi yang tinggi dan terus-menerus.12

d. Kapasitas, software yang digunakan mampu

menyimpan data dengan kapasitas yang besar dan kemampuan temu kembali yang cepat.

e. Sederhana, menu dan navigasi yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna.

f. Fleksibel, software yang digunakan dapat diaplikasikan dan dioperasikan dalam beberapa jenis sistem operasi serta memiliki potensi untuk selalu dikembangkan.

Geisenger juga memberikan indikator

penilaian suatu software/program (sistem informasi), yang meliputi tampilan program (visual display) dan kualitas teknik (technical quality).

a. Tampilan Program (visual display) terdiri dari: 1 Pewarnaan, pemakaian warna tidak mengacaukan

tampilan.

2. Pemakaian kata dan bahasa terdiri dari: a. Penggunaan huruf / karakter yang sesuai.

b. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami.

3. Pemakaian tombol kata interaktif (hypertext) terdiri dari:

a. Penggunaan hypertext untuk memfasilitasi

navigasi dan membantu pengguna

menjelajah program13

b. Penggunaan kombinasi beberapa komponen

tampilan berupa teks, grafik, animasi yang dipadukan sehingga program tampak jelas. 4. Grafis terdiri dari:

a. Grafis membuat informasi lebih atraktif, b. Grafis membantu mengingat informasi yang

dipelajari,

c. Grafis terlihat dan mudah dipahami. 5. Tombol Menu dan Ikon terdiri dari:

a. Berbagai pilihan menu dan ikon,

b. Berbagai simbol seperti tombol, ikon, dan menu untuk bantuan, selesai, keluar, maju, mundur dari layar atau berpindah ke materi yang lain dan berhenti sementara.

6. Desain Interface terdiri dari:

a. Transisi antar layar sudah tepat,

b. Program memerlukan sedikit kegiatan

mengetik.

b. Kualitas Teknis (Technical Quality) terdiri dari: 1. Pengoperasian Program, terdiri dari:

a) Program dapat dimulai dengan mudah,

b) Program dapat berjalan dengan baik dalam kondisi normal.

2. Respon Pengguna, sebagai berikut:

a) Pengguna dapat mengoperasikan

program secara mandiri.

b) Pengguna harus senang menggunakan program.

c) Pengguna tidak merasa jenuh

menggunakan program14

3. Keamanan Program, terdiri dari:

a) Program yang tidak dapat diubah oleh pemakai yang tidak bertanggungjawab; b) Program yang tidak dapat terhapus jika

ada kesalahan dari pemakai.

4. Penanganan kesalahan

Program terbebas dari kesalahan yang dapat mengakibatkan berhentinya program. 5. Fasilitas Program

Terdapat fasilitas program untuk bantuan.

Sebuah sistem informasi yang baik dan berkualitas tinggi harus dapat memenuhi kebutuhan penggunanya (users), mudah penggunaannya, bekerja dengan efektif dan efisien, serta murah dalam perawatan dan pengembangannya.

2.3. Teori Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan yang benar benar mereka terima.

Menurut Lewis & Boom dalam Tjiptono & Chandra (2005), kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono (2004), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian ats tingkat keunggulan tersebut memenuhi keinginan pelanggan

Berdasarkan pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa ada faktor utama yang

mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: Jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan/persepsikan. Apabila suatu pelayanan dirasa sesuai dengan jasa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan dipersepsikan baik atau positif. Jika jasa yang dipersepsikan melebihi jasa yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal.

Demikian juga sebaliknya, bila jasa yang

dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan negative atau buruk. Baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Untuk mempermudah penilaian dan

(4)

(Service Quality). Servqual ini merupakan skala multi item yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas kualitas layanan yang meliputi lima dimensi (Zeithami, 2004), yakni:

1. Tangibles (bukti langsung), yaitu

kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti

nyata dari pelayanan yang diberikan

perusahaan.

2. Reliablitiy (kehandalan), yaitu kemampuan

untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti tepat waktu,

pelayanan yang sama untuk semua

pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi.

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu

kemampuan perpustakaan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada mahasiswa dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan mahasiswa menunggu tanpa adanya suatu

4. Assurance (Jaminan/Kepastian)

Jaminan ini mencakup keamanan, kesopanan dan keramahan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pustakawan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan serta pengetahuan

dan kemampuan pustakawan dalam

melakukan tugas. Tingkat pengetahuan pustakawan dan kemampuan mereka akan

menunjukan tingkat kepercayaan bagi

pengguna. Sikap ramah, sopan, dan

bersahabat menunjukan adanya perhatian pada pengguna.

5. Empathy

Sikap ini ditujukan untuk memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada pengguna dan berupaya untuk memahami keinginan atau kebutuhan pengguna.

Dengan demikian, dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konsep kualitas layanan perpustakaan dapat didefinisikan sebagai standar proses yang harus dilaksanakan dalam suatu kegiatan layanan perpustakaan guna memenuhi harapan atau tuntutan pengguna/pemustaka.

3. Metodologi Pengembangan Materi Analisis Sistem yang ada saat ini

Tahap 1 : Pengambilan data lapangan

Rencana kegiatan adalah melakukan observasi di perpustakaan dan interview terhadap pustakawan maupun dosen, mahasiswa pengguna perpustakaan.

Tahap 2 : Pengolahan data dan Analisis

Data yang diperoleh akan dianalisis

menggunakan korelasi product

moment dengan tingkat error 5%.

