• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ALAT PENUANG POLYPROPYLENE D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN ALAT PENUANG POLYPROPYLENE D"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT PENUANG POLYPROPYLENE DAN

POLYETHYLENE YANG ERGONOMIS KE MESIN INJECTION

MOULDING DI PT. RAJAWALI PLASTICK

Hadi Santosa dan Julius Mulyono

Jurusan Teknik Industri – Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Kampus Kalijudan – Jl. Kalijudan 37 Telp/Fax : (031) 3891264 / 3891267 Surabaya 60114

Email : seeyong@mail.wima.ac.id; juliusnyamulyono@yahoo.com

Abstrak

PT. Rajawali Plastick merupakan perusahaan yang bergerak di industri plastik. Salah satu aktivitas pada departemen produksi adalah penuangan biji plastik (polypropylene dan polyethylene). Selama ini, aktivitas tersebut dilakukan secara manual. Biji plastik yang dituang seberat sekitar 30 kg pada mesin injeksi yang suhunya sekitar 200 oC. Hal ini menuntut pekerja agar sangat berhati-hati. Kondisi tersebut menjadi salah satu

perhatian utama karena berkaitan dengan keselamatan kerja. Upaya yang dilakukan adalah perancangan alat bantu penuang biji plastik, agar aktivitas penuangan dapat dilakukan lebih mudah, aman dan efektif. Langkah awal yang dilakukan adalah pengumpulan data, antara lain berupa kuesioner dan pengukuran anthropometri. Perancangan produk dilakukan sampai dalam bentuk miniatur.

Kata kunci : Mesin Injeksi; Keselamatan Kerja; Alat Angkut; Ergonomis; Anthropometri

1. Pendahuluan

PT. Rajawali Plastick memproduksi 10 macam produk, yaitu Baki, Gayung, Hanger, Lengser Bulat, Piring, Rantang, Tempat Sendok, Timba, Wakul dan Waskom. Penelitian dikhususkan pada departemen bagian produksi dan pengemasan. Pada departemen bagian pengemasan terdapat 8 pekerja. Satu pekerja bagian pengemasan membantu satu operator pada bagian produksi untuk mengangkut dan menuangkan bahan baku dan mengisi oli pada mesin injeksi.

Berdasarkan wawancara pada pekerja di PT. Rajawali Plastick, pekerja bagian packing merasa kurang puas karena perusahaan tidak memberikan alat bantu yang ergonomis untuk mengangkut dan menuangkan bahan baku. Tidak adanya alat bantu yang ergonomis menyebabkan pekerja mengalami kesakitan saat pertama kali mengangkat bahan baku dan memindahkan ke bahu karena bahan baku yang diangkat berat. Pekerja juga mengalami kelelahan karena langsung mengangkut satu karung yang berisi bahan baku biji plastik seberat 30 kg dengan jarak 25,3 m dari gudang ke mesin injection. Pekerja juga mengalami kesulitan karena bahan baku biji plastik harus dituangkan ke hopper (tempat pengisian bahan baku) dengan tinggi 2 m. Pekerja merasa nyawanya terancam karena tempat pekerja berdiri saat menuangkan bahan baku licin dan takut terpeleset sedangkan di sebelah kiri saat pekerja menuangkan bahan baku terdapat screw (tempat mencairkan bahan baku) yang suhunya rata – rata 2000C jika pekerja terjatuh di screw maka nyawa pekerja dapat melayang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan dari hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dan para pekerja maka perlu adanya pembuatan alat bantu kerja yang ergonomis agar dapat meminimumkan tingkat kelelahan dan meningkatkan keselamatan kerja pada pekerja bagian pengemasan dalam melakukan aktifitas menuangkan bahan baku ke mesin injection moulding.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Identifikasi Kebutuhan Pekerja

Identifikasi kebutuhan pekerja merupakan bagian penting dari fase pengembangan produk. Daftar kebutuhan pekerja digunakan untuk menetapkan spesifikasi produk, membuat konsep produk dan menyeleksi konsep produk untuk pengembangan selanjutnya [2].

2.2. Spesifikasi Produk

(2)

2.3. Penyusunan Konsep

Setelah mengidentifikasi serangkaian kebutuhan pelanggan dan menetapkan target spesifikasi produk serta pada akhirnya tercipta beberapa konsep produk sebagai pilihan akhir, maka dilakukanlah proses penyusunan konsep. Pendekatan terstruktur pada penyusunan konsep akan mengurangi kemungkinan kesalahan/masalah yang merugikan [2].

2.4. Penyeleksian Konsep

Penyeleksian konsep merupakan proses menilai konsep dengan pertimbangan kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan atau pengembangan lebih lanjut.

Beberapa metode yang digunakan untuk memilih sebuah konsep adalah : keputusan eksternal, produk juara, intuisi, multivoting, pro dan kontra, prototipe dan pengujian, matriks keputusan [2].

