• Tidak ada hasil yang ditemukan

140406098 Sharfina Handiningtyas UTS Prosper 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "140406098 Sharfina Handiningtyas UTS Prosper 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROSES PERANCANGAN II

DISUSUN OLEH:

Sharfina Handiningtyas (140406098)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Wahyu Utami, S.T., M.T.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

1. Olah Desain Arsitektur Pusaka Menggunakan Lima Jenis Kata Kunci Desain

 Konflik

Konflik merupakan kendala-kendala yang terjadi dalam proses merancang.

 Rekonsiliasi

Dalam mendesain kita pasti memiliki beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah desain. Rekonsilasi merupakan penyatuan dari beberapa opsi tersebut agar menjadi sebuah kesatuan solusi yang harmonis dan dapat menyelesaikan masalah desain.

 Metode

Memilih cara merancang untuk melakukan proses desainnya. Setelah memilih metodenya barulah akan diketahui tahap-tahap apa saja yang harus dilalui berdasarkan teori metode yang dipilih.

 Lompatan Kreatif

Ketika telah menentukan konsep dan solusi desain, tentu saja sebuah ide baru dapat muncul tiba-tiba akibat kemampuan kreatifitas, pengalaman, latar belakang desainer, dan sebagainya. Ide baru itu pun akan dicocokkan kembali dengan konsep sebelumnya sehingga memunculkan solusi baru lainnya.

Novelty and Originality

Setelah mendapatkan konsep yang konkrit dan terbaik, maka proses desain akan selesai. Ide-ide desain tersebut haruslah memiliki ciri khas sendiri agar dapat dengan mudah dikenal, dipelajari oleh orang-orang, dan menjadi simbol di suatu tempat.

Contoh Kasus Olah Desain Arsitektur Pusaka:

Gambar 1. Eksisting Bangunan Eks. RS Tembakau Deli

(3)

 Konflik:

Gambar 2. Fisik Asli Bangunan Eks. RS Tembakau Deli

Rumah Sakit Tembakau Deli awalnya bernama Rumah Sakit Deli Maatschappij. Rumah sakit ini mulai dibangun saat zaman penjajahan Belanda yaitu tahun 1870 dan merupakan rumah sakit pertama di kota Medan, untuk itu bangunan ini memiliki nilai sejarah yang sangat kental. Namun sayangnya rumah sakit ini di tutup tahun 2016 lalu dan sekarang tidak berfungsi sama sekali. Untuk itu dalam kasus kali ini saya ingin mengajukan redesain Bangunan Eks Rumah Sakit Tembakau Deli menjadi Museum Sejarah Rumah Sakit Tembakau Deli untuk membuka wawasan warga Medan mengenai asal-usul dunia perumahsakitan di kota ini. Setelah dianalisis lebih lanjut, dalam proses desainnya ditemukan beberapa masalah yaitu:

o Bangunan ini juga sudah mengalami perubahan fisik dari desain awalnya

o Halaman rumah sakit dipenuhi oleh kendaraan para pengunjung Kantor Samsat yang terletak di seberang rumah sakit

o Banyak sekat-sekat ruangan di dalam bangunan utama o Bagian inner court sangat tidak menarik visualnya

 Rekonsiliasi:

Setelah menganalisis konflik-konlik yang terdapat dalam proses analisa data, maka didapati kesimpulan bahwa rumah sakit ini memiliki masalah yaitu tidak dirawat dengan baik dan tidak digunakan dengan semestinya

 Metode

Dalam kasus ini, tentu saja metode merancang yang dipilih adalah glass box sebab bangunan yang akan di redesain merupakan barang nyata dan dapat dianalisis fisiknya. Adapun hasil analisa yang telah dilakukan yaitu:

Masalah Solusi

Karena bangunan akan dikembalikan ke bentuk aslinya maka akan sulit untuk mencari material bangunan

Mengkaji tentang material bangunan yang digunakan untuk bangunan kolonial lewat ahlinya sehingga diperoleh data-data bahan yang digunakan

Bangunan eksisting yang memiliki fisik berbeda dari desain pertama

(4)

