• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakter Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika tanaman pisang adalah sebagai berikut, Kingdom : Plantae ;

Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

Famili : Musaceae ; Genus : Musa ; Spesies : Musa spp (Prihatman, 2000).

Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar

ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian bawah tanah.

Akar ini tumbuh menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedang akar yang

berada dibagian samping umbi batang tumbuh ke samping atau mendatar. Dalam

perkembangannya akar samping bisa mencapai 4-5 meter

(Satuhu dan Ahmad, 1999).

Batang pisang sesungguhnya terdapat didalam tanah, yaitu yang sering

disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon

tumbuh tunas anakan. Sementara pada bagian bawah bonggol terdapat perakaran

serabut yang lunak. Sedangkan batang yang terdapat diatas merupakan batang

semu yang sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan

banyak air (sukulenta) (Sunarjono, 2002).

Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset memanjang.

Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang

panjangnya antara 30-40 cm. Daun pisang mudah sekali robek atau terkoyak oleh

hembusan angin yang keras karena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang

menguatkan lembaran daun (Satuhu dan Ahmad, 1999).

Bunga pisang berupa tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari

primordia yang terbentuk pada bonggolnya. Perkembangan primordia bunga

(2)

semu tersebut. Bunga pisang terdiri dari beberapa lapisan yang disebut seludang

(bractea). Seludang umumnya berwarna merah tua. Diantara lapisan seludang

bunga terdapat bakal buah yang disebut sisiran tandan (Sunarjono, 2002).

Sesudah bunga keluar , akan terbentuk sisir pertama, kemudian

memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua, ketiga dan seterusnya. Jantungnya

perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi

(Satuhu dan Ahmad, 1999).

Syarat Tumbuh

Tanah

Topografi yang dikehendaki tanaman pisang berupa lahan datar dengan

kemiringan 8o. Lahan itu terletak di daerah tropis antara 16o LU-12o LS. Pisang

dapat dikebunkan didataran rendah hangat, namun pisang masih dapat

berkembang baik sampai pada ketinggian tempat 1.300 m dpl

(Redaksi trubus, 2004).

Tanaman pisang menghendaki tanah yang subur. Namun, ditanah kritis

pun masih dapat menghasilkan, meski hasilnya kurang memuaskan. Walau tidak

menyukai tanah kering, pisang juga tidak menghendaki air yang menggenang

terus-menerus. Jenis tanah yang disukai tanaman pisang adalah tanah liat yang

mengandung kapur atau tanah alluvial dengan pH antara 4,5-7,5. Karenanya,

tanaman pisang yang tumbuh ditanah berkapur sangat baik

(Satuhu dan Ahmad, 1999).

Iklim

Pertumbuhan optimal pisang dicapai didaerah bercurah hujan lebih dari

(3)

lebih dari 4-5 bulan , pisang masih bisa tumbuh baik asalkan air tanahnya

maksimal 150 cm dibawah permukaan tanah (Redaksi Trubus, 2004).

Suhu yang optimum bagi tanaman pisang adalah diantara 25oC-28oC dan

tiupan angin tidak melebihi 15km/jam. Tanaman pisang memerlukan air diantara

1500-2500 mm/tahun. Keperluan air ini adalah amat kritikal pada peringkat

berjantung (Ashikin dan Wahab, 2013).

Karakteristik dan Kekerabatan Pisang

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia

Tenggara termasuk Indonesia. Pisang termasuk dalam famili Musaceae, dan

terdiri atas berbagai varietas dengan penampilan warna, bentuk, dan ukuran yang

berbeda-beda. Varietas pisang yang diunggulkan antara lain : Pisang Ambon

Kuning, Pisang Ambon Lumut, Pisang Barangan, Pisang Badak, Pisang Raja

Besar, Pisang Kepok Kuning, Pisang Susu, Pisang Tanduk, dan Pisang Nangka.

Pisang yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Pisang yang buahnya enak dimakan (Musa paradisiaca L.)

2. Pisang yang hanya diambil sebagai serat (Musa textilis Noe) atau

sering disebut pisang manila).

3. Pisang liar yang hanya digunakan sebagai hiasan seperti pisangpisangan

(Heliconia indica Lamk) atau pisang lilin yang diambil lilinnya (Musa zebrina

Van Hautte).

(Departemen Pertanian, 2009)

Nilai energi pisang 136 kalori untuk setiap 100 gram, namun kandungan

protein dan lemak dalam pisang sangat rendah yaitu hanya 2,3 persen dan 1,3

(4)

kalsium dan zat besi. Kandungan vitamin dalam pisang adalah vitamin A, yaitu

sekitar 0,003-1,0 mg/100 gram pisang, B, B6, C; kandungan vitamin C pada

pisang meja (pisang yang siap dimakan tanpa diolah) adalah sekitar 10 mg/100

gram sedangkan pisang olahan sekitar 20-25 mg/100 g buah pisang juga

mengandung serotonin. Pisang juga mengandung asam-asam yaitu meliputi asam

malat, asam sitrat dan asam oksalat. Sewaktu pisang masih mentah asam organik

utamanya adalah asam oksalat, tetapi setelah tua dan matang asam organik yang

utama adalah asam malat. Sementara itu pH menurun dari 5,4 (mentah) menjadi

4,5 ketika pisang menjadi matang (Putri, 2012).

. Komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah pati pada

daging buahnya, dan akan diubah menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa pada saat

pisang matang (15-20 %). Ada empat jenis pisang yaitu pisang yang dimakan

buahnya tanpa dimasak. pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak, pisang

yang diambil seratnya, dan pisang berbiji. Berdasarkan cara komsumsinya buah

pisang dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu golongan : banana

(dikomsumsi langsung) seperti pisang ambon, pisang raja, pisang muli, dan

lain-lain, dan plaintain (dikomsumsi setelah dimasak terlebih dahulu), seperti pisang

kepok, pisang tandung, pisang janten (Musita, 2009).

Pisang termasuk buah klimaterik sehingga mengalami kematangan sendiri.

Kematangan pada pisang dapat dilihat pada perubahan warna kulit. Bersamaan

dengan perubahan warna yang terjadi maka sifat fisikokimia juga akan mengalami

perubahan baik itu mengalami penurunan maupun kenaikan.Perubahan warna

kulit dalam proses kematangan dapat dihubungkan dengan perubahan sifat kimia

(5)

Selain diploid, pisang-pisang yang dikonsumsi umumnya memiliki

kromosom triploid, sedangkan hasil persilangan adapula yang tetraploid.

Ketersediaan berbagai level ploidi pada genom yang sama dalam plasma nutfah

tanaman ini memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi peran poliploidi pada

fungsi-fungsi metabolik dasar dan produktivitas. Seperti diketahui pada

kebanyakan tanaman budidaya kenaikan set kromosom dapat meningkatkan

produktivitas. Hal yang sama juga terlihat pada pisang. Secara umum pisang

triploid mempunyai penampakan batang dan buah yang lebih besar dibandingkan

dengan pisang diploid (Megia, 2005).

Sebagian besar kultivar pisang yang ada sekarang berasal dari dua spesies

liar pisang, yaitu Musa paradisiaca (genom A) dan Musa balbisiana (genom B)

serta hasil persilangan dari kedua tanaman tersebut. Pisang ini banyak ditemukan

di daerah tropis, mulai dari India sampai Polinesia. Pusat diversitas pisang berada

di Asia Tenggara, yaitu di Indonesia. Walaupun demikian, masih sedikit informasi

tentang penyebaran geografis genus Musa (Australimusa, Callimusa, Eumusa,

Rhodochlamys dan Ingentimu-sa) (Sari dan Badruzsaufari, 2013).

Penyusunan Deskripsi

Berdasarkan SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011

yang menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter

kuantitatif dan kualitatif yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat

mencirikan suatu varietas. Mengingat bahwa karakter-karakter dalam deskripsi

varietas akan digunakan sebagai acuan dalam uji kebenaran varietas, tentunya

(6)

satu parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi adalah keunggulan suatu

varietas (Harahap,dkk., 2013).

Deskripsi karakter dari varietas harus diuraikan berdasarkan urutan bagian

tanaman sebagai berikut: Tanaman, Batang, Daun, Tandan bunga, Bunga, dan

bagiannya, Buah dan bagiannya, Biji, Sifat lainnya (seperti: ketahanan terhadap

hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman, kualitas, data DNA, dsb.). Untuk

karakter yang merupakan bagian tanaman agar diurut sebagai berikut: habitat,

tinggi, panjang, lebar, ukuran, bentuk, warna (dapat mengacu bagan warna yang

telah baku), dan lain-lain (Peraturan Menteri Pertanian, 2013).

Deskripsi varietas digunakan untuk memungkinkan identifikasi dan

pengenalan varietas yang dimaksud akurat dalam proses sertifikasi dan pemurnian

varietas dimasa yang akan datang.Penyusunan suatu deskripsi disesuaikan dengan

jenis tanamannya. Deskripsi dibuat secara tertulis dan dilengkapi dengan foto

berwarna dari varietas yang dimaksud (Direktorat Perbenihan, 2004).

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006

deskripsi varietas adalah penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman

sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal-usul atau

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi internal organisasi yang tidak berjalan dengan baik dapat menyebabkan pegawai tidak melakukan pekerjaannya secara maksimal dan hal ini dapat berpengaruh

(2) Besarnya Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan APBD Kota Payakumbuh. Pasal

(iv) Kementerian atau Jabatan hendaklah mempamerkan Kenyataan Tawaran Sebut Harga Pelupusan Aset Alih Kerajaan KEW.PA-24 di papan kenyataan awam Kementerian/ Jabatan

Bel atau lonceng sekolah adalah suatau perangkat atau alat komunikasi yang sering ditemukan di sekolah. Perangkat ini merupakan alat bantu untuk memberikan instruktsi

Orang-orang yang terpenuhi kebutuhan harga dirinya akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk.. berkembang terus

1) Pada masukan berupa tangga satuan ( step ), sistem suspensi aktif yang dirancang dapat menekan harga puncak menjadi 12,57 cm dari 15,71 cm dan waktu mantap