2.5. Pengujian Konsep

Konsep ini digunakan untuk meyakinkan bahwa kebutuhan pekerja telah terpenuhi. Konsep yang terpilih akan dikomunikasikan dalam bentuk prototipe [2].

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:

1. Langkah pertama dilakukan wawancara dengan pekerja bagian pengemasan. Di dalam wawancara ini dapat diketahui kebutuhan dari para pekerja.

2. Setelah mengetahui kondisi awal, langkah yang diambil selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat ditemukan masalah yang sedang dihadapi.

3. Pada langkah selanjutnya dilakukan studi pustaka dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan untuk memecahkan masalah yang terjadi, seperti Teori Ergonomi, Mekanika Teknik, Teori Perencanaan dan Pengembangan Produk.

4. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara.

5. Dengan data-data yang telah diperoleh dan landasan teori yang digunakan maka langkah selanjutnya adalah membuat rancangan alat penuang polypropylene dan polyethylene yang ergonomis sehingga sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

6. Setelah menentukan dimensi, perhitungan yang diperlukan dan mendesain alat bantu kerja yang baru maka pada tahap ini dilakukan pembuatan alat bantu kerja berupa prototipe.

7. Langkah selanjutnya adalah menguji konsep yang telah terpilih dengan melihat respon pekerja. Konsep yang terpilih akan dikomunikasikan dalam bentuk prototipe.

8. Pada tahap selanjutnya dianalisis besar energi yang dikeluarkan pekerja bagian pengemasan jikalau menggunakan alat bantu yang telah dirancang dan dibandingkan dengan besar energi yang dikeluarkan pekerja sebelum menggunakan alat bantu. Setelah itu dianalisa berapa besar penghematan yang diterima perusahaan jika menggunakan alat bantu yang telah dirancang.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambar 1

(3)

Gambar 2

Pekerja mengalami kelelahan waktu mengangkut bahan baku dari gudang sampai mesin injeksi

Gambar 3

Pekerja dapat mengalami kecelakaan saat menuangkan bahan baku

Pada Gambar 1 dan 2 terlihat pekerja mengalami kesulitan dan kelelahan mulai dari mengangkut bahan baku, membawanya sampai menuangkannya ke mesin injeksi. Pada Gambar 3 terlihat tempat pekerja berdiri saat menuangkan bahan baku licin sedangkan di sebelah kiri terdapat screw (tempat mencairkan bahan baku) yang suhunya rata – rata 2000C jika pekerja terjatuh di screw maka nyawa pekerja dapat melayang.

(4)

Concept Classification Tree Untuk Alat Bantu Tabel 1

(5)

ISSN : 2085-4218 MAKALAH SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI

“ Pemanfaatan Energi Alternatif Dan Proses Transformasi Di Industri” Malang, 24 Oktober 2009

Pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsep A diberi nilai 0 untuk semua kriteria karena konsep A dijadikan sebagai referensi atau acuan untuk membandingkan dengan konsep yang lainnya.

2. Konsep B memperoleh nilai (+) pada kriteria kenyamanan karena ketinggian alat bantu pada konsep B dapat diatur sehingga dapat masuk pintu gudang dan nilai (+) pada kriteria mempermudah pekerjaan karena pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku.

3. Konsep C diberi nilai (+) untuk kriteria kenyamanan karena ketinggian alat bantu pada konsep C dapat diatur sehingga dapat masuk pintu gudang dan nilai (+) untuk kriteria mempermudah pekerjaan karena pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku. Nilai (-) untuk kriteria tahan lama karena pada konsep C alat bantu menggunakan listrik, jadi umur dari alat ini tidak terlalu panjang.

4. Konsep D memperoleh nilai (+) pada kriteria kenyamanan karena ketinggian alat bantu pada konsep D dapat diatur sehingga dapat masuk pintu gudang dan nilai (+) pada kriteria mempermudah pekerjaan karena pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku.

5. Konsep E diberi nilai (+) untuk kriteria kenyamanan karena ketinggian alat bantu pada konsep E dapat diatur sehingga dapat masuk pintu gudang dan nilai (+) untuk kriteria mempermudah pekerjaan karena pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku. Nilai (-) untuk kriteria tahan lama karena pada konsep C alat bantu menggunakan listrik, jadi umur dari alat ini tidak terlalu panjang.

Tabel 2.

Penilaian Konsepuntuk Alat Bantu

Pada tabel 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsep B untuk kriteria kuat baik karena dengan menggunakan roda gigi akan kuat menahan batang gigi akan tetapi harus ada pengunci supaya tidak melorot. Kriteria kenyamanan baik karena desain pada konsep B sesuai dengan ukuran tubuh pekerja. Untuk mmpermudah pekerjaan cukup karena pada konsep B pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku dan frekuensi pengambilan bahan baku dapat dikurangi. Untuk tahan lama baik karena pada konsep B tidak memakai listrik. Mudah untuk digunakan cukup karena pada konsep B tidak banyak komponen dan tidak perlu pelatihan untuk menggunakannya. 2. Pada konsep D yang berbeda dengan konsep B adalah kriteria kuat dan kenyamanan. Untuk kriteria kuat

sangat baik karena pada konsep D saat alat diputar ke atas tidak perlu menggunakan pengunci tetap kuat menahan beban. Untuk kriteria kenyamanan buruk karena saat alat tersebut diputar ke atas maka pekerja harus membungkuk dan memutar dengan arah horisontal.