Halaman rumah sakit yang tidak berfungsi dengan semestinya

Halaman diperindah dengan taman yang dapat diakses oleh pengunjung museum, sementara pada bagian samping kiri bangunan utama dibangun geudng parkir yang berguna untuk menampung pengunjung museum dan Samsat

Banyak sekat dalam bangunan utama Sekat-sekat ruangan tidak perlu dirobohkan, namun dimanfaatkan sebagai batas dari setiap sequence yang akan diciptakan di dalam. Dengan begitu pengunjung yang datang akan dibawa ke ruangan-ruangan yang berbeda dan merasakan sensasi yang berbeda juga lewat desainnya yang variatif

Kurangnya nilai visual inner court bangunan utama

Bagian inner court diisi oleh sculpture yang menggambarkan simbol dari museum ini

 Lompatan Kreatif

Setelah melakukan analisa dan menerapkannya dalam desain skematik, didapati beberapa ide-ide kreatif yang muncul ketika melakukan proses desain, yaitu:

o Menambah kesan kolonial dengan meletakkan interior-interior klasik ke dalam museum seperti meja, kursi, jam, lampu, dan sebagainya

o Pada bagian halaman rumah sakit, letakkan jalur pedestrian sehingga pengunjung bisa dengan bebas menikmati visual taman. Tanaman-tanaman khas Medan diletakkan di dalamnya agar menambah kesan lokal

o Setiap ruangan menampilkan suasana yang berbeda yaitu perbedaan waktu. Jadi, dari satu ruang ke ruangan yang lain pengunjung akan merasakan alur waktu yang berbeda-beda dimulai dari ruang yang didesain ala tahun 1870-an hingga ke jaman modern seperti sekarang ini.

o Sculpture merupakan patung abstrak yang terdiri dari lilitan-lilitan pita dengan bentuk yang menyerupai stetoskop. Materialnya yaitu besi sehingga menimbulkan kesan kontras dan dapat dengan mudah menarik perhatian pengunjung

Novelty and Originality

(5)

2. Model Berpikir dalam Proses Perancangan

Model berpikir dalam proses perancangan yang saya pilih yaitu Metode Lima Langkah (Tim McGinty). Proses ini meliputi: permulaan, persiapan, pengajuan usul, evaluasi, dan tindakan. Berikut merupakan penjelasannya:

 Permulaan:

Bagian ini merupakan analisa desain yang isinya meliputi penjabaran masalah dan pemikiran tentang solusinya. Dari sini lah kita dapat mengetahui kata kuncinya.

 Persiapan:

Bagian ini berisi pengumpulan informasi mengenai analisa yang sudah kita dapati sebelumnya sehingga selain solusi yang masih bersifat mentah kita juga dapat mengetahui akar-akar dari kata kunci yang ada.

 Perngajual Usul:

Di sini kita memasukkan aspek-aspek lain ke dalam analisa serta informasi tambahan yang telah kita peroleh. Aspek tersebut meliputi konteks sosial, ekonomi, fisik, program, tapak, teknologi, dan estetika. Setelah mempertimbangkan semua aspek tersebut, maka akan terbentuk pengembangan konsep. Dari perkembangan konsep inilah maka terbentuk gambar arsitektural yang mengubah hal yang tidak terihat (konsep) menjadi terlihat (fisik gambar).

 Evaluasi:

Merupakan penilaian ulang yang dilakukan terhadap gambar arsitektural yang masih kurang akan informasi seperti keterangan material, sistem struktur dan utilitas, detail sambungan konstruksi, dan sebagainya.

 Tindakan:

Gambar arsitektural yang masih kekurangan informasi dirombak lagi menjadi gambar yang sudah memiliki keterangan yang lengkap yaitu DED (Detail Engineering Drawing); RAB; dan spesifikasi sistem kerja lainnya, lalu diserahkan kepada pihak kontraktor untuk diwujudkan.