Analisis sistem meliputi

mengidentifikasikan dan

mengevaluasi permasalahan,

kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Berdasarkan data analisis tersebut

maka diketahui bentuk

permasalahannya serta rancangan

sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan.

Tahap 3 : Perancangan sistem informasi

perpustakaan berbasis web

Menentukan rancangan sistem

informasi perpustakaan berbasis web Rencana kegiatan pada tahap ini adalah:

1. Perancangan proses

Perancangan proses dilakukan dengan Diagram kontex seperti pada gambar 1

Gambar 1 : Diagram Konteks 1. Perancangan flowchat

Perancangan flowchart merupakan langkah

prosedur penyelesaian masalah yang

diekspresikan dengan simbol grafis yang baku dan lebih mudah digunakan, sehingga terhindar dari timbulnya kesalahan interpretasi bagi pengguna.

2. Perancangan menu

(5)

Gambar 2 : Rancangan Menu Utama Dari menu login staff/admin terdapat sub-sub menu, setelah admin/staff melakukan login, seperti pada gambar 3 :

Gambar 3 :. Sub menu untuk login administrator

4. Perancangan interface

Perancangan interface merupakan tahapan untuk membangun bentuk muka pemakai dengan sistem dalam menjalankan aplikasi, sehingga pengguna

mudah menggunakannya. Perancangan interface

ini meliputi perancangan input dan output yang diperlukan untuk menentukan bentuk masukan dan bentuk keluaran sistem.

5. Perancangan database

Perancangan database adalah perancangan

terhadap struktur data yang diperlukan untuk menunjang pengolahan data dan ketersediaan informasi bila sewaktu waktu diperlukan.

Tahap 4: Pembangunan program sistem

informasi yang sesuai dengan rancangan tampilan input dan output dan berdasarkan rancangan data base yang sesuai dengan

kebutuhan perpustakaaaan

Politeknik Santo Thomas Medan.

Analisis sistem yang di kembangkan

Dengan terbentuknya software Sistem Informasi Perpustakaan Politeknik Santo Thomas Medan

dalamjaringan localhost akan dilingkan ke halaman web politeknik santo Thomas medan . Pada tahap penelitian kedua akan dapat di implementasikan dengan terlebih dahulu melatih pegawai perpustakaan

dalam penggunaan program yang dibangun

dankemudian menguji cobakan dan

mensosialisasikan kepada pengguna perpustakaan.

4. KESIMPULAN

Pelayanan perpustakaan yang manual kurang efesien dalam pelayanan baik dari pengaksesan data maupun informasi masih lambat dan kurang akurat. Dengan adanya Sitem Informasi Perpustakaan berbasis web akan dapat memberikan informasi yang akurat dengan waktu yang cepat dan dapat diakses tanpa dibatasi ruang dan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arif, Ikhwan. 2003. “Konsep Perencanaan

dalam Automasi Perpustakaan. Makalah

Seminar dan Workshop Sehari. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang

[2] Aziz, Muhammad dan Slamet Pujiono. 2006.

Sistem Informasi GeografisBerbasis Dekstop

dan Web. Yogyakarta. Gava Media

[3] Kadek Surya Mahedy. 2010. Pemanfaatan

Sistem Informasi Layanan Perpustakaan

Berbasis Teknologi untuk Meningkatkan

Kualitas Layanan Perpustakaan. Jurnal Ilmiah.

[4] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem

Informasi. Yogyakarta: Andi

[5] Santoso, Purbayu Budi. 2005. Analisis Statistik

dengan Microsoft Excel dan SPSS,

Yogyakarta. Penerbit Andi.

[6] Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008.

Teknologi Informasi Perpustakaan. Stategi

Perancangan Perpustakaan Digital.

Yogyakarta.Kanisius

[7] Sutriono. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi

Penelitian. Yogyakarta. Penerbit Andi.

[8] Umar Husein. 2005. Metode Penelitian untuk

Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. PT

Radjagrafindo Persada.

[9] Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005.

Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta.

Penerbit Andi.

[10] Yanuar. 2010, Analisis pengaruh penerapan

sistem informasi perpustakaan terhadap

layanan kualitas di perpustakaan Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Gambar

Gambar 1 : Diagram Konteks
Gambar 2 :  Rancangan Menu Utama

Referensi

Dokumen terkait

• Aktiva, pendapatan, dan biaya terkendalikan, yang secara signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.. • Aktiva terkendalikan merupakan aktiva yang

Selanjutnya, penggunaan gaya pembelajaran kinestetik pada tahap sederhana seperti yang ditunjukkan dalam jadual 10 menunjukkan pelajar PPIA ‘selalu ucapkan, “saya

Memperhatikan kondisi tersebut dengan berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah kawasan hutan lindung Kota Ternate maka diperlukan upaya penelitian ilmiah yang

Berdasarkan paparan di atas penulis melakukan penelitian ini, untuk mengetahui angka kejadian keterlambatan bicara disertai gangguan pendengaran pada anak yang

Adapun kesimpulan dari Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh pengabdi STIKES Widyagama Husada dengan Mitra (BPM Soemidjah Kota Malang) adalah sebagai berikut:

Bagaimana penerapan strategi planted questions (pertanyaan rekayasa) dalam meningkatkan keberanian siswa bertanya pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) di MI

5) Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Eksperimen ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari peningkatan clockspeed yang didapat setelah dilakuakan Overclock terhadapap kinerja sistem, Pada sistem komputer yang