(6)

Gambar 5

Rancangan alat bantu kerja yang baru

Tabel 3

Hasil respon untuk rancangan alat bantu yang baru

Dari hasil wawancara pada tabel 3, rancangan ini akan diteruskan sebab pekerja sangat antusias terhadap rancangan alat bantu yang baru. Pekerja senang dengan rancangan tersebut karena dengan alat tersebut keselamatan kerja pekerja terjamin karena saat menuangkan bahan baku pekerja tidak perlu naik ke atas dan takut terjatuh di screw dan kelelahan pekerja dapat dikurangi karena tidak perlu memikul beban.

5. Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat penuang polypropylene dan polyethylene yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(7)

a. Alat bantu yang dirancang dapat mengangkut bahan baku seberat 30 kg.

b. Ketinggian alat bantu dapat diatur sehingga alat bantu dapat masuk pintu gudang. c. Ukuran alat bantu yang dirancang sesuai dengan dimensi tubuh pekerja

d. Pekerja tidak perlu naik ke atas untuk menuangkan bahan baku karena ada pembuka manual dari bawah untuk menuangkan bahan baku ke mesin injeksi.

e. Alat bantu yang dirancang tahan lama karena tidak menggunakan listrik. f. Tidak diperlukan pelatihan khusus untuk menggunakan alat bantu yang tersebut.

2) Alat bantu yang telah dirancang dapat mengurangi tingkat kelelahan pekerja terlihat dari besar energi yang turun dengan menggunakan alat bantu.

3) Alat bantu tersebut juga meningkatkan keselamatan kerja pekerja karena saat menuangkan bahan baku pekerja tidak perlu naik ke atas dan takut terjatuh ke screw. Dengan alat ini saat menuangkan bahan baku pekerja di bawah karena ada pembuka manual dari bawah.

4) Jika perusahaan menggunakan alat bantu tersebut perusahaan akan menghemat biaya upah karyawan sebesar Rp.20.000,-/shift. Untuk pengembalian modal investasi diperlukan waktu 8 bulan.

5) Delapan pekerja merasa puas terhadap alat bantu yang telah dirancang.

Daftar Pustaka

Beer F.P., Johnston E.R., ”Mekanika Untuk Insinyur Statika”, Cetakan Keempat , PT. Gelora Aksara Pratama, 1996.

Ir. I Nyoman Pujawan; “Ekonomi teknik”;1995.

Mak S., dkk., ”Machine Elements”, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Niernann G., dkk., ”Elemen Mesin”, Cetakan Keempat , PT. Gelora Aksara Pratama, 1999.

Saito S., dkk., ”Pengetahuan Bahan Teknik”, PT Pradnya Paramita, 1992.

Sularso, Dasar ”Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”, Cetakan Kesepuluh , PT. Ikrar Mandiriabadi, 2002.

Suma’mur P., ”Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, Haji Masagung, Jakarta, 1989.

Sutalaksana, I. Z., dkk., ”Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja”, Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung, 1979.

Tarwaka, dkk., ”Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas”, Cetakan I., UNIBA Press, 2004.

Ulrich K.T., Eppinger, ”Perancangan dan Pengembangan Produk”, Irwin McGraw Hill, 2000.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Hubungan antara kepedulian orang tua dengan kreativitas anak dalam pembelajaran PAI sisw a kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegaron 01 Kecamatan Banyubiru

Mohon maaf apabila selama kerja, saya melakukan banyak kesalahan, baik disengaja atau tidak. Kalimas Kretek Group

Dalam menangani banjir ada banyak penelitian yang sudah dilakukan salah satunya oleh Riny Sulistyawati, dilakukan perancangan sistem deteksi banjir dengan sensor ultrasonik

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis berkeinginan melakukan terapi pada kasus Bell’s Palsy dengan modalitas infra red (IR) dapat meningkatkan sirkulasi

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan

Pada penelitian ini isolat berasal dari kondisi lingkungan dengan suhu diatas suhu pertumbuhan bakteri tersebut, yaitu proses penggumpalan dengan suhu 63-65 ° C dan proses

Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan tentunya tak menutup mata akan melihat bagaimana proses panjang yang akan dialami oleh ummat manusia dan

Adapun tujuan penelitian ini yaitu; untuk menjelaskan bahwa penggunaan Metode Dakwah Bi al-Lisan dalam proses Dakwah pada Majelis Ta’lim Nurun Nisa Kelurahan Gedong Air,