Contoh Desain yang Diterapkan Metode Lima Langkah:

(6)

Untuk kasus kali ini saya memilih tugas Perancangan Arsitektur 2 saya yaitu

Angin datang dari arah barat daya Membuat bukaan maksimal di arah utara dan selatan

Site terletak di pinggir Jl. Jamin Ginting yang sangat berisik

Meletakkan zona publik di area yang dekat dengan Jl. Jamin Ginting sementara zona privat pemilik di dekat Jl. Bunga Ester Site terletak di dekat perempatan Jl.

Jamin Ginting dan U-turn sehingga sirkulasi kendaraan padat di daerah itu

Meletakkan akses pejalan kaki di sisi Jl. Jamin Ginting sementara untuk akses kendaraan diletakkan di Jl. Bunga Ester Keramaian paling banyak terdapat di Jl.

Jamin Ginting daripada Jl. Bunga Ester

Fasad bangunan di sisi Jl. Jamin Ginting dimaksimalkan

 Persiapan:

Adapun kata kunci yang didapat serta pengembangannya adalah sebagai berikut:

o Area servis yang diletakkan di daerah barat: garasi, dapur, kamar PRT, dan kamar mandi.

o Pemasangan buffer panas: tritisan, vegetasi, dan kolam untuk

o Bukaan maksimal di arah utara dan selatan: Membuka bukaan maksimal di arah utara dan selatan: membuat ventilasi atap dan dinding untuk pertukaran udara yang baik

o Zona publik di sisi Jl. Jamin ginting: area salon yang meliputi resepsionis, lobby, ruang pekerja, tempat praktek salon, kamar mandi, ruang bilas o Zona private di sisi Jl. Bunga Ester: ruang untuk pemilik seperti ruang tamu,

ruang keluarga, kamar mandi, kamar, dapur, ruang makan, musholla

o Fasad bangunan di sisi Jl. Jamin Ginting dimaksimalkan: menerapkan tema industrial pada fasad bangunan. Adapun material yang digunakan adalah semen ekspos, bata ekspos, kayu, lantai parket, kusen UPVC hitam, dan atap minuer hitam

 Perngajual Usul:

(7)

dari bentuk rumah pada umumnya untuk bagian private, bentuk tabung untuk area salon karena menyesuaikannya dengan bentuk site, hingga bentuk persegi biasa yang kecil untuk servis karena tidak terlalu perlu banyak ruangan. Sementara untuk zoning sendiri hasilnya dipertimbangkan dari letak-letak usulan yang sudah tertera di penjelasan sebelumya

Gambar 4. Konsep Massa dan Zoning

 Evaluasi:

Di sini mulai dirancang dengan jelas keterangan pada gambar seperti peletakkan ruang yang lebih spesifik, batasan ruang, nama ruang, dimensi, warna, dan material.

(8)

 Tindakan:

Gambar arsitektural yang masih kekurangan informasi dirombak lagi menjadi gambar DED yang memiliki informasi serta spesifikasi yang lebih jelas. Terdapat dimensi yang lebih terukur, rencana struktur dan utilitas, detail sambungan, spesifikasi material yang lebih detail dan akurat, dan hal-hal lain yang sudah dipertimbangkan. Beberapa pertimbangan struktural dan utilitas ini juga berpengaruh pada denah dan tampak bangunan yang sedikit berubah dari gambar arsitekural yang sebelumnya.

(9)

3. Perbedaan Well-defined Problem dan Ill-defined Problem Beserta Contoh Kasusnya di Medan Well-definend problem merupakan permasalahan desain yang mudah untuk dipecahkan tanpa harus melewati proses yang panjang untuk mencapai solusinya dan masalah tersebut sudah pasti dapat terpecahkan dengan solusi yang direncanakan, sementara ill-defined problem merupakan permasalahan desain yang untuk mencapai solusinya harus melalui proses yang panjang dan rumit, dan kalau pemecahan masalahnya berhasil ditemukan maka sang pemberi solusi tidak yakin apakah solusinya itu dapat benar-benar memecahkan masalahnya atau tidak. Contoh:

Well-defined problem:

Ruangan kelas Vernakular atau 50B yang berada di Departemen Arsitektur USU dulunya dikenal dengan ruangan yang paling dihindari oleh mahasiswa untuk proses perkuliahan. Setelah beberapa kali mendiami ruangan ini, ditemukan beberapa masalah di ruangan ini yaitu

o Pencahayaan buatan yang tidak memenuhi standar karena hanya ada satu buah lampu

o Bukaan jendela hanya terdapat di satu sisi karena sisi yang lain dihalangi oleh ruangan Lab. Hidro milik Teknik Sipil, sehingga menyebabkan aliran udara alami tidak berjalan dengan baik

o Suramnya suasana di dalam ruangan

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, diterapkanlah beberapa solusi yaitu: o Tidak mungkin untuk menambah bukaan di sisi kanan ruangan ini karena di

sampingnya terdapat ruangan lain, maka diletakkanlah tiga buah AC untuk menimbulkan kenyamanan termal

o Penambahan pencahayaan buatan berupa lampu downlight sebanyak 8 buah yang disebar merata di semua titik

o Mengecat ulang ruangan dan menambahkan beberapa lukisan untuk memperindah visual ruangan sehingga ruangan tidak terlihat suram lagi

(10)

Ill-Defined Problem:

Seorang pengurus Masjid Perguruan di Jalan Puri, kecamatan Medan Maimun, meminta mahasiswa Arsitektur USU untuk membantu mereka dalam desain renovasi Masjid. Masjid Perguruan merupakan salah satu masjid tua di kota Medan yang tidak ingin dihilangkan ciri khasnya yaitu dinding keramik dan kubah hijaunya. Setelah berunding dengan masyarakat sekitar, adapun hal-hal yang diinginkan oleh mereka yaitu;

o Penaikan level lantai di lantai satu untuk menghindari banjir

o Penambahan void di lantai dua untuk mempebaiki sirkulasi udara dan akustik suara

o Penambahan jendela di lantai dua untuk menambah pencahayaan alami, pemindahan tangga

o Penambahan kamar mandi di lantai dua, penambahan ruang wudhu untuk wanita di lantai satu, dan penambahan gudang di lantai 2

Gambar 8. Foto Bangunan Esksisting Masjid Perguruan

(11)

Ketika mahasiswa akhirnya menemukan solusi dari permasalahan tersebut dan memberikan gambar desain kepada pihak Masjid, ternyata pihak Masjid kurang setuju dengan beberapa perubahan desain yang diberikan oleh mahasiswa karena tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Untuk itu mahasiswa pun akhirnya menggali kembali keinginan-keinginan warga sekitar untuk perubahan masjid dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti;

o Dimana spesifikasi letak ruangan-ruangan tambahan yang diminta o Perkiraan ukuran ruangan yang ingin ditambah atau dikurangkan

Gambar

Gambar 1. Eksisting Bangunan Eks. RS Tembakau Deli
Gambar 2. Fisik Asli Bangunan Eks. RS Tembakau Deli
Gambar 3. Site Eksisting
Gambar 4. Konsep Massa dan Zoning
+4

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI

bersabda: "Tahanlah untukmu sendiri sebagian dari harta-hartamu itu, sebab yang sedemikian itu adalah lebih baik." Saya menjawab: "Sebenarnya saya telah menahan

Pembuatan homepage Handphone ini merupakan suatu usaha untuk menyampaikan informasi mengenai adanya Handphone yang baru maupun yang lama dan ingin menyampaikan informasi ini

Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK), atau Peraturan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau kebiasaan yang telah

Penulis harap dengan adanya penulisan ilmiah tentang ikan hias air laut menggunakan hyper text markup language ini dapat membantu para pecinta ikan hias air laut untuk

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu menetapkan Keputusan Menteri tentang Jabatan-Jabatan Tertentu Yang Dilarang Diduduki Tenaga

Dalam menghitung komposisi gizi suatu makanan dengan menggunakan pemrograman visual basic 6.0 pengguna dapat dengan mudah menjalankan aplikasi ini, seperti tampilan yang secara

Agar   setiap   orang   dapat   mengetahuinya,   memerintahkan  pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota